PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI REGULER DENPASAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2019 BALI
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN SATU JUDUL : KONSINYASI
I Putu Artha Satria Wibawa 1707532099/20
I Made Gilang Jhuniantara 1707532104/24
I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami 1707532111/30
Konsinyasi Konsinyasi (consignment) menurut Hadori Yunus – Harnanto adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan.
Karakteristik dan Keuntungan Penjualan Konsinyasi 1.
2.
3.
4.
Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak milik atas barangbarang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan. Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu.
ALASAN PENGAMAT UNTUK MENGADAKAN KONSINYASI
1) Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan,atau distributor. 2) Resiko-resiko tertentu dapat dihindari oleh pengamat. 3) Mungkin pengamat ingin mendapatkan penjualan khusus dalam perdagangan barang - barangnya. 4) Harga eceran barang-barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamat.
1) Komisioner dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk memasarkan barang - barang tersebut atau keharusan menjual dengan rugi. 2) Resiko rusaknya barang dan adanya fluktasi harga dapat dihindarkan. 3) Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang-barangkonsinyasi yang di titipkan oleh pengamat.
ALASAN KOMISIONER MENERIMA PERJANJIAN KONSINYASI
Hak-hak tentang Perjanjian Konsinyasi
Hak – Hak Komisioner
1. Komisioner berhak mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai dengan jumnlah yang diatur dalam perjanjian diantara dua pihak. 2. Dalam batasan-batasan tertentu biasanya kepada kuosioner diberikan hak untuk memberikan jaminan terhadap kualitas barang yang dijualnya. 3. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak memberikan syaratsyarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk barang-barang yang sejenis, mskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasn-pembatasn yang harus dinyatakan dalam perjanjian.
Kewajiban - Kewajiban tentang Perjanjian Konsinyasi 1.
Melindungi keamanan dan keselamatan barangbarang yang diterima dari pihak pengamat. 2. Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang-barang milik pengamat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian. 3. Mengelola secara terpisah baik dari segi phisik maupun administratip terhadap barang-barang milik pengamat, sehingga identitas barang-barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat. 4. Membuat laporan secara periodik tentang barang yang diterima, barang-barang yang berhasil dijual dan barang-barang yang masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.
Kewajiban – Kewajiban Komisioner
Prosedur Akuntansi Penjualan Konsinyasi untuk Pengamanat 1
Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Agar diakhir periode dapat diketahui berapa laba dan rugi dari kosinyasi
Metode Terpisah
Pendebitan
Pengkreditan
1. Harga pokok barang konsinyasi yang dikirim
1. Pengkreditan terhadap rekening barang konsinyasi adalah hasil penjualan
2. Biaya pengiriman barang-barang konsinyasi
barang konsinyasi.
3. Biaya yang berhubungan dengan barang 2. Apabila seluruh barang konsinyasi sudah terjual maka saldo rekening konsinyasi yang dibayar oleh komisioner akan
barang konsinyasi akan menunjukkan laba (apabila bersaldo kredit) atau
tetapi ditanggung oleh pengamanat.
rugi (apabila bersaldo debit).Apabila pada akhir periode masih terdapat barang konsinyasi yang belum terjual, sebaiknya disajikan di dalam neraca sebagai elemen persediaan dan disajikan secara terpisah dari
persediaan yang ada digudang (didisclosure).
a) Pengiriman ke komisioner Transaksi ini akan dicatat: Barang konsinyasi Persediaan
xxx xxx
b) Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi Transaksi ini akan dicatat: Barang konsinyasi xxx Kas xxx c) Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan mengetahui 3 hal, yaitu, penjualan barang konsinyasi, biaya yang berhubungan dengan konsinyasi, dan pembayaran yang akan diterima dari komisioner Transaksi ini akan dicatat: Piutang- komisioner xxx Barang konsinyasi xxx Barang konsinyasi xxx
d) Menerima pembayaran dari komisioner Transaksi ini akan dicatat: Kas xxx Piutang- komisioner
xxx
Prosedur Akuntansi Penjualan Konsinyasi untuk Pengamanat 2
Metode Tidak Terpisah
Di dalam metode laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan biaya yang reguler.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat di dalam metode ini hanya mencakup 3 transaksi, yaitu pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi, menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner, dan menerima pembayaran dari komisioner Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah: a) Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi Transaksi ini akan dicatat: Biaya transport xxx Kas xxx
C O N T O H S O A L…
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain: 1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ 2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan 3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC 4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan. Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991 adalah: 1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00 2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00 3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp. 200.000,00 4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai 5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC 6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu: Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00 Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00 Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00 Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Jurnal yang dibuat oleh PT ABC
• • • • •
•
Transaksi 1. Transaksi ini dicatat: Barang konsinyasi Rp. 30.000.000,00 Persediaan Rp. 30.000.000,00 Transaksi 2. Transaksi ini dicatat: Barang konsinyasi Rp. 500.000,00 Kas Rp. 500.000,00 Transaksi 3. Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC Transaksi 4. Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC Transaksi 5. Transaksi ini dicatat: Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00 Barang konsinyasi Rp. 7.200.000,00 Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00 Transaksi 6. Transaksi ini dicatat: Kas Rp. 42.300.000,00 Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00
b) Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan mengetahui 3 hal, yaitu: penjualan barang konsinyasi, biaya yang berhubungan dengan konsinyasi, dan pembayaran yang akan diterima dari komisioner. Transaksi ini akan dicatat: Piutang- komisioner xxx Biaya xxx Penjualan xxx • Apabila perusahaan menggunakan sistem perpetual pengamanat harus mencatat juga harga pokok penjualan.
c) Menerima pembayaran dari komisioner. Transaksi ini akan dicatat: Kas xxx Piutang- komisioner xxx
C O N T O H S O A L…
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain: 1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ 2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan 3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC 4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan. Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991 adalah: 1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00 2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00 3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp. 200.000,00 4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai 5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC 6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu: Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00 Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00 Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00 Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Jurnal yang dibuat oleh PT ABC • •
• • •
•
Transaksi 1. Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 2. Transaksi ini dicatat Biaya transport Rp. 500.000,00 Kas Rp. 500.000,00 Transaksi 3. Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC Transaksi 4. Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC Transaksi 5. Transaksi ini dicatat: Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00 Biaya Rp. 7.700.000,00 Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00 Harga pokok penjualan Rp. 30.000.000,00 Transaksi 6. Transaksi ini dicatat: Kas Rp. 42.300.000,00 Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00
Prosedur Akuntansi Penjualan Konsinyasi Untuk Komisioner 1
Metode Terpisah
Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Agar diakhir periode dapat diketahui berapa laba dan rugi dari kosinyasi
Pendebitan
Pengkreditan
Pendebitan terhadap rekening ini terdiri Mencakup 4 transaksi,yaitu: atas:
a.
Membayar biaya angkut
b.
Menjual barang komisi
•
Biaya perikatan
•
Jumlah yang harus dibayarkan kepada c.
Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada
pengamanat
pengamanat mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner.
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah: 1. Membayar biaya angkut / perakitan. Transaksi ini akan dicatat: Barang komisi xxx Kas xxx 2. Menjual barang komisi. Transaksi ini akan dicatat: Kas xxx Barang komisi xxx 3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat. Transaksi ini akan dicatat: Barang komisi xxx Utang pengamanat xxx 4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner. Transaksi ini akan dicatat: Utang pengamanat xxx Kas xxx • Saldo rekening “barang komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi. Pada akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “ikhtisar laba rugi”
C O N T O H S O A L…
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain: 1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ 2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan 3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC 4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan. Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991 adalah: 1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00 2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00 3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp. 200.000,00 4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai 5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC 6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu: Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00 Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00 Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00 Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Jurnal yang dibuat oleh PT ABC
• • •
•
•
•
Transaksi 1. Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 2. Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 3. Transaksi ini dicatat : Barang komisi Kas Transaksi 4. Transaksi ini dicatat: Kas Barang komisi Transaksi 5. Transaksi ini dicatat: Barang komisi Utang pengamanat Transaksi 6. Transaksi ini dicatat: Utang pengamanat Kas
Rp. 200.000,00 Rp. 200.000,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 42.300.000,00 Rp. 42.300.000,00
Rp. 42.300.000,00 Rp. 42.300.000,00
Prosedur Akuntansi Penjualan Konsinyasi Untuk Komisioner
2
Metode Tidak Terpisah Di dalam metode ini laba atau rugi dari kegiatan komisioner tidak dipisahkan dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang reguler.Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner di dalam metode ini hanya mencakup 3 transaksi, yaitu: membayar biaya angkut / perakitan, menjual barang komisi, dan mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah: 1. Membayar biaya angkut / perakitan. Transaksi ini akan dicatat: Utang pengamanat xxx Kas xxx 2. Menjual barang komisi Transaksi ini akan dicatat: Kas xxx Penjualan xxx 3. Mengirim pembayaran kepada pengamanat Transaksi ini akan dicatat: Utang pengamanat xxx Kas xxx
C O N T O H S O A L…
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain: 1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ 2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan 3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC 4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan. Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991 adalah: 1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00 2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00 3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp. 200.000,00 4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai 5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC 6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu: Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00 Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00 Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00 Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Jurnal yang dibuat oleh Toko XYZ
• • •
•
• •
Transaksi 1. Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 2. Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 3. Transaksi ini dicatat Utang pengamanat Rp. 200.000,00 Kas Transaksi 4. Transaksi ini dicatat: Kas Rp. 50.000.000,00 Penjualan dan Harga pokok penjualan Rp. 42.500.000,00 Utang pengamanat Transaksi 5. Transaksi ini tidak dicatat Transaksi 6. Transaksi ini dicatat: Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00 Kas
Rp. 200.000,00
Rp. 50.000.000,00
Rp. 42.500.000,00
Rp. 42.300.000,00
Masalah Uang Muka dalam Penjualan Konsinyasi
Perjanjian konsinyasi bisa disertai dengan persyaratan adanya uang muka yang harus dibayar komisioner. Uang muka tersebut berfungsi sebagai jaminan atau dapat juga berfungsi sebagai tanda kesanggupan komisioner untuk menjualkan barang milik pengemanat. Apabila hal ini terjadi maka komisioner pada awal transaksi terlebih dahulu harus membayar sejumlah uang yang besarnya ditentukan dalam perjanjian pada komisioner. Jurnal yang harus dibuat oleh komisioner pada saat menyerahkan uang muka adalah :
Uang muka konsinyasi Kas
Rp xxx Rp xxx
Uang muka yang disetorkan kepada pengamanat tersebut,pada akhir periode konsinyasi dapat dimintan kembali oleh komisioner atau langsung dikurangkan pada uang hasil penjualan konsinyasi sebelum disetorkan kepada pengamanat. Jumlah uang muka diserahkan tersebut,tidak boleh dimasukan dalam rekening konsinyasi masuk sebelah debit, sebab uang muka tersebut merupakan transaksi diluar barang konsinyasi dan bersifat sebagai pengikat atau jaminan. Dalam laporan keuangan komisioner,uang muka konsinyasi tersebut disajikan dalam neraca sebagai piutang sampai penyelesaian transaksi konsinyasi tersebut berakhir.
Masalah Barang Konsinyasi yang Belum Laku Terjual Sampai Akhir Periode Akuntansi
Barang konsinyasi milik si pengamanat yang dititipkan kepada komisioner, ada kalanya tidak habis terjual atau dengan kata lain komisioner belum mampu menjual seluruhnya sampai akhir periode akuntansi. Apabila terjadi hal demikian, maka pengamanat sebagai pemilik barang konsinyasi tersebut harus mengadakan pencatatan atau penyesuaian terhadap catatan barang dagangannya. Jika tidak dilakukan penyesuaian maka laporan keuangan pengamanat tidak mencerminkan keadaan nilai barang danggangan yang sebenarnya. Bagi pihak komisioner adanya barang konsinyasi yang belum terjual tidak mempengaruhi catatan barang dagangannya, sebab barang konsinyasi tersebut memang bukan barang dagangan milik nya sehingga dalam hal ini komisioner tidak perlu mengadakan jurnal penyesuaian.
Barang Konsinyasi Yang Belum Terjual Pada Akhir Periode Untuk Pengamanat
Apabila terdapat barang konsinyasi yang belum terjual pada akhir periode akuntansi maka perlu adanya penyesuaian terhadap barnag-barang yang dititipkan kepada komisioner. Secara fisik barang tersebut pada akhir periode telah menyerap biaya-biaya untuk pengelolaan barang tersebut. Untuk barang konsinyasi yang telah terjual semuanya tidak ada masalah terhadap biaya-biaya yang telah dikeluarkan karena langsung dapat dibebankan atau diperhitungkan pada saat penyelesain pembayaran. Tetapi untuk barang konsinyasi yang belum terjual, maka perlu diadaakna penyesuaiam demgan cara memperhitungkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan baik yang melekat barang yang telah dijual maupun yang belum terjual. Penyesuaian terhadap biayabiaya ini sangat penting dalam penentuan laba-rugi periodic. Apabila telah dapat dipisahkan biaya-biaya yang melekat pada masing-masing barang konsinyasi, maka perlakuan biayanya adalah sebagai berikut : a) Untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang telah terjual, maka biaya tersebut diperlakukan sebagai “biaya operasi” pada periode penjualan. b) Untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang belum terjual maka biaya tersebut diperlakuakan dan dicatat sebagai “persekot biaya” atau “biaya yang ditangguhkan pembebanannya”.
Berikut ini adalah contoh apabila barang konsinyasi tidak semuanya laku terjual. Toko elektronik ”CC” di Surabaya pada tanggal 15 Maret 2006 menitipkan 5 buah kulkas dan 10 buah Tape Compo ke toko elektronik ”DD” di Malang untuk dijualkan. Harga pokok Kulkas Rp4.000.000,00/buah sedangkan Tape Compo berharga pokok Rp2.000.000,00/buah. Komisi penjualan sesuai kesepakatan sebesar 10% dan barang konsinyasi dijual dengan harga masing-masing Rp5.000.000,00 untuk kulkas dan Rp2.500.000,00 untuk Tape Compo. Jurnal yang dibuat komisioner (Toko ”DD”) dan Pengamanat (Toko ”CC”) adalah sebagai berikut: