Bahan bakar nuklir (Nuclear Fuel) menghasilkan energi yang lebih bersih dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir salah satunya adalah Uranium. So, gimana proses pembuatan bahan bakar nuklir?, Let’s check the caption.
Caption: Nuklir? Uranium? Mendengar kedua kata tersebut, kebanyakan orang pasti langsung mengingat peristiwa Bom Atom yang di jatuhkan di Wilayah Jepang, tepatnya Nagasaki dan Hiroshiama. Yep, karena kejadian tersebut sangat menggentarkan dunia saat terjadi nya perang dunia ke-2. Bayangkan saja, hanya dengan 1 Bom, mampu menghancurkan 1 kota dalam sekejap dengan merenggut korban hingga ratusan ribu jiwa. Namun, pemanfaatan uranium sebenarnya dapat berdampak sangat baik bagi kehidupan manusia, salah satunya dijadikan sebagai bahan bakar nuklir untuk mengatasi krisis energi yang kapan saja bisa terjadi. Bahan bakar nuklir ini nantinya akan digunakan untuk menjalankan reaktor nuklir, yang selanjutnya diproses lebih lanjut sehingga dapat menjadi pembangkit listrik. Beberapa proses untuk membuat bahan bakar nuklir menggunakan bahan uranium terbagi menjadi 4 proses utama yaitu penambangan uranium dari alam (Minning and Milling), pemurnian dan konversi Uranium Alam menjadi serbuk uranium dioksida dan gas uranium hexafluoride (Conversion), pengayaan isotop uranium-235 (Enrichment) dan fabrikasi bahan bakar (Fuel Fabrication), yaitu membuat pelet bahan bakar berbentuk silinder berisi uranium yang terlah diperkaya isotop Uranium-235. Pelet bahan bakar tersebut selanjutnya dimasukan kedalam selongsong atau tabung dari bahan logam, yang digunakan dalam reaktor nuklir (Sumber: https://www.nei.org)