TUGAS ADMINISTRASI & MANAJEMEN KESEHATAN ‘’ MANAJEMEN TEMPAT – TEMPAT UMUM STASIUN BESAR MANGGARAI JAKARTA SELATAN’’
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Andi Muhammad F Dwi Wulandari Lesdy Dahlia Luthfia Andayani Nur Indah
Raisa Nuri Fartina Resa Mailina Rosindah Milawati Vini Rahmawati
TINGKAT 3 DIV
POLITEKNIK KEMENKES JAKARTA II KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN AJARAN 2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih sejahtera, baik lahir maupun batin. Dengan demikian faktor kesehatan menjadi prioritas dalam kehidupan sehari – hari. Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan adalah transportasi. Transportasi memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, karena transportasi merupakan alat angkut yang digunakan manusia untuk bepergian. Transportasi memiliki peranan signifikan dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, politik dan pertahanan keamanan. Oleh karena itu semua kegiatan seperti perdagangan, perindustrian dan pertanian akan sangat tergantung pada lancar tidaknya transportasi. Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal kegiatan angkutan dimulai ketempat tujuan hingga kegiatan angkutan di akhiri. Salah satu jenis transportasi yang digunakan dalam proses perngakutan adalah kereta api. Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, “Perkeretaapian adalah satu kesatuan yang terdiri atas prasarana, sarana dan sumberdaya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan orang dan atau barang secara masal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efesien serta menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong dan penggerak pembangunan nasional.” Sedangkan Kerta Api adalah sarana perkeratapian dengan tenaga gerak baik berjalan sendiri maupun dirangkai kan dengan sarana perkerataapian
lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak dijalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Stasiun sebagai sarana transportasi dalam kegiatan kesehariannya yaitu sebagai tempat yang memungkinkan akan dikunjungi setiap orang yang menggunakan jasa kereta api dan dimana orang-orang tersebut akan berkumpul untuk menunggu kereta api. Menunggunya orang-orang tersebut dalam jangka waktu tertentu memungkinkan untuk penyebaran penyakit pada orang-orang yang berinteraksi di tempat tersebut. Untuk menciptakan keadaan nyaman dan terlindung dari masalah kesehatan tersebut
di perlukan upaya peningkatan penyehatan lingkungan
seperti seperti penyehatan air, penyehatan udara, pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah, pengendalian vektor, penyehatan makanan dan minuman pada sarana transportasi
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran umum tentang aspek-aspek sanitasi transportasi di Stasiun Besar Manggarai 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengelolaan sampah di Stasiun Besar Manggarai. 2. Mengetahui pengelolaan limbah cair di Stasiun Besar Manggarai.
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1
Lokasi Institusi Stasiun Besar Manggarai terletak di jalan Manggarai Utara No.1 Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan. Adapun batas – batas wilayah Stasiun Manggarai antara lain: -
Sebelah Utara
: Kearah Kota/Tanah Abang
-
Sebelah Timur
: Jalan Dr.Saharjo/Pancora
-
Sebelah Selatan
: Kearah Tebet/Cawang
-
Sebelah Barat
: Jalan matraman/Tambak
Sebagai stasiun kereta yang berada antara Stasiun Tebet di arah Selatan dan Stasiun Cikini di arah utara, Stasiun Manggarai merupakan stasiun kereta yang menghubungkan jalur – jalur kereta se – Jabodetabek. Stasiun Manggarai dilewati jalur kereta Jakarta – Bogor, juga menghubungkan jalur Bogor – Tanah Abang dan Tanah Abang – Bekasi. Selain dengan hubungannya dengan jalur – jalur kereta, Stasiun Manggarai juga dekat dengan Terminal Manggarai yang berjarak sekitar 200 Meter. Didalam terminal itu, terdapat jalur bus dari Terminal Pasarsenen, Pasar Minggu, BlokM dan juga terdapat halte Busway didalamnya. Letaknya yang strategis seperti ini membuat Stasiun Manggarai selalu ramai,terutama saat orang – orang berangkat dan pulang kerja.
2.2
Sejarah Stasiun Manggarai Stasiun Besar Manggarai terletak di jalan Manggarai Utara No.1 Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan. Stasiun Manggarai terletak di wilayah manggarai. Sejarah wilayah ini, berasal dari nama di Pulau Flores tepatnya di bagian Barat Nusa tenggara Timur. Pada awal abad ke-17, daerah manggarai menjadi pusat perdagangan budak yang di datangkan dari manggarai, flores barat.
Stasiun Manggarai dibangun pada tahun 1912 oleh arsitek IR. J Van Gendt dan diresmikan pada tanggal 1 Mei 1918 oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M. Hatta. Sebelumnya stasiun ini merupakan Stasiun Belanda yang bernama Nedherland Indische Spoorweg Mij (NIS). Pada saat itu stasiun manggarai digunakan untuk mendukung perjalanan rombongan Presiden dan Wakil presiden saat hijrah dan memindahkan Ibu Kota Negara sementara ke Yogyakarta dengan kereta khusus pada 3 januari 1946. Kereta api sejak dahulu merupakan moda transportasi yang murah dan cepat. Maka, pemerintah membangun dengan menggunakan tenaga listrik (KRL) pada tahun 1925. KRL dianggap lebih memadai untuk membantu mobilitas daerah Jabodetabek. Mulai
tahun
1983,
Stasiun
Manggarai
menghadapi
era
baru
perkeretaapian dengan dibangunnya jalur kereta laying yang menghubungkan Stasiun Manggarai dengan Stasiun Kota. Pembangunan tersebut diikuti dengan dibangunnya jalur layang kereta api dari stasiun Jatinegara ke Stasiun Tanah Abang yang melewati Stasiun Manggarai. Selain itu dibangun pula stasiun depok yang baru sehingga akan menyanggupi arus keretadi jalur ganda Jakarta – Depok. Pada tanggal 12 Januari 1999 Stasiun manggarai Ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Berdasarkan SK Mendikbud No. 011/M/1999/12 Januari 1999.
BAB III DASAR TEORI 3.1 Persyaratan Stasiun Persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan sanitasi di stasiun kereta api, antara lain: 1. Bagian Luar a. Tempat parkir a) Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih dan memadai b) Tidak terdapat samapah yang berserakan, genangan air, dan lain-lain b. Pembuangan Sampah a) Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum dibuang b) Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air. c. Penerangan Terdapat penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan di tempat parkir, pintu masuk, pintu keluar dan ruang kantor. 2. Bagian Dalam a. Ruang tunggu a) Bersih b) Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan b. Jamban dan urinoir a) Jamban untuk pria harus terpisah dengan jamban wanita b) Urinoir bersih, tidak berbau dan memiliki air bersih yang memadai c) Stasiun dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus memiliki 1 urinoir c. Pembuangan limbah cair Memiliki sistem pembuangan yang baik dan terdapat sepic tank. d. Tempat cuci tangan Tersedia 1 buah tempat cuci tangan untuk umum yang dilengkapi dengan sabun dan serbet.
e. Pemadam kebakaran Tersedian alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai dengan mudah oleh pengunjung dan terdapat cara penggunaannya. f. Kotak P3K Tersedia kotak P3K Minimal 1 buah yang berisi obat-obatan lengkap.
BAB IV PEMBAHASAN
MANAJEMEN TEMPAT – TEMPAT UMUM STASIUN BESAR MANGGARAI JAKARTA SELATAN
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah kami lakukan di Stasiun Besar Manggarai Jakarta Selatan terdapat beberapa masalah yang kami temui mengenai sanitasi. Berikut adalah permasalahan yang ada di Stasiun Besar Manggarai Jakarta Selatan, yaitu: a. Air kotor ( dari toilet ) yang tidak terkelola dengan baik b. Air bersih yang tidak terkelola c. Bangunan / Ruang Tunggu / Peron dengan atap yang bocor d. Tempat sampah bocor dan tidak terdapat tutup Berdasarkan
permasalahan
diatas,
kami
akan
melakukan
pembahasan
mengenai masalah yang berkaitan dengan pengolahan limbah : -
Teknis : limbah padat (Tempat sampah bocor dan tidak terdapat tutup)
-
Administrasi : cair (Air kotor yang tidak terkelola dengan baik).
Berikut adalah sistem manajemen yang dapat dilakukan untuk memperbaiki permasalahan tersebut, yakni: A.
Perencanaan (P1) 1. Limbah Cair a. Jangka Pendek 1. Teknis : -
Membersihkan saluran pembuangan air limbah
-
Menutup saluran air limbah ( dari toilet )
2. Administrasi : Tampung limbah cair yang tingkat bahayanya tinggi pada bak penampungan 3. Sosial : Pengurangan kuantitas dan konsentrasi buangan harus sedapat mungkin diupayakan. Banyaknya air yang dibuang bisa dikurangi dengan cara penghematan air, dll. b. Jangka Menengah 1. Teknis : - Identifikasi limbah cair yang dihasilkan dengan melakukan uji biologis, kimia dan mikrobiologis. - Lakukan pengklasifikasian air limbah sebagai organik atau anorganik 2. Administrasi : 1. Mengalokasikan dana untuk perencanaan pengelolaan limbah 2. Perencanaan pengolahan secara fisika, kimia dan Biologi 3. Perencanaan tenaga pengolah air limbah 3. Sosial : Melibatkan pihak pemerintah dan swasta dalam pengelolaan limbah cair c. Jangka Panjang 1. Teknis : - Melakukan perancangan bangunan, kontruksi dan operasi saluran pengelolaan air limbah cair terpadu - Desain unit pengolahan limbah cair 2. Administrasi : Merancang RAB untuk biaya operasional unit pengolahan air limbah 3. Sosial : Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan limbah cair
2.
Limbah Padat a. Jangka Pendek 1. Teknis : -
Melapisi wadah tempat sampah dengan plastik
-
Membuang dan mengganti tempat sampah yang telah rusak
2. Administrasi : Petugas sampah mengangkut sampah setiap hari. b. Jangka Menengah 1. Teknis : Melakukan pemisahan sampah (organik dan anorganik) dengan menyediakan fasilitas tempat sampah yang terpisah berdasarkan warna 2. Administrasi : -
Menambah tempat sampah yang saniter di sekitar lingkungan stasiun. (ADM)
-
Mengalokasikan dana untuk perbaikan tempat sampah (ADM)
c. Jangka Panjang 1. Teknis : Membuat TPS dan daftar petugas yang bertanggung jawab atas TPS tersebut. 2. Administrasi : -
Membuat RAB untuk biaya operasional pengelolaan sampah.
-
Mengalokasikan dana untuk membeli tempat sampah baru dan melakukan pemisahan tempat smapah berdasrkan jenisnya
3. Sosial : Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan limbah padat
B.
Pelaksanaan (P2) a. Limbah cair 1. Teknis : -
Membuat dan melakukan pengelolaan air limbah menggunakan sistem pengelolaan air limbah yang terpadu agar air kotor yang dihasilkan dari aktifitas manusia di stasiun tidak terbuang langsung ke lingkungan sehingga dapat mencemari lingkungan. Sistem pengelolaan air limbah dapat menggunakan septic tank.
-
Membuat penutup saluran pembuangan air limbah dari toliet agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap saat hujan turun
2. Administrasi : Membuat sistem penjagaan dan pemeliharaan unit pengolah limbah cair 3. Sosial : Memberikan pengetahuan berupa penyuluhan terhadap petugas kebersihan mengenai pengawasan dalam pengelolaan limbah cair
b. Limbah padat 1. Teknis : Adanya kegiatan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya. 2. Administrasi : Menyediakan tempat sampah yang saniter, yaitu memiliki tutup tidak bocor, anti vektor, dilapisi plastik dan disediakan tempat sampah yang berbeda setiap jenis sampahnya.
3.
Pengawasan (P3) a. Limbah cair •
Pengendalian Setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaaan kualitas air limbah dan di evaluasi untuk melakukan tindakan selanjutnya.
•
Pengawasan
-
Pihak pengelola stasiun bekerjasama dengan Dinkes melakukan pengawasan terhadap kualitas air imbah yang dibuang ke badan air dengan melakukan uji kualitas air limbah.
-
Pengelola stasiun melakukan pengawasan terhadap pekerja serta lingkungan kerja.
-
Membuat laporan RAB sesuai dengan yang sudah dilaksanakan baik pada pengolahan limbah cair.
•
Penilaian Evaluasi terhadap kondisi sarana sanitasi dan kinerja petugas kebersihan. Setelah dilakukan penilaian terhadap petugas diberikan penghargaan jika kinerja baik, namun jika kurang diberikan peringatan.
b. Limbah padat •
Pengendalian -
Pengangkutan sampah dilakukan secara rutin,
-
Tempat sampah dilapisi plastik
-
Menyediakan tempat sampah yang berbeda sesuai dengan jenis sampah (organik dan anorganik)
•
Pengawasan -
Membuat laporan RAB sesuai dengan yang sudah dilaksanakan baik pada pengolahan limbah padat (sampah).
-
Pihak stasiun melakukan pengawasan terhadap kondisi dan keadaan TPS setiap minimal 3 bulan sekali.
-
Pemantauan Vektor dan Binatang Pengganggu disekitar Tempat sampah dan TPS
•
Penilaian Evaluasi terhadap kondisi sarana sanitasi dan kinerja petugas kebersihan. Setelah dilakukan penilaian terhadap petugas diberikan penghargaan jika kinerja baik, namun jika kurang diberikan peringatan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN Pengelolaan Limbah Padat Dari hasil analisis , tersedia banyak tempat sampah di Stasiun Besar Manggarai namun hanya 1 tempat sampah yang dibedakan menurut jenisnya. Kondisi TPS di Stasiun Besar Manggarai terbuka. Pengelolaan Limbah Cair Dari hasil analisis, limbah cair domestik yang dihasilkan dari sarana toilet umum di Stasiun Besar Manggarai dibuang ke sepictank yang keadaannya tidak tertutup, menggenang dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
5.2 SARAN Pengelolaan Limbah Padat 1. Memberi poster untuk tetap menjaga kebersihan dan membuang samaph pada tempatnya di ruang peron tunggu agar penumpang membacanya. 2. TPS harus dilengkapi tutup agar tidak dihinggapi vektor. 3. Tempat sampah di peron dibersihkan setiap hari dan diberi tutup atau dapat menggunakan tempat sampah dengan memisahkan antara sampah organik dan anorganik. 4. Membuat saluran lindi (cairan yang dihasilkan oleh sampah) agar tidak berceceran. 5. Menjaga kebersihan dan lingkungan sekitar TPS, dengan tidak membiarkan sampah berceceran.
6. Memperhatikan ketersediaan APD bagi petugas Cleaning Service selain menggunakan seragam yaitu dengan menggunakan masker, sarung tangan, dan sepatu boot pada saat bekerja terutama pada petugas yang kontak langsung dengan sampah dan mengangkutnya ke TPS. Pengelolaan Limbah Cair Domestik 1. Sepictank diberi tutup dan dikelola dengan baik menggunakan sistem pengelolaan air limbah agar tidak menimbulkan pencemaran untuk lingkungan. 2. Sebaiknya dilakukan pengelolaan limbah cair terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air. 3. Terdapat saluran pembuangan (selokan) pada jalur 7 untuk limbah sisa pencucian kereta. 4. Dilakukan pengecekan kualitas limbah cair yang akan dibuang ke badan air.