Bab I Makalah Sttu Fix.docx

  • Uploaded by: Fuuka Cha
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Makalah Sttu Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,503
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, kualitas lingkungan yang sehat ditentukan melalui pencapaian atau pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan. Air merupakan salah satu media lingkungan yang harus ditetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan. Isu yang muncul akibat perkembangan lingkungan yaitu perubahan iklim salah satunya menyangkut media lingkungan berupa air antara lain pola curah hujan yang berubah-ubah. Hal ini menyebabkan berkurangnya ketersediaan air bersih untuk keperluan higiene sanitasi. Selain itu hal ini juga menyebabkan berkurangnya air untuk keperluan Kolam Renang dan SPA yang pada umumnya mengambil air dari air tanah. Curah hujan yang lebat dan terjadinya banjir memperburuk sistem sanitasi yang belum memadai, sehingga masyarakat rawan terkena penyakit menular melalui air seperti diare dan lain-lain. Ditinjau dari sudut kesehatan masyarakat, kebutuhan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, SPA, dan Pemandian Umum harus memenuhi syarat kualitas agar kesehatan masyarakat terjamin. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. Hasil studi epidemiologi dan asesmen risiko yang dihimpun oleh WHO menunjukkan perkembangan penentuan standar dan pedoman dalam rangka peningkatan kualitas air dan dampak kesehatannya. Disebutkan bahwa selain air minum, air untuk keperluan rekreasi seperti Kolam Renang, SPA, dan Pemandian Umum juga menjadi potensi risiko penyebab penyakit berbasis air. Oleh karena itu, perlu peraturan perundang-undangan yang mengakomodasi upaya mewujudkan kesehatan lingkungan pada media lingkungan berupa air.

B. Tujuan Agar dapat menjaga kebersihan kolam renang serta kita sebagai sanitarian dapat mencegah sumber penularan berbagai penyakit yang disebabkan oleh air. Dan agar kita dapat mengetahui persyaratan fisik dan fasilitas sanitasi di kolam renang.

1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian kolam renang secara umum Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Kolam renang pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan banyak tempat dan biaya perawatan yang besar. Kolam renang umum biasanya adalah bagian dari pusat kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi sauna, lapangan olahraga renang (squash, tenis, dll) dan rumah makan (wikipedia bahasa indonesia). Kolam Renang adalah tempat dan fasilitas umum berupa konstruksi kolam berisi air yang telah diolah yang dilengkapi dengan fasilitas kenyamanan dan pengamanan baik yang terletak di dalam maupun di luar bangunan yang digunakan untuk berenang, rekreasi, atau olahraga air lainnya ( PERMENKES RI Nomor 32 tahun 2017 ). B. Air untuk kolam renang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam Renang meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia. Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam Renang meliputi bau, kekeruhan, suhu, kejernihan dan kepadatan. Untuk kepadatan, semakin dalam Kolam Renang maka semakin luas ruang yang diperlukan untuk setiap perenang. Parameter biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam Renang terdiri dari 5 (lima) parameter. Empat parameter tersebut terdiri dari indikator pencemaran oleh tinja (E. coli), bakteri yang tidak berasal dari tinja (Pseudomonasaeruginosa, Staphylococcus aureus dan Legionella spp). Sedangkan parameter Heterotrophic Plate Count (HPC) bukan merupakan indikator keberadaan jenis bakteri tertentu tetapi hanya mengindikasikan perubahan kualitas air baku atau terjadinya pertumbuhan kembali koloni bakteri heterotrophic. Parameter kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam Renang meliputi 6 parameter yaitu pH, alkalinitas, sisa khlor bebas, sisa khlor terikat, total bromine/sisa bromine, dan potensial reduksi oksidasi (oxidation reduction potential). Konsentrasi minimum untuk setiap parameter bergantung pada jenis Kolam Renang. Jika Kolam Renang menggunakan disinfektan 2

bromide, maka konsentrasi minimum juga berbeda dibandingkan dengan konsentrasi khlorin. C. Persyaratan kesehatan Air untuk Kolam Renang: 1. Air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa penyakit, dan tempat perkembangbiakan vektor. a. Tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan binatang pembawa penyakit. b. Penggantian air Kolam Renang dilakukan sebelum kualitas air melebihi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam Renang. 2. Aman dari kemungkinan kontaminasi. a. Tersedia kolam kecil untuk mencuci/disinfeksi kaki sebelum berenang yang letaknya berdekatan dengan Kolam Renang. b. Dilakukan pemeriksaan pH dan sisa khlor secara berkala sesuai Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam Renang dan hasilnya dapat terlihat oleh pengunjung. c. Tersedia informasi tentang larangan menggunakan Kolam Renang bila berpenyakit menular. d. Air Kolam Renang kuantitas penuh dan harus ada resirkulasi air. D. Tipe-tipe kolam renang Menurut WHO (2006) dalam Pratiwi (2017) tipe kolam renang dibedakan dalam beberapa kategori berdasarkan pada letak, pemakaian dan cara pengisian air kolam renang. Tipe kolam renang berdasarkan letak dibagi menjadi dua tipe yaitu: a. Arena terbuka (Outdoor swimming pool) Arena kolam renang yang tidak memiliki penutup atap dan terletak di tempat terbuka. Kolam ini memiliki kekurangan yaitu keberadaannya dipengaruhi oleh adanya cuaca baik hujan maupun terik sinar matahari. b. Arena tertutup (Indoor swimming pool) Arena kolam renang di dalam ruangan. Kolam ini tidak dipengaruhi oleh adanya cuaca.

3

Berdasarkan tipe penggunaannya dibagi menjadi tiga yaitu: a.

Kolam renang pribadi (private swimming pool) adalah merupakan arena yang dimiliki oleh satu orang atau golongan tertentu.

b. Kolam renang semi umum (semi public swimming pool) adalah kolam renang yang biasanya di hotel, sekolah, atau perumahan sehingga tidak semua orang dapat menggunakannya. c.

Kolam renang umum (public swimming pool) adalah kolam renang yang diperuntukan untuk umum dan biasanya terdapat di perkotaan

Tipe kolam renang sesuai dengan pengisiannya dibagi menjadi tiga yaitu: a. Pengisian air yang diganti secara keseluruhan apabila air sudah tidak layak digunakan baik secara fisik dan kimiawi. Pengisian ini disebut Fill and Draw Pool. b. Pengisian air kolam yang terus mengalir dan berganti. Pengisian ini juga diangggap pengisian yang terbaik, karena air selalu berganti dan keadaannya selalu bersih. Pengisian ini disebut Flow Trough Pool. c. Pengisian air dengan penyaringan air melalui filter penyaringan yang disediakan oleh pihak kolam. Pengisian ini disebut Recirculation Pool. E. Keadaan konstruksi bangunan 1. Halaman bagian dalam Halaman kolam bagian dalam dibatasi oleh kolam, sedangkan sebagian luar dibatasi oleh pagar keliling yang disebut fence atau bangunan-bangunan kolam seperti bangunan ganti pakaian, tempat penonton dan lain-lain. Halaman kolam sebagian dibagi atas dua bagian dan dibatasi oleh: a. Inside border Yaitu suatu pinggiran sekeliling kolam yang ditinggikan yaitu disebut “curb”. Syarat ketinggian curb tidak boleh kurang dari 10 cm dan lebarnya 30 cm. b. Out border Yaitu suatu pinggiran yang berbentuk pagar yang kuat terbuat dari logam yang tidak mudah berkarat untuk memagari sekeliling kolam. Diantara inside border dan out sidedan out side border ada halaman untuk tempat berjalan (walk ways) selebar minimal 3,0 meter untuk jenis indoor pool, untuk jenis outdoor pool minimal 2,5 meter tanpa maksimal. 2. Konstruksi bangunan kolam 4

Yang perlu mendapat perhatian umumnya untuk konstruksi bangunan dari kolam renang adalah: a. Zone (daerah) Pada sebuah kolam enang umummnya terbagi menjadi beberapa zona antara lain: daerah untuk menyelam, daerah untuk berenang, daerah untuk bukan perenang dan daerah kolam anak-anak. Daerah untuk menyelam (diving area) meliputi zone 3,8 meter radius dari tiap tiap papan meloncat. Di dalam daerah ini menurut persyaratan maksimal untuk 12 orang perenang. Daerah untuk berenang (swimming area) adalah daerah yang digunakan untuk berenag yang menuntut pesyaratan setiap perenang harus mendapatkan 3 𝑚3 di perhitungkan bahwa setengah dari jumlah perenang itu meliputi bagian dari kolam yang kedalamannya lebih dari 1,75 meter. b. Tepi kolam Dinding tepi harus vertical dan dibuat dari bahan yang kuat, kedap dan rata.Setiap

sudut-sudutnya

harus

dibulatkan

supaya

mudah

dibersihkan.Dinding kolam harus berwarna putih atau warna mudah. Dasar kolam harus berwarna putih agar segera kelihatan jika air sudah kotor atau jika terjadi kecelakaan di dalam air. Dibagian kolam yang dalamnya kurang dari 1,5 meter tidak boleh dibuat penurunan yang sekoyongan-konyongan dan tiap-tiap zona harus diberi tanda yang jelas dan terang untuk membedakan bagian yang dangkal dan dalam. c. Tempat berjalan Dibuat meliputi seluruh keliling dengan memiliki minimal 2,5 meter, lantai dibuat miring kea rah kolam jika parit meluap pada kolam dengan system terbuka dan dibuat miring keluar jika kolam menggunakan system tertutup, permukaan lantai tempat berjalan harus rata tetapi tidak licin dan tidak menyerap air. Diberbagai tempat dalam wilayah ini harus dipasang kran-kran air yang berfungsi sebagai kran penyambung, sehingga memudahkan pada saat mengadakan pembersihan lantai tempat berjalan. Kran-kran tersebut dipasang dengan jarak minimal 5 meter antara satu dengan lainnya d. Penerangan Jika kolam dipakai untuk kegiatan malam hari, maka harus dibuat penerangan buatan.Lampu-lampu penerangan dapat dipasang di luar atau di dalam kolam 5

dengan syarat semua bagian harus mendapat penerangan sehingga memudahkan penjaga kolam melihat dengan jelas ke setiap penjuru.Cahaya dari lampu-lampu tidak boleh menyilaukan dan pemasangannya tidak boleh dekat dengan permukaan air kolam renang agar serangga-serangga yang biasa dating di sekitar lampu tidak mengotori air kolam. Sedangkan pemasangan lampu di dalam kolam harus dipasang sedemikian rupa sehingga semua bagian di dalam kolam mendapat penerangan dan tidak menyilaukan serta tidak menyulitkan pada saat dilakukan pembersihan kolam. e. Parit peluap Parit peluap dibuat untuk mencegah terjadinya perluapan air kolam pada saat banyak pereng di dalam kolam dan mempertinggi sirkulasi air yang baik terutama pada saat kolam dalam keadaan penuh system terbuka dan parit peluap system tertutup. Kontruksi parit peluap harus dibuat sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kecelakaan pada perenang. Bibir dari parit peluap tidak boleh terendam air dan harus Nampak 2,5 cm di atas permukaan air kolam. Lubang saluran harus cukup lebar agar mudah untuk di bersihkan. Agar parit peluap senantiasa tidak tergenang air, maka dasar salurannya harus dimiringkan ke lubang-lubang pipa pengering yang dipasang dengan jarak 3,5 meter antara satu sama lainnya, pembungan dialirkan kembali ke kolam setelah diolah. f. Hose connection (kran penyambung) Hose connection adalah kran-kran penyambung yang ditempatkan di bagian halaman kolam yang berfungsi untuk membersihkan halaman tersebut.Krankran ini sebaiknya dipasang dengan jarak 5 meter antara satu dengan yang lainnya. Diameter kurang lebar sebesar 2,5 cm,sedangkan untuk pipa plastic penyambung sepanjang 3-3,5 m. Ini ukuran yang dianggap paling praktirs untuk hose connection yang berjarak 5 meter antara satu dengan lainnya. g. Tangga Tangga kolam renang ini dipakai untuk keluar dan masuk para perenang dari atau ke dalam kolam yang mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1) Tangga harus dipasang vertical di bawah 2) Dipasang di bagian kolam yang paling dalam di bawah dekat papan peloncat

6

3) Terbuat dari bahan yang kuat, tahan terhadap air dan tidak berkarat serta tidak licin 4) Tidak dibolehkan terbuat dari kayu h. Papan Peloncat Papan peloncat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1) Dipasang dengan jarak minimal 1 meter dan maksimal 3 meter diatas permukaan air. 2) Panjang papan peloncat minimal 5 meter dan lebarnya 0,5 meter. 3) Permukaan bagian atas papan peloncat harus dilapisi dengan sabut atau jenis bahan lain agar tidak licin. 4) Ujung papan loncat harus mempunyai proyeksi minimal 1 meter dari tepi ujung kolam dibawahnya. 5) Tingginya papan peloncat harus disesuaikan dengan kedalaman air kolam dibawahnya. i. Outlet ( Pengeluaran) Outlet merupakan pipa pengeluaran air kolam dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Harus diletakan dibagian kolam yang paling dalam dengan jarak outlet satu dengan jarak yang lainnya maksimal 7 meter dan 3,5 meter dari dinding kolam. 2) Harus dibuat cukup besar sehingga dapat mengeluarkan seluruh isi kolam dalam waktu kurang lebih 4 jam. 3) Memakai anti vortex, yaitu alat yang terbuat dari piringan – piringan logam yang tersusun untuk menghindari adanya putaran air pada lubang outlet. F. Keadaan instalasi kolam renang 1. Chemical feeder Suatu alat yang terbentuk tabung silinder yang terbuat dari besi yang digunakan untuk membersihkan / menyaring dimana air kolam yang kotor keluar melalui out lot dialirkan terus melalui chemical feeder dan setelah bersih dikembalikan melalui in lot kedalam kolam lagi Untuk Penangkap rambut alat ini berfungsi untuk menangkap rambut atau kotoran-kotoran lain yang berada di dalam air kolam renang yang dapat

7

menyumbat pipa –pipa, merusak pompa dan menghambat dari daya penyaringan filter. 2. Screen chamber (Bak pengendap) Alat ini berupa bak yang dapat b erfungsi sebagai suatu penangkap benda-benda kasar seperti, zat padat yang keras dan lain-lain yang dapaqt merusak pompa. 3. Saringan (filter) Jenis saringan antara lain, saringan pasir, saringan diatome dan saringan anthrafilt. Pada umumnya di kolam-kolam menggunakan saringan diatome atau saringan pasir, sedangkan saringan dianthrafilt jarang di gunakan karena sulit untuk, mendapatkan bahannya. G. Fasilitas sanitasi 1. Kamar/pancuran a. Harus tersedia pancuran bilas minimal 1 pancuran untuk 40 perenang. b. Pancuran bilas pria harus terpisah dengan pancuran bilas wanita. 2. Tempat sampah a. Harus terbuat dari bahan yang cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan halus pada bagian dalamnya. b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka tanpa mengotori tangan. c. Mudah diisi dan kosongkan atau dibersihkan. d. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan. e. Sampah dari setiap ruangan dibuang setiap hari. f. Harus tersedia tempat pengumpulan sampah sementara dan tidak terjadi tempat perindukan serangga. g. Serta terhindar dari gangguan binatang lainnya. h. Tempat pengumpulan sampah sementara harus terletak ditempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut dan minimal 3x24 jam harus dikosongkan. 3. Jamban dan Peturasan a. Jamban untuk wanita terpisah dengan jamban pria. b. Harus tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah jamban untuk tiap 60 orang pria.

8

c. Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan 2 buah untuk wanita. d. Jamban kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang, jamban leher angsa, ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air pembersih yang cukup, luas lantai minimal 1 meter2. e. Kontruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat, system leher angsa, luas lantai minimal 1,5m2. f. Bila peturasan dibuat system talang atau memanjang, maka tiap 1 perusahaan panjangnya minimal 60 cm 4.

Tempat cuci tangan a. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan cermin. b. Terletak ditempat yang mudah dijangkau dan berdekatan dengan jamban peturasan dankamar ganti pakaian.

5.

Gudang Bahan Kimia a. Tersedia gudang khusus tempat pengolahan bahan-bahan kimia. b. Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan almunium sulfat atau bahan-bahan kimia lainnya.

6.

Perlengkapan lain a. Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain, larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsy, penyakit jantung dan lain-lain b. Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain pelampung, tali penyelamat dan lain-lain. c. Tersedia alat ukur kadar pH dan sisa klor air kolam renang secara berkala dan hasilnya diumumkan kepada pengunjung melalu papan pengumuman setiap hari.

7.

Tersedia tata tertib berenang dan anjuran kebersihan.

9

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Sarana rekreasi kolam renang memerlukan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum. 2. Lingkungan kolam renang dan pemandian umum harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat mencegah kemungkinan kejadian penularan penyakit serta tidak memungkinkan bersarang dan berkembang biaknya vector penular penyakit. 3. Bangunan kolam renang dan pemandian umum serta peralatanyang dipergunakan harus memenuhi persyaratan kesehatan dan dapatmencegah terjadinya kecelakaan. B. Saran 1. Petugas sanitasi dapat berguna sebagai penunjang untuk memantau kegiatan di tempat-tempat umum salah satunya sarana rekreasi kolam renang 2. Pihak sarana kolam renang perlu menyediakan peralatan yang optimal agar dapat meunjang kegiatan sanitasi Penyediaan petugas tambahan pendamping petugas sanitasi untuk membantu berjalannya kegiatan sanitasi pada sarana kolam renang.

10

DAFTAR PUSTAKA 1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kolam_renang 2. PERMENKES NOMOR 32 TAHUN 2017 3. PERATURAN MENTRERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015

11

Related Documents


More Documents from "RIZKI ADAM"