Management Keperawatan di Ruang Melati
Kelompok 2 :
1. Vannessia P. Cia 2. M. Agus Sholi 3. Safitri 4. Refi Andi
5. Lufi Yetur 6. Ria Rosanti 7. Laurentina 8. Siska Putri 9. Sifra Parinussa 10. Melinda Fandasari 11. Nelci Elvina
Diagram Layang
Prioritas Masalah – Mg / Magnitude (Kecenderungan besar dan seringnya kejadian) – Sv / Severity (besarnya kerugian yang ditimbulkan)
– Mn / Managebility (berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur perubahannya) – Nc / Nursing concern (perhatian terhadap bidang keperawatan) – Af / Affordability (ketersediaan sumber daya)
No
Masalah
Mg
Sv
Mn
Nc
Af
Total
priotitas
(Mg+Sv+Mn+Nc+A) 1.
Perbandingan jumlah tenaga perawat D3 dan S1 masih belum seuai dengan standar ideal kebutuhan perawat yang dibutuhkan ruangan
2.
3
3
3
4
3
3
16
V
jumlah kebutuhan perawat tidak memenuhi standar
3
2
4
3
2
14
III
Penempatan sarana dan prasarana peralatan steril
3
2
4
3
4
16
IV
3
4
5
3
3
18
VI
Beban kerja perawat diruangan cukup tinggi karena
kurang sesuai. 4.
MAKP Tim sudah laksanakan tetapi sosialisasi semua tim masih kurang
5
Ronde Keperawatan belum dilakukan secara teratur
3
4
4
4
3
18
VI
6
Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir
3
3
4
3
3
16
IV
4
4
5
4
4
25
VII
4
3
4
3
3
17
V
2
3
2
2
2
11
II
2
3
1
2
2
10
I
2
2
2
2
2
10
I
penilaiaan yang tetap 7
Penerimaan pasien baru belum dilakukan secara optimal.
8
Operan timbang trima sudah dilakukan dengan baik, tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan evaluasi tidak lengkap
9
Five Moment Hand Hygiene belum diterapkan dengan baik.
10
Jumlah angka kejadian pasein yang mengalami phlebitis sangat besar
11
Resiko jatuh pada pasien sangat mudah terjadi
Hasil dan Pembahasan Masalah : 1.
Tingginya angka risiko jatuh pada pasien di Ruang Melati
2.
Tingginya angka terjadinya phlebisi di Ruang Melati
3.
Belum optimalkan pelaksanaan Five Moment Hand Hygiene
4.
Belum optimal pelaksanaan Timbang Terima beserta validasi data ke pasien dimana hal tersebut hanya dilakukan pada shift pagi saja.
5.
Supervisi di Ruang Melati tidak pernah dilakukan
6.
Kurang optimalnya penerimaan pasien baru
7.
Ronde keperawatan
– LAPORAN KEGIATAN.docx
Resiko Infeksi Kejadian Plebitis
No
Variabel
1 2
Tanggal
Total
25/02
26/02
27/02
Jumlah Pasien Plebitis
3
1
1
5
Jumlah Resiko Plebitis
0
0
0
0
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 25-27 februari2019 jumlah kejadian plebitis adalah 5%
Kejadian Pasien Jatuh Pre dan Post 0.18 0.16 0.14 0.12 0.1
RESIKO TINGGI RESIKO RENDAH
0.08
TIDAK BERESIKO
0.06 0.04 0.02 0
PRE
POST
Diagram Timbang Terima Pre dan Post Timbang terima Pre dan Post 120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Pre
Post
Diagram 5.2.3 Perbandingan pelaksanaan orientasi pada pengkajian dan evaluasi di Ruang Melati.
65%
64%
63%
62%
61%
60%
59%
58% Pre
Post
Supervisi Berdasarkan pengkajian awal selama 1 minggu mulai tanggal 11-21 Februari 2019, hasil dari wawancara kepada kepala ruang bahwa supervise dilakukan sewaktu-waktu namun tidak terstruktur karena belum adanyapanduan dan jadwal supervise yangjelas. Setelah dilakukan sosialisasi supervise pada hari senin 25 februari 2019 kemudian dilakukan evaluasi oleh mahasiswa dengan waktu yang lama meleihi jadwal yang sudah ditentukan
Ronde keperawatan
Ronde keperawatan Ny S dengan Anemia+Melena di ruang 3C sudah dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2019.
FIVE MOMENT CUCI TANGAN – Hasil yag didapatkan saat pengkajian situasi awal dirasa belum optimal sehingga perlu adanya peningkatan perilaku perawat untuk melakukan cuci tangan five moment terkait dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial pada pasien. Setelah dilakukan implementasi selama 2 minggu berupa sosialisasi, re-dukasi dan pemberian reward berupa perawat terbaik didapatkan hasil evaluasi ratarata sebanyak 90% perawat ruang melati melakukan five moment cuci tangan dengan sebanyak 74% perawat di ruang melati telah melakukan cuci tangan five moment sebelum kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan pasien sebesar 80% dan sebesar 100% setelah kontak dengan lingkungan pasien. Setelah itu terdapat peningkatan hasil rata-rata dari nilai 66% menjadi 88%.
PEMBAHASAN Risiko Jatuh – Pada evaluasi monitoring pasien risiko jatuh terdapat penurunan nilai risiko jatuh yaitu pada pre intervensi 41% dan pada post intervensi 22%.Terdapat penurunan yang signifikan pada nilai risiko jatuh Penurunan ini dapat terjadi dikarenakan pemberian monitoring sosialiasasi risiko jatuh. Monitoring sosialisasi yang dibuat disini ada;ah untuk menghindari risiko jatuh pada pasien dewasa dan geriatric , dengan demikian menghindaridan mengurangi risiko jatuh.(Indah Puji, 2014).
PEMBAHASAN phlebitis – Pada evaluasi monitoring pasien phlebitis didapatkan hasil pada pre intervensi 7.61 % dan pada post intervensi 4.76%. terdapat penurunan kejadian phlebitis kurang lebih 3% selama 3 hari evaluasi.Angka kejadian phlebitis termasuk infeksi nosocomial yang merupakan salah satu indicator mutu dalam standar pelayanan rumah sakit dimana angka standar yang menjadi acuan adalah ≤1.5% (Kemenkes,2008) angka kejadian phlebitis tidak boleh melebihi 5% (wayunah,2011)
PEMBAHASAN Orientasi Penerimaan Pasien Baru – Dari evaluasi didapatkan hasil nilai rata-rata dari 59,98% meningkat menjadi 64,02% yang mana sudah termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat disimpukan bahwa pelaksanaan orientasi pasien baru terjadi peningkatan yagcukup signifikan. Tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak hal-hal yang tidak disampaikan oleh perawat seperti tidak memberikan lembar tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban pasien. Kemudian untuk management keselamatan pasien pun masih ada beberapa yang terlewatkan. Untuk hand hygiene perawat sudah menyampaikan kepada keluarga dan pasien.
PEMBAHASAN Timbang Terima – Dari hasil implementasi yang dilaksanakan, telah dilakukan timbang terima di ruang 3c selama 2 minggu , yaitu dengan cara perawat yang bertugas shift pagi melakukan timbang terima kepada shift sore pada saat pergantian shift begitu pula dengan shift sore ke malam, shift malam ke shift pagi. – Dari diagram diatas didapatkan hasil bahwa pelaksanaan timbang terima pre dan post pelaksanaan dengan hasil yang sama dapat dipresentasikan 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan timbang terima menunjukkan dalam kategori terbaik.
PEMBAHASAN Five Moment Cuci Tangan – Hasil yag didaptkan saat pengkajian situasi awal dirasa belum optimal sehingga perlu adanya peningkatan perilaku perawat untuk melakukan cuci tangan five moment terkait dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial pada pasien. Setelah dilakukan implementasi selama 2 minggu berupa sosialisasi, re-dukasi dan pemberian reward berupa perawat terbaik didapatkan hasil evaluasi ratarata sebanyak 90% perawat ruang melati melakukan five moment cuci tangan dengan sebanyak 74% perawat di ruang melati telah melakukan cuci tangan five moment sebelum kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan pasien sebesar 80% dan sebesar 100% setelah kontak dengan lingkungan pasien. Setelah itu terdapat peningkatan hasil rata-rata dari nilai 66% menjadi 88%.
Penutup – Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan bahwa untuk memonitoring resiko jatuh mengalami penurun dari pre intervensi dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 41% menjadi 22% saat post intervensi – Dari hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa pelaksanaan orientasi pasien baru pre dan post pelaksanaan orintasi pasien baru dapat dipresentasikan 59.98% menjadi 64.02% – Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa pelaksanaan timbang terima pre dan post pelaksanaan dengan hasil sama dapat dipresentasikan 100% – Dari hasil pengkajian Five Moment Hard Hygiene didapatkan hasil setelah post intervensi adalah dari 40% menjadi 100% – Berdasarkan pengkajian awal selama 1 minggu mulai tgl 2019, hasil dari wawancara kepada kepala ruangan bahwa supervisi dilakukan sewaktu-waktu namun tidak terstruktur karena belum adanya panduan dan jadwal supervisi yang jelas – Pada tanggal 14 februari 2019 dilaksanan ronde keperawatan di ruangan melati pada pasien Ny S dengan anemia + melena di ruangan 3C yang dihadiri oleh ahli gizi, kepala ruangan, perawat katim, perawat pelaksana – Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan bahwa untuk angka kejadian plebitis mengalami penurunan dari pre intervensi dan pre intevensi dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar7.61% menjadi 4.76% saat post intevensi
Penyuluhan Diabetes Melitus
SEKIAN, TERIMAKASIH