Bab 5 Dan Dapus.docx

  • Uploaded by: Vannessia Cia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 5 Dan Dapus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 786
  • Pages: 5
BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2009). Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi yang tidak disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bias dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan, kekecewaan dan kecemasan. Tanda gejala yang ditemukan pada pasien dengan isolasi sosial seperti tidak memiliki teman dekat, menarik diri, tidak komunikatif, tindakan berulang, dan tidak bermakna, asik dengan pikirannya sendiri, tidak ada kontak mata, tampak sedih dan afek tumpul (Keliat,2010). Selain itu terdapat gejala objektif dari isolasi sosial menurut (Dalami dkk, 2008) yaitu apatis, ekspresi wajah sedih, afek tumpul, menghindar dari orang lain, klien tampak memisahkan diri dari orang lain, komunikasi kurang, klien tampak bercakap-cakap sendiri, tidak ada kontak mata atau kontak mata kurang, lebih sering menunduk, berdiam diri di kamar. Menolak berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, tidak melaukan kegiatan seharihari, meniru posisi janin pada sast lahir, retensi urine dan feses, masukan makanan dan minuman terganggu, tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya. 131

Pada kasus diatas faktor presipitasi dari klien yaitu sering menjadi orang yang pendiam dan janrang untuk mengungkapkan apa yang dimasalahkan. Selama 4 tahun terakhir kemudian dirumah klien dsering marah-marah, teriak-teriak dan kadang ngomong sendiri. Selain itu klien juga memiliki halusinasi dimana klien sering berbicara sendiri dan bertanya tiba-tiba ke parawat atau orang disekitarnya dengan kata “nyapo yo-nyapo yo”. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan klien sudah mampu sampai tahap membahas obat walaupun harus di ulang ulang dalam melakukan SPTK. Dukungan keluarga yang lain sangat penting bagi klien mengingat dirumah klien hanya dua bersaudara dengan adiknya. Dengan komunikasi yang baik antar keluarga yaitu ibu ke ayah, ayah ke anak, ibu ke anak dan anak ke kedua orangtuanya dapat meminimalisir rasa curiga dan rasa kesepian terhadap lingkungan keluarga.

5.2 Saran Untuk pengembangan dari laporan asuhan keperawatan ini, masih jauh dari sempurna maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat dibutuhkan untuk membuat laporan ini menjadi lebih baik. Adapun manfaat laporan ini dapat dijadikan masukan untuk : 1.

Bagi Mahasiswa Saran bagi mahasiswa supaya dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa khususnya pada pasien dengan isolasi sosial agar lebih mempelajari dan menguasai teori maupun keterampila, baik mulai dari pengkajian sampai evaluas, agar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa dapat berjalan dengan lancar.

132

2.

Bagi Perawat 

Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan jiwa perlu memberikan asuhan keperawatan TAK stimulasi sensori menggambar untuk meningkatkan kemampuan mengekspresikan perasaan pada pasien dengan isolasi sosial dan harga diri rendah.



Pemberian TAK stimulasi sensori menggambar pada pasien isolasi sosial dan harga diri rendah yang selama ini telah dijalankan agar terus dikembangkan sesuai dengan tahap TAK di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.



TAK stimulasi sensori menggambar hanya dilakukan pada pasien harga diri rendah dan isolasi sosial.

3.

Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam menyusun laporan hasil makalah asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan isolasi sosial. Selain itu sebagai sumber informasi dan bahan bacaan pada kepustakaan institusi dalam meningkatkan mutu pendidikan yang akan datang di bidang keperawatan khususnya dalam keperawatan jiwa.

4.

Bagi Klien dan Keluarga Sebagai bahan masukan bagi klien dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya, dan juga dapat memberikan kepuasan bagi keluarga klien atas asuhan keperawatan jiwa yang dilakukan oleh mahasiswa.

5.

Bagi Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Dapat mengembangkan proses asuhan keperawatan pada klien dengan masalah isolasi sosial: menarik diri, menambah teori baru dalam bidang keperawatan yang muncul dan diharapkan juga dapat menjadi informasi dalam saran dan

133

evaluasi dari para mahasiswa praktikkan. untuk peningkatan mutu pelayanan yang lebih baik kepada pasien yang akan datang.

134

DAFTAR PUSTAKA Andrey. (2010). Asuhan Keperawatan (Askep) isolasi sosial. Diunduh pada tanggal 20 Oktober

2010

dari

http://andreyrsj.blogspot.com/2010/06/asuhan-

keperawatan-askep-isolasi-sosial.html Dalami, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Jogjakarta : Trans Info Media Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, 2007 dikutip dari http://lensapropesi.blogspot.com/2008/11/trisnawati.html diakses tanggal 19 Mei 2012 Erlinafsiah. 2010. Modul Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta : Trans Info Media Keliat B. A, 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta. EGC. Nancy R dan Judith M Wilkinson. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nanda Nic Noc. Jakarta: ECG Purba, dkk, (2008). Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah psikososial dan Gangguan Jiwa.Medan : USU Press Stuart, Garl W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Dialih bahasakan oleh R.P Yuda E.K. Jakarta: EEC Townsend, Mary C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC

135

Related Documents


More Documents from "mega"