Makalah Sumber Mineral.docx

  • Uploaded by: alga
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Sumber Mineral.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,405
  • Pages: 18
MAKALAH BAHAN PAKAN DAN PEMBERIAN RANSUM ”Bahan Pakan Sumber Mineral”

Oleh : Kelas : A Kelompok : 10 Rachmat Farhan B.

200110170183

Muhammad Akmal I.

200110170184

Alga Dinullah

200110170185

Chatra Anggakara I.

200110170186

LABORATORIUM NUTRISI TERNAK RUMINANSIA DAN KIMIA MAKANAN TENAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2019

II

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahma dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahan Pakan dan Penyusunan Ransum Bahan Pakan Sumber Mineral. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Bahan Pakan dan Penyusunan Ransum Bahan Pakan Sumber Mineral ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca. Sumedang, Maret 2019

Penyusun

II

DAFTAR ISI Bab

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................ii DAFTAR ISI ................................................................................................iii I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................…........3 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................….5 1.3 Maksud dan Tujuan..................................................................................5 II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6 III PEMBAHASAN 3.1 Tepung Tulang ................................................................................…….8 3.2 Tepung Kerang ....................................................................................….9 3.3 Tepung Kapur .....................................................................................…11 3.4 Tepung Cangkang Telur....................................................................…..11 3.5 Mineral Mix .........................................................................……..….…12 3.6 Premix ...................................................................................……..…...13 3.7 Garam.............................................................................…………....….14

IV PEMBAHASAN 4.1 Kesimpulan .......................................................................................….16

DAFTAR PUSTAKA .....................................................…..................…..17

II

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para peternak. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak

muda maupun untuk mempertahankan hidup dan

menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat). Mineral merupakan zat yang penting dalam kelangsungan hidup, dibutuhkan oleh ternak baik untuk memelihara kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang essensial dan golongan yang tidak essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro, dan mineral mikro (Georgievskii et al., 1982). Georgievskii et al. (1982) juga mengklasifikasikan mineral menjadi tiga golongan berdasarkan distribusi mineral pada jaringan dan organ tubuh. Golongan tersebut adalah (1) mineral yang didistribusikan pada jaringan tulang (osteotropic). Contoh mineral yang termasuk ke dalam golongan ini yaitu : kalsium, fosfor, magnesium, strontium, beryllium, flourine, vanadium, barium, titanium, radium. (2) Mineral yang didistribusikan ke dalam sistem reticuloendothelial. Contoh mineral pada golongan ini yakni: ferrum, copper, mangan, silver, crhom, nikel, cobalt, dan beberapa lantannida. (3) Mineral yang didistribusikan pada jaringan yang tidak spesifik. Umumnya mineral tersebut terdistribusi lebih pada suatu jaringan tertentu. Contoh mineral tersebut adalah 7 natrium, kalium, sulfur,

3

chlorine, lithium, rubidium dan caesium. Secara umum mineral-mineral essensial berfungsi sebagai pembangun tulang dan gigi. Mineral bersama-sama protein dan lemak membentuk otot, organ tubuh, sel darah, dan jaringan lunak lainnya. Disamping itu mineral juga berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa, mempertahankan kontraksi urat daging dan memainkan peranan penting untuk berfungsinya urat syaraf secara normal. Sebagian mineral essensial juga berfungsi mempertahankan tekanan osmotik, bagian dari hormon atau sebagai aktifator dari enzim, mengatur metabolisme, transport zat makanan ke dalam tubuh, permeabilitas membran sel dan memelihara kondisi ionik dalam tubuh. Persentase kadar mineral total dari makanan ruminansia hanya sebagian kecil dari konsumsi bahan kering total (Adriani et al., 2009). Solusi dari permasalahan tersebut adalah pemberian suplemen mineral yang dapat memenuhi kebutuhan ternak. Bahan pakan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bahan pakan sumber mineral, seperti tepung tulang, tepung kerang, garam, tepung kapur, tepung kulit telur, dll.

4

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran tepung tulang dalam penyusunan ransum ? 2. Bagaimana peran tepung kerang dalam penyusunan ransum ? 3. Bagaimana peran tepung kapur dalam penyusunan ransum ? 4. Bagaimana peran tepung cangkang telur dalam penyusunan ransum ? 5. Bagaimana peran mineral mix dalam penyusunan ransum ? 6. Bagaimana peran premix dalam penyusunan ransum ? 7. Bagaimana peran garam dalam penyusunan ransum ?

1.3 Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui peran tepung tulang dalam penyusunan ransum 2. Mengetahui peran tepung kerang dalam penyusunan ransum 3. Mengetahui peran tepung kapur dalam penyusunan ransum 4. Mengetahui peran tepung cangkang telur dalam penyusunan ransum 5. Mengetahui peran mineral mix dalam penyusunan ransum 6. Mengetahui peran premix dalam penyusunan ransum 7. Mengetahui peran garam dalam penyusunan ransum

5

II TINJAUAN PUSTAKA Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapatdicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi danbermanfaat bagi ternak.Oleh karena itu agar dapat disebut sebagai bahan pakan maka harus memenuhisemua persyaratan tersebut, sedang yang dimaksud dengan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagiandantidak menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya (Kamal, 1998) dalam (Subekti 2009). Mineral merupakan elemen-elemen atau unsur-unsur kimia selain dari karbon,hidrogen, oksigen dan nitrogen yang jumlahnya mencapai 95% dari berat badan. Jumlah seluruh mineral dalam tubuh hanya sebesar 4% (Piliang, 2002). Semua mineral esensial dianggap ada di dalam tubuh hewan (Widodo, 2002). Pembagian mineral ke dalam kelompok mineral makro dan mikro tergantung kepada jumlah mineral tersebut di dalam tubuh hewan, kandungan mineral yang lebih dari 50 mg/kgtermasuk kedalam mineral makro, sedangkan di bawah jumlah tersebut termasuk mineral mikro (Darmono, 1995). Tepung kerang diperoleh dari kulit kerang yang dihaluskan menjadi tepung. Jenis tepung ini merupakan sumber kalsium dan fosfor. Penggunaannya sering digunakan bersamaan dengan tepung tulang. Kadar kalsium tepung kerang mencapai 38% jadi lebih besar dari kandungan kalsium tepung tulang. Karena itu, penggunaan tepung kerang untuk itik petelur jumlahnya tidaklah terlalu banyak (Suharno, 2001). Tepung tulang merupakan salah satu bahan baku pembuatan pakan ternak yang terbuat dari tulang hewan. Tulang yang akan dijadikan tepung haruslah tulang yang berasal dari hewan ternak dewasa dan biasanya berasal dari tulang hewan berkaki empat seperti tulang sapi, kerbau, babi, domba, kambing, dan kuda. Tepung tulang dijadikan sebagai salah satu bahan dasar pembuatan pakan karena mengandung mineral makro yakni kalsium dan posfor serta mineral mikro lainnya.

6

Menurut Murtidjo (2001) tepung tulang selain dijadikan sebagai sumber mineral juga mengandung asam amino dan protein. Kalsium dan posfor sangat diperlukan oleh hewan karena memiliki peranan dalam pembentukan tulang dan kegiatan metabolisme tubuh. Fungsi mineral bagi hewan ternak antara lain : (1) menjaga keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh, (2) sebagai khelat, (3) sebagai zat pembentuk kerangka tubuh, (4) sebagai bagian aktif dalam struktur protein, (5) sebagai bagian dari asam amino, (6) sebagai bagian penting dalam tekanan osmotik sel, (7) pendukung aktivitas enzim dan (8) membantu mekanisme transportasi dalam tubuh.

7

III PEMBAHASAN 3.1 Tepung Tulang Tepung tulang merupakan salah satu bahan baku pembuatan pakan ternak yang terbuat dari tulang hewan. Tulang yang akan dijadikan tepung haruslah tulang yang berasal dari hewan ternak dewasa dan biasanya berasal dari tulang hewan 6 berkaki empat seperti tulang sapi, kerbau, babi, domba, kambing, dan kuda. Tepung tulang dijadikan sebagai salah satu bahan dasar pembuatan pakan karena mengandung mineral makro yakni kalsium dan posfor serta mineral mikro lainnya. Menurut Murtidjo (2001) tepung tulang selain dijadikan sebagai sumber mineral juga mengandung asam amino dan protein. Kalsium dan posfor sangat diperlukan oleh hewan karena memiliki peranan dalam pembentukan tulang dan kegiatan metabolisme tubuh. Kalsium dan posfor merupakan unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Walau tubuh hanya memerlukan sedikit kalsium dan posfor, namun pada kenyataanya mahluk hidup tidak mampu memenuhi kedua unsur tersebut hanya dari asupan makanan sehingga sering terjadi kekurangan. Bahkan Rasidi (1999) menyatakan bahwa unggas tidak dapat memproduksi mineral dalam tubuhnya, sehingga harus disediakan dalam pakan. Kekurangan kalsium dan posfor sangat berpengaruh bagi kegiatan metabolisme dan mampu menimbulkan dampak buruk karena kedua unsur tersebut bersifat esensial. Pakan ternak biasa tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium dan posfor, sehingga ternak perlu diberikan tambahan suplemen atau pakan tambahan yang merupakan sumber kalsium dan posfor. Pakan tambahan yang dapat dijadikan sumber kalsium dan posfor salah satunya adalah tepung tulang. Dalam pembuatan pakan tepung tulang tidak terlalu banyak digunakan, dengan kata lain tepung tulang merupakan suatu pelengkap dalam pembuatan pakan guna melengkapi mineral yang ada dalam pakan. Begitu pula dalam pembuatan pakan ikan. ,penggunaan tepung tulang biasa digunakan sebagai pendamping

8

bagi tepung ikan yang kaya protein. Karena mineral merupakan trace element yang tidak dibutuhkan terlalu banyak tetapi harus ada dalam ransum pakan. Dilihat dari kandungannya, tepung tulang mengandung unsur mineral kalsium. Sehingga manfaat dari tepung tulangtidak lepas dari peranan kalsium, yaitu berperan dalam pembentukan tulang, sisik serta sirip ikan serta menjaga dari kekeroposan akibat asupan kandungan mineral yang minim. Karena mineral merupakan trace element yang tidak dibutuhkan terlalu banyak tetapi harus ada dalam ransum pakan. Dilihat dari kandungan nutrisinya. Dalam klasifikasi bahan pakan tepung tulang termasuk dalam kelas VI yang merupakan sumber mineral. Karena tulang sapi kaya akan kalsium walaupun sedikit mengandung protein. Fungsi utama tepung tulang dalam ransum pakan untuk memenuhi kebutuhaan akan Fosfor. Tapi senyawa yang terkandung masih banyak lagi seperti Ca, K, Na, Mg, Mn dst, dengan tingkat pemakaian dalam ransum 1 – 2 %. Tepung tulang mengandung kalsium 24 % dan Phosfor 12 %. Tabel 1. Kandungan Nutrisi pada Tepung Tulang

Tepung Tulang

Protein

Lemak

Abu

Serat

Air

Ca

25,54%

3,80%

61,60%

1,80% 5,52% 24%

P 12%

3.2 Tepung Kerang Bahan tepung kerang merupakan bahan pakan yang mirip peranannya dengan tepung tulang. Tepung kerang kerap kali diberikan kepada ayam hias, ayam pelung, dan juga campuran ransum untuk ayam ayam aduan. Tepung kerang digunakan pula sebagai pemecah mekanik makanan ayam di dalam tembolok. Tetapi peranan kedua bahan pakan ini semakin merosot dengan banyak beredarnya vitamin-mineral buatan pabrik yang relatif murah pergram ransumnya (Rasyaf, 2001).

9

Bahan baku pakan berupa tepung kerang diperoleh dengan cara menggiling kerang dari berbagai ukuran besar dan kecil. Tepung kerang ini digunakan sebagai unsur pencampuran di dalam ransum karena kandung Ca dan P nya cukup tinggi. Tepung kerang ini seperti halnya tepung tulang juga sangat potensial dalam proses pertumbuhan dan berproduksi. Pemakaian ideal dalam ransum 1% - 2 % (Sudarmono, 1996). Tepung kerang diperoleh dari kulit kerang yang dihaluskan menjadi tepung. Jenis tepung ini merupakan sumber kalsium dan fosfor. Penggunaannya sering digunakan bersamaan dengan tepung tulang. Kadar kalsium tepung kerang mencapai 38% jadi lebih besar dari kandungan kalsium tepung tulang. Karena itu, penggunaan tepung kerang untuk itik petelur jumlahnya tidaklah terlalu banyak (Suharno, 2001).

Tepung kerang memiliki kandungan protein 2-3%, dan kalsium

30-40%. Sebaiknya diberikan kepada anak itik dan itik dara sebanyak 1%, serta itik dewasa sebanyak 3% dari total ransum yang diberikan (Martawijaya, dkk, 1996). Karena kandungan Ca dan P nya cukup tinggi. Tepung cangkang kerang sangat potensial untuk masa pertumbuhan dan produksi ternak., dengan pemakaian ideal 1% - 2%Tepung kerang merupakan sumber kalsium dan fosfor dengan kadar kalsium mencapai 38% jauh lebih besar dari kandungan kalsium tepung tulang. Tepung kerang memiliki kandungan protein 2-3% dan kalsium 30-40%. Tepung kerang merupakan bahan pakan sumber mineral yaitu kalsium dan fosfor, termasuk dalam kelas eman dalam klasifikasi bahan pakan secara internasional yang mengandung 1,2% BETN, 43,4% protein kasar, dan 86% bahan kering.Tepung kerang terbuat dari kerang yang digiling halus (Hartadi et all, 1991). Tepung karang atau CaCO3 merupakan sumber kalsium yang baik mengandung kalsium 38% atau 98% kalsium karbonat, bila menggunakan tepung karang sebagai bahan makanan ternak sifatnya hanya sebagai pelengkap dan tidak harus di tambahkan tujuanya adalah untuk menambah nilai mineral kalsium pada pakan ternak. 3.3 Tepung Kapur

10

Tepung Kapur adalah hasil dari proses penggilingan batu kapur yang berperan sebagai sumber mineral. Berwarna putih kapur, tidak berbau dan teksturnya berbentuk tepung. Berdasarkan hasilanalisis yang telah dilakukan, tepung batumengandung Ca sekitar 55% yang terikat dalam bentuk karbonat (CaCO3) (UPK dan UPL Kab.Agam, 2003). Tepung kapur di samping mineral Ca, juga mengandung unsur mineral lain yang dibutuhkan oleh ternak, seperti besi (Fe), fosfor (P) dan magnesium (Mg) (Sarneti, 2004; UPK dan UPL Kab. Agam, 2003). Tepung ini sebagai bahan baku pakan ternak yang berguna sebagai sumber mineral. 3.4 Tepung Cangkang Telur Cangkang telur unggas memiliki struktur fisik yang keras, kasar, beraroma amis dan memiliki warna yang kurang menarik sehingga kurang diminati bila digunakan sebagai bahan pangan. Perendaman menggunakan pelarut kimia mampu memperbaiki struktur fisik cangkang serta mengurangi komponen berbahaya dan menghilangkan senyawa organik dari cangkang (Aminah dan Wulandari, 2016). Pembuatan tepung cangkang telur tanpa perendaman mendapatkan hasil bahwa setiap jenis tepung cangkang telur memiliki kadar kalsium yang berbedabeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya jenis ternak, kandungan kalsium pakan, vitamin D, serta kemampuan ternak dalam mengabsorbsi kalsium dalam pakan (Rahadianto et al. 2013). Kadar kalsium tertinggi terdapat pada tepung cangkang telur bebek dengan kadar kalsium mencapai 10.11%, kemudian tepung cangkang telur puyuh 9.46%, ayam ras 6.41%, dan buras 5.22%. Kadar kalsium tepung cangkang yang diperoleh khususnya tepung cangkang telur ayam ras tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri et al. (2014), dengan metode pengujian yang sama dihasilkan kadar kalsium sebesar 7.20%.

11

3.5 Mineral Mix Mineral mix adalah campuran berbagai bahan pakan sumber mineral makro penggunaannya 1-2 % dari total ransum. Mineral mix berbeda dengan premix, karena premix merupakan campuran mineral mikro yang kebutuhannya lebih sedikit deibandingkan mineral mikro. Mineral mix merupakan pakan imbuhan atau nama lainya yaitu feed additive . Pakan imbuhan ini jumlah kebutuhannya lebih sedikit jika dibandingkan dengan pakan utama, biasanya hanya 0,5-2% dari total ransum. Mineral mix sangat bermanfaat untuk menambah nutrisi dalam suatu formulasi ransum yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Salah satu mineral yang dibutuhkan ternak yaitu garam atau NaCl. Pada ternak ruminansia garam diberikan bisa dalam bentuk batangan atau blok, yang kita kenal sebagai NaCl Block. Mineral mix ini sangat diperlukan perannanya pada teranak, terutama pada ternak unggas, seperti ayam petelur dan itik. Ayam petelur dan itik yang produktif sangat menghasilkan telur, sangat membutuhkan mineral makro berupa Ca dan P. Mineral ini dibutuhkan saat proses pembentukan kerabang telur di dalam uterus. Defisisensi mineral ini akan mengakibatkan gangguan pada proses kaslsifikasi, dan kelainan pada tulang ayam, juga pada ternak ruminansia defisiensi P mengakibatkan arthritis. Komposisi mineral mix : Ca, P, K, Mg, Na, S, Fe, Zn, Mn, Cu, Co, Se, I, Vitamin A, D, E & Probiotik. Manfaat mineral mix antara lain meningkatkan produksi dan kualitas susu, meningkatkan kinerja reproduksi, meningkatkan perbaikan pertumbuhan, meningkatkan pertambahan bobot badan, memperbaiki penampilan dan penampakan bulu yang mengkilap /klemis, menyembuhkan luka luka pada kaki, kulit dan sudut mata dan luka di bagian tubuh lainya, memperbaiki kesehatan kuku – tracak dan tanduk, sangat signifikan untuk memperbaiki kondisi tubuh, menjadi sangat kuat dan meningkatkan nafsu makan, mudah bagi ternak untuk mengkonsumsi kebutuhan garamnya, menyebabkan ternak mengkonsumsi mineral yang rendah palatabilitasnya.

12

Sedangkan kelemahnnya adalah harus diproteksi dengan mineral box, harus tersedia cukup air dan memeaksa ternak untuk mengkonsumsi mineral yang mungkin tidak dibutuhkan ternak. Cara pemakaian untuk sapi perah dan sapi potong dewasa: 40 – 60gram per ekor per hari jika untuk ternak muda: 30 – 40gram per ekor per hari, untuk kambing atau domba: 15 – 20 gram per ekor per hari, jika untuk campuran pakan konsentrat : 0,5 - 0,6% (5 kg per ton).

3.6 Premix Premix merupakan campuran beberapa mineral dalam suatu bahan pembawa (carrier) yang digunakan sebagai bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak. Premix mengandung mineral dan pemberian sejumlah mineral bersifat esensial untuk kesehatan, pertumbuhan, dan produksi ternak yang optimal (Priyono, 2009). Mineral merupakan substansi anorganik yang mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh hewan, diantaranya untuk menjaga proses metabolisme, sebagai bahan pembentuk tulang, gigi, karapas, sebagai koenzim, menjaga keseimbangan tekanan osmotik dan menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh. Sumber-sumber mineral lainnya umumnya dijual di pasaran sudah dalam bentuk premix. Premix yang dimaksud adalah campuran beberapa bahan mineral dengan kandungan unsur yang telah ditentukan terlebih dahulu (Sukarman dan Sholichah, 2011). Premix mengandung mineral dan pemberian sejumlah mineral bersifat esensial untuk kesehatan, pertumbuhan, dan produksi ternak yang optimal (Phillips, 2008). Pemberian kurang dari jumlah mineral yang optimum dapat menyebabkan meningkatnya insiden penyakit dan masalah reproduksi, produksi yang rendah, dan laju pertumbuhan yang menurun pada sapi dara. Defisiensi mineral utama yang kecil mampu mempengaruhi fungsi kekebalan sapi dan kemampuan naturalnya untuk melawan infeksi, seperti pada penyakit mastitis dan penyakit lainnya. Penurunan kekebalan dijumpai sebelum penurunan produksi atau beberapa kelainan akibat defisiensi, seperti perubahan warna bulu dan lesu kulit.

13

Secara umum ada tiga jenis premix berdasarkan komposisinya. Ketiga premix tersebut adalah sebagai berikut: 1. Premix Vitamin-Mineral yaitu feed suplement yang mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat. 2. Premix Vitamin-Antibiotika

yaitu feed

suplement yang

mengandung

berbagai jenis vitamin dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat. 3. Premix Vitamin-Mineral-Antibiotik

yaitu feed

supplement yang

mengandung berbagai jenis vitamin , mineral dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat. Premix mempunyai khasiat untuk mempertinggi mutu pakan, mempercepat pertumbuhan anak ayam dan mencegah penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin, mineral, asam amino essensial serta fertilitas dan produksi. Contoh produk premix yaitu: (1) Wonder Super Premix, premix ini mengandung vitamin, mineral, asam amino essensial yaitu feed suplement yang melalui makanan dapat diberikan terus menerus sesuai dengan dosis yang dianjurkan pada aturan pemakaiannya; (2) Wonder Super Premixmengandung 12 macam vitamin, mineral dan 2 macam asam amino essensial dalam kombinasi yang optimum untuk ayam dan dilengkapi dengan Canthaxanthin untuk memperbaiki warna kuning telur. 3.7 Garam Garam yang umum digunakan untuk bahan baku pakan adalah garam dapur berbentuk serbuk yang mengandung yodium sekitar 30-100 ppm. Garam dapur (NaCI) sering digunakan sebagai tambahan untuk mencukupi kebutuhan kedua mineral yang dikandungnya, yaitu natrium dan klor. Penggunaarmya dibatasi sampai 0,25% saja, karena jika berlebihan akan mengakibatkan proses ekskresi atau pengeluaran cairan kotoran meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan alas litter

14

menjadi sangat lembab dan basah. Akibatnya, akan timbul gangguan penyakit bagi ternak yang dipelihara. Garam dapur (NaCI) sering digunakan sebagai tambahan untuk mencukupi kebutuhan kedua mineral yang dikandungnya, yaitu natrium dan klor. Penggunaarmya dibatasi sampai 0, 25% saja, karena jika berlebihan akan mengakibatkan proses ekskresi atau pengeluaran cairan kotoran meningkat. Garam digunakan sebagai sumber Na dan Cl. Penggunaanya dalam pakan maksimal 0,25%. Jika kelebihan dapat mengakibatkan proses ekskresi atau pengeluaran feses meningkat (Yaman, 2010). Garam digunakan sebagai sumber Na dan Cl. Penggunaanya dalam pakan maksimal 0, 25%. Jika kelebihan dapat mengakibatkan proses ekskresi atau pengeluaran feses meningkat (Yaman, 2010). Garam yang umum digunakan untuk bahan baku pakan adalah garam dapur berbentuk serbuk yang mengandung yodium sekitar 30-100 ppm.

15

IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Mineral merupakan zat yang penting dalam kelangsungan hidup, dibutuhkan oleh ternak baik untuk memelihara kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi. Sumber mineral merupakan bahan pakan kelas nomor enam dalam klasifikasi internasional. Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua makanan yang mengandung cukup banyak mineral seperti Ca dalam tulang, zat besi (Fe) serta mineral lainnya. Mineral bersama-sama protein dan lemak membentuk otot, organ tubuh, sel darah, dan jaringan lunak lainnya. Disamping itu mineral juga berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa, mempertahankan kontraksi urat daging dan memainkan peranan penting untuk berfungsinya urat syaraf secara normal.

16

DAFTAR PUSTAKA Adriani, L., E.Sujana, A.Mushawwir, and A.Maradona. 2009. The effect of ration with antibiotics (virginamycin) and temulawak (curcuma xanthorriza roxb.) to broiler performances. Proceeding of the 1st International Seminar on Animal Industri. Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University, Bogor Aminah, Siti., dan Wulandari M. 2016. Calcium Content and Flour Yield of Poultry Eggshell With Acetic Acid Extraction. Prosiding Seminar. The 4th University Research Coloquium 2016. ISSN 2407-9189 Georgievskii, V.I., B.N. Annenkov and V.T. Samokhin. 1982. Mineral Nutrition of Animals. Butterworths. London Boston Sydney Durban Wellington Toronto. Martawijaya. dkk, 1996. Itik Petelur. Jakarta : Agromedia Pustaka. Priyono. 2009. Premix. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang. Rahadianto, A., O . Sjofjan., dan I. H. Djumadi. 2013. Efek Penambahan Beberapa Sumber Kalsium dalam Pakan terhadap Kualitas Eksternal Telur Ayam Petelur. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang Rasyaf, 2001. Seputar Makanan Ayam Kampung. Jakarta : Agromedia Pustaka. Safitri, Ayu Intan., Nurul Muslihah., dan Sri Winarsih. 2014. Kajian Penambahan Tepung Cangkang Telur Ayam Ras terhadap Kadar Kalsium, Viskositas, dan Mutu Organoleptik Susu Kedelai. Majalah Kesehatan FKUB Vol 1 No 3 Sudarmono, 1996. Pedoman Pemeliharaaan Ayam Ras Petelur. Jakarta : Agromedia Pustaka. Suharno, 2001. Beternak Itik Secara Intensif. Jakarta : Kanisius. Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Vandergrift, B. 1992. “The theory and practice of mineral proteinates in the animal feed industry”. Journal Animal Science. Vol 133:146

17

Related Documents


More Documents from "made sudiarti"