Pembahasan Bppr Premix Mineral Tepung Cangkang Telur.docx

  • Uploaded by: alga
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan Bppr Premix Mineral Tepung Cangkang Telur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,203
  • Pages: 5
Pembahasan Premix Premix merupakan campuran beberapa mineral dalam suatu bahan pembawa (carrier) yang digunakan sebagai bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak. Premix mengandung mineral dan pemberian sejumlah mineral bersifat esensial untuk kesehatan, pertumbuhan, dan produksi ternak yang optimal (Priyono, 2009). Mineral merupakan substansi anorganik yang mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh hewan, diantaranya untuk menjaga proses metabolisme, sebagai bahan pembentuk tulang, gigi, karapas, sebagai koenzim, menjaga keseimbangan tekanan osmotik dan menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh. Sumber-sumber mineral lainnya umumnya dijual di pasaran sudah dalam bentuk premix. Premix yang dimaksud adalah campuran beberapa bahan mineral dengan kandungan unsur yang telah ditentukan terlebih dahulu (Sukarman dan Sholichah, 2011). Premix mengandung mineral dan pemberian sejumlah mineral bersifat esensial untuk kesehatan, pertumbuhan, dan produksi ternak yang optimal (Phillips, 2008). Pemberian kurang dari jumlah mineral yang optimum dapat menyebabkan meningkatnya insiden penyakit dan masalah reproduksi, produksi yang rendah, dan laju pertumbuhan yang menurun pada sapi dara. Defisiensi mineral utama yang kecil mampu mempengaruhi fungsi kekebalan sapi dan kemampuan naturalnya untuk melawan infeksi, seperti pada penyakit mastitis dan penyakit lainnya. Penurunan kekebalan dijumpai sebelum penurunan produksi atau beberapa kelainan akibat defisiensi, seperti perubahan warna bulu dan lesu kulit. Secara umum ada tiga jenis premix berdasarkan komposisinya. Ketiga premix tersebut adalah sebagai berikut: 1. Premix Vitamin-Mineral yaitu feed suplement yang mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat. 2. Premix Vitamin-Antibiotika yaitu feed suplement yang mengandung berbagai jenis vitamin dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat. 3. Premix Vitamin-Mineral-Antibiotik yaitu feed supplement yang mengandung berbagai jenis vitamin , mineral dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat.

Premix mempunyai khasiat untuk mempertinggi mutu pakan, mempercepat pertumbuhan anak ayam dan mencegah penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin, mineral, asam amino essensial serta fertilitas dan produksi. Contoh produk premix yaitu: (1) Wonder Super Premix, premix ini mengandung vitamin, mineral, asam amino essensial yaitu feed suplement yang melalui makanan dapat diberikan terus menerus sesuai dengan dosis yang dianjurkan pada aturan pemakaiannya; (2) Wonder Super Premixmengandung 12 macam vitamin, mineral dan 2 macam asam amino essensial dalam kombinasi yang optimum untuk ayam dan dilengkapi dengan Canthaxanthin untuk memperbaiki warna kuning telur. Mineral Mineral merupakan zat yang penting dalam kelangsungan hidup dibutuhkan oleh ternak baik untuk memelihara kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang essensial dan golongan yang tidak essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro, dan mineral mikro (Georgievskii et al., 1982). Georgievskii et al. (1982) juga mengklasifikasikan mineral menjadi tiga golongan berdasarkan distribusi mineral pada jaringan dan organ tubuh. Golongan tersebut adalah (1) mineral yang didistribusikan pada jaringan tulang (osteotropic). Contoh mineral yang termasuk ke dalam golongan ini yaitu : kalsium, fosfor, magnesium, strontium, beryllium, flourine, vanadium, barium, titanium, radium. (2) Mineral yang didistribusikan ke dalam sistem reticuloendothelial. Contoh mineral pada golongan ini yakni: ferrum, copper, mangan, silver, crhom, nikel, cobalt, dan beberapa lantannida. (3) Mineral yang didistribusikan pada jaringan yang tidak spesifik. Umumnya mineral tersebut terdistribusi lebih pada suatu jaringan tertentu. Contoh mineral tersebut adalah 7 natrium, kalium, sulfur, chlorine, lithium, rubidium dan caesium. Secara umum mineral-mineral essensial berfungsi sebagai pembangun tulang dan gigi. Mineral bersama-sama protein dan lemak membentuk otot, organ tubuh, sel darah, dan jaringan lunak lainnya. Disamping itu mineral juga berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa, mempertahankan kontraksi urat daging dan memainkan peranan penting untuk berfungsinya urat syaraf secara normal. Sebagian mineral essensial juga berfungsi mempertahankan tekanan osmotik, bagian dari hormon atau sebagai aktifator dari enzim, mengatur metabolisme, transport zat makanan ke dalam tubuh, permeabilitas membran sel dan memelihara kondisi ionik dalam tubuh. Persentase kadar mineral total dari makanan ruminansia hanya sebagian kecil dari konsumsi bahan kering total (Adriani et al., 2009). Solusi dari

permasalahan tersebut adalah pemberian suplemen mineral yang dapat memenuhi kebutuhan ternak. 

Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan tubuh ternak. Mineral ini dibutuhkan untuk proses pembentukan dan perawatan jaringan kerangka tubuh serta beberapa kegiatan penting dalam tubuh. Kalsium diperlukan untuk mengaktifkan enzim tertentu misalnya lipase dari kelenjar pankreas plasma lipoprotein, fosfolipase A dan fosfolipase kinase. Untuk melepaskan beberapa neuro transmiter tertentu, misalnya asetil kolin, serotonine dan non epinephrine diperlukan Ca (Tillman et al., 1998) 

Magnesium (Mg)

Magnesium ikut berperan sebagai ion prosthetic dan bermacam-macam reaksi enzimatik yang penting. Meskipun Mg dalam tubuh terdapat dalam jumlah yang lebih kecil dibanding Ca dan P unsur ini berhubungan erat dengan Ca dan P baik dalam distribusinya maupun dalam metabolismenya. Lebih kurang 70% dari Mg dalam tubuh terdapat dalam tulang dan sisanya tersebar dalam berbagai cairan tubuh, jaringan lunak dan mempunyai fungsi yang penting (Tillman et al., 1998). Mineral Organik Mineral organik dapat dikelompokkan kedalam suatu bentuk yang disebut “mineral protein”. Mineral protein dapat didefinisikan sebagai mineral yang telah mengalami proses kimia menjadi asam amino. Menurut Vandergrift (1992) bahwa gabungan antara mineral dengan protein dapat mengurangi kemampuan mineral tersebut berinteraksi dengan mineral atau bahan organik lain yang menyebabkan berkurangnya peluang untuk diabsorbsi sehingga mineral organik ini diserap kedalam tubuh secara utuh. Tepung Cangkang Telur Cangkang telur unggas memiliki struktur fisik yang keras, kasar, beraroma amis dan memiliki warna yang kurang menarik sehingga kurang diminati bila digunakan sebagai bahan pangan. Perendaman menggunakan pelarut kimia mampu memperbaiki struktur fisik cangkang serta mengurangi komponen berbahaya dan menghilangkan senyawa organik dari cangkang (Aminah dan Wulandari, 2016). Pembuatan tepung cangkang telur tanpa perendaman mendapatkan hasil bahwa setiap jenis tepung cangkang telur memiliki kadar kalsium yang berbedabeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya jenis ternak, kandungan kalsium pakan, vitamin D, serta kemampuan ternak dalam

mengabsorbsi kalsium dalam pakan (Rahadianto et al. 2013). Kadar kalsium tertinggi terdapat pada tepung cangkang telur bebek dengan kadar kalsium mencapai 10.11%, kemudian tepung cangkang telur puyuh 9.46%, ayam ras 6.41%, dan buras 5.22%. Kadar kalsium tepung cangkang yang diperoleh khususnya tepung cangkang telur ayam ras tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri et al. (2014), dengan metode pengujian yang sama dihasilkan kadar kalsium sebesar 7.20%

Daftar pustaka Adriani, L., E.Sujana, A.Mushawwir, and A.Maradona. 2009. The effect of ration with antibiotics (virginamycin) and temulawak (curcuma xanthorriza roxb.) to broiler performances. Proceeding of the 1st International Seminar on Animal Industri. Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University, Bogor Aminah, Siti., dan Wulandari M. 2016. Calcium Content and Flour Yield of Poultry Eggshell With Acetic Acid Extraction. Prosiding Seminar. The 4th University Research Coloquium 2016. ISSN 2407-9189 Rahadianto, A., O . Sjofjan., dan I. H. Djumadi. 2013. Efek Penambahan Beberapa Sumber Kalsium dalam Pakan terhadap Kualitas Eksternal Telur Ayam Petelur. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang Safitri, Ayu Intan., Nurul Muslihah., dan Sri Winarsih. 2014. Kajian Penambahan Tepung Cangkang Telur Ayam Ras terhadap Kadar Kalsium, Viskositas, dan Mutu Organoleptik Susu Kedelai. Majalah Kesehatan FKUB Vol 1 No 3 GEORGIEVSKII, V.I., B.N. ANNENKOV and V.T. SAMOKHIN. 1982. Mineral Nutrition of Animals. Butterworths. London Boston Sydney Durban Wellington Toronto. Priyono. 2009. Premix. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang. Sukarman dan L. Sholichah. 2011. Status Mineral dalam Pakan Ikan dan Udang. Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Depok. Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Vandergrift, B. 1992. “The theory and practice of mineral proteinates in the animal feed industry”. Journal Animal Science. Vol 133:146

Related Documents

Premix Mortar
October 2019 12
Donut Premix
November 2019 13
Mineral
October 2019 37
Mineral
May 2020 31
Mineral
May 2020 24

More Documents from ""