BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan. Seperti yang kita ketahui sekarang, bahwa kondisi daerah aliran sungai yang terdapat disungai siak sangat memprihatinkan. Penurunan kualitas air sungai Siak yang terjadi sebagai akibat dari meningkatnya pembuangan limbah yang tidak terkendali dari aktivitas industri dan domestik di sepanjang sungai. Industri yang dimaksud seperti industri pengolahan sawit, industri karet, industri kertas, industri kapal dan lain-lain. Limbah yang langsung dibuang ke badan air sungai dan tidak diolah terlebih dahulu menyebabkan senyawa kimia yang terkandung pada air berdampak cukup berbahaya bagi manusia yang mengunakan air tersebut. Setiap senyawa memiliki nilai ambang batas maksimum yang berbeda di perairan. Kecelakaan kapal yang membawa bahan baku pabrik, buangan-buangan limbah kapal ke sungai juga memperbesar kontribusi beban pencemaran di Sungai Siak. Berdasarkan permasalahan tersebut, kami ingin mengetahui pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan yang sudah diterapkan di DAS Siak daerah jembatan Leighton III. Sungai siak merupakan sumber kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, baik untuk sumber air minum, keperluan rumah tangga, perikanan, industri maupun transportasi. Selain itu Sungai Siak juga menjadi habitat bagi berbagai biota air yang tinggal di dalamnya, yang merupakan sumber keanekaragaman hayati. Maka, sebisa mungkin semua permasalahan yang ada di sungai siak terutama disekitar leighton III dapat terselesaikan karena jika sungai siak terus tercemar dan tidak adanya perubahan, tidak menutup kemungkinan ekonomi masyarakat akan terpuruk, sehingga menambah angka kemiskinan.
1
Dengan adanya berbagai permasalahan yang terjadi disungai siak leighton III, maka dapat dilakukan suatu perencangan Pengelolaan DAS Yang Terpadu dan Berkelanjutan yang megacu kepada UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraannya. Terdiri dari 5 Aspek Pengelolaan Sumber Daya Air, 3 aspek utama dan 2 aspek pendukung. Berdasarkan latar belakang tersebutlah, dilakukan survey dan perancangan yang terpadu pengeleolaan sungai siak. Dengan adanya survey dan perencangan tersebut, diharapkan segala permasalahan yang terjadi disekitar leighton III akan terselesaikan seiring berjalannya waktu.
1.2
Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis membuat ini dengan
tujuan antara lain : 1. Mengidentifikasi penyebab menurunnya kualitas air Sungai Siak daerah Leighton III dengan bertanya langsung pada masyarakat yang bermukim disekitar sungai. 2. Mengetahui sistem pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan yang sudah diterapkan di Sungai Siak. 3. Meninjau sumber air bersih yang digunakan masyarakat di sekitar Sungai Siakdaerah Leighton III. 4. Merencanakan pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan di DAS Siak daerah Leighton III.
1.3
Manfaat Beberapa manfaat dilakukannya survey lapangan dan penelitian kegiatan
ini yaitu: 1.3.1
Bagi mahasiswa Menambah informasi mengenai kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Siak khususnya di kawasan Leighton III Merupakan suatu kegiatan peran aktif mahasiswa dalam berinteraksi lansgung kepada masyarakat.
2
Menumbuhkan sikap dan sifat solidaritas pada masyarakat Menambah pengetahuan, masukan, serta menumbuhkan inovasi tentang bagaimana sistem pengelolaan sumber daya air yang baik diterapkan khususnya pada DAS Siak 1.3.2 Bagi Masyarakat Menyampaikan aspirasi tentang buruknya kualitas air Sungai Siak dan ketersediaan air bersih yang memadai Memperoleh penjelasan dan masukan tentang bagaimana pengelolaan sumber daya air yang baik diterapkan khususnya pada DAS Siak 1.3.3
Bagi Pemerintah Membantu pemerintah dalam mewujudkan pencapaian program pengolahan sungai siak
Dapat menerima masukkan dari masyarakat dalam mengolah air DAS siak
3
BAB II ISI 2.1
Permasalahan DAS Siak Leighton III Dari survey lapangan serta hasil wawancara dengan masyarakat
permasalahan DAS Siak Leighton III dapat dari berberapa sumber diantaranya : 2.1.1 Sumber Permasalahan dan Penyebab 2.1.1.1 Aspek Teknis a.
Tanggul yang belum sempurna Penggunaaan tanggul penahan air yang belum sempurna,
dikarenakan ketidak seriusan dari pemerintah. Pembangunan tanggul dipinggir bantaran sungai hanya berada disatu sisi saja, sementara sisi sungai yang diseberang masih setengah jadi, sehingga masih terdapat nya rumah masyarakat disekitar bantaran sungai. sehingga debit air kurang terkontrol sehingga pada saat aliran lambat timbulnya sedimentasi DAS sehingga terjadinya pendangkalan DAS.
Gambar 2.1 tanggul yang belum sempurna b.
Tidak berfungsinya fasilitas disekitar DAS Pada daerah sekitar sungai siak tepatnya disekitar leighton III,
terdapatnya suatu taman kota yang telah dibangun oleh pemerintah. Namun, sepertinya taman kota tersebut terbengkalai, hanya sekedar dibuatnya taman kota tanpa adanya pegembangan dan perawatan oleh
4
pihak yang berwenang. Meski taman kota tersebut dibangun terbilang cukup baru, tetapi fasilitas yang ada sebagian sudah rusak. Selain tidak terawatnya taman kota tersebut, pengunjung yang datang terbilang tidak ramai. Ini disebabkan, karena tidak ada daya tarik yang lebih yang terdapat disekitar sungai tersebut. Ketika berkunjung ke taman tersebut, kita hanya dapat melihat pemandangan sungai yang tidak bersih disertai dengan bau yang tidak sedap. Seharusnya, dengan dibangunnya taman kota tersebut, kondisi sungai juga harus diperhatikan oleh pemerintah. Jika pemerintah serius dalam membuat dan melestarikan serta memperbaiki keadaan sungai, mungkin dapat menarik daya tarik masyarakat untuk datang ke taman kota tersebut.
Gambar 2.2 fasilitas yang telah rusak disekitar Leighton III c.
Sumber sumur Penggunaan sumur artesis yang tidak merata dirumah penduduk di
sekitar DAS juga dapat menyebabkan sungai jadi tercemar. Dengan tidak merata nya sumur artesis, maka bisa disimpulkan sebagian masyarakat sekitar berumpu pada sungai. Aktifitas MCK akan berada disungai, ini menyebabkan sungai mengandung detergen dari hasil kegiatan mencuci disungai, air sungai jadi berminyak karena mencuci piriing, dan sebagainya. Masyarakat yang tidak ada sumur tentu akan bergantung kepada air sungai yang menyebabkan pencemaran sungai. Tetapi, penggunaan sumur juga perlu diperhatikan kapasitasnya. Jika pemakaian air sumur yang sangat berlebihan pada perumahan-perumahan yang mengakibatkan cadangan air yang menipis sehingga air dari dalam lapisan 5
tanah di bawah aquifer atau kedap air mengakibatkan kosong dan dapat menjadikan tanah yang cadangan air sumur artesisnya telah habis dikuran akan turun yang mengakibatkan air dari aliran sungai menjadi naik ke wilayah daratan dan dapat menghabiskan wilayah pinggiran sungai serta memperbesar wilayah erosi dari aliran sungai. d.
Sedimentasi Permasalahan yang cukup serius yang terdapat disekitar aliran
DAS leighton III yaitu sedimentasi. Setelah kami survey ke kawasan sekitar, memang sedimentasi yang terjadi sudah cukup memprihatinkan. Bahkan, dipinggir sungai yang sudah ada tanggul sekali pun, sedimentasi masih terjadi. Sedimentasi tidak bisa dianggap hal yang sepele, karena dapat membuat fungsi sungai berkurang. Sepertinya masalah sedimentasi ini memang tidak menjadi bagian penting bagi pemerintah dan masyarakat, padahal sedimentasi bisa dikatakan masalah terbesar yang terdapat di sungai siak. Seperti yang kita ketahui, sungai siak merupakan sungai terdalam diindonesia yang kedalamannya mencapai kurang lebih 30meter. Namun, setelah kami survey dan berbincang dengan masyarakat dan badan yang berwenang disekitar kawasan sungai, pendangkalan sungai sangat drastis. Kedalaman sungai siak sekarang hanya berkisar kurang lebih 16 meter saja.
Gambar 2.3 Sedimentasi sungai siak
6
e.
Drainase Sepertinya,
pemerintah
maupun
masyarakat
tidak
begitu
memperhatikan drainase. Padahal, jika drainase tidak sesuai standar dan tidak ada drainase dapat menyebabkan banjir dikemudian hari nya. Seperti yang kami lihat disekitar rumah penduduk yang tinggal dibantaran sungai, hanya ada drainase yang sangat kecil dan dangkal, bahkan tidak semua rumah terdapat drainase. Mereka hanya mengandalkan sungai sebagai tempat buangan. Mereka juga tidak tahu apa dampak nya jika drainase tidak memumpuni. Bukan hanya dirumah masyarakat saja, bahkan ditaman kota drainase juga dibuat seadanya saja. Drainase yang kecil dan sangat dangkal hanya sekitar 20cm saja. Tentu drainase ini tidak memiliki arti, apabila terjadi hujan lebat dan air permukaan sungai naik, tidak menutup kemungkinan daerah tersebut dapat menyebabkan banjir.
Gambar 2.4 Drainase masyarakat yang tidak memumpuni f.
Pelabuhan yang terbengkalai Dikawasan
sekitar
DAS
leighton
III,
terdapat
pelabuhan
pengangkut barang yang berasal dari selat panjang. Pelabuhan ini terlihat terbengkalai. Pelabuhan yang terbengkalai ini mengurangi nilai estitika, karena pemandangan sungai menjadi tidak indah. Padahal, jika pelabuhan ini terurus dengan baik, pelabuhan ini juga dapat dijadikan objek wisata juga. Jika emang tidak ada tindak lanjut dari pemerintah, lebih baik pelabuhan ditiadakan dan dipindahkan ditempat yang lebih memadai.
7
Gambar 2.5 pelabuhan yang terbengkalai
Gambar 2.6 Aktifitas kapal di pelabuhan h.
Tata ruang yang kurang baik Penataan ruang yang kurang baik merupakan suatu hal yang krusial.
Misalnya tidak diperbolehkan membangun suatu bangunan di daerah pinggiran sungai. Namun kenyataannya banyak rumah yang berdiri kokoh disana. Menurut tata ruang pabrik karet tidak layak berada di daerah aliran sungai siak ini dikarenakan lingkungan tersebut telah menjadi suatu kota yang tempat masyarakat bermukim. Selain menyalahi aturan tata ruang, pabrik yang juga berada di sempadan sungai ini membuang limbah buangannya ke sungai.
8
Gambar 2.7 Tata ruang disekitar Leighton III
2.1.1.2 Aspek Lingkungan a.
Limbah Industri Pada Leighton III memang tidak ada industri yang bergerak di
DAS siak namun masyarakat merasakan ada nya pengaruh limbah industri yang terbawa aliran sungai dari sekitaran leighton lainnya sehingga adanya pengaruh terhadap kualitas air sungai disekitar leighton III. Dari hasil survey yang telah kami lakukan, memang tidak adanya industri disekitar leighton III, tapi masyarakat mengaku bahwa industri dari pabrik karet yang berada disekitar leighton I yang mempunyai dampak yang sangat besar atas tercemar nya sungai tersebut. Selain pabrik karet dari leighton I, terdapat juga industri aluminium dan industri tahu yang berada didekat leighton II, ini tentu nya berpengaruh ke segala sisi sungai, dikarenakan air sungai yang terus mengalir. Masyarakat sangat mengeluh akan hal ini, karena mereka mengaku bahwa dahulu sebelum adanya industri tersebut, air sungai siak sangat jernih bahkan bisa diminum secara langsung b.
Tumpahan minyak kapal Pada leighton III, terdapat pelabuhan kecil-kecilan. Adanya kapal
yang melintasi DAS yang mengakut bahan sagu yang berasal dari selat panjang yang akan diproduksi di kota, selain pelabuhan kapal pengangkut sagu tersebut, terdapat juga kapal milik polisi yang tepat berada dibawah jmbatan leighton III. Kapal polisi ini juga sering beraktifitas melintasi 9
sungai. Dengan adanya kapal melintas tentu akan ada sedikit atau beberapa minyak kapal tersebut yang keluar atau bahkan tumpah sehingga adanya keluar dan tumpahan minyak kapal yang tidak akan larut dalam air mengakibatkan air sungai jadi berminyak dan penambahan bahan kimia berbahaya yang bersifat tosik sehingga kualitas sungai menurun jika terkena kulit akan menyebabkan iritasi, serta mengurangi fungsi penggunaan air sungai tersebut
Gambar 2.8 kapal melintas di DAS
Gambar 2.9 Sungai yang berminyak akibat aktifitas kapal
10
c.
Sampah Pola pikir masyarakat yang membuang sampah masih memiliki
sikap ingin cepat dan mudah saja mengkibatkan kerusakan yang membuat wilayah bantaran sungai menjadi rusak akibat mereka membuang sampah langsung ke badan sungai dan hilangnya estestika dari sungai dan jika pada musim hujan tiba maka akan terjadi banjir yang akan membawa bakteri bakteri sehingga menimbulkan penyakit. Ini disebabkan kurang nya pola pikir masyarakat yang akan peduli lingkungan, serta fasilitas yang tidak memadai. Disekitar rumah masyarakat, jika diperhatikan tidak adanya pewadahan sampah. Masyarakat juga mengaku tidak ada nya mobil pengangkut sampah yang masuk ke wilayah rumah penduduk. Sehingga menyebabkan masyarakat mau tidak mau membuang sampah ke bantaran sungai sehingga menyebabkan pencemaran.
Gambar 2.10 sampah di perumahan masyarakat d.
Kawasan sungai terlihat gersang Pada kawasan sungai siak, permsalahan nya sungai terlihat
gersang. Ini disebabkan tidak adanya kawasan hijau serta pepohonan. Lahan skitar DAS hanya dimanfaatkan sebagai tempat tinggal dan lainnya tanpa memikirkan aspek lingkungan hijau. Jika kawasan sungai rindang dan hijau, mungkin ini dapat menjadi daya tarik untuk menjadkan sungai siak sebagai objek wisata. Selain dapat dijadikan objek wisata dengan adanya pepohonan dan lahan hijau, pohon juga dapat berfungsi sebagai pencegahan erosi sungai serta menghambat terjadinya kebanjiran.
11
e.
Kurangnya daerah resapan air Daerah resapan air berguna agar pada saat terjadi banjir debit air
hujan yang tinggi dapat masuk ke dalam tanah dan dapat menjadi cadangan air tanah. Namun pada daerah aliran sungai ini banyak terjadi limpasan (run-off) karena banyaknya tanah yang sudah disemenisasi, kurang suburnya tanah dan kurangnya pepohonan sebagai salah satu penahan laju air permukaan.
2.1.1.3 Aspek Sosial a.
Pola pikir masyarakat Pola pikir masyarakat yang masih sangat minim. Masyarakat
sekitar percaya, bahwa menggunakan dan mengkonsumsi air sungai siak tidak akan menimbulkan masalah. Kebiasaan masyarakat menggunakan air sungai siak menyebabkan mereka terbiasa akan hal tersebut sehingga menurut mereka tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi jika dilihat, sebenarnya penyakit pasti akan menyerang masyarakat tanpa mereka sadari. Seperti yang kami lihat, Kulit masyarakat sekitar rata-rata tidak bersih, ini disebabkan karena menggunakan air sungai siak. Tapi pola pikir mereka, itu tidak merupakan penyakit. Bahkan sebagian masyarakat sekitar masih berpikir bahwa sungai siak itu mistis. Sebagian warga merasa lebih bersih dan berkhasiat menggunakan air sungai siak dibanding air sumur yang terdapat dirumah mereka. Seperti kami survei terdapat laundry dsekitar sungai, kami bertanya apakah mengkonsumsi air sebagai cucian usaha, ibu itu menjawab bahwa mencuci kain putih tidak menyebabkan kain menjadi kuning, bahkan ibu itu mengira air sumur lah yang dapat menyebabkan kain putih menjadi kuning. Ini semua masalah pola pikir masyarakat tersebut. b.
Masyarakat yang tidak peduli lingkungan Masyarakat sekitar masih minim akan kesadaran untuk peduli
lingkungan. Mereka hanya peduli akan kebutuhan kehidupan mereka tanpa memperhatikan apakah kebutuhan mereka tersebut dapat mencemari lingkungan. Walaupun sungai siak merupakan sumber mata pencaharian
12
dan sumber kehidupan, tapi mereka tidak mau menjaga sungai tersebut, mereka hanya menikmati hasil tanpa adanya usaha untuk melestarikan lingkungan itu sendiri. Seperti masih membuang sampah disungai. Selain itu peran masyarakat dalam melakukan pembersihan masih tidak terlaksanakan.Hal ini uga diakibatkan masyarakat terlalu sibuk dalam mengurus diri dan keluarga mereka sehingga melupakan lingkungan tempat tinggal mereka. c.
Tidak adilnya pembagian air Hal ini diakibatkan adanya banyak pengusaha yang lebih
membayar dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya.Karena itu wilayah di pinggiran sungai yang notabene lebih mengarah ke ekonomi kebawah mengeluh akibat tidak sampai teralirnya air dari PDAM menuju wilayah daerah pinggiran sungai. d.
Habits (kebiasaan) Keadaan masyarakat yang masih memiliki sikap ingin cepat dan
mudah saja mengkaibatkan kerusakan yang membuat wilayah bantaran sungai menjadi rusak akibat mereka membuang sampah langsung ke badan sungai atau pun mandi di pinggiran sungai.Akibatnya sikap ini menjadi turun menurun juga diakibatkan anak-anak yang tinggal dan menetap disekitar aliran sungai meniru perilaku tersebut sehingga keadaan tersebut menimbulkan perilaku yang turun temurun.
Gambar 2.11 masyarakat mandi
13
2.1.1.4 Aspek Ekonomi a. Ekonomi masyarakat sekitar rendah Keadaan ekonomi masyarakat di sekitar leighton 3 rendah, pekerjaannya yaitu buruh harian lepas, wiraswasta, ibu rumah tangga, tukang loundry, warung kecil-kecilan. Ekonomi rendah dikarenakan tingkat pendidikan tertinggi rata-rata adalah SMA. Sehingga masyarakat dengan taraf hidup rendah akan sangat bergantung ke sungai. Contohnya, banyak dirumah warga yang tidak dilengkapi septic tank dikarenakan limbah black dan grey water langsung masuk ke badan sungai. Selain itu, mencuci masih disungai menyebabkan detergen masuk ke sungai dan menambah pencemaran.
Gambar 2.12 Masyarakat mencuci dibantaran sungai b.
Dana Pemerintah Tidak Jelas Dari pemerintah sendiri terjadi ketergantungan dana antara
pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat mengenai dana begitu besar. Sehingga pemerintah daerah tidak memiliki lingkup yang besar untuk mengalokasikan dana yang ada untuk pengelolaan DAS. Faktor lainnya adalah dana yang telah dialokasikan untuk pengelolaan DAS belum digunakan secara efektif dan efisien. Sehingga dana yang tersebut seperti lenyap begitu saja tanpa terlihat dampak positifnya. c.
Masyarakat yang bertumpu kepada mata pencarian sungai Masyarakat sekitar masih sangat mengharapkan mata pencarian
dari air sungai. Banyak masyarakat sekitar yang masih mengharapkan ikan
14
yang terdapat disungai siak. Seperti yang diketahui, jumlah ikan yang sudah berkurang akibat terjadinya pencemaran air sungai menyebabkan ekonomi masyarakat menajdi sulit.
Gambar 2.13 Masyarakat mencari ikan 2.1.1.5 Aspek Hukum a.
Peraturan yang tidak diterapkan pemerintah memang sudah membuat aturan yang cukup dalam
penjagaan kualitas sungai seperti peraturan untuk limbah yang dibuang kesungai, peraturan tidak membuang sampah disungai dan sebagainya. Tetapi perautran hanya tertulis saja, dilapangan tidak terlaksana. Pemerintah masih acuh tak acuh terhadap peraturan yang telah dibuat. a.
Tidak Ada Aturan Tata Ruang Sungai Siak Rusaknya sungai siak tidak lepas dari aturan pemerintah.
Pemerintah belum membuat tata ruang sungai siak agar menjadi wilayah konservasi. Pemerintah dinilai lambat dalam bertindak. Seharusnya sejak awal pembangunan sudah disediakan aturan-aturan mengenai dampak lingkungan yang akan ditimbulkan. Menyadari betapa tercemarnya sungai siak saat ini merupakan suatu penyesalan bagi pemerintah. Pemerintah harus ligat menangani kasus ini. Pemerintah harus sesegera mungkin mengatur aturan rencana tata ruang sungai siak agar kota pekanbaru lebih tertata sehingga pencemaran sungai siak dapat diminimalkan.
15
b.
Ketidaktahuan warga dengan peraturan hukum Tentu peraturan tidak terjalankan, karena masyarakat sekitar masih
belum paham akan ada aturan yang membatasi mereka dalam memanfaatkan air sungai. Ini disebabkan kurang nya sosialisasi dari pemerintah dan tidak mau tahu masyarakat akan peraturan hukum.
2.1.2
Dampak dari Masalah
2.1.2.1 Aspek Teknis a.
Terjadinya pendangkalan sungai Dengan
adanya
sedimentasi
yang
terus
menerus,
akan
menyebabkan pendangkalan sungai. Tentu ini akan berdampak bagi kehidupan masyarakat sekitar, seperti berkurangnya pendapatan ikan, berkurangnya sumber air bersih dan sebagainya b.
Terjadi nya banjir dimasa akan datang Dengan tidak adanya drainase yang terdapat disekitar rumah warga
aupun fasilitas umum, akan dapat menyebabkan banjir dimasa akan datang. Tentu ini masalah yang cukup serius. Drainase sangat penting dalam berbagai aspek seperti mencegah banjir. Dengan tidak adanya dan tidak sesuai standar drainase, sehingga air buangan masyarakat juga tidak akan mengalir sehingga terjadinya banjir.
2.1.2.2 Aspek Lingkungan a.
Estetika sungai Banyak nya sampah disekitaran bantaran sungai mengurangi nilai
keindahan dari sungai dan nilai fungsi dari sungai itu sendiri tidak dapat berjalan karena bau yang disebabkan dari sampah dan kumuh
16
Gamar 2.14 bantaran sungai siak b.
Wabah Penyakit Masyarakat banyak menggunakan air sungai untuk keperluan
sehari- hari namun dari hasil wawancara masyarakat tidak merasakan efek gejala penyakit pada kulit masyarakat tapi dari visual kita dapat melihat adanya bintik bintik pada masyarakat yang disebabkan kemungkinan iritasi akibat mikroba pathogen dan sebagainya. c.
Berkurangnya ketersedian air bersih Pencemaran akibat sampah , limbah RT, limbah industri , dan
sebagainya kesungai mengakibatkan kurangnya kualitas air , sehingga kurang nya ketersediaan air bersih bagi masyarakat sehingga masyarakat akan kurang kesehatan nya
Gambar 2.15 kondisi air yang dikonsumsi masyarakat
17
d.
Reaksi kimia di sungai menjadi lebih cepat Reaksi bahan kimia cepat di dalam sungai akibat penumpukan
bahan kimia dari limbah , zat kimia tersebut bereaksi satu sama lainya sehingga akan tercipta senyawa yg berbahaya e.
Udara disekitar sungai tercemar selain air sungai yang tercemar, udara diskitar sungai juga
tercemar. Ini terjadi akibat air sungai yang tercemar sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, aktifitas kapal yang menimbulkan asap juga membuat udara tercemar. Ini tentu akan merugikan bagi masyarakat. Selain masyarakat dapat menjadi sakit, udara tercemar dapat mengurangi nilai estetika serta dapat mengurangi wisatawn untuk berkunjung ke sungai siak.
Gambar 2.16 Asap kapal 2.1.2.3 Aspek Sosial a.
Kecemburuan sosial Dengan tidak adilnya Pembagiandistribusi air bersih, akan
menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat. b.
Sikap ketidak pedulian masyarakat Dengan adanya sikap acuh tak acuh dalam menjaga lingkungan,
akan menyebabkan kebiasaan sikap tidak peduli akan selalu muncul. Dari awal sudah tidak mau tahu dengan masalah lingkungan terutama dalam
18
menjaga air sungai, masyrakat akan selalu bersikap tidak peduli jika tidak ada penanganan dari pihak yang berwenang 2.1.2.4 Aspek Ekonomi a. Masyarakat yang pengangguran Masyarakat sekitar mengaku, masih banyak masyarakat yang bertumpuh kehidupan dari sungai siak. Dengan begitu, dengan berkurang nya fungsi dari seungai siak menyebabkan ikan mati, dan lain lain sehingga lama kelamaan masyarakat menjadi pengangguran akibat tercemar nya air sungai b. Tidak meningkatnya derajat ekonomi masyarakat Jika keadaan sungai terus tercemar, maka ekonomi masyarakat tidak akan pernah meningkat bahkan menurun. Ini merupakan faktor penyebab dari berkurangnya fungsi penggunaan air sungai. 2.1.2.5 Aspek Hukum a. Pihak atas makin merajalela Dengan peraturan yang tidak ketat, membuat pelaku usaha industri maupun oknum tertentu akan merajalela. Peraturan hanyalah peraturan semata, tidak ada pemantauan sehingga membuat oknum atas akan terus merajalela sementara rakyat yang merasakan dampak dari sungai tercemar tersebut b. Menyebabkan tata ruang yang tidak sesuai Dengan tidak memperhatikan aspek tata ruang oleh pemerintah, menyebabkan kawasan sungai siak tidak berjalan dengan fungsi yang semesti nya sehingga dapat mematikan keadaan sungai itu sendiri
19
Cause and Effects Diagram Leighton III
20
2.2
Rencana Pengelolaan DAS Yang Terpadu dan Berkelanjutan Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraannya. Terdiri dari 5 Aspek Pengelolaan Sumber Daya Air, 3 aspek utama dan 2 aspek pendukung dalam pengelolaan sumber daya air seperti ditujukkan dalam gambar di bawah ini, yaitu
2.2.1
Aspek utama
2.2.1.1 Konservasi Sumber Daya Air Dalam
pengelolaan
DAS
Siak
yang
berkelanjutan
maka
perlu
dilakukannya perlindungan dan pelestarian sumber daya air, agar sumber daya air tetap terjaga kualitas maupun kuantitas demi kelangsungan hidup generasi masa depan. a. Reboisasi Reboisasi kawasan hutan yang rusak mempunyai peranan penting dalam mengkonservasi DAS.
Karena Dengan semakin berkurangnya
hutan, maka timbul berbagai masalah dalam pengelolaan DAS, karena hutan mempunyai sifat:
21
Meredam
tingginya debit sungai pada musim hujan, dan berpotensi
memelihara kestabilan aliran air sungai pada musim kemarau Mempunyai
serasah yang tebal sehingga memudahkan air meresap
ke dalam tanah dan mengalirkannya secara perlahan ke sungai. Selain itu, lapisan serasahnya juga melindungi permukaan tanah dari gerusan aliran permukaan sehingga erosi pada tanah hutan sangat rendah.
Mempunyai banyak pori makro dan pipa di dalam tanah yang
memungkinkan pergerakan air secara cepat ke dalam tanah. Pohon yang cocok untuk ditanam dikawasan bantaran sungai yaitu pohon trambesi.Dengan pola tanam yang dikembangkan adalah pola tanam segiempat atau tandur jajar pada areal yang datar atau kemiringan dibawah 25 % dan pola segitiga atau silang untuk areal yang berbukit/bergelombang atau kemiringan diatas 25 %. Jarak tanam dalam pembuatan tanaman reboisasi adalah 3 x 3 m. salah satu jenis pohon trembesi atau disebut juga pohon kihujan (Samanea saman) merupakan salah satu pohon penghijauan terbaik. Pertumbuhannya cepat, batangnya besar , kuat dan bentangan kanopinya lebar dan mampu menyerap 28 Ton Co2 pertahunnya. Trembesi bisa hidup didaerah yang kritis dan memiliki keasaman yang tinggi. Penelitian membuktikan , pohon terambesi yang ditanam di lahan satu hektar dapat mengikat 0,6 Ton Oksigen perhari. Pohon ini unggul menanggulangi banjir , mampu menyimpan 900 meter kubik air juga menyalurkan 4000 liter air perhari.
Gambar 2.17 pohon trambesi
22
b. Pembuatan Biopori Biopori berfungsi sebagai sumur resapan air. Pembuatan biopori juga memiliki tujuan agar kawasan disekitar sungai tidak rentan akan banjir.Dengan membuat lubang resapan biopori, dapat membantu air untuk segera masuk ke dalam tanah. Selain itu, sampah organik yang ada di dalam lubang merupakan makanan dari cacing tanah. Sehingga dengan adanya biopori dapat mengurangi dampak terjadinya banjir.
Gambar 2.18 contoh gambar lubang resapan biopori c. Pembuatan Tanggul Memang disebagian sungai sudah dibangun tanggul. Tetapi, seperti survei yang kami lakukan, bahwa tanggul yang dibangun perlahan mulai rusak dan tidak terurus. Dengan keseriusan pemerintah, diharap pembangunan tanggul memenuhi kriteria pembuatan tanggul sungai pada umumnya. Dengan adanya pembangunan tanggul ini, diharapkan sungai siak terawat, serta mengurangi terjadi nya pencemaran, erosi, banjir dan sebagainya. Pembangunan tanggul memang dianjurkan dibantaran sungai d. Pembuatan drainase Pengelolaan air tanah, dilakukan antara lain dengan : perbaikan drainase
permukaan,
drainase
dalam,
atau
kombinasi
keduanya,
penggunaan sumur resapan, panen air hujan, ataupun pembuatan lubang 23
resapan air( rorak) yang akan meningkatkan efisiensi penggunaan air oleh tanaman.
Gambar 2.19 contoh Pembuatan Drainase e. Pengelolaan Persampahan Masyarakat yang berada disekitaran sungai banyak yang masih membuang sampah secara langsung ke DAS Siak dengan demikian pencemaran limbah domestik di DAS Siak semakin meningkat. Permasalahan sampah yang ada di masyarakat sekitar DAS Siak leighton 4 seperti belum adanya TPST dan juga pengangkutan sampah yang tidak rutin
setiap
hari
membuat
masyarakat
menggunakan
kebiasaan
NIMBY(Not In My Back Yard). Maka dari itu perlu adanya pembuatan TPST di sekiran DAS Siak leighton 4 agar sampah domestik dapat diolah sebelum diangkut menuju TPS serta pengangkutan yang rutin dan sesui
Gambar 2.20 contoh Design Pewadahan Sampah
24
f.
Pembuatan Septic Tank Komunal Pembuatan septic tank ini dilakukan untuk setiap RT.
Ukuran
septick tank tergantung dari jumlah penduduk dari RT tersebut. septick tank di design terdiri dari tangki septik dan sumur resapan. Tangki septik terdiri dari dua ruangan yakni ruang pertama merupakan ruang untuk pengendapan lumpur dan ruang kedua merupakan ruang bagi padatan yang tidak terendapkan pada ruang pertama. Tangki septik terbuat dari material fiber glass agar kedap air.Sedangkan sumur resapan berfungsi meresapkan cairan yang keluar dari tangki septik ke tanah secara horiziontal dan vertical melalui pori-pori tanah.
Gambar 2.21 contoh Pembuatan septic tank komunal
g.
Penggurukan sedimentasi dasar sungai
Gambar 2.22 Penggurukan Sedimentasi
25
Sedimentasi sungai karena kerusakan DAS, dikarenakan laju erosi lahan yg cukup besar (Th. 2010 ± 4,5 ton/ha/thn, sumber : BPDAS Rokan Indragiri) sehingga material yang terbawa menjadi sedimen pada sungai Penggurukan bertujuan untuk menjaga kedalaman dan kelebaran sungai dan memperbaiki alur sungai dengan cara pengambilan material – material pengganggu seperti sampah – sampah dan lumpur pada sungai menggunakan alat berat seperti excavator, dll. h. Pembuatan bangunan Check Dam
Gambar 2.23 check dam Potensi dalam pembangunan check dam diperlukan untuk penanganan sedimentasi yang cukup besar (400 juta ton/tahun) di Sungai Siak, di mana jika tidak ditangai akan berdampak pada transportasi air Sungai Siak. Bangunan pengendali sedimen (Check Dam) berfungsi untuk memperlambat gerakan dan berangsur-angsur mengurangi volume proses sedimentasi di dasar sungai Siak. i. Pembangunan IPAL Pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) tentunya sangat berguna bagi kelangsungan terjaga nya sungai siak. Pada insdustri yang terdapat dibantaran sungai, air limbah yang dibuang pada umumnya tidak diolah terlebih dahulu sehingga menyebabkan pembuangan air limbah ke sungai yang menyebabkan sungai siak jadi tercemar. Pembangunan IPAL dapat mengurangi pencemaran air, karena tentunya
26
IPAL sudah Berbasis AMDAL sehingga air limbah yang telah diolah aman untuk disalurkan ke sungai sehingga fungsi sungai tetap terjaga
Gambar 2.24 contoh IPAL
j. Membuat Larangan Kegiatan yang Merusak Sumber Air Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, danatau mengakibatkan pencemaran air. Yang dimaksud dengan rusaknya sumber air adalah berkurangnya daya tampung atau fungsi sumber air sehingga air tersebut tidak sesuai peruntukkannya. Pencemaran lingkungan hidup menurut Pasal 24 Undang-Undang Nomor 07 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pemerintah melalui UndangUndang no.7/2004 telah mengatur agar pengelolaan sumber daya air tidak berkapling-kapling sehingga menjadi satu kesatuan yang terpadu antara konservasi,pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air. Sumber daya air dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, oleh sebab itu tidak diberlakukan hak miliktetapi hak guna air. Pada dasarnya setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan
hidup
wajib
melakukan
penanggulangan
pencemaran dan/atau kerusakan serta melakukan pemulihan lingkungan
27
hidup. Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan dengan : a.
pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat;
b.
pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
c.
penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; dan/atau
d.
cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ancaman Pidana Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan pernyataan Anda pencemaran sungai oleh perusahaan tersebut mengakibatkan warga meninggal dan menimbulkan kerugian materil yaitu matinya ikan pada kerambah warga.Berdasarkan peristiwa tersebut ada beberapa ancaman pidana terhadap pencemar lingkungan menurut UU PPLH. Jika perusahaan tersebut sengaja membuang limbah ke sungai maka diancam pidana berdasarkan Pasal 60 , Pasal 104 UU PPLH k. Tata Ruang sungai siak ( Konsep “Siak River Crush”) Tata ruang sungai siak menjadi fokus untuk menyelesaikan permasalahan yang ada disungai. Dengan adanya tata ruang yang baik, maka sungai siak akan dapat hidup dan terjaga. Dari survei yang telah kami lakukan, kawasan sekitar sungai leighton III sangat pas untuk difokus kan kepada objek wisata. Konsep “Siak River Crush” ini mengacu pada sungai yang terdapat disingapore yang fokus menjadi objek wisata. Konsep ini juga dapat melanjutkan program pemerintah yang telah membuat taman kota dibawah jembatan leighton III.Dengan adanya konsep ini, diharapkan sungai siak dapat hidup lagi serta mengembalikan fungsi-fungsi sungai yang telah mati. Dengan adanya konsep yang mengarah ke objek wisata ini, diharapkan sungai dapat dikelola dengan baik, sehingga tidak hanya sebagai objek wisata, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sumber kebutuhan dan mata
28
pencarian masyarakat.
Adapun bagian dari “Siak River Crush”
diantaranya :
Taman kota Taman kota sudah terdapat di bawah jembatan leighton III, yang diperlukan disini hanya pengembangannya saja. Dibuat konsep agar taman kota ini dapat hidup lagi dengan memperluas area taman kota dengan mengutamakan “spot foto” , karena spot foto merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Gambar 2.25 contoh taman kota
Membuat lahan terbuka hijau Yang kurang dari kawasan leighton III yaiitu tidak adanya lahan terbuka hijau. Disebelah kawasan taman kota terdapat rumah warga. Setelah kami wawancara, warga disekitar sungai bersedia digusur dengan adanya jaminan ganti rugi. Setelah rumah warga tersebut digusur, kami akan menjadikan nya sebagai lahan terbuka hijau dengan menanam pohon yang rindang agar masyarakat tertarik untuk berada dikawasan leighton III tersebut
29
Gambar 2.26 contoh lahan terbuka hijau
Penghidupan pelabuhan dan menjadikan objek rekreasi Pada leighton III, terdapat pelabuhan yang terbengkalai. Pelabuhan tersebut akan diperbaiki dan dijadikan sebagai objek rekreasi, yang dimana nanti nya akan ada perahu-perahu kecil yang bisa dinaiki oleh wisatawan. Dengan adanya rekreasi tersebut, juga akan dapat menarik perhatian wisatawan dan menguntungkan bagi masyarakat setempat.
Gambar 2.27 contoh rekreasi air
Pembuatan jalur jogging dan jalur sepeda Pada sisi sebelah kiri, telah adanya taman kota, lahan terbuka hijau, dan pelabuhan sebagai objek rekreasi. Sementara itu, pada sisi kanan sungai leighton III, akan dibuat jalur jogging dan sepeda yang dibuat sepanjang bantaran sungai sehingga para wistawan
30
dapat jogging dan bersepeda sambil melihat pemandangan sungai leighton III
Gambar 2.28 contoh jalur jogging dan sepeda
Pusat wisata kuliner Pada sebelah sisi jalur joging dan sepeda, dibuat pusat wisata kuliner. Tentu dimana-mana objek wisata terdapat pusat wisata kuliner, wisata kuliner dibuat dengan bangunan tidak tetap dan terbuka, sehingga mengarah langsung ke sungai. Dengan adanya pusat wisata kuliner, diharapkan wisatawan yang mengunjungi sungai menjadi ramai
Gambar 2.29 contoh pusat kuliner
Pembangunan rusunawa Dengan menjadikan fokus sungai siak III sebagai “Siak River Crush”, maka tentunya sebagian rumah warga akan ada yang
31
tergusur, maka dibelakang tempat wisata dibangun rusunawa. Rusunawa sebagai tempat tinggal masyarakat yang tinggal disekitar sungai, rusunawa juga meperindah nilai estetika.
Gambar 2.30 contoh Rusunawa
Pembangunan Homestay Pembangunan homestay berfungsi sebagai daya tarik untuk wisatawan dari luar kota, sehingga para wisatawan dari luar kota tidak perlu ribet untuk mencari penginapan. Homestay yang berkonsep terdapat halaman depan yang luas dan menghadap kesungai, sehingga pemandangan sungai yang dilihat oleh para wisatawnan.
Gambar 2.31 contoh homestay
32
2.2.1.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air Pendayagunaan sumber daya air meliputi : a. Pendayagunaan SDA sebagai mata pencarian Sumber daya air sungai leighton III dapat dijadikan sebagai mata pencarian masyarakat sekitar, walaupun kawasan objek wisata, tetapi masyarakat masih bisa menjadikan sungai siak sebagai mata pencarian dengan menangkap ikan, dan lain-lain. Dengan dijadikan nya sungai siak sebagai objek wisata, maka tentu air sungai akan terawat, dan dengan demikian makan ikan menjadi banyak dan dapat dijadikan sebagai mata pencarian oleh warga b. Pendayagunaan SDA sebagai objek rekreasi Sumber daya air yang terdapat dileighton III dapat dijadikan sebagai objek rekreasi dikarenak pengembangan sungai leighton III yang fokus sebagai objek wisata. Dengan memanfaatkan air, dapat membuat beberapa rekreasi air, seperti rekreasi perahu-perahu kecil c. Pendayagunaan SDA sebagai pelestarian lahan terbuka hijau Dengan adanya SDA, kita dapat memanfaatkan air sungai tersebut sebagai air untuk penyiraman tanaman yang berada disekitar bantaran sungai, jadi tidak perlu mengambil air sumur, cukup dengan air sungai sehingga ada daya guna dari sungai itu sendiri d. Pendayagunaan SDA sektor industri Sektor industri yang berada disekitar bantaran sungai, dapat memanfaatkan air sungai sebagai penunjang dalam industri tersebut, tetapi memperhatikan aspek-aspek yang dapat mencemari badan air e. Pendayagunaan SDA sektor rumah tangga Rumah tangga juga dapat memanfaatkan air sungai sebagai sumber untuk aktifitas rumah tangga seperti mencuci, memasak, dan lain sebagainya, dengan catatan tidak menyebabkan pencemaran pada sungai. Pendayagunaan SDA untuk sektor rumah tangga memang pada umunya, karena masih terdapat beberapa masyarakat yang bertumpu kedapa air yang terdapat disungai.
33
Pendayagunaan SDA tentunya harus memperhatikan aspek-aspek tertentu Setiap orang baik orang perseorangan maupun badan usaha berkewajiban menggunakan air sehemat mungkin, meliputi : 1.
Penatagunaan Sumber Daya Air Penatagunaan Sumber Daya Air bertujuan untuk menetapkan zona
pemanfaatan sumber air dan peruntukan air pada sumber air. Kegiatankegiatan penatagunaan Sumber Daya Air seperti mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan budi daya, menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara teknis hidrologis, memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis sempadan sumber air, memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan, melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang berkepentingan dan memperhatikan fungsi kawasan. 2.
Penyediaan Sumber Daya Air Penyediaan Sumber Daya Air ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan air dan daya air serta memenuhi berbagai keperluan sesuai dengan kualitas dan kuantitas. Kegiatannya seperti memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat daan memenuhi kebutuhan lainnya. 3.
Pengembangan Sumber Daya Air Pengembangan Sumber Daya Air ditujukan untuk peningkatan
kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku untuk
rumah
tangga,
pertanian,
industri,
pariwisata,
pertanahan,
pertambangan, ketenagaan, perhubungan, dan untuk berbagai keperluan lainnya. Kegiatannya seperti: Diselenggarakan berdasarkan rencana pengelolaan sumber daya air dan rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan. 4.
Pengusahaan Sumber Daya Air Pengusahaan Sumber Daya Air ditujukan dengan memperhatikan
fungsi sosial dan kelestarian lingkungan hidup. Kegiatannya seperti : a. Penggunaan air pada suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perizinan.
34
b. Pemanfaatan wadah air pada suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perizinan. c. Pemanfaatan daya air pada suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perizinan.
2.2.1.3 Pengendalian Daya Rusak Air Pengendalian Daya Rusak Air ditujukan kepada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air. Pengendalian daya rusak air diutamaka pada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air. Pengedalian daya rusak air diselenggarakan dengan melibatkan masyarakat. Pengendalian daya rusak air menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, serta pengelola sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat. Larangan usaha mengakibatkan terjadinya daya rusak air. Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air. 1.
Pencegahan Pencegahan ditujukan untuk kegiatan fisik dan/atau non fisik maupun
melalui penyeimbangan hulu dan hilir wiayah sungai. Kegiatan nya dapat berupa fisik dan/atau non fisik maupun penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai. Kegiatan pencegahan yang dapat di rencanakan dan dilaksanakan untuk DAS Siak kawasan leghton III adalah: a. Membuat tanggul sesuai standar Dengan dibangunnya tanggul yang sesuai standar dibantaran sungai, maka akan mencegah terjadinya erosi, sedimentasi serta banjir. b. Saluran drainase Untuk mencegah segala bentuk kerusakan, penting dengan adanya drainase. Karena drainase merupakan penyalur air yang dapat mencegah terjadinya banjir dan menjaga agar volume air disekitar sungai tetap stabil c. Pemberian sanksi bagi pelanggar hukum
35
Peraturan dan hukum dibuat agar dipatuhi semua orang. Pemberian sanksi yang tinggi membuat pelanggar hukum akan jera dan tidak melakukan perbuatan lagi, seperti Membuang sampah
: Rp. 100.000,-/biji
Membuang limbah industri
: Rp. 100.000.000,-
Buang air
: Rp. 100.000,-
d. Mempertegas hukum yang berlaku Menerapkan sistem pengawasan efektif yang menyediakan informasi pengelolaan yang penting dan mengidentifikasi serta merespon atas pelanggaran terhadap hukum, peraturan dan izin. Hukum yang diterapkan harus dipertegas dengan sanksi-sanksi yang sudah ditetapkan. Dan pengawasan yang dilakukan harus sigap untuk memberikan sanksi bagi pelanggar hukum, peraturan, dan izin. 2.
Penanggulangan Penanggulangan ditujukan untuk mitigasi bencana yang dilakukan secara
terpadu oleh instansi terkait dan masyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Kegiatannya seperti kegiatan yang bersifat meringankan penderitaan akibat bencana. Dan penanggulangan juga dapat dilakukan dengan mendirikan posko darurat disekitar sungai agar proses penanggulangan dapat selesai dengan cepat dan agar lebih efisiensi dalam melakukan penanggulangan, serta dalam penanggulangan untuk dapat melibatkan warga sekitar 3. Pemulihan Pemulihan ditujukan untuk memulihkan kembali fungsi lingkungan hidup dan sistem prasarana sumber daya air. Kegiatannya dapat berupa memulihkan kembali fungsi lingkungan hidup dan sistem prasarana oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Kegiatan pemulihan yang dapat di rencanakan dan dilaksanakan untuk DAS Siak kawasan leghton 1 adalah: a.
Penyediaan APBD untuk pemulihan DAS Pemerintah bertanggung jawab menyediakan anggaran dalam
pembangunan sarana dan prasarana teknis pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air yang berupa subsidi pemerintah. Sumber dana dapat
36
diperoleh dari Kementrian Lingkungan Hidup, BAPEDALDA, dan pemerintah daerah. Penyediaan APBD selain pemulihan DAS juga dapat untuk membiayai pengelolaan atau pemulihan sungai siak kawasan leighton 1 yang tercemar. b.
Pemerataan Penduduk Pemerataan
pembangunan
penduduk pemukiman
dapat atau
dilakukan pengadaan
dengan rumah
pemerataan vertikal/rusun,
menciptakan lapangan kerja demi meningkatkan usaha ekonomi keluarga, dan migrasi penduduk ke daerah tertentu yang masih jarang pembangunan. Penduduk dan pedagang yang berada di sempadan sungai juga perlu di relokasi agar mereka terhindar dari banjir saat sungai sedang meluap.
2.2.2
Aspek pendukung
2.2.2.1 Sistem Informasi Sumber Daya Air Informasi sumber daya air meliputi informasi mengenai kondisi hidrologis,hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber daya air, teknologi sumber daya air, lingkungan pada sumber daya air dan sekitarnya, serta kegiatan sosial ekonorni budaya masyarakat yang terkait dengan sumber daya air. Informasi kondisi hidrologis rnisalnya tentang curah hujan, debit sungai, dan tinggi muka air pada sumber air. Informasi kondisi hidrometeorologis rnisalnya tentang temperatur udara, kecepatan angin dan kelembaban udara. Informasi kondisi hidrogeologis mencakup cekungan airtanah misalnya potensi airtanah dan kondisi akuifer atau lapisan pembawa air. Tabel 2.1 Stasiun Informasi WS Siak
Kegiatan berupa pengelolaan sistem informasi sumber daya air yang dapat di rencanakan dan dilaksanakan untuk DAS Siak kawasan leighton 1 adalah: 1.
Pembentukan Organisasi Pemberi Informasi Mengenai Sungai Siak
37
Perlu dibentuknya suatu organisasi yang dapat memberikan info terkini mengenai sungai siak. Baik itu tentang kualitas maupun kuantitas dari sungai tersebut. Informasi tersebut dapat disebarkan melalui media elektronik seperti internet ataupun media sosial maupun dari media cetak seperti selebaran dan koran. 2.
Adanya informasi koordinasi dari lembaga terkait Perlu dilakukannya koordinasi dari lembaga-lembaga agar permasalahan
sungai Siak dapat diselesaikan. Berikut peran dari beberapa lembaga : a.
Peranan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Lembaga ini berperan dalam kegiatan penghijauan dan rehabilitasi
hutan yang gundul, dimana hutan berfungsi untuk menjebak air agar tidak langsung mengalir ke sungai. b.
Peranan Dinas Pertanian Dinas pertanian berperan dalam pemberian penyuluhan kepada para
petani maupun perusahaan perkebunan di bagian hulu terhadap pengendalian penggunaan pupuk dan pestisida yang kemungkinan besar akan masuk ke badan air dan mencemari air. c.
Peranan Dinas Sumber Daya Alam dan Energi Bertanggung jawab dalam Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
serta pengawasan kebijakan di bidang energi dan sumber daya mineral. Misalnya terjadinya eksploitasi Sumber Daya Alam dari kegiatan pertambangan yang mencemari sumber air. Contohnya: Limbah hasil pertambangan yang dialirkan kebadan sungai. d.
Peranan Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum berperan dalam pembangunan infrastruktur,
sarana dan prasarana yang berhubungan dengan kualitas sungai Siak. e.
Peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas ini berperan bagaimana agar sungai Siak dapat dijadikan
sebagai ekowisata yang dapat menghasilkan devisa bagi pemerintah daerah f.
Peranan Dinas Kebersihan Kota Dinas ini bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dari sungai
Siak. Sehingga diharapkan dengan adanya sistem informasi yang baik akan
38
membantu masyarakat untuk lebih cermat dalam penggunaan air dan pihak–pihak yang ingin membantu dalam pengembangan DAS Siak dapat dengan mudah mengetahui hal apa yang harus dibantu dalam pengelolaan air secara terpadu.
2.2.2.2 Pemberdayaan Masyarakat a. Melakukan sosisalisasi dengan masyarakat Dalam menjaga kelestarian DAS siak, perlu nya pengetahuan masyarakat akan pentingnya DAS yang bersih.
Pendidikan dan
pengetahuan masyarakat sekitar DAS yang sangat minim akan pentingnya menjaga kebirsihan dan keberlangsungan air sungai, sehingga pemerintah seharusnya melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan harus tepat sasaran dan dapat dimengerti
oleh masyarakat.
Langkah-langkah dalam menarik
perhatian masyarakat untuk menghadiri sosialisasi yaitu :
Memberi hadiah dalam sesi tanya jawab Pada awal pembukaan kegiatan sosialisasi, terlebih dahulu diberi tahu kepada masyarakat yang hadir bahwa dipenghujung acara akan ada pertanyaan atas hasil sosialisasi tersebut kepada masyarakat. Dengan begitu, tentu masyarakat mau tidak mau akan memperhatikan sosialisasi tersebut. Hal ini cukup sederhana dan akan memberi dampak yang baik sehingga masyarakat mau hadir dan mendengarkan pengarahan dari sosialiasi tersebut
Fasilitas yang nyaman Dalam mempersiapkan kegiatan sosialisasi, fasilitas merupakan aspek yang harus diperhatikan. Jika fasilitas dibuat seadanya, kemungkinan masyarakat tidak tertarik untuk hadir ke acara tersebut. Dengan begitu fasilitas harus memadai. Seperti adanya snack yang akan diberikan kepada masyarakat, tenda dan kursi, kipas (jika siang hari), lampu yang memadai (jika malam hari). Dengan begitu, hasrat masyarakat ingin datang akan meningkat dan semangat untuk mendengarkan sosialisasi tersebut
39
Menayangkan video Video yang dimamaksud disini, yaitu yang berhubungan dengan kebersihan sungai Siak. Sebisa mungkin video dibuat semnarik mungkin dan membuat perasaan mereka luluh dengan melihat video tersebut. Seperti membuat video betapa bersih nya sungai siak dahulu, sehingga kehidupan masyarakat nya juga sejahtera. Dengan membuat video seperti itu, maka masyarakat berpikir penyebab ekonomi mereka rendah karena kurang nya kesadaran dalam menjaga kebersihan sungai. Dengan penayangan video ini juga agar pesan yang ingin kita sampaikan masuk kepada masyarakat, karena jika hanya dengan materi saja mereka akan kurang paham dan akan kurang memperhatikan sehingga pesan yang ingin disampaikan tidak tercapai
b. Mengikutsertakan masyarakat dalam mengolah sungai Dalam mewujudkan sungai yang bersih, masyarakat sekitar harus diikut sertakan. Karena masyarakat memeliki peranan penting akan sungai, karena merupakan sumber kehidupan masyarakat sekitar. Mengikut sertakan masyarakat dalam mengolah sungai dapat dilakukan dengan Budaya gotong royong. Gotong royong dimasyarakat yang sangat layak dibanggakan adalah budaya gotong royong, Tapi, sepertinya saat ini semangat gotong royong mulai hilang, luntur bersama perkembangan jaman. Memang tidak sepenuhnya hilang, namun secara perlahan kebiasaan gotong royong mulai surut. Meski dibeberapa daerah masih bisa dijumpai masyarakat bergotong royong, tapi semangatnya (mungkin) tidak seperti dahulu. Tidak sedikit orang yang mulai mementingkan diri sendiri, orang mulai sibuk dengan kepentingan mereka masing-masing, banyak yang mulai kehilangan semangat bergotong royong. Kebiasaan gotong royong perlu untuk digalakkan lagi, agar rasa peduli masyarakat akan sungai siak terbangun lagi. Gotong royong dapat dilakukan dua kali seminggu yang dipimpin langsung oleh ketua RT setempat.
40
c. Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan
kewirausahaan
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan masyarakat di sekitar DAS Siak untuk berwirausaha agar dapat meningkatkan taraf perekonomian mereka. Pelatihan kewirausaan antara lain Pelatihan menjahit,Pelatihan membuat kue,Pelatihan daur ulang
Gambar 2.32 contoh pelatihan daur ulang
41
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan 1. Permasalahan sumber daya air di sekitar DAS Siak kawasan Leighton III meliputi aspek-aspek :: a.
Teknis : Drainase yang tidak sesuai, tanggul yang belum sempurna, Tidak berfungsinya fasilitas disekitar DAS, dan sebagainya
b.
Sosial : Kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan, pola pikir masyarakat, kebiasaan masyarakat, tidak adilnya pembagian air
c.
Ekonomi : Pendidikan yang rendah menyebabkan ekonomi rendah, dana pemerintah
yang
tidak
jelas,
masyarakat
yang
banyak
pengangguran. d.
Lingkungan: Limbah industri bawaan dari leighton I, tumpahan minyak kapal yang melintasi sungai, sungai terlihat gersang karena tidak ada pepohonan, sampah yang dibuang oleh masyarakat dan sebagainya
e.
Hukum
:
Ketidaktahuan masyarakat akan hukum, peraturan yang sudah ada tidak berjalan dengan semestinya, tidak berlakunya hukum tata ruang sungai siak. 2. Strategi perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air yang Terpadu dan berkelanjutan di sekitar DAS Siak kawasan Leighton III: a.
Konservasi sumber daya air : Pengelolaan persampahan, pembangunan drainase, reboisasi, pembangunan IPAL, membuat konsep “siak river crush”, pengerukan sedimentasi, pembuatan tanggul ,pembuatan sumur resapan menggunakan bipori, dan sebagainya
b.
Pendayagunaan sumber daya air :
42
Pendayagunaan SDA yaitu sebagai mata pencarian masyarakat sekitar dan objek wisata. Daan pendayagunaan SDA dalam berbagai bidang yaitu industri, rumah tangga, dan sebagainya c.
Pengendalian daya rusak air : Pemberian sanksi bagi pelanggar hukum, mempertegas hukum yang berlaku, penyediaan APBD untuk pemulihan DAS, dan pemerataan penduduk
d.
Sistem informasi sumber daya air : Pembentukan organisasi pemberi informasi mengenai Sungai Siak dan adanya informasi koordinasi dari lembaga terkait
e.
Pemberdayaan masyarakat : Sosiliasasi, pelatihan kewirausahaan, melibatkan masyarakat dalam mengolah sungai
3.2
Saran 1. Seharusnya masyarakat lebih memperhatikan dan peduli terhadap kondisi air Sungai Siak disekitar tempat tinggal mereka. 2. Perlunya peningkatan koordinasi antara pihak–pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya air di Sungai Siak. 3. Seharusnya
pemerintah
lebih
tegas
dalam
penanganan
terhadap
permasalahan sumber daya air di DAS Siak kawasan Leighton III, dan perlunya implementasi yang nyata dari peraturan-peraturan yang telah dibuat. 4. pengelolaan sumber daya air terutama sumber daya air DAS Siak merupakan tanggung jawab dan kewajiban dari masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini usaha pengeloaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan jika pemerintah dan masyarakat saling mendukung dan berkaitan dalam meningkatkan mutu kualitas sumber daya air di DAS Siak. Demi kelangsungan hidup masyarakat, lingkungan hidup, serta generasi masa depan.
43
DAFTAR PUSTAKA Bapedal Propinsi Riau. 2005. Profil Sungai Siak Kota Pekanbaru. Propinsi Riau. Pekanbaru Suhaimi, Fadlah. 2011. Thesis, Upaya Penegakkan Hukum dalam Pemanfaatan Daerah aliran Sungai Siak. Pekanbaru Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
44
LAMPIRAN DOKUMENTASI
45
46