Makalah Phc.docx

  • Uploaded by: Sandy Tklk
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Phc.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,959
  • Pages: 14
MAKALAH DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS “PRIMARY HEALTH CARE”

Disusun oleh

Marsono

J210160065

Eucha M.O

J210160098

Itsnaani Rahmadita

J210160069

Sandy Taufiq

J210160109

Ulfa Widiyasari

J210160070

Ahmad Ma’arif

J210160110

Savira Nida A.

J210160073

Firda Candra P.

J210160117

Aprilia Kartika

J210160079

Khumasyi A.

J210160125

Dora Maziana

J210160080

Eka Lavenia

J210160129

Lucia Putri M.

J210160084

Meilinda Dwi K.

J210160096

Putri Auliya R.

J210160088

Zulaichoh

J210160093

Ardhika Putri U.

J210160106

FAKULTAS ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sebelum Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama (PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di beberapa daerah. Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200 masyarakat kegiatan kesehatan berbasis (CBHA) telah diterapkan dandilaksanakan dalam masyarakat. Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBHA dan salah satu dari itu dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima program utama, yaitu keluargaperencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain Posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan masyarakat. Jasa CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat kesehatan. Namun, CBHA pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada tahun 1997 meledak yang mengakibatkan multi-dimensi krisis. Krisis menciptakan reformasi total dalam banyak aspek, termasuk di sektor kesehatan. Meskipun penting, desentralisasi menguasai aspek yang paling pembangunan, Termasuk sektor kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah model perencanaan, yang sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung pada masing-masing kabupaten. Ini memiliki implikasi pada prioritas pengaturan masing-masing kabupaten. Banyak perhatian lebih pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotif dan tindakan pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi prioritas mereka untuk skala yang lebih baik.

Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai Depkes dirumuskan dan dijelaskan ke 4 strategi utama yaitu: 1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat 2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas 3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan kesehatan

4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care. Hal itu menunjukkan peran pentingnya Primary Health Care dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.Oleh karena itu, kami membuat makalah ini untuk membuka wawasan pembaca mengenai konsep dasar sebenarnya dari Primary Health Care itu sendiri dan membahas penerapannya di Negara Indonesia khususnya di tengah masyarakat sekitar.

B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi Primary Health Care ? 2. Apa tujuan Primary Health Care ? 3. Apa fungsi Primary Health Care ? 4. Apa saja unsur utama dari Primary Health Care ? 5. Apa saja ciri-ciri dari Primary Health Care ? 6. Apa saja elemen Primary Health Care ? 7. Bagaimana prinsip-prinsip dasar Primary Health Care ? 8. Bagaimana program Primary Health Care ? 9. Bagaimana penerapan Primary Health Care di Indonesia ? 10. Bagaimana ruang lingkup Primary Health Care ?

C. Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan definisi Primary Health Care 2. Menjelaskan tujuan Primary Health Care 3. Menjelaskan fungsi Primary Health Care 4. Mendeskripsikan unsur utama dari Primary Health Care 5. Mendeskripsikan ciri-ciri dari Primary Health Care 6. Menjelaskan elemen Primary Health Care 7. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar Primary Health Care 8. Menjelaskan program Primary Health Care 9. Memaparkan penerapan Primary Health Care di Indonesia 10. Menjelaskan ruang lingkup Primary Health Care

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI PRIMARY HEALTH CARE B. TUJUAN PRIMARY HEALTH CARE a. Tujuan Umum Mencoba

menemukan

kebutuhan

masyarakat

terhadap

pelayanan

yang

diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan. b. Tujuan Khusus 1) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani 2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani 3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani 4) Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan sumber – sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

C. FUNGSI PRIMARY HEALTH CARE PHC hendaknya memenuhi fungsi – fungsi sebagai berikut : 1. Pemeliharaan Kesehatan 2. Pencegahan Penyakit 3. Diagnosis dan Pengobatan 4. Pelayanan Tindak Lanjut 5. Pemberian Sertifikat

D. UNSUR PRIMARY HEALTH CARE Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut : a. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan b. Melibatkan peran serta masyarakat c. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

E. CIRI-CIRI PRIMARY HEALTH CARE Adapun cirri-ciri PHC adalah sebagai berikut : a. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat b. Pelayanan yang menyeluruh c. Pelayanan yang terorganisasi d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat e. Pelayanan yang berkesinambungan f. Pelayanan yang progresif g. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja

F. ELEMEN PRIMARY HEALTH CARE Delapan elemen esensial dari pendekatan PHC merefleksikan prioritas yang telah diidentifikasikan pada tahun 1978 di Alma Ata. Meskipun diterapkan secara berbeda di seluruh dunia, elemen-elemen tersebut memperlihatkan kesamaan untuk semua negara pada semua tingkatan perkembangan sosial-ekonomi. 1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya. Di semua negara, pendidikan yang diperlukan untuk mengenali dan mencegah masalah kesehatan yang sedang terjadi sebaiknya diberikan kepada profesional kesehatan yang lebih banyak memiliki pengetahuan tentang penanganan penyakit di institusi pelayanan kesehatan sekunder dan tersier daripada masalah kesehatan di komunitas mereka sendiri. Kesiapan dan kesensitifan perawat komunitas sering kali dapat mengatasi masalah dan tantangan kesehatan yang besar dan “tersembunyi” melalui pengamatan yang cermat dan dengan mendengarkan keluhan masyarakat. 2. Penyediaan makanan dan gizi yang tepat “Keamanan Pangan” telah menjadi persoalankritis di banyak negara di dunia ditambah lagi masalah kependudukan yang semakin memperburuk situasi seperti kamarau dan keterbelakangan. Di banyak daerah konflik perang di dunia, makanan atau pembatasan makanan telah digunakan sebagai senjata khusus yang diarahkan kepada masyarakat sipil. Salah satu cara militer dalam menggunakan senjata ini

ialah mengambil alih lahan pertanian yang dimiliki oleh para petani lokal dengan cara menanam ranjau darat di lahan tersebut. Perawat komunitas di seluruh dunia yang melihat hubungan antara keamanan pangan dan pengambilalihan lahan ini seharusnya lebih aktif mengampanyekan aturan yang melarang penggunaan cara tersebut. Sedikit sekali perawat yang secara terus-menerus memikirkan tentang perjanjian perdagangan, seperti perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara antara Canada, Amerika Serikat dan Mexiko yang memiliki berbagai keterkaitan dengan praktik komunitas mereka. Bagaimanapun, di era globalisasi abad ke-21, perjanjian perdagangan dan organisasi perdagangan seperti Asosiasi Perdagangan Dunia (World Trade Association, WTA) akan memiliki dampak langsing pada produksi pangan dunia. Diproyeksikan bahwa akan semakin sedikit perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dunia. Hal ini akan mengancam lingkungan dunia dan keamanan pangan untuk masyarakat dunia yang kini jumlahnya mendekati 7 milyar jiwa. Perawat komunitas yang memiliki perhatian terhadap kecukupan pangan dan gizi yang tepat seharusnya turut mempersiapkan pengembangan area ini.

3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar yang adekuat Penyediaan air bersih dan bebas sampah merupahan hal yang esensial dalam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan untuk beberapa tahun, telah banyak kemajuan dalam keterjangkauan air bersih dan sanitasi dasar yang adekuat. Hampir 2 milyar penduduk telah mampu menjangkau kebutuhan air bersih dan 400 juta penduduk memiliki sanitasi dassar yang adekuat pada tahun-tahun sekarang ini. Bagaimanapun, selama satu setengah dekade ini, banyak keberhasilan yang diraih oleh masyarakat miskin. Hampir 30% penduduk di negara berkembang (1,3 milyar penduduk) tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan air bersih dan lebih dari 60% (2,5 milyar penduduk) memiliki sanitassi dasar yang rendah. Kotoran yang secara rutin dihasilakn dan dibuang pada kolam terbuka, sungai, selokan, dan tanah lapang, dan lebih dari 90% air kotor di negara berkembang tidak tertangani.

4. Kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana

UNICEF telah memainkan peranan yang besar dalam memperingatkan dunia Barat mengenai beban yang sangat berat akibat penyakit dan kematian yang dialami oleh anak-anak di dunia. Bagaimanapun, dalam beberapa dekade penanganan masalah ini, diperkirakan bahwa di seluruh dunia, 12 juta anak mati setiap tahunnya akibat penyakit atau malnutrisi sebelum ulang tahun kelima mereka. Ironisnya, kebanyakan dari kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah. Hal yang sama tragisnya, diperkirakan 600.000 wanita di seluruh dunia meninggal selama masa kehamilan dan persalinan setiap tahunnya. Lima puluh juta wanita lainnya menderita penyakit dan ketidakmampuan akibat kehamilannya.

5. Immuniasi melawan penyakit infeksi utama : pencegahan dan pengendalian penyakit endemis setempat Langkah besar telah dilakukan dalam program imunisasi anak-anak di dunia melawan 6 penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan utama pada komunitas anak-anak, pendekatan PHC menuntut kesungguhan para profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Apabila hal ini tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, rujukan seharusnya dibuat secara terintegrasi, fungsional, dengan dukungan sistem rujukan yang saling menguntungkan, yang mengarahkan kepada peningkatan pelayanan yang menyeluruh bagi semua. Sayangnya, pihak rumah sakit dan para profesional kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan tersier sering salah menafsirkan peran mereka dalam menerapkan PHC. Fasilitas pelayanan kesehatan sekunder dan tersier, seperti halnya fasilitas pelayanan kesehatan rehabilitasi dan pelayanan jangka panjang yang lebih kompleks, memainkan peran yang kritis dalam pelaksanaan PHC. Tanpa sistem rujukan yang baik di semua tingkatan pelayanan, PHC di tingkat lokal akhirnya akan menemui kegagalan. Selain itu, praktik manajemen yang efektif di semua tingkatan dari sistem pelayanan kesehatan juga merupakan penunjang PHC.

6. Penatalaksanaan yang tepat penyakit-penyakit umum dengan menggunakan teknologi yang tepat

Sekali lagi, para pekerja komunitas dari berbagai bidang telah menemukan bahwa teknologi sederhana dan tepat guna yang dihasilkan masyarakat setempat, dapat menjadi sangat efektif dalam mengatasi masalah kesehatan yang umum. “Teknologi” selain dapat menjadi sesuatu yang sederhana, juga sebagai sesuatu yang ilmiah, seperti penanganan dehidrasi pada kasus diare atau alat bantu ortopedi yang dibuat dari bahan-bahan lokal untuk menunjang mobilitas dan kebebasan bagi anggota masyarakat yang mengalami ketidakmampuan/kecacatan. Para pekerja kesehatan lainnya dan masyarakat telah menemukan manfaat pengobatan jamu dan metode penyembuhan alternatif yang sama efektifnya dengan pengobatan umum yang lebih mahal biayanya. Penelitian lanjutan diperlukan berkenaan dengan penyembuhan alternatif, termasuk akupuntur/akupresur, Ayurvedic, dan praktikpraktik penyembuhan terbaru lainnya. Meskipun kedudukan setiap penelitian tersebut saat ini tidak dipandang lebih ke arah penelitian biomedis tradisional, namun sedikit demi sedikit peneliti tersebut lebih didukung dan diterima.

7. Promosi Kesehatan Mental Meskipun tidak termasuk ke dalam elemen esensial PHC di berbagai negara, promosi kesehatan mental adalah sesuatu yang sangat penting bagi kesejahteraan komunitas. Kehidupan modern dapat menimbulkan situasi yang membuat orang semakin stres dan menyebabkan gangguan mental. Para orang tua berjuang untuk bekerja dan melayani anak-anak dan orang tuanya pada saat bersamaan. Peranan gender sedang mengalami perubahan sesuai dengan perubahan struktur keluarga tradisional dan pola budaya. Ketika bekerja sama dengan komunitas secara proaktif, tim PHC sebaiknya memfokuskan perhatiannya pada masalah kesehatan mental yang menjadi prioritas tertinggi dalam atau bagi komunitas. Bantuan dari kerja sama dengan berbagai disiplin lainnya serta kelompok warga yang aktif di komunitas yang lebih luas lagi biasanya menunjang upaya tersebut.

8. Penyediaan Obat-Obat Essensial. WHO telah lama meyakini bahwa penyediaan obat-obat esensial yang adekuat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat merupakan hal yang sangat penting

untuk suksesnya program PHC. Upaya-upaya untuk mengenali dan mengijinkan penjualan hanya terbatas obat-obatan esensial bagi negara-negara yang menganut pendekatan PHC. Bagaimanapun, upaya ini mengalami penentangan yang sangat besar terutama dari industri farmasi dan banyak profesional kesehatan. Pengobatan yang tepat membutuhkan ketersediaan obat-obat esensial yang aman dan efektif, bermutu tinggi, dapat disuplai, disimpan, didistribusikan secara adekuat dan sudah tentu berhasil guna. Selain penyediaan obat-obatan esensial, banyak negara sedang mempelajari kegunaan jamu dan obat-obat serta pengobatan tradisional lainnya dalam sistem PHC.

G. PRINSIP-PRINSIP DASAR PRIMARY HEALTH CARE Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut : a. Pemerataan upaya kesehatan Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial. b. Penekanan pada upaya preventif Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit. c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage). d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk

berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan. Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim. e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurangkurangnya: pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan; pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasiorganisasi sukarela , dll).

H. PROGRAM PRIMARY HEALTH CARE Program-program tersebut antara lain : 1. Asuransi kesehatan 2. Pos obat desa (POD) 3. Tanaman obat keluarga (TOGA) 4. Pos kesehatan 5. Kemitraan dengan sector diluar kesehatan 6. Peningkatan pemberdayaan masyarakat 7. Upaya promotif dan preventif 8. Pelayanan kesehatan dasar 9. Tenaga kesehatan sukarela 10. Kader kesehatan 11. Kegiatan peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri rumah tangga)

I. PENERAPAN PRIMARY HEALTH CARE DI INDONESIA Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat. Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan. Dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih. Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan; 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan 4. Menciptakan

tata

kelola

kepemerintahan

yang

baik.

Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu). Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten

dan

91

Kotamadya,

5.263

Kecamatan

dan

62.806

desa.

Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional

yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Dalam penerapannya ada beberapa masalah yang terjadi di Indonesia. Permasalahan yang utama ialah bagaimana primary health care belum dapat dijalankan sebagaimana semestinya. Oleh karena itu, ada beberapa target yang seharusnya dilaksanakan dan dicapai yaitu: 1. Memantapkan Kemenkes berguna untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas pelayanan dan mencegah kesalahpahaman antara pusat keehatan dan masyarakat 2. Pusat Kesehatan yang bersahabat merupakan metode alernatif untuk menerapkan paradigma sehat pada pelaksana pelayanan kesehatan. 3. Pelayanan kesehatan primer masih penting pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. 4. Pada era desentralisasi, variasi pelayanan kesehatan primer semakin melebar dan semakin dekat pada budaya local.

J. RUANG LINGKUP PRIMARY HEALTH CARE Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial atau ruang lingkup yaitu : 1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaannya. 2.

Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi

3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar. 4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana 5. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama 6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat 7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa. 8. Penyediaan obat-obat essensial.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan PHC merupakan startegi untuk menyajikan pelayanan kesehatan essensial kepada masyarakat. Para petugas pada sistem PHC merupakan mitra dalam berbagai kegiatan bersama-sama dengan anggota masyarakat. PHC menandaskan pelayanan kesehatan yang terbayar, bisa dijangkau, tersedia dan bisa diterima. Pengkajian masyarakat, menentukan prioritas kesehatan. Implementasi aktifitas melaksanakan evaluasi merupakan aspekaspek perawatan kesehatan masyarakat yang dipakai PHC. Menghimbau masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri, menyiapkan diri untuk mendapatkan kesempatan mekasanakan perawatan sendiri dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan dan sosial. Memberikan penyuluhan kepada penduduk mengenai perkembangan kesehatan dan sosial untuk membantu diri mereka meraih perawatan mandiri, mengambil keputusan sewndiri dan mempercayai diri sendiri. Target dari PHC adalah seluruh masyarakat dan bukan individu. PHC Berbeda dengan pelayanan primer. Pelayanan primer merupakan komponen dari PHC. Para petugas kesehatan masyarakat berpartisipasi dalam implementasi PHC. TIM PHC terdiri dari perawat, dokter, gigi, apoteker, penyuluhan kesehatan, ahli sanitasi dan ahli diet. Perawat yang efektif dari sistem PHC bekerja dekat dengan penduduk, masyarakat dengan sumber-sumebr dan dengan profesional-profesinal lain di masyarakat yang bersangkutan. Perawat di tim PHC membutuhkan kepemimpinan yang disertai ketrampilan manajemen.

B. Saran Dengan adanya tulisan ini, diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca dengan dapat lebih memahami apa itu Primary Health Care dan bagaimana penerapannya di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Anderson, Elizabeth, T., MCFarlane, Judith. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik, Edisi 3. Jakarta:EGC Anwar, Azrul. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Binarupa. Eka Prasetyawati, Arsinta. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Kebidanan Holistik. Yogyakarta: Nuha Medika. Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti. Sukidjo. 2001. Ilmu kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Syafrudin, dkk. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. TIM. Jakarta

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

Makalah Phc.docx
May 2020 9
Pathway Addison.docx
May 2020 11
Makalah Komkel.docx
May 2020 10
Tahapan Keluarga.docx
May 2020 12
Etika & Moral.ppt
May 2020 15
Actividad Ingles.docx
December 2019 36