Makalah Komkel.docx

  • Uploaded by: Sandy Tklk
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Komkel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,181
  • Pages: 13
MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA

Disusun Oleh: Puji Nurani (J210160066) Mutiarani J. F (J210160067) Riza Berlianasari (J210160074) Ayub Ibadurrahman (J210160075) Zubaida K. W (J210160081) Nida Roihatul Jannah (J210160083) Eucha Mollicta O. (J210160098)

Alia Ulfa W. Ardhika Putri U. Nosa Nanda P. Sandy Taufiq Rangsang Dirgo M. Firda Candra P. Micho Fajar P.

(J210160103) (J210160106) (J210160107) (J210160109) (J210180111) (J210160117) (J210160120)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan atau emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Selain itu keluarga juga diartikan ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah hidup sendirian dengan atau tanpa anal, baik anak kandung atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pasangan suami istri yang tinggal dalam satu rmah juga disebut sebagai keluarga. Pertumbuhan dalam keluarga memanjang lebih dari beberapa tahun. Keberhasilan pemecahan masalah yang dihadapi yang terjadi dalam perkawinan menimbulkan saling pengertian pada masingmasing pasangan. Hubungan keluarga termasuk mencakup tahapan hang berbeda. Tahap pemula mulai saat pernikahan dan berlanjut sejalan dengan usaha pasangan untuk berfungsi sebagai pasangan. Tahapan orientasi keluarga ditunjukkan pada aktivitas menanti kelahiran anak dan mengasuh anak. Penerapan orang tua harus dipahami dan dipraktikkan. Perkembangan kelurga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan antara keluarga di sepanjang waktu. Perubahan ini berlangsung melalui beberapa tahapan tersebut bisa dilalui dengan berhasil. Perawat butuh memahami setiap tahap perkembangan keluarga serta tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat bahwa tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yang ada yaitu potensial dan aktual. Tahap perkembangan keluarga dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.

B. Tujuan pembuatan makalah

1. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga 2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang tahap perkembangan keluarga 3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang peran individu dalam keluarga.

BAB II PEMBAHASAN A. Tahap Perkembangan Keluarga dan Tugas Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap I : Keluarga Pemula / Tahap Pernikahan Merupakan perkawinan sepasang insan, dimana terjadi perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Tugas-tugas anggota keluarga pada tahap ini antara lain: a. Membangun perkawinan baru yang saling memuaskan, pasangan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan peran dan fungsi masing-masing. b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, melalui pernikahan akan diperoleh anggota keluarga yang baru yang berasal dari suami ataupun istri yang akan menjadi bagian keluarga besar dalam keluarga. c. Merencanakan program keluarga berencana. Terkait dengan keputusan untuk hamil yang harus direncanakan, sehingga keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua lebih siap. 2. Tahap II : Keluarga Yang Sedang Mengasuh Anak Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Masalah yang sering muncul pada tahap ini adalah : a. Suami merasa diabaikan, karena waktu istri lebih banyak digunakan untuk mengurus dan memperhatikan anak. b. Terdapat peningkatan perselisihan argumen antara suami dan istri. c. Interupsi dalam jadwal yang kontinu (lelah sepanjang waktu). d. Kehidupan sosial dan seksual yang terganggu dan menurun. Tugas-tugas pasangan suami-istri pada tahap ini antara lain: a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap. b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga. c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

d. Memperluas hubungan persahabatan dengan keluarga besar dengan pertambahan peran-peran orangtua – kakek dan nenek. 3. Tahap III : Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah Dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun, pada tahap ini dapat pula keluarga terdiri dari 3-5 orang, kelurga menjadi lebih majemuk. Pada tahap ini banyak keluarga yang mengalami kegagalan. Tugas pasangan suami-istri pada tahap ini adalah: a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : rumah, ruang bermain, privasi dan keamanan. b. Mensosialisasikan anak dengan lingkungannya. c. Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anakanak yang lain. Coba yakinkan anak yang paling tua bahwa mereka masih disayang dan dicintai setelah kehadiran adaiknya. d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (anak dengan orangtua) dan diluar keluarga (keluarga besar dengan komunitas). Pada tahap ini ikatan perkawinan melemah atau mulai tidak memuaskan, sehingga sering mengalami keguncangan, seperti: a. Peran orangtua membuat peran perkawinan semakin sulit. b. Terjadi perubahan-perubahan negatif, diantaranya: 1) Kurang puas dengan keadaan rumah 2) Pembicaraan pribadi (suami-istri) lebih sedikit, berpusat lebih banyak pada anak 3) Kehangatan yang diberikan pada anak lebih banyak daripada yang diberikan satu sama lain (suami-istri) 4) Tingkat kepuasan seksual rendah. 4. Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun (mulai masuk SD) sampai usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Pada tahap ini biasanya kebahagian keluarga mulai menurun. Tugas suami-istri pada tahap perkembangan ini, antara lain:

a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat. b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga, biasanya kecacatan anak dapat diketahui pada tahap ini. Fungsi utama peran perawat pada tahap ini adalah : Sebagai fungsi rujukan, mengajar dan memberikan konseling kepada orangtua mengenai kondisi tersebut, membantu keluarga melakukan koping sehingga pengaruh yang merugikan cacat tersebut pada keluarga dapat diminimalkan. 5. Tahap V : Keluarga Dengan Anak Remaja Dimulai ketika anak pertama usia 13 tahun sampai 19 atau 20 tahun. Tahap ini dapat lebih singkat atau lebih lama, berlaku selama anak masih tinggal dirumah, adanya persiapan anak menjadi dewasa muda bagi remaja mengakibatkan hubungan keluarga menjadi lebih longgar. Tahap perkembangan ini merupakan tahap yang paling sulit dan banyak tantangan karena tanggung jawab dan kebebasan yang lebih besar. Tugas suami-istri pada tahap perkembangan ini, antara lain: a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab semakin dewasa dan mandiri b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak Tiga aspek proses perkembangan remaja menurut Adam’s tahun 1971: a. Emasipasi : pembagian peran yang meningkat b. Budaya orang muda : perkembangan hubungan teman sebaya c. Kesenjangan antar generasi : adanya perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orangtua dan remaja. 6. Tahap VI : Kelurga Yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda. Pada tahap ini anak pertama meninggalkan rumah orangtua dan berakhir dengan ”rumah kosong” tergantung berapa banyak anak. Pada tahap ini suami-istri berganti

peran menjadi kakek - nenek. Tugas suami - istri pada tahap perkembangan ini , antara lain: a. Memperluas siklus kelurga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatnya nilai perkawinan anak-anak b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan c. Membantu orangtua dari suami maupun istri yang sakit. Tahap ini merupakan tahap yang sulit bagi wanita, penyebabnya antara lain : a. Hilangnya peran ibu karena anak telah pergi atau menikah. b. Perasaan kehilangan feminitas akibat monopouse (usia 45 – 55 tahun) c. Tanda ketuaan mulai tampak mulai hilangnya kecantikan. 7. Tahap VII : Orangtua Usia Pertengahan Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan, biasanya pada usia 45 tahun sampai 55 tahun. Pasangan suami-istri ini disebut sebagai pasangan prenatal yaitu pasangan yang anakanaknya telah meninggalkan rumah. Pada tahap ini situasi keluarga atau pernikahan lebih baik dan merupakan kehidupan yang paling baik. Tugas-tugas suami-istri pada tahap perkembangan ini, antara lain : a. Menyediakan lingkungan yang meningkatka kesehatan b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak. c. Memperkokoh hubungan keluarga. Tahap perkembangan keluarga ini memilki dampak-dampak yang menonjol diantaranya adalah sebagai berikut: a. Penyesuain perkawinan lebih baik b. Distribusi kekuasaan suami-istri lebih merata. c. Peran suami atau istri meningkat d. Penurunan kemampuan seksual e. Timbulnya masalah penuaan f. Hilangnya anak

g. Merasa gagal membesarkan anak atau kerja keras. 8. Tahap VIII : Keluarga Dalam Masa Pensiun & Lansia Merupakan tahap terakhir siklus kehidupan keluarga, dimulai dengan salah satu pasangan memasuki masa pensiun, yang terus berlangsung hingga salah satu meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya yang meninggal. Masalah mayoritas yang sering dihadapi oleh para lansia, antara lain : a. Ekonomi, biasanya tergantung pada kelurga atau pemerintah. b. Perumahan, terkadang kondisi perekonomian mereka mendorong mereka untuk pindah ketempat yang lebih kecil. c. Sosial : kehilangan saudara, teman dan pasangan. d. Pekerjaan : hilangnya peran dan perasaan produktivitas. e. Kesehatan : menurunnya fungsi fisik, mental, dan kognitif dalam hal pemberian perawatan bagi peran yang kurang sehat. Tugas-tugas yang penting untuk dilaksanakan pada tahap ini, antara lain : a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun c. Mempertahankan hubungan perkawinan d. Menyesuaikan diri tehadap kehilangnya pasangan e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelahan & integrasi hidup). B. Dukungan dan Bentuk Dukungan Keluarga Dukungan keluarga menurut Fridman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluargannya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya. Jadi dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau

diadakan untuk keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015). Menurut Caplan (1974) dalam Friedman (2010) terdapat tiga sumber dukungan sosial umum, sumber ini terdiri atas jaringan informal yang spontan: dukungan terorganisasi yang tidak diarahkan oleh petugas kesehatan profesional, dan upaya terorganisasi oleh profesional kesehatan. Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang di pandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 2010). 1. Bentuk Dukungan Keluarga Menurut Friedman (2010), menyatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu: a. Dukungan emosional berfungsi sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional serta meningkatkan moral keluarga (Friedman, 2010). Dukungan emosional melibatkan ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional. Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan nyaman dan mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian (Sarafino, 2011) b. Dukungan informasi, keluarga berfungsi

sebagai

sebuah

kolektor

dan

disseminator (penyebar) informasi tentang dunia (Friedman, 2010). Dukungan informasi terjadi dan diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan diskusi tentang bagaimana cara mengatasi atau memecahkan masalah yang ada (Sarafino, 2011).

c. Dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit (Friedman, 2010). Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan oleh keluarga secara langsung yang meliputi bantuan material seperti memberikan tempat tinggal, meminjamkan atau memberikan uang dan bantuan dalam mengerjakan tugas rumah sehari-hari (Sarafino, 2011). d. Dukungan penghargaan, keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan memerantai pemecahan masalah dan merupakan sumber validator identitas anggota (Friedman, 2010). Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain yang berbanding positif antara individu dengan orang lain (Sarafino, 2011). 2. Manfaat dukungan keluarga Menurut Setiadi (2008), dukungan sosial keluarga memiliki efek terhadap kesehatan dan kesejahteraan yang berfungsi secara bersamaan. Adanya dukungan yang kuat berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Selain itu, dukungan keluarga memiliki pengaruh yang positif pada pemyesuaian kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress. Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial keluarga berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 2013). Sedangkan Smet (2000) mengungkapkan bahwa dukungan keluarga akan meningkatkan : a. Kesehatan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat dengan orang lain jarang terkena penyakit dan lebih cepat sembuh jika terkena penyakit dibanding individu yang terisolasi. b. Manajemen reaksi stres, melalui perhatian, informasi, dan umpan balik yang diperlukan untuk melakukan koping terhadap stres. c. Produktivitas, melalui peningkatan motivasi, kualitas penalaran, kepuasan kerja dan mengurangi dampak stres kerja.

d. Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri melalui perasaan memiliki, kejelasan identifikasi diri, peningkatan harga diri, pencegahan neurotisme dan psikopatologi, pengurangan dister dan penyediaan sumber yang dibutuhkan

BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Keluarga merupakan hubungan antar individu yang terikat dalam suatu kelompok kecil dari masyarakat. Dalam interaksinya dengan lingkungan maupun dengan sesamanya manusia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan keluarga melalui berbagi tahapan yang terjadi secara berurutan mulai dari awal pernikahan hingga kehilangan dan kematian pasangan. Dalam setiap masa perkembangannya baik yang berperan sebagai istri maupu suami memilki suatu tanggung jawab bersama dalam menjaga keutuhan keluarga mereka yang dipenuhi dengan pelaksanaan masing-masing peran

secara

maksimal

berdasarkan

tugas-tugas

yang

telah

dibebankan.

DAFTAR PUSTAKA Friedman, M. Marilyan. 1998. Family Nursing Research, Theory, Practice. Stamford: Appleton & Lange. Friedman, M. Marilyan. 1998. Keperawatan keluarga. Jakarta: EGC. Kozier, Erb. Berman Snyder. 2004. Fundamental of Nursing: concept, process, and practice. 7 Edition. New Jersey: Perason Education Inc.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

Makalah Phc.docx
May 2020 9
Pathway Addison.docx
May 2020 11
Makalah Komkel.docx
May 2020 10
Tahapan Keluarga.docx
May 2020 12
Etika & Moral.ppt
May 2020 15
Actividad Ingles.docx
December 2019 36