Makalah Perkembangan Lansia.docx

  • Uploaded by: wanti
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Perkembangan Lansia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,486
  • Pages: 33
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Lansia bukan suatu penyakit tapi tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress. proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu kenyataan, maka ada beberapa macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Fungsi keperawatan di tahap perkembangan lanjut usia adalah melakukan perawatan pada orang tua, terutama terhadap penyakit-penyakit kronis dari fase akut sampai rehabilitasi. Memerhatikan peningkatan kesehatan seperti: nutrisi, aktivitas, pemeriksaan mata, gigi dan pencegahan kecelakaan di rumah. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan tahap perkembangan usia lanjut? 2. Apa tugas perkembangan usia lanjut ? 3. Masalah apa yang dapat timbul pada tahap perkembangan usia lanjut? 4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia lanjut? 5. Bagaimana kasus asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia lanjut? C. Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia lanjut. 2. Mengetahui cara pengkajian asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia lanjut.

1

3. Mengetahui cara menegakkan diagnosa keperawatan asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia lanjut. 4. Mengetahui intervensi dan evaluasi asuhan keperawatankeluarga pada tahap perkembangan usia lanjut. 5. Mengetahui kesenjangan antara konsep dan kasus pada asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia lanjut.

2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia Lanjut Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga yang dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiunan, sampai salah satu pasangan meninggal dan berakhir ketika kedua pasangan meningggal. Persepsi terhadap siklus kehidupan ini sangat berbeda di kalangan keluarga lanjut usia. Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka yang tergantung dari sumber-sumber financial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan dan status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya memiliki norma yang rendah dan kesehatan fisik yang buruk sering merupakan antersedan penyakit mental dikalangan lansia. Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu kenyataan, maka ada beberapa macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi : 1. Ekonomi Menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial, mungkin kemudian menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi (ketergantungan pada keluarga atau subsidi pemerintah) 2. Perumahan Sering pindah tempat tinggal yang lebih kecil dan kemudian dipaksa pindah ketatanan institusi. 3. Sosial Kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan pasangan. 4. Pekerjaan Keharusanan pension dan hilangnya peran dalam pekerjaan dan perasaan produktivitas kesehatan. Menurun fungsi fisik, mental dan kognitif ; memberikan perawatan bagi pasangan yang kurang sehat. 3

Orang yang lebih tua mengalami masalah dalam berbagai aktivitas hidup seharihari yang termasuk mandi, berpakaian, makan, toilet. Masalah- masalah ini kemampuan orang yang lebih tua sering berdampak terhadap hidup mandiri, karena penurunan fungsional dimana semua mempengaruhi kualitas hidup individu (Maryam,2008).

B. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa Akhir atau Usia Lanjut 1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan. Orang tua yang tinggal dirumah sendiri biasanya mempunyai penyesuaian diri yang baik dari pada tinggal bersama anaknya. Orang tua yang pindah kerumah anaknya biasanya lansia dengan penurunan kesehatan atau ekonomi sehingga tidak punya pilihan lain. Hal ini merupakan bukti pengaturan diri hidup secara mandiri merupakan predictor kesejahteraan yang ampuh bagi lansia. Perpindahan tempat, merupakan traumatik karena berarti meninggalkan pertalian tetangga dan persahabatan yang member kenyamanan dan keamanan.Akan tetapi, jika hal ini harus terjadi maka menciptakan lingkungan seperti lingkungan lama merupakan hal yang penting pada saat ini.

2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun. Ketika pensiun, terjadi penurunan pendapatan secara tajam, dan seiringnya dengan berlalunya tahun, pendapatanpun semakin menurun dan semakin tidak memadahi karena terus naiknya biaya hidup dan terkurasnya tabungan. Lansia lebih banyak menghabiskan uang untuk perawatan kesehatan sehingga perlu menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatannya. Program asuransi atau bantuan orang lain terutama dari generasinya mungkin sangat dibutuhkan pada saat ini.

3. Mempertahankan hubungan perkawinan Perkawinan yang dirasakan memuaskan memuaskan dalam tahun tahun berikutnya biasanya mempunyai sejarah positif yang panjang dan sebaliknya. Riset membuktikan bahwa perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung kedua pasangan lansia. 4

4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan. Lansia umumnya menyadari bahwa kematian merupakan proses kehidupan yang normal. Akan tetapi, kematian pasangan merupakan hal-hal yang sulit untuk diadaptasi.Kehilangan pasangan merupakan hal yang paling traumatis bagi lansia dan mampu melunturkan semua dukungan, meskipun anak anak telah mengisi kekosongannya.Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi. 5. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi. Meskipun ada suatu kecenderunagan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari hubungan sosial, keluarga tetap menjadi fokus interaksi-interaksi sosial lansia dan sumber utama dukungan sosial. Karena lansia menarik dari aktivitas-aktivitas dunia sekitarnya, hubungan-hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu-cucu dan saudarasaudaranya menjadi lebih penting. 6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup). Penelaahan hidup merupakan “life review” merupakan aktivitas yang vital dan umum dilakukan lansia, karena aktivitas ini menggambarkan suatu penelaahan sentral kehidupan. Aktivitas ini dipandang sebagai tugas perkembangan “ tipe kognitif” . Hal penting dari aktivitas ini terletak pada fakta bahwa penelaahan kehidupan memudahkan penyesuaian terhadap situasi-situasi yang sulit dan memberikan pandangan terhadap kejadian-kejadian masa lalu. Lansia sangat peduli dengan kualitas hidup mereka dan berharap agar mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dan penuh arti (Friedman, 1998) C. Masalah –Masalah Kesehatan pada Tahap Keluarga Dewasa Akhir 1. Disabilitas disfungsional meningkat 2. Gangguan mobilitas 3. Penyakit kronik 4. Kekuatan dan fungsi otot menghilang 5. Layanan perawatan dalam jangka panjang 6. Memberikan asuhan 7. Isolasi sosial 8. Berduka atau depresi 5

9. Gangguan kognitif (Friedman, 2010) D. Fungsi Perawat Melakukan perawatan pada orang tua, terutama terhadap penyakit-penyakit kronis dari fase akut sampai rehabilitasi. Memerhatikan peningkatan kesehatan seperti: nutrisi, aktivitas, pemeriksaan mata, gigi dan pencegahan kecelakaan di rumah.

E. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang berhubungan dengan keluarga dan lansia. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga a) Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan ). Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga. Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat mempengaruhi kesehatan. Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga Aktivitas rekreasi keluarga.

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini . 2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga. 3) Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit. 4) Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat kesehatan generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan , upaya generasi tersebut

6

tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang diperhatikan sampai saat ini.

c) Lingkungan 1) Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan perabot rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih danh minum yang digunakan. 2) Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal 3) Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat. 4) Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi.

d) Struktur keluarga 1) Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota keluarga secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat. 2) Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga. 3) Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi. 4) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

e) Fungsi keluarga 1) Fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki anggota keluarga, dukunagn anggota keluarga, hubungan psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 7

2) Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang berlaku dikeluarga dan masyarakat. 3) Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah

kesehatan,

mengambil

keputusan,

merawat

anggota

keluarga,

memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.

f) Stress dan koping keluarga a. Stressor jangka pendek dan panjang Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan penyesuaian lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan waktu penyesuaian lebih 6 bulan. 2) Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor 3) Strategi koping 4) Strategi adaptasi disfungsional

g) Pemeriksaan kesehatan h) Harapan keluarga Pengkajian fokus pada keluarga dengan tahap perkembangan lansia 1. Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal pasangannya 2. Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah 3. Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi kunjungan anak 4. Adakah orang yang menemani setiap hari 5. Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua 6. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

8

Kerangka kerja menurut Duvall merupakan pedoman yang banyak digunakan oleh perawat dalam mengkaji, menganalisis, dan merencanakan proses keperawatan keluarga. Delapan tugas dasar tersebut meliputi: 1. Pemeliharaan fisik Keluarga bertanggung jawab menyediakan tempat bernaung, pakaian yang sesuai dan makanan yang bergizi serta asuhan kesehatan yang memadai 2. Alokasi sumber Sumber-sumber tersebut meliputi: keuangan, waktu pribadi, energi dan hubungan dengan orang lain. Kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dipenuhi melalui penganggaran dan pembagian kerja untuk menyediakan bahan, ruangan dan fasilitas melalui hubungan interpersonal untuk saling membagi wewenang, menghormati dan perhatian. 3. Pembagian kerja Anggota keluarga menetapkan siapa yang akan memikul tanggung jawab, seperti memperoleh penghasilan atau income, mengelola tugas-tugas kerumahtanggaan; memelihara rumah dan kendaraan; memberi asuhan kepada anggota keluarga yang masih muda, tua atau yang tidak mampu; serta tugas-tugas lain yang telah ditentukan. 4. Sosialisasi anggota keluarga Keluarga memiliki tanggung jawab untuk membimbing berkembangnya secara matang pola perilaku yang diterima dimasyarakat, menyangkut kebutuhan makan, eliminasi, istirahat, tidur, seksualitas dan interaksi dengan orang lain. 5. Reproduksi, penerimaan, dan melepas anggota-anggota keluarga Melahirkan, adopsi, dan membesarkan anak adalah tanggung jawab keluarga, sejalan dengan masuknya anggota-anggota baru melalui perkawinan. Kebijakan-kebijakan ini ditetapkan untuk memasukkan orang lain ke dalam keluarga seperti: mertua, sanak saudara, orang tua, tamu dan teman. 6. Pemeliharaan keteraturan Keteraturan dipelihara melalui interaksi perilaku yang bisa diterima. Bentuk dan identitas, pola kasih sayang, ungkapan seksual yang diperkuat melalui perilaku orang tua untuk menjamin penerimaan dalam masyarakat.

9

7. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat luas Anggota keluarga mengakar di masyarakat melalui hubungan di tempat ibadah, sekolah, system politik, dan organisasi-organisasi lain. Keluarga yang memikul tanggung jawab untuk melindungi anggota keluarga dari pengaruh luar yang tidak diinginkan dan dalam keanggotaan kelompok-kelompok yang tidak diinginkan. 8. Pemeliharaan motivasi dan moral Anggota keluarga menghargai satu sama lain atas keberhasilan mereka dan disediakannya suasana keluarga yang mencerminkan bahwa setiap individu diterima, didukung, dan diperhatikan. Keluarga mengembangkan suatu falsafah hidup dan semangat kesatuan dan kesetiaan keluarga, sehingga memungkinkan anggota-anggota beradaptasi dengan krisis pribadi maupun keluarga (Mubarak dan Chayatin, 2009).

2. Diagnosa keperawatan a) Duka cita maladaptif b) Distress spiritual c) Koping individu inefektif d) Gangguan konsep diri (kehilangan peran kerja)

10

BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN 1. Data Umum a) Nama kepala keluarga

: Bp. T

b) Usia KK

: 72 tahun

c) Alamat dan No Telp

: Jl. Bougenvile no 23 padang Barat

d) Pekerjaan KK

: Tukang becak

e) Pendidikan KK

: SD

f) Komposisi Keluarga

: Suami, istri, anak

Daftar anggota keluarga No

Nama

L/P

Usia

Hubungan

Pendidikan Pekerjaan

1.

Nenek K

P

65

Istri

SD

IRT

2.

Bapak B

L

36

Anak

SMA

Swasta

g) Tipe Keluarga Tipe keluarga Bp. T yaitu keluarga nuclear family yang terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak mereka satu-satunya belum menikah dan masih tinggal bersama mereka. h) Suku Bangsa Bp.T dan Ny.K bersuku minang (melayu dan caniago) yaitu berasal dari solok. Keluarga Bp.S suka menkonsumsi masakan Minang yang bersantan, pedas dan berminyak. Keluarga Bp.T jarang mengkonsumsi sayur. i) Agama Keluarga Bp.T beragama Islam. Dalam hal beribadah tidak setiap anggota keluarga melaksanakan ibadah secara rutin. Ny.K rutin melaksanakan sholat, meskipun hanya shalat sendirian di rumah. Menurut Ny.K, Bp.T sangat jarang melaksanakan sholat. Ny.K sudah mengingatkan Bp.T namun tetap saja meninggalkan shalatnya. Meskipun tidak semua anggota keluarga taat beribadah, namun Ny.K mengatakan 11

bahwa tata cara dan norma-norma Islam dalam kehidupan sehari-hari masih dipegang teguh oleh keluarga tersebut. Keluarga masih mengikuti aturan, tata cara dan normanorma Islam seperti dalam mendidik anak-anak, cara pergaulan, dll.

j) Status sosial ekonomi Sumber penghasilan keluarga berasal dari penghasilan Bp.T narik becak (sekitar Rp.20.000,-per hari. Tapi dilakukan hanya 3 x seminggu) dan hasil warung kecilkecilan Ny.K yang dibuka di depan rumah (sekitar Rp.25.000,- per hari). Di samping itu anak dari Bp.T yang bekerja di suatu showroom juga ikut membantu keuangan orang tuanya. Penghasilan keluarga tidak tetap setiap bulan, kira-kira sekitar Rp. 800.000 – Rp. 1.000.000,- per bulan ditambah kiriman dari anaknya sekitar Rp. 300.000,-. Kebutuhan yang dikeluarkan keluarga antara lain: biaya makan, biaya bayar air, listrik. Rata-rata pengeluaran perbulan Rp.900.000,-. Keluarga memiliki tabungan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan status sosial ekonomi keluarga Bp.T termasuk golongan menengah. k) Aktivitas rekreasi keluarga Ny.K menyatakan sangat jarang pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan mendengar radio bisa sedikit mengusir kesepian. Tapi itu sering dilakukan sendiri, karna Bp.T sering menghabiskan waktunya di pasar.

2. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a) Tahap perkembangan keluarga saat ini Saat ini keluarga Bapak T berada tahap perkembangan tahap keluarga VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching centre families). b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi a. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya Bapak T merasa sedih karena belum bisa menikahkan anaknya, Bapak B yang sudah berusia 36 tahun.

12

c) Riwayat keluarga inti Bp. T dan Ny.K menikah karena di jodohkan. Mereka menikah 49 th yang lalu. Ny.K mengatakan bahwa ia merasa bahagia dan tidak pernah merasa menyesal dengan perkawinannya. Ny.K mengatakan bahwa ia mempunyai penyakit riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan Bp. T mengatakan bahwa menderita penyakit Hipertensi selama 3 tahun terakhir. Pada saat pengkajian didapat tekanan darah Bp. T 185/100 mmHg.

d) Riwayat keluarga sebelumnya Ny. K menyatakan kedua orang tuanya telah meninggal. Menurut Ny. K keluarganya memiliki penyakit turunan yaitu penyakit hipertensi. Ayah Ny.K meninggal karena penyakit hipertensi. Kedua orang tua Bp.T juga telah meninggal, tidak ada anggota keluarga dan kerabat Bp.T yang menderita penyakit turunan.

3. Lingkungan a) Karakteristik rumah . Rumah milik pribadi. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur sekaligus ruang makan, 1 kamar mandi, dan 1 ruangan sebagai warung. Lantai rumah terbuat dari semen, tidak licin. Di ruang tamu terdapat 1 set kursi dan meja tamu, lemari, dan TV. Ventilasi hanya ada di ruang tamu dan kamar mandi. Jendela yang ada dikamar jarang dibuka. Sumber air keluarga berasal dari PDAM. Rumah terletak di gang kecil. Limbah rumah tangga di alirkan ke got di depan rumah. Di dalam Got banyak terdapat endapan tanah, lumpur dan sampah-sampah, sehingga ketika hujan sering terjadi banjir. Pekarangan rumahtidak terurus, sampah berserakan. Saat pengkajian terlihat lantai rumah sudahdisapu. Ny. K sangat memperhatikan kebersihan. Tingkat keamanan dalam penggunaan fasilitas yang ada di rumah cukup baik, misalnya tidak pernah terjadi kebakaran, tidak pernah juga terjadi konsleting listrik.

13

b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW Penduduk di lingkungan setempat umumnya bersuku Minang. Penduduk sekitar rata-rata tinggal menetap, sebagian besar di antara mereka bekerja sebagai wiraswasta, dan pedagang. Jalan yang terdapat di depan rumah adalah jalan kecil. Kebiasaan masyarakat setempat antara lain; masih sering duduk bersama sambil ngerumpi dan mencari kutu bersama. Rumah penduduk rata-rata sederhana dan berukuran kecil. Tingkat kepadatan penduduk sedang, dan tingkat kejahatan minim sehingga kehidupan penduduk cukup stabil. Di lingkungan tempat tinggal keluarga terdapat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas yang berjarak sekitar 2 km dari rumah, bidan dan praktek dokter sekitar 1 km dari rumah. c) Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga hidup menetap dan tidak pernah pindah rumah. Keluarga Bp. T tinggal di rumah tersebut sejak menikah dengan Ny. K selama 49 tahun, sehingga sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. d) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat Bp. T menyatakan sangat jarang berkumpul dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya dipasar. Sedangkan Ny.T masih sering berkumpul dengan sanak keluarga dan tetangganya. Hubungan dengan masyarakat setempat cukup baik. e) Sistem Pendukung keluarga Keluarga ini terdiri dari Bp. T, Ny. K dan Bp. B. Kesehatan Bp.T cukup baik, walau sesekali terkena demam dan flu ringan. Ny. K yang mempunyai masalah kesehatan dengan penyakit DM. Ny.K jarang kontrol kesehatan ke dokter. Hal ini dilakukan Ny. K karena menurutnya kondisinya saat ini tidak ada masalah, ia beranggapan ini hal yang wajar dialami oleh lansia seperti dirinya. Jika salah satu anggota sakit, Ny.K akan membawanya ke Puskesmas. Dukungan dari masyarakat setempat cukup baik, terlihat dari kesadaran masyarakat untuk mengunjungi anggota masyarakat lain yang sakit. Hubungan antara Bp.T dan Ny.K dengan keluarga lain cukup harmonis. Jika ada anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga lain akan datang mengunjungi. Keluarga mempunyai BPJS, namun jarang digunakan. 14

4. Struktur keluarga a) Pola komunikasi keluarga Ny. K menyatakan komunikasi antara Bp.T, Ny. K dan Bp. B berjalan kadang baik kadang tidak. Keluarga hanya berkumpul pada jam-jam tertentu saja misalnya pada saat makan malam. Tapi komunikasi antara Ny.T dan Bp.K cukup terbuka. Jika Ny.K tidak suka terhadap tindakan Bp.T, maka ia akan langsung mengatakannya atau menegurnya. Sehari-harinya, Bp.T dan Ny. K tidur sekamar. b) Struktur Kekuatan Keluarga : 1) Dari Segi Finansial: Ny. T mengatakan bahwa ia membuat anggaran dana untuk kebutuhan keluarga dan dapat mengatur keuangan keluarga dengan baik. Bp.T mempunyai tabungan dirumah, dan dipergunakan apabila ada hal-hal mendesak. 2) Dari segi keputusan : Keputusan dalam keluarga diambil oleh Bp. T selaku kepala keluarga

c) Struktur Peran Bp.T berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah untuk keluarga. Ny. K berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus kebutuhan keluarga termasuk kebutuhan rumah tangga. Namun ia juga membantu Bp.T mencari nafkah, yaitu dengan membuka warung kecil-kecilan didepan rumahnya. Bp. B bekerja sebagai supir antar Provinsi Sumatera.

d) Nilai dan Norma Keluarga : Keluarga juga mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tempat tinggal, sehingga keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan anggota masyarakat yang lain. 5. Fungsi Keluarga a) Fungsi afektif Ny.K mengatakan ia bahagia dengan keadaannya sekarang karena meskipun hanya berdagang, ia dan suami masih mampu memenuhi kebutuhan mereka. Bp. B

15

sangat menghormati orang tua nya. Bp. T merasa sedih belum bisa menikahkan anaknya, Bp. B. b) Fungsi sosialisasi Orang tua membesarkan anaknya didasarkan pada nilai-nilai agama dan budaya yang berasal dari Ny.K dan Bp.T. Dalam memberikan pola pengasuhan terhadap anak, Ny. K memberikan nasehat kepada anaknya agar selalu menjalani kehidupan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Itu merupakan bekal dalam mengarungi kehidupan yang selalu ia tanamkan kepada anaknya. c) Fungsi Perawatan Kesehatan Bagi keluarga Bp.T, sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, flu, dan sakit kepala. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan di mana seluruh kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau seluruh aktivitas sehari-hari tidak dapat dilakukan dengan baik.

Ditinjau dari tugas kesehatan keluarga : Masalah DM Ny. K mengatakan ia pernah memeriksa kadar gula darah ke rumah sakit dan sudah pernah dijelaskan oleh petugas kesehatan mengenai penyakit diabetes mellitus, namun ia lupa. Ny.K sering merasakan gejala seperti sulit berjalan, kesemutan, sering sakit kepala, penglihatan kabur, jantung sering berdebar. Namun itu disikapi sebagai hal yang wajar dialami oleh lansia. Keluarga jarang melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan karena jauh dari rumah. d) Fungsi Reproduksi Keluarga Bp. T mempunyai 3 orang anak, mereka mendapatkan anak pertamanya setelah 1 tahun menikah. Namun anak pertama meninggal dunia pada usia 1 minggu, 1 tahun kemudian lahir anak kedua, juga meninggal dunia. 1 kemudian lahir anak ke-3. Setelah anak ke-3 klien menggunakan alat kontrasepsi implant.

e) Fungsi Ekonomi Keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, walaupun pekerjaan Bp. T hanya sebagai tukang becak. Pendapatan keluarga jarang sekali 16

dibelikan ke perabotan rumah dan barang-barang rumah tangga lainnya karena menabung untuk keperluan pernikahan anaknya kelak. Jika penghasilan perbulan berlebih dari pengeluaran, biasanya Ny.K menabungkan uang tersebut.

6. Stres dan Koping Keluarga a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang Stressor jangka pendek yang dialami keluarga adalah masalah lingkungan, letak selokan/got yang berada didepan rumah sering menimbulkan bau yang tidak sedap. Sementara stressor jangka panjang adalah keluhan penyakit yang dialami akibat gejala penyakit DM pada Ny. K. Ditambah dengan rasa sedih karena memikirkan anak nya Bp. B yang belum menikah.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor Stressor jangka pendek: Keluarga Bp. T hanya dapat berusaha untuk menjaga kebersihan lingkungan Stressor jangka panjang: Keluarga berusaha mengupayakan pengobatan untuk Ny. K dengan pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

c) Strategi koping yang digunakan Dalam menghadapi masalah adalah keluarga bersikap terbuka dengan langsung melontarkan perasaan yang dialami oleh masing-masing anggota keluarga. Dalam menyelesaikan masalah selalu didiskusikan meskipun akhirnya kepala kelaurga yang mengambil keputusan akhir.

d) Strategi adaptasi Disfungsional Jika dalam keluarga terjadi pertengkaran, maka masing-masing akan introspeksi diri, meskipun sebelumnya antar anggota keluarga terjadi perang mulut, namun tidak pernah menyakiti secara fisik. Selain itu keluarga tidak pernah mengalami berduka disfungsional, jika salah satu anggota keluarga atau kerabat ada yang meninggal, keluarga tabah menerimanya

17

7. Harapan Keluarga Ny. K menyatakan ia berharap anaknya bisa mencapai status ekonomi yang lebih baik daripada kedua orang tuanya dan segera menikah. Ny. K berharap keluhan-keluhan penyakit yang di rasakannya juga bisa segera sembuh.

8. Pemeriksaan Fisik Aspek

yang

Nama klien

dinilai

Bp. T (72)

Ny K (65)

Bp. B (36)

Keadaaan umum

Kondisi badan cukup

Kondisi badan kurang

Kondisi badan bersih

bersih dan rapi,

bersih, kesulitan

dan rapi, bergerak

bergerak

bergerak, tanda distress

tanpa ada kesulitan,

tanpakesulitan,tanda-

seperti meringis (+),

BB: 60 Kg, TB: 170

tanda meringis tidak ada

BB: 55 kg,

cm

BB: 60 kg, TB: 160cm

TB: 157cm

TD : 185/100 mmHg,

TD: 130/100 mmHg,

TD: 120/80 mmHg,

Nadi 72 x/mnt,

Nadi 60 x/mnt,

Nadi 60 x/mnt, suhu

suhu 36,7ºC,

suhu 36,9ºC, Pernafasan 37 ºC, pernafasan 23

Pernafasan 22x/mnt

24x/mnt

Warna kulit gelap, tidak

Warna kulit gelap kulit, Warna kulit gelap,

ada bercak-bercak, kulit

ada bercak-bercak, kulit tidak ada bercak-

kering hangat, lesi(-),

kering dan hangat,

bercak, kulit kering

edema(-),agak keriput

turgor kulit buruk,

dan hangat

Tanda-tanda vital

Kulit

x/mnt

lesi (+), edema(-) , luka

Rambut

Distribusi merata,

p x l x t = 2 x 1 x 0,5

tekstur halus,kering,

cm. Keadaan luka

beruban, kulit kepala

kemerahan.

tidak ada yang

Kulit kepala tidak ada yang

mengelupas, ada bagian

Distribusi merata,

mengelupas, rambut

yang berketombe

beruban, tekstur agak

kering,

18

kasar dan kering, kulit

Kuku

Tekstur halus,

kepala tidak ada yang

warnadasar kuku merah

mengelupas, ketombe(+) dasar merah, sianosis

jambu, sianosis (-),

Tekstur halus, warna

(-)

pucat(-), kapiler refill < 3 dtk, lesi disekitar kuku Tekstur halus, warna (-), kuku tidak terawat

dasar kuku merah

dengan baik

jambu, lesi (+),path jari tengah kanan dengan p:3 mm sudah terbentuk jaringan sikatrik, kap.refill <3 dtk, sianosis (-), pucat (-), kuku kurang terawat dengan baik

19

9. Analisis data No DATA

MASALAH

DIAGNOSA

1.

DO:

Resiko infeksi

BB: 55 kg,

pada Ny. K

TB: 157cm

keluarga Bp. T

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

TD: 130/100 mmHg, Nadi 60 x/mnt, suhu 36,9ºC, Pernafasan 24x/mnt, Kondisi badan kurang bersih, terdapat luka di kaki Ny.R. p x l x t = 2x1x0,5 cm. kondisi luka sedikit berwarna kemerahan DS : Bp.T mengatakan jarang memeriksakan kadar gula darah Ny.R ke pelayanan kesehatan. Ny. K mengatakan luka lama sembuh Ny Kmenyatakan sering cepat lelah jika beraktivitas lama Ny.K mengatakan tidak pernah melakukan olahraga khusus dan tidak tahu mengatur pola makan untuk lansia dengan DM.

2.

DO : keluarga telihat sedih saat

Tahap

Resiko

menceritakan anaknya yang belum

perkembangan

keterlambatan

menikah

yang tidak sesuai

perkembangan

DS: Bp. T mengatakan bahwa dia sedih karena anaknya Bp. B belum juga menikah di usia 36 tahun.

20

1. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit. No.

Kriteria

Skor

Bobot

Penilaian

Pembenaran

1.

Sifat Masalah: Aktual Kemungkinan Masalah dapat diubah: Mudah

3

1

2

2

3/3 x 1 = 1 2/2 x 2 = 1

Potensi Masalah untuk dicegah: Tinggi Menonjolnya Masalah: Tidak perlu

3

1

3/3 x 1 = 1

Keluarga tidak tahu akibat dari penyakit DM Kondisi klien yang masih mengerti dalam memahami informasi mempengaruhi penyerapan informasi Keluarga kooperatif, mau diajak bekerja sama

1

1

½x1=½

2.

3.

4.

Ny. K masih meminum obat secara rutin



2. Resiko keterlambatan perkembangan. No.

Kriteria

Skor

Bobot

Penilaian

Pembenaran

1.

Sifat Masalah: Resiko Kemungkinan Masalah dapat diubah: Sebagian Potensi Masalah untuk dicegah: Cukup

2

1

1

2

2/3 x 1 = 2/3 1/2 x 2 = 1

Keluarga seharusnya berada di tahap perkembangan lansia Keluarga sedih karena bapak B yang belum menikah

2

1

2/3 x 1 = 2/3

Bp. B yang masih belum mau untuk menikah

Menonjolnya Masalah: Tidak perlu

1

1

1/1 x 1 = 1

Bp. B merasa bahwa ini bukan lah suatu masalah yang harus segera ditangani

2.

3.

4.

3 1/3

21

DIAGNOSA KEPERAWATAN No. 1.

Diagnosa Kurangnya pengetahuan tentang penyakit

Tujuan Umum Setelah dilakuka n tindakan keperaw atan selama 6 minggu kunjunga n keluarga diharapk an pengetah uan keluarga meningk at.

Kriteria Evaluasi

Khusus Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit, diharapkan keluarga dapat;

Kriteria standar Respon Keluarga 1. Kaji pengetahuan verbal mampu keluarga tentang menyebut pengertian, penyebab, kan serta tanda dan gejala pengertian DM , 2. Diskusikan dengan penyebab, keluarga tentang tanda dan pengertian, penyebab gejala serta tanda dan gejala DM 3. Evaluasi hasil diskusi 4. Berikan pujian positif jika keluarga menjawab dengan benar.

TUK 1: Mengenal masalah kurangnya pengetahuan tentang penyakit dengan menyebutkan 1.1. Pengertian 1.2. Penyebab 1.3. Tanda dan gejala akibat kurangnya pengetahuan

TUK 2: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan keluarga dapat mengambul keputusan

Intervensi

Respon verbal

22

Keluarga 1. Kaji pengetahuan dapat keluarga tentang akibat menyebut lanjut dari penyakit Dm kan 2. Diskusikan dengan bagaimana keluarga tentang akibat akibat lanjut dari penyakit lanjut dari DM DM 3. Evaluasi hasil diskusi 4. Berikan pujian positif jika keluarga menjawab

yang tepat yaitu : a. Mengetah ui akibat lanjut atau komplikas i DM TUK 3: Respon Setelah psikom dilakukan otor tindakan keperawatan, diharapkan keluarga melakukan perawatan bagi anggota keluarga yang mengalami penyakit DM a. Mengatu r pola makan b. Mengura ngi konsums i gula TUK 4: Respon Setelah psikom dilakukannya otor tindakan keperawatan, diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan bagi anggota keluarga: a. Mencipta kan lingkuan yang aman utuk 23

dengan benar.

Keluarga 1. Diskusikan bersama dapat keluarga tentang melakukan pegaturan makan dan perawatan diit yang baik bagi pada pasien DM. anggota 2. Ajarkan keluarga kelaurga tentang pengaturan dengan menu makanan seharipenyakit hari seperti DM-dis DM pada pasien DM. 3. Ajarkan senam DM 4. Evaluasi hasil diskusi 5. Berikan pujian positif

Keluarga 1. Ajarkan cara dapat memodifikasi menyebut lingkungan seperti : kan cara a. Jaga lingkungan menciptak dari resiko an kecelakaan benda lingkunan tajam yang b. Gunakan bahan nyaman yang lembut untuk bagi pakaian guna pasien DM mengurangi terjadinya iritasi 2. Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

pasien DM TUK 5: Respon Setelah afektif dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan keluarga dapat memanfaatka n pelayanan kesehatan bagi anggota keluarga. a. Keluarga rutin berobat ke pelayana kesehatan terdekat

24

Keluarga 1. Jelaskan pada keluarga dapat kemana mereka menjelask meminta pertolongan an kemana untuk perawatan dan mereka pengobatan penyakit harus DM meminta pertolonga n dan pengobata n penyakit DM

Diagnosa

Hari/tgl dan waktu

Implementasi

Senin/ 22 Oktober

1. Mengkaji

2018

pengetahuan keluarga tentang pengertian diabetes melitus/ penyakit gula 2. Memberi reinforcement positif atas jawaban keluarga 3. Mendiskusikan pengertian, penyebab dan tanda dan gejala diabetes militus / penyakit gula dengan keluarga 4. Memberi kesempatan keluarga bertanya seputar DM

Evaluasi 1. Struktur a. Keluarga Bapak T dapat bekerja sama dengan mahasiswa b. Keluarga khususnya klien Ny. K mengerti maksud kunjungan hari ini 2. Proses a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi b. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan yang dilakukan c. Keluarga kooperatif 3. Hasil a. Keluarga dapat menjelaskan apa itu diabetes mellitus b. Keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala diabetes mellitus

5. Menjawab pertanyaan keluarga Selasa /24 Oktober 2018

1. Mendiskusikan akibat lanjut dan berikan kesempatan

25

1. Struktur a. Keluarga Bapak T dapat bekerja sama dengan mahasiswa

keluarga untuk menentukan rencana dan sikap terkait diabetes militus/ penyakit gula 2. Memberi kesempatan keluarga bertanya 3. Menjawab pertanyaan keluarga 4. Meminta keluarga menyebutkan kembali 5. Memberi reinforcement positif atas jawaban keluarga

26

b. Keluarga khususnya klien Ny. K mengerti maksud kunjungan hari ini 2. Proses a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi b. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan yang dilakukan c. Keluarga kooperatif. 3. Hasil a. Keluarga dapat menjelaskan kembali apa yang telah didiskukan pada pertemuan sebelumnya mengenai pengertian diabetes mellitus, tanda dan gejala, dan penyebab. b. Keluarga dapat menjelaskan akibat lanjut dari diabetes mellitus bila tidak dikontrol c. Keluarga dapat menentukan sikap dan rencana yang akan dilakukan terkait penyakit

yang diderita oleh Ny. K yaitu diabetes mellitus Rabu / 25 Oktober 2018

1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang diet bagi diabetes melitus/ penyakit gula 2. Memberi reinforcement positif atas jawaban keluarga 3. Mendiskusikan tentang diet penderita diabetes militus/ penyakit gula dan mengajarkan senam DM dengan keluarga 4. Memberi kesempatan keluarga bertanya 5. Menjawab pertanyaan keluarga 6. Memotivasi keluarga mengulang lagi

27

1. Struktur a. Keluarga Bapak T dapat bekerja sama dengan mahasiswa b. Keluarga khususnya klien Ny. K mengerti maksud kunjungan hari ini 2. Proses a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi b. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan yang dilakukan c. Keluarga kooperatif. 3. Hasil a. Keluarga dapat menjelaskan kembali apa yang telah didiskukan pada pertemuan sebelumnya mengenai pengertian diabetes mellitus, tanda dan gejala, dan penyebab. b. Keluarga dapat menjelaskan akibat lanjut dari diabetes mellitus bila tidak

7. Memberi reinforcement positif atas usaha keluarga 8. Mengevaluasi pada

dikontrol c. Keluarga dapat membuat menu untuk penderita diabetes mellitus menggunakan format DM-dis

kunjungan yang telah direncanakan.

Kamis / 26 Oktober 2018

1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang prinsip olahraga bagi diabetes militus/ penyakit gula 2. Memberi reinforcement positif atas jawaban keluarga 3. Mendiskusikan tentang prinsip olahraga penderita diabetes militus/ penyakit gula dengan keluarga 4. Memberi kesempatan keluarga bertanya 5. Menjawab pertanyaan 28

1. Struktur a. Keluarga Bapak T dapat bekerja sama dengan mahasiswa b. Keluarga khususnya klien Ny. K mengerti maksud kunjungan hari ini 2. Proses a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi b. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan yang dilakukan c. Keluarga kooperatif. 3. Hasil a. Keluarga dapat menjelaskan kembali apa yang telah didiskukan pada pertemuan sebelumnya mengenai pengertian diabetes

keluarga 6. Memotivasi keluarga mengulang lagi 7. Memberi reinforcement positif atas usaha keluarga

Jumat/ 26 Oktober 2018

1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang lingkungan yang beresiko bagi penderita DM 2. Mendiskusikan bersama dengan keluarga lingkungan yang harus dihindari seperti: benda tajam, pemakaian alas kaki saat keluar, hindari luka dan segera rawat luka jika terjadi luka 3. Meminta keluarga menyebutkan kembali apa yang telah didiskusikan bersama 4. Memberikan reinforcement positif kepada 29

mellitus, tanda dan gejala, dan penyebab. b. Keluarga dapat menjelaskan akibat lanjut dari diabetes mellitus bila tidak dikontrol c. Keluarga dapat membuat menu untuk penderita diabetes mellitus menggunakan format DM-dis d. Keluarga dapat mempraktikkan kembali cara senam DM. 5. Struktur c. Keluarga Bapak T dapat bekerja sama dengan mahasiswa d. Keluarga khususnya klien Ny. K mengerti maksud kunjungan hari ini 4. Proses d. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi e. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan yang dilakukan f. Keluarga kooperatif. 5. Hasil e. Keluarga dapat menjelaskan kembali apa

keluarga

f.

g.

h.

i.

Sabtu, 27 Oktober 2018

a. Mendorong keluarga untuk mengunjungi fasilitas yankes b. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang

30

yang telah didiskukan pada pertemuan sebelumnya mengenai pengertian diabetes mellitus, tanda dan gejala, dan penyebab. Keluarga dapat menjelaskan akibat lanjut dari diabetes mellitus bila tidak dikontrol Keluarga dapat membuat menu untuk penderita diabetes mellitus menggunakan format DM-dis Keluarga dapat mempraktikkan kembali cara senam DM. Keluarga mengerti dan menyebutkan apa yang harus dihindari agar tidak terjadi luka atau infeksi pada Ny. K

1. Struktur e. Keluarga Bapak T dapat bekerja sama dengan mahasiswa f. Keluarga khususnya klien Ny. K mengerti maksud kunjungan hari ini

fasilitas pelayanan kesehatan yang bisa digunakan c. Memberi reinforcement positif atas kemampuan keluarga d. Memberikan informasi tentang fasilitas yankes apa saja yang bisa digunakan keluarga e. Memberitahukan manfaat yang bisa didapatkan keluarga dari fasilitas yankes tersebut f.

Memotivasi keluarga untuk mengulang

g. Memberikan reinforcement atas usaha keluarga h. Memberikan kesempatan kepada keluarga 31

6. Proses g. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi h. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan yang dilakukan i. Keluarga kooperatif. 7. Hasil j. Keluarga dapat menjelaskan kembali apa yang telah didiskukan pada pertemuan sebelumnya mengenai pengertian diabetes mellitus, tanda dan gejala, dan penyebab. k. Keluarga dapat menjelaskan akibat lanjut dari diabetes mellitus bila tidak dikontrol l. Keluarga dapat membuat menu untuk penderita diabetes mellitus menggunakan format DM-dis m. Keluarga dapat mempraktikkan kembali cara senam DM. n. Keluarga mengerti dan menyebutkan apa yang harus dihindari agar

untuk bertanya i.

Menjawab pertanyaan keluarga

32

tidak terjadi luka atau infeksi pada Ny. K

DAFTAR ISI Mubarak, W.I., Chayatin, N., & Santoso, B.A. (2009). Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika Friedman, M. M. (2010). Buku ajar keperawatan: riset, teori dan praktik. Edisi ke 5. Jakarta: EGC

33

Related Documents


More Documents from "jahid"