MAKALAH
“PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP EKONOMI”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Ekonomi
Dosen pembimbing Andika Putranta S,E., M.Pd
Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4.
Andika Gutama Annisa Kartika Dewi Dwi Ella Nur R. Fitri Nurjanna
162003593 162003596 162003606 162003612
Progam Studi Pendidikan Ekonomi SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JL.Pisang Gajih No.02 Telp. (0334) 882467 LUMAJANG 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur terlimpahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahamat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Silabus” Dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Silabus” banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Di dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan dan rintangan yang dihadapi, namun dengan bantuan, bimbingan, dorongan, dan petunjuk berbagai pihak terutama kepada Ibu akhirnya semua hambatan dan rintangan tersebut dapat teratasi. Demikian pembuatan makalah ini, kami sadari bahwa apa yang ditulis dalam makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan, oleh sebab itu kami mohon kritik dan saran dalam rangka perbaikan atau penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Lumajang, 25 November 2018
Penulis
PENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI A. PERBANDINGAN ANTARA PENDEKATAN EKONOMI DAN SOSIOLOGI Pendekatan adalah cara pandang dalam melihat sesuatu dengan landasan berpikir atau asumsi tertentu. Pendekatan berguna dalam melihat ekonomi dengan landasan berpikir atau asumsi dari sisi ekonomi dan sosiologi. Untuk memperbandingkan dengan pendekatan antara cabang ilmu tersebut, maka selanjutnya akan dibahas tentang konsep aktor, konsep tindakan ekonomi, hambatan pada tindakan ekonomi, hubungan ekonomi dan masyarakat, tujuan analisa, dan penerapan metode. 1. Konsep Aktor Studi ekonomi merupakan kajian tentang ekonomi. Ekonomi sebagai suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat (rumah tangga dan pebisnis/perusahaan) yang terbatas di antara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing – masing. Jadi ekonomi merupakan gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Titik tolak analisis ekonomi adalah individu. Pendekatan individu dalam analisis ekonomi berakar dari utilltatarisme dan ekonomi politik inggris. Utilitarisme mengasumsikan bahwa individu adalah mahluk yang rasional, senantiasa menghitung dan membuat pilihan yang dapat memperbesar kesenangan pribadi atau keuntungan pribadi dan mengurangi penderitaan atau menekan biaya. Sedangkan politik ekonomi Inggris dibangun atas prinsip “laissez faire, laissez passer” yaitu sendiri, biarkan hal – hal yang baik masuk. Artinya biarkan individu mengatur dirinya, karena indiviu tahu yang dimauinya.
Aktor dalam masyarakat adalah individu yang identitas dirinya tidak tampil tetapi tersembunyi dalam suatu kesatuan yang dinamakan masyarakat. Masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh atau sebagai suatu entitas sendiri, dikenal sebagai fenomena sui generis, berbeda dari individu – individu yang membentuknya. Tindakan aktor yang menjadi perhatian sosiologi adalah tindakan aktor yang menjadi perhatian sosiologi adalah tindakan aktor yang berkaitan dengan seperti apa yang telah dikemukakan oleh Max Waber dalam Economy and Society. Tindakan aktor dinyatakan sebagai tindakan sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari individu lain dan oleh karena itu diarahkan pada tujuan tertentu. 2. Konsep Tindakan Ekonomi Didalam ekonomi, aktor diasumsikan mempunyai seperangkat pilihan dan preferensi yang telah tersedia dan stabil. Tindakan yang dilakukan oleh aktor bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan (individu) dan keuntungan (perusahaan). Sedangkan sosiologi melihat beberapa kemungkinan tipe tindakan ekonomi. Dua tindakan ekonomi yang tidak dilihat oleh ekonomi, tetapi menjadi perhatian sosiologi adalah tindakan ekonomi tradisional dan tindakan ekonomi spekulatif – irrasional. Tindakan ekonomi tradisional bersumber dari tradisi atau konvensi. Pertukaran hadiah di antara sesama komunitas dalam perayaan, membawa kado bagi teman yang sedang ulang tahun merupakan suatu bentuk pertukaran yang dipandang sebagai suatu tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi spekulatif – irrasional merupakan tindakan berorientasi ekonomi yang tidak mempertimbangkan instrumen yang ada dengan tujuan yang yang hendak dicapai. Seperti yang dikatakan Waber, tindakan ekonomi dapat dilihat sebagai suatu tindakan sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain.
3. Hambatan pada Tindakan Ekonomi. Dalam pandangan ekonomi, tindakan ekonomi dibatasi oleh selera dan kelangkaan sumberdaya termasuk teknologi. Dengan demikian, secara prinsip, sekali hal tersebut dikenal maka mudah untuk memprediksi tingkah laku aktor, karena dia selalu memaksimalkan pemanfaatan dan keuntungan. Sedangkan sosiologi memperhatikan tidak hanya pengaruh kelangkaan sumberdaya, tetapi juga aktor – aktor lain yang akan memudahkan, memperlancar, menghambat dan membatasi tindakan ekonomi dalam pasar. 4. Hubungan Ekonomi dan Masyarkat Pusat perhatian dari kajian ekonomi adalah pertukaran ekonomi, pasar dan ekonomi. Sedangkan masyarakat dianggap sebagai “sesuatu yang di luar “, dia dipandang sebagai sesuatu yang telah ada (given). Oleh sebab itu, sosiolog tidak terbiasa melihat kenyataan dengan melakukan ceteris paribus terhadap faktor – faktor yang dipandang berpengaruh terhadap suatu kenyataan sosial. Tetapi sebaliknya, sosiolog terbiasa melihat kenyataan secara holisti, melihat kenyataan saling kait mengait antar berbagai faktor. Dengan demikian, sosiologi ekonomi selalu memusatkan perhatian pada: a. Analisis sosiologis terhadap proses ekonomi, misalnya proses pembentukan harga antara pelaku ekonomi, proses terbentuknya kepercayaan dalam suatu tindakan ekonomi, atau proses terjadinya perselisihan dalam tindakan ekonomi. b. Analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dari masyarakat, seperti hubungan antara ekonomi dan agama, pendidikan, stratifikasi sosial, demokrasi atau politik. c. Studi tentang perubahan institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi dari masyarakat. Contohnya semangat kewirausahaan dikalangan santri, kapital
budaya pada masyarakat nelayan dan etos kerja dikalangan pekerja tambang. 5. Tujuan Analisis Ekonomi lebih cenderung melakukan prediksi dan eksplanasi, dan sangat sedikit membuat deskripsi. Artinya, dalam analisis ekonomi lebih cenderung melakukan ramalan tentang masa depan dengan membentangkan kemungkinan kecenderungan yang akan terjadi serta menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel. Dalam analisis sosiologi lebih menekankan pada kedalaman suatu fenomena secara kualitas, apa yang ada dibalik kenyataan dan melihat tembus terhadap realitas yang ada. 6. Penerapan Metode Karena ekonomi terlalu menekankan prediksi maka metode yang cocok adalah metode yang ditujukan untuk penerapan hipotesa dan penggunaan model – model dalam bentuk matematik. Oleh karena itu, ekonom sering menggunakan beberapa metode yang berbeda satu sama lain seperti hermeneutik, etnografi dan fenomenologi. Ekonomi = metode yang ditujukan untuk penerapan hipotesa dan penggunaan model-model dalam bentuk matematik. Sosiologi = hermeneutik, etnografi, dan fenomenologi termasuk metode historis dan perbandingan. Para sosiolog lebih sering mencari data sendiri di lapangan.
B. TEORI SOSIOLOGI SEBAGAI PENDEKATAN 1. Teori Struktural Fungsional Herbert Gans (1972) menemukan 15 fungsi kemiskinan bagi asyarakat Amaerika, yaitu : 1) Menyediakan tenaga untuk pekerjaan kotor bagi masyarakat 2) Memunculkan dana-dana sosial
3) Membuka lapangan kerja barubkarena dikehendaki oleh orang miskin 4) Pemanfaatan barang bekas yang tiidak digunakan oleh orang kaya 5) Menguatkan norma-norma sosial utama dalam masyarakat 6) Menimbulkan altruisme terutama terhadap orang-orang miskin yang sangat membutuhkan santunan 7) Orang kaya dapat merasakan kesusahan hidup miskin tanpa perlu megalaminya sendiri dengan membayangkan kehidupan si miskin 8) Orang miskin memberikan standar penilaian kemajuan bagi kelas lain. membantu kelompok lain yang sedang berusaha sebagai anak tangganya. 9) Kemiskinan meyediakan alasan bagi munculnya kalangan orang kaya yang membantu orang miskin dengan berbagai badan amal. 10) Menyediakan
tenaga
fisik
bagi
pembangunan
monumen-
monumen kebudayaan. 11) Budaya orang miskin sering diterma pula oleh stata sosial yang berada di atas mereka. 12) Orang miskin berjasa sebagai “kelompok gelisah” atau menjadi musuh bagi kelommpok politik tertentu. 13) Pokok isu mengenai perubahan masyarakat
selalu
diletakkan
dan pertumbuhan dalam diatas
masalah
bagaimana
membantu orang miskin. 14) Kemiskinan menyebabkan sistem politik menjadi lebih sentris dan lebih stabil. Asumsi teori struktural oleh Ralp Dahrendorf (1986:196) a. Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang terstuktur secara relatif mantap dan stabil. Contohnya : aktivitas sehari-hari b. Elemen-elemen terstuktur tersebut terintegrasi dengan baik.
Jaringan hubungan antara Anda dan oranglain yang berpola dilihat sebagai masyarakat.
Jaringan hubungan yang berpola tersebut mencerminkan struktur elemen yang terintegrasi dengan baik. artinya saling mendukung dan saling ketergantungan anatara satu dengan lainnya.
c. Setiap elemen dalam struktur memiliki fungsi, yang memberikan sumbangan pada bertahannya struktur itu sebagai suatu sistem. d. Setiap stuktur yang fungsional dilandaskan pada suatu konsensus (kesepakatan) nilai di antara para anggotanya.
2. Teori Struktural Konflik
Menjelaskan bagaimana struktur memiliki konflik
Setiap struktur memiliki berbagai elemen yang berbeda dan memiliki motif, maksud, kepentingan, atau tujuan yang berbeda pula.
Perbedaan tersebut memberikan sumbangan bagi terjadinya disitegrasi, konflik, dan perpecahan.
Asumsi Teori Struktural Konflik oleh Ralp Dahrendorf (1986: 197-198) a. Setiap masyarakat, dalam setiap hal, tunduk pada proses perubahan; perubahan sosial terdapat di mana-mana.
Terjadi karena elemen yang berbeda sebagai pembentuk masyarakat (struktural sosial) mempunyao perbedaan pula dalam motif, maksud, kepentingan, atau tujuan.
b. Setiap masyarakat, dalam setiap hal, memperlihatkan pertikaian dan konflik; konflik sosial terdapat dimana-mana. c. Setiap elemen dalam suatu masyarakat menyumbang disintergrasi dan perubahan.
d. Setiap
masyarakat
didasarkan
pada
paksaan
dari
beberapa
anggotanya atas orang lain.
Keteraturan, keharmonisan atau kenormalan yang terlihat dalam masyarakat, dipandang oleh teoritis konflik, sebagai hasil paksaan dari sebagian anggotanya terhadap sebagaia anggoota yang lain.
Untuk memperoleh kebutuhan dasar yang bersifat langka seperti hak istimewa, kekuasaan, kekayaan, pengetahuan, dan prestise.
3. Teori Interaksionisme Simbolis Memahami realitas sebagai suatu interaksi yang dipenuhi berbagai simbol. Asumsi Teori Interaksionisme Simbolis oleh Turner (1978; 327-330) a. Manusia adalah makhluk yang mampu menciptakan dan menggunakan simbol. Contoh : sarung bisa diinterorestasikan sebagai simbol kekolotan, keterbelakangan ata ketradisionalan tetapi juga bisa dimaknai sebagai simbol kesederhanaan atau kereligiusan. b. Manusia menggunakan simbol untuk salinng berkomunikasi c. Manusia berkomunikasi melalui pengambilan peran. Pengambilan peran merupakan proses pengambilan yang mengacu pada bagaimana kita melihat situasi sosial dari sisi orang lain dimana dari dia kita akan memperoleh respon d. Masyarakat terbentuk, bertahan, dan berubah berdasarkan kemampuan manusia untuk berpikirm untuk mendefinisikan, untuk melakukan refleksi diri dan untuk melakukan evaluasi.
4. Teori Pertukaran
Teori pertukaran melihat dunia ini sebagai arena pertukaran, tempat orang saling bertukar ganjaran/hadiah Asumsi teori pertukaran oleh George Casper Homans, Peter M. Blau, Richard Emerson, John Thibout dan Harold H, Kelly: a. Manusia adalah makhluk yang rasionla, dia memperhitungkan untung dan rugi. b. Perilaku pertukaran sosial terjadi apabila:
Perilaku tersebut harus berorientasi pada tujuan yang hanya dapat dicapai melalui interaksi dengan orang lain
Perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
c. Transaksi-transaksi pertukaran terjadi hanya apabila pihak yang terlibat memperoleh keuntungan dari pertukaran itu.
Keuntungan dari suatu pertukaran, tidak selalu berupa ganjaran ekstrinsik seperti uang, barang-barang atau jasa, tetapi juga bisa ganjaran instrinsik seperti kasih sayang, kehormatan, kecantikan, atau keperkasaan.