Makalah Kmb Ileus Paralitik.docx

  • Uploaded by: Anugrah Putri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kmb Ileus Paralitik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,636
  • Pages: 12
MAKALAH KMB TENTANG ILLEUS PARALITIK

DISUSUN OLEH : 1. Nilla Dita Riana

P1337420617003

2. Nuansa Ramadhanty

P1337420617022

3. Ferishandy Bagaskara

P1337420617026

4. M. Rois Ilham

P1337420617039

5. Fela Wahdania

P1337420617046

6. Atikah Khairiyah

P1337420617066

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN NERS JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2018

KATA PENGANTAR Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah (KMB) mengenai “Illeus Paralitik” dengan lancar. Tugas ini disusun sebagai tugas Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dengan tujuan yang lebih khusus dari kelompok kami untuk menambah pengetahuan dan lebih mengenal pentingnya bagi tubuh kita. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberi tugas ini serta arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Akhirnya, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi pembaca. Kami telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan makalah ini namun masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini dan tugas berikutnya.

Semarang, 30 Oktober 2018

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung, duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon sigmoid, dan rektum. Obstruksi usus Besar atau intestinal mayor merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Angka kematian keseluruhan untuk obstruksi usus halus kira-kira 10 % Angka kematian untuk obstruksi non strangulata adalah 5-8 %, sedangkan pada obstruksi strangulata telah dilaporkan 20-75 % Angka mortalitas untuk obstruksi kolon kira-kira 20 % Sebagian kelainan dapat disebabkan oleh cedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan perforasi saluran cerna atau perdarahan. Ada 3 hal yang tetap menarik untuk diketahui/diselidiki tentang obstruksi ileus, ialah : 1. Makin meningkatnya keterdapatan obstruksi ileus. 2. Diagnosa obstruksi ileus sebenarnya mudah dan bersifat universil; tetapi untuk mengetahui proses patologik yang sebenarnya di dalam rongga abdomen tetapmerupakan hal yang sulit. 3. Bahaya strangulasi yang amat ditakuti sering tidak disertai gambaran klinikkhas yang dapat mendukungnya. Untuk dapat melaksanakan penanggulangan penderita obstruksi ileus dengan cara yang sebaik-baiknya, diperlukan konsultasi antara disiplin yang bekerja dalam satu tim dengan tujuan untuk mencapai 4 keuntungan : 1. Bila penderita harus dioperasi, maka operasi dijalankan pada saat keadaan umum penderita optimal. 2. Dapat mencegah strangulasi yang terlambat. 3. Mencegah laparotomi negatif. 4. Penderita mendapat tindakan operatif yang sesuai dengan penyebab obstruksinya

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN A.

Definisi

Ileus Paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan masif di rongga perut maupun saluran cerna, infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis. Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut. Ileus Paralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson. (Harnawatiaj : 2008). Ileus paralitik adalah keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas), pasien tidak dapat buang air besar.(dr.Liza: 2008). Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti. Dari keempat definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ileus paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas) dan menyebabkan pasien tidak dapat buang air besar. B. Etiologi Adapun etiologi dari ileus paralitik, antara lain: 1. Pembedahan Abdomen 2. Trauma abdomen : Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus 3. Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitis 4. Pneumonia 5. Sepsis 6. Serangan Jantung 7. Ketidakseimbangan elektrolit, khususnya natrium

8. Kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot 9. Obat-obatan: Narkotika, Antihipertensi 10. Mesenteric ischemia

C. Klasifikasi Adapun klasifikasiksi Ileus Paralitik yaitu: 1.

Ileus Mekanik a. Lokasi Obstruksi 

Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum.



Letak Tengah : Ileum Terminal.



Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum.

b. Stadium

2.



Parsial : menyumbat lumen sebagian.



Simple/Komplit: menyumbat lumen total.



Strangulasi: Simple dengan jepitan vasa 6.

Ileus Neurogenik a. Adinamik : Ileus Paralitik. b. Dinamik : Ileus Spastik.

3.

Ileus Vaskuler : Intestinal ischemia 6.

D. Patofisiologi Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utama adalah obstruksi paralitik di mana peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mulamula diperkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya hilang. Perubahan patofisiologi utama pada obstruksi usus adalah lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari ke sepuluh. Tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan

penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penyempitan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia. Pada obstruksi mekanik simple, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan vaskuler dan neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan udara terkumpul dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian usus proksimal distensi, dan bagian distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi membrane mukosa usus menurun, dan dinding usus menjadi edema dan kongesti. Distensi intestinal yang berat, dengan sendirinya secara terus menerus dan progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi sekresi mukosa dan meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia, nekrosis, perforasi, peritonitis, dan kematian. E. Manifestasi Klinis Adapun klasifikasi dari ileus paralitik, yaitu: 1. Obstruksi Usus Halus Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastrointestinal yang terjadi, semakin jelas adanya distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma. 2. Obstruksi Usus Besar

Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah. Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten. Pada pasien dengan obstruksi disigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-satunya selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari usus besar menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen, dan pasien menderita kram akibat nyeri abdomen bawah. F. Penatalaksanaan Medis 1.

Pengobatan dan Terapi Medis a. Pemberian anti obat antibiotik, analgetika,anti inflamasi b. Obat-obatan narkose mungkin diperlukan setelah fase akut c. Obat-obat relaksan untuk mengatasi spasme otot d. Bedrest

2.

Konservatif Laparatomi Adanya strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti takikardia, pireksia (demam), lokal tenderness dan guarding, rebound tenderness. Nyeri lokal, hilangnya suara usus lokal, untuk mengetahui secara pasti hanya dengan tindakan laparatomi.

G. Pemeriksaan Penunjang Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering didapatkan. Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata. Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda – tanda shock, dehidrasi dan ketosis. 

Foto abdomen 3 posisi

Tampak dilatasi usus menyeluruh dari gaster sampai rektum. Penebalan dinding usus halus yang dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance (gambaran seperti tulang ikan), karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak di tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level pendek-pendek berbentuk seperti tangga yang disebut step ladder appearance di usus halus dan air fluid level panjang-panjang di kolon. H. Komplikasi Adapun komplikasi ileus paralitik, yaitu: 1.

Nekrosis usus

2.

Perforasi usus

3.

Sepsis

4.

Syok-dehidrasi

5.

Abses

6.

Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi.

7.

Pneumonia aspirasi dari proses muntah.

8.

Gangguan elektrolit.

BAB II PENUTUP A. Kesimpulan Ileus Paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan masif di rongga perut maupun saluran cerna, infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis. Ileus paralitik terdiri dari ileus mekanik dan neurogenic. B. Saran Setelah membaca makalah ini di harapkan kepada pembaca dapat mengetahui tinjauan medis ileus paralitik/obstruksi dan asuhan keperawatan dan memberikan pendapat/saran dari materi yang disajikan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Related Documents

Ileus
May 2020 45
Makalah Kmb 2.docx
June 2020 24
Makalah Kmb 2.docx
June 2020 19
Makalah Kmb Tyas.docx
May 2020 15
Makalah Kmb Iii.docx
June 2020 14

More Documents from "Anonymous CaulmAErWo"