Lp Resiko Jatuh.docx

  • Uploaded by: Rizky Anugrah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Resiko Jatuh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 809
  • Pages: 5
Laporan Pendahuluan

1.

Kasus

2.

Masalah Utama Ketidakberdayaan

3.

Pengertian Ketidakberdayaan adalah presepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan di mana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (NANDA, 2014). Menurut Townsend (2010), ketidakberdayaan di mana individu dengan kondisi depresi, apatis dan kehilangan kontrol yang diekspresikan oleh individu baik verbal maupun non verbal. Kondisi depresi merupakan salah satu masalah yang berakibat pada konsisi psikososial dengan ketidakberdayaan. Kondisi ketidakberdayaan pada individu terjadi bila individu tidak dapat mengatasi solusi dari masalahnya, sehingga individu percaya hal tersebut diluar kendalinya untuk mencapai solusi tersebut.

4.

Proses terjadinya masalah ketidakberdayaan berasal dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi masalah sehingga menimbulkan stres yang diawali dengan perubahan respon otak dalam menafsirkan perubahan yang terjadi. Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan sinyal menuju hipotalamus, kemudian ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu bagian pentingnya adalah amigdala yang akan bertanggung jawab terhadap status emosional individu terhadap akibat dari pengaktifan sistem hipotalamus pitutary adrenal (HPA) dan menyebabkan kerusakan pada hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan malas melakukan sesuatu, hambatan emosi pada klien dengan ketidakberdayaan, kadang berubah menjadi sedih atau murung, sehingga merasa tidak berguna atau merasa gagal terus menerus. Dampak pada hormon glucocorticoid pada lapisan luar adrenal sehingga berpengaruh pada

1

metabolisme

glukosa,

selain

gangguan

pada

struktur

otak,

terdapat

ketidakseimbangan neurotransmiter di otak. Neurotransmiter merupakan zat kimiawi otak yang akan ditransmisikan oleh satu neuron ke neuron lain dengan rangsang tersebut (Struart & Laraia, 2005).

5.

Data yang perlu dikaji Data Objektif: a) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan. b) Tidak

berpartisipasi

dalam

pengambilan

keputusan

saat

diberikan

kesempatan. c) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya. d) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah. e) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan. f) Apatis dan pasif. g) Ekspresi muka murung. h) Bicara dan gerakan lambat. i) Tidak berlebihan. j) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan. k) Menghindari orang lain.

Data Subjektif: a) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan mengendalikan atau mempengaruhi situasi. b) Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu. c) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya. d) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran. e) Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.

2

6.

Pohon masalah dan prioritas diagnostik keperawatan Ansietas

Ketidakberdayaan

Hambatan Mobilitas Fisik 7. Rencana tindakan keperawatan Tujuan: a. Klien mampu membina hubungan saling percaya b. Klien mampu mengembangkan harapan positif dan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan c. Klien dapat mengontrol perasaan ketidakberdayaan

Tindakan Keperawatan: a.

Membina hubungan saling percaya. Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respon emosional dan menerima pasien apa adanya.

b.

Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (misalnya ; rasa marah, frustasi dan simpati).

c.

Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif, beri waktu klien untuk berespon.

d.

Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi.

e.

Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.

f.

Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketidakberdayaan.

g.

Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan.

3

h.

Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi atau substitusi.

i.

Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran positif.

j.

Evaluasi ketetapan presepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien.

k.

Identifikasi presepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional.

l.

Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.

m.

Bantu untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahannya yang terjadi.

n.

Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya.

o.

Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.

p.

Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan penampilan / kegiatan tersebut.

q.

Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien untuk mendapatkan tujuan yang realistis. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.

r.

Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh klien.

s.

Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untk partisipasi dalam pencapaian.

t.

Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien menurunkan perasaan ketidakberdayaan.

u.

Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak melakukan.

v.

Libatkan klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien. .

4

Referensi Doenges, M. E., Moorhouse M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines For Individualizing Client Care Across The Life Span 8th Ed. USA: F. A. Davis Company Stuart & Laraia. (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC. Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC

5

Related Documents

Lp Resiko Jatuh.docx
December 2019 24
Lp Resiko Bunuh Diri-1.docx
December 2019 19
Resiko Asuransi.docx
June 2020 14
Resiko Kredit
April 2020 19
Register Resiko
September 2019 29

More Documents from "endrawati Iin"

Lp Resiko Jatuh.docx
December 2019 24
Laporan Pendahuluan.docx
December 2019 13
Img_0002
May 2020 37
Critical Review.docx
December 2019 44
Lp Maternitas 2.doc
May 2020 40