Disusun Oleh : 1. Yusril Ihza Mahendra Madilau (NIM : 1702025093) 2. Cristover Killa Jora (NIM : 1702025091) 3. Sarliana (NIM : 1702025092) 4. Muhammad Alfiansyah (NIM : 1702025090) 5. Wiwik (NIM : 1702025094) Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Mulawarman Samarinda 2017
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki bermacam- macam suku, kebudayaan dan bangsa. Kebudayaan yang beraneka ragam tersebut tentu dapat terjadi karena keberadaan suku yang bermacam-macam pada setiap wilayah dan daerah di Indonesia.
Kebudayaan ini tentu saja harus kita pelihara dan lestarikan keberadaannya, karena merupakan bekal untuk generasi yang akan datang agar mereka juga bisa mengetahui dan melihat keindahan, keunikan dan keaslian dari kebudayaan tersebut. Pada kesempatan kali ini, kami ingin membahas tentang salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia. Khususnya kebudayaan yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan yaitu Kebudayaan milik suku Banjar.
1. Bagaimana sejarah kebudayaan suku Banjar?
2. Bagaimana kesenian suku Banjar?
3. Bagaimana sistem kepercayaan suku Banjar?
4. Bagaimana sistem kekerabatan suku Banjar?
ASAL USUL SUKU BANJAR Suku Banjar (bahasa Banjar: Urang Banjar) adalah suku bangsa yang menempati wilayah Kalimantan Selatan, serta sebagian Kalimantan Tengah dan sebagian Kalimantan Timur. Populasi Suku Banjar dengan jumlah besar juga dapat ditemui di wilayah Riau, Jambi, Sumatra Utara dan Semenanjung Malaysia karena migrasi Orang Banjar pada abad ke-19 ke Kepulauan Melayu. Suku Banjar berasal dari daerah Banjar yang merupakan pembauran masyarakat beberapa daerah aliran sungai yaitu DAS Bahan, Das Barito, DAS Martapura dan DAS Tabanio. Dari daerah pusat budayanya ini suku Banjar sejak berabad-abad yang lalu bergerak melakukan migrasi secara sentrifugal atau secara lompat katak. Secara genetika suku Banjar kuno sudah terbentuk ribuan tahun yang lalu dan telah melakukan migrasi keluar pulau Kalimantan sekitar 1.200 tahun yang lalu menuju Madagasikara alias Madagaskar dan ke wilayah lainnya.
UNSUR BUDAYA SUKU BANJAR (1) A. LARANGAN Masyarakat suku banjar juga mempercayai pantangan – pantangan yang harus dihindari oleh istri yang hamil dan suaminya, yaitu : 1. Tidak boleh duduk didepan pintu, dikhawatirkan akan susah dalam melahirkan. 2. Tidak boleh keluar pada waktu maghrib, karena akan diganggu oleh roh jahat. 3. Tidak boleh makan pisang dompet, dikhawatirkan anak akan kembar siam. 4. Jangan membelah kayu api yang sudah terbakar, karena anak yang dilahirkan bisa sumbing. 5. Dilarang pergi kehutan,karena wanita hamil baunya harum,dan dapat diganggu roh jahat. 6. Dilarang menganyam bakul, karena jari- jari anak yang dilahirkan dapat dempet menjadi satu.
UNSUR BUDAYA SUKU BANJAR (2) B. KEPRIBADIAN Urang Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan religi, melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi dan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Islam, terutama sekali dengan pandangan yang berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya asal, Hindu dan Budha.
UNSUR BUDAYA SUKU BANJAR (3) C. MAKANAN Dalam pembuatan makanan diperlukan sistem teknologi yang digunakan untuk membuat makanan tersebut mempunyai nilai lebih. Bagaimana cara mengolah, memasak dan menyajikannya juga harus diperhatikan, apalagi penggunaan bumbubumbunya. Salah satu hasil makanan orang Banjar yang terkenal adalah SOTO BANJAR yang telah turun temurun menggunakan resep warisan leluhur mereka.
BUDAYA BANJAR (1) 1 . MADIHIN
2. PASAR TERAPUNG
BUDAYA BANJAR (2) 3. BAAYAN MAULID
4. PALUI
KERAJINAN KHAS SUKU BANJAR Salah satu kerajinan penduduk yang telah ada sejak dulu adalah mengukir (= menatah), memberikan tatah = ukiran dari kayu untuk perhiasan rumah, pintu-pintu rumah (tatah dahi lawang), jendela, juga ukiran-ukiran pada perahu-perahu, dan makam. Selain itu ada juga ukiran pada bahan-bahan kuningan seperti tempat sirih pinang (penginangan), peludahan, peti kuningan dan sebagainya terutama dibuat oleh orang Banjar Negara. Selain itu dibuat pula ukiran-ukiran dari bahan tanduk dan kayu untuk kepala keris dan tongkat yang terutama dikembangkan di Amuntai, Barabai, Martapura dan Banjarmasin