Panduan Final.docx

  • Uploaded by: puspasarioktavia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Panduan Final.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,739
  • Pages: 10
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ATMA HUSADA MAHAKAM NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PANDUAN PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ATMA HUSADA MAHAKAM Menimbang

: a. bahwa untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam terutama didalam melaksanakan Pelayanan Transfusi Darah sangat diperlukan suatu panduan yang jelas sehingga insiden keselamatan pasien dapat dicegah sedini mungkin; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam tentang Pelayanan Transfusi Darah Pasien di Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam;

Mengingat

:

1. Undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, Dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah. 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah. MEMUTUSKAN

Menetapkan KESATU

KEDUA KETIGA

: PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ATMA HUSADA MAHAKAM TENTANG PELAYANAN TRANSFUSI DARAH : Panduan Pelayanan Transfusi Darah yang dimaksud sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini. : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. ditetapkan di Samarinda pada tanggal 04 Januari 2016 Direktur,

dr. Hj. Padilah Mante Runa M.Si Pembina Utama Muda NIP.196111181989032004

Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

1

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ATMA HUSADA MAHAKAM TENTANG PANDUAN PELAYANAN TRANSFUSI DARAH BAB I DEFINISI A. Transfusi Darah Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. B. Komponen Darah Normalnya, 7-8% dari berat tubuh manusia adalah darah. Darah mempunyai fungsi mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh sel tubuh kita dan membersihkan tubuh dari karbondioksida, amonia, dan produk sisa lainnya. Selain itu darah mempunyai peranan penting dalam sistem imun kita dan mempertahankan suhu tubuh agar tetap konstan. Darah adalah jaringan terspesialisasi yang terdiri dari berbagai macam komponen. Empat komponen darah yang penting yaitu sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma. Setiap manusia memproduksi komponen darah ini dan tidak ada perbedaan secara populasi maupun regional. a. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrosit adalah sel mikroskopik yang cukup besar tanpa nukleus. Belakangan ini diketahui bahwa sel darah merah serupa dengan sel prokariotik primitif dari bakteri. Sel darah merah normalnya menempati 40-50% dari total volume darah. Sel tersebut membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan hidup di tubuh dan membuang zat karbondioksida. Sel darah merah diproduksi secara terus menerus di sumsum tulang manusiadari stem cell dengan kecepatan 2-3 juta per detiknya. Hemoglobin adalah molekul protein pembawa gas yang merupakan 95% sel darah merah. Setiap sel darah merah memiliki sekitar 270.000.000 molekul hemoglobin kaya besi. Seseorang yang mengidap anemia umumnya memiliki defisiensi sel darah merah. Warna merah dari sel darah merah terutama dikarenakan sel darah merah yang teroksigenasi. Molekul hemoglobin fetal manusia berbeda dengan yang ada pada manusia dewasa dalam jumlah rantai asam aminonya. Hemoglobin fetal memiliki tiga rantai ikatan sementara dewasa memiliki dua rantai ikatan. Karenanya, molekul hemoglobin fetal menarik dan membawa oksigen lebih banyak ke dalam tubuh. b. Sel darah putih Sel darah putih atau yang disebut dengan leukosit ini, terdiri dari sejumlah variasi dan jenis tetapi hanya merupakan bagian kecil dalam darah. Keberadaan leukosit tidak terbatas di dalam darah. Leukosit juga berada di tempat lain di dalam tubuh, bahkan juga ada di limpa, liver, dan kelenjar limfe. Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

2

Sel darah putih paling banyak di produksi di sumsum tulang yang berasal dari suatu stem cell yang juga memproduksi sel darah merah dan juga di produksi di kelenjar thymus yang terletak di dasar leher. Beberapa sel darah putih (di sebut juga limfosit) yang merupakan sistem lini pertahanan pertama sebagai respon dari sistem imun tubuh. Limfosit menemukan, mengidentifikasi, dan berikatan dengan protein asing pada bakteri, virus, dan jamur dan hal ini dapat dihilangkan. Jenis Sel darah putih lainnya (disebut granulosit dan makrofag) kemudian bergerak mengelilingi dan menghancurkan sel asing. Sel darah putih juga memfunyai fungsi membuang sel darah yang telah mati, sama halnya pada benda asing seperti debu dan asbestos. Selsel darah bertahan hidup selama kurang lebih empat bulan sebelum hilang dari darah dan komponen darah tersebut di daur ulang di limpa. c. Trombosit Keping darah atau trombosit adalah fragmen sel tanpa nukleus yang bekerja dengan unsur-unsur kimia pembekuan darah pada tempat terjadi luka. Trombosit melakukannya dengan bergabung ke dinding pembuluh darah sehingga menambal ruptur yang terjadi di dinding vaskular. Trombosit juga dapat melepaskan zat koagulasi yang membentuk bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah yang menyempit. Terdapat lebih dari dua belas faktor pembekuan ditambah trombosit yang dibutuhkan untuk melengkapi suatu proses pembekuan. Penelitian terakhir menyatakan bahwa trombosit juga mengeluarkan protein yang dapat melawan bakteri yang menginvasi dan mikroorganisme lainnya. Trombosit juga menstimulasi sistem imun. Trombosit berukuran 1/3 dari sel darah merah dengan masa hidup 9-10 hari. Seperti sel darah merah dan sel darah putih, trombosit diproduksi di sumsum tulang dari sel stem. d. Plasma Plasma adalah gabungan air berwarna kekuningan relatif jernih dengan gula, lemak, protein, dan garam. Normalnya, 55% dari volume darah manusia disusun oleh plasma. Sekitar 95% darinya disusun air. Saat jantung memompa darah ke sel melalui seluruh tubuh, plasma membawa nutrisi dan membuang produk buangan metabolisme. Plasma juga mengandung faktor pembekuan darah, gula, lemak, vitamin, mineral, hormon, enzim, antibodi, dan protein lainnya. Plasma mengandung hampir seluruh protein yang ada di tubuh manusia, sekitar 500 telah teridentifikasi di plasma. C. Tujuan Transfusi Darah a. Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor. b. Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat. c. Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah). d. Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah. e. Meningkatkan oksigenasi jaringan. f. Memperbaiki fungsi Hemostatis. g. Tindakan terapi kasus tertentu. Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

3

BAB II RUANG LINGKUP

Panduan ini menjelaskan tanggungjawab petugas dalam melaksanakan pelayanan Transfusi Darah. Pelayanan Transfusi Darah berkaitan dengan beberapa unit kerja, 1. 2. 3. 4. 5.

diantaranya : Unit Rawat Inap Instalasi Transfusi Darah Laboratorium Penjaminan dan Pembiayaan Rumah Sakit PMI

Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

4

BAB III TATA LAKSANA

A. Indikasi Pemberian Transfusi Darah Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah : – Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan. – Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain. – Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen. – Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma subtitute atau larutan albumin. Dalam pedoman WHO (Sibinga, 1995) disebutkan : – Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat. – Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang. Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktorfaktor pembekuan. Diperlukan pedoman dalam pemberian komponen-komponen darah untuk pasien yang memerlukannya, sehingga efek samping transfusi dapat diturunkan seminimal mungkin.(1,3,5) Lansteiner, perintis transfusi mengatakan : “Transfusi darah tidak boleh diberikan, kecuali manfaatnya melebihi resikonya”. Pada anemia, transfusi baru layak diberikan jika pasien menunjukkan tanda “Oxigen Need” yaitu: – rasa sesak, – mata berkunang – berdebar (palpitasi), – pusing, – gelisah – Hb <6 gr/dl.(12) Pemberian transfusi sel darah merah, sering digunakan apabila kadar Hb kurang dari 6 gr%, dan hampir tidak diperlukan bila Hb lebih dari 10 gr% dan kalau kadar Hb antara 6-10gr%, maka transfusi sel darah merah atas indikasi keadaan oksigenasi pasien. Perlu diingat bahwa kadar Hb bukanlah satu-satunya parameter, tetapi harus diperhatikan pula faktor-faktor fisiologi dan resiko pembedahan yang mempengaruhi oksigenasi pasien tersebut.(2) Kehilangan sampai 30% EBV (estimated blood volume) umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja.(3,4,5). Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb<8 gr/dl.(2,12) Habibi dkk memberikan petunjuk bahwa dengan pemberian satu unit PRC akan meningkatkan hematokrit 3-7%. Indikasinya adalah : – Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml. – Hemoglobin < 8 gr/dl. – Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama : (misalnya empisema, atau penyakit jantung iskemik) – Hemoglobin <10 gr/dl dengan darah autolog. – Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator. Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

5

Dapat disebutkan bahwa : – Hb sekitar 5 adalah CRITICAL – Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE – Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah mancapai batas TOLERABLE atau OPTIMAL.(5) Namun pemberian dan penghentian transfusi darah dapat dilaksanakan sesuai saran dari dokter spesialis terkait. B. Indikasi Transfusi Berdasarkan Komponen Darah 1. Indikasi untuk transfusi Sel darah merah adalah : Indikasi satu-satunya untuk transfusi sel darah merah adalah kebutuhan untuk memperbaiki penyediaan oksigen ke jaringan dalam jangka waktu yang singkat. a. kehilangan darah yang akut, jika darah hilang karena trauma atau pembedahan, maka baik penggantian sel darah merah maupun volume darah dibutuhkan. b. Transfusi darah prabedah diberikan jika kadar Hb 80 g/L atau kurang. c. Anemia yang berkaitan dengan kelainan menahun, seperti penderita penyakit keganasan, artritis reumatoid, atau proses radang menahun yang tidak berespon terhadap hematinik perlu dilakukan transfusi. d. Gagal ginjal, anemia berat yang berkaitan dengan gagal ginjal diobati dengan transfusi sel darah merah maupun dengan eritropoetin manusia rekombinan. e. Gagal sumsum tulang karena leukemia, pengobatan sitotoksik, atau infiltrat keganasan membutuhkan transfusi sel darah merah dan komponen lain. f. Penderita yang tergantung transfusi seperti pada talasemia berat, anemia aplastik dan anemia sideroblastik membutuhkan transfusi secara teratur. g. Penyakit sel bulan sabit, beberapa penderita ini juga membutuhkan transfusi secara teratur, terutama setelah stroke. h. Indikasi lain untuk transfusi pengganti pada penyakit hemolitik neonatus, malaria berat karena plasmodium falciparum dan septikemia meningokokus. 2. Indikasi untuk transfusi trombosit adalah : a. Gagal sumsum tulang yang disebabkan oleh penyakit atau pengobatan mielotoksik. b. Kelainan fungsi trombosit, yaitu berupa kelainan fungsi trombosit yang diturunkan seperti pada penyakit Glanzmann, sindrom Bernard-Soulier, dan defisiensi tempat penyimpanan trombosit. Penderita defek fungsi trombosit yang didapat, sekunder terhadap mieloma, paraproteinemia dan uremia. c. Trombositopenia akibat pengenceran yang sekunder terhadap transfusi masif atau transfusi pengganti, dan penderita mengalami perdarahan. d. Pintas kardiopulmoner, baik selama atau setelahnya perdarahan dapat terjadi karena trombositopenia akibat pengenceran, begitu juga karena gangguan fungsi trombosit. e. Purpura trombositopenia autoimun, walaupun kemungkinan tidak efektif karena trombosit yang ditransfusikan hancur oleh autoantibodi yang sirkulasi. 3. Indikasi transfusi granulosit terbatas untuk kasus tertentu saja. Transfusi granulosit harus dipertimbangkan hanya untuk alasan seperti : a. Neutropenia persisten dan infeksi berat yang terdapat bukti jelas infeksi bakteri atau jamur yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan dengan antibiotik yang tepat selama 48-72 jam. Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

6

b. Fungsi neutrofil abnormal dan infeksi persisten seperti pada penyakit granulomatosa kronis dan sebagian kasus mielodisplasia. c. Sepsis neonatus, terutama pada bayi prematur dengan sepsis dapat mengalami manfaat transfusi granulosit, walaupun keefektifannya tidak terbukti. 4. Indikasi transfusi Fresh Frozen Plasma adalah : a. Untuk mengoreksi defisiensi faktor pembekuan/pengentalan di (dalam) suatu pendarahan pasien dengan berbagai defisit faktor pembekuan atau pengentalan (penyakit hati, DIC, transfusi masive) b. Warfarin yang berlebihan atau kekurangan vitamin K, proses perbaikan coagulopathy yang diperlukan di dalam 12-24 jam c. Pasien dengan perdarahan atau pasien dengan resiko pendarahan tinggi d. Penggantian defisiensi dalam Faktor V dan XI 5. Indikasi transfusi Cryoprecipitate a. Hypofibrinogenemia – Fibrinogen 1) Transfusi raksasa(masive) 2) defisiensi congenital 3) defisiensi yang didapat ( misalnya DIC) b. kekurangan Faktor XIII c. Uremia, dengan perdarahan yang tak bereaksi dengan therapy non-transfusion ( misalnya, dialisis, desmopressin) d. Dysfibrinogenemia ( disfungsi fibrinogen) C. Permintaan Transfusi Darah Prosedur : 1. DPJP/dokter yang mewakili menilai kondisi klinis dan hasil laboratorium pasien. 2. DPJP/dokter yang mewakili memberitahu keluarga pasien atas indikasi tranfusi, bila keluarga setuju maka dilakukan pemberian produk darah. 3. DPJP/ dokter yang mewakili mengisi form permintaan tranfusi darah 4. Form permintaan darah di cross check oleh perawat.dan ditanda tangani oleh dokter 5. Perawat pasien mengambil sample darah pasien dengan mencantum identitas lengkap pada sampel darah tersebut 6. Perawat ruangan menyerahkan formulir permintaan tranfusi darah dan sampel darah beserta kelengkapan berkas jaminannya, jika keluarga bisa dilibatkan untuk mengantar formulir permintaan tranfusi darah dan sampel darah ke PMI. Jika keluarga tidak bisa maka pengambilan produk darah dilakukan oleh perawat ruangan. D. Pengambilan Sampel Darah Prosedur : 1. Petugas ruangan menanyakan identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir, alamat dan informasi lain yang diperlukan baik langsung kepada pasien atau memeriksa kembali status rekam medis pasien. 2. Petugas mengambil sampel darah dengan spuit steril kurang lebih 5 cc tanpa antikoagulan. 3. Petugas memberikan label identitas pasien pada tabung sampel darah dengan jelas pada saat pengambilan sampel. Identitas pada label meliputi : nama pasien, tanggal Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

7

lahir, no rekam medis, ruangan pasien, tanggal, tanda tangan petugas pengambil sampel.

4. Jika pasien membutuhkan tranfusi tambahan, petugas mengambil sampel darah baru untuk uji kecocokan E. Proses Transportasi dan Penyimpanan Produk Darah Prosedur : 1. Petugas ruangan/keluarga mengambil darah ke PMI dengan membawa kelengkapan berkas dan sampel darah 2. Produk darah di simpan sementara didalam cool box yang sudah berisi ice gel/es batu untuk proses transportasi kembali ke rumah sakit 3. Petugas ruangan menerima unit darah dari PMI yang dibawa oleh petugas/keluarga 4. Petugas mengecek label hasil uji kecocokan yang terdapat pada kantong darah apakah sesuai dengan identitas pasien (nama pasien, nomor rekam medis pasien, ruangan pasien dirawat, golongan darah pasien dan rhesus) 5. Untuk proses transfusi biasa produk darah bisa segera diberikan kepada pasien tanpa harus dihangatkan dulu F. Pemberian Transfusi Darah 1. Persiapan Alat : a. Standar infus, 1 botol NaCl 0,9% b. Darah yang dibutuhkan sesuai dengan nama dan golongan darah pasien c. 1 set transfusi daah, 1 set infus d. Bila perlu iv kateter/wing needle no 19 e. Cairan desinfektan : alkohol 70% dan betadine 10% f. Kapas alcohol g. Plester dan gunting h. Obat antihistamin : dipenhydramine i. Ca glukonas j. Tali pembendung/tourniquet k. Perlak dan pengalas l. Korentang steril m. Tromol berisi kasa steril n. Tensimeter, termometer o. Formulir observasi khusus dan alat tulis Pasien : a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan. b. Memasang sketsel/sekat tempat tidur 2. Langkah-Langkah a. Mencuci tangan dan memakai APD b. Mengatur posisi tidur sesuai kebutuhan c. Mengobservasi tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, pernafasan) d. Memasang NaCl 0,9%

Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

8

e. Mengontrol kembali darah yang sudah disiapkan mengenai : warna darah, identitas pasien, jenis dan golongan darah, tanggal kadaluwarsa, kros matching dan jumlah darah.

f. g. h. i. j. k. l.

Memindahkan selang transfusi ke darah (setelah NaCl masuk 15 menit) Mengatur tetesan darah Merapihkan pasien dan lingkungan Membersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya Perawat mencuci tangan Memperhatikan reaksi transfusi atau komplikasi Mengobservasi : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan 5 menit pada 15 menit pertama dan tiap 15 menit pada 1 jam berikutnya sampai dengan transfusi selesai m. Perawat mendokumentasikano 3. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan a. Ketepatan pemberian golongan darah, nomor kantong b. Respon pasien, jika terjadi alergi trasnfusi dihentikan dan bilas dengan NaCl. 4. Pemantauan Pasien yang diberikan Transfusi Darah : a. Petugas memantau pasien pada tiap pemberian unit darah pada saat : – Sebelum memulai transfusi – Segera setelah transfusi dimulai – 15 menit setelah transfusi dimulai – Minimal tiap jam selama transfusi – Selesainya transfusi – 4 jam setelah selesai transfusi b. Petugas mencatat informasi pada tiap tahap waktu mengenai : Kondisi umum pasien, suhu tubuh pasien, nadi, tekanan darah dan respirasi. c. Petugas mencatat : jam berapa transfusi dimulai, jam berapa transfusi selesai, volume dan jenis komponen darah, serta efek samping transfusi yang terjadi.

Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

9

BAB IV DOKUMENTASI 1. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 2. Formulir Pemeriksaan Laboratorium 3. Formulir Permintaan Darah Untuk Transfusi

Jalan Kakap No.23 Samarinda 75115 Telp. (0541) 743364 Fax. 741035 Website : rsjdahm.kaltimprov.go.id email : [email protected] // rskd_ahm @yahoo.co.id

10

Related Documents

Panduan
June 2020 44
Panduan
October 2019 76
Panduan
October 2019 77
Panduan
August 2019 103
Panduan
April 2020 48
Panduan Zakat
April 2020 1

More Documents from ""