Makalah Dhf Dan Malaria.docx

  • Uploaded by: Muhammad Ilham Akbari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Dhf Dan Malaria.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,504
  • Pages: 21
BAB I PENDAHULUAN

A. Dengue Haemoragic Fever (DHF) a. Latar Belakang DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam berdarah.Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai .) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan Subtropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.

b. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami tentang

penyakit DHF (DengueHaemorraghic

Fever). 2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat menjelaskan : a.

Definisi penyakit DHF.

b.

Etiologi penyakit DHF.

c.

Manifestasi klinik penyakit DHF.

d.

Patofisiologi penyakit DHF.

e.

Komplikasi penyakit DHF.

f.

Klasifikasi penyakit DHF.

g.

Pemeriksaan Penunjang DHF.

h.

Penatalaksanaan penyakit DHF.

c. Manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya, maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai penyakit Dengue Hemoragic Fever (DHF). B. Malaria a. Latar Belakang Menurut Sudoyo. W. Aru. (1999) Malaria adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Sedangkan menurut WHO (1981), malaria merupakan penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya. Malaria disebabkan oleh parasit malaria (protozoa genus plasmodium) bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia di tularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia. Agen penyebab penyakit malaria adalah nyamuk anopheles betina. Parasit malaria pada manusia yang menyebabkan malaria adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.

Setelah manusia digigit oleh nyamuk anopheles betina tersebut, maka akan timbul tanda dan gejala seperti demam menggigil, kejang-kejang, anemia, nafas sesak, gangguan kesadaran dan hilangnya nafsu makan. Setelah tanda dan gejala muncul jika tidak segera diobati akan menyebabkan akibat lanjut (komplikasi). Adapun komplikasi dari penyakit malaria adalah anemia berat, malaria selebral (koma), gagal ginjal akut, edema paru, kelainan hati dan hipoglikemia. ( Mansjoer, Arif. 1999) Akibat lanjut di atas dapat mamperburuk insiden dari penyakit malaria. Dengan munculnya program pengendalian yang di dasarkan pada penggunaan residu insektisida, penyebaran penyakit malaria dapat diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950, malaria telah berhasil di basmi di hampir seluruh benua Eropa dan di daerah seperti Amerika tengah dan Amerika selatan. Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa bagian benua Afrika dan Asia tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1 persen diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian negara berkembang. Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang buruk, serta daerah yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran penyakit tersebut. Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah tersebut. Menurut Lukman (2009), dari 576 Kabupaten di Indonesia, 424 Kabupaten ditetapkan sebagai daerah endemis malaria. Sedangkan penyakit malaria di Indonesia semakin tinggi sejak tahun 2006 silam dengan jumlah kasus yang di temukan sekitar 2 juta kasus malaria klinis, dan pada tahun 2007 lebih kurang terdapat 1.774.845 penderita klinis di Indonesia.

b. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan presentasi makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang teori malaria serta mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan malaria. 2. Tujuan Khusus a.

Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar malaria meliputi; defenisi,

etiologi,

patofisiologi,

manifestasi

klinis,

komplikasi,

penatalaksanaan medis, penatalaksanaan keperawatan dan pemeriksaan laboratorium. b.

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada penderita malaria

c.

Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada penderita malaria

d.

Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien malaria

e.

Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilkukan pada pasien malaria.

c. Manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya, maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai penyakit Malaria.

BAB II

TINJAUAN PUASTAKA A. Dengue Haemoragic Fever (DHF) a. Pengertian Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan

kematian

(Arief

Mansjoer

&Suprohaita;

2000;

419).

Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan biasanya memburuk pada dua hari pertama (Soeparman, 1987;16). Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. b. Etiologi 1. Virus dengue Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36). 2. Vektor Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.infeksi dengan

salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 420). Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari. (Soedarto, 1990 ; 37). 3. Host Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).

c. Manisfestasi Klinik Virus Dengue 1. Demam Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. (Soedarto, 1990 ; 39). 2. Perdarahan Perdaran biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi

perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. ( Soedarto, 1990 ; 39). Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. (Nelson, 1993 ; 296). Perdarahan gastrointestinat biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat. (Ngastiyah, 1995 ; 349). 3. Hepatomegali Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita . (Soederita, 1995 ; 39). 4. Renjatan (Syok) Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. (soedarto ; 39).

d. Klasifikasi DHF Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu : 1. Derajat I Panas 2 – 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif 2. Derajat II Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya. 3. Derajat III Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg. 4. Derajat IV Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

e. Gejala 1. Demam tinggi dan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari. Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena 2. Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati 3. Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro orbita), hepatomegali, splenomegali. 4. Kadang

ditemui

keluhan

batuk

pilek

dan

sakit

menelan.

Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah – muntah, diare maupun obstipasi dan kejang – kejang. (Soedarto, 1995 ; 39). f. Pemeriksaan Laboratorium 1. Diagnosis Penunjang a) Rumple Leed b) Pemeriksaan Darah c) Hitung Trombosit d) Hitung Leukosit e) Hitung Hematokrit f) Imunoserologi IgM dan IgG

2. Cara Pemeriksaan a. Rumple Leed a) Pasang manset pada lengan atas b) Tentukan sistol dan diastol c) Tahan tekanan antara sistol dan diastol selama 5 menit d) Hasil dinyatakan (+) bila terdapat 10 atau lebih petachie di bagian volar lengan dengan luas 2,5 cm x 2,5cm.

b. Hitung Trombosit Cara Hitung trombosit dengan Larutan Rees Ecker : a) Hisap darah EDTA dengan pipet eritrosit → sampai tanda 0,5 b) Hapus kelebihan darah dengan kertas tissue

c) Hisap larutan Rees Echer sampai tanda 101 d) Kocok darah dan larutan 3 menit e) Buang larutan 3 – 4 tetes → masukan kedalam kamar hitung f) Hitung trombosit dalam seluruh bidang besar ditengah – tengah dengan mikroskop, kalikan 2000.

c. Hitung Leukosit Cara Hitung trombosit dengan Larutan Turk : a) Hisap darah EDTA dng pipet Leukosit → sampai tanda 0,5. b) Hapus kelebihan darah dengan kertas tissue. c) Hisap larutan Turk sampai tanda 11. d) Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit. e) Buang larutan 3 – 4 tetes → masukan kedalam kamar hitung. f) Hitung leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar di sudut dengan mikroskop, kalikan 50.

d. Hitung Hematokrit Cara Hitung Hematokrit dengan Mikrometode: a) Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. b) Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) c) Sentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm. d) Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit. e) Nilainya dinyatakan dalam %.

e. Imunoserologi IgM dan IgG Pemeriksaan antibodi IgG dan IgM yang spesifik berguna dalam diagnosis infeksi virus dengue. IgM terdeteksi mulai hari ke 3 – 5, meningkat sampai minggu ke 3, menghilang setelah 60 – 90 hari.IgG pada Infeksi primer terdeteksi mulai hari ke 14, pada infeksi sekunder terdeteksi mulai hari ke 2. Prinsip Kerja : Dengue Dx IgG/IgM Rapid Tes dirancang untuk secara simultan mendeteksi sekaligus membedakan antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue.

Tes ini juga

dapat mendeteksi ke empat

serotype virus dengue karena

menggunakan suatu paduan antigen recombinant dengue envelope proteins Sampel yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah Serum. Berikut tata cara pengambilan sample : a) Kumpulkan darah vena kedalam tabung reaksi (TIDAK mengandung antikoagulan seperti heparin, EDTA dan sodium citrate). b) Diamkan selama 30 menit hingga darah membeku dan kemudian lakukan sentrifuge

dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 15-20 menit hingga

didapatkan sampel serum.

Gambar : Prosedur pengujian IgM dan IgG metode Rapid test.

C. Analisis Hasil Pemeriksaan Laboratorium 1. Rumple Leed 70,2 % kasus DBD mempunyai hasil uji Rumple Leed (+). Hasil (+) menandai Fragilitas Kapiler darah meningkat.

2. Hitung Trombosit Pada DBD umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3 – 8 ( < 100.000 / µL). Nilai Normal: 150.000 – 400.000 / µL.

3. Hitung Leukosit Pada DBD kadar leukosit bisa normal dan bisa juga menurun. Nilainormalnya ialah ( 5000-10000 / µL).

4. Hitung Hematokrit Pada DBD terjadi peningkatan Hematokrit ≥ 20 % nilai awal, yang umumnya dimulai pada hari ke – 3 Demam. Hal ini diakibatkan oleh kebocoran Plasma. Normalnya : Pria

40 – 48%

Wanita

37 - 43 %

Anak anak

33 - 38 %

5. Imunoserologi IgM dan IgG

g. Pencegahan penyakit DHF 1. Pencegahan secara mekanik Gerakan 3 M a. Menguras tempat – tempat penampungan air secara teratur sekurang kurangnya sekali seminggu atau penaburan bubuk abate ke dalamnya. b. Menutup rapat tempat penampungan air. c. Mengubur atau menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung air. 2. Pencegahan secara kima Pemberantasan vector

:

a. Fogging ( penyemprotan ), kegiatan ini dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologis memenuhi kriteria. b. Abatisasi Semua tempat penampungan air di rumah dan bangunan yang ditemukan jentik Aedes aegypti ditaburi bubuk abate dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gram) abate untuk 100 liter air.

3. Pencegahan secara biologi Pencegahan DBD secara biologis juga cukup efektif, yaitu dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri. Masukan beberapa ikan kecil kedalam bak mandi atau kolam, maka vektor nyamuk pembawa virus dengue otomatis dapat dikendalikan, sebab ikan akan memakan jentik – jentik nyamuk. B. Malaria a. Pengertian Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempattempat dengan angka kejadian malaria tertinggi. Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anakanak. Untuk penemuannya atas penyebab malaria, seorang dokter militer Prancis Charles Louis Alphonse Laveran mendapatkan Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis pada 1907. Namun, dari sekian banyak orang ada beberapa orang yang paling mudah terserang penyakit malaria yaitu: 1. Ibu hamil Bagi ibu hamil, masalah yag sering timul adalah anemia. Sedangkan malaria juga dapat menyebabkan anemia, sehingga jika ibu hamil terkena malaria, maka anemianya akan semakin parah. Anemia akan menyebabkan darah kekurangan hemoglobin, sehingga dampak pada bayi sangat besar. Akibat yang timbul bisa berupa bayi lahir premature, abortus dini, berat badan rendah, pertumbuhan janin terganggu dan kekurangan gizi.

2. Balita Plasmodium akan merusak sel-sel darah merah, sehingga produktifitas pekerja menjadi tidak normal. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak. 3. Orang yang terinveksi HIV/AIDS Orang yang terinveksi HIV/AIDS memiliki daya tahan tubuh yang rendah, sehingga bila parasit plasmodium menyerang akan dengan mudah menghancurkan pertahanannya. 4. Orang yang pindah dari daerah yang endemis malaria Daerah endemis adalah daerah-daerah yang berisiko tinggi malaria. Di Indonesia daerah seperti itu berada di daerah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.

b. Etiologi 1.

Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium.

2.

Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:

3. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian. 4. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh. 5. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan. 6. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia. 7. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.

Dari kasus-kasus tentang penyakit malaria di seluruh dunia, disimpulkan bahwa jenis plasmodium vivax yang paling sering ditemukan pada pasien yang terserang penyakit ini. Selain itu plasmodium falciparum merupakan penyumbang kematian

paling besar pada penyakit malaria yang menyerang manusia di dunia yaitu sekitar 90%. c. Gejala Adapun tanda dan gejala dari penyakit malaria adalah: 1. Demam Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu;  Menggigil (15 menit- 1 jam )  Pucat demam (2-6 jam)  Berkeringat (2-4 jam) 2. Kejang-kejang Pasien/penderita malaria akan mengalami kejang karena suhu yang tinggi (40-41 C) 3. Anemia Pengrusakan

eritrosit

oleh

parasit,

hambatan

eritropelesis

sementara

penghambatan pengeluaran retikolosis dan pengaruh sitoksin. Menyebabkan suplai darah berkurang. 4.

Nafas sesak Pada penderita malaria, adanya nyeri dada menyebabkan nafas penderita menjadi sesak.

5.

Gangguan kesadaran Keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls aferen dan impuls eferen.

6.

Hilangnya nafsu makan Gejala malaria berdasarkan jenis malaria: a) Gejala malaria vivax(M.benigna/tertiana) 1) Demam ringan 2) Keringan dingin dan menggigil 3) Masa inkubasi 12-1 hari 4) Limfa akan terasa pada minggu ke dua 5) Oedema tungkai 6) Terjadinya relaps b) Gejala malaria falcifarum (M.tropica) 1) Demam tinggi

2) Anemia 3) Suhu tubuh naik bertahap 4) Inkubasi 9-14 hari 5) Nyeri tungkai 6) Lesu c) Gejala malaria malariae (M.quartana) 1) Serangan menyerupai malaria vivax 2) Oedema 3) Selang waktu setiap 72 jam 4) Masa inkubasi 18-40 hari d) Gejala malaria ovale 1) Masa inkubasi 11-16 hari 2) Pucat d. Komplikasi Adapun komplikasi dari penyakit malaria adalah: 1. Malaria serebral (koma) Suatu akut ensepalopati yang menurut WHO defenisi malaria serebral memenuhi 3 kriteria yaitu: koma yang tidak dapat dibangunkan atau koma yang menetap >30 menit setelah kejang disertai adanya plasmodium falciparum yang dapat ditunjukkan dan penyebab lain akut ensefalopati telah disingkirkan. 2. Anemia berat (hb <10.000) Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam merah dalam darah akibat dari berkurangnya jumlah darah, badan terasa lemah dan cepat lelah. 3. Gagal ginjal akut Gagal jantung adalah keadaan jantung yang memberikan sindrom klinik akibat ketudakmampuan jantung memompakan darah secara adekuat untuk memenhi kebutuhan metabolisme badan meskipun aliran balik masih baik. 4. Edema paru Edema (oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dari rongga badan) edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general). 5. Kelainan Hati

Kelainan hati disebabkan karena tergangguanya fungsi hati dalam menetralisir zat toksik. 6. Hipogmikemia Keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl atau kadar glukosa darah < 80 mg / dl. e. Pemeriksaan Laboratorium 1. Pemeriksaan tes darah Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya pemeriksan darah tepi. pemeriksaan satu kali dengan hasil (-) tidak mengenyampingkan diagnosa malaria pemeriksaan darah tepi 3x dan hasil negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan: a) Tetesan preparat darah tebal b) Tetesan preparat darah tipis 2. Tes antigen (p-f test) Mendeteksi antigen apakah plasmodium falciparum atau plasmodium vivax. 3. Tes serologi Teknik indirect fluorescent antibody test adanya antibody spesifik. 4. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) Tes DNA untuk meneliti jumlah parasit yang terdapat dalam tubuh

f. Pencegahan Penyakit Malaria 1. Menghindari gigitan nyamuk malaria Cara mencegah penyakit malaria yang pertama adalah dengan menhindari gigiyan nyamuk malaria tersubut. Di daerah rawa-rawa atau pinggiran kota yang banyak sawah, tambak ikan, disarankan untuk memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat keluar rumah . selain itu, kita juga dapat menggunakan obat nyamuk. 2. Membunuh jentik nyamuk dan nyamuk malaria dewasa a) Penyemprotan rumah. Sebaiknya dilakukan dengan insektisida 2 kali dalam setahun dengan interval waktu 6 bulan

b) Larvaciding. Merupakan kegiatan penyemprotan rawa-rawa yang potensial tempat perindukan nyamu malaria c) Biological control. Adalah kegiatan penebaran ikan kepala timah dan ikan guppy di genagan air yang mengalir yang berfungsi sebagi pemangsa jentik nyamuk malaria 3. Mengurangi tempat perindukan malaria Di daerah endemis malaria, masyarakat perlu menjaga kebersihan lingkungan yang memungkinkan menjadi genangan air tempat perkembangan larva nyamuk malaria 4. Pemberian obat pencegahan malaria Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi, serta timbulnya gejala penyakit malaria. Orang yang akan bepergian kedaerah-daerah endemis malaria harus minum obat malaria sebelum keberangkatan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Dogi Girsang. 2014. https://www.academia.edu/4201416/Pemeriksaan_Penunjang_ Demam _Berdarah. Keperawatan Profesional Islami. 2013. http://keperawatanprofesionalislami.blogspot.com / 2 013/03/ makalah-dhf.html. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.Y DENGAN MALARIA . 2011. https://www.academia.edu /6058471/MAKALAH_seminar_Malaria

Related Documents

Dhf Implementasi Dhf-1.docx
December 2019 39
Dhf New
October 2019 47
Dhf Lapsus.docx
April 2020 29
Dhf - Copy.doc
December 2019 41

More Documents from "desi"