TUGAS MAKALAH CA. SERVIKS
DISUSUN OLEH : TUTI SUGIHARTI NIM : 2015727147
KELAS 2 C PROGRAM S1 TRANSFER TAHUN AJARAN 2015-2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, Maret 2016 Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................
i
DAFTAR ISI ..........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
1
1.1 Latar Belakang ................................................................
1
1.2 Permasalahan ..................................................................
4
1.3 Tujuan .............................................................................
5
TINJAUAN TEORITIS MEDIS ...........................................
6
A. Pengertian ........................................................................
6
B. Etiologi ............................................................................
6
C. Patologi ............................................................................
7
D. Tanda dan Gejala .............................................................
8
BAB II
E. Pemeriksaan Diagnostik ................................................... 12 F. Faktor Predisposisi ............................................................ 13 G. Pencegahan ........................................................................ 13 H. Diagnosa Keperawatan ...................................................... 16 I.
Intervensi Keperawatan ..................................................... 17
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................ 18 A. Pengkajian ......................................................................... 18 B. Pengelompokan Data ......................................................... 26 C. Analisa Data ....................................................................... 28 D. Diagnosa Keperawatan ....................................................... 29 E. Rencana Keperawatan ........................................................ 30 F. Tindakan Keperawatan ....................................................... 33 G. Catatan Perkembangan ....................................................... 37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................... 39 B. Saran .................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang berkembang. Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun (Emilia, 2010). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Pappiloma Virus) yang tidak sembuh dalam waktu yang lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi ini bisa mengganas dan menyebabkan terjadinya kanker serviks. Kanker serviks mempunyai insiden yang tinggi di negara-negara yang sedang berkembang yaitu menempati urutan pertama, sedang dinegara maju ia menempati urutan ke 10, atau secara keseluruhan ia menempati urutan ke 5 (Ramli, 2005). Di negara maju, angka kejadian kanker serviks sekitar 4% dari seluruh kejadian kanker pada wanita, sedangkan di negara berkembang mencapai diatas 15%. Amerika Serikat dan Eropa Barat, angka insiden kanker serviks telah terjadi penurunan. Hal ini disebabkan oleh alokasi dana kesehatan yang mencukupi, promosi kesehatan yang bagus, serta sarana pencegahan dan pengobatan yang mendukung (Emilia, 2010).
Di Indonesia, diperkirakan 15.000 kasus baru kanker serviks terjadi setiap tahunnya, sedang angka kematiannya di perkirakan 7500 kasus per tahun (Emilia, 2010). Menurut data Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penyakit ini telah merenggut lebih dari 250.000 perempuan di dunia dan terdapat lebih 15.000 kasus kanker serviks baru, yang kurang lebih merenggut 8000 kematian di Indonesia setiap tahunnya (Diananda, 2009). Masih tingginya angka penderita kanker serviks di Indonesia disebabkan karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala dan rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya. Padahal sekarang penyakit apapun sudah dapat diobati dan ditangani dengan cepat apabila deteksi dini dilakukan secara berkala sehingga dapat mengurangi risiko angka kematian. Jika semakin banyak wanita terbiasa melakukan deteksi dini, apabila penyakit sudah berjangkit pada seseorang maka bisa lebih cepat ditangani (Septiyaningsih, 2010). Menurut ahli Obgyn dari Newyork University Medical Center, Goldstein, kuncinya adalah deteksi dini. Kini, senjata terbaik untuk mencegah kanker serviks adalah bentuk skrining yang dinamakan Pap Smear dan skrining ini sangat efektif. Pap smear adalah suatu pemeriksaan sitologi yang diperkenalkan oleh Papanicolaou pada tahun 1943 untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak sakit (Bustan, 2007). Masalahnya banyak wanita yang tidak mau menjalani pemeriksaan dan kanker serviks ini biasanya justru timbul pada wanita-wanita yang tidak pernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan pemeriksaan ini. 50% kasus baru kanker servik terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah melakukan
pemeriksaan pap smear. Padahal jika para wanita mau melakukan pemeriksaan ini, maka penyakit kanker serviks suatu hari bisa saja musnah, seperti halnya polio (Depkes RI, 2005). Budaya dan adat ketimuran di Indonesia telah membentuk sikap dan persepsi yang jadi penghalang bagi perempuan untuk membuka diri kepada profesional medis dan mampu melindungi kesehatan reproduksinya. Akibatnya, kebanyakan pasien datang sudah pada stadium lanjut, hingga sulit diobati ( Ramli, 2005). Seringnya terjadi keterlambatan dalam pengobatan mengakibatkan banyaknya penderita kanker serviks meninggal dunia, padahal kanker serviks dapat diobati jika belum mencapai stadium lanjut, tentunya dengan mengetahui terlebih dahulu apakah sudah terinfeksi atau tidak dengan menggunakan beberapa metode deteksi dini, antara lain metode Pap Smear, IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat), Thin Prep dan Kolposkopi, vikografi, papnet atau komputerisasi. (Nugroho, 2010). Human Papiloma Virus (HPV), muncul fakta bahwa semua perempuan mempunyai resiko untuk terkena infeksi HPV. Jenis HPV tertentu merupakan penyebab utama kanker serviks. Sementara itu, seseorang yang terkena infeksi ini memiliki kemungkinan terkena kanker serviks hampir 20-100 kali lipat (Emilia, 2010). Perjalanan dari infeksi HPV (Human Pappiloma Virus), tahap pra kanker hingga menjadi kanker serviks memakan waktu 10-20 tahun. Disinilah tujuan dari deteksi dini yaitu memutuskan perjalanan penyakit pada tahap pra kanker dan mendapatkan pengobatan sesegera mungkin sehingga kanker serviks diharapkan dapat sembuh sempurna (Widyastuti, 2009).
Mengingat beratnya akibat yang ditimbulkan oleh kanker serviks dipandang dari segi harapan hidup, lamanya penderitaan, serta tingginya biaya pengobatan, sudah sepatutnya apabila kita memberikan perhatian yang lebih besar terhadap penyakit yang sudah terlalu banyak meminta korban itu, dan segala aspek yang berkaitan dengan penyakit tersebut serta upaya-upaya preventif yang dapat dilakukan. (Bustan, 2007). Deteksi dini tidak hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup tetapi perlu dilakukan secara berkala setelah wanita berumur 40 tahun. Hal yang perlu diingat adalah tidak ada kata terlambat untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks, tetap perlu biarpun anda tidak lagi melakukan aktifitas seksual (Yohanes, 1999). Menurut Wilopo (2010) saat ini diperkirakan baru sekitar 5% wanita yang mau melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks, mengakibatkan banyak kasus ini ditemukan sudah pada stadium lanjut yang sering kali mengakibatkan kematian. Padahal diIndonesia sudah banyak pelayanan kesehatan yang menyediakan fasilitas deteksi dini seperti di rumah sakit, rumah bersalin, pusat atau klinik deteksi dini, praktek dokter spesialis kandungan, puskesmas, praktek dokter umum dan bidan yang telah terlatih dan mempunyai peralatan pap smear. Tetapi angka morbiditas dan mortalitasakibat kanker serviks ini masih tinggi.
1.2 Permasalahan Bagaimana pengaruh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi wanita usia subur (WUS) terhadap pemeriksaan pap smear dalam upaya deteksi dini kanker serviks
1.3 Tujuan Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi wanita usia subur (WUS) terhadap pemeriksaan pap smear dalam upaya deteksi dini kanker serviks.
BAB II TINJAUAN TEORITIS MEDIS
A. PENGERTIAN Carsinoma cervix adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada servix, dimana jaringan itu tumbuh meluas dan biasanya ganas.
B. ETIOLOGI 1. Endogen (berasal dari dalam tubuh)
Hormone penunda kehamilan
Factor genetic
2. Eksogen Berasal dari luar tubuh yang biasanya bersifat menahun, adanya rangsang dan pencetus ;
Karsinoma kimiawi, contohnya adalah obat-obatan
Fisika, contohnya adalah radiasi
Makanan
3. Gaya hidup / adat / kebiasaan
Kehidupan seksual (ganti-ganti pasangan, intercouce)
Tidak sirkumcici, adanya hestone yang bersifat karsinogenik
Kawin / senggama pada usia kurang dari 17 th / frekuensi sering
Persalinan berulang-ulang / banyak anak
4. Penyakit Peradangan Ca. Cervix yang menahun dan higiene yang kurang baik. Contoh adanya peradangan yang disebabkan oleh;
Streptococcus
Stapilococcus / etrococcus
Neisseria gonorhoe
Clamida tracomatis
Virus herpes simplex tipe2
Human papilona virus / HPV
5. Lingkungan / geografi / rasial Adanya pencemaran lingkungan yang mengandung karsinogen. Di Lebanon wanita muslim terhindar dari resti Ca. Cervix, wanita Yahudi angka kejadiannya rendah. Di AS menunjukkan angka kejadiannya tinggi terutama Negro dan lingkungan prostitusi. Hipotesis lain angka kejadian tinggi pada wanita muslim yang menikah pada pubertas awal. Di India biasanya kawin sangat muda angka Ca. Cervix tinggi (terjadi 5-10 tahun lebih awal).
C. PATOLOGI 1. Tempat 85% dari kasus yang terjadidi daerah luar cevix dan 155 terjadi di daerah luar servix. Ca yang terjadi di daerah luar servix dimulai dari persimpangan dan perubahan epitel bersisik dan epital kolumnan (daerah / zona perpindahan). 2. Makroskopik
Luka mungkin terjadi;
Perlukaan dimulai dari plaque indurasi indurasi yang pecah
Luka Eksofitik seperti pertumbuhan bunga.
Luka berbentuk tong, hasil dari distensi kanaliscervikalis dalam tumor endo servikalis.
3. Mikroskopik Histologi awal perubahanmngkin dilihat dari 10 th sebelum invasive karsinoma menimbulkan gejala klinik. Pertumbuhan sel ini dimulai dari pertumbuhan sel basal, metosis yang abnormal, dan perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan hubungan yang abnormal, dan perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan hubungan yang abnormalantara orang adalah berbeda, status ini dinamakan diplasia. Proporsi dari karsinoma in-situ pertumbuhan progresif ke infasif adalah sel bersisik di dalam endoservix, 85% dari sel disebut adeno karsinoma.
D. TANDA DAN GEJALA 1. Simptoms
Serous discharge
Perdarahan antar menstruasi / post coitus / di luar siklus
Keputihan
Perdarahan sentuh
Pada stadium lanjut maka disertai ;
Perdarahan yang banyak, kerusakan pembuluh darah, anemia, BB turun
Bila nekrosis dan terinfeksi, sekret encer dari vagina berbau busuk
Nyeri pelvix
Fistel retro vaginal yang terjadi incontinensia faecal
Fistel vesico vaginal terjadi inkontinensia urin
Massa tumor vbila mengisi panggul
2. Sign a
Klasifikasi yang digunakan sekarang adalah yang dianjurkan oleh IFGO (International Federation of Obstetrics and Ginecology) Tingkat 0 : carcinoma in situ Selaput basal masih utuh : disebut juga carcinoma ekstra epitel Tingkat 1 : carcinoma terbatas pada cervix. Tingkat 1a : carcinoma micro invasive Proses telah menembus selaput basal tapi tidak lebih dari 3mm. Dari selaput tersebut dan tidak banyak tempat (papil invasive tak banyak) dan tidak terdapat sel ganas di pembuluh darah / limfe Tingkat 1b : Proses masih terbatas pada portio tapi suhdah terjadi sel tumor ganas yang lebih jauh dari 1a. Tingkat 1b ,occ
: proses tidak nyata secara klinis tapi secara histopalogic
sudah terjadi invasi sel tumor ganas. Tingkat 2
: Ca. Menyebar ke 2/3 bagian atas vagina dan pada uterus
Tingkat 2a : Proses sedah menyebar ke vagina dalam batas 2/3 proximal sedangkan parametrium masih bebas dari proses. Tingkat 2b : Proses sudah meluas sampai parametrium tapi belum masuk dinding panggul. Tngkat 3
: Ca. telah menyebar ke dinding pervic1/3 bagian bawah vagina
Tingkat 3a : proses sudah meluas 1/3 distal vagina proses parametria tidak meluas mencapai dinding panggul
Tingkat 3b : proses sudah mencapai dinding pada panggul dan tidak terdapat daerah terbebas antara portio dan proses pada dinding panggul tersebut. Tingkat 4
: Ca. telah menyebar ke organ lain.
Tingkat 4a : proses telah mencapai mukosa rectum dan atau vu / sudah keluar dari panggul kecil, metastasis juga belum terjadi Tingkat 4b : terjadi metastasis jauh.
b
Klisifikasi TNM T
: Tumor Primer
TIS
: Karsinoma in situ (ca. Inpraivafive)
TI
: Berbatas tegas pada portio :perluasan pada korpus uteri tidak menjadi persoalan.
T1a
: Ca. Infasiv yang hanya bisa dipastikan dengan histology
T1b
: Secara klinis sudah diketahui adanya keganasan.
T2
: Proses sudah keluar dari portio tapi tidak mencapai dinding panggul 1/3 distal vagina.
T2a
: Parametrium sudah bebas dari proses
T2b
: proses sudah meluas ke parametrium
T3
: Proses sudah meluas ke 1/3 distal vagina/dinding panggul dan tidak ada daerah bebas antara dinding panggul dan portio (adanya hidronefrosis/ginjal tidak berfungsi, oleh status diureter dinyatakan T3 walau proses local masih dalam batasbatas kurang dari T3)
T4
: Proses mencapai mukosa rectum / vu / proses sudah keluar dari panggul kecil (pembesaran uterus saja yang keluar dari panggul kecil tidak dapat dimasukkan ke T4.
T4a
: Proses mencapai mukosa rectum &/ rectum (dinyatakan secara histologik)
T4b
: Proses sudah keluar dari panggul kecil.
N
: Kelenjar limfe dibawah arteri iliaka komunis
Nx
: Tdak mungkin dinyatakan adanya kelainan pada kelenjar limfe ; Nx menjadi Nx (+) / Nx (-), jika secara histologi dapat dinyatakan adanya sel tumor ganas / tidak pada kelenjar.
No
: Tidak ditemukan kelainan pada kelenjar limfe dengan cara diagnostik yang ada, teraba masa kelenjar yang tidak dapat digerakkan pada dinding panggul dan terdapat daerah bebas antara masa tersebut dengan tumor pada portio.
M
: Metastasis jauh
Mo
: Tidak terdapat metastasis jauh
M1
: Terdapat metastasis jauh termasuk kelenjar limfe diatas percabangan arteri iliaka komunis.
c
Pembahian menurut Broders / Grading Tingkat 1
: Bila lebih dari 75% sel-selnya berdeferensiasi baik.
Tingkat 2
: 50-75% sel-selnya berdeferensiasi baik.
Tingkat 3
: 25-50% sel-selnya berdeferensiasi baik
Tingkat 4
: 0-25% sel-selnya berdeferensiasi baik.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan cytology & cervical smears
Grade 1 normal cell
Grade 2 beberapa cell yang tidak khas yang menginflamasi yang asli
Grade 3 cell yang tidak khas meragukan pada yang asli, displasia.
Grade 4 cell yang tidak khas malignant.
Grade 5 cell malignan yang sesungguhnya. Pap smears yang merupakan deteksi Ca. yang tradisional bila kurang meyakinkan bisa ditunjang dengan pemeriksaan lain (hendaknya dilakukan satu kali satu tahun / tiga tahun sekali)
2. Schliler Test Vagina dan cervix diolesi dengan solution dari lugals iodine, test ini dapat dilakukan untuk mengetahui apakah lapisan tersebut normal / tidak normal dan dapat menjadi acuan tempat untuk biopsy. Coloscopy Coloscopy adalah suatu alat seperti microscope berpembesaran rendah dan terdapat sumber cahaya digunakan bila hasil pap smears (+), biasanya yang dinilai dalam coloscopy yaitu:
Pola pembuluh darah
Jarak antar kapiler
Pola permukaan jarum
Kegelapan ringan
Batas-batas lesi
3. Radioaktive Phsporus Dengan menggunakan probe scintillometer untuk scan cervix.
4. Enzime Test Produksi dari Posphogluconate dehidrogonase dan enzyme lain termasuk dalam carcinoma in situ dan kondisi malignant yang lain 5. Biopsy pada Cervix Digunakan untuk menegakkan diagnosa, dilakukan bila :
Ulangan periksaan sitologi papsmears grade 3,4,5.
Ada lesi pada cervix
Schilers test ditemukan epitelium abnormal
Pada coloscopy ada anjuran untuk biopsy
Ada enzime aktif dari cervix.
F. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Iritasi kronis 2. Faktor lingkungan ; bahan kimia 3. Radiasi ionasi 4. Tembakau 5. pencemaran kimiawi 6. Nutrisi 7. Alcohol 8. perilaku sexual 9. Virus
G. PENCEGAHAN 1. Personal Higiene yang baik, terutama daerah genitalia 2. Penggunaan obat yang terkontrol
3. Gaya hidup yang baik 4. Circumcici bagi pasangan 5. lingkungan yang baik 6. Pap smears atau cervical smears
Untuk wanita yang aktiv sexualitasnya, satu tahun sekali.
Untuk wanita yang biasa, mulai umur 18 tahun, tiap 2 tahun sekali.
PATHWAYS Higiene (-) Laki-laki
t\ circumcici
Sos-ek rendah
Hub. sexual
Jumlah partus
perempuan
Nutrisi kurang
Usia dini, frekuensi sering
Smegma
Imunitas -
Perubahan sel Cervix
Infeksi Virus
Papiloma
Herpes simplek
Kandioma Radang
Invasiv ke sel saraf
Perubahan porsio Perubahan Cervix Ca. Cervix
Pembesaran masa
terapi radiologi
Histerektomi
Khemoterapi
Efek radioterapi
Gastro intestinal
Alopesia
Integrumen Puritus
Gangguan integritas kulit
Peristaltic usus Diare
Gangguan body image
Penipisan sel
Supresi saraf
metastase Paru
Pem.darah terbuka
nyeri
Perdarahan
Gangguan rasa nyaman : nyeri
Anemia
Syok hipovolemik
Penurunan suplay O2
Penurunan imunitas
Intoleransi aktivitas
Resti infeksi
ginjal
Krisis situasi pelvic
Peningkatan tekanan intra abdomen Nusea Vomitus
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan
Cemas
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN Menururt Lynda Juall Carpenitto, 1998 ; 1. Ansietas berhubungan dengan Hospitalisasi dan ketidak pastian tentang hasil yang diharapkan. 2. Berduka berhubungn dengan kehilangan fungsi tubuh dan efek Ca yang dirasakan pada gaya hidup. 3. Perubahan pola seksualits berhubungan dengan perubahan anatomis, nyeri, perubahan citra diri. 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah sekunder terhadap penyakit dan pengobatan 5. Ketidak berdayaan berhubungan dengan ketidakpastian tentang prognosis dan hasil pengobatan Ca. 6. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pilihan-pilihan modalitas perawatan 7. gangguan konsep diri berhububgan dengan perubahan anatomi sekunder terhadap Ca. 8. Distres spiritual berhubungan dengan konflik yang berpusat arti kehidupan sekunder terhadap Ca. 9. Perubahan pada
membrane mukosa oral
berhubungan dengan
khemotherapy. 10. konstipasi klonik berhubungan dengan efek khemotherapy
efek
I. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Intervensi tujuan Klien memiliki koping mekanisme yang positif. Intervensi tindakan: a. Kaji tingkat kecemasan klien b. Alihkan perhatian klien (berdoa, menonton televisi, membaca buku) c. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa semuanya adalah cobaan dari Tuhan. d. Tenangkan klien dan beri rasa aman. e. Dengarkan keluhan klien. f. Beri pendampingan dan support pada klien 2. Intervensi tujuan Klien dapat menerima keadaannya dan mengembangkan nilai positif pada dirinya. Intervensi tindakan: a. Beri motivasi klien agar tidak putus asa. b. Beri alternativ pemecahan masalah yang baik c. Lakukan komunikasi therapeutic yang efektif dengan klien dengan melibatkan keluarga. d. Dengarkan permasalahan klien secara empati. 3. Intervensi tujuan Klien dan pasangannya dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas aktivitas fisik Intervensi tindakan:
a. Jelaskan pada klien dan pasangan bahwa seksual tidak hanya terbatas aktivitas fisik. b. Suport suami untuk memberi perhatian dengan penuh kasih sayang. c. Hindari kontak yang bersifat negative. d. Alihkan kegiatan seksual fisik klien dengan kegiatan seksual psikologis. 4. Intervensi tujuan Nutrisi klien dapat kembali normal atau mendekati normal. Intervensi tindakan: a. Kaji nafsu makan klien b. Beri porsi makan kecil tapi sering dan menarik. c. Kaji porsi makan yang dihabiskan d. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk perbaikan kondisi fisik. e. Temani klien saat makan bila diperlukan. f. Timbang / monitor BB tiap 2 hari sekali g. Ciptakan lingkungan yang kondusif.
BAB III TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan pada Ny. K dengan diagnosa medis kanker serviks stadium IIIB di ruang B3 Ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang. Asuhan keperawatan ini dilakukan dari tanggal 26 April 2010 s/d tanggal 01 Mei 2010. A. Pengkajian Pengkajian awal penulis dilakukan pada tanggal 26 April 2010 pukul 08.00 WIB. Dengan cara tanya jawab langsung dari klien dan dari catatan medik klien di ruang B3 Ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang. Klien bernama Ny. K, umur 53 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat tegal, pendidikan SD, suku bangsa jawa / indonesia, status menikah, agama islam, masuk tanggal 05 April 2010, dengan diagnosa medis kanker serviks stadium IIIB. Penanggung jawab, suami bernama Tn. S, umur 54 tahun, jenis kelamin laki – laki, alamat tegal, agama islam, pekerjaan swasta.
Keluhan utama, pada saat di lakukan pengkajian, klien mengeluh nyeri pada daerah bawah abdomen bagian kanan dan kiri. Riwayat penyakit sekarang, klien mengatakan kurang lebih 6 bulan klien mengeluh keluar keputihan berbau busuk, kemudian klien berobat di RSUD Dr. Soeselo tegal dokter mengatakan bahwa klien menderita kanker serviks stadium IIIB, lalu klien di rujuk ke RSUP Dr. Kariyadi Semarang untuk dilakukan pengobatan radiasi dan kemoterapi. Riwayat penyakit dahulu, sebelumnya kurang lebih 1 tahun yang lalu klien pernah mengalami penyakit dengan keluhan yang sama. Klien juga pernah dirawat di
RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk menjalani pengobatan rawat inap. Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus, asma, dan penyakit jantung. Riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang sakit seperti ini dan keluarga klien juga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus, asma, dan penyakit jantung. Riwayat menstruasi, klien menarche pada usia 15 tahun, haid pertama haid terakhir 4 tahun yang lalu. Riwayat perkawinan, klien mengatakan menikah pada usia 19 tahun. Klien menikah 1 kali selama 34 tahun. Sekarang masih tinggal bersama suami. Riwayat obstetri, klien memiliki 4 orang anak, partus 4 kali, abortus tidak pernah. Anak pertama perempuan berusia 30 tahun, anak kedua perempuan berusia 27 tahun, anak ketiga perempuan berusia 24 tahun, anak keempat laki-laki berusia 18 tahun. Riwayat KB, klien mengatakan menggunakan metode kontrasepsi suntik dan pil, tetapi kurang lebih 17 tahun yang lalu sudah dilepas. Dari pengkajian pola kesehatan fungsional Gordon diperoleh data sebagai berikut: Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, klien mengatakan kesehatan itu penting dan menjaga kesehatan juga penting. Apabila klien sakit, klien langsung pergi ke pelayanan kesehatan, baik itu ke rumah sakit maupun ke pelayanan kesehatan lain. Klien juga selalu memperhatikan kebersihan personal hygiene seperti mandi 2 kali sehari. Pola nutrisi dan metabolik, sebelum sakit, klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, habis satu porsi, tidak ada gangguan menelan dan tidak ada pantangan makanan apapun. Klien minum 5-6 gelas air putih, selama sakit, klien makan 3 kali sehari dengan menu makan rumah sakit (nasi, sayur, lauk) habis ¼ porsi. Klien mengatakan mual dan ingin muntah setelah
kemoterapi, nafsu makan berkurang. IMT = BB/(TB)2m = 40/(1,5)2m = 40/2,25 = 18 kg/m2. Jadi berdasarkan penghitungan indeks massa tubuh didapatkan hasilnya yaitu 18 kg/m2, maka dapat ditentukan hasil tersebut dalam batas normal (18-20 kg/m2). Pola eliminasi, sebelum sakit, klien buang air besar satu kali sehari dengan konsistensi lembek, bau khas, warna kuning. Buang air kecil klien 5-6 kali sehari. Selama sakit, klien buang air besar satu kali sehari dengan konsistensi lembek, bau khas, warna kuning, buang air kecil klien 4-5 kali sehari. Pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit, klien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Di rumah klien membersihkan rumah dan memasak. Selama sakit, klien hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Jika kondisi klien tidak habis kemoterapi klien jalan-jalan di sekitar ruangan dan pergi ke kamar mandi bila perlu. Klien selalu dibantu keluarga dalam melakukan aktivitas. Pola istirahat dan tidur, sebelum sakit, klien tidur kurang lebih 8 jam setiap hari dengan frekuensi siang dan malam. Selama sakit, klien tidur siang kurang lebih satu jam, sedang tidur malam kurang lebih 6 jam setiap hari. Pola persepsi sensori dan kognitif, klien tidak mengalami gangguan kemampuan persepsi sensori seperti pendengaran, penglihatan, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Klien mengeluh nyeri. Dari pengkajian nyeri di dapatkan: P: nyeri timbul saat beraktivitas, Q: nyeri hilang timbul, nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri dirasakan pada daerah bawah abdomen bagian kanan dan kiri, S: skala nyeri 5, T: nyeri sering dirasakan. Pola hubungan dengan orang lain, sebelum sakit, klien tinggal tinggal bersama suami dan keempat anaknya. Hubungan klien dengan anggota keluarga dan tetangga baik. Selama dirawat di rumah sakit, klien juga akrab dengan klien lain dan kooperatif dengan perawat dan klien juga ditungguin oleh suami dan kadang dijenguk oleh anak – anaknya di rumah sakit. Pola reproduksi dan seksual, klien adalah seorang perempuan, klien menikah pada usia
19 tahun. Klien menikah satu kali, klien tinggal bersama suami dan anaknya. Klien memiliki 4 orang anak yang terdiri dari: anak pertama perempuan, anak kedua perempuan, anak ketiga perempuan, anak keempat laki-laki. Pola persepsi diri dan konsep diri, persepsi diri, klien berharap setelah dilakukan pengobatan kemoterapi dan radiasi bisa segera sembuh dari penyakitnya walaupun klien tahu tidak bisa sembuh sepenuhnya. Konsep diri, citra tubuh, klien menyukai seluruh anggota tubuhnya walaupun anggota gerak tidak bisa begitu sempurna. Identitas diri, klien merasa puas sebagai seorang perempuan sekaligus sebagai seorang ibu. Peran diri, dalam keluarga klien berperan sebagai seorang ibu dari keempat putra putrinya. Ideal diri, klien berharap agar bisa segera sembuh dari penyakitnya dan bisa kembali berkumpul dengan anggota keluarga. Harga diri, keluarga sangat menghargai klien sebagai orang tua. Pola mekanisme koping, klien mengatakan dalam menghadapi masalah, klien selalu bermusyawarah dengan anggota keluarga. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan, klien beragama islam. Sebelum sakit, klien rajin sholat lima waktu. Selama dirawat di rumah sakit, klien jarang melakukan sholat karena kondisinya yang lemah. Pada pemeriksaan fisik Ny. K, keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/ 70 mmHg, nadi 76 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,8 ºC. Kepala: mesocephal, tidak ada luka. Rambut: berwarna hitam, bersih. Mata: konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera tidak ikterik. Hidung: tidak ada secret, bersih, tidak ada polip, tidak pernapasan cuping hidung. Mulut: mukosa mulut kering, leher: tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada distensi vena jugularis. Dada: simetris, tidak ada luka, payudara: simetris, tidak ada benjolan, Thorak: cor pulmonal dalam batas normal. Jantung: inspeksi, ictus cordis tidak tampak, palpasi, ictus cordis teraba 2cm media linealis, midklavikula sinistra,
perkusi, konfigurasi jantung dalam batas normal, auskultasi, bunyi jantung I-II normal, tidak ada suara tambahan, gallop tidak ada. Paru-paru: inspeksi, simetris, palpasi, stream fremitus kanan dan kiri, perkusi, sonor seluruh lapisan paru, auskultasi, suara datar vesikuler. Abdomen: inspeksi, datar, ada gambar batasan kemoterapi, palpasi, lien atau hati tidak teraba, perkusi, pekak sisi ada, pekak alih tidak ada, auskultasi, bising usus terdapat pada 4 kuadran, peristaltik usus 5x/menit. Genetalia: vagina infiltrate ada, 1/3 proximal vagina, portio berbenjol-benjol rapuh, mudah berdarah, serviks uteri sebesar telur ayam, anterior posterior infiltrate ada sampai dengan dinding pelvis, tidak terpasang kateter. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada sianosis. Kulit, warna sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada edema.
Data penunjang hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 26 April 2010 didapatkan data: Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Normal
Hemoglobin
12,70
gr %
12.00 - 15.00
Hematokrit
37,5
%
35,0 - 47,0
Eritrosit
4,23
juta/mmk
3,90 - 5,60
MCH
30,00
pg
27,00 - 32,00
MCV
88,70
fl
76,00 -9 6,00
MCHC
33,90
gr/dl
29,00-36,00
Leukosit
27,70
ribu/mmk
4,00-11,00
Trombosit
290,0
ribu/mmk
150,0-400,0
RDW
14,50
%
11,60-14,80
MPV
9,90
fl
4,00-11,00
Hematologi
Kimia klinik Ureum
60
mg/dl
15-39
1,30
mg/dl
0,60-1,30
SGOT
23
U/I
15-37
SGPT
24
U/I
30-65
Kreatinin
Data penunjang hasil pemeriksaan radiologi pada tanggal 26 Maret 2010 didapatkan data: 1. Pemeriksaan Patologi Klinik Biopsi Serviks uteri berupa kepingan jaringan kurang lebih ½ cc. Mikroskopik menunjukkan bekuan darah dan keping-keping jaringan dilapisi epitel skuamosa kompleks mengandung sekelompok sel-sel bulat lonjong, pielomorfik inti berkromotin kasar. Mitosis dapat ditemukan menyerbuk dalam stroma. 2. Pemeriksaan USG Abdomen a. Hepar Ukuran tidak membesar, parenkim normal, ekogenesitas normal tidak tampak nodul, vena porta tidak melebar, vena hepatica tidak melebar, duktus biliaris intra dan ekstrahepatal tak melebar, vesika felia ukuran normal, dinding tak menebal, tak tampak batu, tak tampak sludge. b. Pankreas Parenkim homogen, tak tampak massa dan ukuran normal. c. Lien Lien tak membesar, tak tampak massa. d. Ginjal kanan Bentuk dan ukuran normal, batas kortiko moduler jelas, tak tampak
batu, tak tampak penipisan korteks, pielokalis dan ureter melebar. e.
Ginjal kiri Bentuk dan ukuran normal, batas kortiko meduler jelas, tak tampak penipisan korteks, pielokalis dan ureter melebar.
f.
Aorta Tak tampak nodul pada aorta.
g.
Vesika urinaria Dinding melebar, permukaan rata, tak tampak masa.
h.
Uterus Ukuran normal, tak tampak massa.
3. Pemeriksaan Rontgen Cor
: aspeks jantung bergeser ke latero caudal.
Pulmo : corakan bronkovaskuler normal. 4. Program Therapy Therapy yang diberikan pada tanggal 26 April 2010 yaitu: Vitamin B Complex
2 x 1 tablet
Vitamin C
2 x 1 tablet
Sulfas ferosus
2 X 1 tablet
Pasien telah dilakukan kemoterapi sebanyak 2x dari 5x kemoterapi yang diprogramkan. Pasien telah dilakukan ER (eksternal radiasi) sebanyak 10x dari 25x eksternal radiasi. Diit yang di berikan klien adalah diit nasi, sayur, lauk dan snack.
B.
NO 1
Pengelompokan Data Nama Klien : Ny. K
Ruang : B3 Ginekologi
Dx Medis : Kanker Serviks
No. RM : 6285929
TANGGAL
DATA FOKUS ( DS & DO )
TTD
26 April 2010 DS: - Klien mengeluh nyeri pada daerah bawah abdomen bagian kanan dan kiri - Klien
mengeluh
kesulitan
dalam
melakukan aktifitas sehari-hari - Klien mengatakan tidak nafsu makan apalagi jika klien post kemoterapi klien mengatakan mual dan ingin muntah DO: P: Nyeri timbul saat beraktivitas Q: Nyeri hilang timbul, seperti ditusuk-tusuk
nyeri
R: Nyeri dirasakan pada daerah bawah abdomen bagian kanan dan kiri
S: Skala nyeri 5 T: Nyeri sering dirasakan - Klien tampak meringis kesakitan - Klien hanya bisa terbaring di tempat tidur - Klien tampak lemah - Klien selalu di bantu oleh keluarga dalam melakukan aktifitas
- Aktivitas klien berkurang - Klien makan habis ¼ porsi - Klien tampak pucat - Mukosa bibir kering - Klien post kemoterapi yang ke 2x dari 5x
- TD 110/70 mmHg - Nadi 76 x / menit - Respirasi 24 x / menit - Suhu 36,8 ºC - Tinggi badan 150 cm - Berat badan sebelum sakit 43 kg - Berat badan selama sakit 40 kg - Hemoglobin 12,70 gr% - IMT= BB/(TB)2m = 40/(1,5)2m = 40/2,25 =18 kg/m2
C.
NO
Analisa Data Nama Klien : Ny. K
Ruang : B3 Ginekologi
Dx Medis
No. RM : 6285929
HARI /
: Kanker Serviks DATA FOKUS
TANGGAL 1.
Senin,
MASALAH
ETIOLOGI
KEPERAWATAN DS : Klien mengeluh nyeri Gangguan rasa
26 April 2010 DO: P: Nyeri timbul saat beraktivitas Q: Nyeri hilang timbul, nyeri seperti ditusuk-
nyaman : nyeri
Penekanan massa pada daerah bawah abdomen
tusuk R: Nyeri dirasakan pada daerah bawah abdomen bagian kanan dan kiri S: Skala nyeri 5 T: Nyeri sering dirasakan Klien tampak meringis kesakitan TD: 110/70mmHg Nadi: 76 kali/menit Respirasi: 24 kali/menit Suhu: 36,80C 2.
Selasa, 27 April 2010
DS: Klien mengeluh kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari Klien mengatakan kelelahan setelah melakukan aktivitas DO: Klien terlihat lemah Klien hanya bisa
Intoleransi aktivitas Kelemahan fisik
terbaring di tempat tidur Klien selalu dibantu keluarga dalam melakukan aktivitas Aktivitas klien berkurang
3. Rabu,
DS: Klien mengatakan nafsu Resiko perubahan Efek
28 April 2010
makan menurun, mual nutrisi kurang dari kemoterapi dan ingin muntah
kebutuhan tubuh
DO: Klien habis ¼ porsi Klien terlihat pucat Mukosa bibir kering Klien post kemoterapi yang ke 2x dari 5x TB 150 cm BB sebelum sakit 43 kg BB selama sakit 40 kg Hb: 12,70 gr%
IMT= BB/(TB)2m = 40/(1,5)2m = 40/2,25 = 18 kg/m2
D. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan penekanan massa pada daerah bawah abdomen. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelamahan fisik. 3. Resiko
perubahan
nutrisi
kurang
berhubungan dengan efek kemoterapi.
dari
kebutuhan
tubuh
E. Rencana keperawatan Nama Klien : Ny. K
Ruang : B3 Ginekologi
Dx Medis : Kanker Serviks
No.RM : 6285929
Rencana Keperawatan Diagnosa No
Tujuan dan Keperawatan
Rasional Intervensi
Kriteria Hasil 1. Gangguan rasa Tujuan : setelah 1. Kaji karakteristik 1. Mengidentifika nyaman: nyeri dilakukan tindakan berhubungan keperawatan dengan
tanda vital
selama 1x24 jam
penekanan
si tingkat nyeri 2. Mengetahui status kesehatan klien
diharapkan klien 3. Berikan klien dapat
massa
nyeri 2. Pantau tanda-
kesempatan untuk
3. Meningkatkan relaksasi
pada melaporkan nyeri
daerah bawah berkurang atau abdomen
beristirahat
terkontrol dengan 4. Ajarkan teknik kriteria hasil :
relaksasi dan
- Klien tidak gelisah dan
4. Menurunkan tekanan vaskuler
distraksi
serebral
ekspresi wajah 5. Beri posisi yang 5. Meningkatkan tidak tegang
nyaman pada
kenyamanan
- Skala nyeri berkurang dari 5 turun menjadi 2
klien 6. Kolaborasi dengan 6. Mengontrol medis pemberian
- TTV dalam batas normal
nyeri dan menurunkan
analgetik
sistem saraf simpatis
2. Intoleransi aktivitas
Tujuan : setelah 1. Kaji respon pasien 1. Membantu dilakukan
terhadap aktivitas meningkatkan
berhubungan tindakan
dan perhatikan
dengan
keperawatan
adanya keluhan
kelemahan
selama 1x24 jam
kelemahan
fisik
intoleransi klien 2. Pantau tanda-
derajat toleransi klien
2. Mengetahui
dapat
teratasi
tanda vital klien
status kesehatan
dengan
kriteria
meliputi: suhu,
klien
hasil :
TD, nadi dan
- Klien
pernafasan
mengalami
3. Jelaskan kepada 3. Untuk
peningkatan
klien bahwa
meningkatkan
aktivitas
aktivitas itu
motivasi klien
- Klien tidak mengalami
penting demi kesembuhan
kelelahan saat 4. Motivasi klien beraktivitas
4. Untuk
untuk lebih
meningkatkan
meningkatkan
motivasi klien
aktivitas setelah program kemoterapi 6-8 jam
3. Resiko
Tujuan: setelah 1. Berikan
perubahan
dilakukan
makan 1. Dapat
sedikit tapi sering
meningkatkan
nutrisi kurang tindakan
selera
dari kebutuhan keperawatan
dan
tubuh
selera
selama 1x24 jam
makan kebutuhan makan
berhubungan perubahan nutrisi
dan
dengan
nutrisi
efek tidak terjadi dan
kemoterapi
kebutuhan nutrisi
kebutuhan
terpenuhi
klien terpenuhi 2. Jelaskan bahwa 2. Meningkatkan dengan
kriteria
hasil : - Berat stabil
badan
porsi makan tidak
motivasi makan
harus dihabiskan
klien
sesaat
tidak 3. Motivasi
3. Meningkatkan
terjadi
keinginan makan
penurunan BB
dengan
- Nafsu makan meningkat - Tidak
mual
dan muntah - Tidak
ada
tanda-tanda malnutrisi
motivasi pasien
harapan
kesembuhan 4. Temani dan bantu 4. Dapat
pasien
makan
memotivasi
dengan menu nasi,
pasien
untuk
sayur, lauk dan
menghabiskan
snack
makan
5. Observasi muntah 5. Mengetahui
seperti
jumlah
konjungtiva
makanan yang
anemis,
keluar
kulit
kering, pucat, 6. Kolaborasi
6. Sebagai
badan lemas
pemberian vitamin
tindakan
dan
kurus,
seperti: vitamin
kolaborasi
perut
datar,
BC 1x 50 mg,
medis
hemoglobin
vitamin C 1x 25
meningkatkan
<10.00gr%.
mg, SF 1x 100 mg
daya
untuk
tahan
tubuh klien dan metabolisme
F. Tindakan Keperawatan Nama Klien : Ny. K
Ruang : B3 Ginekologi
Dx Medis : Kanker Serviks
No.RM : 6285929
NO.
TANGGAL/
DX
JAM
1
27/4/10 07.00 WIB
IMPLEMENTASI
- Mengobservasi
RESPON PASIEN
S : Klien mengatakan nyeri pada
kondisi klien, dan
daerah bawah abdomen bagian
mengkaji
kanan dan kiri
karakteristik nyeri O : Klien terlihat menahan sakit, skala nyeri 5, nyeri seperti di tusuk-tusuk 07.30 WIB
- Merapikan dan mengganti linen
09.00 WIB
S:O : Tempat tidur bersih dan rapi
- Memberikan obat S : peroral (vitamin B O : Klien bersedia , obat per oral: Compleks1x 50mg,
(vitamin B Compleks,
vitamin C 1x 25 mg,
vitamin C, sulfas ferosus)
sulfas ferosus 1x100 mg) 09.30 WIB
- Memonitor tanda- S : tanda vital klien
O : TD: 110/70 mmHg, RR: 18 x
/menit, N: 76x/menit, S:
10.00 WIB
- Memberikan klien kesempatan
36,8oC S:O : Klien tampak istirahat tidur
untuk beristirahat 11.00 WIB
- Mengajarkan
S:-
teknik relaksasi dan O : Klien terlihat mengikuti napas dalam dengan baik distraksi
TTD
12.30 WIB
- Memberikan posisi S : Klien mengatakan posisinya yang nyaman pada
sudah nyaman O : Klien tampak tenang
pasien 13.00 WIB
- Berkolaborasi dengan medis
S:O : Klien tampak tidur
pemberian analgetik
2
28/4/10 07.00 WIB
- Mengobservasi kondisi umum pasien
S : Klien mengatakan susah untuk beraktivitas O : Kondisi umum lemah klien berbaring di tempat tidur
08.00 WIB
- Merapikan tempat S : tidur
O : Tempat tidur rapi klien tampak nyaman
09.00 WIB
- Mengkaji respon
S : Klien mengatakan apabila
pasien terhadap
setelah kemoterapi klien tidak
aktivitas
bisa melakukan aktivitas O : Klien lemah, klien terlihat kelelahan setelah dari kamar mandi
10.00 WIB
- Memonitor tanda- S : tanda vital klien
O : TD: 110/70 mmHg N: 76 x/menit RR: 24 kali/menit
11.00 WIB
- Mengkaji pola kebersihan diri
S: 36,8 oC S : Klien mengatakan jarang mandi O : Klien tidur terlentang Klien terlihat kurang bersih
11.05 WIB
- Mengajarkan kepada klien bahwa meningkatkan
S : Klien mengatakan ingin sembuh O : Klien kooperatif
aktivitas itu penting
Klien termotivasi untuk
demi kesembuhan
meningkatkan aktivitas Klien terlihat mencoba untuk jalan-jalan di sekitar ruangan
12.00 WIB
- Memotivasi
S : Keluarga bersedia membantu
keluarga untuk
klien untuk beraktivitas
membantu klien
harian seperti: mandi.
dalam beraktivitas O : Keluarga kooperatif 12.15 WIB
- Memotivasi klien
S:-
bahwa aktivitas itu O : Klien kooperatif penting
Klien bersedia meningkatkan aktivitas
13.00 WIB
- Memotivasi klien untuk istirahat
3
29/4/10 07.00 WIB
- Mengobservasi kondisi umum klien
S:O : Klien terlihat sedang tidur
S:O : Kondisi umum baik Klien mempersiapkan kemoterapi.
07.30 WIB
- Memonitor tanda- S : tanda vital
O : TD: 110/70 mmHg N: 76 x/menit RR: 24 kali/menit
08.00 WIB
- Mengkaji pola makan klien dan mengobservasi muntah
S: 36,8 oC S : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan menu biasa O : Klien kooperatif Klien terlihat kurus
Klien sudah tidak muntah 08.30 WIB
- Memberikan
S : Klien mengatakan kondisi
makan sedikit tapi
setelah kemoterapi nafsu
sering
makan berkurang O : Klien terlihat susah untuk makan Porsi makan masih ¼ porsi
08.45 WIB
- Memberitahu
S : Klien mengatakan kalau
bahwa porsi makan
perutnya sudah membaik,
tidak harus habis
nafsu makannya muncul
sesaat
kembali O : Klien mau mencoba sedikit demi sedikit.
09.00 WIB
- Memberikan obat S : peroral (vitamin B O : Klien bersedia minum obat, Compleks, vitamin
obat per oral (vitamin B
C, sulfas ferosus)
Compleks, vitamin C, sulfas ferosus)
09.15 WIB
- Menganjurkan keluarga untuk membantu dan
S : Keluarga bersedia menemani pasien saat makan O : Klien terlihat senang.
menemani klien saat makan 09.30 WIB
- Motivasi untuk makan demi kesembuhan
S : Klien mengatakan ingin segera sembuh. O : Klien terlihat bersemangat menghabiskan makanannya
G. Catatan Perkembangan Nama klien : Ny.K
Ruang
: B3 Ginekologi
Dx Medis
No.RM
: 6285929
: Kanker Serviks
NO.
TANGGAL
DX
/JAM
1
EVALUASI (SOAP)
29/4/10
S : Klien mengatakan nyeri berkurang
07.00 WIB
O : Skala nyeri dari 5 turun menjadi 2 Kondisi umum baik, kesadaran composmentis Klien tampak tenang, wajah tidak tegang TD:120/80 mmHg RR: 18 kali/menit N: 72 x/menit S: 36,8 oC A : Masalah teratasi P : Pertahankan intervensi Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
2
30/4/10 07.30 WIB
S : Klien mengatakan sudah bisa melakukan aktivitas harian seperti mandi Klien mengatakan akan berusaha meningkatkan aktivitas O : Klien terlihat jalan – jalan di luar ruangan Aktivitas klien bertambah TD: 120/80 N: 76 x/menit RR: 24 kali/menit S: 36,8oC
TT
A : Masalah teratasi P : Pertahankan intervensi Untuk selalu memotivasi klien dalam meningkatkan aktivitas demi kesembuhan
3
01/5/10 09.00 WIB
S : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan menu diit nasi, sayur, lauk dan Snack Klien mengatakan sudah tidak mual lagi Keluarga mau menemani klien pada saat Makan O : Porsi makan tidak langsung habis, sudah tidak muntah A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi - Berikan makan sedikit tapi sering - Motivasi keinginan makan dengan harapan kesembuhan - Jelaskan bahwa porsi makan tidak harus dihabiskan sesaat - Untuk selalu memotivasi klien makan setelah program kemoterapi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah : Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita Pendarahan sesudah mati haid (menopause) Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.
B. SARAN
Pesan yang perlu diingat: Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan. Datanglah ke tempat periksa untuk pemeriksaan PAP SMEAR/ IVA. Jika ditemukan kelainan pra kanker ikutilah pesan petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda. Karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hampir 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung : Elemen. Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta. Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC. G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and ginekology of Nurses, English University Press, London Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC. Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC. Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC. www.google.com