ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ENDOMETRIOSIS
Disusun oleh : ROZALINA Kelas 2C
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JAKARTA 2015
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan infertil untuk memperoleh anak.Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.
Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
Beberapa wanita terkejut ketika dokter menyebutkan diagnosa endometriosis yang merupakan salah satu penyebab infertilitas, namun tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya endometriosis tersebut. Endometriosis paling sering terjadi pada usia reproduksi. Insidensi yang pasti belum diketahui, namun prevalensinya pada kelompok tertentu cukup tinggi. Misalnya, pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik, ditemukan endometriosis sebanyak 0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas yang belum diketahui penyebabnya ditemukan endometriosis sebanyak 70-80%; sedangkan pada wanita dengan infertilitas sekunder ditemukan endometriosis sebanyak 25%. Diperkirakan prevalensi endometriosis akan terus meningkat dari tahun ketahun. Meskipun endometriosis dikatakan penyakit wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pasca menopause. Oleh karena itu, untuk setiap nyeri haid baik pada usia remaja, maupun pada usia menopause perlu dipikirkan adanya endometriosis.
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan di semua operasi pelvik. Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang negro, dan lebih sering didapatkan pada wanita-wanita yang berasal dari golongan sosio-ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempunyai banyak anak. Ternyata fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi kehamilan, memegang peranan penting di dalam terjadinya endometriosis.
Angka kejadian endometriosis yang terjadi pada infertilitas menurut Ali Badziad, 1992, adalah sebesar antara 20-60 %. Pada infertilitas primer angka kejadian endometriosis yang terjadi sebesar 25%, sedangkan pada infertilitas sekunder angka kejadiannya sebesar 15%. Sedangkan angka kejadian endometriosis yang dilaporkan oleh Speroff adalah 3-10% terjadi pada wanita usia produktif, dan antara 25-35 terjadi pada wanita infertil. Sedangkan di Indonesia endometriosis ditemukan kurang lebih 30% pada wanita infertil. Menurut William dan Pratt kejadian Endometriosis pada seluruh laparatomi dari berbagai indikasi ditemukan sebesar 11,87%
Berdasarkan penjelasan di atas besar persentase kasus endometriosis pada wanita mendasari study kasus ini untuk mengkaji lebih dalam mengenai salah satu penyebab dari infertilitas.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Endometriosis ? 2. Apa penyebab dari Endometriosis ? 3. Apa tanda gejala dari Endometriosis ? 4. Bagaimanakah cara penanganan Endometriosis ?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari Endometriosis 2. Untuk mengetahui penyebab endometriosis 3. Untuk mengetahui tanda gejala dari Endometriosis 4. Untuk mengetahui penanganan Endometriosis
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Endometriosis dicerminkan oleh keberadaan dan pertummbuhan jaringan endometrium diluar uterus.
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih dapat berfungsi terdapat diluar kavum uteri.
B. Klasifikasi Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan ovarium dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari skoring yang kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis. Nilai 1-4 adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang (stadium III) dan lebih dari 40 adalah berat (stadium IV) (Rusdi, 2009).
C. Penyebab Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain: -
Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )
-
Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
-
Menstruasi yang lama (>7 hari)
-
Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
-
Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
-
Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
-
Terpapar Toksin dari lingkungan Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan
kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.
Teori paling banyak diterima ialah migrasi trans tuba atau menstruasi retrogrand. Menurut teori ini, jaringan endometrium diregurgitasi dari uterus selama menstruasi ke tuba falopii dan kedalam rongga peritoneum, dan organ-organ lain.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut: 1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur) Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut. 2. Teori sistem kekebalan Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim. 3. Teori genetic Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
D. Patofisiologi Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor
penyebab
lain
berupa
toksik
dari
sampah-sampah
perkotaan
menyebabkan
mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.
Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks. Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii.
Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.
E. Gambaran Klinik Tanda dan gejala endometriosis antara lain : 1. Nyeri : -
Dismenore sekunder
-
Dismenore primer yang buruk
-
Dispareunia
-
Nyeri ovulasi
-
Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
-
Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
-
Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
2. Perdarahan abnormal -
Hipermenorea
-
Menoragia
-
Spotting sebelum menstruasi
-
Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi
3. Keluhan buang air besar dan buang air kecil -
Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
-
Darah pada feces
-
Diare, konstipasi dan kolik
F. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis, antara lain: 1. Uji serum -
CA-125
Sensitifitas atau spesifisitas berkurang
-
Protein plasenta 14
Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan. -
Antibodi endometrial
Sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan -
Ultrasound
Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan sensitifitas 11% -
MRI
90% sensitif dan 98% spesifik -
Pembedahan
Melalui laparoskopi dan eksisi.
G. Penanganan Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan saja, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi
1. Pencegahan Meigh berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada waktu dah sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan mendapat anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhadap endometrisis, melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu haid, oleh karena itu dapat menyebabkan mengalirnya darah haid dari uterus ke tuba dan rongga panggul.
2. Observasi dan Pemberian Analgetika Pengobatan ekspektatif ini akan berguna bagi wanita-wanita dengan gejala-gejala dan kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang sudah agak berumur, pengawasan itu bisa dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala-gejala endometriosis hilang sendiri. sikap yang sama dapat diambil pada wanita yang lebih muda, yang tidak mempunyai persoalan tentang infertilitas, akan tetapi pada wanita yang ingin mempunyai anak, jika setelah ditunggu 1 tahun tidak terjadi kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan terhadap infertilitas dan diambil sikap yang lebih aktif. Pada observasi seperti yang diterangkan, harus dilakukan pemeriksaan secara periodik dan teratur untuk meneliti perkembangan penyakitnya dan jika perlu mengubah sikap ekspektatifnya. Dalam masa observasi ini dapat diberi pengobatan paliatif berupa pemberian analgetika untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Terapi Hormonal Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis Obat
Efek samping
Pil KB kombinasi Pembengkakan
perut,
nyeri
payudara,
peningkatan
nafsu
makan,
estrogen-
pembengkakan pergelangan kaki, mual, perdarahan diantara 2 siklus
progestin
menstruasi, trombosis vena dalam
Progestin
Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, perubahan suasana hati, depresi, vaginitis atrofika
Danazole
Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan rambut, hot flashes, vagina kering, pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara 2 siklus, payudara mengecil, perubahan suasana hati, kelainan fungsi hati, sindroma terowongan karpal
Agonis GnRH
Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang, perubahan suasana hati
4. Pembedahan Ada 2 macan yaitu : a.
Konservatif
-
Laparatomi
-
laparaskopi
b. Radikal Laparoskopi mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan Laparotomi, yakni a.
Lama tinggal dirumah sakit lebih pendek yaitu sekitar 2 hari, jika dilaparotomi sekitar 5
hari. b.
Kembalinya aktivitas kerja lebih cepat, Normalnya penderita dapat kembali sepenuhnya 7-
10 hari, jika dilaparotomi 4-6 minggu. c.
Ongkos perawatan lebih murah.
Pembedahan radikal dilakukan pada wanita dengan endometriosis yang umurnya hampir 40 tahun atau lebih dan yang menderita penyakit yang luas disertai banyak keluhan. Operasi yang paling radikal adalah histerektomi total, salpingo-ooferektomi bilateral, dan pengangkatan semua sarang-sarang endometriosis yang ditemukan. Akan tetapi pada wanita kurang dari 40 tahun dapat dipertimbangkan untuk, meninggalkan sebagian dari jaringan ovarium yang sehat. Hal ini mencegah jangan sampai terlalu cepat timbul gejala-gejala pramenopause dan menopause dan juga mengurangi kecepatan timbulnya osteoporosis. 5. Radiasi Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium, terapi cara ini tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontra indikasi terhadap pembedahan. H. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Riwayat Kesehatan Dahulu Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
2. Riwayat kesehatan sekarang Dysmenore primer ataupun sekunder Nyeri saat latihan fisik Dispareun Nyeri ovulasi Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter . Hipermenorea Menoragia Feces berdarah Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi. Konstipasi, diare, kolik 3. Riwayat kesehatan keluarga Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis. 4. Riwayat obstetri dan menstruasi Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul : 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit. 2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas 3. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis dan emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit. 4. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi (Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta) C. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit. Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan berkurang. Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak meringis kesakitan, keringat berkurang. Intervensi ; a. Pantau/ catat karakteristik nyeri (respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik) klien.
R/ untuk mendapatkan indicator nyeri. b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien. R/untuk mendapatkan sumber nyeri. c. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10. R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metode yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri. d. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan. R/ ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien merasakan nyeri semakin meningkat. e. Jelaskan penyebab nyeri klien. R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri. f. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage. R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri. g. Berikan pujian untuk kesabaran klien. R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri. h. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol. R/ analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus. 2. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan infertile pada endometriosis a) Berikan motivasi kepada pasien R/; mningkatkan harga diri klien dan merasa di perhatikan. b) Bina hubungan saling percaya R /: hubungan saling percaya memungkinkan klien terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya. c) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki R /: mengidentifikasi hal – hal positif yang masih di miliki klien. 3. Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …..x 24 citra diri klien akan meningkat. Kriteria evaluasi: klien mengatakan tidak malu, merasa berguna, penampilan klien rapi, menerima apa yang sedang terjadi. a. Bina hubungan saling percaya dengan klien. R/klien dengan mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang dipercayainya. b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang dirinya. R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat penyelesaian. c. Diskusikan dengan system pendukung klien tentang perlunya menyampaikan nilai dan arti klien bagi mereka.
R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung membuat klien merasa diterima. d. Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung kekuatan tersebut sebagai aspek positif. R/mengidentifikasi kekuatan klien dapat membantu klien berfokus pada karakteristik positif yang mendukung keseluruhan konsep diri. e. Libatkan klien pada setiap kegiatan di kelompok R/ Memungkinkan menerima stimulus social dan intelektual yang dapat meningkatkan konsep diri klien. f. Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang pilihan penanganan gangguan menstruasi seperti ke klinik kewanitaan, dokter ahli kebidanan. R/ Jujur dan terbuka dapat mengontrol perasaan klien dan informasi yang diberikan dapat membuat klien mencari penanganan terhadap masalah yang dihadapinya.
BAB III TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS Nama : Ny. R Usia : 30 tahun Pekerjaan : IRT Agama : Islam Suku : Sunda Alamat : JL.kedoya 2 RM : 04904 MRS : 17 September 2015
II. ANAMNESIS Keluhan Utama : keluar darah dari vagina selama 1 minggu Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas S dengan G1P0A0 uk 12 minggu. Darah keluar dari vagina sejak 1 minggu yang lalu berwarna merah segar dan makin lama menjadi merah kehitaman tanpa disertai jaringan. Darah keluar merembes sedikit-sedikit ± 1 softek, tidak berbau dan memuncak sejak kemarin pagi pukul 04.00 sejumlah ± 5 softtek berupa darah encer maupun gumpalan darah berwarna merah kehitaman. Nyeri perut (+) dibagian bawah perut. Nyeri kadang menyertai keluarnya darah, kadang juga tanpa keluarnya darah nyeri tetap hilang timbul. Keluhan pusing (+) dan pasien mengaku pernah pingsan, riwayat keluar keputihan (-), demam (-), nafsu makan menurun, BAB/BAK normal, keluhan mual (-), muntah (-). Pasien mengaku telat haid sejak 4 bulan yang lalu. Pasien merasakan perut bagian bawahnya mulai membesar sejak 2 bulan yang lalu. Pasien pernah tes kehamilan di puskesmas dan dinyatakan hamil. Pasien memiliki riwayat pernah berobat ke RSUP NTB 2 minggu yang lalu dan dinyatakan hamil anggur kemudian dilakukan kuretase. Riwayat menstruasi : Menarche usia 12 tahun. Siklus haid biasanya 28 hari dan lamanya haid 6 hari dengan hari banyak haid 34 hari dan menghabiskan hingga 1-2 pembalut sehari. Riwayat nyeri berlebihan saat menstruasi (-). Pasien lupa Hari pertama haid terakhir. Riwayat dan rencana KB: Ini adalah hamil pertama dan pasien belum pernah merencanakan menggunakan KB sampai saat ini. Riwayat pernikahan : Pasien menikah petamakali pada usia 22 tahun. Pasien mengaku menikah 1 kali
Riwayat persalinan : (-) Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang serupa. Pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma. Riwayat Penyakit Keluarga : Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti pasien. Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma disangkal. Riwayat Alergi : Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan.
III. STATUS GENERALIS Keadaan umum : baik Kesadaran : compos mentis Tanda Vital - Tekanan darah : 100/70 mmHg - Frekuensi nadi : 92 x/menit - Frekuensi napas : 20 x/menit - Suhu : 36,3c Pemeriksaan Fisik Umum - Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-) -jantung :s1s2 tunggal regular,murmur(-),gallop (-) -Paru :Vesikuler (+/+),ronkhi (-/-),wheezing (-/-) -ektermitas :edema ,akral teraba hangat
V1.Status Ginekologi Abdomen : -Inspeksi :Abdomen tampak mengalami pembesaran,tidak ada tanda tanda peradangan,bekas operasi (-) -Palpasi :Teraba masa ukuran 14x12 cm,berbatas tegas,padat kenyal,nyeri tekan (-),terletak di region hipogastrium -Inspekulo :Porsio licin,cavum douglas tidak menonjol,fluor albus (-) -VT : Teraba jaringan ,uterus teraba lunak,tidak ikut bergerak ,cavum douglas,tidak menonjol
V. Pemeriksaan Penunjang -USG Abdomen -Pemeriksaan Laboratorium
V1. Diagnosis Pre Operasi -Mioma uteri
Analisa Diagnosa: Nyeri berhubungan dengan endometriosis Masalah :Gangguan rasa nyaman Kolaborasi/rujukan :Untuk pemberian terapi obat dan penanganan selanjutnya dirujuk ke dr.Sp.Og Penatalaksanaan : 1. Memberitah hasil pemeriksaan 2. Ibu Mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh petugas 3. Memberitahu ibu bahwa nyeri yang dirasakan ibu pada perut bagian bawah karena terdapat benjolan yang terpengaruh oleh hormone dalam tubuh ibu. 4. Mengajurkan ibu memperbanyak minum 2 liter perhari atau lebih 5. Memberikan terapi asam mefenamat 500 mgx1 6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG Evaluasi S :Ibu mengatakan nyeri saat berhubungan seksual,pasien mengatakan 1 bulan terjadi 2x menstruasi dan lama menstruasi lebih dari 7 hari. O:Ibu mengerti apa yang dijelaskan bidan dan bersedia melakukan apa yang disarankan A:Nyeri berhubungan dengan endometriosis P:Menganjurkan ibu untuk melakukan usg
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut: 1.
Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
2.
Teori sistem kekebalan
3.
Teori genetik
Tanda dan gejala : Nyeri , Perdarahan abnormal, Keluhan buang air besar dan buang air kecil. Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan saja, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi
B. Saran Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang pengertian, klasifikasi, penyebab, patofisiologi, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang, dan penanganan. Penulis sadar bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, jadi penulis pemakalah sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca guna untuk pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams & Wilkins : Philadelphia Irene M. Bobak, dkk.2004, Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta Sarwono Prawirohardjo, 1999. Ilmu kandungan, Bina Pustaka : Jakarta Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta