MAKALAH MANAJEMEN BENCANA ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENYELAMATAN DI AIR
Dosen Pengajar : Erni Buston, SST, M.Kes
Disusun oleh : Kelompok 2 1. Aurellia Firstania
(P0 5120316 003)
2. Iklimah
(P0 5120316 018)
3. Indah Permata Sari
(P0 5120316 020)
4. Kurnia Septiani
(P0 5120316 022)
5. Okta Fitri Yani
(P0 5120316 029)
6. Raden Hafidh Adam
(P0 5120316 030)
7. Yohana Dewi Abriani
(P0 5120316 044)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/2020 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayat-Nya penulisan dan penyusunan makalah “Alat yang Digunakan dalam Peyelamatan Diri di Air” dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata kuliah Manajemen Bencana di Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada: 1. Ibu Erni Buston, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah “Manajemen Bencana” 2. Rekan-rekan mahasiswa/i yang telah bekerjasama untuk makalah ini. 3. Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan ini. Dengan penulisan asuhan keperawatan ini penulis berharap dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pembacanya. Penulis menyadari dalam pembuatan asuhan keperawatan ini masih banyak kekurangan di banyak bagian, untuk itu penulis sangat berterimakasih bila ada pihak-pihak yang mengkoreksi dan memberikan kritik dan saran supaya penulis dapat memperbaikinya.
Bengkulu, Penyusun,
Kelompok 2
ii
Maret 2019
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 A.
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B.
Tujuan ..................................................................................................................... 3
C.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 4 TINJAUAN TEORITIS.................................................................................................... 4 A.
Persyaratan Alat-alat Penyelamatan di Air ............................................................. 4
B.
Macam-macam Alat Penyelamatan di Air .............................................................. 4
C.
Fungsi Alat-alat Panyelamatan di Air ..................................................................... 8
BAB III............................................................................................................................. 15 PENUTUP........................................................................................................................ 15 A.
Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B.
Saran ..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keselamatan di Air Pernyataan itu sangat benar, namun bukan hanya itu. Air juga bisa menjadi sangat menyenangkan, tempat olahraga yang menyegarkan, tempat bermain yang mengasikkan dan tempat bersantai yang menenangkan. Oleh sebab itu pengetahuan tentang menjaga keselamatan diri saat di air adalah hal yang sangat diperlukan untuk menikmatinya secara maksimal namun tetap aman. Mengenal kemampuan diri dan potensi bahaya adalah yang palingawal dan paling penting untuk dipelajari. Kedua poin tersebut akan menentukan bagai mana kita bersikap selama di lingkungan air sehingga mampu memperkecil atau kemungkinan terjadinya kecelakaan. Mempelajari rescue tanpa mengenal kemampuan diri dan potensi bahaya justru akan menjadikan anda korban berikutnya. Pendidikan keselamatan adalah suatu jenis pendidikan yang menelaah tentang penanggulangan, pencegahan, dan penghindaran terhadap terjadinya kecelakaan dan cedera. Hal ini bertujuan untuk keselamatan pribadi, orang lain, dan harta benda. Kecelakaan dapat terjadi di mana saja, dapat rnenimbulkan rasa kaget, dan dapat menyebabkan kepanikan. Adarya rasa panik dapat menyebabkan korban baru sehingga diburxihkan suatu ketenangan dan keterampilan. Pemberian pertolongan pertama pada korban kecelakaan adalah satu hal yang paling penting, karena dengan penanganan secara tcpat akibat yang fatal dapat dihindarkan. Pertolongan yang diberikan pada korban sebaiknya dipilih secara tepat agar dapat menyelamatkan korban tanpa menye-babkan timbulnya cedera yang fatal. Keterampilan penyelamatan sangatlah penting dan sebaiknya dikuasai agar dapat memper-tahankan diri. Kecelakaan dapat terjadi di mana saja, di rumah, di kantor, dalam perjalanan, bahkan ketika melakukan acara santai
sekalipun.
Sebuah
kecelakaan
dapat
terjadi
karena
faktor
ketidaksengajaan. Hal yang terjadi di luar dugaan ini menimbulkan rasa kaget 1
dan dapat menyebabkan kepanikan. Kepanikan yang terjadi dapat menyebabkan seseorang tidak dapat bcrpikir secara sehat untuk mengatasi masalah yang terjadi. Mengatasi sebuah kecelakaan tidak hanya dibutuhkan ketenangan dalam bertindak melainkan juga harus memiliki keterampilan yang memadai agar dndakan yang diambil adalah undakan yang tepat. Keterampilan ini sangadah penting karena dalam proses pertolongan juga mempertimbangkan keselamatan setiap orang yang terlibat dalam perisdwa penyelamatan. Jangan sampai dalam proses pertolongan terjadi penambahan korban yang berasal dari penolong, sehingga keterampilan menyelamatkan korban kecelakaan sangadah penting dan harus diketahui oleh scdap orang karena kecelakaan tidak memilih waktu, tempat, dan siapa yang menjadi korban. Pemberian pertolongan pertama pada korban kecelakaan adalah satu hal yang paling penting karena dengan penanganan secara tepat pada korban kemungkinan cedera yang dialami korban dapat diminimalisasi. Keterampilan menangani atau memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan sudah familiar di masyarakat. Proses penyampaian informasi melalui banyak cara, antara lain melalui materi keschatan pada pelajaran Penjaskes di bangku sekolah atau melalui kegiatan ekstrakurikuler scperti UKS, PMR, dan KSR. Namun demikian, materi pelatihan yang diberikan dalam kegiatan tersebut menitik beratkan pada kecelakaan yang terjadi di darat. Memang sebagian besar orang beraktivitas di darat, namun tidak menutup kemungkinan seseorang beraktivitas di air, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan di air juga ada. Oleh karena itu, keterampilan penyelamatan di air juga harus diketahui dan dikuasai. Keterampilan penyelamatan kecelakaan di air memiliki prinsip yang sama dengan proses penyelamatan di darat, yaitu menolong tanpa menambah korban baru. Keterampilan ini dapat digunakan untuk menyelamatkan diri sendiri maupun orang lain dari kecelakaan. Pembahasan kali ini menekankan pada
dndakan
pertama
dalam
proses
penyelamatan
baik
untuk
mempertahankan diri maupun untuk menyelamatkan orang lain dan hanya membatasi pada pembahasan teknik pernyelamatan di air. 2
B. Tujuan 1.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keselamatan di air.
2.
Mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
teknik
mempertahankan dan meyelamatkan diri. 3.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik menolong dan meyelamatkan orang lain.
4.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik membawa korban dari tengah perairan ke tepi.
C. Rumusan Masalah 1.
Apa itu keselamatan di air?
2.
Bagaimana teknik mempertahankan dan meyelamatkan diri?
3.
Bagaimana tekik menolong dan meyelamatkan orang lain ?
4.
Bagaimana teknik membawa korban dari tengah perairan ke tepi ?
3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Persyaratan Alat-alat Penyelamatan di Air Penyelamatan dengan menggunakan alat-alat keselamatan.
Prinsip dasar
penyelamatan adalah dapat menyelamatkan korban tapi tidak mempunyai resiko yang besar pada penolong sendiri. Oleh karena itu setiap pertolongan di air membawa peralatan pendukung sangat dianjurkan. Berikut adalah syarat alat-alat penolong yaitu : – Dibuat dari bahan yang tepat oleh orang yang ahli – Harus tahan pada suhu -30° C s.d +65° C – Harus diberi waktu yang menyolok – Dilengkapi dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya – Dapat dioperasikan dengan mudah dan baik dalam segala kondisi laut – Diberi tanda masa berlakunya dengan jelas
B. Macam-macam Alat Penyelamatan di Air Alat-alat penolong perorangan Isyarat-isyarat visual Pesawat luput maut atau Sekoci penyelamat Alat-alat peluncuran dan embarkasi Alat-alat penolong lain Alat-alat penolong perorangan 1) Pelampung penolong (Life bouy) .
Syarat-syarat pelampung penolong : -
Diameter luar 800 mm dan diameter dalam 400mm
-
Dibuat dari bahan apung yang menyatu
-
Dapat mengapung 24 jam di air tawar dengan beban besi 14,5 kg
-
Tidak terbakar / meleleh setelah terkurung api selama 2”
-
Mampu dilemparkan dari ketinggian 30 meter
4
-
Dilengkapi tali pegangan Ф 9,5 mm dengan panjang tali 4 x Ф luar
-
Dilengkapi dengan lampu yang menyala sendiri
-
Mempunyai berat tidak kurang dari 2,5 kg
-
Dilengkapi dengan alat pemantul cahaya
-
Tidak boleh rusak oleh pengaruh minyak
2) Jaket / rompi penolong (Life jacket) Satu baju berenang untuk tiap orang diatas kapal Di kapal penumpang harus ada cadangan 5% dari seluruhnya disimpan di store deck Syarat-syarat : -
Harus dibuat dari bahan yang baik dan di kerjakan dengan sempurna
-
Harus mampu mengangkat muka orang dari dalam air
-
Tidak boleh rusak oleh pengaruh minyak
-
Harus berwarna mencolok / orange
-
Harus mudah dan cepat digunakan (±1 menit)
-
Harus tahan lompatan dari ketinggian 4,5 meter
-
Harus dilengkapi dengan peluit
-
Dilengkapi dengan alat pemantul cahaya
3) Pakaian cebur (Survival and immer suite) a)
Persyaratan umum : -
Harus dari bahan tahan air
-
Dapat dilepaskan dari kemasan dan dikembalikan tanpa bantuan dalam waktu 2 menit
-
Dapat digunakan bersama-sama baju berenang
-
Tidak mudah terbakar setelah terkurung api selama 2 detik
-
Dapat mentupi seluruh tubuh kecuali muka
b) Pakaian cebur juga dilengkapi dengan persyaratan baju berenang
5
c)
Pakaian cebur yang mempunyai daya apung dan dirancang baik tanpa baju berenang harus dilengkapi lampu yang menyala secara otomatis dan peluit
d) Pada kapal penumpang dan barang dengan sekoci tertutup, paling sedikit tiga buah baju harus dibawa
4) Sarana pelindung panas (Thermal protective aid) -
Dibuat dari bahan tahan air, dan mempunyai daya serap panas tidak lebih dari 0,25 W/mk, dibuat sedemikian rupa sehingga mengurangi panas karena kedinginan.
-
Menutupi seluruh badan pemakai kecuali mata.
-
Mudah dipakai
-
Dapat dibuka didalam air dalam waktu 2 menit
-
Harus berfungsi dengan baik pada suhu air laut antara -30°C s.d +20 20°C.
-
Harus dapat dipakai dengan baju berenang.
Pesawat luput maut atau sekoci penyelamat Pesawat luput maut terdiri dari : 1) Sekoci penolong (Life boat) a) Syarat-syarat : -
Panjang tidak boleh kurang dari 24 kaki atau 7,3 meter
-
Harus mempunyai stabilitet yang baik dengan penuh muatan
-
Harus mempunyai tenaga apung yang terpasang tetap
-
Berat maksimum dengan segala isinya tidak boleh lebih dari 20.320 kg
-
Bahan bukan dari kayu
b) Macam-macam sekoci penolong yang ada diatas kapal: -
Sekoci penolong terbuka
-
Sekoci penolong tertutup sebagian
-
Sekoci penolong tertutup sebagian yang dapat membalik sendiri 6
-
Sekoci penolong yang tertutup seluruhnya
-
Sekoci penolong dengan sistim dukungan udara yang mengisi sendiri
-
Sekoci penolong dengan perlindungan kebakaran
c) Kapasitas sekoci penolong Rumus : Kapasitas = Isi Sekoci dalam kaki kubik ÷ 10 Atau Kapasitas = Isi Sekoci dalam meter kubik ÷ 0,283 Catatan : Rumus ini untuk sekoci yang panjangnya 24 kaki atau 7,3 meter d) Tangga Embarkasi -
Terbuat dari kayu
-
Panjang minimum 480 cm, lebar 115 cm dan tebal 25 cm
-
Jarak antara tangga satu dengan yang lain tidak kurang dari 300 cm dan tidak lebih dari 380 cm, dan dikukuhkan secara horizontal.
2) Rakit penolong Rakit penolong kembung Persyaratan : -
Harus mampu bertahan terapung selama 30 hari
-
Harus mampu dilemparkan dari ketinggian 18 meter
-
Dilengkapi dengan sarana pelindung
-
Kapasitas minimal 6 orang
-
Dilengkapi dengan 4 roket pelontar obor berparasut : 6 buah obor tangan : 2 isyarat asap apung
-
Jalan masuk ke rakit min 1 buah
-
Terbuat dari karet
-
Harus dilengkapi dengan repair kit
-
Pompa udara
-
Tutup rakit secara otomatis terbuka pada tempatnya ketika terbuka 7
Rakit penolong tegar/kaku -
Dibuat dari bahan tahan api
-
Harus diberi tanda : o
Nama dan pelabuhan pendaftaran kapal
o
Nama pembuat
o
Nomor seri
o
Nama instansi yang mengesahkan
o
Kapasitas rakit
o
Solas
o
Panjang tali tangkap
o
Ketinggian uji coba
o
Petunjuk cara peluncuran
o
Berat maksimum 175 kg
C. Fungsi Alat-alat Panyelamatan di Air 1.
Sekoci penyelamat (life boat/perahu)
Sekoci penyelamat (life boat) : Gunanya terkecuali difungsikan buat menyelamatkan sekian banyak orang dalam keadaan bahaya serta 8
diperlukan buat memimpin pesawat luput maut. Sekoci berupa perahu mungil yg berapa di kanan & kiri kapal bidang atas atau tepatnya di deck sekoci. Terhadap kapal barang rata rata ada dua buah sekoci, sedangkan terhadap kapal penumpang atau pesiar sebanyak pas dengan gede atau kecilnya kapal tersebut. Sekoci umumnya berjumlah 12 buah. Sekocisekoci tersebut terbuat dari karet, besi, logam, kayu atau serat fiber. Tenaga penggerak sekoci ini rata rata di bagi atas dua bidang adalah ada yg bertenaga penggerak mesin atau motor & ada juga yg di lengkapi bersama dayung. Di dalam sekoci rata-rata telah sedia perlengkapan keselamatan jiwa seperti makanan, minuman, obat - obatan & sarana bantu utk mencari bantuan ke kapal lain yg sedang berlayar di lebih kurang sekoci. Sekoci pun di lengkapi minyak peredam ombak biar penumpang diatas sekoci tersebut tak mabuk laut.
2.
Pelampung Penolong Wujud Cincin (Ring Life Buoys)
P e l a m p u n g Penolong dan jaket/rompi penolong (Life Jacket): Gunanya untuk mengapungkan orang yang menggunakannya diatas air. Life buoys ini berbentuk seperti ban mobil. Pelampung ini bakal dilempar ke laut apabila ada satu orang penumpang yg jatuh ke laut. Sarana ini rata rata terbuat dari gabus pejal & tahan kepada minyak. Pelampung ini mesti mempunyai warna yg mencolong biar gampang dikenali. Kepada
9
pelampung ada tanda hurus balok cocok dgn nama kapal atau pelabuhan ruangan kapal itu tercatat.
3. Jaket Penolong (Life Jackets)
Life jacket (Jaket penolong) berbentuk seperti pakaian. Jaket penolong ini dimanfaatkan penumpang biar gampang terapung di laut diwaktu berlangsung kondisi darurat. Jaket penolong pula mesti mempunyai warna yg mencolok supaya enteng di lihat. Jaket ini mesti di lengkapi bersama peluit yg dikaitkan bersama tali utk menarik perhatian penolong.
4.
Rakit Penolong Kembung (Inflatable Liferaft)
10
Sampel rakit penolong kembung, Rakit penolong terdiri dari 2 type, adalah rakit kaku & rakit yg dikembangkan. Ke-2 rakit ini dipakai jikalau tidak berhasil menurunkan sekoci. Rakit penolong mesti di lengkapi penutup yg serasi bersama ukurannya maka bisa melindungi penumpang. Warna rakit ini rata-rata mencolok, seperti warna jingga (orange) maka enteng ketahuan keberadaannya. Sementara rakit yg dikembangkan berbentuk seperti kapsul dengan kapasitas besar & di lengkapi bersama tali pembuka yg panjang. Penggunaannya tinggal dilemparkan ke laut & ditarik
talinya.
Sesudah
tali
ditarik,
sehingga
rakit
automatic
menggembung & siap buat dipakai. Di dalamnya pula terdapat perlengkapan keselamatan jiwa seperti makanan, minuman, & obat obatan. Kapasitas rakit tepat ukuran, ada yg dapat mengangkut hingga 25 orang.
5. Pelempar Tali Penolong (Line Throwing Apparatus)
Roket pelempar tali (line throwing appliances) : Gunanya yg adalah alat penghubung perdana antara kapal yang ditolong dgn yang mempermudah yang seterusnya dipakai utk kepentingan lainnya. 11
Fasilitas ini diciptakan oleh tuan Schermily. Sarana ini dipakai ketika berjalan kondisi darurat. Sarana pelempar tali ini mesti sanggup melempar tali paling dekat sejauh 230 meter.
6. Survival suit dan Immersion suit
Gunanya juga sebagai pelindung/pencegah suhu tubuh yang hilang akibat dinginnya air laut.
7. Media pelindung panas (Thermal Protective Aid)
12
Gunanya serta yang merupakan pelindung tubuh, mengurangi hilangnya panas badan
8. Isyarat visual (Pyrotechnis)
Gunanya juga sebagai isyarat tanda bahaya bilamana penyelamat menyaksikan ada kapal penolong, isyarat ini hanya dapat diliihat oleh mata pada siang hari dipakai isyarat asap apung (bouyant smoke signal). Kepada tengah tengah malam hari dapat digunakan obor tangan (red hand flare) atau obor parasut (parachute signal).
9. Pesawat luput (survival craft)
Gunanya buat menolong/mempertahankan jiwa orang-orang yang berada dalam bahaya dari sejak orang tersebut meninggalkan kapal
13
10. Rescue tube Ukurannya sekitar 2 meter.
11. Throwing Bag
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Peristiwa kecelakaan dapat terjadi di mana saja dan dapat menimpa siapa saja. Dibutuhkan suatu keterampilan khusus agar dapat menyelamatkan korban. Dengan demikian, proses penyelamatan bagi diri sendiri maupun orang lain sangat perlu untuk dipelajari dan sangat bermanfaat untuk diterapkan di masyarakat. Elemen dasar dari keselamatan antara lain : Peduli pada diri sendiri, peduli pada orang lain, waspada terhadap potensi bahaya, meminimalkan resiko, mencegah terjadinya kecelakaan, membekali diri dengan pengetahuan, dan mengetahui kapan dan bagaimana harus bertindak saat situasi darurat
B. Saran Mengenal alat-alat yang digunakan untuk penyelamatan diri di air adalah penting untuk dipelajari. Poin tersebut mengajarkan kita untuk memilih alat yang tepat saat kita di lingkungan air sehingga mampu memperkecil atau kemungkinan terjadinya kecelakaan. Mempelajari rescue tanpa mengenal kemampuan diri, potensi, dan alat-alat penyelamatan saat terjadi bahaya justru akan menjadikan anda korban berikutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16