APLIKASI METODE LOCATION QUOTIENT DALAM PENENTUAN SEKTOR BASIS DAN NON BASIS KABUPATEN MINAHASA
OLEH BAREN YOSUA UMBOH NPP. 26.0575 G-2 / 4
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI 2018
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan Nikmat, Rahmat dan Karunia-Nya dalam proses penyelesaian tugas makalah mata kuliah Pembangunan Ekonomi Regional yang berjudul “Aplikasi Metode Location Quotient dalam Penentuan Sektor Basis dan Non Basis Kabupaten Minahasa” guna memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pembangunan Ekonomi Regional. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, penulis mohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Jatinangor, 15 Juli 2018
Penulis
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi tentu tidak lepas dari kondisi pertumbuhan ekonomi nasional. Perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di daerah. Pembangunan daerah merupakan motor penggerak untuk pembangunan nasional, yang menjadikan pemerintah daerah sebagai perencana untuk melakukan berbagai macam transformasi ekonomi demi kesejahteraan masyarakat yang ada. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis Location Quetiont (LQ). Pembangunan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan alam (Johan Galtung). Menurut Joko Untoro juga menyatakan bahwa pembangunan merupakan pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur ekonomi dan corak kegiatan ekonomi atau usaha meningkatkan pendapatan per kapita. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefinisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Produk Domestik Bruto suatu negara. Pembangunan ekonomi Kabupaten Minahasa tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); dimana pembangunan ekonomi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, begitu juga sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi, dengan demikian adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi yang adalah proses kapasitas industri di Kabupaten Minahasa mengalami suatu kemajuan yang signifikan, sebagaimana diketahui pembangunan sebagai suatu proses, karena pembangunan daerah memang harus di jalani dan diterima masyarakat, dengan tahap demi tahap pembangunan. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di Negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Pertumbuhan ekonomi tentu tidak lepas dari kondisi pertumbuhan ekonomi nasional. Perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di daerah. Pembangunan daerah merupakan motor penggerak untuk pembangunan nasional, yang menjadikan pemerintah daerah sebagai perencana untuk melakukan berbagai macam transformasi ekonomi demi kesejahteraan masyarakat yang ada.
Ekonomi Perkotaan dan Ekonomi Regional Ekonomi regional yaitu berbicara tentang spasial lingkungan dan aktivitas regional disuatu tempat. Ekonomi regional lebih focus pada lokasi industry / aglomerasi, aliran sumber daya dari suatu daerah kedaerah lainnya, dan pertumbuhan dan pembangunan regional. Selain itu, ekonomi regional berhubungan dengan bagaimana pemerintah pusat dapat menggunakan untuk mempercepat laju pertumbuhan seluruh wilayah. Ekonomi perkotaan adalah studi ekonomi yang memusatkan perhatian pada kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan dapat didefinisikan sebagai tempat dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitarnya. Selain iti total jumlah penduduknya lebih besar dibandingkan dengan jumlah minimum penduduk yang disebut kota (kota kecil). Kebanyakan kawasan perkotaan dapat diidentifikasikan sebagai sebuah titik pusat, dimana memiliki kepadatan yang paling tinggi dan semakin menurun maka akan semakin jauh dari titik tersebut. Pesatnya perkembangan perkotaan pada umumnya diikuti dengan petumbuhan ekonomi yang tinggi. Produk Domestik Regional Bruto PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang berperan dalam membuat perencanaan kebijaksanaan dalam pembangunan, menentukan arah pembangunan serta mengevaluasi hasil pembangunan wilayah tersebut. Perkembangan PDRB terjadi akibat perubahan harga produksi atau indikator produksi. Perubahan ini menyebabkan sumbangan nilai tambah setiap sektor terhadap PDRB juga akan mengalami perubahan. Jika perkembangan setiap sektor tidak proporsional, misalnya beberapa sektor tertentu berkembang lebih cepat di bandingkan dengan sektor lainnya, maka dalam jangka panjang akan terjadi perubahan secara nyata (significant) sumbangan di setiap sektor, perubahan ini di kenal sebagai perubahan struktur ekonomi. Secara teoritis yang di sebut dengan terjadinya perubahan struktur ekonomi tidak selalu di tandainya dengan besarnya peran suatu sektor dalam perekonomian, tetapi secara rill memang telah terjadi pergeseran kegiatan ekonomi di suatu sektor tertentu yang di tandai dengan semakin berkembangnya aktivitas ekonomi yang mendukung sektor bersangkutan. PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang di hitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang di hitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku di gunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomis. Sedangkan harga konstan di gunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun. Pendapatan regional di definisikan sebagai tingkat pendapatan masyarakat pada suatu wilayah analisis. Tingkat pendapatan regional dapat di ukur dari total pendapatan wilayah ataupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. (Tarigan 2004). Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk mengetahui konisi ekonomi di suatu daerah pada suatu periode tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat Statistik (2011) PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang di hasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (2000), merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Jadi, dengan bukan bermaksud ‘menggurui’, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan gambaran ekonomi atau hasil pada saat itu. Lebih lanjut bahwa Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Ukuran kemajuan perekonomian dalam suatu negara akan selalu dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi dinegara tersebut. Tak terkecuali untuk negara yang masih berkembang seperti negara indonesia, pertumbuhan ekonomi akan selalu menjadi pusat perhatian. Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun tetap stabil maka itu tidaklah mudah jika tidak diikuti oleh kemampuan variabel makro ekonomi dalam mengatasi setiap permasalahan (Seprillian, 2013:3). Pertumbuhan ekonomi daerah juga merupakan salah satu indikator makro ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu wilayah dan juga pemerataan pendapatan bagi penduduk wilayah tersebut. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah tidak hanya merupakan retorika baru tetapi mencermikan suatu pergeseran fundamental peranan pelaku-pelaku pembangunan, demikian pula sebagai aktivitas yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi masyarakat. Peranan pemerintah lokal (daerah) dan/atau kelompok-kelompok yang berbasis masyarakat (community based groups) dalam mengelola sumberdaya berupaya untuk mengembangkan usaha kemitraan baru dengan pihak swasta, atau dengan pihak lain, untuk menciptakan pekerjaan baru dan mendorong berkembangnya berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu daerah (wilayah) ekonomi. (Adisasmita, 2005). Tujuan pembangunan ekonomi daerah pada umumnya menurut (Suparmoko, 2002), adalah peningkatan pendapatan rill perkapita serta adanya unsur keadilan atau pemerataan dalam penghasilan dan kesempatan berusaha. Dengan mengetahui tujuan dan sasaran pembangunan, serta kekuatan dan kelemahan yang di miliki suatu daerah, maka strategi pengembangan potensi yang ada akan lebih terarah dan strategi tersebut akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah atau siapa saja yang akan melaksanakan kegiatan usaha. Oleh karena itu, dalam mempersiapkan strategi pengembangan potensi yang ada di daerah, langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi sektor-sektor kegiatan mana yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing sektor.
2. Mengidentifikasi sektor-sektor yang potensinya rendah untuk di kembangkan dan mencari faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya potensi sektor tersebut untuk di kembangkan.
3. Selanjutnya mengidentifikasi sumber daya (faktor-faktor produksi) yang ada termasuk sumber daya manusianya dan yang siap untuk di gunakan untuk mendukung perkembangan setiap sektor yang bersangkutan.
4. Dengan menggunakan model pembobotan terhadap variabel-variabel kekuatan dan kelemahan untuk setiap sektor dan sub sektor, maka akan di temukan sektor-sektor andalan yang selanjutnya di anggap sebagai potensi ekonomi yang patut di kembangkan di daerah yang bersangkutan.
5. Akhirnya menentukan strategi yang akan di tempuh untuk pengembangan sektorsektor andalan yang akan dapat menarik sektor-sektor lain untuk tumbuh sehingga perekonomian akan dapat berkembang dengan sendirinya (self propelling) secara berkelanjutan (sustainable development).
Teori Basis Ekonomi Menurut Saharuddin (2005), Teori basis ekonomi terdapat dua sektor kegiatan, yaitu sektor basis ekonomi dan sektor nonbasis ekonomi. Sektor basis merupakan sektor yang memiliki potensi besar dalam menentukan pembangunan menyeluruh di daerah, sedangkan sektor non basis merupakan sektor penunjang dalam pembangunan menyeluruh tersebut. Kegiatan basis merupakan kegiatan yang berorientasi ekspor barang dan jasa ke luar batas wilayah perekonomian yang bersangkutan karena sektor ini telah mencukupi kebutuhan di dalam wilayah tersebut. Kegiatan non basis adalah kegiatan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di dalam batas wilayah perekonomian yang bersangkutan tanpa melakukan ekspor ke luar wilayah karena kemampuan sektor tersebut untuk mencukupi kebutuhan lokal masih terbatas. Luas lingkup produksi dan pemasarannya bersifat lokal. Penganjur pertama teori basis ekspor murni adalah Tiebout yang kemudian di kembangkan dalam pengertian ekonomi regional, di mana ekspor di artikan sebagai kegiatan menjual produk/jasa keluar wilayah baik ke wilayah lain dalam negara itu maupun keluar negeri. Tenaga kerja yang berdomisili di wilayah kita, tetapi bekerja dan memperoleh uang dan wilayah lain termasuk dalam pengertian ekspor. Pada dasarnya kegiatan ekspor adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah di sebut kegiatan basis. Namun menurut Ambardi dan Sosia (2002), Sektor basis adalah kegiatan yang mengekspor barang dan jasa ke luar batas perekonomian wilayah yang bersangkutan. Sedangkan sektor non basis merupakan kegiatan-kegiatan yang menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orangorang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian wilayah tersebut. Implikasi dari pembagian kegiatan seperti ini adalah adanya hubungan sebab akibat yang membentuk suatu teori basis ekonomi. Teori ini dapat memperhitungkan adanya kenyataan bahwa dalam suatu kelompok industri bisa saja terdapat kelompok industri yang menghasilkan barang-barang yang sebagian diekspor dan sebagian lainnya dijual ke pasar lokal. Disamping itu, teori ini juga dapat digunakan sebagai indikasi dampak pengganda (multiplier effect) bagi kegiatan perekonomian suatu wilayah.
BAB II ISI Analisis Location Quotient (LQ) Analisis Location Quotient di gunakan karena memiliki kebaikan berupa alat analisis yang sederhana yang dapat menunjukkan struktrur perekonomian suatu daerah dan industri substitusi impor potensial atau produk yang bisa dikembangkan untuk ekspor dan menunjukkan industri potensial untuk di analisis lebih lanjut.Alat analisis Location Quetiont dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergeseran sektor basis suatu wilayah dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah (Adisasmita, 2005:29). Secara sistematis perhitungan LQ dinyatakan sebagai berikut: 𝑳𝑸 =
𝐒𝐢/𝐒 𝐍𝐢/N
Keterangan:
LQ = Nilai Location Quotient (LQ).
Si
= PDRB sektor i di Kota studi
S Ni N
= PDRB total di Kota studi
= PDRB sektor i di Provinsi Sulawesi Utara = PDRB total di Provinsi Sulawesi Utara
Jika hasil perhitungannya menunjukkan LQ > 1, berarti tingkat spesialisasi sektor i di Kota studi lebih besar di banding sektor yang sama pada Provinsi Sulawesi Utara berarti merupakan sektor basis dan berpotensi untuk ekspor, sedangkan LQ < 1, berarti tingkat spesialisasi sektor i di Kota studi lebih kecil di banding sektor yang sama pada Provinsi Sulawesi Utara berarti bukan sektor basis (sektor lokal/impor). Bila LQ=1 berarti tingkat spesialisasi sektor i di Kota studi sama dengan sektor yang sama pada Provinsi Sulawesi Utara. Tabel PDRB Atas Dasar Harga Konstan di bawah juga tiap tahun ada peningkatan secara terus menerus. Peningkatan ini memberikan arti adanya pertumbuhan yang baik untuk Kabupaten Minahasa. Adanya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Minahasa tentunya akan memberikan dampak kepada tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin baik juga. PDRB ADHK memperlihatkan bahwa tiap tahunnya terjadi peningkatan yang positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa. Untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan, dari tahun 2012 hingga tahun 2016 selalu terjadi peningkatan, hal ini memberikan arti adanya pertumbuhan ekonomi yang baik pada Kabupaten Minahasa. Naiknya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa akan membuat masyarakat semakin memperoleh kesejahteraan yang membaik. Peningkatan tiap tahunnya ini bukan hanya memberikan dampak yang positif untuk Kabupaten Minahasa, tapi juga akan memberikan kontribusi yang baik untuk Provinsi Sulawesi Utara, karena Kabupaten Minahasa merupakan salah satu bagian dari Sulawesi Utara. Sebab itu dengan semakin baiknya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Minahasa, akan juga memberikan dampak yang baik untuk provinsi Sulawesi Utara PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar.
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA
Kategori
PDRB Kabupaten Minahasa Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2012
2013
2014
2174951.60
2287844
2382245
2501475.80
2581084
542814.90
568646.50
595707.20
619918.70
663476.10
698777
735333.60
755789
769961.70
780111
8220.60
9510.50.00
10358.20
11293.70
13530.20
12625.30
13743.60
14215.50
14420.40
14750.90
1048700.30
1122492
1228027
1367800.70
1483557.60
873827.90
949995.90
1022749.70
1067288.10
1138085.30
392657.40
428245.90
466647.40
504077.10
545230.10
75959.90
81977.80
88207.60
91600.10
97991.10
151858.70
167512.10
181428.80
198316
218624.30
192940.10
196886.80
208112.50
215500.80
261400.60
344213.20
366066.40
397334
430770.20
459756.90
4575.90
4991.30.00
5394.60
5838
6302.10.00
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
631697.70
661169.20
726427.90
780806.50
828737.50
P. Jasa Pendidikan
221496.70
233172.80
244848.90
258930.10
274992.70
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
294686.30
314211.80
335345.30
358235.50
387556.20
R, S, T, U. Jasa lainnya
124587.40
135709.90
143370.50
151182.50
162010.70
8806209.30
9347416
9917197.40
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate M,N. Jasa Perusahaan
PRODUK DOMESTIK 7794591 8277510 REGIONAL BRUTO Sumber Data : BPS Kabupaten Minahasa
2015
2016
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI UTARA
Kategori
PDRB Provinsi Sulawesi Utara Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2012
2013
2014
2015
2016
12918080.89
13765299.10
14243121.06
14605519.90
15141487.41
2868258.30
3022999.05
3229653.91
3503755.27
3659302.59
6562010.94
6902306.61
7138172.01
7338082.96
7417069.48
53702.50
62214.73
71813.38
80506.81
94609.61
85584.77
91760.67
94748.87
97045.86
100024.91
7324263.42
7933964.01
8402905.65
9219900.36
9862173.53
7250163.06
7811064.24
8533450.97
9037799.67
9589725.12
4749998.09
5059981.30
5584990.16
6006602.58
6553076.97
1192721.52
1285410.61
1423029.47
1544469.33
1740442.46
2486363.22
2698252.74
2948474.51
3210496.19
3508936.53
2208805.02
2346429.99
2410856.06
2506806.29
2986972.79
2087885.62
2225737.01
2421901.93
2605499.45
2790024.77
45790.20
49533.95
53638.88
57911.76
61888.54
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
4210914.07
4258466.35
4639202.31
5056199.58
5293650.37
Jasa Pendidikan
1508664.01
1586533.17
1650377.05
1767208.36
1876973.81
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosialt
2198488.34
2338158.30
2485135.34
2680958.81
2896598.24
925892.70
984386.66
1029285.45
1107067.06
1202704.73
66360757.02
70425330.22
74771065.86
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan
Jasa lainnyat
PRODUK DOMESTIK 58677586.67 62422498.49 REGIONAL BRUTO Sumber Data : BPS Provinsi Sulawesi Utara
HASIL PERHITUNGAN LQ KABUPATEN MINAHASA – PROVINSI SULAWESI UTARA
Kategori Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan Pertambangan Dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik Dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor Transportasi Dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum Informasi Dan Komunikasi Jasa Keuangan Dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya Produk Domestik Regional Bruto Sumber data
Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Antara Kabupaten Minahasa Dengan Provinsi Sulawesi Utara 2012 2013 2014 2015 2016
RataRata
1,27
1,25
1,26
1,29
1,29
1,27
1,42
1,42
1,39
1,33
1,37
1,39
0,80
0,80
0,80
0,79
0,79
0,80
1,15
1,15
1,09
1,06
1,08
1,11
1,11
1,13
1,13
1,12
1,11
1,12
1,08
1,07
1,10
1,12
1,13
1,10
0,91
0,92
0,90
0,89
0,89
0,90
0,62
0,64
0,63
0,63
0,63
0,63
0,48
0,48
0,47
0,45
0,42
0,46
0,46
0,47
0,46
0,47
0,47
0,47
0,66
0,63
0,65
0,65
0,66
0,65
1,24
1,24
1,24
1,25
1,24
1,24
0,75
0,76
0,76
0,76
0,77
0,76
1,13
1,17
1,18
1,16
1,18
1,16
1,11
1,11
1,12
1,10
1,10
1,11
1,01
1,01
1,02
1,01
1,01
1,01
1,01
1,04
1,05
1,03
1,02
1,03
1,27
1,25
1,26
1,29
1,29
1,27
Ket. Sektor Basis Sektor Basis Sektor Non Basis Sektor Basis Sektor Basis Sektor Basis Sektor Non Basis Sektor Non Basis Sektor Non Basis Sektor Non Basis Sektor Non Basis Sektor Basis Sektor Non Basis Sektor Basis Sektor Basis Sektor Basis Sektor Basis Sektor Basis
: Diolah menggunakan Microsoft Excel secara mandiri oleh Praja.
Dari data diatas dari tahun 2012 sampai tahun 2016 dapat diketahui lapangan usaha atau komoditas apa saja yang termasuk dalam sektor basis maupun non basis yang ada di kabupaten Minahasa. Penentuan sektor-sektor tersebut menggunakan metode location quotient yang akan memberi tahu lapangan usaha manakah yang termasuk sektor basis maupun non basis yang dimiliki oleh kabupaten Minahasa.
CONTOH PERHITUNGAN Contoh perhitungan pada kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten Minahasa pada tahun 2016 : Penulis melakukan perhitungan pada kategori pertambangan dan penggalian di tahun 2016 dengan metode LQ maka didapatkan hasil komoditas tersebut sebesar 1,367009683 Jika di bulatkan menjadi 1,37. Jadi dapat dibuktikan bahwa komoditas dari pertambangan dan penggalian Kabupaten Minahasa termasuk dalam sektor basis karena LQ > 1 dan menandakan bahwa komoditas ini besar manfaatnya bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa. Contoh Perhitungan :
LQ = LQ = LQ =
𝑺𝒊/𝑺 𝑵𝒊/𝑵 𝟔𝟔𝟑𝟒𝟕𝟔,𝟏𝟎/𝟗𝟗𝟏𝟕𝟏𝟗𝟕,𝟒𝟎 𝟑𝟔𝟓𝟗𝟑𝟎𝟐.𝟓𝟗/𝟕𝟒𝟕𝟕𝟏𝟎𝟔𝟓,𝟖𝟔 𝟎,𝟎𝟔𝟔𝟗𝟎𝟏𝟓𝟔𝟓 𝟎,𝟎𝟒𝟖𝟗𝟒𝟎𝟎𝟖𝟏
LQ = 𝟏, 𝟑𝟔𝟕𝟎𝟎𝟗𝟔𝟖𝟑 LQ = 1,37 dari data diatas dapat di simpulkan bahwa komoditas pertambangan dan penggalian merupakan sektor basis. Pertambangan dan penggalian dapat dikatakan sebagai komoditas unggulan di kabupaten Minahasa itu dibuktikan dengan struktur geografi dari kabupaten Minahasa yang terletak di pegunungan dan terdapat 2 gunung api yang masih aktif mengapit kabupaten ini.
BAB III PENUTUP KESIMPULAN 1. Dinamika berbagai faktor yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten Minahasa memberikan dampak terhadap timbulnya sifat fluktuatif dari kinerja sektor-sektor ekonomi. Dari sisi analisis Location Quotient atau pendekatan pertumbuhan sektoral terdapat beberapa sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan cepat . Namun secara keseluruhan kinerja perekonomian Kabupaten Minahasa adalah tumbuh cepat namun memiliki daya saing yang cenderung melemah terhadap perekonomian Sulawesi Utara. 2. Hasil analisis Location Quotient perekonomian Kabupaten Minahasa menunjukkan ada delapan sektor ekonomi yang menjadi sektor basis atau sektor unggulan yakni sektor pertambangan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, sektor konstruksi, sektor real estate, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan jasa lainnya. Secara sektoral dapat disimpulkan bahwa sektor-sektor ini yang memiliki kekuatan dan prospek yang baik dimasa datang, sedangkan sektor- sektor lain masih perlu pembenahan dan pengembangan dimasa yang akan datang. 3. Sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor sektor basis atau sektor unggulan dalam perekonomian kabupaten Minahasa ialah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih. Kontribusi sektor basis terhadap perekonomian kabupaten Minahasa adalah cukup signifikan. Sektor basis memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Minahasa.
SARAN 1. Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Minahasa
diharapkan
untuk
mampu
menopang
perekonomian masyarakatnya dengan memprioritaskan sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan, sektor pertambangan, , Real estate sebagai sektor basis, karena berdasarkan analisis LQ sektor-sektor tersebut merupakan sektor basis perekonomian yang dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan wilayah serta dapat mendukung perkembangan sektor perekonomian non basis. 2. Diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa dalam upaya meningkatkan PDRB agar lebih mengutamakan pengembangan sektor unggulan dengan tidak mengabaikan sektor lain dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan wilayah.
3. Berdasarkan analisis LQ diharapkan kepada pemerintah daerah juga memperhatikan dan memperbaiki faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi perkembangan sektor non basis, sehingga dapat menambah dan menjadikan sektor non basis sebagai sektor basis yang dapat diprioritaskan di Kabupaten Minahasa.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Utara 2013. Sulawesi Utara. BPS Sulawesi Utara Badan Pusat Statistik, 2013. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Minahasa 2013. BPS Minahasa Minahasa Dalam Angka berbagai edisi. Minahasa: Badan Pusat Statistik Statistik Daerah Kabupaten Minahasa berbagai edisi. Minahasa: Badan Pusat Statistik Arsyad Lincolin , 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE UGM. Yogyakarta. Sadono Sukirno, 2000. Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi Proses, Masalah, dan Dasar. Kuncoro, Mudrajad, 1997.Ekonomi Pembangunan(teori,masalah,dan kebijakan). UPPAMP YKPN, Yogyakarta.