Lp Bab 1 Fi.docx

  • Uploaded by: rs fitri03
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Bab 1 Fi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 921
  • Pages: 8
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

1.1

Konsep Penyakit

1.1.1

Definisi Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah

keadaan

ketika

individu

mengalami

sensasi

yang

tidak

menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Perubahan

kenyamanan

adalah

keadaan

dimana

individu

mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya.

1.1.2

Anatomi Fisiologi

Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman. Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang

otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis .

1.1.3

Etiologi 1.

Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakan jaringan akibat bedah atau luka cidera

2.

Iskemik jaringan

3.

Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama

4.

Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.

5.

1.1.4

Post operasi (setelah pembedahan)

Klasifikasi 1.

Emosi Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan.

2.

Status mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury

3.

Gangguan persepsi sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan

4.

Keadaan imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit

5.

Tingkat kesadarn

Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan 6.

Gangguan tingkat pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya

7.

Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia

8.

Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien

9.

Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap

1.1.5

Patofisiologi (Patway)

1.1.6

Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala) 1.

Mengaduh

2.

Menangis

3.

Ekspresi Wajah

4.

Meringis

5.

Mengeletuk gigi

6.

Mengernyit dahi

7.

Menutup mata, mulut dengan rapat

8

Menggigit bibir

9.

Gerakan Tubuh

12.

1.1.7

1.1.8

10.1

Gelisah

11.2

Ketegangan otot

11.3

Peningkatan gerakan jari dan tangan

11.4

Gerakan ritmik atau gerakan menggosok

11.5

Gerakan melindungi bagian tubuh

Interaksi Sosial 12.1

Menghindari percakapan

12.2

Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri

12.3

Menghindar kontak social

12.4

Penurunan rentang perhatian

Komplikasi 1.

Hipovolemik

2.

Hipertermi

3.

Hipertensi

5.

Edema

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti : 1.

Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi

1.1

Menggunakan skala nyeri

1.1.1

Ringan

: Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih

dapat berkomunikasi dengan baik 1.1.2

Sedang

: Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat

menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan 1.1.3

Berat

: Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa

merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan. 1.1.4

Nyeri sangat berat

: Skala 10 : Secara objektif pasien tidak

mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

2.

Pemeriksaan fisik

2.1

Inspeksi

: ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah

2.2

Palpasi

: pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat.

2.3

1.1.9

Auskultasi

: tekanan darah menurun.

Penatalaksanaan Medis 1.

Relaksasi Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.

1.1

Teknik imajinasi Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi

ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri. 1.2

Teknik Distraksi Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).

1.3

Terapi dengan pemberian analgesic Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.

1.2

Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

1.3

Manajemen Asuhan Keperawatan

1.3.1 Pengkajian Keperawatan 1.3.2 Diagnosa keperawatan 1.3.3

Intervensi keperawatan

1.3.4

Implementasi keperawatan

1.3.5

Evaluasi keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta: Mediaction

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC

Related Documents

Lp Bab 1 Fi.docx
December 2019 23
Lp Bab 2.docx
December 2019 14
Lp 1
June 2020 17
Bab 2 Lp Bph.docx
October 2019 22
Lp-1
June 2020 10
Lp Hipertensi Bab I-ii.doc
October 2019 24

More Documents from "Sunanti t tauta"