Pengertian Konsep Belajar Mengajar

  • Uploaded by: rs fitri03
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengertian Konsep Belajar Mengajar as PDF for free.

More details

  • Words: 3,885
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan berkaitan dengan sesuatu yang dipandang secara ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian konsep dasar belajar akan bertujuan pada landasan ilmiah pembelajaran. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat dengan berbagai pengalaman (melihat, mengamati, dan memahami sesuatu). Dapat kita ketahui bahwa indikator belajar ditunjukkan dengan perubahan dalam tingkah laku. Untuk memantapkan fondasi pemahaman akan belajar, tentu kita perlu mengetahui konsep dan teori belajar. Atas dasar tersebutlah, penulis membuat makalah ini, kiranya kelak akan menjadi sebuah ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua, khususnya pelaku pendidikan.

B. Rumusan masalah 1.

Apa arti dan lingkup belajar?

2.

Apa saja teori proses belajar?

3.

Apa saja berbagai teori belajar sosial (social learning)?

4.

Jelaskan faktor yang mempengaruhi proses belajar?

5.

Kenapa proses belajar pada orang dewasa itu penting?

6.

Apa prinsip-prinsip belajar?

C. Tujuan 1.

Untuk mengetahui arti dan lingkup belajar.

2.

Untuk mengetahui dan memahami teori proses belajar.

3.

Untuk mengetahui berbagai teori belajar sosial (social learning).

4.

Untuk menengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar.

1

5.

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

6.

Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar agar lebih efektif.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Arti dan Konsep Penting Belajar Sebagai

orang

beranggapan

bahwa

belajar

adalah

semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta yang tersaji dalam bentuk materi pelajaran. Di samping itu, ada pula sebagan orang yang memandang belajar sebagai pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. Pernyataan ialah “bukankah seseorang harus mendapatkan kepemahaman dari apa ia yang pelajari?” Memang benar belajar bisa memalalui hafalan, atau pelatihan. Tetapi itu semua tidaklah cukup jika peserta didik tidak memahami hakikat yang ia pelajari atau konsep dari belajar itu sendiri belum matang. Konsep atau sebah gagasan yang bermakna mengenai pengertian atau kepahaman atau objek yang sangat penting. Sebagai tenaga pendidik tentu penting untuk memahami tentang konsep belajar dan pembelajaran. seperti yang sudah kita, konsep pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode

pembelajaran

dengan

cakupan

teoritis

tertentu.

Dilihat

dari

pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berteoritis atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Pengertian tentang belajar sendiri sudah banyak dikemukakan oleh berbagai ahli dari berbagai belahan negara. Berikut detail tentang pengertian belajar: 1.

Belajar ( ing : to study) berasal dari kata benda dasar ajar artinya pentunjuk yang diberikan kepada kepada seseorang supaya diketahui.Dengan demikian belajar mempunyai beberapa arti yaitu berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,berlatih dan berubah tingkat laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

3

2.

Skinner seorang pakar teori belajar dalam buku Educational psychology berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.pendapat ini diungkapkan dengan pertanyaan ringkasnya,bahwa belaja adalah: “ aproces of progessive behaviourAdaptation”. Berdasarkan eksperimennya Skinner percaya bahwa proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang optimal apabila belajar diberi penguat (reinforcer).

3.

Hintzman dalam bukunya the pshycolgy of

learning and Memory

berpendapat bahwa:” learning is a change in organisn due to experience which can affed the organism’behaviour”. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang timbulkan oleh pengalaman dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi

organisme.dalam

penjalasan

selanjutnya,hintzman

menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-sehari dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belaja.Alasanya,sampai batas tertentu penglaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.Mungkin inilah dasar pemikiran yang memengilhami gagasan everyday leaning yang dipopulerkan oleh profesi jhon B Biggs. 4.

Biggs sendiri mendefenisikan belajar menjadi tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini kata seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini menjadi kebenaran umum yang diketahui smua orang terlibat dalam proses pendidikan. Secara kuantatif, belajar berarti kegiatan pengisi atau pengembangan kemampuan koknitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini lihat dari sudut berapa banyak banyak materi yang telah mereka pelajari. Belajar merupakan key term yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapatkan tempat yang luas dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kependidikan, misalnya psikologi pendidikan.

4

B. Teori Proses Belajar Proses Belajar Proses belajar (pengajaran) memiliki pengertian yang identik dengan pendidikan, tetapi kalau dillihat lebih lanjut, keduanya memiliki pengertian yang berbeda, proses belajar dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan dilihat secara makro, sedangkan pengajaran (proses belajar) dilihat secara mikro. Belajar adalah proses yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku sebagai akibat latihan (training), praktik atau observasi. Dengan demikian , proses belajar mencakup hal-hal sebagai berikut. Latihan Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga yang ada dengan mengulang-ulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu perbuatan pokok dalam kegiatan belajar , sama dengan pembiasaan .dalam latihan dan pembiasaan terjadi dalam taraf biologis, tetapi jika berkembang ke taraf psikis menjadi proses kesadaran yang disebut proses otomatisme. Proses ini menghasilkan tindakan yang tanpa disadari, cepat dan tepat .dalam kegiatan itu, tampak adanya gerakan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan. Organisme yang bersangkutan menunjukkan kesediaan dan keseluesan. Menambah atau memperoleh tingkah laku baru Belajar sebenarnya adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan , kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai) dengan keaktivitas kejiwaan sendiri. Sifat khas dari proses belajar adalah memperoleh suatu yang baru, yang dulu belum ada sekarang menjadi ada , yang belum diketahui menjadi diketahui, dan yang belum dimengerti menjadi dimengerti. Kegiatan belajar bukan suatu proses kematangan. Menurut Notoatmodjo (2003), kegiatan belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan dalam diri individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. 2. Perubahan tersebut didapat kareena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. 3. Perubahan terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan.

5

Teori Belajar Teori belajar atau konsep belajar adalah suatu konsep pemikiran yang dirumuskan mengenai bagaimana proses belajar itu terjadi. Menurut Notoatmodjo (2003), perkembangan teori belajar dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu teori situmulus respon dan teori transpormasi. Teori situmulus respons Teori ini hanya memperhitungkan faktor dari luar individu (eksternal) kurang memperhatikan faktor internal. Teori belajar yang termasuk teori ini adalah teori asosiasi. Menurut teori ini, belajar adalah mengambil dan mengabungkan tanggapan karena rangsangan diberikan berulang-ulang. Semakin banyak stimulus diberikan, respons yang diperoleh juga banyak. Teori Transpormasi Teori transpormasi memperhitungkan faktor internal dan eksternal. Teori ini berlandaskan teori psikologi kognitif (cognitive learning) seperti dirumuskan Neisser. Menurutnya, proses belajar adalah transpormasi dari input, kemudian reduksi input, diuraikaan, disimpan, ditemukan kembali, dan dimanfaatkan. Perilaku terjadi karena interaksi individu dengan dunia luar, persepsi, imajinasi, dan penalaran. Individu bersifat aktif untuk berusaha menemukan hal-hal baru, termasuk hal-hal yang bersifat abstrak. Teori J. Brauner Teori ini lebih memusatkan pada perubahan kurikulum sekolah atau lingkungan yang memungkin peserta didik melakukan ekplorasi penemuanpenemuan baru. Keadaan ini sering disebut discovery learning. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah dan memperbannyak belajar sehingga dapat meningkatkan proses belajar. Meskipun tidak berfokus pada perubahan perilaku, teori ini dapat diadopsi untuk kepentingan pendidikan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan perubahan metode dan penciptaan lingkungan yang mendukung. Teori Gestalt atau Organis Teori Gestalt atau teori keseluruhan memandang bahwa setiap kejadian terdiri atas kesatuan yang mendasar. Hal ini berati Teori Belajar Berhubungan dengan Promosi Kesehatan 247 Dalam belajar, harus dikenal unsur-unsurnya atau keseluruhan situasi belajar, tidak sebagian-sebagian. Menurut teori ini, seseorang dikatakan belajar apabila memperoleh pemahan atau pandangan (insight)dalam situasi yang problematik. Untuk mencapai pemahaman, seseorang harus dihadapkan pada masalah dan menemukan pemecahannnya. 6

Teori Piaget Teori piaget lebih menitikberatkan proses belajar sesuai perkembangan pada anak. Setiap anak memiliki jangka waktu tertentu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap berikutnya dalam hal ini tidak selalu sama. Menurut Slamento (1995), perkembangan mental anak dipengaruhi oleh kematangan , pengalaman, interaksi sosial, dan ekuilibrasi (proses dari ketiga faktor diatas yang secara bersama-sama membangun dan memperbaiki struktur mental ). Teori R.Gagne Menurut Gagne, belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang didapat dari intruksi. Pada dasarnya , segala sesuatu yang dipelajari manusia.

C. Teori Belajar Sosial (social learning) Teori Pembelajaran Sosial atau disebut juga Teori Observasional atau Teori belajar dari model. Teori belajar ini relatif masih baru dibandingkan dengan teoriteori belajar lainnya dan merupakan perluasan dari teori belajar perilaku (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip – prinsip teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat – isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan – penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan – penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial “

7

manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan – kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus – stimulus lingkungan. Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan ; lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana dikutip oleh (Kard,S,1997:14) bahwa “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu. Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan ,Pertama. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain,Contohnya : seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negative, saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M,1998.a:4). Seperti

pendekatan

teori

pembelajaran

terhadap

kepribadian,

teori

pembelajaran sosial berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia adalah diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori – teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperhatikan bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, sewaktu melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar

8

meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Orang Dewasa Proses dan perilaku belajar orang dewasa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Permasalahan-permasalahan yang terjadi ketika belajar, seringkali perlu dipahami dengan Disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Tenaga Pelatih Konservasi dan Pemugaran yang diselenggarakan oleh Balai Konservasi Peninggalan Borobudur pada tanggal 18-21Mei 2011Page5 mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi hal tersebut. Ada beberapa faktor fisik dan psikis yang mempengaruhi proses belajar pada orang dewasa. Kegiatan Belajar adalah suatu sistem yang terdiri atas input, proses, dan output. Dengan demikian, dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan yang mendasar, antara lain sebagai berikut. 1. Input, terdiri atas subjek atau sasaran belajar dari berbagai latar belakang. 2. Proses, berupa adanya pengaruh timbale balik di antara berbagai factor, termasuk subjek belajar, pengajar atau fasilitator, metode yang dfigunakan, alat bantu belajar, dan materi dan bahan yang dipelajari. 3. Output, berupa kemampuan baru ata perubahan baru pada diri subjek belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi factor eksternal dan factor internal. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga ( misalnya, sikap orang tua yang acuh, keadaan ekonomi keluarga, dan hubungan yang tidak serasi di antara anggota keluarg), lingkungan sekitar (misalnya pengaruh teman bergaul, pengaruh media massa, dan kegiatan organnisasi), dan instrumental (misalnya keadaan gedung atau ruang kelas, waktu belajar mengajar, pekerjaan rumah, dan alat bantu belajar. Faktor internal meliputi fisiologis ( misalnya cacat tubuh yang dapat menimbulkan frustasi dan rasa rendah diri dan kondisi kesehatan) dan psikologis (terdiri atas motivasi, emosi, sikap, minat, bakat, intelegensi, dan kreativitas).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar : Faktor-faktor Fisik

9

1.

Faktor penglihatan dan pendengaran Seiring dengan bertambahnya usia, ketajaman penglihatan dan pendengaran mulai berkurang. Oleh karena itu sebaiknya peserta pembelajaran tidak terlalu banyak. Jumlah peserta diusahakan antara 15-25 orang, sehingga memungkinkan penataan kursi lebih dekat dengan sumber belajar.

2.

Media pembelajaran ditempatkan sedemikian rupa sehingga semua peserta dapat melihat dan mendengarnya dengan jelas.

3.

Faktor artikulasi

4.

Bertambahnya usia juga memungkinkan struktur alat ucap sudah mengalami perubahan, seperti gigi tanggal, perubahan organ pita suara, bibir menurun dan sebagainya yang mempengaruhi pelafalan seseorang. Pelafalan ini tentu saja mempengaruhi makna bahasa. Instruktur sebaiknya dapat memahami hal ini dan mengupayakan pelafalan dengan tepat.

5.

Faktor ketahanan tubuh dan penyakit Selain faktor-faktor fisik di atas, fungsi organ pun mulai berkurang, bahkan muncul beberapa penyakit. Hal ini tentu sajamengurangi ketahanan fisik maupun psikis. Dengan demikian, hal yang perlu dipertimbangkan adalah untuk tidak

6.

menjadwalkan proses belajar sampai larut malam, latihan fisik yang berlebihan dan pengaturan menu makan yang bergizi.

Faktor-faktor Psikis : 1.

Harapan masa depan Adanya harapan di masa depan dapat mempengaruhi semangat belajar. Semangat belajar akan

2.

Muncul apabila materi yang dipelajari berkaitan dengan pengembangan karier di masa depan.

3.

Latar belakang sosial Lingkungan sosial peserta yang merupakan masyarakat belajar akan mempengaruhi belajar peserta. Kesempatan belajar akan dirasakan sebagai peluang berharga yang dapat.meningkatkan kepercayaan diri serta statusnya di lingkungan sosialnya.

4.

Keluarga Latar belakang merupakan faktor yang dominan. Keluarga yang harmonis dan mendukung minat belajar akan memberikan dorongan besar untuk belajar. Keluarga dengan banyak anak dan dengan sedikit anak juga

10

akan mempengaruhi sikap belajar.Disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Tenaga Pelatih Konservasi dan Pemugaranyang diselenggarakan oleh 5.

Balai Konservasi Peninggalan Borobudur pada tanggal 18-21Mei 2011

6.

Daya ingat Daya ingat untuk orang yang sudah beranjak dewasa akan semakin berkurang. Orang dewasa lebih mudah memahami sesuatu tetapi mudah melupakan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran resume dan pengulangan materi sangat membantu.Pendekatan dan Strategi Belajar Orang dewasa yang melakukan proses belajar merupakan orang yang sudah mengalami berbagai peristiwa dan pengalaman. Hal yang diperlukan dalam belajar adalah hal-hal yang dapat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya selama ini. Oleh karena itu, Pannen dan Malati (1994) memberikan saran untuk strategi

7.

pembelajaran orang dewasa, yaitu :

a.

Memperbanyak diskusi

b.

Menyediakan acuan atau paling tidak memberikan informasi entang acuan yang digunakan dalam pembelajaran Meningkatkan partisipasi.

c.

Menentukan rambu-rambu atau kriteria untuk mendampingikebebasan yang diberikan pada peserta Menengahi perbedaan.

d.

Mengkoordinasi dan menganalisis informasi

e.

Memberi ringkasan atau rangkuman Adapun tindakan nyata bagi instruktur dalam pembelajaran orang dewasa adalah sebagai berikut :

f.

Mendengarkan pendapat peserta

g.

Turun bersama-sama peserta untuk mengetahui masalah yang dihadapi mereka

h.

Berdiskusi secara terbuka dengan peserta tentang masalah mereka dan bukan berbicara selaku orang yang lebih tahu terhadap orang yang tidak mengetahui atau lebih tinggi kedudukannya terhadap orang yang lebih rendah

i.

Menghormati peserta dengan meng”orang”kannya, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, menaruh perhatian, membantu mereka menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri dan tidak memberikan jawaban pertanyaan secara langsung

11

E. Proses Belajar Pada Orang Dewasa Proses belajar orang dewasa tentu sangat terkait dengan karakteristik usia perkembangannya. Oleh karena itu diperlukan juga pemahaman mengenai bagaimana orang dewasa belajar untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Pannen dan Malati (1994), proses belajar orang dewasa mempunyai beberapa tahapan, yaitu : 1.

Kesadaran, yaitu pengenalan terhadap materi yang dipelajari

2.

Pemahaman, mulai dapat memahami konsep atau prinsip bahan yang dipelajari

3.

Keterampilan, bila di dalam proses pembelajaran diberikan kesempatan untuk praktek, peserta akan dapat mencapai tahap penguasaan keterampilan

4.

Penerapan pengetahuan dan keterampilan

5.

Sikap, setelah menerapkan pengetahuan dan mempraktekkan peserta akan mempunyai sikap tertentu Berdasarkan tahapan tersebut, ketika memulai proses pembelajaran orang

dewasa tersebut harus menyadari betul kebutuhan belajarnya dan keterkaitan materi yang dipelajari terhadap kebutuhan tersebut. Kesadaran ini akan mendorong mereka untuk memahami pengetahuandan menguasai keterampilan yang harus dipelajari. Selanjutnya menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. Konsekuensi dari pengalaman setelah menerapkan tersebut, akan muncul sikap, baik positif maupun negatif. Tentu saja ketika orang dewasa mendapatkan manfaat dari hal yang dipelajari akan muncul sikap positif dan sebaliknya apabila mereka tidak mendapatkan manfaat apapun, muncul sikap negatif. Ada beberapa asumsi mengenai perilaku belajar orang dewasa menurut Lindeman (Knowles, 1990), antara lain : 1.

Orang dewasa selalu termotivasi untuk belajar sesuai dengan kebutuhan akan pengalaman dan minat bahwa belajar akan memuaskan. Oleh karena itu, hal ini merupakan salah satu cara untuk memulai mengorganisasikan aktivitas belajar orang dewasa.

12

2.

Orientasi belajar orang dewasa orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan. Oleh karena itu unit belajar yang tepat untuk mengorganisasikan adalah situasi nyata, bukan hal yang bersifat imaginatif.

3.

Pengalaman merupakan sumber belaar yang paling kaya dalam be

4.

ajar orang dewasa. Oleh karena itu, metode pendidikan untuk orang dewasa adalah analisis pengalaman.Disampaikan dalam kegiatan

5.

Bimbingan Teknis Tenaga Pelatih Konservasi dan Pemugaranyang

6.

Diselenggarakan oleh Balai Konservasi Peninggalan Borobudur pada tanggal 18-21Mei 2011Page44.Orang dewasa mempunyai kebutuhan yang mendalam untuk mengarahkan diri sendiri.Dengan demikian peran instruktur/trainer adalah menghubungkan proses eksplorasi yang seimbang dengan mereka daripada hanya sekedar mentransfer pengetahuan.

7.

Perbedaan individu makin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Untuk itu, pembelajaran orang dewasa seharusnya memberikan perbedaan dalam gaya, waktu, tempat dan tahapan belajar.

8.

Dengan adanya asumsi di atas, maka untuk menciptakan suasana.

Pembelajaran orang dewasa yang efektif dan efisien perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar bagi orang dewasa, yaitu : 1.

Partisipasi Aktif.

2.

Orang dewasa akan dapat belajar dengan baik apabila secara penuh

3.

mengambil bagian dalam aktivitas pembelajaran

4.

Materinya MenarikOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila materinya menarik bagi dia dan ada dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat.

5.

Orang dewasa akan belajar dengan sebaik mungkin apabila apa yang dipelajari bermanfaat dan dapat diterapkan

6.

Dorongan dan Pengulangan. Dorongan semangat dan pengulangan terusmenerus akan membantu orang dewasa untuk belajar lebih baik

7.

Kesempatan Mengembangkan. Orang dewasa akan belajar sebaik mungkin apabila dia mempunyai kesempatan yang memadai untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya

13

8.

Pengaruh Pengalaman. Proses belajar orang dewasa dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamannya yang lalu dan daya pikirnya

9.

Saling Pengertian. Saling pengertian yang lebih baik akan membantu pencapaian tujuan pembelajaran

10. Belajar Situasi Nyata. Orang dewasa akan lebih banyak belajar dari situasi kehidupan nyata 11. Pemusatan Perhatian. Orang dewasa tidak dapat memusatkan perhatian untuk waktu yang lama kalau hanya mendengar saja 12. Kombinasi Audio dan Visual. Orang dewasa mencapairetensi (penyimpanan) tertinggi melalui kombinasi kata-kata dan visu

F. Prinsip-Prinsip Belajar Ada beberapa prinsip-prinsip belajar. Banyak teori yang membahas masalah belajar yang bertolak dari asumsi atau anggapan dasar tertentu tentang belajar sehingga konsep yang dikemukakan juga banyak yang berbeda. Meskipun demikian ada beberapa pandangan umum yang sama atau relatif sama di antara konsep-konsep tersebut, kesamaan-kesamaan ini dipandang sebagai prinsip belajar. Prinsip- prinsip belajar : Prinsip 1 : Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi dalam diri pelajar ynag diaktifkan oleh individu itu sendiri. Prinsip 2 : Belajar adalah penemuan diri sendiri. Apa yang relevan bagi pelajar harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri. Implikasi prinsip ini dalam pendidikan kesehatan hanya menyediakan rangsangan sehingga masyarakat akan berproses menemukan kebutuhan sendiri. Prinsip 3 : Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Seseorang bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Belajar yang efektif tidak cukup hanya memberikan informasi, tetapi perlu juga diberikan pengalaman.

14

Prinsip 4 : Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Dengan kerja sama, saling berinteraksi, dan berdiskusi, akan diperoleh pengalaman dari orang lain dan dapat dikembangkan pemikiran-penikiran dan daya kreasi individu. Prinsip 5 : Belajar adalah proses evolusi. Perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran. Prinsip 6 : Belajar kadang-kadang merupakan proses yang menyakitkan karena menghendaki perubahan kebiasaan. Prinsip 7 : Belajar adalah proses emosional dan intelektual. Prinsip 8 : Belajar bersifat individual dan unik. Hal ini mencakup situasi proses belajar, punya ciri-ciri komunikasi yang bebas dan terbuka, konfrontasi penerimaan, respek, diakuinya hal

untuk salah, kerjasama atau kolaborasi, saling

mengevaluasi, keterlibatan setiap individu, aktif, dan kepercayaan. Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung akan lebih efektif membentuk sikap, keterampilan, berfikir kritis dan analisis dibandingkan dengan belajar hafalan. Meskipun secara teoritis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku. Akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi pada seseorang disebabkan karena belajar. Perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan dan kematangan bukan merupakan hasil belajar. Perubahan yang seperti ini terjadi karena dorongan insting, akan terjadi pada setiap mausia. Begitu pula juga perubahan yang dengan tiba-tiba dan tidak dapat diulang lagi. Perbuatan seperti ini hanya dapat dilakukan sementara tidak meninggalkan bekas, tidak menyatu dalam diri. Dengan demikian perubahan yang timbul karena belajar sudah tentu memiliki ciri-ciri perwujudan perilaku yang khas. Adapun ciri-ciri kegiatan belajar atau perilaku belajar dapat ditandai dengan adanya:

15

1) Perubahan oleh yang belajar saja, seperti hasil belajar afektif (penghargaan, keyakinan dan sebagainya) juga hasil belajar kognitif tinggi seperti kemampuan analisis, sintesis dan evaluasi; 2) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar di atas bagi individu merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, atau afektif atau psikomotorik, yaitu sebagai kemampuan yang betul-betul baru diperoleh atau sebagai hasil perbaikan atau peningkatan dari kemampuan sebelumnya; 3) Adannya usaha atau aktifitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar dengan pengalaman (memperhatikan, mengamati, memikirkan merasakan, menghayati dan sebagainya) atau dengan latihan (melatih, meniru) (Alisuf Sabri, 1996)

Seseorang baru diketahui telah belajar apabila telah mampu menunjukkan kemampuan baru pada dirinya. Kemampuan tersebut biasanya bertahan lama, menjadi milik pribadi yang tidak mudah hilang begitu saja. Misalnya orang yang telah pernah belajar membaca, baru dikatakan telah belajar membaca jika ia telah mampu menunjukkan kemahiran dalam membaca. Kemampuan ini dapat dikatakan kapan saja dibutuhkan. Perubahan yang hanya dapat dilakukan sementara, memerlukan latihan berulang-ulang supaya dapat permanen di dalam dirinya. Karena itu dikatakan juga bahwa perubahan dapat terjadi karena adanya pengalaman dan latihan yang dilakukan terus menerus sampai individu mampu melakukan perbuatan tersebut

16

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian konsep dasar belajar akan bertujuan pada landasan ilmiah pembelajaran. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang disekitar individu. B. Saran Saran yang dapat kami sampaikan adalah agar para pembaca dapat mempelajari makalah yang kami buat dan mengerti isi serta ruang lingkupnya sehingga dapat diambil pembelajaran dan diterapkan dalam kehidupan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Semoga para pembaca dapat mengkaji dengan baik dan bisa melengkapi kekurangan mekalah yang kami buat, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata lengkap dan sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam sistematika makalah maupun isinya. Maka dari itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan makalah yang akan datang.

17

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syaiful Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Alfabeta. http://www.e-jurnal.com/2013/11/prinsip-prinsip-belajar.html?m=1

18

Related Documents


More Documents from ""