Studi Kasus Sistem Muskoluskeletal
Oleh Kelompok III
Andoko Suryo Cahyono
PO.62.20.1.17.204
Jovi
PO.62.20.1.17.222
Nanda Fitri Arini
PO.62.20.1.17.225
Raygita Nadya Audina
PO.62.20.1.17.230
Siti Azizah
PO.62.20.1.17.233
Yesi Listyaningsih
PO.62.20.1.17.238
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangka Raya Program Studi Diploma III Keperawatan 2019
LOGBOOK KMB 2 Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
Setelah Saudara membaca materi tentang fraktur dan penanganannya, maka ……. sekarang saatnya kita latihan. Selamat berdiskusi, dan….. jangan lupa sertakan daftar pustaka yang Saudara gunakan serta carilah video-vidio perawatan dari kasus terkait (fraktur dan tindakannya).
Studi Kasus 1 Seorang laki-laki usia 21 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas. Dalam kondisi pingsan ia langsung dibawa ke IGD. Klien tertabrak sepeda motor. Saat ini Klien mengatakan nyeri saat bergerak. Nyeri skala 8. Keluhan nyeri ia rasakan di kaki kanan dengan sensasi terbakar, tertusuk-tusuk. Tampak area kaki kanan bengkak, kemerahan, deformitas (+), krepitasi (+), fungsiolaesa (+). Hasil foto ronsen ditemukan fraktur displaced di area cruris 1/3 distal dekstra. Rencana akan dilakukan ORIF. Aktivitas 1.1 Identifikasi kata-kata dari kasus di atas yang tidak Saudara ketahui dan cari jawabannya. -
-
-
Deformitas Deformitas musculoskeletal adalah kelainan dan trauma pada sistem muskuloskeletal yang bermanifestasi dari bentuk yang abnormal dari ekstremitas atau batang tubuh. Krepitasi Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya. ORIF (Open Reduksi Internal Fiksasi) suatu tindakan pembedahan untuk memanipulasi
fragmen-fragmen tulang yang patah / fraktur sedapat mungkin kembali seperti letak asalnya.
Aktivitas 1.2 Data apalagi yang Saudara perlukan? Kemudian Apa yang perlu Saudara lakukan bagi klien saat ini ? -
-
Skan tulang, tonogramm, scan CT/ MRI: memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak Arteriogram: dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai Hitung darah lengkap: Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (Perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple) peningkatan jumlah SDP adalah respon stress normal setelah trauma Kreatinin: Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal Profil koagulasi: Kelainan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi multiple, atau cidera hati
Aktivitas 1.3. Coba Saudara gambar dan jalaskan jenis fraktur pada kasus di atas. Jenis Fraktur dari kasus di atas menurut perluasan adalah Complete Fraktur (Fraktur Komplet), dibuktikan dengan krepitasi (adanya bunyi gesekan tulang di daerah fraktur), dan deformitas (terjadi perubahan abnormal bentuk pada tulang). Jika dilihat menurut bentuk, termasuk dalam fraktur tertutup.
Aktivitas 1.4. Klien ingin pulang dan menolak dilakukan operasi. ia ingin urut di kampungnya saja. a. Edukasi atau pendidikan kesehatan apa yang perlu Saudara sampaikan pada klien dan keluarga terkait pernyataan klien ini ? b. masalah apa yang dapat timbul bila klien tetap tidak ingin dilakukan apapun terhadap frakturnya ? a. Penkes Pencegahan infeksi. b. Bila tidak di tangani , fraktur tersebut dapat menyebabkan infeksi yang dapat menganggu dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti kerusakan jaringan yang bersih di sekitar fraktur, dan menyebabkan terganggunya proses penyembuhan tulang.
3
Aktivitas 1.5. Gambarkan proses penyembuhan tulang disertai dengan gambar dan waktu penyembuhan tulang pada kasus di atas. Gambar fase penyembuhan tulang
Deskripsi
Waktu penyembuhan
Fase Inflamasi dan Hematoma . Saat 2-3 Minggu terjadi fraktur, maka pembuluh darah kecil yang melewati kanalikuli dalam Hematoma system Havers mengalami robekan dan akan membentuk hematoma di kedua sisi fraktur. Hematoma yang besar akan diliputi Periosteum. Periosteum akan terdorong dan mengalami robekan akibat tekanan hematoma, sehingga terjadi ekstravasasi darah kedalam jaringan lunak. Osteosit di daerah fraktur akan kehilangan darah dan mati, sehingga menimbulkan suatu daerah cincin avascular tulang yang mati pada sisisisi fraktur setelah trauma. Fase Proliferasi Selular subpebriosteal 4-5 Minggu dan endostel. Proses penyembuhan fraktur karena sel-sel osteogenik yang berploriferasi dari periosteum untuk membentuk kalus eksterna dan dari endosteum membentuk kalusinterna sebagai aktivitas selular dalam kanalis medularis. Robekan yang hebat dari periosteum akan menyebabkan penyembuhan sel dari diferensiasi selsel mesenkimal yang tidak berdiferensiasi kedalam jaringan lunak. Pada tahap awal penyembuhan terjadi pertambahan sel-sel osteogenik. Setelah beberapa minggu, kalis dari fraktur membentuk suatu massa yang meliputi jaringan ostogenik.
4
5
Fase pembentukan kalus. Sel yang berkembang biak memiliki potensi kondrogenik dan osteogenik yang apabila berada dalam keadaan yang tepat akan membentuk tulang sejati dan kadang tulang kartilago. Tempat osteoblast diduduki oleh matriks intraselular kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam-garam kalsium membentuk suatu tulang imatur yang disebut woven bone. Tulang fibrosa yang imatur menjadi lebih padat, gerakan pada tempat fraktur semakin berkurang.
5 minggu
Fase Opsifikasi. Wave bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan di ubah menjadi tulang yang lebih matangoleh aktivitas osteoblast yang menjadi struktur lamerlar dan kelebihan kalus akan diresorpsi secara bertahap
3 Minggu
Fase Remodelling. Terjadi resorpsi secara osteoklastik pada tulang dan kalus eksterna perlahan lahan menghilang. Kalus intermediate berubah menjadi tulang
4 Minggu
Aktivitas 1.6. Bila dilihat dari uraian di atas, masuk pada fase penyembuhan tulang manakah klien di atas? dan berikan bukti datanya.
Fase Infeksi dan inflamasi di buktikan dengan :
6
Waktu kejadian, setelah trauma langsung di bawa keIGD Terdapat ciri-ciri peradangan/inflamasi seperti tumor, rubor dan fungsiolesa. Deformitas
Studi Kasus 2 Seorang laki-laki usia 20 tahun mengalami fraktur ulnaris 1/3 proksimal dan 1/3 distal dekstra. Ia dipasang gips lengan panjang 3 jam yang lalu. Ia mengeluh jari-jarinya terasa kebas dan lamalama nyeri. Aktivitas 2.1. Identifikasi kata-kata yang tidak Saudara ketahui dan cari jawabannya. Fraktur ulnaris 1/3 proksimal dan 1/3 distal dekstra Artinya : Patah 1/3 atas dan bawah tulang ulna bagian kanan.
Aktivitas 2.2. Apa yang Saudara perlu observasi pada klien paska pemasangan gips tersebut dan mengapa di observasi ? 1. Observasi nyeri Rasa nyeri pasca pemasangan gips sebetulnya tidak boleh terjadi. Apabila rasa sakit timbul, dapat disebabkan dari empat sebab: - Cara pemasangan; kurangnya perhitungan atas tulang atau karena benjolan pada gips yang dipasang. - Kesalahan instruksi; kesalahan pengertian klien tentang cara memperlakukan atau memelihara balutan gips apabila terjadi keretakan, kebasahan, atau pergeseran balutan gips pada alat-alat gerak. - Pengawasan; pengamatan akan tanda-tanda ketat atau longgarnya gips harus tepat dan tindakan yang cepat harus dilakukan bergantung pada keadaan. - Benda-benda asing; benda-benda kecil dapat masuk ke dalam bagian gips tanpa diketahui dan memberi tekanan yang mengakibatkan timbulnya rasa sakit. 2. Observasi adanya lebam atau luka Adanya memar atau lebam serta luka dapat menjadi merangsangan nyeri lebih lanjut dan juga dapat di observasi lebih lanjut apakah adanya cedera di area tersebut. 3. Observasi gerakan/kekuatan jari-jari tangan Ketidaksanggupan meluruskan jari-jari tangan disebabkan oleh tekanan balutan gips pada saraf bagian atas. Selain itu, ini merupakan salah satu ciri dari terhalangnya atau terganggunya jalan darah pada pembuluh darah. 4. Observasi adanya pembengkakan Adanya tanda-tanda pembengkakan dan kebiruan menunjukkan bahwa pembuluh darah balik terganggu karena terlalu ketatnya balutan gips. Birunya warna kulit akibat tersumbatnya pembuluh darah harus dibedakan dengan memar atau lebam pada jarijari.
Aktivitas 2.3. Empat minggu pemasangan gips klien mengeluh bagian tangan yang gips terasa gatal sekali. Apa yang dapat Saudara sarankan untuk mengatasi keluhan klien ? 1. 2. 3. 4. 5.
Semburkan udara dingin ke celah antara gips dan kulit Alirkan getaran dengan mengetuk atau menepuk permukaan gips Pijatlah kulit sekitar gips Kompres gips dengan es batu Farmakologi: beberapa golongan obat yang dapat dipakai untuk mengurangi gatal, yaitu anti-histamin, kortikosteroid, anestetik lokal, dan imunomodulator - Chlorpheniramine: 3 – 4 x 4 mg - Cetrizine: 1 x 5 – 10 mg - Loratadin: 1 x 10 mg atau 2 x 5 mg - Prednison: 2 – 4 x 5 – 10 mg - Dexametason: 2 – 3 x 0,5 – 1 mg - Metilprednisolon: 2 – 3 x 4 – 8 mg
Aktivitas 2.4. Setelah Tiga bulan pemasangan gips pada lengannya, gips klien dibuka oleh dokter. Tampak tangannya yang memutih dan sedikit keriput (berbeda warna dengan lengan sebelah kirinya). Apa yang perlu Saudara lakukan untuk mengatasinya dan berikan alasannya. 1. Perbanyak minum air putih, untuk mengembalikan kelebapan kulit 2. Olahraga secara teratur untuk mengembalikan kekuatan, terlebih pada tangan yang mengalami pasca pemasnagan gips 3. Beri lotion agar kulit tetap lembab
8
Studi Kasus 3 Tn. M berusia 35 tahun dirawat di ruang bedah ortopdi karena kecelakaan lalu lintas tertabrak mobil. Saat pengkajian Tn. M mengalami nyeri pada paha yang terpasang skeletal traksi dengan beban 3 kg dan nyeri pada bagian kulitnya. Hasil pengkajian ditemukan data bahwa ekstremitas bahawah kiri lebih panjang 10 c, dibanding kaki kanan. Pada tulang tibia telah dipasang pen 3 hari POD. Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat benda tajam. Nyeri bertambah bila sedang dilakukan perawatan luka. Skala nyeri 6 (1-10). Nyeri berkurang bila sedang diistirahatkan. Berdasarkan pengkajian fisik RR= 18 x/mnt, tekanan nadi = 78 x/mnt, TD= 110/70 mmHg, CRT=3 detik. Data Lab Hb= 10,6, HT= 37%, leukosit=21.200, trombosit=171.000, MCV= 87.9, MCH= 29,8, MCHC= 33,9, kreatinin= 0,76, Na=138, kalium=4,0 dan ALT= 15. Klien mendapatkan terapi cevazolin 2x1, ketorolac 2x1, tramadol 2x1, gentamicin 2x1, ranitidine 2x1.
Aktivitas 3.1. Apakah yang dimaksud dengan: 1. Skeletal traksi Skeletal traksi adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins (kawat) ke dalam 2. POD Pasca Operasi Dalam atau Post ORIF Dekstra. 3. ALT Alanine aminotransferase adalah enzim yang banyak di temukan di dalam liver, namun kadar yang rendah juga terdapat didalam ginjal, jantung, otot dan pankreas 4. Pen Pen merupakan alat pendukung seperti pelat, sekrup, batang, dan kabel. Alat ini terbuat dari stainless steel atau titanium dan digunakan pada operasi tulang
Aktivitas 3.2. 1. Apa penyebab ekstremitas kiri lebih panjang daripada kaki kanan ?
Menurut penelitian, kebanyakan orang mempunyai kaki kanan yang lebih panjang dari kaki kiri. Perbedaan ini menyebabkan ketika orang melangkah, kaki kanan butuh lintasan lebih panjang. Ini dipenuhi ketika kita berlari memutari
lapangan berlawanan arah dengan jarum jam. Itu sebabnya kita merasa lebih nyaman pada lintasan seperti ini. Perbedaan panjang dari kaki kanan ini berkaitan dengan otot-otot kaki kanan yang lebih panjang dan lebih kuat karena lebih sering dipakai. Misalnya, ketika menendang bola, kebanyakan orang memakai kaki kanan. Kebiasaan orang menggunakan bagian tangan atau kaki kanan, menurut para ahli sel, disebabkan asam-asam amino dalam sel didominasi oleh asam-asam amino yang mempunyai spin kiri (berputar berlawanan dengan jarum jam). 2. Apa tujuan dipasang skeletal traksi ?
Tujuan traksi yaitu mempertahankan panjang suatu ekstrimitas, mempertahankan kesegarisan (alignment) maupun keseimbangan (stability) pada fraktur. untuk menahan kerangka pada posisi sebenarnya, penyembuhan, mengurangi nyeri, mengurangi kelainan bentuk atau perubahan bentuk.
3. Nyeri dirasakan saat perawatan luka. Apakah intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengurangi nyeri ? Tujuan : kebutuhan rasa aman dan nyaman nyeri Kriteria hasil : Pasien dapat mengekspresikan rasa nyeri yang minimal, ekspresi wajah pasien rilek. Intervensi: a) Pertahankan imobilisasi pada bagian yang patah dengan cara bed rest, gips, spalek, traksi b) Meninggikan dan melapang bagian kaki yang fraktur c) Evaluasi rasa nyeri, catat tempat nyeri, sifat, intensitas, dan tanda-tanda nyeri non verbal d) Kolaborasi dalam pemberian analgetik Rasional : a) Mengurangi rasa nyeri dan mencegah dis lokasi tulang dan perluasan luka pada jaringan.b)Meningkatkan aliran darah, mengurangi edema dan mengurangi rasa nyeri. c) Mempengaruhi penilaian intervensi, tingkat kegelisahan mungkin akibat dari presepsi/reaksiterhadap nyeri. d) Diberikan obat analgetik untuk mengurangi rasa nyeri. 4. Mengapa saat beristirahat rasa nyeri berkurang ? Alam tidur normal biasanya fungsi saraf motorikjuga saraf sensorik untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade, sehingga pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tanggap pun berkurang. 5. Apakah indikasi pemasangan skeletal traksi pada kasus ini ? Kondilus femur
10
6. Apakah arti dari hasil pemeriksaan laboratorium pada kasus di atas ? dan berapa normalnya ? CRT tidak normal, hbnya tidak normal, ht tidak normal, leukosit tidak normal, trombositnya normal, MCV normal, MCH normal, MCHC normal, kreatinin normal, Na normal, ALT normal Nilai normal: - CRT (2 detik) - Hb (13,0 gr/dL) - Ht (38,8-50%), - Leukosit (4.000-11.000) - Trombosit (150.000-440.000) - MCV (80-100) - MCH (26-34) - MCHC (32-36%), - Kreatinin (0,6-1,2) - Na (135-145 mEq/L) - ALT (7-55) 7. Pemeriksaan penunjang apakah yang masih diperlukan Tn. M ? CT Scan/MRI Rontgen Hitung darah lengkap 8. Apakah indikasi, efek samping dan bagaimana cara kerja obat-obat yang diberikan pada Tn. M? 1. Cefazoline Indikasi Infeksi serius yang disebabkan oleh organisme yang peka, yaitu infeksi saluran napas bagian atas, kulit dan struktur kulit, tulang dan sendi, septikemia, profilaksis perioperatif, saluran kemih, saluran biliari, genital, dan endocarditis Efek samping Gangguan saluran cerna, gangguan hati dan ginjal, gangguan hematologi, alergi, reaksi local 2. Ketorolac Indikasi Ketorolac adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut dalam jangka waktu penggunaan maksimal selama 5 hari. Ketorolac selain digunakan sebagai anti inflamasi juga memiliki efek anelgesik yang bisa digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan pasca operasi ringan dan sedang. Efek samping Selain mempunyai efek yang menguntungkan, Ketorolac tromethamine juga mempunyai efek samping, diantaranya : a. Efek pada gastrointestinal Ketorolac tromethamine dapat menyebabkan ulcerasi peptic, perdarahan dan perlubangan lambung. Sehingga Ketorolac tromethamine dilarang untuk pasien yang sedang atau mempunyai riwayat perdarahan lambung dan ulcerasi peptic.
11
b. Efek pada ginjal Ketorolac tromethamine menyebabkan gangguan atau kegagalan depresi volume pada ginjal, sehingga dilarang diberikan pada pasien dengan riwayat gagal ginjal. c. Resiko perdarahan Ketorolac tromethamine menghambat fungsi trombosit, sehingga terjadi gangguan hemostasis yang mengakibatkan risiko perdarahan dan gangguan hemostasis. d. Reaksi hipersensitivitas Dalam pemberian Ketorolac tromethamine bias terjadi reaksi hypersensitivitas dari hanya sekedar spasme bronkus hingga shock anafilaktik, sehigga dalam pemberian Ketorolac tromethamine harus diberikan dosis awal yang rendah. 3. Tramadol Indikasi Untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga berat, seperti tersebut di bawah ini: – Nyeri akut dan kronik yang berat. – Nyeri pasca bedah. Cara kerja obat Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu TRAMADOL menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat. Efek samping Sistem saraf : pusing, vertigo (paling sering terjadi, > 26% pasien), stimulasi SSP: anxietas, agitasi, tremor, gangguan, koordinasi, gangguan tidur, eforia dll (>7% pasien), Pencernaan : konstipasi, mual (>24% pasien), muntah (>9% pasien), nyeri perut, anore 4. Gentamicin Indikasi * Untuk pengobatan terhadap berbagai infeksi bakteri terutama bakteri gram negatif seperti Pseudomonas, Proteus, Serratia, dan Staphylococcus . * Juga digunakan untuk septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan atau zatzat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), meningitis (radang selaput otak), infeksi saluran kemih, saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit, tulang, dan jaringan lunak. * Berguna melawan Yersinia pestis dan Francisella tularensis. Efek samping * efek samping yang telah dilaporkan diantaranya adalah terjadinya kerusakan pada aparatus vestibular dari telinga bagian dalam jika diberikan dalam dosis tinggi dan dalam jangka waktu yang lama. * Juga menyebabkan efek toksisitas yang bervariasi antar pasien dengan ciri-ciri yang sering terjadi adalah kehilangan keseimbangan, pandangan kabur dan dering di telinga. * Antibiotik ini memiliki efek nefrotoksik yang akan meningkat oleh faktor resiko yang dimiliki pasien seperti faktor usia, fungsi ginjal yang menurun, kehamilan, hipotiroidisme, disfungsi hati, penggunaan bersamaan obat lain seperti : vankomisin, NSAID, cisplatin, siklosporin, sefalosporin, dan diuretik. 5. Ranitidine Indikasi
12
* Gastroesophageal reflux disease (GERD) : suatu penyakit yang disebabkan oleh iritasi oleh asam lambung. Penderita biasanya mengalami sensasi terbakar pada area dada dan kerongkongan. * Untuk mengobati tukak lambung dan tukak usus duabelas jari. * Ranitidine digunakan juga untuk menangani erosif esophagitis, meskipun dibandingkan obat-obat golongan penghambat pompa proton seperti omeprazole atau lansoprazole, efektivitasnya lebih rendah. * Zollinger ellison syndrome : penyakit langka akibat adanya tumor di pankreas atau karena usus duabelas jari melepaskan hormon yang menyebabkan kelebihan sekresi asam lambung. Saat ini, obat-obat penghambat pompa proton (PPI) lebih dipilih untuk tujuan ini. * Untuk mengobati penyakit maag, obat-obat antagonis H2 seperti ranitidine lebih banyak dipilih dibandingkan antasida, karena durasi kerjanya lebih lama dan efektivitasnya lebih tinggi. * Pencegahan tukak lambung yang disebabkan oleh pemakaian obat-obat NSAID. * Mengurangi resiko aspirasi pneumonitis pada pasien sebelum menjalani operasi bedah. Untuk tujuan ini ranitidine lebih efektif dibandingkan obat-obat golongan penghambat pompa proton. * Pengobatan dispepsia pada pasien berusia muda dengan antagonis reseptor-H2 dapat diterima, namun perhatian khusus harus dilakukan jika obat diberikan kepada pasien dewasa atau usia lanjut karena obat-obat golongan antagonis reseptor-H2 dapat menutupi gejala kanker lambung. Efek samping * Efek samping ranitidine yang umum terjadi misalnya diare dan gangguan saluran cerna lainnya , konstipasi, nyeri otot, pusing, merasa letih, dan timbul ruam pada kulit. * Efek samping obat golongan antagonis reseptor H2 pada saluran kardiovaskular misalnya takikardia, bradikardia, hipotensi, perpanjangan interval QT, telah dilaporkan terjadi. Efek samping ini lebih sering terjadi pada penggunaan secara intravena. Sedangkan penggunaan secara oral maupun infus lebih jarang terjadi. * Efek samping hematologi seperti diskrasia darah termasuk agranulositosis, leukopenia, pansitopenia, trombositopenia kadang terjadi pada pemakaian obat ini. Jika pasien mengalami demam, menggigil, sakit tenggorokan, mudah memar, dan gejala lain dari diskrasia darah, pemakaian obat ini harus dihentikan. * Efek samping ranitidine pada organ hati secara umum jarang, namun tetap harus diwaspadai. Jika ciri-ciri toksisitas hati terjadi seperti demam, ruam, eosinofilia, dan ciri-ciri hipersensitivitas lainnya terjadi, obat ini harus dihentikan pemakaiannya. * Pasien yang pernah mengalami toksisitas hati akibat pemakaian antagonis reseptro H2 lain, harus hati-hati menggunakan obat ini. * Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal.. * Dilaporkan juga kasus ginekomastia dan impotensi, namun jarang terjadi.
9. Berapa lamakah traksi skeletal tersebut dipasang pada Tn. M ? 3 bulan 10. Jelaskan jenis-jenis traksi berdasarkan berat beban dan untuk digunakan pada fraktur. Jenis jenis traksi:
13
Traksi tulang dengan menggunakan kerangka dari Bohler Braun pada fraktur orang dewasa Thomas Splint dengan pegangan lutut atau alat traksi dari Pearson Traksi tulang pada olecranon, pada fraktur humerus Traksi yang digunakan pada tulang tengkorak misalnya Gradner Well Skull Calipers, Crutchfield cranial tong Jenis beban Beban traksi 1 >> bila perlu daya tarik yang besar dan untuk jangka waktu yang lama dipasang di traksi skeletal Beban traksi 2 >> beban pada traksi skeletal 2 atau 3 kali lipat (1/5 dari berat badan) 11. Jelaskan jenis-jenis pen, manfaat dan efek sampingnya. 1. Pen Konvensional Jenis pen yang pertama adalah konvensional, yang mana model pen konvensional tersebut lebih sering di gunakan pada jenis luka atau patah tulang dengan panjang minimal kurang lebih 30 cm. 2. Pen Ulir Kunci Setelah pen konvensional, kali ini adalah model pen yang banyak di pakai untuk patah tulang sedikit lebih kecil antara 25 cm. Pen dengan nama ulir kunci ini tidak kalah berkualitas dengan harga yang cukup terjangkau. Dibuat dengan desain modern yang telah steril sehingga aman untuk tubuh serta di rancang dengan teknologi terbaru. Model pen ink juga memberikan kestabilan relatif paling baik. Bentuk dari pen ini menyerupai pelat dan dengan sekrup pasangannya. Selain itu ulir kunci pada kepala berbentuk silinder di dalam tulang dengan sekrup penguncinya. Biasanya, tim dokter yang menangani ini akan menyarankan kepada sang pasien untuk mengkonsumsi vitamin penguat tulang dan sendi agar proses penyembuhan bisa makin maksimal. 3. Pen Platina/Platinum Selanjutnya Jenis Pen untuk Patah Tulang lainnya adalah model platina/platinum yang sering Anda dengar. Bahan ini dinilai lebih mahal dibandingkan beberapa jenis yang lain. Bahkan tingkat harganya bisa melebihi harga emas. Adapun yang membuat harga pen jenis ini lebih mahal karena memang secara sekilas lebih kinclong, akan tetapi bukan itu yang menjadi tolok ukur sesungguhnya. Disisi lain juga sifat bahan dan aplikasinya yang membuat platinum lebih high-demand dan menjadi jauh lebih bagus dibandingkan emas. 4. Friksasi Pen Seseorang yang mengalami patah tulang harus segera di tangani untuk memulihkan fisik atau minimal membuat patahan tersebut bisa menyangga beban kembali. Canggihnya teknologi saat ini mendukung kinerja medis yang semakin baik. Fiksasi internal merupakan fiksasi tulang dari dalam yang secara langsung kontak dengan tulang. Namun untuk pemakaian sangat tergantung dari jenis fraktur/patah tulang yang terjadi dan seberapa parah. Sehingga pen yang dimasukkan kedalam tulang tersebut nantinya digunakan pada patah tulang yang berkondisi cukup panjang.
14
5. Pen Teknik MIPO Pada dasarnya MIPO bukan jenis pen untuk tulang yang patah, tetapi lebih mengarah pada tekniknya. Meski begitu Anda perlu mengetahuinya karena teknik ini memberikan wawasan tentang pemasangan pen dengan dasar-dasar tertentu guna mendapatkan hasil lebih baik. MIPO atau singkatan dari Minimal Invasive Plate Osteosynthesis merupakan teknik pemasangan pen dengan bentuk pelat sepanjang 26 – 30 cm serta tidak perlu irisan sepanjang 30 cm. Hanya saja teknik ini dapat dilakukan hanya dengan 2 buah luka dengan panjang 2,5 cm dan 4 buah luka sepanjang 1 cm. 6. Pen Stainless Steel Pen yang satu ini sangat cocok untuk pilihan pelengkap bantu tulang yang patah. Bahan stainless memberikan desain dan kualitas cukup bagus untuk di tempatkan pada bagian tubuh yang mengalami kepatahan. Dengan begitu, kesehatan tulangbisa didapatkan kembali dengan segera dan bisa beraktivitas bebas seperti biasanya. 7. Pen Titanium Titanium menjadi pilihan yang lebih bagus di bandingkan dengan stainless steel. Karena reaksi penolakan yang di hasilkan titanium pada tubuh hampir tidak ada dibanding stainless, lebih ringan dan lebih kuat, hingga daya adhesi terhadap kuman lebih rendah dibanding stainless steel. Meski begitu, pasca operasi kebanyakan para penderita akan merasakan bekas patah tulang sering ngilu.
Aktivitas 3.3. Edukasi apa yang perlu disampaikan atas pertanyaan dibawah ini : 1. Apakah nanti pen nya dicabut ? berapa lama dipasangnya ? Edukasi Mengenai tentang pemasangan pen, pennya akan di cabut sesuai dengan pemeriksaan dokter dan waktunya tergantung dari hasil pemeriksaan 2. Kira-kira kapan bisa sembuh Ners ? Proses penyembuhan bisa memakan waktu berbulan-bulan mengingat kerusan jaringan cukup luas 3. Apakah saya bisa berjalan normal kembali ? Ada kemungkinan, tetapi tidak senormal yang dulu pasti ada perbedaan.
15
Aktivitas 3.4. 1. Susunlah WOC kasus di atas
Trauma Langsung
Fraktur
Diskontiunitas Tulang
Perubahan Jaringan Sekitar
Deformitas
Ganguan Fungsi
Gg. Mobilitas Fisik
16
Pergeseran Frakmen Tulang
Nyeri
2. Susunlah asuhan keperawatannya. A. Pengkajian 1) Identitas 2) Keluhan Utama 3) Riwayat penyakit sekarang 4) Riwayat penyakit dahulu 5) Riwayat Penyakit Keluarga 6) Pola Fungsi Kesehatan B. Diagnosa Keperawatan 1) Nyeri b.d pergeseran pergeseran frakmen tulang (Dx : 1) 2) Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan imobilisasi (Dx : 2) C. Intervensi Keperawatan No Dx Tujuan 1. Dx 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri berkurang sampai dengan hilang dengan kriteria Hasil : - Nyeri berkurang skala nyeri 34 (1-10) - Tidak ada perilaku distraksi - Klien tampak rileks - TTV batas Normal : TD : 120/80 mmHg N : 80-100 x/menit RR : 18-24 x/menit S : 36,5°c 2. Dx 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sebatas kemampuan dengan kriteria hasil : - Pasien mengerti pentingnya melakukan aktivitas - Pasien bisa duduk, makan dan minum tanpa di bantu - Pasien dapat mempertahankan fungsi tubuh secara maximal
17
a.
b. c. d.
Rencana Keperawatan Berikan penjelasan kepada keluarga dan pasien mengenai penyebab nyeri Ajarkan pasien teknik mengatasi rasa nyeri: relaksasi nafas dalam Beri posisi senyaman mungkin Obervasi TTV
a. Lakukan pendekatan kepada pasien untuk melakukan aktivitas sebatas kemampuan b. Observasi sejauh mana pasien belum melakukan aktivitas c. Beri Motivasi
Daftar Pustaka Barbara C long. 1996. Perawatan Medical Bedah. Padjajaran: bandung Brunner & Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta:EGC Wijaya, andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika DiGiulio, Mary dkk. 2007. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: ANDI.
18