Lob 11.docx

  • Uploaded by: Retno Hadi Saputra
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lob 11.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 413
  • Pages: 1
MENTEE-KU, SAINGANKU

Dari atas langit Kalimantan, Annisa memandangi lautan Mahakam yang kerlap kerlip karena lampulampu platform sumur minyak. Masih terbayang ingatannya saat kursus keselamatan kerja di Kualalumpur yang mengubah nasibnya. Hotel yang mewah, makanan yang lezat dan fasilitas fasilitas hidup yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam hidupnya sebagai mantan anak kos. Tak terbayangkan tantangan akan pekerjaan dia nantinya saat akan bergulat sebagai pekerja wanita offshore. Namun demikian tantangan itu, ia jalani. Hari pertama Annisa masuk kerja sebaga trainee engineer di sebuah perusahaan mutlinasional ia dikenalkan kepada field managernya, seorang Trinidad tulen, Safety Manager, HR Manager, beberapa engineer dari multi nasional dan senior engineer yang kebetulan dari lokal. Oleh Field managernya, ia mendapatkan mentor senior Engineer Andi. Di antara senior engineer yang ada, Andi termasuk yang paling jarang ditemui. Ia cukup sibuk ke lapangan. Ada juga beberapa engineer lain seperti Arkan, Arif dan beberapa engineer. Sebagai mentee dari Andi, Annisa jarang bertemu dengan Andi. Kalaupun bertemu, mereka hanya sekedar makan siang bersama di kantin. Bahkan saat menjalani job bersama di lapangan, Andi sangat sibuk, sementara Annisa sebagai trainee masih sibuk disuruh-suruh oleh supervisor dan operatoroperator yang notabene adalah bawahannya nantinya. DI kantor, Andi dan beberapa engineer lainnya sibuk dengan laptopnya masing-masing. Ruangan kantor yang hening, membuat Annisa segan banyak bertanya. Sementara itu, waktu trainee sebelum berangkat training ke UK semakin dekat, Annisa belum mendapatkan cukup bekal dan teori untuk menghadapi pre school test. Annisa resah, dan mencoba mencari ilmu ke Andi. Selama ini ia hanya mendapatkan bekal dari supervisor-supervisor di lapangan. Suatu hari, Annisa memberanikan diri untuk meminta bahan-bahan untuk pre school test kepada Andi, jawaban yang diperolehnya sangat mengagetkan Annisa. Andi menolak memberikan bahan-bahan untuk dia pre school test dan bahkan mencibirnya “Lah kok manis?”. Demikianlah hari-hari yang dialami Annisa. Masing-masing senior engineer sibuk dengan urusannya masing-masing. Beberapa bahkan menjaga jarak untuk tidak direpoti oleh kehadiran trainee engineer baru. Annisa kecewa, namun demikian ia mencari akal dengan tetap rajin mencari ilmu dari supervisorsupervisornya dan lab engineer Ahmad yang masih baik mengajarinya aneka bahan kimia untuk project di lapangan. Hari pre school test pun tiba, dengan susah payah dikerjakannya tes itu. Alhamdulillah, syukurlah Annisa lulus. Hampir-hampir karirnya berhenti jika pre school testnya gagal. Annisa berterimakasih terhadap kawan-kawannya dan supervisor-supervisornya yang sudah membantunya. Hari-berganti hari, bulan berganti bulan. Annisa mantap menjalani karirnya sebagai engineer. Namun dalam hatinya ia bertekad untuk tidak akan pernah bersikap seperti mentornya dahulu. Dalam hati ia bertekad, jika ia mendapatkan mentee, maka ia akan berusaha untuk memberikan ilmu yang dia punya.

Related Documents

Sushil Kumar Lob
May 2020 13
Lob 11.docx
July 2020 3
Tri Lob It As
June 2020 1
Tudo Sobre Lob Is Omens
November 2019 7

More Documents from ""