Addressing and Routing Architecture Arsitektur Addressing dan Routing
Kurnia Jesinawila Sari NIM. 17138022 Hadi Kurnia Saputra NIM. 17138067 Dosen Pembina : Dr. Hansi Effendi, M.Kom Dr. Dedy Irfan, M.Kom
Background Routing
Addressing dan Routing memiliki hubungan/ keterkaitan yang sangat dekat, sehingga dianggap sebagai suatu arsitektur tunggal.
Addressing
Background Arsitektur Addressing
Routing
Addressing dan Routing
Focused Datalink and Physical Layers
Physical, Datalink, and Network Layers
Network Layer
What are addressing and routing? • Meng-Assign Identifier ke devices • local atau global
Addressing
• private atau public • temporary atau persistent
• Pembelajaran tentang reachability di dalam dan di antara jaringan dan kemudian menerapkan informasi
Routing
reachability ini untuk meneruskan paket IP menuju tujuan mereka.
Dasar-dasar Addressing Network Address
- Identifier yang digunakan sementara atau terus-me nerus untuk mencari lokasi perangkat di jaringan - untuk berkomunikasi dengan perangkat itu.
Address
Address Identifier Mask
Ditulis dalam bentuk Notasi Desimal B ertitik (dotted-decimal notation)
Dasar-dasar Addressing Mask Address
Sebagai pengidentifikasi bit-bit mana saja didalam Address yang dianggap sebagai bagian dari Network dan (secara default) bit mana yang diang gap sebagai bagian dari perangkat.
Serta mengidentifikasi bit-bit mana saja didalam Address yang dianggap sebagai bagian dari Device
Dasar-dasar Addressing Contoh : Address Identifier : 129. 99 . 30 .4 10000001 . 01100011 . 00011110 . 00000100
Mask
: 255.255.240.0 11111111 . 11111111 . 11110000 . 00000000 Net ID
Host ID
Network Address : 129. 99 . 16 .0 10000001 . 01100011 . 00010000 . 00000000 Broadcast Address : 129. 99 . 31 .0 10000001 . 01100011 . 00011111 . 11111111
Address and Class Calculations
Address and Class Calculations 10001000 . 10110010 . 00001010 . 00000001 136 . 178 . 10 . 1
Dasar-dasar Addressing Local Global IP Address
Private Public Temporary Persistent
Dasar-dasar Addressing Local Address
Address untuk komunikasi lokal tidak di-adverdise ke luar jaringan lokal
Global
Address untuk komunikasi ke jaringan luar
Address
Dapat di-adverdise ke luar jaringan lokal
Private
Address yang tidak dapat diiklankan dan diteruskan oleh perangkat jaringan ke public domain
Address Public Address Temporary
Address yang dapat di-adverdise dan diteruskan oleh perangkat jaringan di public domain (yaitu, Internet) Address yang di-assign untuk durasi waktu yang singkat, misalnya, secara
Address
dinamis melalui Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
Persistent
Address yang di-assign untuk durasi waktu yang lama atau dikonfigurasi
Address
secara permanen di dalam perangkat.
Dasar-dasar Routing Routing memerlukan pembelajaran tentang reachability di dalam dan di antara jaringan dan kemudian menerapkan informasi reachability ini untuk meneruskan paket IP menuju tujuan.
Cara Kerja Routing Agar router dapat meneruskan paket IP ke tujuan, maka : 1. Router tahu terlebih dahulu apa yang terhubung denganya, jaringan mana yang tersedia, dan bagaimana cara mendapatkannya. 2. Router dapat belajar reachability baik secara statis maupun dinamis. Untuk mempelajari reachability secara statis, router harus memiliki in formasi yang dikonfigurasi ke dalamnya oleh personil jaringan. 3. Router menyimpan informasi reachability dan memperbaruinya dari waktu ke waktu, atau pada perubahan keadaan routing dalam jaring an. 4. Sebuah tabel routing adalah mekanisme umum yang digunakan rou ter untuk menyimpan informasi routing. 5. Router meneruskan paket berdasarkan reachability
Cara Kerja Routing 6. Router meneruskan paket berdasarkan reachability. 7. Router melihat bagian jaringan dari alamat tujuan paket untuk men entukan tempat pengirimannya. 8. Router membandingkan tujuan ini dengan isi dari tabel routingnya, dan memilih rute terbaik untuk tujuan itu. 9. Jika ada beberapa rute yang mungkin, rute terbaik adalah rute lebih eksplisit.
Cara Kerja Routing
Addressing Mechanisms • Classful addressing
• Subnetting • Variable-length subnetting • Supernetting
Addressing Mechanisms
• Classless interdomain routing (CIDR) • Private addressing and network address translation (NAT)
• Dynamic addressing
Classful Addressing Kombinasi Address dengan Mask berpengaruh terhadap ukuran Network, sehingga menghasilkan sekulmpulan kelas Address, yakni : - Class A - Class B - Class C - Class D - Class E
Classful Addressing
Classful Addressing Kelas D dan E digunakan atau disediakan untuk tujuan khusus. Kelas D digunakan untuk alamat multicast, dan Kelas E dicadangkan. Ruang alamat Kelas D dihitung dengan cara yang sama seperti kelas-kelas lain, sehingga Kelas D ditunjukkan ketika bit pertama, kedua, dan ketiga dari oktet pertama adalah 1, dan bit keempat adalah 0 (alamat jaringan 224 hingga 239).
Subnetting Subnetting diatur dalam RFC 950. Subnetting menggunakan bagian dari host address untuk mencip takan tingkat hierarki yang lain.
Pengubahan address mask akan meningkatkan jumlah bit yang di alokasikan ke Network, sehingga menciptakan subnet.
Mask yang dihasilkan sekarang termasuk subnet mask, dan segm en jaringan yang terbentuk disebut subnet.
Subnetting
Subnetting
Membentuk subnet 129.99.0.0 menjadi tujuh subnet. 129.99.0.0 adalah alamat Kelas B, dengan topeng alami 255.255.0.0.
Variable-Length Subnetting Subnetting • Segmen subnetting jaringan menjadi sejumlah subnet
berukuran sama seringkali tidak efisien.
VLSM • Tujuan subnetting adalah untuk membuat subnet yang diskalakan ke ukuran grup (kelompok kerja) di organisasi • Subnet dapat dialokasikan ke setiap grup • subnet yang diinginkan memiliki ukuran yang berbeda
VLSM • Digunakan untuk menciptakan subnet dengan berbagai ukuran
Variable-Length Subnetting
Contoh : Organisasi berikut memiliki sejumlah kelompok kerja yang bervariasi ukuran. Organisasi ini memiliki alamat Kelas B (136.178.0.0, mask 255.255.0.0) dan ingin memberikan satu subnet ke setiap grup. Jika hanya menggu-nakan natural mask, jaringan ini akan mendukung 65.534 perangkat, yang jauh lebih dari ya ng dibutuhkan.
Supernetting Jaringan Kelas A dan B memiliki jumlah yang sangat ( pada urutan puluhan ribu). Terdapat jutaan jaringan Kelas C yang dapat dialokasi kan. Gabungan dari beberapa alamat jaringan Kelas C dapat dialokasikan sebagai ganti dari Kelas A tunggal atau B.
Supernetting Supernetting adalah penggabungan alamat jaringan, dengan mengubah address mask untu k mengurangi jumlah bit yang dikenali sebagai network. Dengan mengurangi jumlah bit yang d ikenal sebagai network, pada dasarnya mengaba ikan sebagian dari network address, yang meng hasilkan penggabungan network address.
Supernetting Cara kerja Supernetting: Perhatikan blok 16 alamat Kelas C bersebelahan dari 192.92.240.0 hingga 192.92.255.0, dengan natural mask-nya 255.255.255.0
Supernetting
Classless Interdomain Routing (CIDR) Istilah Classless Interdomain Routing (CIDR) digunakan untuk menunjukkan tidak adanya batasan kelas dalam routing Network. dotted-decimal notation untuk mask dapat diganti dengan mencatat panjang mask dalam bit. Misalnya, supernet mask 255.255.240.0 yang ditunjukkan sebelumnya akan dijelaskan sebagai mask 20-bit, dan kombinasi address dan mask akan menjadi 192.92.240.0/20. Blok jaringan yang ditangani dengan cara ini disebut blok CIDR. Jaringan Kelas C tunggal akan memiliki panjang mask 24 bit (/ 24), dan jaringan Kelas B tunggal akan memiliki panjang mask 16 bit (/ 16). Ketika mask ditampilkan sebagai panjang dalam bit itu disebut address prefix.
Classless Interdomain Routing (CIDR)
Private Addressing and NAT Aturan mengenai Private Address tertuang dalam in RFC 1918 (IETF), dimana :
Private Addressing and NAT NAT (Network Address Translation) merupakan suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP.
Routing Mechanism Mekanisme routing mencakup : a. Membangun alur routing, b.Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan batas-batas routing, c. Memanipulasi aliran routing.
Establishing Routing Flows Proses pembentukan alur routing dalam jaringan terdiri dari : a. Segmentasi jaringan ke dalam area fungsional dan kelompok kerja, b. Mengidentifikasi batas antara area, c. Membentuk hubungan antara batas dan alur routing.
Establishing Routing Flows
Routing Flows Functional areas (FA) adalah grup dalam sistem yang berbagi fungsi yang serupa.
Group dapat berupa pengguna (kelompok kerja), aplikasi, perangkat, atau kombinasi dari ini, dan mereka dapat berbagi pekerjaan / tugas serupa, lokasi fisik, atau fungsi dalam jaringan (mis., perutean backbone). Workgroups (WG) adalah kelompok pengguna yang memiliki lokasi umum, aplikasi, dan persyaratan, atau yang dimiliki oleh organisasi yang sama.
Identifying and Classifying Routing Boundaries Routing boundaries adalah pemisahan fisik atau logis dari suatu jaringan, berdasarkan persyaratan untuk atau administrasi jaringan itu. Physical boundaries dapat diidentifikasi oleh isolasiLAN atau demilitarized zones (DMZs); antarmuka fisik pada peralatan jaringan; atau keamanan fisik. Logical boundaries dapat diidentifikasi oleh area fungsional, workgroup, domain administratif, seperti sistem otonom (AS), dan domain manajemen routing.
Identifying and Classifying Routing Boundaries Hard boundary digunakan untuk menggambarkan batas routing di mana EGP umumnya digunakan untuk menyampaikan informasi routing, sem entara soft boundary adalah batas routing di mana IGP sebagian besar di gunakan.
Identifying and Classifying Routing Boundaries Soft boundaries biasanya ditemukan dalam AS tunggal dan biasanya ditempatk an di persimpangan FA atau WG
Boundaries and Routing Flows in a Network
Manipulating Routing Flows Memanipulasi (mengendalikan) alur routing dalam jaringan sangat penting untuk operasi dan kinerja jaringan yang tepat. Kombinasi yang tepat dari pengalamatan dan perutean adalah penting dalam proses ini, untuk melokalisasi alur perutean jika memungkinkan.
Addressing Strategies Selama proses analisis kebutuhan, penting untuk mengumpulkan informasi tentang ekspektasi pertumbuhan perangkat, sehingga Anda tidak perlu mengubah skema pengalamatan dan mengkonfigurasi ulang alamat perangkat selama siklus hidup jaringan. Saat menerapkan subnetting, variable-length subnetting, classful addressing, supernetting, private addressing and NAT, dan dynamic addressing, pastikan bahwa address dan network mask diskalakan ke ukuran area yang akan ditugaskan.
Addressing Strategies Tingkat hirarki dalam jaringan untuk skala pengalamatan jaringan :
• Area fungsional dalam jaringan • Workgroup dalam setiap area fungsional • Subnet dalam setiap kelompok kerja • Jumlah total subnet (saat ini dan di masa mendatang) di organisasi • Jumlah total perangkat (saat ini dan masa depan) dala m setiap subne
Routing Strategies Evaluasi protocol routing berdasarkan karakteristik yang agak jauh dari arsitektur keseluruhan : - Convergence times; - Protocol overheads, - Capacity (bandwidth overhead), - CPU utilization, - Memory utilization - Stability
KESIMPULAN Addressing dan routing menyediakan fungsionalitas
dasar untuk meneruskan lalu lintas pengguna dan manajemen jaringan melalui jaringan. Dalam mengembangkan arsitektur addressing/routing, penting untuk memahami konsep dasar di balik addressing dan routing, dan bagaimana mereka digunakan untuk memberikan hirarki dan keragaman dalam jaringan.
TERIMA KASIH