Lkti Effect 2017.docx

  • Uploaded by: Feby Mellynia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lkti Effect 2017.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,338
  • Pages: 14
LKTI EFFECT 2017 LANGKAH STRATEGIS PENERAPAN ENERGI ALTERNATIF BIOMASSA UNTUK MENINGKATKAN RASIO ELEKTRIFIKASI DI INDONESIA Disusun Oleh: 1) Alfi Syahri Ramadhan (1505051021) 2) Gabriela Situmorang (1505051043) POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2017

i

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Langkah Strategis Penerapan Energi Alternatif Biomassa untuk Meningkatkan Rasio Elektrifikasi di Indonesia”. Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, moril, informasi, maupun segi administrasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. M. Syahruddin, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Medan; 2. Idham Kamil, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin; 3. Aulia Salman, S.T., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin; 4. Ir.Abdul Razak, M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik Konversi Energi; 5. Rahmawaty, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini; 6. Kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan do’a, materil, serta dukungan kepada penulis Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis juga berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat baik bagi pembaca sekalian maupun untuk masyarakat luas. Atas perhatiannya, penulis sampaikan terima kasih. Hormat Kami, Penulis ii

DAFTAR ISI halaman HALAMAN PENGESAHAN ………………………………....…....…. i KATA PENGANTAR ……………………………………………..….. ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………........ iii DAFTAR TABEL …....................……………………………………..….. iv ABSTRAK …...…………………………………………………………...... v BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………….........… 1 A. Latar Belakang ……………………………………………….......1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………......... 3 C. Tujuan Penulisan ………………………………………………..... 3 D. Manfaat Penulisan ……………………………………………......... 3 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………..... 5 A. Kondisi Rasio Elektrifikasi Masa Kini ……………………......... 5 B. Energi Konvensional tidak Dapat Dijadikan Solusi Utama ….............5 C. Biomassa …………………………………………..…………....... 7 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN …………………………............ 10 A. Metode Penelitian …………………………...…………………..... 10 B. Penelitian Kualitatif …………………………………………............ 10 C. Subjek dan Objek Penelitian …………………………………............ 11 D. Teknik Pengumpulan Data ……………………….........…………... 11 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………........ 13 Data Statistik ........................................................................................13 Hasil Kuisioner ……………………………………………….... 15 Pembahasan …………………………………………………............ 16 BAB V : PENUTUP …………………………………………………............ 21 Daftar Pustaka ………………………………………………………................ 22 Pernyataan Orisinalitas (Lampiran 3) ………………........………………….... 23 Biodata Peserta dan Dosen Pembimbing (Lampiran 4) ........................... 24 iii

DAFTAR TABEL Tabel 25 .................................................................................................. 13 Tabel 26 .................................................................................................. 13

Tabel 27 .................................................................................................. 14 iv vv

ABSTRAK Di masa sekarang dimana teknologi terkhususnya dalam bidang komunikasi sedang berkembang pesat, listrik telah menjadi kebutuhan pokok di masyarakat. Bahkan ukuran tingkat kesejahteraan sebuah negara di masa kini diukur dari rasio elektrifikasi-nya. Menurut Statistik Ketenagalistrikan Tahun Anggaran 2016 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, rasio elektrifikasi adalah jumlah pelanggan rumah tangga dibagi dengan total rumah tangga. Artinya rasio elektrifikasi merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang mendapatkan akses listrik dengan jumlah total penduduk di suatu daerah/negara. Rasio elektrifikasi Indonesia dilihat dari angka sudah cukup membaik, tahun 2015 menurut data Kementrian ESDM rasio elektrifikasi Indonesia sudah menyentuh angka 88,3%. Tetapi perlu diketahui untuk rasio elektrifikasi beberapa provinsi seperti Papua Barat dan NTT baru menyentuh angka 45%-60%. Demi terciptanya kesejahteraan sosial, Presiden Joko Widodo dengan program nawacita nya merealisasikan proyek 35.000 MW. Sayangnya, proyek ambisius ini sarat akan penggunaan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Emisi gas buang dari pembakaran bahan bakar fosil meningkatkan efek gas rumah kaca yang berujung pada pemanasan global serta dampak lingkungan lain seperti hujan asam, pencemaran udara, hingga gangguan kesehatan masyarakat disekitar pembangkit listrik. Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah menggunakan sumber energi terbarukan dan salah satu diantaranya adalah penggunaan bioenergi yakni biomassa. Dalam sektor energi, biomassa yang merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Sumber energi biomassa ini, dapat diperoleh dari plant biomass seperti tanaman,sawit, rumput; residual biomass seperti limbah gergajian dan ranting serta solid waste atau material sampah perkotaan. Indonesia dengan segala kekayaan alamnya dan keanekaragaman hayati baik darat maupun laut menjadikannya sebagai salah satu negara dengan hasil pertanian dan perikanan terbesar di dunia. Industri pertanian dan perikanan menghasilkan limbah yang berupa limbah/sampah organik yang tidak sedikit. Belum lagi limbah organik dari rumah tangga, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang merupakan terbesar ke-4 di dunia. Ini semua menjadikan Indonesia sebagai salah satu lumbung bioenergi potensial dan terbesar di dunia. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Jawa, Prof. Dr. Ir. Bambang Prastowo, saat menyampaikan materi kuliah tamu di Jurusan Keteknikan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, pada tanggal 13 Desember 2011, proyeksi kapasitas biomassa yang dihasilkan hingga mencapai 49.81 GW. Akan tetapi, disayangkannya, upaya pengembangan biomassa di Indonesia belum optimal dilakukan. Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini akan membahas langkahlangkah strategis penerapan sumber energi biomassa dalam peningkatan rasio elektrifikasi di Indonesia. Kata kunci : rasio elektrifikasi, biomassa, potensi, langkah strategis. v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa sekarang dimana teknologi terkhususnya dalam bidang komunikasi sedang berkembang pesat, listrik telah menjadi kebutuhan pokok di masyarakat. Bahkan ukuran tingkat kesejahteraan sebuah negara di masa kini diukur dari rasio elektrifikasi-nya. Menurut Statistik Ketenagalistrikan Tahun Anggaran 2016 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, rasio elektrifikasi adalah jumlah pelanggan rumah tangga dibagi dengan total rumah tangga. Artinya rasio elektrifikasi merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang mendapatkan akses listrik dengan jumlah total penduduk di suatu daerah/negara. Rasio elektrifikasi Indonesia dilihat dari angka sudah cukup membaik, tahun 2015 menurut data Kementrian ESDM rasio elektrifikasi Indonesia sudah menyentuh angka 88,3%. Tetapi perlu diketahui untuk rasio elektrifikasi beberapa provinsi seperti Papua Barat dan NTT baru menyentuh angka 45%-60%. Menurut WWF Indonesia, permintaan listrik di Indonesia sebagai negara berkembang, tumbuh cepat bahkan pada saat perekonomian turun tajam pada tahun 1998. Pada tahun itu, pemakaian listrik meningkat 1,5% per tahun karena cukup besarnya peningkatan pemakaian listrik di sektor rumah tangga. Demi terciptanya kesejahteraan sosial dan terpenuhinya permintaan tersebut, Presiden Joko Widodo dengan program nawacita nya merealisasikan proyek 35.000 MW. Sayangnya, proyek ambisius ini sarat akan penggunaan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Emisi gas buang dari pembakaran bahan bakar fosil meningkatkan efek gas rumah kaca yang berujung pada pemanasan global serta dampak lingkungan lain seperti hujan asam, pencemaran udara, hingga gangguan kesehatan masyarakat disekitar pembangkit listrik. Fakta bahwa kebanyakan pembangkit listrik di Indonesia memakai bahan bakar fosil 1

menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan berpotensi menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi CO2 di Indonesia bahkan di kawasan Asia Pasifik. World Resources Institute (WRI) dalam analisisnya menempatkan Indonesia pada peringkat ke-21 penghasil emisi CO2 tertinggi di dunia tahun 2000. Emisi CO2 Indonesia yang dihasilkan sektor energi saja mencapai 1,2% emisi CO2 dunia keseluruhan (78 juta ton CO2). Sedangkan jumlah emisi CO2 per orang di Indonesia adalah 0,4 ton, atau berada pada peringkat 108 dunia. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, tentunya Indonesia sangat terancam dengan kenaikan permukaan laut yang disebabkan pemanasan global. Maka penggunaan energi terbarukan menjadi suatu keharusan. Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah menggunakan sumber energi terbarukan dan salah satu diantaranya adalah penggunaan bioenergi yakni biomassa. Dalam sektor energi, biomassa yang merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Sumber energi biomassa ini, dapat diperoleh dari plant biomass seperti tanaman,sawit,

rumput; residual biomass seperti limbah gergajian dan ranting serta solid waste atau material sampah perkotaan. Indonesia dengan segala kekayaan alamnya dan keanekaragaman hayati baik darat maupun laut menjadikannya sebagai salah satu negara dengan hasil pertanian dan perikanan terbesar di dunia. Industri pertanian dan perikanan menghasilkan limbah yang berupa limbah/sampah organik yang tidak sedikit. Belum lagi limbah organik dari rumah tangga, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang merupakan terbesar ke-4 di dunia. Ini semua menjadikan Indonesia sebagai salah satu lumbung bioenergi potensial dan terbesar di dunia. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Jawa, Prof. Dr. Ir. Bambang Prastowo, saat menyampaikan materi kuliah tamu di Jurusan Keteknikan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, pada tanggal 13 Desember 2011, proyeksi kapasitas biomassa yang dihasilkan hingga mencapai 49.81 GW. Akan tetapi,disayangkannya, upaya pengembangan biomassa di Indonesia belum 2

optimal dilakukan. Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini akan membahas langkah-langkah strategis penerapan sumber energi biomassa dalam peningkatan rasio elektrifikasi di Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi rasio elektrifikasi di Indonesia di masa kini? 2. Mengapa energi konvensional khususnya fosil tidak dapat menjadi solusi pemenuhan permintaan listrik di Indonesia? 3. Apa itu biomassa? 4. Bagaimana biomassa bisa menjadi solusi untuk peningkatan rasio elektrifikasi di Indonesia? C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah : 1. Menganalisis potensi biomassa untuk pembangkitan energi listrik di Indonesia 2. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang Bioenergi 3. Mengetahui langkah pemerintah dalam penerapan biomassa untuk energi 4. Merumuskan langkah strategis penerapan biomassa untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia D. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah : 1. Bagi Penulis - Sebagai generasi pemikir, peneliti, dan penemu untuk kemaslahatan umat dalam bangsa serta dapat melatih kemampuan dalam menganalisis permasalahan yang terjadi dalam masyarakat secara bijak. Sebagai langkah untuk lebih mempelajari dan mengamalkan ilmu yang didalami 2. Bagi peneliti lain -Sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam. 3

-Sebagai pola banding untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. -Sebagai sarana bertukar pikiran. 3. Bagi masyarakat - Bahan informasi dan gagasan sebagai landasan mengambil keputusan dalam kehidupan apabila mengalami kondisi yang berkaitan. - Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan masyarakat. 4. Bagi Pemerintah Karya tulis ini dapat menjadi masukan dan saran serta gagasan bagi

Pemerintah dalam rangka mewujudkan warga negara yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual, dan pada akhirnya membawa kemajuan bagi bangsa dan negara. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Rasio Elektrifikasi Masa Kini Penyediaan tenaga listrik di Indonesia akhir tahun 2015 sebesar 233.981,98 GWh yang terdiri atas produksi tenaga listrik PLN sebesar 176.472,21 GWh dan pembelian sebesar 57.509,77 GWh. Dibandingkan dengan tahun 2014, dimana produksi tenaga listrik PLN sebesar 175.269,97 GWh, tahun 2015 produksi listrik PLN naik sebesar 1.175,24 GWh atau 0,67%. Sedangkan pembelian tahun 2015 adalah sebesar 57.509,77 GWh, naik sebesar 4.251,84 GWh atau sebesar 7,98%. Jumlah pelanggan tahun 2015 mencapai 61.167.980 pelanggan. Dibandingkan dengan tahun 2014 angka ini naik sebesar 3.674.746 pelanggan atau 6,39%. Dari jumlah pelanggan seluruhnya, kelompok rumah tangga merupakan jumlah pelanggan terbesar yaitu 56.605.260 pelanggan atau 92,54 %. Susut jaringan PLN tahun 2015 sebesar 22.588,97 GWh terdiri dari susut transmisi sebesar 5.248,08 GWh dan susut distribusi sebesar 16.808,81 GWh. Dibandingkan dengan produksi netto sebesar 225.723,37 GWh maka susut jaringan transmisi adalah 2,33% dan susut distribusi 7,63%. Rasio elektrifikasi adalah perbandingan rumah tangga berlistrik dengan jumlah rumah tangga. Rasio elektrifikasi sampai dengan akhir tahun 2015 mencapai 88,30%. Dibandingkan dengan tahun 2014 rasio elektrifikasi mencapai 84,35%, rasio elektrifikasi Indonesia naik sebesar 3,94%. (Statistik Ketenagalistrikan T.A 2015, 2015) B. Energi Konvensional Tidak Dapat Dijadikan Solusi Utama Ada banyak sumber-sumber energi utama dan digolongkan menjadi dua kelompok besar yang dibahas pada alinea-alinea berikut: Energi konvensional adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat diregenerasi. 5

Sumber-sumber energi ini akan berakhir cepat atau lambat dan berbahaya bagi lingkungan. Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami seperti matahari, angin, dan air dan dapat dihasilkan lagi dan lagi. Sumber akan selalu tersedia dan tidak merugikan lingkungan. Sumber-sumber energi Konvensional dan Terbarukan bisa dikonversikan menjadi sumber-sumber energi sekunder, seperti listrik. Listrik berbeda dari sumbersumber energi lainnya dan dinamakan sumber energi sekunder atau pembawa energi karena dimanfaatkan untuk menyimpan,

memindahkan atau mendistribusikan energi dengan nyaman. Sumber energi primer diperlukan untuk menghasilkan energi listrik. Sumber-sumber energi konvensional tidak dapat tergantikan dalam waktu singkat, itulah mengapa disebut dengan tidak terbarukan. Sumber-sumber energi konvensional tidak ramah lingkungan; karena menimbulkan polusi udara, air, dan tanah yang berdampak kepada penurunan tingkat kesehatan dan standar hidup. (Buku Panduan Energi Terbarukan, 2010) Belum lagi efek pemanasan global yang disebabkannya, yakni yang disebabkan emisi gas rumah kaca dari pembakaran yang memicu peningkatan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah proses dimana atmosfer menangkap sebagian energi matahari yang memanaskan bumi dan membuat iklim kita tidakterlalu panas. Perkembangan buatan manusia menambah 'gas rumah kaca' di atmosfer yang menyebabkan peningkatan suhu global dan gangguan iklim. Gas rumah kaca ini mencakup karbondioksida, yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, metan yang dilepaskan dari pertanian, hewan dan lokasi penimbunan tanah, serta berbagai bahan kimia industri. 6

Setiap hari kita menyumbangkan dampak negatif terhadap iklim kita dengan membakar bahan bakar fosil (minyak,batubara dan gas) untuk energi dan transportasi. Hasilnya, perubahan iklim telah mulai mempengaruhi kehidupan kita, dan diprediksikan bisa menghancurkan mata pencaharian banyak orang di negara berkembang, serta menimbulkan dampak negatif pada alam dan lingkungan pada dekade-dekade mendatang. Dengan demikian, kita harus secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca. Hal ini masuk akal jika dipandang dari segi lingkungan maupun perekonomian. (Buku Panduan Energi Terbarukan, 2010) C. Biomassa Biomassa adalah material biologis yang berasal dari suatu kehidupan, atau organisme yang masih hidup yang berstruktur karbon dan campuran kimiawi bahan organik yang mengandung hidrogen, nitrogen, oksigen, dan sejumlah kecil dari atom - atom & elemen-elemen lainnya. Namun, istilah biomassa tidak termasuk untuk bahan organik seperti bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi) karena bahan ini berasal dari organisme yang telah lama mati dan karbon yang telah keluar dari atmosfer selama jutaan tahun. Ketika kita berbicara mengenai biomassa sebagai sumber energi, istilah biomassa sering digunakan untuk bahan berbasis tanaman seperti arang, kayu bakar, sampah kebun, serpihan kayu dan residu hutan seperti pohon mati, cabang dan tunggul pohon. Belakangan ini, energi tanaman dan residu pertanian juga digunakan sebagai biomassa. Terdapat 4 jenis utama tanaman penghasil energi: 1. Tanaman penghasil energi berotasi pendek rotasi tanam pendek mempercepat panen dari pepohonan yang tumbuh untuk biomassa menjadi hanya beberapa tahun. Karena batang yang dipanen berusia muda, biomassa yang dihasilkan cenderung memiliki proporsi kulit pohon yang tinggi.

7 2. Rumput & tanaman - tanaman penghasil energi non kayu - tanaman tahunan yang dapat menawarkan hasil yang tinggi seperti Miskantus, Switchgrass, Alang-alang Kenari, Alang-alang raksasa, rami, dll 3. Tanaman - tanaman pertanian penghasil energi - Tanaman- tanaman ini sudah dikenal baik oleh petani. Termasuk di dalamnya, tanaman penghasil gula sepertibit gula dan tebu; Tanaman pati seperti gandum, jagung dan kentang; Tanaman penghasil minyak seperti minyak rapa atau bahkan limbah minyak nabati (WVO). 4. Tanaman yang hidup di air / tanaman hidroponik - Baik ganggang mikro dan makro seperti rumput laut dan kelps. Gulma kolam dan danau juga termasuk dalam tanaman air. Namun tanaman-tanaman ini mempunyai kadar air yang tinggi sehingga perlu dikeringkan sebelum digunakan. Terdapat sejumlah opsi teknologi yang tersedia untuk mengolah berbagai jenis biomassa menjadi sumber energi terbarukan. Teknologi konversi dapat melepaskan energi secara langsung, dalam bentuk panas atau listrik atau mengubahnya ke bentuk lain, seperti biofuel atau biogas. 1. Thermal Conversion - Konversi Termal -Proses yang mencakup pembakaran dan gasifikasi untuk menghasilkan Listrik dan gas sintetik. 2. Combined Heat And Power (CHP) - Gabungan Panas Dan Energi atau cogeneration adalah proses di mana biomassa digunakan untuk bahan bakar mesin CHP untuk pembangkit listrik simultan dan panas. Trigenerasi adalah ekstensi lanjut untuk memasukkan suatu proses pendingin untuk pengkondisian udara juga. 3. Co-Firing - Pembakaran bersama adalah proses penggantian bahan bakar fosil yang dipasok ke pembangkit listrik atau boiler dengan energi alternatif terbarukan seperti minyak nabati (terutama kelapa). Biofuel potensial lainnya seperti minyak tall dari industri kertas (kayu pinus), minyak pirolisis atau gas sintetik juga dapat digunakan. 8

4. Konversi Biokimia a) Transesterifikasi' atau mengkonversi minyak nabati murni atau sampahnya ke Biodiesel b) Fermentasi gula dan tanaman kaya pati menjadi Etanol c) Penguraian anaerobik untuk menghasilkan Biogas 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Permasalahan yang akan dikaji oleh penulis merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, penulis memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara atau mengadakan semacam angket/kuisioner sehingga akan ditemukan gambaran dan kondisi dari suatu problematika dengan jelas. B. Penelitian Kualitatif David Williams (1995) seperti yang dikutip Moleong (2007:5) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Menurut Sukmadinata (2008), bahwa metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, yaitu kualitatif interaktif dan kualitatif non interaktif. Metode kualitatif interaktif merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan fenomena-fenomena bagaimana orang mencari makna daripadanya. Penelitian non interaktif (non interaktif inquiry) 10

disebut juga penelitian analisis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep,kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini menggunakan metode gabungan antara penilitian kualitatif interaktif dan non interaktif. Sumber data interaktif penulis adalah kuisioner online tentang pendapat masyarakat akan bioenergi. Dan sumber data non interaktif penulis adalah dokumen-dokumen berupa buku elektronik, modul, jurnal, dll. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Objek penelitian adalah obyek yang dijadikan penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Rasio Elektrifikasi di Indonesia dan yang menjadi objek penelitian adalah Penerapan Energi Biomassa (Bioenergi) dalam peningkatan Rasio Elektrifikasi di Indonesia. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini penulis memilih jenis penelitian kualitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara telaah pustaka dan wawancara dalam bentuk kuisioner. 1. Telaah Pustaka Yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian. 2. Wawancara (Kuisioner) Pada penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara tak langsung melalui kuisioner online. Kuisioner ini dilaksanakan dari pukul 17.00 11

tanggal 13 Oktober 2017 sampai dengan pukul 15.00 tanggal 14 Oktober 2017. Penulis memilih menggunakan kuisioner online dikarenakan alasan keterbatasan waktu dan kepraktisan. Adapun

sasaran kuisioner ini adalah masyarakat di lingkungan kampus dan keluarga dari penulis. Kuisioner ini berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang Bioenergi dan penerapannya agar dapat dijadikan acuan untuk menentukan langkah strategis yang kami rumuskan/rangkum. Serta juga untuk menampung aspirasi masyarakat tentang penerapan energi terbarukan khususnya Bioenergi di Indonesia. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Statistik 13

14

B. Hasil Kuisioner Kuisioner penilitian ini diikuti oleh masyarakat kampus dan keluarga sekitar penulis dengan jumlah responden sebanyak 44 Orang. Adapun partisipan kuisioner ini terdiri dari 77,3% mahasiswa, 20,5% pekerja dab selebihnya adalah pelajar. Dengan rentang usia 17-25 tahun (81,8%) , diatas 25 tahun (13,6%) dan kurang dari 17 tahun (4,6%). Berikut ini hasil kuisioner yang kami rangkum dalam bentuk diagram. 15

Selain hasil diatas, responden juga memberikan saran dan masukan tentang penerapan bioenergi sebagai salah satu sumber energi utama di Indonesia termasuk langkah strategis penerapannya. C. Pembahasan Dari data diatas, kita dapatkan tingkat pemahaman masyarakat tentang bioenergi khususnya biomassa. Untuk itu, langkah-langkah strategis penerapan biomassa/bioenergi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi Indonesia dapat dirumuskan. Langkah-langkah strategis tersebut dirangkum dari data kuisioner, telaah/studi pustaka, data keenergian milik pemerintah yang disertai dengan pendapat pribadi penulis. Langkah-langkah strategis itu adalah sebagai berikut

1. Kampanye besar-besaran tentang kondisi energi dan rasio elektrifikasi Indonesia termasuk salah satu konsumen minyak bumi baik mentah maupun olahan terbesar dunia, namun hal itu tak dibarengi dengan 16

produksi minyak bumi Indonesia. Akibatnya, Indonesia menjadi pengimpor net minyak bumi dunia. Belum lagi kesadaran masyarakat nya yang rendah untuk menghemat penggunaan energi karena rendahnya pengetahuan tentang kondisi energi Indonesia. Padahal jika masyarakat yang mendapat akses energi yang mudah bisa berhemat, tentu daerah-daerah terpencil yang tidak mendapatkan akses listrik bisa tertolong. Untuk kampanye tersebut, penulis menyarankan menggunakan berbagai media massa seperti sosial media, televisi dan media cetak. Namun, dengan melihat minat baca masyarakat Indonesia yang rendah dan mengingat masyarakat Indonesia adalah salah satu pengguna sosial media terbesar, penulis menyarankan agar kampanye ini di-intensifkan melalui media elektronik. Dari data yang penulis dapatkan, pengetahuan masyarakat tentang rasio elektrifikasi masih rendah sehingga masyarakat cenderung tidak peduli tentang kondisi daerah terpencil yang belum mendapatkan akses energi listrik. Jika masyarakat bisa disadarkan tentang hal ini, dapat berdampak dengan tumbuhnya kesadaran untuk hemat energi. Pada intinya, tantangan terbesar dalam langkah strategus ini adalah masyarakat Indonesia, pengetahuan masyarakat akan energi sangatlah minim. Memberikan edukasi kepada masyarakat menurut penulis menjadi hal yang paling utama dalam mewujudkan hal tersebut. Jika tidak hal tersebut akan sulit untuk di realisasikan. Dalam hal tersebut, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) sepertinya mempunyai tugas yang penting untuk hal tersebut. 2. Pentingnya penyuluhan tentang bioenergi khususnya biomassa kepada masyarakat umum Seperti kita tahu, Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Tentunya hal ini bakal sejalan dengan produksi sampah penduduk. Sayangnya, sistem pengolahan sampah di Indonesia 17

masih minim, belum lagi kesadaran masyarakat nya untuk membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah sesuai jenisnya hampir tidak ada. Penyuluhan ini tentu bisa berdampak kesadaran masyarakat bahwa apa yang mereka anggap sampah itu sebenarnya bisa digunakan kembali untuk kebutuhan mereka khususnya kebutuhan energi. Penyuluhan ini bisa dimulai dengan pemilahan sampah. Karena jika sampah di masyarakat sudah terpilah maka pihak pemerintah bisa dengan mudah menggunakannya. Sesuai data yang penulis dapatkan, masyarakat Indonesia secara umum sudah mengenal tentang bioenergi, hanya saja masyarakat belum tahu bagaimana cara kerja, pengolahan, pemanfaatan dan bahan baku bioenergi tersebut. Sampah umumnya terbagi 2 yakni organik dan an-organik, sampah organik (seperti dedaunan, kayu, sisa makanan, dll) bisa menjadi sumber bioenergi khususnya biomassa yang melimpah baik untuk pembakaran langsung (sebagai biomassa) maupun memanfaatkan reaksi anaerobik untuk menghasilkan biogas. Bahkan sampah anorganik sekalipun bisa dimanfaatkan untuk pembangkitan energi dengan cara pembakaran langsung.

Seperti negara Swedia, dengan pengelolaan sampah yang baik Swedia sekarang ini sedang dalam kondisi defisit sampah dan terpaksa mengimpor sampah dari negara tetangganya karena digunakan untuk pembangkitan energi dan pengolahan baja (Koran-jakarta.com). Dengan begitu selain masalah rasio elektrifikasi dapat terselesaikan, permasalahan sampah juga turut terselesaikan. Tentu saja selain melakukan hal-hal tersebut, keseriusan pemerintah dan regulasi perlu menjadi pertimbangan. 3. Menerapkan pemanfaatan limbah industri pertanian untuk pembangkitan energi Indonesia adalah negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia dengan total lahan seluas 6 juta hektar dan produksi CPO 18

(Crude Palm Oil) sebanyak 15 juta ton pada tahun 2006. (Asian Biomass Handbook.2008) Belum lagi sektor pertanian yang lain seperti tebu, jagung, sayur mayor, dll. Sering kali limbah dari produksi pertanian ini baik itu dari hasil yang kurang baik, ampas/limbah hasil pengolahan hingga hasil pertanian yang tidak terjual dibuang begitu saja dan menambah pelik problematika sampah di Indonesia. Untuk sektor kelapa sawit di Indonesia, cangkang dari kelapa sawit yang dibuang digunakan lagi sebagai bahan bakar tambahan pendamping untuk pembakaran di boiler perebusan. Dan untuk sektor tebu dan gula, ampas tebu hasil pengolahan sudah digunakan untuk bahan bakar untuk penggunaan yang sama di beberapa industri. Ini tentunya bisa menjadi langkah awal bagi penerapan biomassa sebagai sumber energi, apalagi biasanya perkebunan itu identik dengan daerah terpencil tentunya hal ini dapat meningkatkan rasio elektrifikasi. Tinggal bagaimana memasifkan penggunaan biomassa seperti yang sudah diaplikasikan beberapa industri tersebut. 4. Menyeleksi jenis sumber biomassa yang paling banyak dan cocok utk diterapkan di Indonesia Setelah berhasil menerapkan biomassa sebagai sumber energi di lingkungan/kawasan pertanian, penting kiranya memikirkan bagaimana cara agar biomassa digunakan secara luas untuk pembangkitan listrik. Tentu harus melihat dan menimbang sumber biomassa dan bioenergi mana yang paling melimpah dan paling sesuai. Ini tentu berhubungan dengan jumlah stok bahan bakar biomassa (terutama dari limbah pertanian), manajemen limbah, manajemen pertanian, dan transportasi bahan bakar. 19

5. Mengalokasikan anggaran riset pengembangan sumber energi biomassa Seperti kita tahu, anggaran riset di Indonesia tergolong rendah diantara negara-negara G-20, demi menciptakan kemandirian energi anggaran riset ini perlu ditingkatkan. Dan juga agar kedepannya penggunaan energi biomassa semakin efisien dan murah, penelitian dan pengembangan menjadi penting untuk diperhatikan. 6. Pengendalian harga komoditi hasil pertanian Tentunya dengan diterapkannya hasil pertanian sebagai sumber energi, akan berdampak pada kenaikan nilai ekonomi dari hasil pertanian tersebut. Disini diperlukan kontrol ketat pemerintah tentang harga-harga komoditi tersebut, karena penyediaan pangan masyarakat dapat terganggu. Penulis menyarankan agar dibuat suatu sistem

manajemen pengalokasian penggunaan hasil bumi yang tepat baik untuk sumber energi maupun sebagai sumber pangan. 20

BAB V PENUTUP Adapun langkah-langkah strategis penerapan energi alternatif biomassa untuk peningkatan rasio elektrifikasi adalah : 1. Kampanye besar-besaran tentang kondisi energi dan rasio elektrifikasi 2. Pentingnya penyuluhan tentang bioenergi khususnya biomassa kepada masyarakat umum 3. Menerapkan pemanfaatan limbah industri pertanian untuk pembangkitan energi 4. Menyeleksi jenis sumber biomassa yang paling banyak dan cocok utk diterapkan di Indonesia 5. Mengalokasikan anggaran riset pengembangan sumber energi biomassa 6. Pengendalian harga komoditi hasil pertanian 21

DAFTAR PUSTAKA http://www.yokogawa.com/us/industries/renewable-energy/biomass power/index.htm (diakses tanggal 12 Oktober 2017) Shinya Yokoyama dkk., “Asian Biomass Handbook”. Japan Institute of Energy,2008. Pieter de Viers dkk., “Buku Panduan Energi Terbarukan”. Kemendagri, 2010. Unknown, “Statistik Ketenagalistrikan T.A 2015”. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, 2016. 22

(Lampiran 3) 23

(Lampiran 4) BIODATA PESERTA 1) Nama Lengkap : Alfi Syahri Ramadhan Posisi di dalam Tim : Ketua Tim NIM : 1505051021 Universitas : Politeknik Negeri Medan Program Studi / Jurusan : Teknik Konversi Energi / Teknik Mesin Fakultas : - Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 20 Januari 1998 Alamat : Jalan Pelajar Gg. Nasional No. 17 Medan E-mail : [email protected] No. Telp / HP : 0821 6601 3036 Karya Tulis Ilmiah : - Penghargaan di Bidang Ilmiah: -

2) Nama Lengkap : Gabriela Situmorang Posisi di dalam Tim : Anggota Tim NIM : 1505051043 Universitas : Politeknik Negeri Medan Program Studi / Jurusan : Teknik Konversi Energi / Teknik Mesin Fakultas : - Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 11 Desember 1996 Alamat : Jalan Harmonika No. 8 Pasar 1 Medan E-mail : [email protected] No. Telp / HP : 0821 6621 3402 Karya Tulis Ilmiah : - Penghargaan di Bidang Ilmiah: 24

BIODATA DOSEN PEMBIMBING Nama Lengkap dan Gelar : Rahmawaty,S.T.,M.T. NIP : 19790801 201012 2 002 Universitas : Politeknik Negeri Medan Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 1 Agustus 1979 Alamat : Jl. Garu VI No. 15 A Medan E-mail : [email protected] No. Telp / HP : 0811 643 418 Penghargaan yang pernah diterima : 25

Related Documents

Lkti
October 2019 22
Lkti Rice.docx
July 2020 10
Lkti Biologi.docx
May 2020 22
Lkti Eliyana.docx
May 2020 15
Lkti Aswaja.docx
June 2020 15

More Documents from ""

Sabuk Dan Puli.docx
May 2020 6
Chapter 5.docx
May 2020 32
Bab Two Eby.docx
May 2020 35
328669_bab 4 Rai.docx
April 2020 33