LESI PRA KANKER PADA SERVIKS
Insidensi • Merupakan kanker ginekologi paling banyak ditemukan • di RSCM (1989-1992) : 76,2%, dan dari keseluruhan kasus tersebut 80 % ditemukan pada stadium II – IV • Penderita kanker serviks di RSCM terutama pada usia produktif (35-55 th)
HARAPAN HIDUP • 5 years survival rate makin rendah dengan makin tingginya stadium • FIGO (1998), 5 years survival rate: – Stadium I : 75,7%
Cervical Cancer Survival Rates According to Stage Stage
5 years survival (%)
– Stadium II : 54,6%
IA
100
IB
88
– Stadium III : 30,6%
IIA
68
IIB
44
– Stadium IV : 7,3%
III
18-39
IVA
18-34
Compiled from Grigsby, 1991, Komaki, 1995, and Webb, 1980, with permission.
DETEKSI DINI • Hal terpenting dalam meneteksi dini kanker serviks adalah dengan menemukannya dalam bentuk lesi prakanker • Deteksi dini kanker serviks mudah dilaksanakan: – insidens/ prevalensinya cukup tinggi – perkembangan penyakit cukup lama – pemeriksaan yang sensitif dan spesifik – cara pengobatan yang efektif
NATURAL HISTORY KANKER SERVIKS
Lesi Pra Kanker Infeksi Displasia HPV ringan
Displasia sedang
Displasia berat
3 tahun
3 - 20 tahun
Kanker KIS
Karsinoma
Cervical carcinogenesis
METODE SKRINING LESI PRA KANKER :
Pap-Smear
sensitivitas 90% bila dikerjakan setiap tahun, 87% jika tiap 2 tahun, 78% bila tiap 3 tahun dan 68% bila dikerjakan tiap 5 tahun.
Thin Prep
merupakan metoda Pap-smear yang dimodifikasi yaitu pengumpulan sel usapan serviks di dalam cairan untuk menghilangkan darah, lendir, kotoran serat memperbanyak sel serviks yang dikumpulkan. Thin prep lebih sensitif dibandingkan Pap-smear (73,6% vs 67,3%) dengan spesifisitas yang hampir sama ( 76,2% vs 76,9%).
Pap-Net
merupakan suatu sistem interaktif komputer untuk menilai sediaan Pap-smear. Keuntungan sistem ini adalah lebih sensitif dibandingkan tes konvensional. Untuk penilaian HGSIL pap-net memiliki hasil lebih baik dibandingkan pap-smear (0,55 % vs 0,43%) dengan sensitivitas lebih tinggi (86% vs 79,8%).
Inspeksi visual asam asetat (IVA)
sensitivitas & nilai prediksi negatif sebesar 97%, dengan nilai prediksi positif sebesar 60% untuk semua grade NIS dan 90% untuk HGSIL. Meskipun terdapat angka positif palsu yang tinggi namun IVA dianjurkan sebagai sarana skrining kanker serviks.
Tes onkoprotein
langsung mendeteksi onkoprotein E7 dengan sampel dari cairan bilasan servik-vagina. Skrining ini mendapatkan onkoprotein E7 positif sebesar 60% dari penderita kanker serviks yang positif HPV tipe 16.
Kolposkopi
pemeriksaan standar apabila ditemukan hasil pap smear abnormal. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan pembesaran dengan alat kolposkop untuk melihat kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. Sensitivitas kolposkopi antara 69-95% dengan spesifisitas 67-93%.
CARA DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM • TES Pap-smear/THIN PREP • IVA • SERVIKOGRAFI • KOLPOSKOPI • PAPNET • HPV TESTING
HPV test in screening algorithm
TEKNIK VISUALISASI
MATA TANPA ALAT
IVA
(Inspeksi Visualisasi dengan aplikasi Asam asetat)
MATA DENGAN ALAT
KOLPOSKOPI SERVIKOGRAFI GINESKOPI
Inspeksi Visualisasi dengan aplikasi Asam asetat
• Dapat dilakukan pada sarana kesehatan sederhana • Kebutuhan : • • • • • •
Sumber cahaya yang cukup Spekulum vagina Meja pemeriksaan Asam asetat 3 - 5 % Kapas lidi Sarung tangan bersih ( lebih baik steril)
Tampilan pemeriksaan IVA Sebelum asam asetat
Setelah asam asetat
Bercak putih
Inspeksi Visualisasi dengan aplikasi Asam asetat
TAMPILAN I V A
NORMAL
OVULA NABOTI
EKTOPI SERVIKS
TAMPILAN I V A LESI PRA KANKER • Lesi intra epitel serviks derajat rendah ~ NIS I
KANKER SERVIKS Invasif
Serviks Normal
PENGOBATAN LESI PRA-KANKER SERVIKS • HPV
: Observasi Medikamentosa Destruksi : Krioterapi Elektrokauterisasi Elektrokoagulasi Laser Eksisi
• Displasia ringan ( NIS 1 ) : Observasi Destruksi Eksisi • Displasia sedang (NIS 2 ) : Destruksi Eksisi: Diatermi loop • Displasia keras (NIS 3 ) : Destruksi Eksisi : Konisasi, histerektomi
16
METODE DESTRUKSI PADA NIS D.KOAGULASI
LASER
KRIOTERAPI
± 93,3%
± 95,4%
± 93%
-
-
-
Nyeri
++
+
+
Lama prosedur
3-5’
± 30’
5-10’
Penyembuhan
4-6 mg
4-6 mg
4-6 mg
Efektivitas Spesimen PA
Pada lesi endoserviks kecil. Pada lesi yang mudah dilihat. Tidak ada lesi pada kanalis servikalis. Kryonekrosis pada seluruh lesi dan zona
Kegagalan: Lesi luas
transformasi.
Kolposkopi tidak memuaskan
Angka kesembuhan mencapai 90%.
Keterlibatan epitel endoserviks
Bila lesi luas turun hingga mencapai 42%.
Tehnik tidak memadai 17
CRYOTHERAPY HIPOTERMI : • Perubahan fase cryogen pembentukan es ( 0 sampai -10 0 ) dehidrasi - protein rusak - membran sel lemah - pecah -kematian sel
KOAGULASI
18
TERAPI NIS DENGAN EKSISI n LEEP ( Loop Electrosurgical Excision Procedure) : i Diatermi loop i LLETZ ( Large Loop Excisional Transformation Zone) n KONISASI : i KONISASI COLD KNIFE i KONISASI DIATERMI LOOP (LLETZ) i KONISASI LASER n HISTEREKTOMI 19
EKSISI LEEP
Large loop Excision of the Transformation Zone (LLETZ) • Eksisi lesi abnormal dan sekitarnya dengan menggunakan metal wire loop. • Dapat digunakan pada saat tindakan kolposkopi. • Angka kejadian tidak adanya kelainan sekitar 5-40%. • Angka kesembuhan mencapai 95%. • LLETZ : mengeksisi zona transformasi.
Result of Loop Electrosurgical Excision Author
No of patient treated
No of patient Recurred
Prendiville
102
2
Whiteley
80
4
Bigrigg
1000
41
Gunasekera
98
7
Luesley
616
27
Murdoch
600
16
TOTAL
2496
97 (3.9 %)
Complication o Electrosurgical Excision Complication
No. of patient
Operative hemorrhage
Postoperative hemorrhage
Cervical stenosis
Prendeville
111
2
2
-
Whiteley
80
0
3
-
Mor-yosef
50
1
3
-
1000
0
6
-
Gunasekera
98
0
0
-
Howe
100
0
1
-
Minucci
130
0
1
2
Wright
432
0
8
2
Luesley
616
0
24
7
Total
2617
3 (0,001%)
48 (1,8%)
11/6178 (1.0%)
Bigrigg
KONISASI INDIKASI KONISASI :
1. Pandang kolposkopi tak memuaskan, 2. Kolposkopi curiga invasif, walau biopsi NIS 3 3. Kuretase endoserviks positif 4. Diskrepansi sitologi > histologi 5. Sitologi curiga adenoca insitu 6. Biopsi mikroinvasif •Metode: KONISASI COLD KNIFE KONISASI DIATERMI LOOP (=LLETZ) KONISASI LASER
KONISASI harus berdasar SITOLOGI dan KOLPOSKOPI (dan BIOPSI)
23
TERIMA KASIH