Lbm 4 Kb Rizkahidya.docx

  • Uploaded by: Rizka Hidya Tiffani II
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lbm 4 Kb Rizkahidya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,928
  • Pages: 30
LBM 4 Judul: “Mati lagi? Apa Kata Dunia? STEP 1  Mortalitas : peristiwa hilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup  Demografi : berasal dari bahasa Yunani demos yaitu rakyat grafein yaitu menulis jadi demografi artinya tulisan-tulisan tentang rakyat atau penduduk (ilmu kependudukan)  AKI : kematian yang terjadi saat kelahiran atau 42 hari setelah kelahiran yang disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau yang memperberat kehamilan. Selain karena kecelakaan  AKB : kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun STEP 2 1. Apa definisi dari demografi? 2. Jelaskan tujuan dan manfaat dari demografi? 3. Sebut dan jelaskan komponen demografi? 4. Jelaskan mengenai mortalitas? 5. Apa saja dari indicator dari mortalitas? 6. Apa saja faktor yang mempengaruhi mortalitas? 7. Apa saja dampak yang didapatkan dari indicator mortalitas? 8. Bagaimana cara menanggulangi mortalitas? 9. Apa saja yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk? 10.Apa saja penyebab AKI? 11.Apakah upaya pemerintah untuk menurunkan AKI? 12.Mengapa AKI dan AKB digunakan sebagai barometer tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat? 13.Apa saja target yang harus dicapai RPJMN? STEP 3 1. Apa definisi dari demografi? Demografi

a. Definisi Demografi berasal dari Bahasa Yunani Demos : Rakyat Grafein : Menulis Demografi : Tulisan tulisan tentang rakyat/penduduk ( ilmu kependudukan) Menurut Donald J Boque : Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisidan distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa, melalui bekerjanyalima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Ilmu yang mempelajari secara statistic dan matematik tentang besar komposisi dan distribusi Ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya) NB : penduduk (UU RI No. 10/ 1992) adalah orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah tertentu pada waktu tertentu.

2. Jelaskan tujuan dan manfaat dari demografi? a. TUJUAN i. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. ii. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. iii. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi social.

iv. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan dating dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. b. MANFAAT i. untuk mengetahui kuantitas dan distribusi penduduk di wilayah tertentu ii. untuk mengetahui pertumbuhan pddk masa lampau,kecenderungan, dan persebarannya sesuai dengan data yang tersedia iii. untuk mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan pddk dengan berbagai aspek organisasi sosekbud iv. untuk memperkirakan pertumbuhan pddk pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya Sumber : Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI 3. Sebut dan jelaskan komponen demografi? komponen demografi yaitu : - kelahiran (fertilitas), Fertilitas dalam pengertian demografi adalah Kemampuan rill seorang wanita untuk melahirkan. (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar- Dasar Demografi” : 7). Proses lahirnya seorang bayi dari rahim perempuan dengan adanya tanda2 kehidupan, seperti bernafas, bergerak, menangis, dsb....atau kemampuan wujud reproduksi aktual dari seorang wanita atau individu - kematian (mortalitas), Mortalitas atau kematian adalah Peristiwa menghilangnya semua tanda –tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 115). - perkawinan,

Perkawinan merubah status seseorang dari bujangan atau janda/duda menjadi berstatus kawin. Dalam demografi status perkawinan penduduk dapat dibedakan menjadi status belum pernah menikah, menikah, pisah atau cerai, janda atau duda. Di daerah dimana pemakaian KB rendah, rata-rata umur penduduk saat menikah pertama kali serta lamanya seseorang dalam status perkawinan akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat fertilitas. Usia kawin dini menjadi perhatian penentu kebijakan serta perencana program karena berisiko tinggi terhadap kegagalan perkawinan, kehamilan usia muda yang berisiko kematian maternal, serta risiko tidak siap mental untuk membina perkawinan dan menjadi orangtua yang bertanggung jawab. - migrasi - Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap disuatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik / negara ataupun batas administrative / batas bagian dalam suatu negara. - Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain . (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-Dasar Demografi” : 9). - mobilitas sosial. perpindahan status seseorang atau kelompok dari satu kedudukan ke kedudukan lain. Perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas) merupakan salah satu dari tiga komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Komponen ini bersama dengan kelahiran dan kematian mempengaruhi dinamika penduduk di suatu wilayah seperti jumlah, komposisi, dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk melakukan migrasi, kelancaran

sarana transportasi antar wilayah, dan pembangunan wilayah dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap. Faktor pendorong mobilitas sosial : a. perubahan kondisi sosial b. ekspansi teritorial (perluasan daerah) c. pembagian kerja d. situasi politik Faktor penghambat mobilitas sosial : a. tingkat pendidikan yang rendah b. sudah puas dengan apa yang dimiliki c. diskriminasi kelas d. kemiskinan 4. Jelaskan mengenai mortalitas? Definisi Mortalitas atau kematian adalah Peristiwa menghilangnya semua tanda –tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 115). Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefiniskan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Penyebab kematian Kematian dewasa : umumnya disebabkan karena

- penyakit menular, - penyakit degeneratif, - kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh: - penyakit sistim pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. - Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah. http://www.datastatistik-indonesia.com/portal Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas a. Status perkawinan Mortalitas kelompok penduduk yang sudah menikah lebih rendah dibandingkan dengan yang belum menikah dan perbedaan untuk pria lebih besar daripada wanita. Hal ini disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan biasanya mensyaratkan orang-orang yang sehat maupun karena perbedaan kebiasaan dan kondisi hidup. b. Tempat tinggal Mortalitas di daerah pedesaan lebih rendah dibandingkan daerah kota tetapi perbedaan tersebut sudah berkurang. c. Cara hidup Apabila kondisi sosial semakin memuaskan (diukur dari segi kualitas perumahan, kebersihan, pelayanan kesehatan dll) angka kematian semakin menurun. Kebiasaan hidup seperti merokok, makan dan minum dapat juga mempengaruhi mortalitas. d. Faktor genetik Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke generasi yang lain dan dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu mengapa para keluarga harus berusaha memperpanjang masa

kehidupan. Walaupun demikian jumlah penyakit seperti itu tidak begitu banyak dan pengaruhnya terhadap mortalitas dirasakan tidak menentu. Munir, Rozi dan Budiarto, Teknik Demografi, Jakarta : PT. Bina Aksara Kesehatan neonatal dan maternal. Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun, yaitu  sepertiganya terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran  sekitar 80 persen kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang bersifat negatif bagi perkembangan kehamilan sehat, persalinan yang aman dan perkembangan dini anak. . http://www.bappenas.go.id/index.php? Sumber data angka mortalitas a. registrasi penduduk Cara pengumpulannya prospektif yaitu pencatatan yang kontinyu terhadap tiaptiap peristiwa kematian b. penelitian (survei) biasanya dijadikan satu dengan penelitian kelahiran (fertilitas) yang disebut dengan penelitian statistik vital c. sensus penduduk, ditanyakan :  jumlah perempuan yang pernah kawin menurut umur,  jumlah anak yang dilahirkan hidup,  jumlah anak yang meninggal, dan  jumlah anak yang masih hidup Dari informasi di atas dibuat perkiraan (estimasi) mengenai tingkat kematian bayi dan tingkat kematian anak Mantra, Ida Bagoes, 2003, Demografi Umum, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Permasalahan yang muncul saat angka mortalitas tinggi

Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :  Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.  Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-anak (Balita).  Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi Indonesia dimata dunia http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file =index&req=getit&lid=376 Komponen Mortalitas 1. LIFESPAN = lamanya kehidupan • Umur paling tua dimana seseorang dapat bertahan hidup • “berapa lama kemungkinan/probabiliti seseorang dapat bertahan hidup (tidak mati)” • sulit memperkirakan berapa lama seseorang akan hidup; • hanya bisa mengasumsikan sampai usia berapa seseorang dapat hidup; • mudah dilakukan jika catatan kelahiran diketahui saat kematiannya; • di Indonesia, akte kelahiran belum dirasakan menjadi suatu kebutuhan.

2. LONGEVITY = daya tahan untuk hidup • kemampuan seseorang untuk tetap hidup dari ultah sekarang ke ultah berikutnya; • biasa diukur sebagai “angka harapan hidup”, yaitu statistik umur rata-rata kehidupan seseorang; • sangat dipengaruhi oleh faktor genetik pada saat dilahirkan; • kondisi ketahanan organ-organ vital, predisposisi berbagai penyakit, tingkat kecepatan metabolisme bayi; • situasi dan kondisi kesehatan ibu saat mengandung merupakan penentu;

• pola kematian dari berbagai negara adalah hampir sama, meskipun tingkat kematiannya berbeda, yaitu: tinggi pada kelompok umur < 1 tahun, menurun sampai dengan kelompok usia produktif, dan meningkat lagi pada kelompok usia lanjut. 5. Apa saja dari indicator dari mortalitas? A. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR) Konsep Dasar Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk.Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda. Kegunaan Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah. Definisi Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu. Rumus : CDR 

D K P

CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar) D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu K = Bilangan konstan 1000

B. Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985). Definisi Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Kegunaan Informasi

mengenai

tingginya

MMR

akan

bermanfaat

untuk

pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk

mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Cara Menghitung Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran Rumus AKI 

Jumlah Kematian Ibu K Jumlah Kelahiran Hidup

Dimana:  Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.  Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu.  Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.

C. Angka Kematian Bayi (AKB)  Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.  Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang

dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.  Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.  Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita  Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.  Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Definisi Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Cara Menghitung:

AKB 

D 0   1 th K  Lahir Hidup

 AKB

= Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)

 D 0-<1th = Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.  ∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu (lihat modul fertilitas untuk definisi kelahiran hidup).  K = 1000 Sumber Data Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau registrasi kependudukan, sehingga sering dibuat perhitungan/estimasi tidak langsung dengan program "Mortpak 4". Program ini menghitung AKB berdasarkan data mengenai jumlah Anak yang Lahirkan Hidup (ALH) atau Children Ever Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang Masih Hidup (AMH) atau Children Still Living (CSL) (catatan: lihat definisi di modul fertilitas). D. Angka Kematian Neonatal

(AKN) : Jumlah kematian bayi usia

0 – 1 bln. Definisi Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Rumus Angka Kematian Neo  natal 

D  LahirHidup

0   1 bulan

K

Keterangan :  Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0 - < 1bulan

 ∑ D 0-<1bulan = Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.  ∑ lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu  K = 1000

E. Angka Kematian Postneonatal (AKP) Definisi Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Rumus Angka Kematian Post Neo  natal 

D  Lahir Hidup

1 bulan  1 tahun

K

Keterangan :  Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun  ∑ D1bulan-<1tahun = Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu & daerah tertentu  ∑ lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah tertentu  K = konstanta (1000)

F. Angka Kematian Anak (AKA)

 Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari.  Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985) Definisi Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.

Rumus Angka Kematian Anak (1 - 4)th 

 Kematian Anak  Penduduk

(1 - 4)th

K

(1 - 4)th

Dimana:  Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.  Jumlah Penduduk (1-4) th =jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu  K = Konstanta, umumnya 1000.

G. Angka Kematian Balita (AKBa)

Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun. Definisi Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi) Cara Menghitung Angka Kematian Balita

(0 - 4)th



 Kematian Balita  Penduduk Balita

(0 - 4)th

K

(0 - 4)th

Dimana :  Jumlah Kematian Balita (0-4)th= Banyaknya kematian anak berusia 0-4 th pada satu tahun tertentu di daerah tertentu  Jumlah Penduduk Balita (0-4)th= jumlah penduduk berusia 0-4 th pada pertengahan tahun tertentu di daerah tertentu  K = Konstanta, umumnya 1000. http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/410/410/ 6. Apa saja faktor yang mempengaruhi mortalitas? Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas : a. Status perkawinan Mortalitas penduduk yang sudah menikah ternyata lebih rendah dibandingkan dengan yang belum menikah, dan perbedaan untuk pria lebih besar daripada wanita. Hal ini sebagain disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan biasanya mensyaratkan orang-orang yang sehat, maupun karena perbedaan kebiasaan dan kondisi hidup. b. Tempat tinggal

Mortalitas di daerah pedesaan pada umumnya lebih rendah dibandingkan di daerah kota, tetapi sekarang perbedaan tersebut sudah berkurang. Beberapa penyakit menyerang daerah iklim panas, dan ada juga yang melanda tempat-tempat yang dingin; akibatnya perbedaan iklim dapat juga menjadi faktor penyebab kematian. Atas dasar alasan ini juga di tempat tinggal yang sama dapat terjadi fluktuasi mortalitas musiman. c. Cara hidup Pada umumnya apabila kondisi sosial semakin memuaskan ( diukur dari segi kualitas perumahan, kebersihan, pelayanan kesehatan, dan lain-lain ), angka kematian akan menurun. Kebiasaan hidup, misalnya merokok, makan dan minum, dapat juga mempengaruhi mortalitas. d. Faktor genetik Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke generasi lain; dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu mengapa para keluarga harus berusaha memperpanjang masa kehidupan. Walaupun

jumlah penyakit seperti itu tidak begitu banyak, dan

pengaruhnya terhadap mortalitas dirasakan tidak menentu. Dengan demikian dewasa ini perbedaan keturunan secara komparatif dianggap tidak berarti. Sumber : Teknik Demografi, PT Bina Aksara

a. Faktor umum Masih banyak terjadi perkawinan, kehamilan dan persalinan di luar kurun waktu reproduksi ynag sehat, terutam pada usia muda. Risiko kematian pada kelompok umur di bawah 2 tahun dan di atas 35 tahun adalah 3xlebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat (20-34 tahun) b. Factor paritas

Grandmultipara, yaitu ibu dnegna jumlah kehamilan dan persalinan lebih dari 6 kali masih banyak terdapat. Risiko kematian maternal dari golongan ini 8 kali lebih tinggi dari lainnya c. Factor perawatan antenatal Masih

rendahnya

kesadaran

ibu-ibu

hamil

untuk

memeriksa

kandungannya pada sarana kesehatan, sehingga factor-faktor yang sesungguhnya dapat dicegah atau komplikasi kehamilan yang dapat diperbaiki serta diobati tidak segera dapat ditangani. Seringkali mereka dating setelah keadaannya buruk d. Factor penolong Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak, baru setelah persalinan terlantar dan tidak dapat maju serta disertai gejala komplikasi yang berat (infeksi, rupture uteri) kemudian dikirim ke fasilitas kebidanan yang memadai. Bila sudah demikian, apapun yang kita usahakan kadang kala tidak dapat menolong ibu maupun anaknya e. Factor sarana dan fasilitas Misalnya sarana fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan obat2an yang merah dan terjangkau oleh masyarakt, desediakannya fasilitas anastesi, transportasi dan sebagainya f. Factor lainnya Yaitu factor sosia ekonomi, kepercayaan dan budaya masyarakat, pendidikan dan ketidaktahuan, dan sebagainya g. Factor system rujukan Agar supaya pelayanan kebidanan mudah dicapai, pemerintah telah menetapkan seorang ahli kebidanan disetiap ibukota kabupaten, namun belum seluruh ibukota kabupaten dapat diisi, oleh karena itu rujukan kasus kebidanan belum sempurna

Sumber : Sinopsis Obstetri jilid 2, EGC 7. Apa saja dampak yang didapatkan dari indicator mortalitas? 8. Bagaimana cara menanggulangi mortalitas?

b. Kematian (Mortalitas) Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. anyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas). a) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas) Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah: - Sarana kesehatan yang kurang memadai. - Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan - Terjadinya berbagai bencana alam - Terjadinya peperangan - Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri - Tindakan bunuh diri dan pembunuhan. b) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas) Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah: -

       

Lingkungan hidup sehat. Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap. Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

Pemeriksaan kebidanan yang intensif Meningkatkan mutu dan failitas kesehatan Memperbaiki keadaan social ekonomi Berupaya supaya tenaga nedis dan paramedic lebih terlatih Terdidik dan bertanggung jawab Menyediakan bank darah Pemberian antibiotic yang tepat dan adekuat Pengenalan kasus-kasus risiko tinggi

9. Apa saja yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk?  Fertilitas, mortalitas - Tingkat kepercayaan: banyak anak banyak rezeki

- Pekerjaan: di kota lebih banyak 10.Apa saja penyebab AKI? Konsep Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985). Definisi Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Kegunaan Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Cara Menghitung Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran Rumus

AKI 

Jumlah Kematian Ibu K Jumlah Kelahiran Hidup

Dimana: Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu. - Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu. - Konstanta =100.000 bayi lahir hidup. http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/450/450/ -

Etiologi Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, ada empat terlalu penyebab terbanyak angka kematian ibu (AKI) melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu rapat jarak kelahirannya.

http://www.pdpersi.co.id Perempuan meninggal akibat komplikasi selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang selama kehamilan. Komplikasi lain mungkin ada sebelum kehamilan tetapi memburuk selama kehamilan. Komplikasi utama yang menjelaskan 80% dari seluruh kematian ibu: - pendarahan parah (kebanyakan pendarahan setelah melahirkan) Pendarahan parah setelah kelahiran dapat membunuh seorang wanita sehat dalam waktu dua jam jika dia tanpa pengawasan. Menyuntikkan oksitosin segera setelah melahirkan secara efektif mengurangi risiko perdarahan. - Infeksi (biasanya setelah melahirkan) Infeksi setelah melahirkan dapat dihilangkan jika kebersihan yang baik dipraktekkan dan jika tanda-tanda awal infeksi diakui dan diperlakukan secara tepat waktu. - tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia) Pre-eklampsia harus dilacak dan dikelola dengan tepat sebelum timbulnya kejang (eklampsia) dan komplikasi yang mengancam jiwa lainnya. Memberikan obat-obatan seperti magnesium sulfat untuk preeklampsia dapat menurunkan risiko seorang wanita terkena eklampsia. - aborsi yang tidak aman. Untuk menghindari kematian ibu, juga penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan terlalu-dini. Semua wanita, termasuk remaja, membutuhkan akses ke keluarga berencana, pelayanan aborsi yang aman sejauh penuh hukum, dan kualitas perawatan pasca-aborsi. - Sisanya disebabkan oleh atau berhubungan dengan penyakit seperti malaria, dan AIDS selama kehamilan.

- Kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir berhubungan erat. Lebih dari tiga juta bayi baru lahir meninggal setiap tahun, dan tambahan 2,6 juta bayi stillborn http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/

AKI di Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2009 berdasarkan laporan dari Kabupaten atauKota sebesar 117,02/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah memenuhi target dalam indikator Indonesia sehat 2010 sebesar 150/100.000 kelahiran hidup. Kejadian AKI yang paling banyak adalah pada - waktu nifas sebesar 49,12 %, - waktu bersalin sebesar 26,99%, dan - waktu hamil sebesar 23,89%. Kematian ibu disebabkan karena eklamsi (28,76%), perdarahan (22,42%), infeksi (3,54%), dan lain-lain (45,28%) (DinKes, Prov.Jawa Tengah, 2009) Penyebab terbesar kematian ibu yang terjadi pada masa nifas yaitu perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, dan lain- lain sebesar 11% (DepKes RI, 2008). Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira kira 6 minggu atau 42 hari. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu kata “puer” yang artinyabayi dan“parous”berati melahirkan(Anggraeni, Yetti, 2010, p.1). Pasca persalinan (masa nifas) berpeluang untuk terjadinya kematian ibu maternal, sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sejak persalinan. Pelayanan ibu nifas meliputi pemeriksaan kesehatan pasca

persalinan untuk mengetahui apakah terjadi perdarahan pascapersalinan, keluar cairan bau dari jalan lahir, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit dan lain-lain (DinKes, Prov.Jawa Tengah, 2009, p.52)

11.Apakah upaya pemerintah untuk menurunkan AKI? Diperkirakan 15 % kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila: 1) ibu segera mencari

pertolongan ketenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin; 3) tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna. Dengan demikian, untuk komplikasi yang membutuhkan pelayanan di RS, diperlukan penanganan yang berkesinambungan (continuum of care), yaitu dari pelayanan di tingkat dasar sampai di Rumah Sakit. Langkah 1 sampai dengan 5 diatas tidak akan bermanfaat bila langkah ke 6 tidak adekuat. Sebaliknya, adanya pelayanan di RS yang adekuat tidak akan bermanfaat bila pasien yang mengalami komplikasi tidak dirujuk. (Gambar 2)

Departemen kesehatan - Menempatkan bidan di desa - Safe motherhood dan making pregnancy safe: mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan MPS: punya 3 kata kunci  semua persalinan ditolong tenaga kesehatan ahli, komplikasi obsetri mendapat rujukan, semua perempuan usia reproduksi dapat akses pensegahan dan pelaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman Safe motherhood WHO: o KB: karena kepadatan penduduk  membatasi anak dalam 1 keluarga, menunda masa perkawinan o Pelayanan antenatal: dalam masa kehamilan dibimbing agar tetap sehat dan mengetahui kehamilan resiko tinggi o Persalinan aman: ibu hamil ditolong oleh pelayanan kesehatan (bidan atau dokter)

o Obsetri esensial: kemampuan pelayanan kesehatan mengetahui resiko tinggi terhadap ibu hamil

12.Mengapa AKI dan AKB digunakan sebagai barometer tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat? AKI: - ibu sebagai indicator kesehatan wanita - tingkat kesejahteraan masyarakat: perannya terhadap anak dan suami (beban berat) meningkatkan kesehatan ibu dan tenaga medis  sekarang sudah ada puskesmas, masih kurang dari segi mutu pelayanan kesehatan (akses, efektifitas, integritas antar pelayanan kesehatan) AKB? 13.Apa saja target yang harus dicapai RPJMN? RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)  Renstra (visi misi beberapa tahun kedepan) 9 pokok target: - Fungsi Negara yang melindungi segenap bangsa - Mengelola pemerintah yang bersih efektif terpercaya - Membangun dan memperkuat Negara desa - Melakukan reformasi sistem dan penegakan hokum - Meningkatkan kualitas hidup - Meningkatkan produktifitas dan daya saing tingkat internasional - Memajukan kemandirian dalam hal ekonomi - Melakukan revolusi untuk menunjukan karakter bangsa - Menunjukan ke binekaan Indonesia 2015-2019 AKI/100.000 kelahiran hidup minimal jumlahnya 70 Seluruh kelahiran ditolong tenaga kesehatan terampil AKBalita/ 1000 kelahiran hidup: target 25

AKNeonatal: target 12/1000

 Penyebab langsung kematian ibu Secara global, lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ini telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi semakin menurun sedangkan HDK dalam kehamilan proporsinya semakin meningkat, hampir 30 % kematian ibu di Indonesia pada tahun 2011 disebabkan oleh HDK .

Gambar 1: Penyebab kematian Ibu

(Sumber: Hasil analisa Sensus Penduduk 2010 )

PPB 20% HDK 32% APB 3% Abortus 4% Partus Lama 1% Komplikasi puerperium 31% Kelainan Amnion 2% Lain-lain 7% 4

 Penyebab tidak langsung (indirek) kematian ibu Definisi kematian ibu mengindikasikan bahwa kematian ibu tidak hanya mencakup kematian yang disebabkan oleh persalinan tetapi mencakup kematian yang disebabkan oleh penyebab non-obstetri. Sebagai contoh adalah ibu hamil yang meninggal akibat penyakit Tuberkulosis, Anemia, Malaria, Penyakit Jantung, dll. Penyakitpenyakit tersebut dianggap dapat memperberat kehamilan meningkatkan resiko terjadinya kesakitan dan kematian.

Proporsi kematian ibu indirek di Indonesia cukup signifikan yaitu sekitar 22% sehingga pencegahan dan penanganannya perlu mendapatkan perhatian. Diperlukan koordinasi dengan disiplin medis lainnya di RS atau antar RS, antara lain dengan Spesialis Penyakit Dalam dan Bedah, dalam menangani kematian indirek.

Related Documents

Lbm 4 Kb Rizkahidya.docx
October 2019 45
Kb Lbm 2
August 2019 50
Rizal Lbm 4 Mars.pptx
May 2020 25
Lbm 4 Jiwa.docx
December 2019 45
Lbm 4 Indra.docx
November 2019 55
Lbm 4 Jiwa - Copy.docx
June 2020 13

More Documents from "Alyaa Utami"

Andini Mata Lbm 1.docx
October 2019 32
Indri Lbm 1 Tht.doc
October 2019 39
Lbm 1 Mata Audina.docx
October 2019 25
Lbm 4 Kb Rizkahidya.docx
October 2019 45
Doc 1
July 2020 11