LBM 1 THT SGD 10 “Telinga anak saya sakit”
STEP 1 1. Otoskopi : pemeriksaan liang telinga untuk mengetahui keadaan membrane timpani STEP 2 1. Bagaimana anatomi, fisiologi dari telinga? 2. Mengapa pasien rewel semalaman serta tidak mau makan minum dan mengeluh telinga kanannya kurang dapat mendengar? 3. Apa hubungan antara riwayat pasien mengkorek-korek telinga dengan keluhan? 4. Mengapa didapatkan nyeri tarik aurikula positif, nyeri tekan tragus +? 5. Apa hubungan usia pasien dengan keluhan dan apa saja factor resiko dari kasus di scenario? 6. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik? 7. Apa DD dan Diagnosis dari scenario? 8. Apa pemeriksaan penunjang dari scenario? 9. Bagaimana upaya preventif dan kuratif dari kasus scenario? 10. Apa komplikasi dari scenario?
STEP 3
1. Bagaimana anatomi, fisiologi dari telinga?
2. Mengapa pasien rewel semalaman serta tidak mau makan minum dan mengeluh telinga kanannya kurang dapat mendengar? Apabila mengalami infeksi pembengkakakn rasa sakit rewel nyeri tenggorokan tidak mau makan dan minum karena nyeri Kurang bisa mendengar ada pembengkakak/ secret 3. Apa hubungan antara riwayat pasien mengkorek-korek telinga dengan keluhan? Ada kotoran di liang telinga akan keluar sendiri, apabila mengkorek telinga akan beresiko mengenai membrane timpani Terjadi trauma Kotoran bisa menyumbat di depan membrane timpani ketika mandi atau berenang infeksi inflamasi pus pendengaran gak bisa menggetarkan bunyi Canalis untuk menangkap dan menghantarkan suara kalau ada proses patologis sel sel rambut kelenjar minyak yg termodifikasi kalau ada inflamasi maka akan terjadi nyeri juga lapisan minyak dan serumen hilang edem di stratum dan penumpukan secret (kulit gak terlindungi dan terjadi perforasi) susah mendengar 4. Mengapa didapatkan nyeri tarik aurikula positif, nyeri tekan tragus +? Bentuk telinga berkelok kelok, maka pemeriksaanya ditarik ke postero superior nyeri Nyeri tekan tragus untuk bedain kanal luar apa kanal dalem 5. Apa hubungan usia pasien dengan keluhan dan apa saja factor resiko dari kasus di scenario? 1. Dalam banyak kasus, tidak ada alasan yang jelas mengapa otitis eksterna difusa terjadi karena itu kemungkinan menjadi faktor idiopatik. Otitis eksterna difusa disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor-faktor yang saling berkaitan hingga menimbulkan kerusakan, pada beberapa penyebab yang tidak diketahui. 2. Trauma. 2. Trauma merupakan penyebab umum disebabkan oleh garukan karena gatal pada telinga dengan apapun yang dapat digunakan ( kuku jari, batang korek api, kertas, kep rambut dan pengorek telinga ). Meskipun memberikan kepuasan pada penderita, yang dapat melukai kulit, misalnya terjadi infeksi sekunder. Pada keadaan lain juga menyebabkan iritasi atau reaksi alergi. 3. Iritasi.
3. Bahan kimia saat dipakai ke kulit menyebabkan iritasi yang kemudian menimbulkan reaksi alergi. Perbedaan antara kedua reaksi ialah terjadi jika pemakaian dari bahan iritan secara lama dan pada konsentrasi yang cukup tinggi. Reaksi iritasi lebih berat pada permukaan kulit yang lembab dan mekanisme pertahanan secara alami 9 terganggu. Reaksi alergi hanya terjadi pada beberapa individu dengan munculnya reaksi hipersensitivitas tipe 4 setelah periode sensitisasi terhadap alergen. Zat iritan sering kali masuk ke dalam telinga setelah periode sensitisasi terhadap alergen. 4. Alergi. Pada kebanyakan alergi antibiotik (misalnya: neomisin, framisetin, gentamisin, polimiksin), antibakterial (misalnya: clioquinol) dan anti histamin. Bahan sensitif lainnya yang sering dipakai untuk menggaruk telinga seperti bahan-bahan dari logam, kertas dan kep rambut. Sebagai tambahan, reaksi alergi dapat disebabkan oleh kuku jari, kosmetik dan ramuan obat-obatan rambut. 5. Bakteri Bakteri yang umumnya menyebabkan otitis eksterna akut difusa adalah Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococci, Streptococci dan Bacillus gram negatif. Untuk infeksi yang ringan atau tidak mengalami komplikasi, kultur mikroorganisme pada liang telinga tidak dilakukan, karena biasanya menunjukkan pertumbuhan pola kuman yang beragam. Untuk infeksi yang berat, kultur diperlukan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang dominan dan membantu dalam pemilihan terapi antibiotik. 6. Faktor iklim/lingkungan. Faktor resiko yang paling sering menyebabkan terjadinya otitis eksterna adalah yang bekerja pada daerah dengan iklim panas dan lembab dibandingkan yang bekerja pada iklim yang dingin. Terdapat beberapa hal yang berpotensi menyebabkan terjadinya
otitis eksterna, seseorang yang berenang pada cuaca yang panas, menyebabkan mekanisme pertahanan kulit liang telinga terganggu, telinga menjadi basah yang dapat menimbulkan iritasi dan erupsi disebabkan oleh adanya zat kimia didalam kolam renang. 6. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik? Gejala klinis penderita otitis eksterna difusa adalah : 1. Rasa gatal pada telinga. 2. Rasa tidak nyaman pada telinga (aural fullness). 3. Otalgia. 4. Keluarnya cairan dari telinga (pada awalnya cairan jernih dan tidak berbau, tetapi secara cepat berubah menjadi purulen serta cairan yang berbau). 5. Pendengaran yang berkurang. 6. Tinitus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai : a. Rasa nyeri pada tragus bila dilakukan manipulasi. b. Eritema dan edema pada liang telinga luar. c. Cairan purulen. d. Eksema pada daun telinga. e. Pada kasus berat, infeksi dapat meluas ke sekitar jaringan lunak, termasuk glandula parotis 7. Apa DD dan Diagnosis dari scenario? a. Otitis eksterna akut 1. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) ETIOLOGI Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus PATOFISIOLOGI Otitis eksterna sirkumskripta merupakan infeksi folikel rambut, bermula sebagai folikulitis kemudian meluas menjadi furunkel. Organisme penyebab biasanya Staphylococcus. Umumnya kasus ini disebabkan oleh trauma garukan pada liang telinga. Kadang–kadang furunkel disebabkan oleh tersumbat serta terinfeksinya kelenjar sebasea di liang telinga, sehingga frekuensi penyakit ini meningkat dalam musim panas MANIFESTASI
Rasa nyeri yang hebat, apalagi bila daun telinga disentuh atau dipegang, gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga. Liang telinga tampak bengkak pada tempat tertentu 2. Otitis eksterna difus Dapat terjadi sekunder pada OMSK atau OMA ETIOLOGI Pseudomonas, staphylococcus albus, E.coli, dan Enterobacter aerogenes MANIESTASI KLINIK Gejala sama denga Otitis Media sirkumskripta. Tampak 2/3 dalam liang telinga sempit, hiperemis, dan edema tanpa batas yang jelas, serta tidak ditemukan furunkel. Kadang terdapat sekret berbau tidak mengandung lendir. Dapat disertai demam dan pembesaran kelenjar getah bening regional 3. Otitis eksterna maligna Adalah tipe khusus dari infeksi akut difus di liang telinga luar ETIOLOGI Pseudomonas FAKTOR PREDISPOSISI Riwayat DM dalam keluarga khususnya orang tua PATOFISIOLOGI Otitis eksterna maligna merupakan infeksi yang meluas sampai ke dalam liang telinga luar hingga ke jaringan lunak disekitarnya. Otitis eksterna maligna melibatkan mastoid atau tulang temporal, kartilago, pembuluh saraf dan darah. Mikroorganisme yang paling sering terdapat pada otitis eksterna maligna adalah Pseudomonas aeruginosa. Otitis eksterna maligna harus dicurigai ketika nyeri tidak sesuai dengan keluhan, dijumpai adanya nekrosis kulit liang telinga atau granulasi, fasial paralisis, vertigo, atau tanda-tanda meningeal. MANIFESTASI KLINIS Rasa gatal di liang telinga, unilateral, diikuti nyeri hebat dan sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Nyeri akan menghebat dan liang telinga tertutup jaringan granulasi yang subur KOMPLIKASI Paresis atau paralisis nervus facial, kondritis, osteoitis, dan osteomielitis, hingga kehancuran tulang temporal b. Otitis eksterna kronik i. Otomikosis (Otitis eksterna difus kronik) ETIOLOGI Jamur di liang telinga yang dipermudah dengan kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering jamur Aspergillus niger. Dapat juga Pityrosporum, aktinomises atau candida albicans. MANIFESTASI KLINIS Rasa gatal dan tersumbat di liang telinga. Pada pemeriksaan tampak liang telinga terisi oleh filamen jamur berwarna keputihan. Seringkali juga terjadi infeksi oleh bakteri akibat trauma mengorek liang telinga
2. Otomikosis. Otokimosis Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi, yang tersering ialah Pityrosporum, Aspergillus. Kadang-kadang juga ditemukan kandida albikan atau jamur lain. Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan 1. Stadium akut. 8. Apa pemeriksaan penunjang dari scenario? - Test rinne dgn garpu tala + kalo masih mendengar Di bunyikan dan ditaruh di telinga (os mastoid) sampai getaran hilang trus dibandingkan dgn pemeriksa Kalau tuli hantaran tidak bisa mendengar suara didepan telinga setelah bonconduction habis Kalau tuli saraf mendengar suara didepan telinga sesudah bonconduction habis - Test weber penghantaran suara. Normal kanan kiri sama mendengarnya Pakai garpu tala tapi diletakkan di dahi. Kalau kelainan tuli hantaran suara justru lebih keras pada telinga yg sakit Kalau tulinya saraf suara lebih keras ditelinga yg normal - Test scwabach membandingkan konduksi tulang pasien dg pemeriksa Kalau tuli hantaran : bonconduction lebih lama ketimbang yg kita rasakan Kalau tuli saraf : bonconduction lebih cepat 9. Bagaimana upaya preventif dan kuratif dari kasus scenario? Preventif : - Menjaga telinga tetap bersih dan kering - Menghindari trauma telinga dalam - Segera berobat ke dokter apabila mengalami keluhan - Apabila ada hewan/benda asing jgn diambil sndiri Kuratif : debridement, antibiotic, anti inflamasi 10. Apa komplikasi dari scenario? 11. KOMPLIKASI 12. Komplikasi otitis eksterna difusa : 13. 1. Perikondritis dan kondritis. 14. Perikondritis, inflamasi dari perikondrium, dan kondritis , inflamasi dari kartilago,
15. merupakan komplikasi dari infeksi pada liang telinga luar atau hasil dari trauma 16. yang tidak disengaja atau trauma akibat pembedahan pada daun telinga. 17. Gambaran klinis rasa nyeri, dan penderita sering mengeluhkan rasa gatal yang 18. hebat di dalam liang telinga. Seiring berjalannya waktu, kulit pada daerah yang 19. terinfeksi menjadi krusta dengan debris, dan melibatkan kartilago. Dapat dijumpai 20. pembengkakan dan kemerahan pada telinga, sering dijumpai pembengkakan pada 21. liang telinga. Siprofloksasin juga tersedia dalam bentuk tetes telinga yang dikombinasikan dengan hidrokortison dan sebagai formulasi kombinasi baru yang lebih poten dari deksametason (Cipro HC dan Ciprodex). Larutan ini bersifat asam dan berisi steroid. Hidrokortison dalam Cipro HC meninggalkan endapan dalam liang telinga, kedua obat tetes tersebut mahal. 17 KOMPLIKASI Komplikasi otitis eksterna difusa : 1. Perikondritis dan kondritis. Perikondritis, inflamasi dari perikondrium, dan kondritis , inflamasi dari kartilago, merupakan komplikasi dari infeksi pada liang telinga luar atau hasil dari trauma yang tidak disengaja atau trauma akibat pembedahan pada daun telinga. Gambaran klinis rasa nyeri, dan penderita sering mengeluhkan rasa gatal yang hebat di dalam liang telinga. Seiring berjalannya waktu, kulit pada daerah yang terinfeksi menjadi krusta dengan debris, dan melibatkan kartilago. Dapat dijumpai pembengkakan dan kemerahan pada telinga, sering dijumpai pembengkakan pada liang telinga. 2. Selulitis. Selulitis dari telinga secara khas merupakan hasil dari perluasan otitis eksterna atau luka tusuk. Selulitis berbeda dengan perikondritis oleh pembengkakan yang minimal. Manifestasi selulitis sebagai eritema pada telinga. Pengobatan selulitis dengan antibiotik antistaphylococcal sistemik.
Erisipelas adalah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus pada kulit yang menyebabkan kemerahan, edema dan erupsi dengan batas tepi yang jelas. Daun telinga menjadi merah dan bengkak dan penyebaran infeksi ke dalam kulit dari wajah yang biasanya ditandai oleh gejala sistemik dengan temperatur yang tinggi dan nadi yang cepat.
MAPPING Factor resiko keluar cairan, nyeri tekan tragus, nyeri tarik auricular, penurunan pendengaran pf dan penunjang DD (OE, OM, OM supuratif kronik) terapi (anti jamur, antibiotic, anti inflamasi) gagal terapi komplikasi