Lbm 3.docx

  • Uploaded by: cheesekeju
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lbm 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 770
  • Pages: 5
1. Hormon apa yang berpengatuh dari scenario dan bagaimana anatomi dan histologi kelenjarnya? Hormon yang berpengaruh adalah hormon tiroid. Hormon tiroid keluarkan oleh kelenjar endokrin yang terdiri dari 2 lobus jaringan endokrin yang dihubungkan ditengah oleh suatu bagian yang sempit kelnjar, ismus sehingga organ ini terlihat seperti dasi kupu-kupu. Letaknya diatas trakea tepat dibawah laring. Sel-sel sekretorik utamanya adlah sel folikel, tesusun membentuk bola-bola berongga, yang masing-masing membentuk suatu unit fungsional yang dinamakan folikel. Pada potongan mikroskopik, didapatkan folikel sebagai cincin yang terdiri dari satu lapisan sel-sel folikel yang mengelilingi suatu lumen dibagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan ekstrasel untuk hormon tiroid. Di ruang interstisium di antara folikel-folikel terselip sel sekretorik lain, Sel C, yang mengeluarkan hormon peptida kalsitonin yang berperan dalam metabolisme kalsium serta tidak berikatan dengan T4 dan T3 Sumber Sherwood, Laureen. 2014. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC. 2. Pengaruh hormon dengan denyut jantung? Melalui efeknya dalam meningkatkan kepekaan jantung terhadap katekolamin, hormon tiroid meningkatkan kecepatan jantung dan kekuatan kontaksi sehingga curah jantung meningkat. Sumber Sherwood, Laureen. 2014. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC. 3. Kenapa BB pasien menurun dengan drastis?

4. Mengapa pasien sering mengeluarkan keringat berlebih, tremor halus, cemas, mata menonjol? Pada penyakit graves, terjadi oftalmopati dimana hal ini terjadi dalam suatu fenomena autoimun yang diperantarai sel T. pada oftamlopati, volume jaringan ikat reroorbital dan otot ekstraokular bertambah sebagai akibat dari beberapa hal berikut ini 

Infiltrasi sel mononukleus yang mencolok, terutama sel T pada ruangan retroorbital



Edema inflamasi dan pembengkakan otot ekstraokuler



Akumulasi komponen matriks ekstraseluler, khususnya glikosaminoglikan hidrofilik seperti asam hialuronat dan kondroitin sulfat



Meningkatnya jumlah sel adiposit (infiltrasi lemak)

Perubahan ini menyebabkan bola mata terdorong kedepan, yang berpotensi menggangu otot ekstraokular. Sumber : Kumar, Vinay, dkk. 2015. Patologi Robbins. Singaupra : Elsevier 5. Mengapa bisa terjadi benjolan tidak nyeri di leher?

6. Etiologi dari scenario? Merupakan kelainan autoimun akibat interaksi antara antibodi terhadap reseptor TSH pada kelnjar tiroid, yang menyebabkan stimulasi kelenjar tiroid, sekresi T4 yang meningkat, dan pembesaran tiroid. Sumber : Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga 7. Epidemiologi 

Insiden terbanyak pada usia 20-40 tahun



Wanita : pria = 7 : 1

Sumber : Kumar, Vinay, dkk. 2015. Patologi Robbins. Singaupra : Elsevier

8. Pathogenesis

Sumber : Kumar, Vinay, dkk. 2015. Patologi Robbins. Singaupra : Elsevier

9. Manifestasi klinis Penyakit ini ditandai dengan manifestasi trias : 

Tirotoksikosis, yang disebabkan oleh hiprfungsi tiroid dengan pembesaran yang difus, ditemukan pada seluruh kasus



Oftalmopati, yang infiltratif dengan akibat eksoftalmus ditemukan pada sekitar 40% pasien



Dermopati yang infiltratif, terlokalisir (kadang disebut dengan miksedemia pretibial) ditemukan pada sebagian kecil kasus

Sumber : Kumar, Vinay, dkk. 2015. Patologi Robbins. Singaupra : Elsevier

Sumber : Grace, Pierce A, dkk. 2007. At a Glance Ilmu Bedah Ed. 3 . Jakarta : Erlangga 10. Diagnosis dan DD Diagnosis banding : 

Adenoma hipofisis



Penyakit plummer (nodul toksik)

11. Pemeriksaan fisik dan penunjang 

Tes fungsi tiroid : peningkatan T4,T3, dan penurunan TSH



Autoantibodi tiroid : peroksidase tiroid dan antibodi antitiroglubolin mengindikasikan etiologi autoimun,



Pencitraan : scan ambilan (scan 123I) , dimana pembesaran tiroid karena graves didapatkan ambilan yang difus

Sumber : Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga 12. Terapi 

Terapi obat : pemberian karbimazol untuk mengurangi sintesi hormon tiroid dosis awalnya adalah 40-60 mg/hari kemudian dikurangi hingga dosis pemeliharaan. Dosisnya kemidian dititrasikan sesuai dengan fungsi tiroid dilanjutkan selama 18 bulan. Apabila karbimazol menyababkan munculnya sakit tenggorokan dan deman (karena agranulositosis) maka harus segera dihentikan. Digantikan dengan propiltiourasil adalah obat anti tiroid laternatif yang juga dapat digunakan sebagai obat pilihan pada saat kehamilan.



Pembedahan : tiroidektomi untuk struma multinodular, adenoma toksik, atau relaps penyakit graves setelah terapi antitiroid. Dilakukan tiroidektomi subtotal.



Radio iodin terkonsentrasi di kelnjar tiroid, sehingga merusak jaringan tiroid. Obat anti tiroid diberhentikan sebelum 7-10 hari sebelum pemberian radio iodin agar zat tersebut dapat diserap. Terkadang dibutuhkan pengulangan dosis.



Terapi oftalmopati Suportif : air mata buatam Definitf : terapi dengan steroid dosis tinggi +- imunosupresan lain (untuk dekompresi bola mata), dekompresi bola mata dengan bedah, atau radioterapi bola mata.



Serangan tiroid : ini merupakan kegawat daruratan yang jarang terjadi namun dapat mengancam jiwa (angka kematiannya 10%). Demam, ansietas, agitasi, confusion, dan takikardi dan terkadang gagal jantung dapat terjadi. Penatalaksanaan : karbimazol (60150 mg) atau propiltiourasil dan kalium iodida, blocker β seperti propanolol yang dapat mengurangi gejala adrenergik dan menghambat konversi T4 menjadi T3

Sumber : Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga Grace, Pierce A, dkk. 2007. At a Glance Ilmu Bedah Ed. 3 . Jakarta : Erlangga

Related Documents

Lbm
June 2020 36
Lbm 2
August 2019 54
Lbm 3
October 2019 45
Rizal Lbm 4 Mars.pptx
May 2020 25
Lbm 3.docx
June 2020 13
Lbm 3.docx
June 2020 21

More Documents from "cheesekeju"

Lbm 2 Eh.docx
May 2020 24
Lbm 4 Imun.docx
June 2020 24
Penyeluhan Lansia.docx
December 2019 18
Jiwa 1.docx
December 2019 16
Gambar Lbm 1.docx
May 2020 20
Lbm 6.docx
June 2020 17