Laprak Tpp 1.docx

  • Uploaded by: annisa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laprak Tpp 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,664
  • Pages: 15
Nama : Annisa Nuraeni Rahayu NIM : 1701593 Kelas : Agro A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1.1

Pengecilan Ukuran

A. Pengupasan

Kelompok Sampel Perlakuan

Berat

Berat

Awal

Akhir

Kenampakan

Waktu

(Gram) (Gram)

2

Wortel

Pisau

73

67

Oranye (+2)

00:03.46

Peeler

70

55

Oranye (+2)

00:02:44

Abrasi

68

54

Oranye (+3)

00:02:46

43

40

00:04:30

71

60

00:09:36

Air 5

Wortel

Mendidih Uap Panas

B. Pemotongan

Kelompok Sampel Perlakuan Pencokelatan

2

5

Ubi Jalar

Ubi Jalar

Alat

Berat Utuh (Gram)

Berat Setelah Dikupas (Gram)

Cokelat Muda

264

226

Slicer

Cokelat Tua

224

197

Potong

Cokelat (+1)

Iris

Cokelat (+2)

Cincang

Cokelat (+3)

Potong

C. Pemarutan Kelompok Sampel

2

Wortel

5

Wortel

Kenampakan

Perlakuan

Bentuk

Ketebalan

Parutan Keju

Panjang

Tipis

Parutan

Hancur Tapi

Kelapa

Menggumpal

Parutan

Tak

Kelapa

Beraturan

Parutan Wortel

Memanjang

Warna Oranye (+3) Oranye

-

(+3)

-

Oranye

Tipis

Oranye

D. Penggilingan Kelompok 2

Sampel

Wortel

Perlakuan

Blender

Berat

Berat

Volume

Awal

Akhir

Air

(Gram)

(Gram)

(mL)

85

78

80

Warna Kenampakan

Oranye (+3)

Seperti Bubur

Kelompok 5 Berat Sampel

Perlakuan

Awal

Warna

Tekstur

Kuning Muda

Halus

(Gram) Kacang Kedelai

4.1.2

Grinder

40

Pemisahan

A. Filtrasi Kelompok 2

Berat

Sampel

Utuh

Berat

Volume

Setelah

Residu

Filtrat

Dikupas (Gram)

Filtrat

(mL) Warna Kenampakan Warna Kejernihan

(Gram) Wortel

Residu

78

35

71

Oranye

Tidak

Oranye

Tidak

(+2)

Beraturan

(+3)

Jernih

Kelompok 5

Sampel

40

Bobot

Mess

(Gram)

Kacang Kedelai

60 Mess (Gram)

100 Mess (Gram)

Pan (Gram)

10

7

13

(Gram)

40

11

B. Ekstrasi

No.

Perlakuan Jahe

Hasil Ekstrasi

Berat

Volume

Jahe

Air

Berat

Volume

(Gram)

(mL)

(Gram)

(mL)

Kenampakan Aroma Menye

1.

Memar

10

100

11

0.7

ngat Khas Jahe

Warna

Rasa

Putih

Pahit

Kekuni-

Khas

ngan

Jahe

Tidak 2.

Potong

20

200

22

1

Terlalu

Krem

Menye

Keruh

ngat

Pahit Khas Jahe

Tekstur

Sedikit

Agak Kental

Menye 3.

Iris

53

100

54

1

ngat

Kecoke-

Pahit,

Sedikit

Khas

latan

Pedas

Kental

Jahe

Menye 4.

Cincang

54

540

56

230

ngat

Kecoke-

Khas

latan

Pedas

Sedikit Cair

Jahe Menye 5.

Parut

13

130

8

40

ngat

Kecoke-

Khas

latan

Pedas

Sedikit Cair

Jahe Menye 6.

Giling

50

500

20

340

ngat

Kecoke-

Khas

latan

Jahe

Pahit dan Pedas

C. Sentrifugasi Kelompok 2 2500 rpm Sampel

Kopi

3000 rpm

3500 rpm

Supernatan

Pelet

Supernatan

Pelet

Keruh (+3)

Sedikit

Keruh (+2)

Sedang

Supernat an Keruh

Pelet Sedang

Kelompok 5 2500 rpm Sampel

3000 rpm

3500 rpm

Supernatan

Pelet

Supernatan

Pelet

Tepung

Putih Keruh

Banyak

Putih Keruh

Banyak

Beras

(+3)

(+2)

(+2)

(+1)

Supernat an Putih Keruh (+1)

Pelet

Sedikit (+2)

4.2 Pembahasan 4.2.1

Pengecilan Ukuran

A. Pengupasan Pengupasan bahan pangan merupakan proses sebelum dilakukan pengolahan bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Tujuan dari pengupasan

Sedikit Cair

yaitu untuk menghilangkan kulit bagian luar buah atau sayur. Ini dilakukan untuk mengurangi dan meminimalisir terjadinya kontaminasi. Pengupasan buah dan sayur efisien apabila daging buah yang terbuang sedikit (Supardi, 1997). Terdapat beberapa jenis pengupasan, yaitu hand peeling (dilakukan menggunakan pisau biasa atau stainlesssteel), Aids Peeling (scalding, steaming, flame peeling, lye peeling), pengupasan cara uap bertekanan, dan machine peeling. Pada praktikum yang telah dilaksanakan, untuk proses pengupasan dilakukan pada sampel wortel. Pengupasan yang dilakukan adalah dengan menggunakan pisau, peeler, abrasi, air mendidih, dan uap panas. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa dengan berbagai alat pengupasan didapatkan hasil yang berbeda pula pada setiap bahan pangan yang dikupas, begitu juga dengan lama waktu pengupasan. Untuk pengupasan dengan pisau stainless steel didapatkan kekurangan karena tekstur pada permukaan wortel tidak akan serapih dengan menggunakan peeler, juga bagian kulit wortel jika dikupas dengan pisau terkadang akan terlalu tebal ataupun terlalu tipis. Berbeda jika dengan menggunakan peeler. Karena peeler merupakan alat khusus untuk mengupas kulit wortel. Tekstur perumukaan wortel yang telah dikupas akan cenderung lebih rapi, dan waktu pengerjaannya pun lebih cepat dibanding dengan menggunakan pisau. Pengupasan dengan cara abrasi, air mendidih, dan uap panas teknisnya hampir sama. Kulit wortel dikupas dengan tangan. Perbedaannya, jika dengan cara abrasi dengan menggunakan sabut pencuci piring. Dan jika dilihat dari bobotnya, berkurang sekitar 14 gram dari berat utuhnya, juga teksturnya tidak akan serapih dengan menggunakan peeler. Sementara dengan cara air mendidih, karena sebelum dilakukan pengupasan wortel terlebih dahulu direndam dalam air panas. Maka, kulit wortel akan mengalami perubahan tekstur menjadi lunak, maka akan menjadi cukup mudah untuk mengelupaskan kulitnya. Namun, waktu yang dibutuhkannya tidak seefisien seperti mengupas dengan pisau, peeler, maupun abrasi. Dan dengan cara uap panas, karena di kukus, hampir sama dengan cara mendidih kulit wortel mengalami pelembekkan. Tetapi untuk melepaskan kulit wortelnya lebih susah daripada dengan direndam terlebih dahulu di dalam air

mendidih selama 10 menit. Waktu yang dibutuhkan pun sangat lama, untuk satu buah wortel. Jadi, jika dilihat dari pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil, bahwa mengupas wortel dengan menggunakan peeler lebih mengefesienkan waktu, dan tekstur permukaan wortel lebih rapi.

B. Pemotongan Pemotongan bahan makanan dilakukan untuk mempersiapkan proses pengolahan makanan ataupun hanya sebagai garnis pada hidangan. Pada praktikum yang telah dilaksanakan dilakukan beberapa cara pemotongan, diantaranya dengan menggunakan alat potong, slicer, dipotong, diiris, dan dicincang. Brennan et al. (1974) menyatakan bahwa ada beberapa alasan dilakukannya pengecilan ukuran, yaitu : a. Membantu proses ekstraksi, misalnya cairan gula dari tebu, dan sebagainya. b. Mengecilkan bahan sampai ukuran tertentu untuk maksud tertentu. c. Memperluas permukaan bahan, untuk membantu proses pengeringan, proses ekstraksi, proses “bleaching”, dan sebagainya. d. Membantu proses pencampuran (mixing atau blending). Sampel yang digunakan adalah ubi jalar, maka dapat dipastikan bahwa ubi jalar akan mengalami pencokelatan. Menurut Uritani (1982), getah umbi banyak mengandung senyawa-senyawa o-difenol yang berupa senyawa asam klorogenat, asam isoklorogenat, asam kafeat dan turunannya. Oksidasi senyawa-senyawa fenol tersebut menghasilkan senyawa melanoidin yang berwarna coklat. Peristiwa pencoklatan ini melibatkan aktivitas golongan enzimkatekol oksidase atau odiphenol oxygenoxidoreductase (EC.1.10.3.1) (Nollet, 1996) dan kofaktor Cu2+. Pencokelatan tercepat terjadi pada sampel ubi jalar yang mendapatkan perlakuan pemotongan dengan menggunakan slicer dan dengan dicincang. Hal itu dapat terjadi karena dengan dipotong dengan menggunakan slicer dan dicincang maka luas permukaan dari ubi jalarnya akan bertambah. Berbeda dengan pengupasan, untuk pemotongan tidak ada yang lebih efisien atau tidak. Karena pemotongan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Untuk

pemotongan bahan pangan, yang nantinya akan diolah, maka pemotongan harus disesuaikan dengan olahan seperti apa yang akan diolah.

C. Pemarutan Pemarutan merupakan salah cara untuk penolahan minimal.Untuk praktikum yang dilakukan, cara pemarutan yang dilakukan adalah dengan menggunakan parutan keju, parutan kelapa, dan parutan wortel, dengan sampel yang digunakan adalah wortel. Hasil parutan yang dihasilkan setiap pemarut tentulah berbeda. Parutan keju dan parutan wortel memiliki hasil parutan yang hampir sama yaitu memanjang. Karena pisau parutan yang lebih besar dari parutan kelapa. Parutan kelapa memiliki hasil parutan yang seperti hancur dan tidak beraturan. Karena pisau parutan pada parutan kelapa lebih kecil dan lebih banyak. Dan biasanya saat pemarutan dilakukan dengan parutan kelapa, dapat menyaring filtratnya karena dapat diperas. Berbeda dengan ketika menggunakan parutan keju dan wortel, karena bentuknya yang memanjang nantinya biasanya digunakan untuk diolah sebagai bahan makanan. Sama halnya seperti pemotongan, untuk melakukan pemarutan dilakukan sesuai kebutuhan. Bahan pangan yang diparut nantinya akan diolah seperti apa dan untuk apa.

D. Penggilingan Penggilingan merupakan salah satu cara untuk pengecilan ukuran suau bahan pangan. Ada beberapa tipe penggilingan, yaitu penggilingan bahan pangan basah menggunakan blender, penggilingan daging dengan food processor atau meat grinder, dan untuk bahan pangan kering dengan menggunakan grinder. Bahan pangan yang dijadikan sampel pada praktikum kali ini adalah wortel dan kacang kedelai. Penggilingan wortel dilakukan dengan blender. Dan penggilangan kacang kedelai menggunakan grinder. Penggilingan dengan menggunanakan blender dibutuhkan penambahan air agar mata pisau pada blender dapat berputar. Berbeda dengan penggilingan dengan menggunakan grinder, tidak perlu penambaha air. Penambahan air pada penggilingan wortel dilakukan 1 : 1.

Sebenarnya, penambahan air pada penggilingan dengan blender disesuaikan dengan kebutuhan. Sementara

penggilingan

dengan

menggunaknan

grinder

tidak

membutuhkan air, maka bila bahan pangan kering langsung digiling, tidak masalah dan tidak akan merusak mata pisau grinder. Kekurangan dari penggunaan grinder adalah hanya dapat digunakan untuk bahan pangan kering, jadi jika ingin membuat tepung dengan bahan pangan basah, maka harus dilakukan pengeringan dengan oven terlebih dahulu baru bisa dilakukan penggilingan dengan grinder. Hasil penggilingan oleh dua mesin penggiling blender dan grinder pastinya berbeda. Penggilingan dengan blender akan menghasilkan hasil penggilingan seperti bubur, dikarena bahan pangan yang basah pastinya mengandung air ditambah saat akan dilakukan penggilingan harus ditambahkan air. Sedangkan penggilingan dengan menggunakan grinder, hasil penggilingannya berupa bubuk dengan tekstur yang halus.

4.2.2

Pemisahan

A. Filtrasi Filtrasi merupakan suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan melewatkan padatan dan cairan tersebut melalui medium penyaring. Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya (Oxtoby, 2001). Laju penyaringan tergantung kepada beberapa faktor, antara laian adalah : a. Penurunan tekanan pada medium penyaring b. Luas area penyaring c. Viskositas bahan d. Tahanan akibat penumpukan padatan e. Tahanan media penyaring. Filtrasi bahan pangan yang basah biasa di filtrasi dengan alat penyaring berupa saringan. Sedangkan filtrasi bahan pangan yang kering biasa di filtrasi dengan menggunakan ayakan tyler, dengan berbagai ukuran ayakannya (mess).

Sebelum melakukan filtrasi, pastinya melakukan penggilingan terlebih dahulu. Pada praktikum yang dilakukan kemarin, proses filtrasi dilakukan setelah proses penggilingan selesai. Proses filtrasi yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui bobot residu dan volume filtrat yang dihasilkan suatu bahan pangan. Serta, bobot tepung yang dihasilkan dari penggilingan kering dari setiap mess nya dengan menggunakan ayakan tyler. Bobot yang nantinya diketahui dapat dimanfaatkan sebagai data jika akan membuat suatu produk.

B. Ekstrasi Ekstraksi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan bahan. Proses ekstraksi memiliki dua perbedaan kelarutan bahan (Berk, 2009). Prinsipnya adalah ekstrak disaring dengan kain saring agar terpisah antara ampas dengan filtratnya (Anditasari dkk, 2014). Menurut Rahayu (2009), ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Ada dua jenis metode esktrasi, yaitu mesorasi dan sokletasi. Mesorasi merupakan meotde ekstrasi yang sering digunakan karena prosedur dan peralatannya sederhana. Dan metode sokletasi menurut Sirait (2008), menyatakan bahwa keunggulan ekstraksi sokletasi yaitu menggunakan pelarut yang selalu baru menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik. Pada praktikum yang dilakukan kemarin ekstrasi dilakukan pada sampel jahe, dengan menggunakan metode mesorasi karena alat yang digunakannya sederhana. Jahe yang dijadikan sampel mendapatkan beberapa perlakuan mulai dari dimemarkan, dipotong, diiris, dicincang, diparut, dan digiling. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perubahan warna, perubahan rasa, perubahan aroma, perubahan bobot, serta perubahan volume air jahe. Setiap perlakuan yang dilakukan pastinya akan menghasilkan perubahan yang berbeda juga. Untuk aroma sendiri hampi semua perlakuan jahe mengeluarkn aroma menyengat khas jahe, yang menandakan bahwa meskipun jahe menerima berbagai perlakuan mulai dari dimemarkan sampai digiling lalu diekstrasi, aroma

yang dihasilkan tidak banyak berubah. Pengekstrasian jahe dilakukan dengan memasak jahe dalam air yang berbanding 1 : 10 dengan berat jahenya, selama 30 menit. Juga perlakuan pada jahe pun menghasilkan luas permukaan jahe yang berbeda pula, jadi tingkat jahe menyerap air akan berbeda pula. Namun, kondisi itu berbeda untuk jahe yang mendapatkan perlakuan diparut dan digiling, yang berat jahe setelah diekstrasi bukannya bertambah melainkan berkurang. Hal itu dapat terjadi karena tektsur jahe yang hampir hancur atau halus. Berbagai perlakuan pada jahe untuk ekstrasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil-hasil pengamatan yang berbeda yang dijadikan sebagai perbandingan. Data hasil ekstrasi yang didapatkan nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan data untuk melakukan penelitian atau pembuatan produk yang berkenaan jahe.

C. Sentrifugasi Sentrifugasi adalah pemisahan partikel dari larutan /suspensi berdasarkan ukuran, bentuk, densitas, viskositas medium dan kecepatan rotor Prinsip sentrifugasi ialah proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel tersebut terhadap densitas layangnya (bouyant density). Pemisahan dapat dilakukan terhadap fasa padat cair tersuspensi maupun campuran berfasa cair-cair. Dua cairan yang dipisahkan dengan metode sentrifugasi biasanya berbentuk dua fasa cair yang teremulsi. Pada praktikum yang dilakukan bahan pangan yang di sentrifugasi adalah kopi. Sentrifugasi dilakukan dengan menggunakan alat sentrifus, yang merupakan alat untuk memisahkan slurry (padatan dalam cairan) atau campuran cair-cair yang memiliki massa jenis berbeda secara pendorong, prosesnya disebut sentrifugasi. Sentrifugasi dilakukan dengan beberapa kecepatan sampai supernatan dan pelet dari bahan pangan terpisah. Pelet merupakan fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar biasa, sedangkan fraksi yang lebih ringan akan berada dibagian diatas yang biasa disebut Supernatan. Hasil yang baik pada proses sentrifugasi adalah terpisahnya supernatan dan pelet. Maka, dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa untuk proses sentrigugasi dibutuhkan kecepatan sentrifus sebesar 3000 rpm keatas agar

supernatan dan pelet benar-benar terpisah, dan supernatan yang dihasilkan tidak terlalu keruh.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Pengecilan ukuran pada bahan pangan dapat mempermudah dalam penggunaan bahan itu sendiri. Juga dapat dijadikan salah satu cara untuk memperpanjang proses penyimpanan. Ada berbagai cara pengecilan ukuran, mulai dari pengupasan, pemotongan, pemarutan, dan penggilingan. Keempat cara pengecilan tersebut dapat membantu kita dalam pengolahan suatu produk. Dengan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Untuk pengupasan, waktu pengupasan akan lebih efisien jika mengupas dengan menggunakan peeler. Dan untuk pemotongan, pemarutan, dan penggilingan alat yang digunakan untuk pengecilan ukuran dengan cara tersebut, harus disesuaikan dengan kebutuhan. Karena hasil yang dihasilkan oleh setiap alat disetiap perlakuannya akan berbeda, maka alat yang digunakan dalam setiap perlakuan harus disesuaikan dengan kebutuhan. Selanjutnya, pemisahan merupakan pemisahan padatan dengan cairannya pada suatu bahan pangan. Ada tiga cara pemisahan, yaitu dengan filtrasi, ekstrasi, dan sentrifugasi. Ketiga cara pemisahan memiliki prinsip kerja dan metode terseniri. Dan cara pemisahan yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan filtrasi. Karena hanya memanfaatkan penggilingan dari suatu bahan, kita dapat memisahkan padatan dan cairan dari bahan tersebut, khusus untuk bahan pangan basah. Sementara pemisahan dengan cara ekstrasi, lebih mudah menggunakan cara mesorasi, karena alat yang digunakannya cukup sederhana. Untuk sentrifugasi sendiri, pemisahan antara padatan dan cairannya harus dilakukan dengan alat yang bernama sentrifus.

5.2 Saran Alangkah lebih baiknya ketika selesai praktikum diadakan pembahasan hasil praktikum atau materi yang berkenaan dengan praktikum secara umumnya. Selebihnya baik-baik saja.

DAFTAR PUSTAKA

Anditasari dkk (2014) dalam Prasetiyo A W (Tidak Diketahui). EKSTRAKSI OLEORESIN

JAHE

(Zingiber

officinale,

Rosc.)

DENGAN

METODEEKSTRAKSI SOKLETASI(Kajian Rasio Bahan Dengan Pelarut Dan Jumlah Sirkulasi Ekstraksi Yang Paling Efisien, [online]. Diakses dari https://www.researchgate.net/profile/Arie_Mulyadi/publication/28091940 5_EKSTRAKSI_OLEORESIN_JAHE_Zingiber_officinale_Rosc_DENG AN_METODE_EKSTRAKSI_SOKLETASI_Kajian_Rasio_Bahan_Deng an_Pelarut_Dan_Jumlah_Sirkulasi_Ekstraksi_Yang_Paling_Efisien/links/ 55cb147708aea2d9bdcc18fb/EKSTRAKSI-OLEORESIN-JAHE-Zingiberofficinale-Rosc-DENGAN-METODE-EKSTRAKSI-SOKLETASIKajian-Rasio-Bahan-Dengan-Pelarut-Dan-Jumlah-Sirkulasi-EkstraksiYang-Paling-Efisien.pdf Anonim (Tidak Diketahui). Pengertian Bahan Makanan, [online]. Diakses dari http://www.pdfmode.com/pe/pengertian-bahan-makanan Anonim (Tidak Diketahui). Bab IV Pemisahan, [online]. Diakses dari http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pengolahan%20 Pangan/bab4.php Berk (2009) dalam Prasetiyo A W (Tidak Diketahui). EKSTRAKSI OLEORESIN JAHE (Zingiber officinale, Rosc.) DENGAN METODEEKSTRAKSI SOKLETASI(Kajian Rasio Bahan Dengan Pelarut Dan Jumlah Sirkulasi Ekstraksi

Yang

Paling

Efisien,

[online].

Diakses

dari

https://www.researchgate.net/profile/Arie_Mulyadi/publication/28091940 5_EKSTRAKSI_OLEORESIN_JAHE_Zingiber_officinale_Rosc_DENG AN_METODE_EKSTRAKSI_SOKLETASI_Kajian_Rasio_Bahan_Deng an_Pelarut_Dan_Jumlah_Sirkulasi_Ekstraksi_Yang_Paling_Efisien/links/ 55cb147708aea2d9bdcc18fb/EKSTRAKSI-OLEORESIN-JAHE-Zingiberofficinale-Rosc-DENGAN-METODE-EKSTRAKSI-SOKLETASIKajian-Rasio-Bahan-Dengan-Pelarut-Dan-Jumlah-Sirkulasi-EkstraksiYang-Paling-Efisien.pdf

Brennan et al (2016) dalam Anonim (Tidak Diketahui). Pengecilan Ukuran, [online].

Diakses

dari

http://budikolonjono.blogspot.co.id/2010/11/pengecilan-ukuran.html Dewi

S

R

(2012).

Sentrifugasi,

[online].

Diakses

dari

http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/srd_sentrifugasi.ppt Eriyanti

D

(2010).

Fraksinasi

Subselular,

[online].

Diakses

dari

http://wellyt06.student.ipb.ac.id/files/2010/06/SFS41.doc. Kumalaningsih dkk (Tidak Diketahui). Pencegahan Pencoklatan Umbi Ubi Jalar (Ipomoea Batatas (L). Lam.) Untuk Pembuatan Tepung :Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Asam Askorbatdan Sodium Acid Pyrophosphate, [online]. Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php? Mukhriani

(Tidak

Diketahui).

Identifikasisenyawa

Ekstraksi,

Aktif,

Pemisahan

[online].

Senyawa, Diaskes

Dan dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=184155&val=6399&t itle=EKSTRAKSI. Nollet (1996) dalam Kumalaningsih S, dkk (Tidak Diketahui). Pencegahan Pencoklatan Umbi Ubi Jalar (Ipomoea Batatas (L). Lam.) Untuk Pembuatan Tepung :Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Asam Askorbatdan Sodium

Acid

Pyrophosphate,

[online].

Diakses

dari

http://download.portalgaruda.org/article.php? Nugroho A (2013). BAB II Tinjauan Pustaka-Sentrifugasi, [online]. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/44377/3/BAB_II.pdf. Oxtoby (2001) dalam Aryanti, M D (Tidak Diketahui). Filtrasi Air LimbahPengetrtian

Filtrasi,

[online].

Diakses

dari

https://mypapertext.wordpress.com/tag/tinjauan-pustaka-filtrasi/ Rahayu (2009) dalam Prasetiyo A W (Tidak Diketahui). EKSTRAKSI OLEORESIN JAHE (Zingiber officinale, Rosc.) DENGAN METODEEKSTRAKSI SOKLETASI(Kajian Rasio Bahan Dengan Pelarut Dan Jumlah Sirkulasi Ekstraksi

Yang

Paling

Efisien,

[online].

Diakses

dari

https://www.researchgate.net/profile/Arie_Mulyadi/publication/28091940 5_EKSTRAKSI_OLEORESIN_JAHE_Zingiber_officinale_Rosc_DENG AN_METODE_EKSTRAKSI_SOKLETASI_Kajian_Rasio_Bahan_Deng

an_Pelarut_Dan_Jumlah_Sirkulasi_Ekstraksi_Yang_Paling_Efisien/links/ 55cb147708aea2d9bdcc18fb/EKSTRAKSI-OLEORESIN-JAHE-Zingiberofficinale-Rosc-DENGAN-METODE-EKSTRAKSI-SOKLETASIKajian-Rasio-Bahan-Dengan-Pelarut-Dan-Jumlah-Sirkulasi-EkstraksiYang-Paling-Efisien.pdf Sirait (2008) dalam Prasetiyo A W (Tidak Diketahui). EKSTRAKSI OLEORESIN JAHE (Zingiber officinale, Rosc.) DENGAN METODEEKSTRAKSI SOKLETASI(Kajian Rasio Bahan Dengan Pelarut Dan Jumlah Sirkulasi Ekstraksi

Yang

Paling

Efisien,

[online].

Diakses

dari

https://www.researchgate.net/profile/Arie_Mulyadi/publication/28091940 5_EKSTRAKSI_OLEORESIN_JAHE_Zingiber_officinale_Rosc_DENG AN_METODE_EKSTRAKSI_SOKLETASI_Kajian_Rasio_Bahan_Deng an_Pelarut_Dan_Jumlah_Sirkulasi_Ekstraksi_Yang_Paling_Efisien/links/ 55cb147708aea2d9bdcc18fb/EKSTRAKSI-OLEORESIN-JAHE-Zingiberofficinale-Rosc-DENGAN-METODE-EKSTRAKSI-SOKLETASIKajian-Rasio-Bahan-Dengan-Pelarut-Dan-Jumlah-Sirkulasi-EkstraksiYang-Paling-Efisien.pdf Setiawan T (Tidak Diketahui). Analisis Pemisahan Air Dari Biodiesel Dengan Memakai Disc Stack Centrifuge Dengan Kajian Eksperimental Dan Analitik,

[online].

Diakses

dari

http://repository.unpas.ac.id/14810/1/Jurnal_Perpus%20_Tia%20Ok.doc Supardi (Tidak Diketahui). BAB II Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori-Tinjauan Pustaka,

[online].

Diakses

dari

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7827/BAB%20II. pdf?sequence=6&isAllowed=y Uritani (1982) dalam Kumalaningsih S, dkk (Tidak Diketahui). Pencegahan Pencoklatan Umbi Ubi Jalar (Ipomoea Batatas (L). Lam.) Untuk Pembuatan Tepung :Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Asam Askorbatdan Sodium Acid

Pyrophosphate,

[online].

http://download.portalgaruda.org/article.php?

Diakses

dari

Related Documents

Laprak Tpp 1.docx
December 2019 26
Tpp Checklist
November 2019 21
Edaran Tpp
October 2019 27
Laprak Migrasi.docx
June 2020 25
Laprak Kd.docx
December 2019 37
Laprak Las.docx
December 2019 29

More Documents from "Maulana Fikri"