LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI JENIS PUPUK DAN PESTISIDA
Oleh : Indrianingsih A41180419/ Golongan A/ 15
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pertanian sarana produksi pertanian merupakan bahan yang sangat menentukan dalam budidaya tanaman pada suatu wilayah tertentu. Sarana yang ada hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan adalah benih atau bibit, pupuk, pestisida, pengendali hama atau perangsang tumbuh dan alat-alat pertanian. Untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik, perlu ditambahkan pupuk pada media tanaman tersebut. Tanaman harus diberi pupuk karena ketersediaan hara dalam tanah rendah, hara dapat hilang karena erosi, leaching dan saat panen, dan untuk meningkatkan produksi. Suatu pupuk umumnya terdiri dari komponen-komponen yang mengandung unsur hara, zat penolak air, pengisi, pengatur konsistensi, kotoran dan lain-lain. Pupuk dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu pupuk alam dan buatan, pupuk menurut unsure-unsur yang dikandungnya,pupuk organik dan anorganik. Selain mempertahankan kondisi unsur hara suatu tanaman, perawatan dan pencegahan juga harus dilakukan pada suatu tanaman. Seperti pemberian pestisida pada tanaman untuk mencegah dan mengendalikan musuh-musuh tanaman. Pestisida dapat menyelamatkan usaha pertanian dengan mencegah hilangnya hasil pertanian akibat serangga dan hama lainnya. Berdasarkan kegunaannya pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida dan nematisida. Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Sehingga penggunaan pestisida harus sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan dan menggunakannya secukupnya saja. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengenal dan memahami pengertian pupuk dan pestisida 2. Untuk mengenalkan berbagai bentuk dan jenis pupuk serta pestisida
3. Mengetahui perawatan terhadap tanaman dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman 1.3 Manfaat 1. Praktikan mampu mengenal dan memahami pengertian pupuk dan pestisida 2. Praktikan mampu mengenal berbagai bentuk dan jenis pupuk serta pestisida 3. Mampu merawat tanaman dan mengetahui unsur hara yang dibutuhkan tanaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dapat di defenisikan sebagai unsur hara yang berasal dari bahan alami (organik) atau bahan buatan (anorganik) yang di berikan kepada tanaman. Di dalam tubuh tanaman, pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan boron merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien) (Floris, 2014) . Setiap tanaman berbeda responnya terhadap pemupukan, dan hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,misalnya iklim. Seperti kadar nitrogen yang secara umum di daerah tropis bertambah dua sampai tiga kali untuk tiap-tiap penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 10℃. Kenyataan inilah yang membedakan efisiensi pemupukan nitrogen di daerah subtropis dan tropis bila dibandingkan dengan daerah sedang. Konsumsi pupuk nitrogen dan pupuk makro lainnya lebih kecil di daerah tropis dan daerah subtropis bila dibandingkan dengan daerah sedang. Kebutuhan pupuk (kg/ha) di daerah tropis dan subtropis rata-rata 75 kg per ha terutama di negara-negara yang terkebelakang (Singh dan Biswas, 1984). Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1973, tentang “Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida” yang dimaksud dengan Pestisida adalah sebagai berikut ; “Semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, memberantas rerumputan, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan, mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk, memberantas atau mencegah hama-hama air, memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air”. Penggunaan pestisida yang tinggi dalam penanganan hama dan penyakit pada umumnya tidak lepas dari paradigma lama yang memandang keberhasilan
pertanian atau peningkatan produksi sebagai wujud peran pestisida. Penggunaan pestisida dalam mengatasi organisme pengganggu tanaman telah membudaya dikalangan petani. Hal yang sangat memprihatinkan menurut Pimentel dan Khan (1997) adalah penampilan produk “Cosmetic Appearance” yang masih merupakan faktor utama bagi konsumen dalam menilai kualitas produk pertanian. Sementara itu konsumen tidak banyak diberikan penerangan tentang ukuran kualitas yang lebih mendasar seperti nilai gizi dan residu pestisida. Hingga saat ini konsumen menilai kualitas produk-produk hortikultura didasarkan pada penampakan akan kemolekkannya.
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum identifikasi jenis pupuk dan pestisida dilakukan pada Hari Jum’at Tanggal 08 Maret 2019 pukul 09.00-11.00 WIB bertempat di Laboratorium Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember. 3.2 Alat dan Bahan Alat : 1. Kertas F4 satu lembar 2. Bolpoin 3. Kamera Handphone 4. pH Meter 5. Air 6. Gelas Aqua 7. Pengaduk 8. Berbagai jenis pupuk dan pestisida 3.3 Prosedur Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengidentifikasi pH berbagai jenis pupuk dan pestisida yang sudah tersedia dengan melarutkannya pada air. 3. Mengecek pH berbagai jenis pupuk dan pestisida menggunakan pH meter. 4. Mencatat hasilnya pada kertas F4 yang sudah di gambar tabel pengamatan. 5. Mengidentifikasi jenis pupuk dan pestisida, merknya, kandungan pada pupuk dan pestisida, bentuknya dan cara pengaplikasiannya kemudian mencatat hasilnya. 6. Mengambil gambar berbagai jenis pupuk dan pestisida.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil No.
Jenis
Merk
Kandungan
pH
Bentuk
Pupuk 1
Pupuk
Cara Aplikasi
ZA Subsidi
Majemuk
Nitrogen,
6,7
Kristal
Sulfur
Penggun aan bisa dicampu r dengan pupuk lain
2
Pupuk
Phonska
Majemuk
Nitrogen : 15% 7,4
Granul
Sebagai
Fosfor : 15 %
pupuk
Kalium : 15%
dasar
Sulfur
dan biasanya dicampu r dengan pupuk lain
3
Pupuk
NPK Non
Nitrogen : 16% 5,7
Majemuk
Subsidi
Fosfor : 16% Kalium : 16%
Granul
Gambar
4
Pupuk
ZA Non
Nitrogen : 21% 6,9
Majemuk
Subsidi
Sulfur : 24%
Kristal
Sebagai pupuk dasar dicampu r dengan pupuk cair
5
Pupuk
Urea Non
Tunggal
Subsidi
Nitrogen
7,3
Serbuk
Dapat
Kristal
disebark an langsun g pada media tanam
6
Pupuk
SP-36
Majemuk
Fosfor (P2O5),
8,0
Granul
Sulfur
Diberika n saat awal dan akhir musim hujan. Dapat digunak an sebagai pupuk dasar
7
Pupuk Majemuk
KNO3 Putih
Nitrat-Nitrogen 7
Granul
Dilarutk
(N) 13%,
an
Potassium
dalam
Oxide (K2O)
air
45% 8
Pupuk
Atonik
Majemuk
Natrium
4
Cair
Digunak
Paranitrofenol
an
3,0 g/ℓ ;
dalam
Natrium
bentuk
Ortonitrifenol
cair dan
2,0 g/ℓ ;
disempr
Natrium 5-
otkan
Nitrogelaokol
pada
1,0 g/ℓ ;
tanaman
Natrium 2-4 Dinitrofenol 0,5 g/ℓ 9
Pestisida
Topsin M
(Fungisid
Metil Tiofanat
6
WP
70%
Dilarutk an lalu
a)
disempr otkan
10
Pestisida
Torso
(Akarisid
Piridaben 150
6
Cair
g/ℓ
Dilarutk an lalu
a dan
disempr
Insektisid
otkan
a) 11
Pestisida (Moluski sida)
Kensida
Nikosamida 500 g/ℓ
7
Cair
Disempr otkan pada tanaman
12
Pestisida
Radoc
Iycocium 35%,
7
Cair
(Rodentis
Besanet 1,75
otkan
ida dan
g/ℓ
pada
Avesida) 13
Disempr
Pestisida
tanaman Roundup
Isopropliamina
5
Cair
Disempr
(Herbisid
glifosat4,86
otkan
a)
g/ℓ
pada tanaman
14
Pestisida
Basamid G
Dazomet 98%
6
Powder
Dilarutk
(Nemotis
an
ida,
kemudia
Insektisid
n
a,
disempr
Fungisida
otkan
) 15
Pestisida
Root Up
1-
6
Powder
Dilarutk
(Akarisid
naftalenasetam
an
a)
ida 0,20% ; 2
kemudia
metil-1-
n
naftalenasetat
disempr
0,03% ; indol-
otkan
3-butirat 0,06% ; thiram 4,00% 16
Pestisida
Beniok
Benomil 50%
6
WP
Dilarutk
(Fungisid
an lalu
a)
disempr otkan
-
17
ZPT
Liquinox
Alpha
2
Cair
Dicairka
Vitamin B1
nepthaleneaceti
n
c acid
kemudia n disempr otkan
18
Pupuk
Grandasil D
Majemuk
N total : 20%
7
WP
Dilarutk
P2O5: 15%
an lalu
K2O : 15%
disempr otkan
19
Pestisida
Gramaxone
Parakuat
6
Cair
Dicairka
(Herbisid
diklorida 276
n
a)
g/ℓ
kemudia n disempr otkan
20
Pupuk
Urea Granul
N : 46%
7
Granul
Tunggal
Disebar atau dibenaru kan
21
Pestisida
Bactocyn
(Bakterisi
Oksitetrasiklin
6
Pasta
150 g/ℓ
Dicairka n atau
da dan
disempr
Fungisida
otkan
) 22
Pestisida (Bakterisi
Nordox
Tembaga Oksida 56%
WP
Dilarutk an lalu
da
disempr
Alami)
otkan
4.2 Pembahasan Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suatu pupuk umumnya terdiri dari komponen-komponen yang mengandung unsur hara, zat penolak air, pengisi, pengatur konsistensi, kotoran dan lain-lain. Pupuk dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pupuk alam dan pupuk buatan, pupuk menurut unsur-unsur yang dikandungnya, pupuk organik dan anorganik. Pupuk yang digolongkan ke dalam kelompok pupuk alam antara lain, night soil (kotoran manusia), pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos. Urea, pupuk ZA, Amonium, nitrat, nitrolin (CaCN2), kiresit dan lain-lain termasuk dalam kelompok pupuk buatan. Menurut unsur yang dikandungnya disebut pupuk nitrogen seperti urea dan ZA, pupuk fosfor seperti DS dan TS pupuk kalium seperti ZK, paten kali dan muriate of potash. Kompos, pupuk kandang, night soil dan pupuk hijau disebut dengan pupuk organik. Pupuk urea dari segi senyawa tergolong pupuk organik, sedangkan ZA, ZK, DS dan TS disebut pupuk anorganik. Pupuk yang mengandung unsur N, P dan K disebut dengan pupuk lengkap. Sementara itu pupuk yang hanya mengandung satu diantara unsur hara di atas disebut dengan pupuk tunggal. Pupuk tunggal seperti pupuk urea, ZK, DS dan TS. Sedangkan pestisida adalah zat kimia yang beracun untuk pengendalian musuh-musuh tanaman. Pestisida berasal dari kata pesticide (pest = hama dan penyakit; cide = membunuh), sehingga pestisida juga dapat diartikan sebagai bahan untuk membunuh hama dan penyakit. Berdasarkan cara kerjanya pestisida dapat digolongkan menjadi pestisida kontak, fumigan, sistemik dan lambung. Berdasarkan jenis sasarannya pestisida dapat digolongkan antara lain sebagai : insektisida, fungisida, rodentisida, herbisida, bakterisida, dan lain-lain. Di antara sejumlah pestisida yang banyak digunakan dalam pertanian adalah herbisida. Pemberantasan gulma banyak dilakukan petani dengan menggunakan herbisida, namun penggunaan herbisida seringkali menimbulkan masalah bila senyawa kimiawi tersebut tersisa di dalam tanah yang semakin lama penggunaan semakin terakumulasi dalam tanah.
Pupuk dan pestisida juga memiliki berbagai macam bentuk dan jenis. Diantaranya, seperti hasil yang telah diperoleh ketika praktikum, terdapat jenis pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur atau lebih yang diperlukan. Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam tiga angka yang berturut-turut menunjukkan kadar N, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk majemuk 15-25-10 menunjukkan bahwa tiap 100 kg pupuk mengandung 15 kg N + 25 kg P2O5 + 10 kg K2O. Kadang-kadang pupuk majemuk hanya dilengkapi dengan dua unsur hara, misalnya : pupuk 18-46-0 berarti tiap 100 kg pupuk mengandung 18 kg N + 46 kg P2O5 + 0 kg K2O. Pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P, K disebut pupuk majemuk lengkap. Dari hasil praktikum, didapatkan berbagai jenis pupuk majemuk misalnya, ZA subsidi yang mengandung nitrogen dan sulfur dengan pH 6,7 dan memiliki bentuk kristal dengan cara pengaplikasiannya yaitu bisa dicampur dengan pupuk lain. Phonska yang mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium dengan perbandingan 15-15-15 serta sulfur dengan pH 7,4 dan memiliki bentuk granul dengan cara pengaplikasiannya yaitu bisa dicampur dengan pupuk lain dan dapat digunakan sebagai pupuk dasar. NPK non subsidi yang mengandung nitrogen, fosfor dan kalium dengan perbandingan 16-16-16 dengan
pH 5,7 dan memiliki bentuk
granul. ZA non subsidi yang mengandung nitrogen 21 % dan sulfur 24% dengan pH 6,9 dan memiliki bentuk kristal dengan cara pengaplikasiannya yaitu bisa dicampur dengan pupuk cair dan dapat digunakan sebgai pupuk dasar. Dan juga ada pupuk SP-36, KNO3 putih, atonik, grandasil D dan lain-lain. Sedangkan contoh dari beberapa pupuk tunggal yaitu pupuk urea non subsidi yang mengandung nitrogen dengan pH 7,3 dan memiliki bentuk serbuk kristal. Terdapat juga pupuk urea granul yang mengandung nitrogen 46% dengan pH 7 dan memiliki bentuk granul dengan cara pengaplikasiannya yaitu disebar langsung pada tanaman ataupun medianya atau juga bisa dibenarukan. Begitupun pestisida, berdasarkan kegunaanya pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi pestisida
yaitu berupa cairan semprot (sprayer), tepung hembus (dust), butiran (granular), pasta, uap, kabut dan gas. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi yaitu EC ( emulsifiable concentrate ), WP ( wettable powder ), SP ( soluble powder), WSC (water soluble concentrate), dan ULV (ultra low volume ). Dalam praktikum yang dilakukan didapatkan berbagai jenis pestisida misalnya, fungisida yang memiliki merk topsin M dengan kandungan metal tiofanat 70% dengan pH 6 dan
berbentuk
WP
dengan
cara
pengaplikasian
dilarutkan
kemudian
disemprotkan. Pestisida (Akarisida dan Insektisida) yang memiliki merk Torso dengan kandungan piridaben 150 g/l dengan pH 6 dan berbentuk cair dengan cara pengaplikasian dilarutkan kemudian disemprotkan. Pestisida (moluskisida) yang memiliki merk Kensida dengan kandungan niklosamida 500 g/l dengan pH 7 dan berbentuk cair dengan cara pengaplikasian disemprotkan pada tanaman. Pestisida (rodentisida dan avesida) yang memiliki merk Radoc dengan kandungan lycocium 35% dan besanet 1,75 g/l dengan pH 7 dan berbentuk cair dengan cara pengaplikasian disemprotkan pada tanaman. Pestisida (herbisida) yang memiliki merk Roundup dengan kandungan isopropliamina glifosat 4,86 g/l dengan pH 5 dan berbentuk cair dengan cara pengaplikasian disemprotkan pada tanaman. Pestisida (nemotisida, insectisida, dan fungisida) yang memiliki merk Basamid G dengan kandungan dazomet 98% dengan pH 6 dan berbentuk powder dengan cara pengaplikasian dilarutkan kemudian disemprotkan. Pestisida (bakterisida dan fungisida) yang memiliki merk
Bactocyn dengan kandungan oksitetrasiklin
dengan pH 6 dan berbentuk pasta dengan cara pengaplikasian dicairkan atau disemprotkan. Adapun merk-merk pestisida lainnya seperti pestisida (akarisida) merk Root up yang berbentuk powder, pestisida (fungisida) merk beniok yang berbentuk WP, pestisida (herbisida) merk Gramaxone yang berbentuk cair, pestisida (bakterisida alami) merk nordox yang berbentuk WP. Dan ada juga ZPT yang memiliki merk Liquinox Vitamin B1 yang memiliki kandungan alpha nepthaleneacetic acid dengan pH 2 yang memiliki bentuk cair dan cara pengaplikasiannya yaitu dicairkan kemudian disemprotkan.
Tanaman memilki unsure-unsur yang diperlukannya untuk tumbuh dan berkembang. Terdapat unsure hara makro yang dibutuhkan tanaman seperti berikut : Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium(Mg), Kalsium (Ca), Belerang atau Sulfur (S). dan unsure hara mikro seperti : Boron (B), Tembaga(Cu), Seng atau Zinc (Zn), Besi atau Ferro (Fe), Molibdenum (Mo), Mangan (Mn), Khlor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicone (Si), Nikel (Ni). Kebutuhan pupuk antara tanaman yang ditanam dengan pola monokultur dan tumpang sari akan berbeda. Perbedaan itu terjadi karena adanya persaingan unsurunsur yang sama atau terjadi suatu mekanisme stimulasi. Bila terjadi persaingan unsur-unsur yang sama, maka persaingan itu dapat diatasi dengan pemberian unsur yang diperebutkan itu asal faktor lainnya berada pada keadaan optimum. Untuk mencukupi unsure harayang telah hilang dapat dilakukan pemupukan. Pemupukan secara umum bertujuan untuk : 1. Menjaga tetap terpeliharanya keseimbangan unsure hara dalam tanah, karena setiap pemupukan tidak semua unsure hara hilang dari tanah tersebut, 2. Mengurangi bahaya erosi, karena akibat pemupukan terjadi penumbuhan vegetative yang baik, 3. Meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan tidak berhasil apabila tanaman tidak member respon terhadap pemupukan yang diberikan, dan tanah atau air harus sesuai dengan pupuk yang diberikan. Menurut : PP No.7, Tahun 1973, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk : 1. Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian, 2. Mengendalikan rerumputan atau gulma, 3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman, 4. Mengendalikan atau mencegah hama-hama pada hewan peliharaan, 5. Mengendalikan hama-hama air, 6. Mengendalikan atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi. Pestisida berguna untuk mengendalikan berbagai hama serta mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman sehingga dapat memaksimalkan hasil pertanian. Namun residu dari pestisida tersebut berbahaya bagi lingkungan. Pestisida mengandung berbagai senyawa kimia yang dapat
mengganggu kestabilan komposisi kimia tanah, selain itu pestisida dapat menyebabkan pengaruh resisten pada tumbuhan atau hama pengganggu.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sedangkan pestisida adalah zat kimia yang beracun untuk pengendalian musuh-musuh tanaman. 2. Terdapat jenis pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi pestisida yaitu berupa cairan semprot (sprayer), tepung hembus (dust), butiran (granular), pasta, uap, kabut dan gas. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi yaitu EC ( emulsifiable concentrate ), WP ( wettable powder ), SP ( soluble powder), WSC (water soluble concentrate), dan ULV (ultra low volume ). 3. Terdapat unsure hara makro yang dibutuhkan tanaman seperti berikut : Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium(Mg), Kalsium (Ca), Belerang atau Sulfur (S). dan unsure hara mikro seperti : Boron (B), Tembaga(Cu), Seng atau Zinc (Zn), Besi atau Ferro (Fe), Molibdenum (Mo), Mangan (Mn), Khlor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicone (Si), Nikel (Ni). Pemupukan dan penggunaan pestisida tentunya harus sesuai dengan prosedur dan keperluan tanaman maupun medianya. Selain pemupukan untuk meningkatkan unsure hara, penggunaan pestisida berguna untuk mengendalikan berbagai hama serta mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman sehingga dapat memaksimalkan hasil pertanian. 5.2 Saran 1. Praktikan diharapkan mampu membedakan berbagai jenis pupuk dan pestisida supaya tidak terjadi kesalahan saat menggunakannya. 2. Praktikan
diharapkan
mampu
membedakan
fungsi
serta
pengaplikasian jenis-jenis pupuk dan pestisida secara langsung.
cara
3. Melakukan percobaan pada praktikum sebaiknya lebih bayak praktek lapangnya supaya mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pupuk dan pestisida tersebut terhadap tanaman.
Daftar Pustaka Dewi, puspa, et la. 2015. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Indralaya : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Haryadi, dede, et la. 2015. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica alboglabra L.). 2(2):4. Jamaludin, Sunarsih, deetje. 2009. Pupuk dan Pestisida dalam BMP Kimia Terapan. Makalah. Dalam : Seminar UT dengan tema “Meraih Keunggulan UT Melalui Peningkatan Kualitas Penelitian, Karya Ilmiah, Publikasi di Pondok Cabe, 11 Desember 2009. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 2016. Pestisida. Jakarta : Litbang Pertanian. Satria, wido, et la. 2015. Dasar-Dasar Agronomi. (Laporan Akhir). Malang : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Sumber data lain : Wahyuningsih, titin. 2012. Pengertian dan Fungsi Pestisida, (Online), (https://titinsidqhyah.wordpress.com ,diakses 13 Maret 2019). Wikipedia. Pestisida (online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida, diakses pada 12 Maret 2019). Wikipedia. Pupuk, (online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk, diakses pada 13 Maret 2019).
Lampiran