Laporan Ukg-tk Al-azhar 14.docx

  • Uploaded by: ARLA
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Ukg-tk Al-azhar 14.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,777
  • Pages: 11
PROMOSI KESEHATAN LAPORAN STUDI VISIT UKGS INOVATIF DI TK AL-AZHAR 14 SEMARANG

( Dosen Pembimbing : Salikun, S.Pd, M.Kes )

Di Susun Oleh : Kelompok 1 Adelia Ramadhani Agustina Purba Alpiana Andi Maulidia L Andika Felix Saputra J H Andrea Dimas Anggono Arla Erit Siktia Cana Dita Puspaningtyas Dwi Astuti Febby Rahmadhani

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN GIGI JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan gigi juga merupakan salah satu komponen kesehatan secara menyeluruh dan tidak dapat diabaikan terutama pada tingkat sekolah dasar. Masa anak usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas, dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia Penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan selera makan mereka. Kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar .Tingginya angka karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak. WHO memiliki target pencapain gigi sehat yaitu, 90% anak umur 5 tahun bebas karies serta tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) pada anak umur 12 tahun sebesar 1. Oleh karenanya program promotif dan preventif lebih ditekankan dalam penanggulangan masalah kesehatan gigi. Indikator lain dinyatakan oleh Departemen Kesehatan (2000) yaitu untuk target tahun 2010 indeks DMF-T anak kelompok usia12 tahun ≤ 2, dan PTI (Performed Treatment Indeks) sebesar 20%. Indikator ini menggambarkan motivasi anak untuk menumpatkan giginya dalam upaya mempertahankan gigi permanennya. Hasil Riskesdas (2007) melaporkan bahwa prevalensi karies gigi di Indonesia adalah sebesar 46,5 dengan penjabaran prevalensi karies untuk kelompok usia 12 tahun sebesar 36,1% dengan DMF-T 0,91, kelompok usia 35-44 tahun prevalensi karies gigi mencapai 80,5 dengan DMF-T 4,46 sedangkan usia diatas 65 tahun dengan prevalensi karies sebesar 94,4% dan DMF-T 18,33. Data tersebut menunjukkan bahwa prevalensi karies cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya umur yang berarti adanya kecenderungan penurunan status

kesehatan gigi dengan meningkatnya umur. Maka perlu dilakukan tindakan pencegahan dan perawatan sedini mungkin . Masyarakat sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang strategis untuk diikutsertakan dalam upaya kesehatan gigi dan mulut. Upaya kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yang diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Menurut Nugraheni, program tersebut merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar (SD) yang dititikberatkan pada upaya penyuluhan dan gerakan sikat gigi massal, serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid. UKGS adalah suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semuamurid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan. Di samping itu kelompok ini juga lebih mudah dibentuk mengingat anak sekolah dasar selalu di bawah bimbingan dan pengawasan para guru sehingga pada kelompok ini sangat potensial untuk ditanamkan kebiasaan berperilaku hidup sehat .Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada masa gigi bercampur yaituanak usia sekolah dasar usia 6-12 sebab anak usia Sekolah Dasar (SD) tergolong ke dalam kelompok rawan penyakit gigi dan mulut. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh 10 mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang pada TK AL-AZHAR 14, kegiatan UKGS Inovatif yang telah dilakukan sangatlah efektif dengan menghasilkan anak-anak didik usia pra sekolah yang sehat Oleh sebab itu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan UKGS Inovatif sangatlah laik untuk diterapkan di sekolah lainnya untuk mencapai tujuan awal bebas karies pada tahun 2020.

BAB II PEMBAHASAN

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD)

dalam

suatu

kurun

waktu

tertentu

dan

diselenggarakan

secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal (Depkes RI, 1996). Menurut Depkes (1983 cit.Priyono, 1995) UKGS merupakan sarana utama dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah. Melalui UKGS dapat sikap yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut lewat kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang dilakukan serta tindakan dan perawatan yang ada. Pelayanan UKGS Inovatif kesehatan gigi promotif dan preventif yang merupakan upaya kesehatan gigi dengan memberikan pelayanan berupa pemeliharaan kesehatan gigi dan pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi anak sekolah, yang dikelola dan di laksanakan oleh perawat gigi dengan penanggung jawab klinis oleh dokter gigi. dan sebagai pelaksana harian adalah perawat gigi yang bekerja di luar jalur PNS atau PTT. TK AL-AZHAR14 berdiri merupakan bagian dari yayasan YPI-AL AZHAR JAKARTA. Adapun yang menjadi payung berdiri nya institusi tersebut adalah berdasarkan Yayasan Bimatam. Pelayanan UKGS di institusi ini dilakukan oeh semua pihak terkait, termasuk pimpinan sekolah dan guru-guru yang menjadi kader serta pelaku yang utama adalah seorang terapis gigi mulut yang berintergritas dan bertanggung jawab dalam membina jalannya pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut paripurna. Pelayanan UKGS Inovatif yang telah dilaksanakan dan dikembangkan oleh TK AL-AZHAR 14 selama kurang lebh 8 tahun yang dimulai sejak tahun 2010 tersebut sangatlah efektif dan efisien. Institusi ini melalui banyak tahapan dala penerapan UKGS Inovatif tersebut, dikarenakan banyak orangtua dan para wali anak didik yang merasa tidak tertarik, tetapi inilah yang menjadikan acuan bagaimana membuat UKGS Inovatif tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi

institusi dan menjadi suatu kebutuhan primer yang harus segera terpenuhi. Dimulai dari masa uji coba pada tahun 2009-2010. Dimasa tersebut belum ada MOU dan masih sedikit siswa dan orangtua yang menyetujui penerapan UKGS Inovatif tersebut dan sebagian kecil yang bersedia mengeluarkan uang pribadi dan kegiatan tersebut berlangsung ditengah tahun ajaran. Oleh karena itu di adakanlah pengisian angket bagi orang tua yang berminat dan bersedia membayar serta yang berminat tapi tidak ingin membayar. Dari hasil pengisian angket tersebut diperoleh 40 orang tua siswa yang bersedia. Dengan alat dan perlengkapan seadanya tanpa dental unit, kegiatan UKG-TK pada masa uji coba ini dibilang cukup berhasil dilihat dari penggunaan Software Irene Donut yang berjalan lancar sehingga pada tahun selanjtnya beban biaya mulai di anggarkan oleh pihak sekolah. Jika ditimbang biaya yang dikeluarkan relative sangat kecil, tetapi inilah yang membuat semangat para penyelenggara operasional semakin membara. Dengan bantuan institusi Poltekkes Kemenkes Semarang yang senantiasa membimbing dan memonitoring jalannya kegiatan tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan pada masa UKG-TK tahun I pada tahun 2010-2011 dengan melakukan banyak pembaharuan kegiatan-kegiatan yang dianggap dapat mengembangkan daya ketertarikan pada orangtua dan siswa-siswi. Pada masa ini, sosialisasi pada orangtua dan seluruh staf sekolah sangatlah dilibatkan untuk meningkatkan progress goals awal yang diharapkan. MOU pada masa ini telah disetujui dan berjalan semakin baik. Semenjak adanya MOU dan kerjasama dengan Poltekkes Kemenkes Semarang social support dari orangtua semakin baik. Maka diaturlah pembiayaan dana melalui APBN yang sangat mendukung dalam kegiatan UKGS inovatif tersebut, setelah dikalkulasikan seorang siswa hanya cukup membayar iuran 5 rb per bulannya. Iuran tersebut sudah masuk dalam pembiayaan SPP setiap bulannya yang akan disetor oleh orangtua masing-masing siswa. Iuran tersebut telah mencakup seluruh kegiatan yang sudah dicanangkan dalam kegiatan UKGS inovatif ini. Kegiatan yang beragam dilakukan tersebut seperti sikat gigi massal seminggu sekali, deteksi dini, pengolesann fluoride, surface protection dan kuratif sederhana bagi siswa yang beresiko.

UKG-TK tahap II dimulai pada tahun 2011-2012 kegiatan yang dilakukan sama dengan pada tahap I hanya saja pada tahap kedua ini terdapat pembaharuan berupa pelatihan guru dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi sekolah. Pada tahap ini juga mulai di adakan kegiatan yang dikemas sedemikan rupa berupa Dental Expo. UKG-TK tahap III sejak 2012 sampai dengan saat ini sangatlah berkembang pesat. Dengan keantusiasan orangtua dan siswa-siswi ini pula dibentuklah kegiatan-kegiatan terbaru seperti Dental Expo yang mencakup pekan sesi game dan wisuda dot. Kegiatan wisuda dot merupakan suatu apresiasi oleh pihak institusi bagi siswa-siswi yang tidak menggunakan dot susu, dan menggantinya dengan gelas. Serta masih banyak permainan baru lainnya yang telah dievaluasi baik sekali dalam meningkatkan edukasi pada siswa-siswi. Berbeda dengan tahap sebelum nya, pada tahap III ini, persentasi tindakan penambalan mulai menurun seiiring berjalan nya waktu. Hal ini ditunjukkan dengan status kesehatan gigi dan mulut anak yang sudah baik. Sejak UKGS inovatif ini berjalan dan telah melalui banyak sekali perkembangan yang berdampak positive pada semua pihak melalui pelayanan asuhan kesehatan gigi paripurna yang telah dilakukan oleh terapis gigi mulut terkait pada 226 siswa-siswi. Adapun kegiatan yang mencakup dalam UKGSinovatif ini adalah Simulasi pengisian Software Irene donut, screening kesehatan, dental health education, serta kuratif sederhana. Prasarana dan sarana yang mencakup terbilang baik. Alat –alat standar seperti dental unit, oral diagnosis set, exo set serta bahan lainnya sudah lengkap dan dalam keadaan baik. Hal utama yang menjadi tonggak berjalannya kegiatan pelayanan asuhan tersebut adalah dengan keterlibatan orangtua. Sebab orangtua lah yang sangat dekat dan mempunyai waktu yg lama bersama anak. Maka peran orangtua adalah kebutuhan penting. Setiap tindakan yang dilakukan dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut ini dilakukan secara professional sesuai kompetensi. Setiap tindakan yang akan dilakukan selalu didahului dengan surat persetujuan tindakan yang diberikan oleh terapis kepada setiap siswa untuk diserahkan kepada orangtua masing-masing. Setiap akhir tahun pun hasil dari kegiatan pelayanan asuhan tersebut di monitoring dan dievaluasi bersama dalam suatu rapat tahunan yang

mencakup pimpinan sekolah, para guru dan terapis. Rapat ini membahas tentang apa yang menjadi kendala serta hambatan berjalannya program kegiatan tersebut. Setiap tahun kegiatan ini mengelami peningkatan yang sangat signifikan. Oral hygiene terjaga dengan baik serta terhindar dari penyakit gigi dan mulut seperti karies rampan yang biasanya diakibatkan oleh konsumsi susu botol dan jajanan sembarangan. Kegiatan rapat tahunan ini dilakukan sembari diadakannya Dental Expo yang termasuk wisuda botol. Wisuda botol ini menjadi suatu unggulan layaknya reward yang memacu semangat masing-masing siswa-siswa untuk tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan survei yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa UKGS Inovatif sangat efektif dan efisien dalam mengembangkan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.

B. Saran 1. Diharapkan adanya perubahan perilaku yang teguh dalam mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang atau karies. 2. Diharapkan peran serta orang tua secara aktif dalam usaha mengurangi risiko terjadinya gigi berlubang atau karies pada anak dan usaha meningkatkan kesehatan gigi dan mulut si anak. 3. Pihak Sekolah TK Al-Azhar 14 dapat selalu menerapkan kegiatan UKGTK

LAMPIRAN

Ket: UKS TK Al-Azhar 14 Semarang

Ket: Dental Unit dan Bahan-Bahan Perawatan Kesehatan Gigi

Ket: Mahasiswa JKG Poltekkes Kemenkes Semarang beserta Pak Salikun, S.Pd, M.Kes bersama Ibu Fitri Kepala TK Al-Azhar 14 Semarang

Ket: Mahasiswa JKG Poltekkes Kemenkes Semarang bersama Ibu Nonik selaku Perawat Gigi Pelaksana di TK-Al-Azhar 14 Semarang

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"