PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
S1 TEKNIK MESIN
BAB III PENGUJIAN MIKROSTRUKTUR 1.Tujuan Pengujian -
Untuk mengetahui mikrostruktur suatu logam
-
Membandingkan perubahan mikrostruktur dan sifat-sifat logam berbagai perlakuan panas.
-
Untuk
mengetahui
cara
pengamatan
mikrostruktur. -
Untuk mengetahui ukuran dan bentuk batas butir.
-
Untuk mengetahui distribusi fasa dan jenis.
2. Teori Dasar Pengujian 2.1 Alat dan bahan yang digunakan 1. Mikroskop logam
Gambar Mikroskop Logam Spesifikasi mikroskop yang di gunakan adalah
Merk
: Olympus
Buatan
: Jepang
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
No. Seri
S1 TEKNIK MESIN
: E330-ADU1.2X
Mikroskop logam digunakan untuk membesarkan penampakan struktur mikro spesimen pada titik tertentu. Seberkas cahaya horizontal dipantulkan oleh plane glass reflector ke permukaan spesimen. Spesiman akan memantulkan cahaya dengan karakteristik yang sesuai struktur mikronya, cahaya ini di biaskan oleh lensa obyektif, lalu oleh lensa okuler, sehingga di peroleh bayangan dengan pembesaran tertentu. Dalam pengujian ini digunakan pebesaran 100x. 2. Kamera Digunakan untuk memotret struktur mikro spesimen dengan perbesaran tertentu ( sesuai dengan pembesaran mikroskop) kamera di letakkan di atas lensa okuler.
3. Etsa Digunakan untuk memperjelas penampakan struktur mikro spesimen. Etsa berupa cairan kimia yang akan bereaksi dengan atom tertentu pada logam terutama pada atom-atom yang tidak stabil, misal atom pada batas butir. a
HNO3 (Asam Nitrat) sebanyak 0,5 ml atau sebesar 3 % dari total larutan.
b
C2H5OH (Etanol) sebanyak 16 ml atau sebesar 97 % dari total larutan yang digunakan.
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
S1 TEKNIK MESIN
4. Kertas gosok Digunakan intuk meratakan permukanaan spesimen , kertas gosok yang di gunakan berturut- turut adalah no. 220, 400, 800, 1000, 5000.
5. Autosol Digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan permukaan spesimen
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
S1 TEKNIK MESIN
6. Kain flanel Digunakan untuk menghaluskan dan membersihkan spesimen dari autosol yang tersisa.
o
Komposisi kimia spesimen
Spesimen yang di gunakan dalam pengujian ini adalah baja assab dengan bentuk dan dimensi spesimen sbb: -
Komposisi C
= 0,5%
Mn
= 0,5%
Si
= 0,45%
Bentuk dan Dimensi Spesimen
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
S1 TEKNIK MESIN
3.1 Prosedur pengujian 1. Dilakukan proses heat treatment. 2. Permukaan spesimen yang akan difoto dibersihkan dulu dari kerak dan kotoran dengan sentrifugal sand paper sampai rata dan halus dengan tahapan kertas gosok sesuai dengan di atas. 3. Permukaan spesimen dihaluskan dengan autosol dan digosok dengan kain flanel sampai mengkilap dan halus. 4. Permukaan spesimen yang sudah mengkilap dibersihkan dan dicelupkan ke cairan etsa. 5. Spesimen diletakkan pada mikroskop logam, kemudian focus diatur sampai mendapatkan gambar yang jelas dengan pembesaran 100 kali. 6. Dilakukan pemotrettan dengan kamera, kemudian hasilnya dicetak. 3.2 Hipotesa Dengan perlakuan panas yang diberikan pada suhu maksimum dengan waktu holding yang relative lama maka akan didapat kekerasan spesimen yang maksimum. Hal ini ditandai dengan banyaknya kandungan pearlite yang lebih banyak dianding kandungan ferrite nya. Pada ciri fisik dapat diketahui bahwa prosentase warna hitam lebih besar dari pada putih pada spesimen yang mendapat perlakuan panas, karena warna hitam merupakan ciri dari pearlite sedang warna putih adalah ferrite 3.3 Metoda pengolahan data 3.3.1 Pengolahan Data Kelompok. Foto Mikro OQ 850 C + Tempering 200 C
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
3.3.2 Pengolahan Data Antar Kelompok Foto Mikro Tanpa Perlakuan :
Foto Mikro OQ 850 C + Tempering 200 C
Foto Mikro OQ 850 C + Tempering 300 C
S1 TEKNIK MESIN
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
Foto Mikro OQ 850 C + Tempering 400 C
Foto Mikro OQ 850 C + Tempering 500 C
Foto Mikro OQ 850 C + Tempering 600 C
S1 TEKNIK MESIN
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
S1 TEKNIK MESIN
Pembahasan :
Data Kelompok Dari hasil uji mikrostruktur specimen baja assab, dengan perlakuan panas oil-quenching 850 C + Tempering 200 C didapatkan hasil tampak pearlite lebih dominan dibandingkan dengan ferrit dan ukuran batas butir cukup rapat sehingga kemungkinan terjadinya deformasi lebih rendah daripada spesimen tanpa perlakuan.
Data Antar Kelompok Spesimen yang diuji mikrostruktur diperbandingkan oleh perlakuan panas yang berbeda-beda antara lain, tanpa perlakuan, Oil-Quenching 850ᵒ C + Tempering 200ᵒ C, OQ 850ᵒ C + Tempering 300ᵒ C, OQ 850ᵒ C + Tempering 400ᵒ C, OQ 850ᵒ C + Tempering 500ᵒ C, OQ 850ᵒ C + Tempering 600ᵒ C. Dari hasil yang didapat semakin tinggi suhu tempering maka semakin banyak tampak ferrite pada permukaan specimen dan batas butir pada specimen yang diberi perlakuan panas semakin tinggi suhu tempering maka semakin besar batas butirnya.
3.3 Kesimpulan dan saran 3.3.1
Kesimpulan Dari hasil yang didapat semakin tinggi suhu tempering maka semakin banyak tampak ferrite pada permukaan specimen yang menunjukkan nilai kekerasannya semakin rendah dan batas butir pada specimen yang diberi perlakuan panas semakin tinggi suhu tempering maka semakin besar batas butirnya sehingga kecenderungan deformasi juga semakin besar.
3.3.2
Saran 1. Sebaiknya sebelum pengujian mikrostruktur prosedur etsa benar-benar dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada tampak mikro specimen. 2. Pemolesan permukaan specimen sebaiknya diperhatikan secara detail agar tidak menyebabkan penyimpangan pada hasil uji mikrostruktur.
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
S1 TEKNIK MESIN