Laporan Teksol Granul.docx

  • Uploaded by: Imam Askani
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Teksol Granul.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,363
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aktivitas yang sangat penting yang harus dilakukan pada saat preformulasi adalah evaluasi terhadap stabilitas fisika-kimia dari zat aktif. Stabilitas dapat dipengaruhi oleh suhu, udara, pelarut, kelembaban, dan cahaya. Evaluasi terhadap stabilitas ini berguna dalam pemilihan metode pembuatan dan penanganan material, baik selama proses produksi tablet maupun selama pemasaran (Sulaiman, 2007). Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Ada iga cara pembuatan yaitu granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung. Parasetamol mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang jelek, sehingga digunakan metode granulasi untuk memperbaiki sifat alir dan kompresibilitasnya (Normayanti, 2007). Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan yang lebih besar atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogeny dari segi kadar, massa jenis, ukuran serta bentuk partikel. Fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan bahan-baha, menyediakan camopuran seragam yang tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu dan memperbaiki penampakan tablet. Karakteristik ideal granul asalah: berbentuk sferis, distribusi ukuran partikel kecil, kelembaban (1-2%), aliran yang baik, kompresibilitas baik dan kekerasan yang memadai.

B.Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan metode pembuatan tablet dengan cara granulasi basah. 2.Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi granul dan memahami persyaratan granul yang baik.

1

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Tablet Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung satu unit dosis lazim, dengan satu macam bahan aktif atau lebih tergantung tujuan terapi yang dicapai. Tablet berbentuk bulat datar atau bikonvek yang dibuat dengan pengompresan zat aktif atau campuran zat aktif dengan atau tanpa bahan tambahan (eksipien) (Sulaiman, 2007). Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung. Mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat 2elican, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI, 1979; hal. 6). Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga pembentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan freeze dry (Ilma, 2002).

2.2Komponen tablet 1). Zat aktif Idealnya zat aktif yang akan diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi, stabil, kompatibel dengan semua eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan distribusi ukuran partikelnya baik, mempunyai sifat alir yang baik, tidak mempunyai muatan pada permukaan (absence of static charge on surface), dan mempunyai sifat organoleptis yang baik (Sulaiman, 2007). 2). Zat tambahan (eksipien)

2

Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif juga dibutuhkan bahan penolong. Eksipien merupakan ahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Bahan tambahan bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Beberapa kriteria umum yang esensial untuk eksipien yaitu : netral secara fosiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavaiabilitas obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah (Sulaiman, 2007). Eksipien mempunyai peranan atau fungsi yang sangat penting dalam formulasi tablet. Hal ini karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung dikempa menjadi tablet

tanpa

membutuhkan

eksipien.

Eksipien

dalam

sediaan

diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam roduksi tablet

tablet

dapat

(Sulaiman, 2007).

Eksipien yang umumnya digunakan dalam formulasi sediaan tablet : 

Bahan pengisi (diluents/fillers)

Pengisi berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran atau bobot yang sesuai sehingga layak untuk ikempa menjadi tablet. Bahan pengisi biasanya ditambahkan dalam range 5 – 80% (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh bahan pengisi. Contoh dari bahan pengisi adalah laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, kalsium sulfat, kalsium fosfat, kalsium karbonat,dan amilum (Sulaiman, 2007). Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung adalah fillerbinders Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Bahan pengisi yang dapat berfungsi sebagai filler-binders biasanya hasil modifikasi, termasuk coprocessed diluents. Contoh dari filler-binders adalah avicel modifikasi mikrokristalinselulosa/MCC), Starch1500®, Spray dried-lactose (hasil spray laktosa), Cal-Tab® (Kalsium sulfat 93% dan gom alam 7%) (Sulaiman, 2007).

3

Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat atau mengandung molekul air. Pemerian serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara tetapi mudah menyerap bau. Kelarutan mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih. Sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam koroform dan dalam eter (Anonim, 1995). Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan (Anonim, 1979). 

Bahan pengikat (binders)

Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. ahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Contoh dari bahan pengikat adalah selulosa, Mikrokristalin selulosa (Avicel), Polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC), PVP, gelatin, gom alam, tragakan, guar, pektin, amilum, PEG, Na alginat, magnesium dan aluminum silikat (Sulaiman, 2007). 

Bahan penghancur (disintegrants)

Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel-partikel penyusun, ketika tablet kontak dengan cairan lambung sehingga akan meningkatkan disolusi tablet. Contoh dari bahan penghancur adalah amilum, Avicel (Mikrokritalin selulosa), solka floc, asam alginat, Explotab (sodium starch glicolate), gom guar, Policlar AT (Crosslinked PVP), Amberlite IPR 88, Metilselulosa, CMC, HPMC ( Sulaiman, 2007). 

Bahan pelicin (anti frictional agents)

Bahan pelicin dalam formulasi sediaan tablet mempunyai 3 fungsi, yaitu : (1). Lubricants Lubricants adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi

ablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubricants

ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan (Sulaiman, 2007). (2). Glidants

4

Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidant yang paling popular karena disamping dapat berfungsi sebagai glidant juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10 %. Talk lebih baik sebagai glidant dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet (Sulaiman, 2007). Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan. Mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO. Pemerian serbuk halus putih dan voluminous, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran. Kelarutan tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter (Anonim, 1995). Khasiat dan penggunaan sebagai antasida dan zat tambahan (Anonim, 1979). Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit aluminium silikat. Pamerian serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran (Anonim, 1995). Kelarutan tidak larut dalam hampir semua pelarut. Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

(3). Antiadherents Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent sangat baik (Sulaiman, 2007).

2.3 Pembuatan tablet Pada umumnya sebelum tabletasi dilakukan, bahan obat dan bahan pembantu yang diperlukan digranulasi, artinya partikel partikel serbuk diubah menjadi butiran granulat. Dalam hal ini diperoleh butiran, dimana partikel-partikel serbuk memiliki daya lekat.

5

Disamping itu daya alirnya menjadi lebih baik. Dengan daya alir tersebut pengisian ruang cetak dapat berlangsung secara kontinyu dan homogen (Voigt, 1984).

Ada 3 metode pembuatan tablet kompresi yang berlaku yaitu metode granulasi basah, metode granulasi kering dan cetak langsung (Ansel, 2005). 1). Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40°C-50°C. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet (Anief, 1994).

Metode granuasi basah : Langkah – langkah dalam metode granulasi basah : • Menimbang dan mencampur bahan-bahan Bahan aktif, pengisi, penghancur ditimbang sesuai yang dibutuhkan. Untuk pencampuran biasanya menggunakan mixer atau blender, bahan pengisi biasanya laktosa, kaolin, manitoll, amylum, gula bubuk. • Pembuatan granuasi basah Agar campuran serbuk mengalir bebas dan merata dari hopper kedalam cetakan mengisinya dengan tepat dan merata, biasanya perlu mengubah campuran serbuk menjadi granula yang bebas mengalir kedalam cetakan disebut granulasi. • Pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul Umumnya granuasi basah ditekan melaui ayakan no 6 atau 8, lalu disalurkan kedalam fluidbeddriers dibuat granul dengan menekankan pada alat yang dibuat berlubang – lubang.

6

• Pengeringan Kebanyakan granul dikeringkan dalam cabinet pengering dengan system sirkulasi udara dan pengendalian temperatur, pada metode ini granul dikeringkan pada keadaan tertutup dan diputar – putar sambi1 dialirkan udara yang hangat, pada proses ini campuran serbuk yang akan dibuat granul diubah menjadi larutan atau suspensis dan disemprotkan, dikeringkan dalam fluidizedbed untuk menghasilkan granul yang seragam dan mudah mengalir. • Pengayakan kering Setelah dikeringkan granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang lebih kecil dari yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli. • Pencampuran bahan pelicin Setelah pengayakan kering, biasanya bahan pelincir kering ditambahkan kedalam granul. • Pembuatan tablet dengan kompresi Cara kerjanya memasukan granul kedalam ruang cetakan dan dikempa oleh kedua gerakan punch atas dan bawah. (Ansel, 1982)

2). Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging), setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, akhirnya dikempa cetak tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet (Anief, 1994). 3). Pembuatan tablet dengan metode kempa langsung Semua bahan zat aktif dan zat tambahan dicampur kemudian dikempa cetak dengan mesin tablet (Sulaiman, 2007).

2.4 Pemeriksaan kualitas granul Bahan obat sebelum ditablet, pada umumnya dicampur terlebih dahulu, bentuk serbuk yang seragam, menyebabkan keseragaman pada bentuk tablet (Voigt, 1984).

7

Persyaratan serbuk yang baik adalah bentuk dan warna teratur, memiliki daya alir yang baik (free flowing), menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan, tidak terlampau kering, dan hancur baik di dalam air (Voigt, 1984). Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik serbuk antara lain: 1). Waktu alir serbuk Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah pemeriksaan laju alirnya. Massa tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh massa untuk melalui corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju alir dinyatakan sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui corong perdetik (Juheini dkk, 2004).

2). Sudut diam serbuk Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya mengalirnya kurang baik (Lachman et al, 1994). 3). Pengetapan serbuk Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping device. Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan (Vo) dan volume setelah konstan (Vt). (Sulaiman,2007)

8

BAB III METODE

3.1 Bahan dan Alat Bahan : Antalgin, amylum, talcum, Mg stearat, sacharum lactis, dan serbuk granul

Alat :Timbangan digital, bejana, lumpang dan stemper, beaker glass, batang pengaduk, ayakan mesh 12 dan mesh 16, lemari pengering.corong uji, statif, stopwacht, kertas milimeter,penggaris, gelas ukur,oven.

3.2 Cara Kerja a. Pembuatan granul 

Timbang semua bahan



Bahan-bahan yang termasuk fasa dalam dimasukkan kedalam lumpang kemudian digerus sampai homogeny.



Ditambahkan bahan pengikat sedikit demi sedikit sampai diperoleh massa yang kompak.Dicatat jumlah larutan pengikat yang terpakaidan sisanya



Massa Basah diayak dengan ayakan mesh 12.Catat berat granul basah



Granul basah ditaruh diatas wadah,diratakankemudian dikeringkan didalam oven pada suhu 40-60ºc sampai bobot konstan



Granul keringdiayak dengan ayakan mesh 16.Dicatat berat granul kering



Dicampurkan massa granul kering dengan komponen fasa luar dan dihomogenkan

9

b. Evaluasi granul 1. Waktu Alir  Timbang 100 g serbuk dan tempatkan pada corong alat uji dalam keadaan tertutup  Siapkan Stopwacth untuk menghitung lamanya waktu mengalir  Buku penutup corong dan biarkan serbuk mengalir,catat waktu yang diperlukan serbuk untuk mengalir sampai habis.Waktu mengalir dicatat dalam satuan g/detik .Bandingkan hasilnya dengan persyaratan dalam literature Starat: t alir < 10 detik 2.Sudut Istirahat 

Timbang 100 g serbuk dan tempatkan pada corong alat uji dalam keadaan tertutup



Siapkan kertas milimeter sebagai alas untuk menampung serbuk



Buka penutup corong dan biarkan serbuk mengalir dan ditampung pada kertas milimeter



Ctata tinggi tumpukan serbuk dan diameternya.Hitung sudut istirahat dan bnadingkan hasilnya dengan persyaratan dalam literatur

Rumus : Tan α = 2h/d Syarat : 20º<α<40º 3.Bulk density dan tapped density 

Ditimbang serbuk sebanyak 50g dan dicatat sebagai (m)



Dimasukkan serbuk tersebut kedalam gelas ukur dan diukur volumenya (V0)



Gelas ukur diketukkan sebanyak 300 kali dan dicatat volumenya(V tap) .Percobaan diulangi dengan 300 ketukan kedua untuk memastikan bahwa volume sampel tidak mengalami penurunan



Dihitung indekss kompresibilitas (I)

10

3.3 Lembar Kerja Formulasi R/ Antalgin 500mg Mf tab dtd no C

Formula lengkap: Antalgin 0,5 Amylum 10% Talkum

1%

Mg stearat

1%

Amylum manihot

10% b/b qs

Sacharum lactis qs

Rencana Kerja: Metode : Granulasi basah Diameter Tablet : 13 mm Bobot Tablet : 600mg/tab Jumlah Tablet : 600 mg/ tab × 100 tab = 60000 mg = 60 g

PERHITUNGAN BAHAN ➢ Zat berkhasiat: Antalgin= 0,5 gr/tab x 100 tab= 50 gr ➢ Penghancur: amylum = 60 gr x 10100 = 6 gr • Fase dalam= 3 gr • Fase luar= 3 gr ➢ Pengikat: mucilage amylum= 60 gr x20100 = 12 gr ➢ Pelicin: Talkum= 1100 x 60 gr = 0,6 gr Mg stearate = 1100 x 60 gr = 0,6 gr • Amilum= 10100 x 12 gr= 1,2 gr • Air= 12 gr – 1,2 gr= 10,8 mL

11

➢ Pengisi: Sacharum lactis = 60 gr – (50 + 6 + 1,2 + 0,6 + 0,6) gr = 60 gr – 58,4 gr = 1,6 gr ➢ Bahan pengikat yang terpakai= 7,337 gr ➢ Persentase bahan pengikat yang terpakai= 7,33712 𝑔𝑟 x 100% = 61,141% ➢ Bahan pengikat yang sisa= 4,663 gr ➢ Berat granulat basah= 52,4732 gr ➢ Berat granulat kering= 48,7526 gr ➢ Berat teoritis= bahan obat + penghancur dalam + pengikat + pengisi = 50 gr + 3 gr + 0,773 gr + 1,6 gr = 55,373 gr ➢ Persentase berat= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 x 100% = 55,373 𝑔𝑟60 𝑔𝑟 x 100% = 92,28% ➢ Massa tablet seluruhnya= 100%𝑥% x berat kering = 100%92,28% x 48,7526 gr = 52,83 gr ➢ Berat bahan eksternal setelah dikoreksi: ➢ Penghancur luar: amylum 3 gr= 5100 x 52,83= 2,641 gr ➢ Pelicin: talkum= 1100 x 52,83 gr = 0,528 gr Mg stearat= 1100 x 52,83 gr = 0,528 gr

12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil a. Waktu alir tabel 4.1 hasil waktu alir No

Waktu alit ( detik )

1

10

2

13

3

12

Rata-rata= 𝐼1+𝐼2+𝐼33 = 10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘+13 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘+12 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘3 = 11,6 detik b. Sudut istirahat Tabel 4.2 Hasil sudut istirahat No

Tinggi (h= cm)

Diameter (d=cm)

1

4

14

2

3,5

13

3

3,5

12

Rata-rata

3,66

13

Tg 𝛼= 2 ℎ𝑑 = 2 𝑥 3,6613 Tg 𝛼= 0,56 𝛼 = 32,64⁰ c.Bulk density dan tapped density Tabel 4.3 Hasil Bulk density dan tapped density No

V0

V tap

I rata-rata

1

90

72

20%

2

90

70

22%

3

89

75

15,7%

Rata- rata

19,3%

13

𝐼1=𝑉0−𝑉𝑡𝑎𝑝𝑉0 𝑋 100%= 90−7290 𝑋 100%=20% 𝐼2 = 𝑉0−𝑉𝑡𝑎𝑝𝑉0 𝑋 100%= 90−7090 𝑋 100%=22% 𝐼3 = 𝑉0−𝑉𝑡𝑎𝑝𝑉0 𝑋 100%= 89−7589 𝑋 100%=15,7% Rata-rata= 𝐼.1+𝐼.2.+𝐼.33= 20%+22%+15,7%3= 19,3%

4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini berjudul evaluasi granul dengan tujuan praktikum mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi sediaan granul dan memahami persyaratan granul yang baik. Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan yang lebih besar atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogeny dari segi kadar, massa jenis, ukuran serta bentuk partikel. Fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan bahan-baha, menyediakan camopuran seragam yang tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu dan memperbaiki penampakan tablet. Karakteristik ideal granul asalah: berbentuk sferis, distribusi ukuran partikel kecil, kelembaban (1-2%), aliran yang baik, kompresibilitas baik dan kekerasan yang memadai. Granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa tablet menggunakam larutan pengikat sampai terdapat tingkat kebasahan tertentu, kemudian di granulasi. Pada granulasi basah, komponen tablet dibagi atas dua bagian, yaitu fasa dalam dan fasa luar. Fasa dalam terdiri dari campuran antara zat aktif, bahan pengikat, bahan penghancur dan bahan pengisi. Sementara fasa luar terdiri dari bahan penghancur, lubrikan dan glidan. Zat berkhasiat yang kami gunakan yaitu antalgin, Penghancur dalam yaitu amilum dan pengikat mucilago amylum, pelicin yaitu talkum, pengisi yaitu sacharum lactis. Setelah fasa dalam dan fasa luar di campurkan sampai homogen lalu dicatat jumlah

14

larutan pengikat yang terpakai dan sisanya, kemudian massa diayak dan dicatat berat granul basah, granul basah diletakkan diatas wadah dan diratakan kemudian di keringkan pada suhu 40-60⁰ C, granul kering diayak dan dicatat berat granul kering, kemudian dicampurkan massa granul kering dengan komponen fasa luar dan dihomogenkan. Pada praktikum ini kami melakukan evaluasi granul yaitu uji waktu alir, uji sudut istirahat dan uji bulk density dan tapped density. Pada uji waktu alir kami mendapatkan hasil yang tidak memenuhi persyaratan waktu alir yaitu 𝑡𝑎𝑙𝑖𝑟<10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 , hasil yang didapat yaitu rata-rata 11,6 detik hasil yang tidak sesuai dengan persyaratan karena hasil lebih dari 10 detik, waktu alir yang baik yaitu tidak melebihi 10 detik ketika granul mengalir dari corong.waktu alir yang tidak sesuai disebabkan karena granul yang terbentuk tidak bagus sehinnga alirannya lambat. Pada uji sudut istirahat kami medapatkan hasil yang sesuai dengan persyaratan sudut istirahat yaitu 20⁰<α<40, hasil yang didapat yaitu 32,64⁰.sudut istirahat dilalukan dengan masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian tampung granul di atas kertas grafik. Hitung α. Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu. Kemudian granul dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Gundukan yang tertampung lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai d) . Pada uji bulk density dan tapped density kami mendapatkan hasil yang sesuai dengan persyaratan yaitu I≤20%, hasil yang didapat yaitu 19,3% indeks kompresibilitas yang baik karena granul yang baik memiliki nilai I≤20%.

15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan • Dari evaluasi waktu alir hasil yang didapat tidak memenuhi persyaratan yaitu 11,6 detik, hasil tidak sesuai dengan 𝑡𝑎𝑙𝑖𝑟 < 10 detik, ini terjadi karena tidak terbentuknya granul yang baik. • Pada evaluasi sudut istirahat hasil yang kami dapat memenuhi syarat, karena hasil tidak lebih dan kurang dari syarat 20⁰ < α < 40⁰.yaitu: 32,64 º • Pada evaluasi bulk density dan tapped density memiliki hasil yang sesuai syarat, yaitu memenuhi persyaratan karena hasil yang kami dapat tidak lebih dari I ≤ 20% yaitu 19,3%. • Waktu alir yang baik yaitu tidak lebih dari 10 detik saat granul mengalir dari corong. •Pembentukan Granul bertujuan agar meningkatkan aliran sehingga diperoleh keseragaman bobot yang sama. •Granulasi basah dapat digunkan untuk zat aktif yang sukar larut dalam air atau tahan pemanasan dan kelembapan.

5.2Saran • Praktikkan harus lebih hati-hati dan teliti dalam melakukan praktikum agar hasil yang didapatkan akurat dan sesuai seperti yang diharapkan. • Praktikkan seharusnya tidak boleh kontak lansung dengan bahan yang akan di uji agar mendapatkan hasil yang maksimal.

16

DAFTAR PUSTAKA Anief M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta. Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta: UI Press. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 1986, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy,2nd ed., Lea and Febiger, Philadelphia. Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet, Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

17

LAMPIRAN

Penimbangan granul basah

pencampuran

Hasil pencampuran fase dalam dengan mucilago

18

fase

dalam

dengan

mucilago

Penimbangan granul kering

Related Documents


More Documents from "redzuan"