BAB III ANALISIS PRAFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA Pendekatan formulasi (analisis pemilihan zat aktif dan ekspisien ) Asam mefenamat adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid atau disingkat OANIS. Obat ini digunakan sebagai analgesic dan inflamasi. Seperti preparat anti inflamasi non-steroid lainya, asam mefenamat menghambat sintetis prostaglandin. Asam mefenamat tidak larut dalam air. Konsentrasi puncak asam mefanamat dalam plasama tercapai dalm 2 sampai 4 jam (gliman, et l ., 1996) Metode pembuatan yang digunakan adalah granulaasi kering kemudian disalut film. Tujuan pembuatan tablet ini adalah untuk memperbaki penampilan obat , menutupi rasa, bau, warna obat, memberika perlindungan fisik dan kimia pada obat. Alasan penggunaan bahan: a. Tablet inti 1. Asam mefenamat Fungsi : sebagi zat aktif Alasan : memiliki khasiat sebagai anti inflamasi, penghilang rasa nyeri ringan hingga sedang. 2. Amilum Fungsi : sebagai bahan penghancur Alasan : untuk mempermudah hancurnya tablet dengan melawan daya ikat dari bahan pengikat sehingga tablet menjadi granukl, selanjutnya menjadi partikelpartikel penyusun ketika tablet kotak dwngan cairan lambung sehingga akan meningkatkan disolussi tablet. 3. PVP Fungsi : sebagai bahan pengikat untuk mendukung daya kohesif dari ikatan partikelpartikel padat agar mudah dikempa menjadi tablet. Alasan : pengikat yang umum digunakan, larutan etanol, dapat meningkatkan daya kohesif serbuk dan diperlukan untuk membuat granul.
4. Laktosa Fungsi : sebagai diluent (pengisi ). Alasan : untuk membuat tablet dengan ukuran yang sesuai. Selain itu untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dicetak atau memperbaiki aliran. 5. Magnesium stearate Fungsi : sebagai bahan lubrikan Alasan : untuk mengurangi gesekan antar permukaan dinding atau tepi tablet Dengan dinding di selama kompresi dan ejeksi selama pembentukan tablet, untuk mengurangi friksi ( kerapuhan ). Dipilih karena umum digunakan dan memiliki sifat yang baik sebagai anti-adherent , bagus sekali sebagai lubricant b. Larutan penyalut 1. Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) Fungsi : polimer Alasan : alasan pengunaan HPMC adalah kelarutan polimer yang khas dalam cairan labung usus serta dalam system pelarut organic dan pelarut air, tidak berpengaruh dalam kekerasan tablet dan pemakaian obat , fleksibilitas, tidak memiliki rasa atau bau, stabil terhadap panas, cahaya, udara, dan dapat disesuaikan dengan tingkat kelembaban, mempunyai kemampuan untuk mencampurkan zat warna. 2. PEG 4000 Fungsi : plasticizer Alasan : jika hanya menggunakan polimer saja akan dihasilkan lapisan film yang rapuh, mudah pecah, dan mudah terkelupas, untuk memperbaiki hl tersebut dipergunakan plasticizer yang juga dapat mempertinggi keluwesan dan fleksibilitas dan lapisan penyalut tablet. 3. Na Lauril sulfat Fungsi : surfaktan Alasan : Na Lauril sulfat digunakan agar bahan pembentuk plastic eksternal dan efektif, bahan tersebut harus larut dalam sistem pelarut yang digunakan maka perlu surfaktan. 4. Titanium Dixside Fungsi : pengkilap
Alasan : membuat salut licin, mengkilap sehingga meningkatkan nilai estetika.. 5. FD & C Red Dye No.3 lake Fungsi : pewarna Alasan : pemakaian zat pewarna bertujuan untuk meningkatkan nilai estetika sedian dan untuk mempermudah identifikasi sedian (membedakan antara obat satu dengan yang lain ) 6. Aquadest Fungsi : pelarut Alasan : karena pelarut melarutkan polimer yang akan digunakan, harus memilki volatilitas yang baik. Pelarut berfungsi untuk menghantarkan atau menyampaikan partikel penyalut ke permukaan tablet yang kan disalut.
III. 2. FORMULASI
R/ Zat aktif (asam mefenamat)
Eksepien : - pengikat - disintegran - pengisi - lubirikan - adsorben - larutan penyalut
III. 2.1 formula umum Asam mefenamat
250 mg
Amilum
40 mg
Kolidon 90f
50 mg
Isopropyl alcohol
qs
Kolidon CL
12 mg
Microcystallline cellulose ph 101
85 mg
Mg stearate
5 mg
(sumber : handbook of manufacturing Vol 1 hal 384,2009)
FORMULASI MODIFIKASI :
FASE DALAM (92%) Asam mefenamat
250 mg
Amilum
10%
PVP
3%
Etanol
qs
Laktosa
ad 92%
FASE LUAR ( 8%)
.
Mg stearat
1%
Talk
2%
Amilum
5%
2. Penyalut tablet HPMC
20%
PEG 4000
25%
Na Lauril sulfat
1%
Titanium oxide
5%
FD & C red Dye No.3 lake 10%
10%
Aquadest
qs
III.2.3 Pengembangan formula
Fase dalam (98%) Asam mefenamat
Fase luar (8%) 250mg
Mg stearate
5mg
Amillum
46mg
Talc
10mg
PVP
13,8mg
Amillum
25 mg
Laktosa
150,2mg
Etanol
q.s
Untuk salut film : HPMC
20%
PEG 4000
25%
Na Lauril sulfat
1%
Titanium oxide
5%
FD & C red Dye No.3 lake 10%
10%
Aquadest
q.s
BAB IV PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIKA SEDIAN AKHIR 1. Metode pembuatan sedian Asam mefenamat akan dibuat sediaan tablet salut dengan tujuan meningkatkan biovasibilitas. Bobot tablet sedian ini adalah 500 mg. metode pembuatan adalah granulasi kering (headbook of manufacturing Vol 1 hal 384,2009 ). Tujuan bobot tablet ini adalah untuk pengobatan antiinflamasi dan analgesic mengobati nyeri ringgan hingga sedan dan desminore : 2. Perhitungan a. Perhitungan tablet inti Fase dalam 92% :
Nama bahan
Perhitungan
Jumlah barang
Asam mefenamat
1 x 250
250 mg
PVP (3%)
3% x 460mg
13.8mg
Amillum (10%)
10% x 460mg
46mg
Laqtosa
(460-(250+13.8+46))
150,2mg
Fase luar 8% ;
Nama bahan
Perhitungan
Jumlah bahan
Mg stearate 1%
1% x 500
5mg
Talc 2%
2% x 500
10mg
Amillum
5% x 500
25mg
b. Perhitungan film counting Nama bahan
Perhitungan
Jumlah bahan
HPMC
20% x 100
20mg
PEG 4000
25% x 100
25mg
Na Lauril sulfat
1% x 100
1mg
Titanium dioxside
5% x 100
5mg
FD & C red Dye No.3
10% x 100
10mg
100-(20+25+10)
45mg
lake 10% Aquadest
3. Penimbangan Akan dibut 500 tablet assam mefenamat, berikut penimbangan skala produksi tablet a. Penimbanga tablet inti assam mefenamat Fase dalam 92% : Nama bahan
Perhitungan
Jumlah bahan
Asam mefenamat
250x500
125000mg
PVP (3%)
13.8 x 500
6900mg
Laktosa
150.2 x 500
75100mg
Amillum
46 x 500
23000mg
Fase luar 8% Nama bahan
Perhitungan
Jumlah bahan
Mg stearate 1%
10 x 500
5000mg
Talc 2%
5 x 500
2500mg
Amillum
25 x 500
12500mg
b. Perhitungan film counting Nama bahan
Perhitungan Jumlah barang
HPMC
20 x 500
10000mg
PEG 4000
25 x 500
75000mg
Aquadest
45 x 500
22500mg
Na Lauril sulfat
1x 500
500mg
Titanium dioxside
5 x 500
2500mg
FD & C red Dye No.3 lake
10x500
5000mg
10%
4. PROSEDUR PEMBUATAN a. Prosedur pembuatan tablet inti Siapkan alat dan timbanga semua bahan sesuai yang dinginkan Campurkan zat aktif (asam mefenamat ) dan fase dalam Larutkan pengikat (PVP) dengan etanol Campurkan pengikat yang sudah dilarutkan dengan campuran zat aktif dan eksipien sampai homogen Campuran yang sudah homogen di lakukan slugging Slugyang terbentuk, dihancurkan (hingga didapatkan granul yang baik ) Ayak dengan ayakan ukuran mesh 16 Hasil ayakan dicamoukan dengan fase luar Massa dikempa menjadi tablet sesuai dengan ukuran yang dinginkan b. Pembuatan larutan coating HPMC dilarutakan dengan aquadest PEG 4000, surfaktan, Na Lauril sulfat dicampurkan , homogenkan Tambahkan pewarna, homogenkan Larutan coating
c. Proses film coating Disiapkan larutan coating Letakan substrat pada larutan coating Dipanaskan hingga solvent menguap Disemprotkan pada table inti Tablet salut film 5. Pengawasan dalam produksi (IPC ) Pad pembuatan granul pada metode granulasi kering, akan dilakukan control kulaitas granul yang bertujuan untuk mengetahui sifat alir granul. Beberapa metode yang akan dialakukan untuk mengetahui sifat alir granul. A. Sifat alir dengan metode sudut istirahat Tujuan : untuk mengetahui sifat alir dari granul Prosedur : Timbang granul 100mg, masukan secara perlahan-lahan lewat lubang bagian atass coorang, sementara bagian bawah ditutup Buka penutupnya dan biarkan granul keluar Ukur tinggi dan diameter kerusut yang terbentuk Hitung sudut diam granul, dengan persamaan: t α =2h/d Parameter : Nilai α 25-30◦ = sangat mudah mengalir Nilai α 35-40◦ = mudah mengalir Nilai α ≥40◦
= kurang mengalir
Sehingga untuk metode sudut istirahat, serbuk dikatakan free flowing atau fluiditasnya bagus jika mempunyai sudut istirahat ≤40◦ B. Uji kompesibilitas Tujuan ; untuk mengetahui kemampuan granul untuk tetap kompak dengan adanya tekanan, sehingga menghasilkan tablet yang baik dan menjamin aliran ggranul baik. Prosedur:
Masukan sejumlah granul, dengan bobot yang sama ke dalam gelas ukur berskala, ukur volume granul. Gelas ukur diberikan ketukan sebanyak 300 kali hentakan secara beruntun Hasil volume setekah dihentakan diukur kembali Hitung hasil uji menggunakan persamman, dan dilihat hasilnya 6. Uji mutu farmasetik sedian akhir a. Evaluasi fisik ; 1. Uji organoleptic Tablet diamati secara visual : apakah terjadi ketidak homogenan pada zat warna atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan harus bebas dari noda atau bintik bintik 2. Uji keseragaman bobot Parameter : jika ditimbang satu persatu, tidak lebih dari 2 tablet yang mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom A, dan tidak boleh adaa saatu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B. Bobot rata rata tablet A
B
≤ 25mg
15%
30%
26-150mg
10%
20%
151-300mg
7,50%
15%
≥300mg
5%
10%
Cara kerja : Diambil 20 tablet secara acaak kemudian ditimbang masing masing tablet Dihitung bobot rata rata dengan penyimpanagan bobot rata rata 3. Uji kekerasan Parameter : untuk uji kekerasan tablet tidak boleh melebih 4-8kg Cara kerja :
Diambil 20 tablet secara acak. Kekerasan dengan hardness tester berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan alam kilogram (kg). 4. Uji fiabilitas Parameter : tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% dan bila kerapuhan tablet < 0.8 maka tablet tersebut baik Cara kerja : Dengan alat friabilator terhadap 20 atau 40 tablet diambil secara acak. Tablet yang diambil secara acak dibersihkan satu persatu dengan sikat halus kemudian ditimbang. Dimasukan semua tablet kedalam alat lalu diputar sebanyak 100 putaran Tablet dibersihkan kembali dan ditimbang lagi. 5. Uji keseragaman kandunan
Persaratan keseragaman kandungan dapat diterapkan pada produk yang mengandung bahan aktif 50 mg dan tau kurang dari 50 % dari berat satuan sediaan. Kecuali dinyatakan lain dalam masingmasing monografi, persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi, jika jumlah zat aktif dalam masing masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara 85.0% hingga 115.0% seperti yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan 6.0%. jika ada 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% dilakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak dalam rentang 75,0% hingga 125.0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7.8% (Dep. Kes. RI, 1995).
Cara kerja :
Prosedur : keseragaman kandungan diambil 30 satuan sedian secara acak, dari 30 diambil 10 satuan sediaan untuk diuji, memenuhi syarat jika jumlah zat aktif dalam masing-masin dari 10 satuan sedian seperti yang ditetapkan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dari simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika ada 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% lakukan uji 20 satuan lagi. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak dalam rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera paa etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8% 6. Uji waktu hancur Parameter : untuk tablet salut waktu hancur < 30 menit Cara kerja : Bejana diisi dengan HCl 0,1 N, kemudian volume diatur pada kedudukan tertinggi lempeng kasa tepat pada permukaan larutan Pada kedudukan terendah mulut tabung tetap diatas permukaan. Pada suhu pelarut 36-38◦C, 6 tabung dimasukan satu persaatu ke masing-masing tabung. Keranjang dinaik-turunkan secara teratur 30 kali tiap menit. Waktu hancur dicatat sejak petama kali tablet mulai hancur hingga tidak ada baian yang tertinggi diatas kasa. 7. Uji disolusi Parameter : semakin lama waaaktu disolusi, maka persen terlarut semakin besar. Cara kerja : Medium disolusi ke dalam tabung disolusi sebanyak 900ml pada suhu 37◦C.
Dimasukan satu tabet pada masing-masing tabung disolusi kemudian dijalankan alat uji disolusi dengan kecepatan pengadukan dan lama pengujian sesuai dengan ketentuan. Pengambilan sampel 5 ml dilakukan pada selang waktu tertentu. Setiap pengambilan sampel diganti dengan media disolusi dengan volume dan suhu yang sama.