Laporan Sifat-sifat Fisik Zat.docx

  • Uploaded by: riri munawang
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Sifat-sifat Fisik Zat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,412
  • Pages: 24
LAPORAN MINGGUAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT

MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Kimia Dasar Jurusan Teknologi Pangan

Oleh : Nama NRP Kelompok No. Meja Tanggal Percobaan Asisten

: : : : : :

Tiara Intan Citaresmi 103020047 II (Dua) XI (Sebelas) 30 November 2010 Ria Melanti Umar

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2010

I PEDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan. 1.1. Latar Belakang Senyawa-senyawa organik pada umumnya tidak hanya dikarakteristik oleh komposisi unsur-unsur penyusun, dan berat molekulnya. Penentuan sifat-sifat yang lain, khususnya sifat-sifat fisik harus dilakukan untuk mengidentifikasi suatu senyawa. Sifat fisik yang penting adalah titik leleh, titik didih, densitas (rapat massa), indeks bias, dan pada kasus tertentu adalah pemutaran bidang cahaya terporarisasi (rotasi spesifik), dan analisis dengan spektrometer ultra violet (UV), merah infra (IR), resonansi magnetik inti (NM R), dan spektometer massa (MS) (Anwar, dkk, 1994). Dalam keadaan gas, akan ditentukan rapat uap pelarut yang bersifat volatil (dietil eter, triklorometana, etanol, karbondisulfida) dengan menggunakan metode Viktor Meyer. Dari nilai rapat uap akan ditentukan berat molekul cairan yang digunakan. Dalam keadaan padat, secara umum bentuk sel kristal dapat digambarkan. Bentuk persamaan umum yang digunakan untuk menghitung volume sebuah unit sel (Vus). Bila persamaan diterapkan pada sistem kristal yang paling sederhana yaitu sistem kubik. Massa jenis yang dihitung dengan cara ini biasanya sedikit lebih besar daripada massa jenis hasil pengukuran. Hal ini disebabkan dalam kenyataan bentuk struktur kristal tidak sempurna. Dalam

keadaan cair, Enstein menurunkan sebuah persamaan yang menggambarkan hubungan antara volume zat terlarut dengan viskositas larutan (Bird, 1987). 1.2. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan Sifat-Sifat Fisik Zat adalah untuk menentukan viskositas suatu cairan, untuk menentukan tegangan permukaan cairan dengan metode kapiler, untuk menentukan berat jenis, dan untuk menentukan titik leleh suatu zat (Sutrisno, dkk, 2010). 1.3. Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan Sifat-Sifat Fisik Zat adalah untuk viskositas cairan berdasarkan hukum Poiseuille “Kecepatan fluida kental yang mengalir melalui pipa tidak sama di seluruh titik penampung lintasannya”. Berdasarkan Hukum Stokes “Bila fluida sempurna yang viskositasnya mol mengalir melewati sebuah bola bergerak dalam fluida yang diam, baris-baris arusnya akan membentuk pola yang sempurna”. Berdasarkan Hukum Lambat Pipa Kapiler, dan Metode Cincin Du Nouy, untuk mengukur tegangan permukaan suatu cairan. Titik leleh berdasarkan Hukum Roult dan berdasarkan pada titik atau temperatur dimana zat tersebut meleleh (Sutrisno, dkk, 2010).

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Titik Leleh, (2) Tegangan Permukaan, (3) Berat Jenis, (4) Viskositas, (5) Suhu, dan (6) Sampel. 2.1. Titik Leleh Titik leleh adalah suatu temperatur dimana terjadi keadaan setimbang antara fase padat dan fase cair atau suhu dimana suatu benda mencapai keadaan meleleh. Setiap zat memiliki dua sifat yaitu sifat fisika dan kimia. Jika kesetimbangan semacam itu diganggu dengan menambahkan atau menarik energi panas, sistem ini akan berubah dengan bentuk lain, namun temperatur akan tetap pada titik leleh selama fase itu masih ada (Underwood, 1987). Kristal dari suatu organik murni biasanya mempunyai titik leleh yang tertentu, dan tajam, artinya kisaran titik leleh (yaitu perbedaan suhu pada saat kristal mulai meleleh, dan pada saat kristal meleleh sempurna) tidak lebih dari 0,5ºC. Adanya sedikit zat pengotor dapat menyebabkan kisaran titik leleh akan membesar, dan mengakibatkan titik leleh dari zat yang diamati menjadi lebih rendah dari titik leleh zat murninya, oleh karena itu titik leleh merupakan kriteria yang sangat berarti untuk suatu senyawa organik (Anwar, dkk, 1994). 2.2. Tegangan Permukaan Tegangan permukaan adalah gaya yang disebabkan oleh sutau benda yang bekerja pada permukaan zat cair setiap panjang permukaan yang menyentuh

benda

itu.

Apabila

F

=

gaya

(Newton),

dan

L

=

panjang

(m),

tegangan- permukaan atau S dapat ditulis sebagai S = F/L (Anonim, 2010). Dalam cairan sebuah molekul mengalami gaya tarik dari molekul tetangganya, tetapi pada permukaannya, sebuah molekul pada permukaan ini hanya mengalami gaya tarik ke arah cairannya. Perilaku cairan pada permukaan cairan dapat jauh membentuk tetesan, dapat merambat pada pipa kapiler, atau dapat mengembangkan lembaran tipis logam (Sutrisno, dkk, 2010). Besarnya gaya suatu zat melawan tegangan permukaan dinyatakan dengan persamaan. f = 2 ℓγ atau f = L Untuk sebuah kawat melingkar (cincin) maka L = 4 π R, dengan R adalah jejari cincin. Sehingga, besarnya tegangan permukaan cairan menjadi : γ=

f 4πR

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan suatu cairan, diantaranya adalah metode lambat kapiler, dan metode cincin DU Nouy. Metode lambat kapiler merupakan cara sederhana namun hasilnya cukup teliti. Tabung kapiler (terbuat dari gelas) dicelupkan ke dalam cairan, cairan akan merambat naik melalui pipa kapiler (Sutrisno, dkk, 2010). Gaya (F) yang menyebabkan cairan naik, besarnya adalah : F = 2 π γ cos θ

dengan F adalah gaya yang menyebabkan cairan naik : r adalah jari kapiler, γ adalah tegangan permukaan cairan, dan θ adalah sudut sentuh antara cairan dan dinding gelas. Gaya lainnya (f) adalah gaya Hidrostatik yang melawan gaya f. f = π r2 ρgh h adalah tinggi kolam cairan, ρ adalah masa jenis cairan dan g adalah percepatan gravitasi. Pada saat cairan berhenti merambat naik, menunjukkan bahwa kesetimbangan telah tercapai. Dengan kata lain kedua gaya f dan ρ adalah sama. γ= r ρgh 2 cos θ Dalam hal ini sudut sentuh (θ) sangat kecil sehingga dapat dianggap nol, dan persamaannya menjadi : γ = r ρgh 2 (Sutrisno, dkk, 2010). 2.3. Berat Jenis Berat jenis merupakan perbandingan berat zat tersebut terhadap volumenya. Satuan sistem internasional untuk berat jenis adalah N/m3 (Anonim, 2010). 2.4. Viskositas Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai “kekentalan”, atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran, dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur

gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi (Anonim, 2010). Ketika suatu cairan melalui suatu tabung, lapisan zat cair yang bersentuhan langsung dengan dinding tabung relatif diam, sementara cairan di tengah relatif mengalir dengan kecepatan yang tinggi. Besarnya gaya gesek yang terjadi antara zat cair yang bergerak dengan yang diam dinamakan dengan viskositas. Pouseille, mempelajari gejala ini berdasarkan metode tabung kapiler, menemukan rumusan viskositas zat cair yang dinyatakan sebagai berikut : η = Pπr4t 8 Vl dengan η adalah koefisien viskositas, P adalah tekanan pada ujung tabung, r jari tabung kapiler, t adalah untuk dibutuhkan sejumlah volume V zat cair yang bergerak sepanjang I. Dalam SI, viskositas memiliki satuan m-1 s-1. Besarnya nilai viskositas suatu cairan dipengaruhi oleh suhu, viskositas zat cair menurun dengan naiknya suhu. Penurunanya mengikuti persamaan Andrade, yang dirumuskan sebagai berikut η = A eB/RT (Sutrisno, dkk, 2010). Viskositas biasanya berhubungan dengan konsistensi yang keduanya merupakan sifat kenampakan (appearance property) yang berhubungan dengan indera perasa. Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu bahan untuk melawan perubahan bentuk (deformasi) bila suatu bahan mendapat gaya gesekan (sheering fore). Gesekan yang timbul sebagai hasil perubahan bentuk

cairan yang disebabkan karena adanya resistensi yang berlawanan yang diberikan oleh cairan tersebut dinamakan gaya irisan (sheering stress). Jika tenaga diberikan pada suatu cairan, tenaga ini akan menyebabkan suatu bentuk atau deformasi. Perubahan bentuk ini disebut sebagai aliran (Lewis, 1987) (Anonim, 2010). Ada dua tipe aliran menurut Suyitno (1988) yaitu: 1. Newtonian Viskositas cairan yang bersifat Newtonian tidak berubah dengan adanya perubahan gaya irisan, dan kurva hubungan antara shear stress, dan shear ratenya linier melewati titik (0,0) atau dengan kata lain viskositasnya tidak berubah dengan adanya perubahan gaya gesekan antar permukaan cairan dengan dinding. Cairan Newtonian biasanya merupakan cairan murni secara kimiawi, dan homogen secara fisikawi. Contohnya adalah larutan gula, air, minyak, sirup, gelatin, dan susu (Anonim, 2010). 2. Non-Newtonian Viskositas cairan yang bersifat Non-Newtonian berubah dengan adanya perubahan gaya irisan, dan kurva hubungan antara shear stress, dan shear ratenya non linier. Dengan kata lain, viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya gesekan antar permukaan cairan dengan dinding. Cairan non newtonian ini termasuk cairan yang bersifat non true liquid atau non ideal. Contohnya yaitu saus tomat, kecap, slurry permen, dan susu kental manis (Anonim, 2010).

Macam-macam viskositas menurut Lewis (1987): 1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas. 2. Viskositas

kinematik,

yaitu

viskositas

dinamik

dibagi

dengan

densitasnya.Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m²/s pada SI. 3. Viskositas relative, dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi atau suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan larutan murni. Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskometer. Berbagai tipe viskometer dikelompokkan menurut prinsip kerjanya : 1.

Tipe kapiler Pengukuran ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan oleh cairan untuk

melewati sepanjang pipa kapiler pada voleme tertentu. Oswald viskometer adalah salah satu tipe viskometer kapiler yang sederhana. 2.

Office Type Tipe viskometer ini menggunakan kapiler yang pendek. Prinsip pengukuran

juga sama dengan tipe kapiler (berdasarkan waktu). Alat ini sangat simpel, murah, dan dapat digunakan secara cepat, dan digunakan untuk cairan Newtonian maupun non Newtonian. Alat yang dipakai disebut zhan viskometer. 3.

Viskometer Rotasi Pengukuran viskometer berdasarkan rotasi (putaran) dalam silinder. Alat

yang digunakan stormer viscometer, dan Mac Michael tipe. Alat stormer

viskometer banyak digunakan untuk mengukur viskositas susu kental manis, produk tomat, dan lainnya. Prinsip alat ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan. Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa makanan. Viskositas air adalah 8.90 × 10−4 Pa•s atau 8.90 × 10−3 dyn•s/cm² pada suhu sekitar 25 °C (Anonim , 2010). Sirup adalah cairan yang kental, dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi, namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal. Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga sering digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat terlarut selain gula. Minyak goreng (minyak kelapa sawit) mengandung 84% trigliserida dengan tiga gugus asam lemak jenuh; 12% trigliserida dengan dua gugus asam lemak jenuh, dan 4% trigliserida dengan satu gugus asam lemak jenuh. Minyak goreng dengan asam lemak rantai panjang dan ikanatan tunggal viskositasnya tinggi karena asam lemak jenuh viskositasnya lebih tinggi daripada asam lemak tak jenuh (Anonim, 2010). Ada bermacam-macam viskometer diantaranya : 1.

Viskometer Otswald Cara pengukuran dari viskometer Ostwald adalah (lihat gambar), cairan

hidrolik yang akan diukur dituangkan melalui lubang A hingga ke kointener E yang suhunya diatur. Melalui kapiler C zat cair dihisap hingga naik pada labu D sampai garis L1, kemudian semua lubang ditutup. Untuk mengukurnya, buka bersama sama lubang A, B dan C dan hitung waktu yang digunakan oleh cairan untuk turun sampai se l2. Waktu tersebut menunukan viskositas cairan, makin kental cairan hidrolik akan makin lama untuk turun dan berarti viskostis makin besar (Anonim, 2010).

Gambar 1. Viskometer Otswald 2.

Viskometer Ball

Gambar 2. Viskometer Ball

3.

Viskometer Lehman Nilai viskositas Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan yang

akan diuji atau dihitung nilai viskositasnya berbanding terbalik dengan waktu kecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang digunakan adalah air (Anonim, 2010).

Gambar 3. Viskometer Lehman 4.

Viskometer Bola Jatuh dari Stokes Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh di dalam fluida bekerja tiga

macam gaya, yaitu :  Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan.  Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B). arah gaya ini ke atas, dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu.  Gaya gesek (Frictional force) Fg, arahnya ke atas, dan besarnya seperti yang dinyatakan oleh persamaan : Fg = k.V

Fg = Gaya gesek, K = Konstanta, dan V = Kecepatan benda. 5.

Viskometer Hoppler Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi

keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya Archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga sampel (Anonim, 2010).

Gambar 4. Viskometer Hoppler Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar, tetapi dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Benda yang bentuknya tidak beraturan, dan rumit serta besar akan menghasilkan harga k yang besar. Alat ini terdiri dari sebuah tabung yang di bagian dinding luarnya diselubungi dengan air agar suhu di dalamnya konstan (Anonim, 2010). 6.

Viskometer Cup dan Bob Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob,

dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran aliran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.

Gambar 5. Viskometer Cup and Bob 7.

Viskometer Cone dan Plate Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,

kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan, dan sampelnya digeser di dalam ruang semit antara papan yang diam, dan kemudian kerucut yang berputar.

Gambar 6. Viskometer Cone dan Plate

2.5. Suhu Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan, dan menurun kekentalannya (Anonim, 2010). 2.6. Sampel 2.6.1. Susu Kental Manis Indomilk Susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari susu segar yang telah ditambah gula atau hasil rekonstitusi susu bubuk berlemak penuh atau hasil rekombinasi susu bubuk tanpa lemak dengan lemak susu atau lemak nabati dengan penambahan gula dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan, dan bahan lain yang diizinkan. Standar ini merupakan Revisi SH. 0152-77, Revisi diutamakan pada persyaratan mutu (Standar Nasional Indonesia, 1992). 2.6.2. Susu Cap Beruang Susu segar adalah cairan yang berasal dari kambing, sapi sehat, diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tidak mengalami proses pemanasan atau pengurangan suatu komponen apapun, dan tidak mengalami proses pemanasan. Standar ini merupakan Revisi SH. 1618-85. Susu Segar, Revisi diutamakan pada persyaratan mutu (Standar Nasional Indonesia, 1992). 2.6.3. Kecap Manis Indofood Kecap kedelai adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi, dan

atau cara kimia (hidrolisa) kacang kedelai dengan penambahan bahan lain seperti gula, garam, rempah-rempah dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan. Standar Nasional Indonesia 01-3543-1994, kecap kedelai disusun berdasarkan acuan-acuan pada hasil rapat

Konsensus Nasional di Jakarta

(Standar Nasional Indonesia, 1992). 2.6.4. Saus tomat ABC Saus tomat adalah saus yang diperoleh dari buah tomat segar, bubur tomat atau pasta tomat atau padatan tomat yang dimasak baik, dan bersih, dicampur dengan gula, asam cuka, garam, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Standar ini merupakan duplikasi standar antara SH.0174-78 dan SP.67-1997 (Standar Nasional Indonesia, 1994). 2.6.5. Selai Stawberry Selai buah adalah produk makanan semibasah, dibuat dari pengolahan bubur buah-buahan terutama strawberry, gula dengan atau penambahan makanan yang diizinkan. Nomor Standar Indonesia selai buah adalah 3746:2008, termasuk selai stroberi (Standar Nasional Indonesia, 1995).

III ALAT, BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Alat yang Digunakan, (2) Bahan yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan. 3.1. Alat yang Digunakan Alat yang digunakan pada percobaan Sifat-Sifat Fisik Zat adalah gelas kimia viskometer, tabung kapiler, termometer, bunsen, statif, klem, kaki tiga, kawat kasa, dan kertas alas. 3.2. Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan pada percobaan Sifat-Sifat Fisik Zat adalah amilum, susu cap beruang, susu kental manis indomilk, kecap Indofood, saus ABC, selai strawberry, aquadest, dan naftalen. 3.3. Metode Percobaan 1. Metode Percobaan Titik Leleh Metode yang digunakan dalam percobaan titik leleh yaitu pertama pipa kapiler dibilas dengan aquadest, kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan naftalen ke dalam salah satu ujung pipa dengan cara diketok hingga ±1 cm. Kemudian ikat termometer dengan pipa kapiler menggunakan benang yang berada pada termometer, lalu gantungkan pada statif. Dimasukkan pipa kapiler, dan termometer tersebut ke dalam gelas kimia yang sudah berisi aquadest (pada sebelumnya suhu pada aqudest diukur dan dicatat) 150 ml lalu panaskan. Amati suhu awal lelehan naftalen, dan suhu akhir lelehan naftalen.

aquadest

Pipa Kapiler 1. Setelah dibilas, keringkan

Naftalen Kertas Alas 2. Dimasukkan dengan cara diketuk-ketuk hingga masuk sampai 1 cm

Statif Termometer Pipa Kapiler Gelas kimia Kawat Kasa

3.

Kaki Bunsen

Tiga

Gambar 7. Metode Percobaan Penentuan Titik Leleh

2.

Metode Percobaan Viskositas Metode yang digunakan dalam percobaan penentuan viskositas adalah

celupkan viskometer bersih, dan kering ke dalam penangas (gelas kimia isi air). Jepit viskometer dengan klem, dan statif. Sampel dimasukkan ke dalam gelas atau wadah sampai menutupi spindel yang digunakan. Atur keseimbangan viskometer dengan diatur waterpassnya. Setelah itu sesuaikan statif dengan viskometer agar dapat berputar spindelnya. Kemudian viskometer dinyalakan dan lihat hasilnya. Catat hasilnya, kemudian ganti dengan sampel yang lainnya.

Statif

Viskometer

Spandel 2 berputar

Wadah Sampel

Gambar 8. Metode Percobaan Viskositas

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan. 4.1. Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan Penentuan Titik lLeleh Naftalen Tawal aquadest 20,6°C Tawal lelehan naftalen

78°C

Takhir lelehan naftalen

98°C

(Sumber : Tiara Intan Citaresmi, Meja 11, Kelompok 2, 2010). Tabel 2. Hasil Pengamatan Penentuan Viskositas Sampel Spindel Hasil Susu kental indomilk

2

45 d.Pa.s

Susu Cap Beruang

3

0,3 d.Pa.s

Kecap Manis Indofood

2

15 d.Pa.s

Saus tomat ABC

2

65 d.Pa.s

Selai Stawberry

1

150 d.Pa.s

(Sumber : Kelompok 2, 2010) 4.2. Pembahasan Suhu awal adalah dimana pada saat melakukan percobaan titik leleh pada saat naftalen leleh dengan suhu tertentu. Sedangkan suhu akhir adalah dimana pada saat melakukan percobaan titik leleh, ketika naftalen sudah benar-benar habis atau hilang pada pipa kapiler dengan suhu tertentu.

d.Pa.s merupakan singkatan dari density pascal second. Ada tiga macam spindel yang bisa digunakan dalam penentuan viskositas antara lain spindel 1, spindel 2, dan spindel 3. Spindel 1 digunakan untuk mengukur suatu bahan dengan kekentalan sedang dengan ukuran dari 3-150 d.Pas, spindel 2 digunakan untuk mengukur suatu bahan dengan kekentalan yang sangat kental dengan ukuran dari 100-4000 d.Pas, dan spindel 3 yang digunakan untuk mengukur suatu bahan dengan kekentalan yang kecil (encer) dengan ukuran 0,3-13 d.Pa.s. Untuk mengukur viskositas dengan menggunakan spindel 1 maka lihat ukuran pada viskometer dan arah pergeseran jarum yang ditengah, jika menggunakan spindel 2 maka lihat ukuran pada viskometer, dan arah pergeseran jarum yang paling bawah, dan jika menggunakan spindel 3 maka lihat ukuran pada viskometer, dan arah pergeseran jarum paling atas. Naftalen, nama IUPAC bicyclo [4.4.0] Deca-1 ,3,5,7,9-pentene. Nama lain Tar Kamper, White Tar, Ngengat Flakes, albocarbon, naphthaline, naphthalin, antimite. Naftalena juga dikenal sebagai naphthalin, antimite adalah, kristal aromatik, putih, hidrokarbon padat dengan C10H8 rumus, dan struktur dua cincin benzena menyatu. Cara terbaik adalah dikenal sebagai bahan, tradisional utama kapur barus. Hal ini mudah menguap, membentuk uap mudah terbakar, dan mudah menyublim pada suhu kamar, menghasilkan bau yang khas yang terdeteksi pada konsentrasi serendah 0,08 ppm oleh massa. Rumus molekul C10H8. Massa molar 128,17052 g / mol. Penampilan Putih kristal padat atau serpih, bau kuat dari tar batubara, dan densitas 1,14 g / cm ³.

Percobaan tadi menggunakan viskometer biasa karena dapat dilihat bahwa alat yang digunakan sederhana. Selain itu, pengerjaannya pun sederhana, sama seperti alatnya.

V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan Sifat-Sifat Fisik Zat dapat disimpulkan bahwa para praktikan dapat menentukan titik leleh, viskositas, berat jenis, dan tegangan permukaan suatu zat. Selain itu titik awal pada percobaan penentuan titik leleh sebesar 78ºC, dan titik akhirnya 93ºC. pada percobaan penentuan viskositas menggunakan viskometer untuk sampel susu kental manis indomilk sebesar 45 d.Pa.s, sampel susu cap beruang sebesar 0,3 d.Pa.s, sampel selai strawberry sebesar 15 d.Pa.s, dan saus tomat ABC sebesar 65 d.Pa.s. 5.2. Saran Saran dari Sifat-Sifat Fisik Zat ini sebaiknya praktikan dalam melakukan percobaan suatu zat atau larutan harus teliti dan berhati-hati, karena kesalahan sedikit dalam pereaksian akan berdampak pada proses reaksi. Selain itu, sebaiknya alat yang sudah tidak berfungsi atau kotor sebaiknya diganti dengan alat yang baru, dan ada penambahan. Agar para praktikan tidak membuang-buang waktunya untuk membersihkan alat yang digunakan atau gagal dalam melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,(2010), Viskositas, http://id.wikipedia.org, Accessed : 29 November 2010. Anonim, (2010), Sifat_Fisik, www.wikipedia.org, Accessed: 29 November 2010. Anwar, Chairil, dkk, (1994), Pengantar Praktikum Kimia Organik, Departemen pendidikan, dan kebudayaan : Yogyakarta. Bird, Tony, (1987), Penuntun Praktikum Kimia Fisik Untuk Universitas, Gramedia : Jakarta. Sumbodo, Wirawan., (2008), Penggerak Hidrolik, www.pdfcoke.com, Accessed: 29 Novemder 2010. Standar Nasional Indonesia, (1992), Kecap Manis Indofood, Departemen Perindustrian : Jakarta. Standar Nasional Indonesia, Perindustrian : Jakarta.

(1994),

Saus

Tomat

ABC,

Departemen

Standar Nasional Indonesia, (1995), Selai Strawberry, Departemen Perindustrian : Jakarta. Standar Nasional Indonesia, (1992), Susu Cap Beruang Nestle, Departemen Perindustrian : Jakarta. Standar Nasional Indonesia, (1992), Susu Kental Manis Indomilk, Departemen Perindustrian : Jakarta. Sutrisno, Ela Turmala, dkk, (2010), Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Universitas Pasundan : Bandung. Underwood, A. L, (1987), Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga : Jakarta.

Related Documents


More Documents from "Syahwira Taqwa triadi"