LAPORAN PRAKTIKUM BASAH PEMERIKSAAN FISIK ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER I PRAKTIKUM PEMERIKSAAN FISIK PADA SAPI
KELOMPOK 1 NAMA Renada Gema Himawan Maulana Akbar Nur Rizalda Naomi Lan Noviana Thesia Zahrina Amami Nissa Maulia Bestari Aisyah Hasna Shabrina Ezra Yasmine Khairsofia Febriano Naufal Rizqullah Hilma Luthfia Sudarsyah Yustika Nadia Pratiwi Rizal Kurniawan Fard Alfa Zuma Era Gregorius Agung Satria Wicaksana Muhammad Aulia Rahman Amanda Ainun Bestari Reza Alfitra Mutiara Ahmad Aswin Giffari Danindra Pradana Djap Julivia Misykatul Cahaya Ihab Aiman Nabil
NIM 061311133040 061611133031 061611133050 061611133066 061611133229 061611133005 061611133120 061611133139 061611133211 061611133257 061411131195 061611133087 061611133158 061611133263 061611133006 061611133175 061611133192 061611133213 061611133001 061611133063 061611133163
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2019
Laporan Praktikum Basah Pemeriksaan Fisik Ilmu Penyakit Dalam Veteriner I
Praktikum
: Pemeriksaan Fisik pada Sapi
Tanggal
: Kamis, 21 Februari 2019
Tempat
: Kandang Hewan Coba Universitas Airlangga
Alat-alat yang Diperlukan untuk Pemeriksaan Lapangan Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan klinis pada hewan atau ternak besar di lapangan berdasarkan buku petunjuk praktikum Ilmu Penyakit Dalam Veteriner I meliputi : 1. Termometer digital atau termometer air raksa 2. Stetoskop 3. Penlight/Spotlight 4. Oral speculum/Mouth gag 5. Strip cut 6. Pleksimeter dan pleksor 7. Opthalmoscope 8. CMT dan Paddle 9. Pisau kuku 10. Syringe dan jarum 11. Jarum spinal 12. Stomatch tube dan pompa 13. Kertas pH 14. Bailing gun 15. Nose holder 16. Latistix/ketolac strip test 17. Trokar 18. Tablet hametest
1. PEMERIKSAAN TEMPERATUR REKTAL Tujuan : Menentukan atau mengukur suhu tubuh hewan melalui rektum Alat dan Bahan : Termometer digital Langkah 1. Pemeriksa berdiri di sebelah kiri sapi 2. Bila hewan jinak dapat berdiri di belakang sapi 3. Handling dan restrain sapi dengan baik Cara Menggunakan Thermometer Digital 1. Goyangkan thermometer sehingga cairan skala berada di dasar skala atau tekan tombol on/off untuk thermometer digital 2. Perlahan-lahan masukkan thermometer ke dalam rectum kira-kira 10 cm sejajar tulang belakang 3. Tahan pada rectum kira-kira 1-2 menit 4. Ambil thermometer, baca, catat suhu, bersihkan dan sterilkan thermometer kemudian masukkan kembali kedalam wadahnya Hasil Dari pemeriksaan yang telah dilakukan dengan menggunakan thermometer digital yaitu 37.5 °C hasil tersebut menunjukkan bahwa sapi dalam kondisi normal. Temperatur normal pada sapi biasanya rentang 37 derajat celcius sampai 39 derajat celcius. 2. PEMERIKSAAN RESPIRASI 2.1 Frekuensi Respirasi Frekuensi respirasi diukur diukur dengan menghitung sklus respirasi yaitu proses respirasi dan ekspirasi dalam satu satuan waktu. Suara respirasi normal terdiri dari suara vesikular dan suara bronchhial. Suara vesicular atau “vesicular murmur” terdengar seperti huruf “V” dibiaskan perlahan saat inspirasi, namun saat ekspirasi akan terjadi perubahan karakter menyerupai huruf “F”.
Tujuan : Menentukan atau mengukur frekuensi respirasi hewan. Alat dan Bahan : Stetoskop Cara 1. Pemeriksaan berdiri di sebelah kiri hewan atau kanan hewan 2. Handling dan restain hewan dengan baik 3. Pasang stetoskop dengan baik 4. Letakan bell stetoskop pada daerah rongga dada pada area paru-paru 5. Dengarkan suara vesikuler atau bronchial 6. Dengarkan suara-suara abnormal respirasi Hasil Dari pemeriksaan yang dilakukan selama dua kali berturut-turut yaitu 16 kali per 15 detik dan 16 kali per 15 detik. Maka diperoleh tiap menit yaitu 64 kali dan 60 kali sehingga di ambil rata-rata pernafasan tiap menit yaitu 62 kali. Hasil menunjukkan respirasi sapi sangat cepat hal ini terjadi di perkirakan sapi mengalami stress atau terganggu. 2.2 Menentukan Tipe Respirasi Tipe respirasi dapat dilihat dengan memeriksa kembang kempisnya dinding toraks dan abdomen. Dalam mekanismenya dibagi menjadi inspirasi dan ekspirasi, secara umum waktu ekspirasi lebih lama dibandingkan dengan waktu inspirasi. Pada waktu excersice dan suhu panas respirasi menjadi lebih cepat dan lebih dalam sedangkan pada waktu istirahat respirasi menjadi lebih dangkal. Tujuan : Mendengarkan suara-suara yang terdapat pada rongga dada. Alat dan Bahan : Stetoskop Cara 1. Pemeriksa berdiri di sebelah kiri atau kanan hewan 2. Handling dan restrain hewan dengan baik (usahakan hewan dalam kondisi yang stabil agar nafasnya teratur) 3. Pasang stetoskop dengan baik 4. Letakan bell stetoskop pada daerah rongga dada pada area paru-paru
5. Dengarkan suara-suara vesikuler dan bronchial 6. Dengarkan suara-suara abdomen respirasi 7. Amati waktu inspirasi dan ekspirasi Hasil Tipe respirasi terlihat normal. Dengan waktu ekspirasi lebih lama dibandingan inspirasi dan kembang kempis dinding thoraks dan abdomen terlihat normal, tidak ditemukan suara lain pada pemeriksaan menggunakan stetoskop. 3. PEMERIKSAAN SISTEM SIRKULASI 3.1 Pemeriksaan Pulsus Tujuan : Menentukan atau mengukur pulsus atau pulsasi denyut jantung hewan Alat dan bahan : Stetoskop Lokasi 1. Arteri fascialis transversa 2. Arteri fascialis 3. Arteri median 4. Arteri coccygealis median Cara a. Mengukur Pulsus pada Arteri Fascialis 1. Lakukan handling dan restrain hewan dengan baik 2. Cara pemeriksaannya dengan berdiri pada sisi kiri hewan 3. Tekan jari pada arteri median atau dibawah muskulus pektoralis superfisial posterior pada ekstremitan depan bagian atas sebelah dalam 4. Hitung denyut nadi Anda selama 60 detik (atau selama 15 detik, lalu kalikan dengan 4 sehingga mendapatkan hasil denyut nadi per menit) 5. Harus tetap fokus dalam perhitungan ini, agar mendapatkan hasil yang benar 6. Harus menjaga jarak dengan sapi agar tidak terkena tendangan
b. Mengukur Pulsus pada Arteri Coccygealis Median 1. Lakukan handling dan restrain hewan dengan baik 2. Harus menjaga jarak dengan sapi agar tidak terkena tendangan 3. Cara pemeriksaannya dengan berdiri tepat di samping tubuh hewan atau tepat dibelakang hewan dengan memegang ekor hewan tersebut 4. Tekan jari pada arteri median 5. Hitung denyut nadi Anda selama 60 detik (atau selama 15 detik, lalu kalikan dengan 4 sehingga mendapatkan hasil denyut nadi per menit) 6. Harus tetap fokus dalam perhitungan ini, agar mendapatkan hasil yang benar Hasil Dari pemeriksaan yang kami lakukan pada pulsus sapi bagian arteri fascialis kami mendapatkan denyut yang normal yaitu 80 kali per 1 menit . Tetapi kami tidak berhasil menghitung pulsus di bagian arteri coccygealis. Pulsus normal pada sapi yaitu 55-80 per menit. Pengukuran pulsus sangat penting karena pulsus sangat berkaitan dengan sistem kardiovaskuler. 3.2 Auskultasi Suara Jantung Tujuan : Mendengarkan suara-suara jantung pada beberapa bagian area rongga dada Alat dan Bahan : Stetoskop Cara : 1. Pemeriksa berdiri di sisi kiri hewan 2. Handling dan restrain hewan dengan baik 3. Pasang stestokop dengan baik 4. Letakkan bell stetoskop pada daerah rongga dada pada area jantung 5. Letakkan bell stetoskop pada “M” untuk mendengarkan suara jantung katup mitralis, pada “P” untuk mendengarkan suara jantung katup pulmonalis, pada “A” untuk mendengarkan suara daerah aorta, pada “T” untuk mendengarkan suara jantung katup trikuspidalis
6. Perhatikan suara irama jantung 7. Perhatikan suara-suara abnormal jantung Hasil : Suara jantung terdengar normal. Tidak ditemukan adanya suara splashing, clicking, dan squishing yang mungkin terdengar jika jantung mengalami keradangan. Frekuensi denyut jantung yang terdengar pada saat pemeriksaan adalah 52, yang menandakan bahwa jantung sapi bekerja normal dan sapi dalam keadaan sehat. 4. PEMERIKSAAN MULUT HEWAN 4.1 Menentukan Umur Hewan Berdasarkan Geligi Tujuan : Memperkirakan umur sapi berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan giginya. Pendugaan Umur Sapi :
Sapi baru lahir memiliki sepasang gigi susu di tengah
Umur 1 bulan memiliki 4 pasang gigi susu incisivum
Umur 1,5 - 2 tahun sepasang gigi seri tengah poel dan diganti gigi permanen
Umur 2,5 - 3 tahun terdapat dua pasang gigi seri permanen
Umur 3,5 - 4 tahun terdapat tiga pasang gigi seri permanen
Umur 4 - 4,5 tahun terdapat empat pasang gigi seri permanen
Umur 5 - 6 tahun sepasang gigi seri tengah tampak aus
Umur 7 - 8 tahun dua pasang gigi seri tampak aus
Umur 8 - 9 tahun tiga pasang gigi seri tampak aus
Umur 10 tahun atau lebih semua pasangan gigi seri aus dan mulai lepas
Hasil : Berdasarkan hasil pengamatan pada gigi sapi, sapi tersebut memiliki 4 pasang gigi seri permanen. Tidak ada tanda-tanda keausan pada gigi seri sapi
tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sapi umur sapi tersebut berkisar antara 4 - 4,5 tahun. 4.2 Pemeriksaan Membrana Mukosa Oral. Tujuan : Melakukan pemeriksaan membrana mukosa untuk menentukan kualitas kardiovaskuler dan membantu mendiagnosis lesi-lesi di rongga mulut. Cara Pemeriksaan Mukosa : 1. Periksa berdiri di bagian depan sapi (daerah kepala) 2. Handling dan restrain sapi dengan baik. 3. Buka bibir sapi. 4. Amati warna gingival atau mukosa yang lain. Hasil Kondisi mulut pada sapi normal warna merah muda dan tidak ada kotoran. Apabila mukosa mulut ditekaan lalu dilepaskan dan dilihat selama 2 detik maka yang normal warna pada mukosa mulut akan kembali berubah menjadi warna merah muda. Pada pemeriksaan yang dilakukan kelompok kami bahwa sapi yang diperiksa yaitu dalam keadaan normal dan baik. 4.3 Pemeriksaan pada Lidah Tujuan : Melakukan pemeriksaan pada lidah bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyakit mulut dan kuku (PMK). Alat dan Bahan : tidak memerlukan alat dan bahan. Cara Pemeriksaan : 1. Handling dan restrain hewan dengan baik dan benar 2. Pemeriksa berdiri di bagian depan hewan. 3. Buka mulut hewan. 4. Tarik lidah hewan 5. Amati bentuk lidah, ada luka atau tidak.
Hasil Dari hasil pemeriksaan pada lidah, lidah tampak sehat dan normal, tidak ditemukan luka atau lesi lesi yang mengindikasikan pennyakit mulut dan kuku (PMK) 4. 4 Pemeriksaan pada Gusi Tujuan : Melakukan pemeriksaan pada gusi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyakit mulut dan kuku (PMK). Alat dan Bahan : tidak memerlukan alat dan bahan. Cara Pemeriksaan 1. Handling dan restrain hewan dengan baik dan benar 2. Pemeriksa berdiri di bagian depan hewan. 3. Buka bibir/mulut hewan hingga gingiva tampak dengan baik 4. Perhatikan warna gusi dengan baik 5. Amati jika terdapat luka pada gusi perlu diwaspadai Hasil Dari hasil pemeriksaan pada gusi, tampak berwarna merah muda normal, tidak ditemukan luka atau lesi-lesi yang mengindikasikan pennyakit mulut dan kuku (PMK) 4.5 Pemeriksaan Capillary Refill Time (CRT) Tujuan Menentukan waktu pengisian kembali kapiler. Teknik ini seringkali digunakan untuk mengetahui kondisi atau dehidrasi seekor hewan dengan mengamati kualitas sistem sirkulasi dengan melihat waktu pengisian kembali kapiler capillary refill time (CRT). Alat dan Bahan : Stopwatch/ jam Cara : 1. Handling dan restrain hewan dengan baik 2. Buka bibir/mulut hewan hingga gingiva tampak dengan baik
3. Perhatikan warna gusi dengan baik 4. Tekan gingiva dengan ibu jari atau jari telunjuk 5. Hitung waktu saat melepas tekanan jari dengan kembalinya warna gingiva kembali normal Hasil CRT pada kondisi hewan normal sangat cepat (1-2 detik). Pada kondisi hewan mengalami dehidrasi, maka CRT akan semakin lambat (bisa lebih dari 3 detik). Dari hasil pengamatan praktikum, sapi tersebut memiliki CRT sangat cepat (1-2 detik). Foto Kegiatan
5. PEMERIKSAAN MATA 5.1 Pemeriksaan Membrana Mukosa Tujuan : Melakukan pemeriksaan membrane mukosa untuk menentukan kualitas kardiovaskular, membrana mukosa bisa diperiksa di beberapa tempat seperti mukosa oral, konjungtiva atau vulva. Alat dan Bahan : tidak memerlukan alat dan bahan
a. Memeriksa Membrana Mukosa Oral Cara : 1. Pemeriksa berdiri di bagian depan hewan (daerah kepala) 2. Handling dan restrain hewan dengan baik 3. Buka bibir hewan 4. Amati warna gingiva atau mukosa yang lain b. Memeriksa Membrana Mukosa Konjungtiva Cara : 1. Pemeriksa berdiri dibagian depan hewan 2. Handling dan restrain hewan dengan baik 3. Tekan palpebral bagian bawah dan geser ke bawah 4. Amatai warna membrane mukosa konjungtiva c. Memeriksa Membrane Mukosa Vulva Cara : 1. Handling dan restrain hewan dengan baik 2. Pemeriksa berdiri di bagian belakang hewan 3. Buka bibir vulva dengan kedua tangan dengan hati-hati dan lembut 4. Amati warna mukosa vulva Hasil Dari hasil pemeriksaan pada mukosa mulut tanpak baik dan normal ,untuk pemeriksaan pada mukosa mata sapi berwarna merah muda yang menunjukkan bahwa mukosa mata normal atau sapi dalam kondisi normal ,dan pada pemeriksaan mukosa vulva juga terlihat normal 5.2 Pemeriksaan Pupillary Light Reflex (PLR) PLR adalah reflek yang mengontrol diameter pupil, sebagai respon terhadap intensitas cahaya yang jatuh pada retinal ganglion cell retina dibelakang mata. Dengan demikian membantu dalam adaptasi mata ke berbagai tingkat terang / gelap. Intensitas cahaya yang lebih besar menyebabkan pupil mengerut (miosis / miosis; sehingga memungkinkan lebih sedikit cahaya masuk), sedangkan intensitas cahaya yang lebih rendah menyebabkan pupil membesar (midriasis,
ekspansi; dengan demikian memungkinkan lebih banyak cahaya masuk). Dengan demikian, refleks cahaya pupil mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Cahaya yang menyinari satu mata akan menyebabkan kedua pupil mengerut. Tujuan Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat reflek miosis pupil akibat suatu penyinaran pada mata, baik reaksi penyinaran langsung pada mata yang bersangkutan atau reflek tidak langsung pada mata lainnya. Cara Dengan cara penyinaran langsung terhadap mata menggunakan senter Hasil Pupil bereaksi secara nomal dan mengalami miosis yang menandakan tidak adanya masalah pada pupil mata atau sapi dalam keadaan sadar. 5.3 Pemeriksaan Menace Response Tujuan : Memeriksa refleks palpebrae dan penglihatan (vision). Menace respon ini mengevaluasi syaraf kranial II dan VII. Alat dan Bahan : tidak memerlukan alat dan bahan Cara : 1. Pemeriksa berdiri di bagian depan hewan (daerah kepala) 2. Handling hewan dengan baik 3. Dengan cepat gerakkan tangan di atas bola mata. Gerakan tangan tersebut harus cepat namun jangan sampai menimbulkan gerakan angin, sehingga diharapkan refleks mata menutup adalah akibat gerakan tangan dan bukan adanya angin yang timbul dari gerakan tangan. Hasil : Berdasarkan pratikum kelompok kami uji mata hasilnya normal karena saat di uji menggunakan tangan dan di hadapkan di mata respon mata normal dan hewan bergerak.
6. PEMERIKSAAN ABDOMEN 6.1 Menentukan Kontraksi Rumen Tujuan : Mengetahui kontraksi rumen melalui pemeriksaan aukultasi dan melalui pengamatan di area abdomen Alat dan Bahan : Stetoskop dan pengukur waktu Cara Memeriksa Kontraksi Rumen 1. Pemeriksa berdiri di sebelah kiri sapi 2. Memasang stetoskop dengan cermat 3. Meletakkan bell stetoskop pada daerah flank kiri sapi (area kiri atas abdomen) 4. Mendengarkan hingga beberapa saat hingga terdengar suara pergerakan cairan dan gas (1-2 menit) 5. Menghitung waktu hingga terdengar suara berikutnya Cara pengamatan : 1. Pemeriksa berdiri di sebelah kiri sapi 2. Memperhatikan stetoskop pada daerah flank kiri sapi (area kiri atas abdomen) 3. Mengamati berapa banyak rumen berkontraksi selama 1 menit Hasil Kontraksi rumen : Terdengar suara kontraksi hal ini di karenakan karena kondisi sapi selesai makan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat rumen berkontraksi sebanyak 2 kali selama 1 menit (normal). Sehingga kondisi rumen sapi tersebut dinyatakan sehat karena tidak mengalami atoni rumen. 6.2 Pemeriksaan Kesaratan Rumen Tujuan Memeriksa kesaratan rumen dengan cara palpasi. Kesaratan rumen dapat diperiksa dengan palpasi. Palpasi bisa dilakukan dengan menggunakan telapak tangan terbuka atau dengan tangan terkepal.
Alat dan Bahan : tidak memerlukan alat dan bahan Cara Memeriksa Kesaratan Rumen 1. Pemeriksa berdiri di sebelah kiri sapi. 2. Meletakkan tangan pada area flank kiri dengan telapak tangan terbuka atau dengan tangan terkepal. 3. Tekan area flank kiri dengan tenaga secukupnya. 4. Lepaskan kemudian amati apakah ada bekas tekanan di area tersebut. Hasil Tidak ada bekas tekanan yang mucul pada area flank. Ini menunjukan bahwa kesaratan rumen berada dalam kondisi normal. Apabila rumen terlalu sarat maka akan meninggalkan bekas tekanan tangan saat dilakukan palpasi. Hal tersebut sering terjadi pada penyakit rumen impaction atau indigesti. 6.3 Pemeriksaan Wither Pinch Test Tujuan Mengetahui rasa sakit daerah retikulum (bagian kranial abdomen) dengan mencubit/meremas daerah belakang gumba (wither). Alat dan Bahan : tidak memerlukan alat dan bahan Cara : 1. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan hewan 2. Pegang kulit sekitar gumba/punuk dengan satu atau dua tangan kemudian tarik/remas dengan tenaga secukupnya 3. Bila tidak ada reaksi gunakan tenaga lebih besar Hasil Wither pinch test: sapi menderita penyakit gastrointestinal hal ini terlihat ketika sapi menunjukkan rasa sakit atau menoleh ke belakang.