TUGAS PRAKIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI MUTU FISIK BENIH
Disusun Oleh : Nama
: Aditya Hendra Pratama
NIM
: 165040207111129
Kelompok
:F
Asisten
: Bunga Fitria Samba
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UVIVERSITAS BRAWIJAYA 2018
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Benih menjadi salah satu faktor penentu awal keberhasilan budidaya pertanian. Benih yang baik dapat menghasilkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang dikembangkan. Namun sebaliknya, jika benih buruk dapat menyebabkan kegagalan suatu budidaya pertanian. Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk keberlangsungan proses budidaya pertanian yang optimal pula. Pengujian benih dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu benih. Penentuan kualitas tersebut dapat ditentukan berdasarkan pengujian kemurnian benih dan bobot seribu benih. Uji kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang rutin dan uji pertama kali yang dilakukan sebelum melakukan uji lainnya seperti uji kadar air dan uji daya kecambah benih. Selanjutnya, benih murni yang diperoleh dipakai untuk uji yang lain Selain itu, penentuan benih yang bersertifikat juga dapat dilakukan dengan menentukan bobot 1000 biji. Dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti menandakan biji tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang benar-benar masak, karena biji yang baik untuk ditanam atau dijadikan benih adalah biji yang benar-benar masak. Oleh karena itu, dilakukannya praktikum uji mutu fisik benih ini adalah untuk mengetahui proses serta pengolahan data uji kemurnian benih dan penentuan bobot 1000 butir benih yang lebih lanjut akan dibahas didalam laporan ini. 1.2 Tujuan Tujuan dilakukannya praktikum uji mutu fisik benih yaitu untuk mengetahui proses serta pengolahan data berupa perhitungan dari kemurnian benih dan uji bobot 1000 butir. 1.3 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum uji mutu fisik benih yaitu dapat memahami serta mengerti benih yang berkualitas dari hasil uji kemurnian benih dan uji bobot 1000 butir.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Uji Mutu Fisik Benih dan Tujuanya Mutu fisik dan fisiologis benih merupakan penggambaran kemampuan benih untuk disimpan dan ditumbuhkan sebagai kecambah normal (Balai teknologi Perbenihan Bogor, 2010). Uji mutu fisik benih merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara fisik berupa ukuran dan homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain, terbebas dari kontaminan, serta memiliki kemasan yang menarik, serta bertujuan untuk mengetahui kualitas dari suatu benih atau sekelompok benih (Sutopo, 2010). 2.2.Pengertian Uji Kemurnian Benih dan Tujuanya Uji kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi, yaitu tidak tercampur dengan varietas lain, kotoran maupun benih yang rusak (Kuswanto, 1997).Uji kemurnian benih merupakan pengujian yang dilakukan untuk memisahkan tiga komponen benih meliputi benih murni, benih tanaman lain, dan otoran benih yang selanjutnya dihitung persentase dari ketiga komponen benih tersebut (Sutopo, 2010) Seed testing, especially in seed purity testing, is an activity to examine the physical positivity of seed components as well as the percentage of pure seed weight which includes all varieties of each species recognized how expressed by the sender or found in the test at laboratory (Justice, 2002). Menurut Sutopo (2010), tujuan pemurnian benih yaitu memisahkan tiga komponen yaitu benih murni, benih tanaman lain, serta kotoran benih yang selanjutnya dihitung persentase dari ketiga komponen benih tersebut. 2.2.1. Komponen-Komponen dalam Pengujian Kemurnian Benih Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut : a. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
Benih masak utuh
Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya.
Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
b. Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. c. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
Benih dan bagian benih
Benih tanpa kulit benih
Benih yang terlihat bukan benih sejati
Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih = 0,5 ukuran normal
Cangkang benih, kulit benih, bahan lain, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll (Nasrudin,2009).
2.2.2. Cara Pengujian Kemurnian Benih (Simplo dan Duplo) Menurut Nasrudin (2009), dalam pengujian benih, terdapat dua cara pengujian yakni: 1. Cara pengujian kemurnian benih simplo, yaitu bila mana contoh kerja ini dilakukan pengambilannya sebanyak satu kali. 2. Cara pengujian kemurnian benih duplo, yaitu pengambilan contoh kerja yang dilakukan sebanyak dua kali. Perhitungan presentase Kemurnian Benih FK=
𝐶𝐾−(𝐵𝑀+𝐵𝑇𝐿+𝐾𝐵) 𝐶𝐾
X 100% BM
% Benih Murni
=
% Benih Tanaman Lain
= BM+BTL+KBX 100%
% Kotoran Benih
= BM+BTL+KBx100%
Keterangan : CK
= Contoh Kerja
BM = Benih Murni
BM+BTL+KB
X 100%
BTL KB
BTL = Benih Tanaman Lain KB
= Kotoran Benih
Faktor kehilangan yang diperbolehkan ≤ 5%, jika terdapat kehilangan berat > 5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru. Jika faktor kehilangan ≤ 5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan
dengan
menghitung
presentase
ketiga
komponen
tersebut
(Nasrudin,2009). 2.3 Pengertian Bobot 1000 Butir Menurut Imran (2002), bobot 1.000 butir merupakan berat nisbah dari 1.000 butir benih yang dihasilkan oleh suatu jenis tanaman atau varietas. Salah satu aplikasi penggunaan bobot 1.000 biji adalah untuk menentukan kebutuhan benih dalam satu hektar. Bobot 1000 benih merupakan kegiatan menelaah benih dengan membandingkan bobot benih dengan dekripsi yang telah ada sehingga dapat diketahui kualitas benih (Fauzaniar, 2015). The weight of 1,000 seeds is the weight of the ratio of 1,000 seeds produced by a plant or variety. One application for the use of 1,000 seeds is to determine the need for seeds in one hectare. Seed determination can be done by determining the weight of 1000 seeds. By knowing a large or heavy seed means to indicate the seeds when harvested is in a state that really cook, because the seeds are good to be planted or made seed is the seed that really cook. The use of 1000 seed weight is to look for average weights that can cause constant seed size in some species because of excessive use of examples, this may mask variations in individual individual plants (Mugnisjah, 1990) 2.3.1 Metode Penetapan Bobot 1000 Butir Menurut Kuswanto (1997), metode yang dilakukan dalam penghitungan bobot 1000 biji ada tiga macam, yaitu: 1. Metode I Metode ini yaitu dengan menghitung secara tepat 1000 biji dari tanaman yang akan diketahui bobot bijinya. Keunggulan dari metode ini adalah sampel yang dihitung menunjukan hasil bobot 1000 biji secara nyata. Namun metode ini
memiliki kelemahan, yaitu dalam hal kesalahan penghitungan biji cukup besar, terutama pada biji yang berukuran kecil. 2. Metode II Metode ini dilakukan dengan mengambil sejumlah 200 biji kemudian ditimbang dan dihitung dengan rumus berikut : Bobot 1000 biji (g) = x Bobot Biji Hasil Timbang Metode ini lebih sederhana daripada metode pertama, karena biji yang digunakan hanya sejumlah 200 biji. Walaupun tidak mencapai jumlah 1000 pas, perhitungan yang diperoleh dapat dijadikan acuan dalam penentuan bobot 1000 biji karena dianggap sudah mewakili jumlah 1000 biji. Kelemahan yang dimiliki dalam metode ini tidak jauh berbeda dengan Metode I. 3. Metode III Benih diambil secara sembarang dengan cara mengambil satu genggam, kemudian dilakukan penghitungan jumlah biji. Setelah jumlah biji diketahui maka dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobotnya. Bobot 1000 biji dapat diketahui dari rumus berikut: Bobot 1000 biji (g) = 1000 x Metode ini dimanfaatkan saat jumlah biji tidak dapat diperkirakan. Metode ini dapat digunakan dalam penaksiran bobot 1000 biji dengan tingkat validitas yang baik. Namun penggunaan metode ini dapat menjadi sedikit masalah saat biji yang diambil dalam genggaman memiliki selisih yang sangat jauh dari jumlah 1000, sehingga harus dilakukan pengambilan ulang.
III. METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat No. 1.
Nama Alat
Fungsi
Kantong plastik
Sebagai wadah komponen benih kelor pada penimbangan
2.
Timbangan digital
Untuk menimbang setiap komponen benih
3.
Kalkulator
Untuk menghitung persentase komponen benih
4.
Alat tulis
Untuk
mencatat
hasil
penimbangan
dan
perhitungan 5.
Kamera
Untuk mendokumentasikan kegiatan
3.1.2 Bahan No. 1.
Nama Bahan
Fungsi
Benih kelor
Sebagai objek pengamatan 3.2 Cara Kerja
3.2.1 Uji Kemurnian Benih Menyiapkan alat dan bahan.
Menimbang 110 gram sampel kerja
Memisahkan setiap komponen benih yakni benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
Menimbang setiap komponen benih
Menghitung nilai faktor kehilangan, persentase benih murni, benih lain dan kotoran benih
Mendokumentasikan dan mencatat hasil
3.2.2 Uji Bobot 1000 Butir Menyiapkan alat dan bahan
Menyiapkan sampel benih murni yang akan diuji
Mengambil 100 butir benih kelor secara acak
Menimbang berat benih dan mencatat hasilnya
Melakukan sebanyak 4 kali ulangan
Menghitung berat 1000 butir dengan rumus
Mencatat hasil perhitungan berat 1000 butir
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil 4.1.1. Uji Kemurnian Benih Berikut merupakan tabel hasil praktikum uji kemurnian benih: Tabel. Hasil Pengamatan Berat Benih Kelor Tiap Komponen Berat
CK
BM
BTL
KB
kertas
(g)
(g)
(g)
(g)
2.13
110
98.34
0
11.27
%BM
%BTL
%KB
%FK
89.7
0
10.3
0.35
4.1.2. Uji Bobot 1000 Butir Tabel Bobot 1000 butir Benih Kelor No. 1
Ulangan Benih Murni Ulangan 1 (U1)
Nilai Hasil uji bobot 100 butir (gram) 21.55
Ulangan 2 (U2)
21.17
Ulangan 3 (U3)
27.24
Ulangan 4 (U4)
28.36
Total
98.34
Bobot 1000 butir x 2,5 (Z) 245.85
4.2.Pembahasan Berdasarkan data dari penimbangan berat contoh kerja benih kelor yang digunakan sebanyak 110 gram, diperoleh hasil benih murni sebanyak 98,34 gram dengan presentase 89,7%, benih yang berasal dari tanaman lain sebanyak 0 gram dengan presentase 0%, sedangkan kotoran benih sebanyak 11,27 gram dengan presentase 10,3%. Data berat benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih dapat digunakan untuk menghitung berapa faktor kehilangan, presentase benih murni, presentase benih tanaman lain dan persentase kotoran benih. Faktor kehilangan benih yang diperoleh dari contoh kerja benih yang digunakan dikurangi
penjumlahan dari ketiga komponen benih dibagi contoh kerja dikali seratus persen menghasilkan factor kehilangan benih sebesar 0.35%. Berdasarkan data serta perhitungan yang telah didapat dapat diketahui bahwa uji kemurnian benih pada benih kelor telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan kemurnian tersebut dapat dilihat dari faktor kehilangan benih. Faktor kehilangan benih pada contoh kerja benih kelor di peroleh 0.35% yang artinya faktor kehilangan tersebut kurang dari 5% sehingga memenuhi persyaratan. Menurut Nasrudin (2009), faktor kehilangan yang diperbolehkan ≤ 5%, jika faktor kehilangan ≤ 5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung presentase ketiga komponen tersebut, jika terdapat kehilangan berat >5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru. Uji bobot 1000 butir menunjukan data sebesar 245,8 gram. Data tersebut diperoleh dari pengambilan 1000 butir secara acak kemudian ditimbang sebanyak empat kali ulangan, kemudian dijumlahkan dan dikali 2.5. Perhitungan bobot 1000 biji ini selalu dilakukan untuk mengetahui kualitas dari biji tersebut. Hasil benih setiap hektar dapat diketahui dengan bobot 1000 biji, karena bobot 1000 biji relatif lebih tetap, sehingga dapat digunakan untuk menyatakan hasil setiap hektarnya (Ismunadji, dkk, 1998).
V. PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada uji kemurnian benih dapat diketahui persentase dari masing-masing komponen dalam pengujian benih. Komponen tersebut meliputi benih murni, benih tanaman lain, serta kotoran benih. Ketiga komponen tersebut juga digunakan untuk mengetahui faktor kehilangan dari contoh kerja benih kelor yang didapatkan 0.35% yang sudah memenuhi persyaratan kemurnian benih. Kualitas dari biji kelor juga perlu diketahui dengan menggunakan uji bobot 1000 butir yang dapat mewakili hasil dari setiap benih setiap hektarnya. 5.2.Saran Saran untuk praktikum lapang, untuk lebih dimatangkan kembali saat hari H agar tidak terjadi hal kembali seperti praktikum lapang pertama kemarin pada kelompok komoditas tanaman kelor yang kehabisan media tanam kompos sehingga harus mengurangi proporsi jumlah media tanamnya.
DAFTAR PUSTAKA Balai teknologi Perbenihan Bogor. 2010. Pedoman Standarisasi Uji Mutu Fisik dan Fisiologis Banih Tanaman Hutan. Bogor. Fauzaniar, N. 2015. Pengujian Kemurnian Benih. Malang. Universitas Brawijaya Malang. Imran, S., Syamsuddin, dan Efendi. 2002. Analisis vigor benih padi (Oryza sativaL.) pada lahan alang-alang. Agrista 6(1):81-86. Ismunadji. 1998. Padi Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. IPB. Bogor. Justice, O.L. 2002. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press. Jakarta. Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi. Yogyakarta. Mugnisjah, W. 1990. Pengantar Produksi Benih. Rajawali Press. Jakarta. Nasrudin. 2009. Kemurnian benih. http://teknologibenih.com/. Diakses pada tanggal 17 Maret 2018. Sutopo, Lita. 2010. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
DOKUMENTASI No. 1.
Deskripsi Benih yang masih tercampur dengan komponen lainya
2.
Benih telah dipisahkan menurut komponen benihnya
3.
Benih murni
4.
Kotoran benih
Dokumentasi
LAMPIRAN PERHITUNGAN Uji Kemurnian Benih Diketahui : KB = 11,27gram BTL = 0 gram CK = 110 gram BM = 98.34 gram Ditanya : % faktor kehilangan, % benih murni, % benih tanaman lain dan % kotoran benih ? Jawab : a. FK =
CK−(BM+BTL+KB) CK
x 100%
110−(98.34+0+11,27)
=
110
x 100%
= 0,35% BM
b. % benih murni = BM+BTL+KB x 100% 98.34
= 98.34+0+11,27 x 100% = 89.71 % BTL
c. % benih tanaman lain = BM+BTL+KB x 100% 0
= 98.34+0+11,27 x 100% = 0% KB
d. % kotoran benih = BM+BTL+KB x 100% 11,27
= 98.34+0+11,27 x 100% = 10.28 %
Uji Bobot 1000 Butir Z = (U1 + U2 + U3 + U4) x 2.5 = (21.55 + 21.17 + 27.24 + 28.38) x 2.5 = 98.34 x 2.5 = 245. 85 gram