Laporan Puskesmas Opi.docx

  • Uploaded by: endah risnawati
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Puskesmas Opi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,910
  • Pages: 38
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik terhadap suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian di ikuti oleh kerusakan bahan organiknya.Walaupun demikian, remineralisasi masih dapat terjadi dan dapat menghentikan karies (Kidd dan Sally Joyston, 2012).Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat dipermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat). Sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Putri dkk, 2010) Di

Indonesia

terjadi

peningkatan

prevalensi

terjadinya

karies

gigi

dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu dari 43,4 % (2007) menjadi 53,2 % (2013) yaitu kurang lebih di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa yang menderita karies gigi .Berdasarkan survey pada tahun 2013 indeks DMF-T Indonesia sebesar 4,6 dengan nilai masing-masing D (1,6), M (2,9), F (0,8), dimana pada Provinsi Sumatera Selatan terdapat indeks DMF-T sebesar (5,3) dengan nilai masing-masing D (1,9), M (3,3), F (0,09). Hal ini menunjukkan suatu keadaan kerusakan gigi yang hampir tanpa penanganan (Riskesdas, 2013). Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan salah satu Upaya Kesehatan Pengembangan. Macam-macam perawatan gigi dan mulut yang bisa dilakukan di Puskesmas meliputi, pencabutan gigi, penambalan, serta medikasi untuk mengobati

1

keluhan pasien.Pencabutan yaitu tindakan yang dilakukanpada gigi berlubang atau dengan kerusakan yang terlalu parah sehingga tidak dapat direstorasi. Jika giginya dapat direstorasi maka dapat dilakukan tindakan penambalan. Puskesmas OPI adalah pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar yang melayani tindakan pencabutan dan penambalan serta pelayanan kegiatan lainnya di Poli Gigi.Dengan keluhan pasien yang berbeda maka tindakan yang dilakukan berbeda. Berdasarkan kriteria Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) maka yang ingin diketahui adalah Jumlah perbandingan tindakan penambalan dan pencabutan di Puskesmas OPI bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2017. B. Rumusan Masalah Bagaimana jumlah perbandingan tindakan penambalan dan pencabutan di Puskesmas OPI bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2017?

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui jumlah perbandingan tindakan penambalan dan pencabutan di Puskesmas OPI bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2017 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui jumlah kasus penambalan di Puskesmas OPI pada bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2017. b. Untuk mengetahui jumlah kasus pencabutan di Puskesmas OPI pada bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2017. c. Untuk mengetahui apakah Puskesmas OPI mencapai Target Rasio dari Departemen Kesehatan.

2

D. Waktu Pelaksanaan Praktek Pembelajaran ini dilakukan pada tanggal 10 April 2017 sampai dengan 31 Mei 2017. E. Tempat Pelaksanaan Kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dilakukan di Puskemas OPI Kota Palembang. F. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta wawasan selama menjalankan praktek di Poli Gigi Puskesmas OPI Palembang dan dapat mengetahui jumlah perbandingan tindakan penambalan dan pencabutan di Puskesmas OPI bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2017di Puskesmas OPI Palembang. 2. Bagi Puskesmas OPI Palembang Untuk mengetahui jumlah kasus pencabutan dan penambalan di Puskesmas OPI

pada bulan

Januari 2016 sampai dengan

Penanggulangan dan tindak lanjut terhadap setiap kasus.

3

Maret 2017 serta cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies Gigi 1. Defenisi Karies Gigi Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat dipermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat). Sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Putri dkk, 2010) Menurut Tarigan (2013), karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fissure, dan daerah inter proksimal) dan meluas ke arah pulpa. 2. Gejala Karies Gigi Menurut Pratiwi (2007), adapun gejala gigi berlubang pada umunya adalah a. Sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin. b. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi. c. Bau mulut (Halitosis) 3. Faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi Ada tiga faktor utama yang memegang peran penting dalam terjadinya karies yaitu (Pintauli, 2010) a. Faktor Host atau Tuan Rumah Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor 4

kimia dan kristalografis. Pit dan fissure pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fissure yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh degan susunan kimia kompleksyang mengandung 97% mineral (kalsium, fossfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna, mengandung banyak fluor dan fosfat, serta sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal email sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Mungkin alasan itu menajadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak. b. Faktor Agen atau Mikroorganisme Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihakan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda.Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti streptokokuc mutans, streptokokus sanguis, streptokokus mitis dan streptokokus salivarius serta beberapa strain lainya. Pada penderita karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak gigi berkisar

5

104 - 10 5 sel/ mg plak.Walaupun demikian, streptokokus mutans mempunyai sifat

asidogenik (memproduksi asam) dan asidurik (resisten terhadap asam). c. Faktor Subtrat atau Diet Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies. d. Faktor waktu Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun.Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.

Gambar 1: Etiologi Karies Gigi (Taqwan, 2011) 6

4. Mekanisme Teradinya Karies Gigi Di dalam mulut, banyak berbagai macam bakteri yang hidup.Bakteri-bakteri ini berkumpul membentuk sebuah lapisan yang lunak dan lengket bernama plak yang menempel pada gigi. Plak ini biasanya akan sangat mudah menempel pada permukaan kunya gigi, selasela gigi, keretakan pada permukaan gigi, di sekitar tambalan gigi dan di batas antara gigi dan gusi. Sebagian bakteri yang terdapat di dalam plak bisa mengubah gula dan karbohidrat yang berasal dari sisa makanan dan minuman menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara melarutkan mineral - mineral yang terdapat pada gigi, proses hilangnya mineral dari struktur gigi ini dinamakan demineralisasi (Ramadhan, 2010). Secara defenisi, demineralisasi merupakan proses hilangnya atau terbuangnya garam mineral yaitu hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) pada enamel gigi. Faktor yang terbesar penyebabnya adalah makanan dan minuman yang asam. Suasana yang asam dapat melarutkan enamel sehingga merusak mineral-mineral pendukung gigi. Tidak hanya asam, karbohidrat (gula) juga menyebabkan hal ini karena bakteri (streptococcus mutans) memfermentasikan gula menjadi asam laktat dalam mulut. Proses demineralisasi terjadi bahwa enamel bereaksi dengan ion asam asam (H+) akan melarutkan hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) menjadi ion kalsium (Ca2+), air (H2O) dan ion phospat (PO4)3+. Proses ini terjadi jika pH saliva dibawah 5,5. Proses ini berlangsung hanya dalam waktu setengah jam (Simbarani, 2011) Sedangkan bertambahnya mineral-mineral dari struktur gigi dinamakan remineralisasi. Kerusakan gigi bisa terjadi apabila proses demineralisasi lebih besar daripada proses remineralisas sehingga terjadilah lubang pada gigi yang lama kelamaan akan berlanjut apabila tidak ditangani (Ramadhan, 2010). Remineralisasi merupakan kebalikan dari demineralisasi dimana penempatan garam-garam mineral kembali ke enamel gigi. Remineralisasi dapat terjadi dengan jika pH saliva kembali normal dan terdapat ion kalsium (Ca2+) dan ion phospat (PO4)3+ dalam rongga mulut. Saliva menaikkan kembali pH asam 7

rongga mulut secara perlahan sehingga (PO4)3+ dan (Ca2+)dapat membentuk kristal hidroksiapatit dan menutupi daerah yang terdemineralisasi. Untuk remineralisasi penuh ini dibutuhkan waktu beberapa jam (Simbarani, 2011)

Gambar 2 : Hubungan demineralisasi-remineralisasi (Sibarani, 2011)

B. Pencabutan 1. Definisi Pencabutan Gigi Pencabutan gigi dapat dilakukan karena berbagai alasan seperti pada gigi berlubang atau dengan kerusakan yang terlalu parah sehingga tidak dapat direstorasi.Pencabutan juga dilakukan jika gigi dianggap tidak berfungsi, misalnya pada gigi molar 3 atau geraham bungsu yang tertanam dalam tulang atau yang sudah tidak ada gigi lawannya sehingga tidak dapat berfungsi atau gigi dengan posisi yang membuatnya tidak dapat digunakan.Pencabutan dapat dilakukan dalam perawatan ortodontik.Jika membuat posisi gigi lainnya berhimpitan atau berjejal tidak teratur atau menghambat erupsi atau munculnya gigi tertentu ke permukaan.Namun adakalanya pencabutan gigi dilakukan hanya karena pasien tidak mau melewati prosedur panjang atau karena biaya perawatannya terlalu mahal (Donna, 2012).

8

Pencabutan

pada

gigi

decidui

sangatlah

berbeda

dengan

gigi

permanen.Pencabutan gigi decidui selain melihat luasnya karies yang tidak dapat dipertahankan, juga melihat resorbsi akar yang terjadi sehingga nantinya tidak menghalangi atau mengubah arah erupsi dari gigi permanen. Hal lain yang dapat dipertimbangkan adalah perkembangan oklusi yang terjadi pada gigi decidui. Pencabutan gigi anak-anak diindikasi pada kasus: 1. Gigi rusak berat dan tidak mungkin direstorasi 2. Kerusakan melanjut mengenai bifurkasi, tidak dapat diperoleh gingival margin yang sehat 3. Gigi dengan fokal infeksi 4. Terjadi infeksi periapikal yang tidak dapat disembuhkan 5. Kasus abses dentoalveolar akut dengan selulitis 6. Mengganggu erupsi normal gigi permanen pengganti persistensi i. (Abu bakar, 2011). 2. Prosedur Pencabutan Gigi Pencabutan gigi adalah suatu prosedur pengangkatan atau pengambilan gigi dari tempatnya dalam mulut. Pencabutan sederhana dapat dilakukan dibawah anastesi lokal.Setelah pengaruh anastesi mulai berjalan, gigi dijepit dengan tang dan diputar atau digoyang-goyangkan pada tempatnya sampai gigi mulai melonggar dari tulangnya. Setelah gigi diangkat, diharapkan terbentuk gumpalan darah dalam lubang gusi bekas tempat gigi. Gumpalan darah ini akan membeku selepis demi selapis dan lubang pada gusi tertutup kembali. Karena itu pasien dianjurkan tidak berkumur dengan kencang dan tidak minum yang panas.Hindari untuk mengunyah atau makan di daerah luka untuk menghindari infeksi pada area tersebut dan mempercepat

9

penyembuhannya.Pada pencabutan gigi dengan posisi yang sulit atau tidak normal memerlukan waktu yang lebih lama dan tingkat keahlian yang lebih spesifik seperti pada gigi molar 3 yang tertanam dalam tulang. 3. Persiapan Untuk Pencabutan Gigi Pencabutan gigi adalah proses yang aman dan tidak membutuhkan waktu lebih dari satu jam. Namun, penting untuk memberitahukan dokter gigi Anda tentang riwayat kesehatan Anda secara lengkap, sama seperti tindakan bedah kecil lainnya. Sebab, hal tersebut dapat memperkecil resiko komplikasi yang jarang terjadi dalam tindakan pencabutan gigi. Sebelum melakukan pencabutan gigi, pastikan Anda memberitahukan dokter gigi Anda tentang hal-hal berikut: 1. Kondisi Jantung Bawaan 2. Kerusakan Katup Jantung 3. Penyakit Hati 4. Sistem Kekebalan Tubuh Terganggu 5. Riwayat bakteri endokarditis (menyebabkan radang pada katup jantung) 6. Riwayat perdarahan 7. Masalah tulang yang dialami 8. Tindakan medis yang baru-baru ini dilakukan 9. Obat atau suplemen yang dikonsumsi 10. Jika Anda sedang hamil

C. Penambalan 1. Definisi Penambalan Penambalan gigi adalah suatu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi agar gigi bisa kembali kebentuknya semula dan bisa berfungsi kembali dengan baik. 10

2. Jenis Tambalan di Poli Gigi a. ART (Atraumatic Restorative Treatment) Atraumatic

Restorative

Treatment

(ART)

adalah

suatu

prosedur

penambalan gigi yang pada dasarnya hanya menggunakan instrument tangan. Bahan tambalan yang digunakan yaitu Glass Ionomer Cement (GIC) 1).Indikasi dan Kontra Indikasi Penggunaan ART a). Indikasi (1). ART diterapkan pada kavitas yang mencapai dentin dan tanpa kelainan jaringan pulpa. (2). Pelaksanaan ART dilakukan pada daerah yang dalam keadaan tanpa adanya listrik, pada negara yang sedang berkembang, dan pada masyarakat yang tidak dapat menjangkau mahalnya perawatan gigi 2). Kontraindikasi 1. Pulpa gigi terbuka. 2. Adanya rasa sakit yang lama dan mungkin terjadi inflamasi pulpa. 3. Terdapat kavitas karies yang tersembunyi yang tidak dapat di akses oleh instrumen tangan. 2). Manipulasi dan Aplikasi ART (Atraumatic Restorative Treatment) Manipulasi ART dilakukan dengan cara: 1. Bersihkan permukaan gigi yang akan dirawat menggunakan kapas beralkohol, lalu keringkan. 2. Perluas daerah lesi dengan menghilangkan karies menggunakan eskavator

11

3. Bersihkan cavitas yang telah dibentuk menggunakan kapas beralkohol lagi, dan keringkan 4. Campur glass ionomer sesuai takaran pabrik, lalu masukkan adonan tersebut ke dalam kavitas hingga penuh 5. Tekan menggunakan jari yang memakai glove, kemudian instruksikan pasien untuk menggigit 6. Hilangkan kelebihan material menggunakan carver

b. Resin Komposit Resin komposit adalah gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul. Bahan-bahan ini memiliki sifat mekanis yang baik dan mendekati sifat-sifat dentin dan enamel. Resin komposit paling umum digunakan untuk bahan restorasi karena merupakan bahan yang baik dari segi estetika, kekuatan dan ketahanan terhadap keausan bahan. Resin komposit sering digunakan untuk restorasi anterior kelas 3, 4 dan 5 di mana estetika menjadi keutamaan. Resin komposit juga dapat digunakan untuk restorasi posterior karena tahan terhadap tekanan.

12

BAB III KEADAAN UMUM PUSKESMAS

A. Keadaan Umum Puskesmas OPI 1. Definisi Puskesmas Puskesmas adalah satuan organisasi fungsional di bidang pelayanan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu merata, dapat diterima, dan terjangkau oleh masyarakat berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan.Pembinaan peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh terpadu, dan bertanggung jawab atas wilayah kerja yang telah ditetapkan. 2. Fungsi Puskesmas a. Sebagai pusat pengembangan masyarakat di wilayah kerja. b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. 3. Visi dan Misi Puskesmas OPI Palembang a. Visi Tercipta Kelurahan 15 Ulu Sehat b. Misi 1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.

13

2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia. 3. Memelihara serta meningkatkan pelayanan kesehatan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu prima. 4. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian. 4. Gambaran Umum dan Sejarah Puskesmas OPI Puskesmas OPI terletak di tepi jalan poros utama dalam perumahan OPI (Ogan Permata Indah), Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu, Kota Palembang. Akses menuju Puskesmas OPI relatif mudah karena jalan ini merupakan jalan utama yang dilalui oleh kendaraan roda empat (mobil pribadi atau taksi), roda dua (motor), roda tiga (bajaj), ataupun berjalan kaki bagi masyarakat yang tinggal di daerah Perumahan Ogan Permata Indah. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palembang pada tanggal 28 April 2009, menyatakan bahwa Puskesmas Pembantu OPI yang dibangun pada tahun 1998 dengan menginduk pada Puskesmas 1 Ulu beralih menjadi Puskesmas OPI sebagai Puskesmas Induk.Puskesmas OPI meliputi satu kelurahan, yaitu Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang.Luas wilayah kerja Puskesmas OPI 1.200 Ha.Keadaan wilayah kerja Puskesmas OPI terdiri dari dataran rendah, sungai, dan anak sungai serta sebagian kecil masih rawa-rawa. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas OPI yaitu, Utara: Silaberanti, Selatan: Sungai Ogan Kertapati dan Kecamatan Pegayut (OI), Timur: Kecamatan Pemulutan (OI), dan Barat: Kelurahan 8 Ulu. Puskesmas OPI dalam aktivitas kerjanya dibantu tiga puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Pembantu 15 Ulu, Puskesmas Pembantu Sungai Buaya, dan Puskesmas Pembantu Jakabaring.

14

5.

Kegiatan di Lokasi Puskesmas 1. Program Puskesmas a. Program Dasar 1) Promosi Kesehatan 2) Gizi 3) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana 4) Kesehatan Lingkungan 5) P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) 6) Pengobatan b. Program Pengembangan 1) MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) 2) PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) 3) PKRE (Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial) Selain itu Puskesmas OPI juga memiliki program pelayanan kesehatan lain,yaitu : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1) Ibu hamil, Nifas dan menyusui 2) Keluarga Berencana 3) Bayi atau Balita 2. Pengobatan 1) Balai Pengobatan Umum 2) Balai Pengobatan Gigi 3. Penyuluhan (Promosi Kesehatan) a) Penyuluhan UKGMD 15

(a). Posyandu Balita (b). Posyandu Lansia 4. Penyuluhan di Puskesmas 5. Penyuluhan di Sekolah 6. Laboratorium Sederhana a) Darah : HB, Golongan darah, Leukosit, Eritrosit dan Laju endap darah. b) Urin : Glukosa urin, Biliburin dan Protein. c) Tes Kehamilan 7. Klinik a) Klinik Gilingan Mas I. Pemberian vitamin A dan pil penambah darah. II. Konsultasi Balita BGM (Bawah Garis Merah) Obesitas . III. Konsultasi diet. IV. Konsulasi Bayi/Balita Sehat. 8. Pelayanan imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak dan Tetanus 9. Sanitasi a) Konsultasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). b) Klinik MTBS (Manajamen Terpadu Balita Sakit). I.Memeriksa dan mengobati balita. II. Menimbang berat badan balita untuk mengetahui berat badan yang tidak sesuai dengan usia balita disamping menentukan diagnosa obat. III.Penyuluhan tentang kesehatan anak dan tumbuh kembang anak.

16

c). Klinik PKRE (Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial) I Pelayanan antenatal care post natal ibu hamil. II. Pelayanan KB dan kesehatan lansia d). Pelayanan pengobatan TB paru dengan strategi DOTS 2. Program BP Gigi Adapun program kegiatan poli Gigi Puskesmas OPI, yaitu : a. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan disekolah, posyandu dan UKGMD. b. Pencabutan Gigi c. Penambalan d. Scalling e. Pengobatan Sumber daya manusia di Poli Gigi Puskesmas OPI Palembang, yaitu: a. Dokter gigi Dokter gigi berjumlah 1 orang, yaitu :drg. Erwan Naupal b.

Perawat Gigi Perawat gigi di puskesmas OPI sebanyak 3 orang, yaitu :Farida Hanum, Karina Putri Amrilah, Olivia Destasari

Tugas, Fungsi, dan Kegiatan Pokok Dokter dan perawat Gigi : a. Tugas,Fungsi, dan Kegiatan Pokok Dokter Gigi 1) Tugas Pokok Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut dalam wilayah puskesmas. 2).

Fungsi

a) Mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. 17

b) Sebagai dokter gigi di puskesmas.

3) Kegiatan Pokok a) Memberi pelayanan pencegahan dan pengobatan kelainan gigi dan mulut. b) Supervisi dan bimbingan teknis pada perawat gigi. c) Melakukan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita ibu hamil dan masyarakat diwilayah kerja. d) Merujuk kasus kelainan gigi dan mulut yang tidak dapat diatasi di puskesmas. e) Melaksanakan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen. f) Membantu kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran serta masyarakat melalui pendekatan PMKD. b. Tugas, Fungsi dan Kegiatan Pokok Perawat Gigi dan Mulut 1) Tugas Pokok Membantu melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 2) Fungsi 4) Membantu dokter gigi dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas sebagai perawat gigi puskesmas. 5) Sebagai perawat gigi puskesmas. 3) Kegiatan pokok a) Menyiapkan semua alat yang dibutuhkan, membersihkan dan mensterilkan alat-alat kedokteran gigi setelah dipakai. b) Melakukan anamnesa dan mencatat dalam kartu pasien, menyimpan kartu pasien agar dapat dicari dengan mudah.

18

c) Memeriksa gigi geligi, mengobati gigi yang sakit, menambal gigi berlubang, dan membersihkan karang gigi. d) Merujuk kasus kelainan gigi dan mulut yang tidak dapat diatasi di Puskesmas e) Memeriksa gigi ibu hamil dan anak-anak. f) Bersama

dokter

mengunjungi

sekolah-sekolah

untuk

melakukan

pemeriksaan gigi siswa setiap 6 bulan sekali dan memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut g) Melaksanakan usaha kesehatan gigi sekolah. h) Mencatat pada buku register gigi dan membuat laporan kegiatan pada atasan. i) Membantu dokter dalam menjalankan fungsi manajemen. 6. Lahan Praktek a. Data Demografi Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas OPI Kelurahan 15 Ulu tahun 2014 adalah 23.927 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 11.876 jiwa dan perempuan sebanyak 12.051 jiwa. Berdasarkan sosial ekonominya sebagian pekerjaan penduduk bekerja sebagai buruh kasar, pedagang, pensiunan, pengrajin, selain itu sebagian besarnya adalah Pegawai Negeri Sipil dan pegawai swasta yang bekerja pada sektor formal atau informal.

19

b. Sarana dan Prasarana 1) Data Sarana Pendidikan Tabel 1. Data Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas OPI Tahun 2017 Sekolah

Jumlah

Taman Kanak-kanak (TK)

14

SD/MI

8

SLTP/MTs

3

SLTA/Ma

3

Sumber: Profil Puskesmas OPI, 2017 2) Data Sarana Kesehatan Tabel 2. Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas OPI Tahun 2017 Sarana Kesehatan

Jumlah

Puskesmas Pembantu

3

Posyandu Balita

12

Lansia

4

Rumah Bersalin

-

Sumber: Profil Puskesmas OPI, 2017 3) Data Pustu Tabel 3. Daftar Pustu di Wilayah Kerja Puskesmas OPI Tahun 2017 No.

Puskesmas Pembantu

Jumlah

1.

Pustu Jakabaring

1

2.

Pustu Sungai Buaya

1

20

3.

Pustu 15 Ulu

1

Sumber: Profil Puskesmas OPI, 2017 4) Sarana Komputer Sarana komputer yaitu sebanyak 15 unit dengan kondisi baik. 5) Sarana dan Prasarana di Poli Gigi Puskesmas OPI a. Alat dan Bahan di Poli Gigi Tabel 6.Fasilitas Alat di Poli Gigi Puskesmas OPI tahun 2017. No. 1. Alat Diagnostik

6

Baik

c. Pinset

6

Baik

d. Excavator

6

Baik

e. Kaca Mulut

6

Baik

2

Baik

a. Plastis Filling Instrument

6

Baik

b. Cement Spatel

6

Baik

c. Burnisher

6

Baik

d. Agate Spatel

6

Baik

e. Cement Stopper

6

Baik

f. Amalgam Stopper

6

Baik

g. Glass Slab

1

Baik

h. Mata Bur

1

Baik

Lightcure

1

Baik

a. Tang Mahkota Gigi Anterior Atas Tetap

1

Baik

b. Tang Radix Gigi Anterior Atas Tetap

2

Baik

c. Tang Mahkota Gigi Anterior Bawah

1

Baik

Nier Bekken

Alat Penambalan

i.

4.

Jumlah Keterangan

b. Sonde

f.

2,

Nama Alat

Alat Pencabutan Gigi 1. Tang

Tetap

21

d. Tang Radix Gigi Anterior Bawah Tetap

3

Baik

e. Tang Mahkota Gigi Posterior Atas Tetap

4

Baik

f. Tang Radix Gigi Posterior Atas Tetap

2

Baik

g. Tang Mahkota Gigi Posterior Bawah

1

Baik

h. Tang Radix Gigi Posterior Bawah Tetap

1

Baik

i. Tang Mahkota Gigi Anterior Atas Susu

3

Baik

j. Tang Mahkota Gigi Posterior Bawah

1

Baik

Tetap

Susu

5.

Baik

k. Tang Radix Gigi Posterior Bawah Susu

2

Baik

l. Bein

3

Baik

m. Cryer

2

Baik

a. Sikat Kecil

1

Baik

b. Autoclaf

1

Baik

Sterilisator

Sumber: Profil Puskesmas OPI, 2017 Tabel 7. Fasilitas Bahan di Poli Gigi di Puskesmas OPI No.

Nama Alat

Keterangan

1

Disposible

Baik

2

Masker

Baik

3

Cavitron

Baik

4

Handscoen

Baik

5

Alkohol

Baik

6

Cotton Pellet, Cotton Roll, Tampon

Baik

7

Chlorethyl

Baik

8

Iodium Tinture

Baik

9

Fletcher

Baik

10

Eugenol

Baik

22

11

ART + Liquid ART + Vaseline

Baik

12

Pehacain

Baik

13

Sabun cuci tangan

Baik

14.

Bahan Tumpatan Komposit

Baik

Sumber: Profil Puskesmas OPI tahun 2017

7. Struktur Organisasi dan Ketenagkerjaan a. Data SDM Puskesmas OPI Palembang Karyawan PuskesmasOPI Palembang terdiri dari : 1. Dokter Umum : 2 Orang 2. Dokter Gigi : 1 Orang 3. Bidan : 10 Orang 4. Ahli Gizi : 1 Orang 5. Perawat Gigi : 3 Orang 6. Perawat : 5 Orang 7. Sanitasi : 2 Orang 8. Pekarya : 1 Orang 9. Tenaga Administrasi : 1 Orang 10. Asisten Apoteker : 1 Orang 11. Analis Laboratorium : 2 Orang

8. Kegiatan Mahasiswa Praktek Pelayanan Asuhan Masyarakat Puskesmas OPI a. Kegiatan di Poli Gigi Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswi selama magang di Puskesmas OPI antara lain : 23

1) Menyiapkan alat-alat baik itu penambalan, pencabutan, diagnosa dan sebagainya. 2) Melakukan diagnosa penyakit yang setelahnya dilaporkan pada pembimbing lapangan (dokter gigi dan perawat gigi). 3) Melakukan penambalan sementara (ZoE) dan penambalan tetap ART. 4) Melakukan pencabutan gigi susu, persistensi dan kasus lainnya dengan chlorethyl. 5) Melakukan pencabutan gigi tetap goyang derajat 3-4 dan berakar satu. 6) Melakukan pemeriksaan tekanan darah pasien pada orang dewasa sebelum dilakukannya pencabutan. 7) Membuat kapas tampon. 8) Membersihkan dan mensterilkan alat. 9) Menyiapkan obat-obatan. 10) Melakukan penyuluhan di ruang tunggu Puskesmas OPI

b.

Kegiatan diluar Puskesmas Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa/i selama magang diluar puskesmas antara lain :

1) Melaksanakan penyuluhan untuk sekolah binaan. Melaksanakan penyuluhan penyuluhan tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi yang baik dan benar selain itu

24

memberikan pengarahan untuk memeriksakan kesehatan giginya minimal 6 bulan sekali ke Dokter gigi. 2) Melaksanakan UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa) Mahasiswa membantu posyandu dengan ikut melakukan penimbangan dan ukur tinggi badan pada anak-anak. Tabel 8.Nama Sekolah TK, SD/MI, SMP/MTS Dan SMA/MA atau sederajat yang dibina di Wilayah Kerja Puskesmas OPI Tahun 2017. No. 1.

TK Tk Kartini

SD/MI SDN 86

2.

Tk Intan 15 Ulu

SDN 87

3.

Tk Ulil Albab

SDN 88

4.

Tk Pembina Tk Bina Citra Sejati Tk Tunas Mandiri School

SDN 89

5. 6.

SMP/MTS SMPN 48 SMP Olahraga Negeri Sriwijaya MTS 1 Palembang

SDN 90 SDN 190

7.

Tk Perwanida IV

SD Empat Tunggal

8.

Tk Al-Azhar Sriwijaya

SD Al-Alifah

9

TK Kasih Ibu

SD Al-Akhar Sriwijaya

10

Tk Al-Kautsar

11.

Tk Alifah 27

12.

Tk Nadaira Tk Aisyah 13. Busyanul (Aba 20) Sumber : Data Profil Puskesmas OPI, 2017

25

SMA/MA SMAN19 MAN 1 Palembang SMA Olahraga Sriwijaya

26

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Tindakan Pencabutan dan Penambalan Gigi di Puskesmas OPI bulan Januari 2016 sampai Maret 2017 Pelayanan medik dasar di Puskesmas OPI terdiri dari beberapa tindakan atau perawatan yaitu penambalan gigi, pencabutan gigi, serta pelayanan kesehatangigi lainnya. Berdasarkan data dari poli gigi Puskesmas OPI bulan Januari 2016 sampai Maret 2017 menunjukkan jumlah tindakan Pencabutan gigi dan Penambalan gigi sebagai berikut: Tabel 1: Tabel jumlah tindakan Pencabutan gigi dan Penambalan gigi di Puskesmas OPI bulan Januari 2016 sampai Maret 2017 sebagai berikut: Penambalan No

Pencabutan

2016

Bulan

2017

2016

2017

Gigi Sulung

Gigi Permanen

Gigi Sulung

Gigi Permanen

Gigi Sulung

Gigi Permanen

Gigi Sulung

Gigi Permanen

1

Januari

8

3

6

4

27

21

11

22

2

Februari

12

10

8

3

36

31

18

30

3

Maret

9

4

7

5

25

38

19

21

4

April

8

7

-

-

20

23

-

-

5

Mei

8

6

-

-

38

17

-

-

6

Juni

10

6

-

-

12

26

-

-

7

Juli

9

5

-

-

25

25

-

-

8

Agustus

12

6

-

-

20

26

-

-

9

September

13

10

-

-

29

38

-

-

10

Oktober

8

5

-

-

30

24

-

-

11

November

9

6

-

-

16

28

-

-

12

Desember

4

1

-

-

28

32

-

110

69

21

12

306

329

40

Jumlah

27

73

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tindakan penambalan dari bulan Januari - Desember 2016 di Puskesmas OPI pada gigi susu berjumlah 110 dan gigi permanen berjumlah 69. Sedangkan pada Januari- Mei 2017 tindakan penambalan pada gigi susu berjumlah 21 dan gigi permanen berjumlah 12. Untuk tindakan pencabutan gigi Januari - Desember 2016 di Puskesmas OPI pada gigi susu berjumlah 306 dan untuk gigi permanen berjumlah 329. Sedangkan pada Januari- Mei 2017 tindakan pencabutan gigi susu berjumlah 40 dan gigi permanen berjumlah 73. Dari data diatas maka didapatkan perbandingan antara penambalan dan pencabutan pada tahun 2016 untuk gigi susu sebesar 1:3 dan gigi permanen sebesar 1:4. Sedangkan perbandingan antara penambalan dan pencabutan pada tahun 2017 untuk gigi susu sebesar 1:2 dan gigi permanen sebesar 1:6. Diagram 1 :Jumlah persentase tindakan penambalan dan pencabutan gigi susu dan permanen dari bulan januari 2016 – Maret 2017 di Puskesmas OPI.

1% 2%

Pencabutan gigi susu 2016

7%

Pencabutan gigi susu 2017

32%

12%

Pencabutan gigi permanen 2016 Pencabutan gigi permanen 2017

8%

Penambalan gigi susu 2016 Penambalan gigi susu 2017

4% Penambalan gigi permanen 2016

34%

Penambalan gigi permanen 2017

28

Berdasarkan diagram diatas menunjukan bahwa jumlah tindakan pencabutan gigi susu di Puskesmas OPI pada tahun 2016 sebesar 32% dan untuk gigi permanen sebesar 34%. Sedangkan untuk tindakan penambalan pada gigi susu sebesar 12% dan gigi permanen sebesar 7%. Untuk tahun 2017 pencabutan gigi susu sebesar 4% dengan tindakan penambalan sebesar 2% dan untuk gigi permanen tindakan pencabutan sebesar 8% dan penambalan sebesar 1%.

29

BAB V PEMBAHASAN

A. Tindakan Pencabutan dan Penambalan Gigi di Puskesmas OPI bulan Januari 2016 sampai Maret 2017 Tindakan pelayanan medik dasar kesehatan gigi di Puskesmas OPI terdiri dari beberapa tindakan, yaitu tambalan sementara pada gigi tetap, tambalan tetap pada gigi tetap, pencabutan pada gigi tetap,tambalan pada gigi sulung, pencabutan pada gigi sulung, scaling, pengobatan gigi dan lain-lain perawatan. Berdasarkan catatan pelayanan medik kesehatan gigi di Puskesmas OPI Januari 2016 sampai dengan Maret 2017 menunjukkan bahwa pencabutan pada gigi sebanyak 78 % (756 kasus) dan penambalan pada gigi sebanyak 22% (212 kasus) dari seluruh tindakan pelayanan medik dasar kesehatan gigi di Puskesmas OPIbulanJanuari 2016 sampai dengan Maret 2017. Artinya 50% pasien yang berkunjung ke Poli Gigi dengan tujuan untuk mencabut gigi padahal di poli gigiPuskesmas OPI tersedia perawatan penambalan dan restorasi, perawatan saluran akar danperawatan gigi lainnya yang dapat dipilih untuk mempertahankan gigi lebih lama didalam rongga mulut. Target rasio penambalan gigi dan pencabutan gigi yang ditentukan oleh Departemen Kesehatan adalah sebesar 1:1

Akan tetapi rasio perbandingan antara

penambalan dan pencabutan pada tahun 2016 untuk gigi susu sebesar 1:3 dan gigi permanen sebesar 1:4. Sedangkan perbandingan antara penambalan dan pencabutan pada tahun 2017 untuk gigi susu sebesar 1:2 dan gigi permanen sebesar 1:6. Ini berarti target dari Departemen Kesehatan belum tercapai.

30

Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat.Contoh seperti pada gigi geraham besar pertama, orang tua menganggap bahwa gigi tersebut akan diganti gigi permanen, padahal gigi tersebut hanya akan tumbuh satu kali saja dan tidak ada gantinya.Serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pedulinya memelihara kesehatan gigi dan mulut, sehingga saat lubang gigi masih kecil masyarakat tidak segera periksa untuk menambal gigi namun membiarkan dahulu hingga lubang menjadi lebih besar serta dalam dan terasa sakit. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat inilah yang menyebabkan penyakit-penyakit yang terjadi dalam masyarakat sering sulit terdeteksi Usia juga biasa mempengaruhi keinginan seseorang dalam mempertahankan gigi,. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pedulinya memelihara kesehatan gigi dan mulut pada usia muda menyebabkan pada usia tua yang banyak menderita kehilangan gigi asli. Selain itu kebanyakan pasien yang mencabut gigi adalah pasien dengan keadaan menjelang usia tua dikarenakan merasa tidak membutuhkan perawatan gigi lagi. Atau bahkan mencabut seluruh giginya dengan alasan ingin memakai gigi palsu Dan satu lagi anggapan bahwa penambalan gigi tidak menyelesaikanmasalah gigi,

membuat

masyarakat

lebihmemilih

tindakan

pencabutan

gigi.Banyak

masyarakatyang mengeluh giginya masih sakit setelahdilakukan penambalan, sehingga masyarakatenggan untuk melakukan penambalan gigi atau bahkan ada yang beranggapan bahwa menambal gigi adalah suatu tindakan yang kurang efektif

karena saat nanti

sakitnya kambuh maka akan kembali sakit. Dari hal di atas dapat kita ketahui bahwa persepsi tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan wawasan masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut masih

31

rendah.Hal ini perlu kita lakukan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut yang tepat. B. Upaya Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah sebagai berikut : 1. Upaya Preventif Upaya prevetif adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut : a. Sikat gigi massal / bersama adalah kegiatan menyikat gigi yang dilakukan bersama-sama dibawah bimbingan instruktur (guru, petugas kesehatan, kader). Pelaksanaan sikatgigimassal, sebagaiberikut : b.

Memberikan instruksi tentang cara menyikat gigi.

c.

Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.

d.

Scaling 1) Pengertian Scalling Scalling adalah proses membuang plak dan kalkulus dari permukaan gigi baik supragingival kalkulus maupun subgingival kalkulus. 2) Tujuan Scalling Untuk mengembalikan kesehatan gusi dengan cara membuang semua element yang menyebabkan radang gusi (plak, kalkulus, endotoksin) dari permukaan gigi.

32

3) Persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum scaling a) Persiapan Operator, terdiri dari : baju putih bersih, kuku pendek, menggunakan papan nama, memiliki rambut yang rapi, menggunakan masker, dan menggunakan handscoen. b) Persiapan Pasien, terdiri dari : mempersilahkan pasien duduk dengan ramah, mengatur posisi pasien (mengatur dental chair sesuai keamanan operator), dan posisi operator (disebelah kanan pasien). c) Persiapan Alat dan Bahan d) Persiapan Alat, terd iridari: sonde, kaca mulut, pinset, excavator, periodontal probe, scaller manual/scaler electric, alat poles, dan saliva ejector. e) Persiapan Bahan, terdiridari : disclosing solution, cotton roll, cotton pellets, dan alcohol 70%. 2. Upaya Promotif Promotif dapat diartikan sebagai upaya dalam peningkatan kesehatan gigi dan mulut dengan cara yaitu salah satunya adalah penyuluhan dan pelatihan kader. a. Penyuluhan Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah prilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sedemikian rupa sehingga mempunyai kemampuan dan kebiasaan berprilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi. Maksud dan tujuan diadakannya penyuluhan : 1) Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan gigi. 2) Membangkitkan kemauan dan membimbing masyarakat dan individu untuk meningkatkan kesadarandiri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. 33

3) Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut sendiri dan keluarga. 4) Mampu menjalankan upaya untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut serta menjelaskan kepada keluarganya tentang pemeliharaan kesehatan gigi. 5) Mampu mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin kemudian mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar. Dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan di TK, SD, Posyandu.Materi penyuluhan harus disesuaikan dengan keadaan dan sasaran.Begitu juga dengan metode penyuluhannya harus sesuai jenis dan jumlah kelompok sasaran dan tempat pelaksanaan.

3. Upaya Kuratif Upaya kuratif dalam kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya dalam penyembuhan penyakit gigi dan mulut. Berikut adalah beberapa tindakan yang merupakan upaya kuratif : a. Penumpatan dengan Glass Inomer Cement (GIC ) 1) Pengertian ART (Atraumatic Restorative Treatment) adalah suatu prosedur yang pada dasarnya adalah pembuangan jaringan gigi yang terkena karies dengan hanya menggunakan instrument tangan saja, serta penambalan kavitas dengan bahan tambalan adhesif. Bahan tambalan adhesif yang digunakan adalah glass ionomer,

34

2) Persiapan Alat dan Bahan a) Persiapan Alat, terdiridari : kaca mulut, sonde, pinset, exavator, hatchet hoe, mixing pad dan spatula, plastic filling instrument dan carver. b) Persiapan Bahan, terdiridari : powder dan liquid glass ionomer, dan dentin conditioner. c) Pelaksanaan d) Preparasi Kavitas (Kavitas satu Permukaan) e) Isolasi gigi f) Membersihkan kavitas dari kotoran dan jaringan karies dengan excavator/hatchet agar diperoleh jalan masuk yang cukup. g) Kavitas dibersihkan dan dikeringkan. h) Persiapan Kavitas. Tahap ini sering disebut dengan tahap conditioning. Dengan cara cotton pellet basah diperas dicampur dengan liquid, lalu dioleskan pada seluruh permukaan kavitas dan biarkan 10-15 detik. Setelah itu kavitas dicuci dengan cotton pellet basah 3 kali dan dikeringkan. Kavitas siap ditumpat. i) Dispensing. Hal-hal yang perlu diperhatikan.Perbandingan powderdan liquid: satu sendok takar powder dan satu tetes liquid. Sebelum diambil, kocok botol powder agar diperoleh konsistensi powder yang homogen. j) Peletakan. Hasil adukan dimasukkan ke dalam kavitas dengan carver instrumen, dipadatkan, pastikan tidak ada gelembung udara yang terjebak.Sisa adukan yang ada, ditambahkan pada permukaan oklusal untuk menutup tepi fissure.Usahakan tahap ini selesai selagi permukaan bahan masih mengkilap.Segera setelah Fuji IX mulai

35

kehilangan permukaan yang mengkilap gunakan tekanan jari. Tutup seluruh permukaan tumpatan dengan fuji varnish menggunakan cotton pellet. Biarkan mongering untuk mendapatkan lapisan pelindung. Lalu instruksikan agar pasien tidak makan atau minum selama 1 jam setelah itu. 2) Penumpatan dengan Resin Komposit Resin komposit adalah gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul. Bahan-bahan ini memiliki sifat mekanis yang baik dan mendekati sifat-sifat dentin dan enamel. Resin komposit paling umum digunakan untuk bahan restorasi karena merupakan bahan yang baik dari segi estetika, kekuatan dan ketahanan terhadap keausan bahan. Resin komposit sering digunakan untuk restorasi anterior kelas 3, 4 dan 5 di mana estetika menjadi keutamaan. Resin komposit juga dapat digunakan untuk restorasi posterior karena tahan terhadap tekanan.

36

BABVI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data kasus yang diperoleh maka dapat diketahubahwa Januari– Maret 2017 di Puskesmas OPI diketahui: 1. Jumlah penambalan gigi susu pada Januari-Desember 2016 berjumlah 110 kasus (11,4%) dan jumlah pencabutan gigi susu sebanyak 306 kasus (31,8%). Dengan rasio perbandingan antara penambalan dan pencabutan sebesar 1:3. 2. Jumlah penambalan gigi permanen pada Januari-Desember 2016 berjumlah 329 kasus (34,2%) dan jumlah pencabutan gigi permanen sebanyak 69 kasus (7,1%). Dengan rasio perbandingan antara penambalan dan pencabutan sebesar 1:4. 3. Jumlah penambalan gigi susupada Januari-Maret 2017 berjumlah 21 kasus (2,1%) dan jumlah pencabutan gigi susu sebanyak 40 kasus (4,1%) dan. Dengan rasio perbandingan antara penambalan dan pencabutan sebesar 1:2. 4. Jumlah penambalan gigi permanen pada Januari-Maret 2017 berjumlah 12 kasus (1,25%) dan jumlah pencabutan gigi permanen sebanyak 73 kasus (7,6%). Dengan rasio perbandingan antara penambalan dan pencabutan sebesar 1:6.

37

B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi tenaga kesehatan , sebaiknya melakukan konseling dan penyuluhan kepada pasien mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. 2. Bagi masyarakat, untuk dapat merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut maupun pengontrolan ke pusat kesehatan masyarakat minimal 6 bulan sekali.

38

Related Documents


More Documents from "Nuri noerliana"