Laporan Penyuluhan Puskesmas Tuminting.pdf

  • Uploaded by: ALberta Yoshe
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Penyuluhan Puskesmas Tuminting.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,909
  • Pages: 28
Laporan Penyuluhan

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Oleh :

Ni Made Putri Jayalaksmi

17014101050

Giovanni Ariadne Kaminang

17014101040

Masa KKM : 19 November – 30 Desember 2018

Dokter Pembimbing : dr. Iyone E. T. Siagian, M.Kes dr. Zwingly C. J. G. Porajow

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2018

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dikoreksi dan disetujui laporan penyuluhan:

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

Oleh :

Ni Made Putri Jayalaksmi

17014101050

Giovanni Ariadne Kaminang

17014101040

Masa KKM : 19 November – 30 Desember 2018

Telah dilaksanakan pada tanggal 03 Desember 2018 di Puskesmas Tuminting

Mengetahui,

Dokter Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

dr. Iyone E. T. Siagian, M.Kes

dr. Zwingly C. J. G. Porajouw

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kelompok kami yang bertugas di Puskesmas Tuminting Manado dapat menyelesaikan laporan penyuluhan ini yang berjudul “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)”. Adapun laporan penyuluhan ini dibuat sebagai tugas penunjang selama masa kepaniteraan klinik madya di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dan juga saat ditugaskan di Puskesmas Tuminting. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penyuluhan ini masih terdapat banyak kekurangan, maka diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan penyuluhan ini. Akhir kata penyusun mengucapkan banyak terima kasih, semoga laporan penyuluhan ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi kita semua.

Manado, Desember 2018

Penyusun

ii

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Tujuan Penyuluhan .................................................................................... 2 C. Sasaran Penyuluhan ................................................................................... 2 D. Metode Penyuluhan ................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3 A. Materi Penyuluhan ..................................................................................... 3 B. Perencanaan dan Persiapan ........................................................................ 17 C. Evaluasi Keberhasilan Kegiatan ................................................................ 17 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18 A. Kesimpulan ................................................................................................ 18 B. Saran ........................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19 LAMPIRAN ......................................................................................................... 21

iii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Peran serta setiap lembaga dalam mensukseskan Germas ………… 12

iv

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.1 Saat ini, Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi. Indonesia tengah menghadapi tantangan besar yakni masalah kesehatan triple burden, karena masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakitpenyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali. Pada era 1990, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan.1 Namun, perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi). Tahun 2015, PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki peringkat tertinggi.1,2 Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah; menurunnya produktivitas masyarakat; menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri.3 HL Bloem (1908) telah mengidentifikasi bahwa derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yakni: Perilaku, Lingkungan, Pelayanan kesehatan dan Keturunan. Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan memegang peran lebih dari 75% dari kondisi derajat kesehatan masyarakat. 4 Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa; untuk itu Germas menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. 4

1

Gerakan ini perlu digaungkan kembali sebagai salah satu perwujudan dari revolusi mental yang dicanangkan oleh Bapak Presiden, oleh karenanya perlu disusun panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang dapat dijadikan acuan bagi semua pimpinan daerah, pimpinan institusi pemerintah dan masyarakat, perguruan tinggi dan dunia usaha untuk mengawali dan melaksanakan kegiatan Germas di lingkup tanggung jawabnya masing-masing.4,5

B.

Tujuan Penyuluhan 1.

Tujuan Umum Membantu dalam meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah Puskesmas Tuminting.

2.

Tujuan Khusus a. Untuk memberikan informasi kegiatan umum dan focus kegiatan yang dilakukan Germas b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pola hidup sehat c. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat d. Meningkatkan produktivitas masyarakat e. Mengurangi beban biaya kesehatan

C.

Sasaran Penyuluhan Masyarakat di wilayah Puskesmas Tuminting

D.

Metode Penyuluhan Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah dengan melakukan presntasi dan tanya jawab.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

Materi Penyuluhan 1.

Definisi Germas Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan Germasharus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah

bagian

terkecil

dari

masyarakat

yang

membentuk

kepribadian.4,5,6

2.

Sejarah Germas Dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat merupakan salah satu wujud Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaankebiasaan atau perilaku tidak sehat. Untuk itu, Pemerintah RI diwakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, mencanangkan GERMAS pada 15 November 2016 di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Tidak hanya di Bantul, GERMAS juga dicanangkan di sembilan wilayah lainnya, yaitu: Kabupaten Bogor (Jawa Barat), Kabupaten Pandeglang (Banten), Kota Batam (Kepulauan Riau), Kota Jambi (Jambi), Surabaya (Jawa Timur), Madiun (Jawa Timur), Pare-pare (Sulawesi Selatan), Kabupaten Purbalingga (Jawa Tengah), Kabupaten Padang Pariaman (Sumatera Barat).7,8 Penduduk usia produktif dengan jumlah besar yang seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan, justru akan terancam apabila kesehatannya terganggu oleh PTM dan perilaku yang tidak sehat. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) guna mewujudkan Indonesia sehat.7

3

Pencanangan GERMAS menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 yang jatuh pada 12 November 2016. Tahun ini, HKN ke-52 mengusung tema Indonesia Cinta Sehat dengan sub tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat. Tema ini harus dimaknai secara luas, seiring dengan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga melalui gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS).9

Secara

khusus,

GERMAS

diharapkan

dapat

meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengurangi beban biaya kesehatan.7,8

3. Kegiatan Germas Kegiatana utama yang dilakukan dalam rangak Germas adalah:11 a) Peningkatan Aktivitas Fisik b) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat c) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi d) Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit e) Peningkatan kualitas lingkungan; dan f) Peningkatan edukasi hidup sehat Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu:11,12 a) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari Tujuan kegiatan: meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran masyarakat sekolah, ibu hamil, pekerja dan lansia. Sasaran Kegiatan: seluruh masyarakat terutama anak Aktivitas fisik dapat dilakukan dimana saja, seperti: - Aktivitas Fisik pada anak sekolah Kegiatan aktivitas fisik pada anak sekolah bertujuan untuk mewujudkan peserta didik yang sehat, bugar, berprestasi melalui

4

pendidikan dan pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisik serta olahraga yang baik, benar, terukur dan teratur di sekolah. Adapun bentuk kegiatan di sekolah :11 Gerak barisan : Gerakan yang dapat dilakukan sebelum peserta didik memasuki kelas, disertai lagu yang gembira Gerak kapiten: Gerakan yang dapat dilaksanakan pada saat pergantian pelajaran disertai

lagu yang gembira, untuk

menghilangkan rasa jenuh atau ngantuk Bermain waktu istirahat Senam anak bangsa: Latihan awal pada saat peserta didik berolah raga, yang dipandu oleh guru olah raga

- Aktivitas Fisik pada orang dewasa dan usia produktif di tempat kerja. Aktivitas fisik merupakan bagian dari kehidupan setiap otrang dewasa maupun pekerja. Untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran perlu dilakukan latihan fisik dan olahraga teratur, yang dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok. 11,12 Dalam melakukan latihan fisik sebaiknya memperhatikan :11 a. Latihan fisik sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan interval 3-5 kali per minggu b. Latihan diawali dengan pemanasan, latihan inti, dan pendinginan c. Menggunakan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman termasuk pakaian olahraga dan alas kaki d. Memperhatikan

keseimbangan

asupan

nutrisi

untuk

mendapatkan hasil maksimal

- Senam Sehat Bugar (SSB) Senam Sehat bugar merupakan senam aerobic low impact yang dirancang mengikuti ritmik, kontinuitas & durasi tertentu. Tahapan SSB, pemanasan, latihan inti pendinginan. 11

5

SSB

dirancang

bagi

pemula

(jarang

berolahraga)

dan

direkomendasi untuk kegiatan-kegiatan senam bersama/panduan lomba pada acara khusus.11 - Peregangan di tempat kerja Gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja adalah masalah gangguan otot rangka (musculoskeletal) terutama dibagian leher, bahu, pergelangan, tulang belakang dan siku. Penyebab utama masalah muskuloskeletal adalah posisi duduk yang tidak ergonomis,

leher

terlalu

menunduk,

punggung

terlalu

bungkuk/tegak, dll.11,12 Bekerja pada posisi yang sama dalam waktu lama akan mengakibatkan otot menjadi cepat lelah dan aliran oksigen ke otak berkurang sehingga menurunkan produkitivitas kerja. Untuk mengurangi masalah tersebut diperlukan peregangan di tempat kerja.11,12 Konsep peregangan di tempat kerja :11 a. Peregangan dilakukan secara berkala setelah ± 1-2 jam bekerja pada posisi sama b. Gerakan dilakukan secara statis dan dinamis dengan menggerakkan otot dan sendi kepala, leher, bahu, lengan, pinggang, kaki untuk menghilangkan kekakuan tubuh c. Gerakan statis dilakukan dengan menahan sendi dan otot pada posisi teregang selama 8-10 detik d. Gerakan dinamis dilakukan dengan meregangkan dan melemaskan sendi dan otot secara perlahan e. Napas seperti biasa dan pada gerakan tertentu napas diatur untuk memaksimalkan aliran oksigen ke otak f. Gerakan dilakukan perlahan-lahan, tidak dipaksakan dan tidak dihentakkan Manfaat peregangan di tempat kerja kerja :12 a. Mengurangi ketegangan otot b. Meningkatkan fleksibilitas jaringan otot

6

c. Mengurangi risiko cedera otot (kram) d. Mengurangi risiko nyeri/cedera punggung e. Mengoptimalkan aktivitas sehari-hari b) Mengonsumsi buah dan sayur Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh serta mencegah kerusakan sel.12 Serat berfungsi untuk memperlancar pencernaan dan dapat menghambat perkembangan sel kanker usus besar.12 Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buahbuahan yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah.11,12 Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/ sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular kronik.11,12 Tujuan kegiatan adalah meningkatkan kesadaran berperilaku hidup sehat melalui mengkonsumsi buah dan sayur bagi seluruh lapisan masyarakat.11,12 Sasarannya seluruh masyarakat Indonesia dan kegiatan yang dilakukan antara lain11,12 - Kampanye makan buah dan sayur - Makan buah bersama (misal : di Sekolah atau institusi lainnya). - Membudayakan makan buah pada kudapan rapat - Lomba menyusun menu sayuran - Bazar buah dan sayuran - Pemanfaatan pekarangan (untuk sayuran dan buah) Setiap orang dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300400 gram perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah,

7

dan 400-600 gram perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur. c) Memeriksakan kesehatan secara rutin. Pemeriksaan/ skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya promotif preventif yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh bupati/walikota sesuai Permendagri no 18/ tahun 2016 dengan tujuan untuk: mendorong masyarakat mengenali faktor risiko PTM terkait perilaku dan melakukan upaya pengendalian segera ditingkat individu, keluarga dan masyarakat; mendorong penemuan faktor risiko fisiologis berpotensi PTM yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tensi darah tinggi, gula darah tinggi, gangguan indera dan gangguan mental; mendorong percepatan rujukan kasus berpotensi ke FKTP dan sistem rujukan lanjut.9,11 Tujuan kegiatan - Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mendeteksi faktor risiko bersama yang menjadi penyebab terjadinya Penyakit Tidak Menular terutama Jantung, Kanker, Diabetes dan Penyakit Paru kronis yaitu Diet tidak sehat (kurang mengkonsumsi sayur dan buah, mengkonsumsi makanan tinggi garam, gula, lemak dan diet gizi tidak seimbang), kurang beraktifitas fisik 30 menit setiap hari,

menggunakan

tembakau/rokok

serta

mengkonsumsi

alcohol.11 - Mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan modifikasi perilaku berisiko tersebut diatas menjadi perilaku hidup sehat mulai dari individu, keluarga dan masyarakat sebagai upaya pencegahan PTM.11 - Mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko hipertensi dan diabetes mellitus serta mendorong rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk ditatalaksana lebih lanjut sesuai standar.11 - Mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan kematian prematur

akibat

penyakit

8

tidak

menular

karena

ketidaktahuan/keterlambatan untuk mendeteksi PTM utamanya Hipertensi dan Diabetes Mellitus pada tahap dini. 12 - Mendorong dan menggerakkan masyarakat khususnya para ibu untuk memeriksakan diri agar terhindar dari kanker leher rahim dan kanker payudara dengan deteksi dini tes IVA/SADANIS. 12 Sasaran kegiatan ini adalah:12 - Setiap individu/ penduduk usia > 15 tahun - Seluruh Desa/kelurahan di setiap kabupaten/ kota

Kegiatan Pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin sebagai upaya pencegahan yang harus dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun keatas untuk mendeteksi secara dini adanya faktor risiko perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit Jantung, Kanker, Diabetes dan penyakit paru kronis, ganguan indera serta gangguan mental.12 Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan ini antara lain:10,11,12 - Kriteria: a. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan pemeriksaan/ skrining kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

wajib memberikan

Skrining Kesehatan Sesuai Standar pada warga negara usia 15 – 59 tahun di wilayah kerjanya b. Pelayanan pemeriksaan/ skrining kesehatan usia >15 tahun keatas diberikan, sesuai kewenanganya, oleh : Dokter; Bidan; Perawat;

Nutrisionis/Tenaga

Gizi.

Petugas

Pelaksana

Posbindu PTM terlatih c. Pelayanan pemeriksaan/skrining kesehatan dilakukan di Puskesmas dan jaringannya (Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah.

9

d. Pemeriksaan/

skrining

kesehatan

usia15

tahun

keatas

dilakukan minimal dilakukan satu tahun sekali. - Pemeriksaan/ skrining kesehatan sesuai standar usia 15-59 tahun meliputi: a. Deteksi faktor risiko riwayat penyakit PTM keluarga dan faktor risiko perilaku (merokok dan terpapar asap rokok, diet tidak sehat, tidak beraktifitas fisik 30 menit perhari, mengkonsumsi alkohol) b. Deteksi kemungkinan Obesitas dilakukan dengan memeriksa Tinggi Badan dan Berat Badan serta lingkar perut. c. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan primer. d. Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat gula darah. e. Deteksi Gangguan Mental Emosional Dan Perilaku. f. Pemeriksaan ketajaman penglihatan g. Pemeriksaan ketajaman pendengaran h. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30 – 59 tahun. i. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya. - Lingkup pemeriksaan/skrining kesehatan usia > 60 tahun keatas adalah sebagai berikut : a. Deteksi obesitas dengan pengukuran IMT dan lingkar perut b. Deteksi Hipertensi dengan mengukur Tekanan Darah. c. Deteksi Diabetes Mellitus dengan pemeriksaan kadar gula darah. d. Deteksi kadar kolesterol dalam darah e. Deteksi kadar asam urat dalam darah

10

f. Deteksi Gangguan Mental Emosional dan Perilaku, termasuk Kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status Examination (MMSE)/Test Mental Mini atau Abreviated Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS). g. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya. - Langkah Kegiatan a. Pelaksanaan skrining faktor risiko PTM dan Gangguan mental emosional dan perilaku b. Memberikan intervensi FR PTM dan Gangguan mental emosional dan perilaku c. Pelatihan teknis petugas skrining kesehatan bagi tenaga kesehatan dan petugas pelaksana (kader) Posbindu PTM d. Penyediaan sarana dan prasarana skrining (Kit Posbindu PTM) e. Pelatihan surveilans faktor risiko PTM berbasis web f. Pelayanan rujukan kasus ke FKTP g. Pencatatan dan pelaporan faktor risiko PTM h. Monitoring dan Evaluasi

Pembudayaan Perilaku Pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin merupakan penerapan upaya promotif preventif yang efektif dan menjadi Pilar utama dalam Peningkatan derajat kesehatan, meningkatkan kualitas SDM bangsa, pencapaian target SDGs (pembangunan

berkesinambungan).

Investasi

dalam

upaya

promotif preventif dalam pencegahan penyakit tidak menular akan menghindarkan Indonesia dari beban pembiayaan kesehatan dan beban ekonomi dikarenakan peningkatan PTM.6,7

4. Peran Lembaga dalam Germas Germas merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa

11

mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat.4 Untuk menyukseskan Germas, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat.5 Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi

kemasyarakatan,

dan

organisasi

profesi

dalam

menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya. 5,6 Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya Germas, diantaranya Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berfokus pada pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang merupakan infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam hal keamanan pangan. 6,7,8 Tabel 1. Peran serta setiap lembaga dalam mensukseskan Germas.11 No

Penanggung Jawab

Kegiatan Utama

Kegiatan 1

2

Kementrian Dalam

Mengkooordinasikan Pemerintah Daerah dalam

Negri

pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Kementerian

a. Melaksanakan kampanye Gerakan Masyarakat

Kesehatan

Hidup Sehat serta meningkatkan advokasi dan pembinaan daerah dalam pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) b.Meningkatkan pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, serta aktivitas fisik c. Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini di

12

Puskesmas dan menyusun panduan pelaksanaan deteksi dini di instansi pemerintah dan swasta 3

Kementerian Pemuda

Meningkatkan kampanye gemar berolahraga,

dan Olahraga

memfasilitasi penyelenggaraan olahraga masyarakat dan meningkatkan penyediaan fasilitas sarana olahraga masyarakat

4

Kementerian

a. Meningkatkan kegiatan Upaya Kesehatan

Pendidikan dan

Sekolah (UKS), m endorongsekolah sebagai

Kebudayaan

Kawasan Tanpa Rokok (KTR), dan mendorong Sekolah Ramah Anak b.Meningkatkan kegiatan aktivitas fisik/olahraga di sekolah dan penyediaan sarana sanitasi sekolah c. Meningkatkan pendidikan keluarga untuk hidup sehat

5

Kementerian Agama

a. Melaksanakan bimbingan kesehatan pranikah untuk mendorong perilaku hidup sehat dan peningkatan status gizi calon pengantin serta mendorong pelaksanaan kegiatan rumah ibadah bersih dan sehat; b.Memperkuat fungsi Pos Kesehatan Pesantren dan Upaya Kesehatan Madrasah c. Meningkatkan kegiatan aktivitas fisik/olahraga di madrasah dan penyediaan sarana sanitasi madrasah

6

Kementerian Pertanian

a. Mengawasi keamanan dan mutu pangan segar yang tidak memiliki kandungan pestisida berbahaya b.Mendorong pemanfaatan pekarangan rumah untuk tanaman sayur dan buah

7

Kementerian

a. Meningkatkan dan memperluas pelaksanaan

Kelautan dan

Gerakan Memasyarakat- kan Makan Ikan

13

Perikanan

(Gemarikan) pada masyarakat b.Mengawasi mutu dan keamanan hasil perikanan

8

Kementerian

a. Mendorong penyediaan sarana aktivitas fisik

Pekerjaan Umum

pada kawasan permukiman dan sarana fasilitas

dan Perumahan

umum

Rakyat

b.Mendorong dan memfasilitasi pemerintah daerah untuk menyediakan ruang terbuka hijau publik yang memadai di wilayahnya c. Memfasilitasi penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum

9

Kementerian Perhubungan

a. Mendorong kawasan bebas kendaraan bermotor (car free day) untuk memfasilitasi kegiatan aktivitas fisik masyarakat b.Mendorong konektivitas antarmoda transportasi publik termasuk penyediaan “park and ride” untuk meningkatkan aktivitas fisik masyarakat

10

Kementerian

a. Mengendalikan pencemaran badan air

Lingkungan

b.Mendorong penghapusan penggunaan bahan

Hidup dan

bekas tambang dan bahan berbahaya di lokasi

Kehutanan

pertambangan yang berdampak pada kesehatan c. Mendorong masyarakat untuk membangun dan memanfaatkan bank sampah untuk mengurangi timbulan sampah d.Mendorong kemitraan lingkungan dan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan

11

Kementerian

a. Meningkatkan pengawasan terhadap pengadaan,

Perdagangan

peredaran, dan penjualan produk tembakau dan minuman beralkohol serta bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan b.Meningkatkan promosi makanan dan minuman sehat termasuk sayur dan buah produksi dalam

14

negeri 12

Kementerian Keuangan

a. Melakukan kajian peningkatan harga, cukai, dan pajak produk tembakau dan minuman beralkohol b.Menyusun skema insentif bagi daerah yang melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat secara optimal

13

Kementerian Ketenagakerjaan

a. Mendorong dan memfasilitasi perusahaan untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan/deteksi dini penyakit pada pekerja b. Mendorong dan memfasilitasi perusahaan untuk menyediakan sarana ruang ASI, melaksanakan kegiatan olahraga di tempat kerja, dan menerapkan kawasan tanpa rokok

14

Kementerian

a. Mendorong instansi pemerintah pusat dan

Pendayagunaan

daerah untuk menyediakan sarana aktivitas fisik

Aparatur Negara

dan melaksanakan olahraga serta deteksi dini

dan Reformasi

penyakit secara rutin

Birokrasi

b.Mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan sarana ruang ASI, menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR), serta konsumsi sayur dan buah dalam pertemuan di dalam atau luar kantor

15

Kementerian Komunikasi dan Informatika

a. Melakukan diseminasi informasi layanan masyarakat terkait pola hidup sehat b.Melakukan kerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk pengawasan terhadap iklan/tayangan yang tidak mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

16

Kementerian

a. Melakukan promosi untuk menggerakkan

Pemberdayaan

partisipasi kaum perempuan dalam upaya

Perempuan dan

deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular

15

Perlindungan Anak

(PTM) b.Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Gerakan Masyarakat Hidup Sehat bagi keluarga, perempuan, dan anak

17

Badan Pengawas Obat dan Makanan

a. Menjamin keamanan dan mutu pangan olahan yang beredar di masyarakat b.Memperkuat dan memperluas pengawasan dan intervensi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)

18

Badan Pengelola

Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif

Jaminanm Sosial

untuk peserta termasuk upaya pencegahan

(BPJS) -

sekunder dan deteksi dini penyakit

Kesehatan 19

Gubernur

a. Menyusun dan menetapkan kebijakan daerah yang diperlukan untuk pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di wilayahnya b.Melakukan fasilitasi, koordinasi serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di kabupaten/kota di wilayahnya c. Melaporkan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada Menteri Dalam Negeri

20

Bupati/Wali Kota

d.Menyediakan sarana aktivitas fisik, ruang terbuka publik, kawasan bebas kendaraan bermotor (car free day), jalur sepeda, dan jalur pejalan kaki yang representatif dan aman e. Melaksanakan kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah untuk tanaman sayur dan buah f. Melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok sesuai regulasi yang berlaku g.Melaksanakan intervensi-intervensi yang mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang didasarkan pada kebijakan daerah

16

B.

Perencanaan dan Persiapan 1. Perencanaan Tempat Pelaksanaan

: Puskesmas Tuminting

Waktu Pelaksanaan

: 03 Desember 2018

2. Persiapan Media

: Leaflet dan standing banner

Materi penyuluhan yang akan diberikan sudah disiapkan dan akan disebarluaskan dalam leaflet yang berisi gambar dan tulisan.

C.

Evaluasi Keberhasilan Kegiatan 1. Masyarakat dapat mengetahui pengertian Germas 2. Masyarakat dapat mengetahui kegiatan utama yang dilakukan dalam Germas 3. Masyarakat dapat memahami pola hidup sehat

17

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan 1. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. 2. Pelaksanaan Germas harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. 3. Germas secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan yang dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar, yaitu melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi buah dan sayur dan memeriksakan kesehatan secara rutin.

B.

Saran 1.

Perlu adanya peran dari seluruh aspek baik masyarakat dan pemerintah untuk menjalankan kegiatan yang telah diprogramkan dalam Germas.

2.

Peran serta petugas kesehatan dibutuhkan dalam sosialisasi di lingkungan masyarakat dan peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat mengenai Germas melalui penyuluhan dan programprogram kesehatan lainnya.

18

DAFTAR PUSTAKA 1. Dinas kesehatan pemerintah provinsi bali. Gerakan masyarakat hidup sehat. 2017 Feb 23 [cited 2018 Dec 10]. Available from: http://diskes.baliprov.go.id/id/Gerakan-Masyarakat-Hidup-Sehat-GERMAS2. Kementrian kesehatan republik indonesia. Germas wujudkan indonesia sehat. 2016 Nov 15 [cited 2018 Dec 10]. Avaiable from: http://www.depkes.go.id/article/view/16111500002/germas-wujudkanindonesia-sehat.html 3. Kementrian kesehatan republik indonesia. Pemerintah Canangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). 2016 Nov 15 [cited 2018 Dec 10]. Avaiable from: http://www.depkes.go.id/article/view/16111600003/pemerintahcanangkan-gerakan-masyarakat-hidup-sehat-germas-.html 4. Kementrian kesehatan republik indonesia.GERMAS - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2016 [cited 2018 dec 10]. Available from: http://promkes.kemkes.go.id/germas 5. Dinas kesehatan provinsi sulawesi tenggara. Gerakan Masyarakat hidup sehat. 2017 [cited 2018 dec 10]. Available from: http://dinkes.sultraprov.go.id/gerakan-masyarakat-untuk-hidup-sehatgermas.html 6.

Badan siber dan sandi negara. BSSN Mendukung Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). 2018 Jul 18 [cited 2018 dec 10]. Available from: https://bssn.go.id/bssn-mendukung-gerakan-masyarakat-sehat-germas/

7.

Kementrian perindustrian republik indonesia. Menperin Ajak Industri Dukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2018 Nov 23 [cited 2018 dec 10]. Available from: http://www.kemenperin.go.id/artikel/16565/Menperin-AjakIndustri-Dukung-Gerakan-Masyarakat-Hidup-Sehat

8.

Gerakan revolusi mental. Pemerintah Luncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di 10 Kabupaten/Kota. 2016 [cited 2018 dec 10]. Available

19

from: https://revolusimental.go.id/pers/pemerintah-luncurkan-gerakanmasyarakat-hidup-sehat-di-10-kabupaten-kota 9. Palapa news. Peduli Kesehatan, Kecamatan Benda Gencarkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2018 Jul 24 [cited 2018 dec 10]. Available from: https://palapanews.com/2018/07/24/peduli-kesehatan-kecamatan-bendagencarkan-gerakan-masyarakat-hidup-sehat/ 10.

Magister keperawatan universitas syahkuala. Optimalisasi Program Germas. 2017 [cited 2018 Dec 10]. Available from: http://www.mkep.unsyiah.ac.id/publikasi-mahasiswa/optimalisasiprogram-germas

11. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Germas Aksi Nyata Hidup Sehat. Warta Kesmas. 2017;1:1-23. 12. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Masyarakat Hidup Sehat Indonesia Kuat. Buku Panduan Masyarakat Hidup Sehat. 2016. h. 1-33.

20

LAMPIRAN

21

22

23

Related Documents


More Documents from "yesi"