Laporan Prospektus Kawasan Untuk Perencanaan Interpretasi Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango_kelompok 6 Fix.docx

  • Uploaded by: Huky Arvi Loany
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Prospektus Kawasan Untuk Perencanaan Interpretasi Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango_kelompok 6 Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 35,707
  • Pages: 256
LAPORAN PROSPEKTUS KAWASAN UNTUK PERENCANAAN INTERPRETASI JALUR MANDALAWANGI-CIBEUREUM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO (TNGGP)

Oleh : KELOMPOK 6 Aldino Sastra Wijaya Nurul Qayyimah Tsania Akmala Naila Humaira Nabila Aileen FP Hermalinda Yara Falmira Bella Oktavianita Irza Farabi Yuniati Fadilah Flamora Gresafira C Indah Pratiwi

(I34160001) (I34160002) (I34160020) (I34160040) (I34160139) (I34160054) (I34160061) (I34160064) (I34150100) (I34160110) (I34160148) (I34160152)

Dosen Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib MS Tri Rahayu Ningsih S.Hut, M.Si Asisten Praktikum Yoga Rudianto (E34140061)

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor 2018

PENDAHULUAN Latar Belakang Prospektus merupakan suatu ringkasan atau data dasar yang menggambarkan perkembangan semua program interpretasi pada suatu wilayah/kawasan dan merupakan suatu garis besar kondisi kawasan, bukan suatu perencanaan akhir tentang apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh penginterpretasi. Prospektus bisa panjang ataupun pendek, namun yang penting adalah mudah dimengerti dan merupakan data dasar untuk pengembangan interpretasi. Sebelum menyusun perencanaan program interpretasi disusun dulu suatu prospektus yang merupakan suatu perencanaan akhir tentang apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh interpreter. Jadi, prospektus kawasan sangat berkaitan dengan interpretasi karena prospektus sebagai dasar untuk perkembangan interpretasi. Data yang dibutuhkan untuk penyusunan prospektus antara lain meliputi keseluruhan kondisi kawasan termasuk sumberdaya, program interpretasi dan sarana prasarana/fasilitas interpretasi, karakteristik dan penilaian pengunjung terhadap sumberdaya, serta pengetahuan masyarakat tentang sumberdaya dan interaksinya dengan sumberdaya. Data tersebut dapat dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara dan observasi lapang. Kegiatan interpretasi diadakan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang meliputi kawasan Mandalawangi dan Cibereum. Tujuan program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah sebagai suatu proses untuk meningkatkan pemahaman pengunjung terhadap sumber daya dan potensi yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tersebut. Sebagaimana maksud dari interpretasi lingkungan menurut (Sipayung et al. 2017) bahwa interpertasi lingkungan dapat berperan penting dalam ekowisata dengan memberikan edukasi kepada pengunjung tentang potensi kawasan, informasi tentang konsekuensi pada setiap tindakan dan mengubah perilaku pengunjung untuk melestarikan lingkungan. Sedangkan (Muntasib 2003 dalam Sipayung et al. 2017) menjelaskan bahwa interpretasi lingkungan memiliki tujuan untuk memberikan pengertian kepada seseorang tentang pengetahuan baru, wawasan baru, antusiasme baru, dan daya tarik baru. Interpretasi lingkungan juga sebagai media komunikatif dalam penyampaian informasi antara sumberdaya dan pengunjung. Dasar pemilihan lokasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango karena letak yang strategis dan merupakan salah satu taman nasional tertua dan menarik di Jawa Barat. Selain itu, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat dijadikan lokasi untuk rekreasi (Mandalawangi), pendakian, penelitian, widyawisata/pendidikan, maupun berkemah. Tujuan 1. Mengidentifikasi kondisi umum Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang meliputi kawasan Mandalawangi dan Cibereum

2. Mengidentifikasi tujuan program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 4. Menganalisis program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 5. Menganalisis isi dan program perencanaan interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 6. Menganalisis studi yang mendukung program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 7. Mengidentifikasi sejauh mana peningkatan keahlian staff di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 8. Mengidentifikasi perkiraan harga untuk rencana program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 9. Mengidentifikasi peta lokasi secara keseluruhan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango METODELOGI Lokasi dan Waktu Praktikum dilaksanakan di lokasi praktikum yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Mandalawangi dan Cibereum) pada tanggal 22 September 2018. Pengumpulan data awal dilaksanakan selama 2 minggu pada minggu ke 3 dan 4 praktikum. Penyusunan prospektus dilaksanakan pada minggu ke 5. Minggu ke 2 digunakan untuk persiapan, yang meliputi survey awal, penyusunan panduan wawancara dan kuesioner, serta persiapan perlengkapan lainnya. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat tulis, kamera handphone, busur, jam, kompas, protaktor, klinometer, pita ukur, tambang (tali), dan tepung terigu. Selain itu, digunakan pula kuisioner untuk pengunjung, panduan wawancara untuk pengelola, serta panduan wawancara untuk masyarakat. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi studi pustaka, wawancara kepada pengelola, wawancara kepada masyarakat, wawancara kepada pengunjung, serta pengamatan/observasi lapang. Data yang dikumpulkan meliputi kondisi kawasan, sumberdaya yang ada di dalam kawasan, program dan layanan interpretasi yang sudah ada dan direncanakan, aksesibilitas dan fasilitas yang telah ada dan direncanakan, permasalahan terkait interpretasi, sejarah/mitos/legenda

terkait sumberdaya, interaksi masyarakat dengan sumberdaya, karakteristik pengunjung, dan persepsi pengunjung terhadap kawasan dan program interpretasi di kawasan. E. Isi Laporan Prospektus 1.

Kondisi Umum Kondisi Umum Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak di wilayah tiga Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Ditetapkan pada tahun 1980, taman nasional ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terutama didirikan untuk melindungi dan mengkonservasi ekosistem dan flora pegunungan yang cantik di Jawa Barat. Pada tanggal 10 Juni 2003 kawasan TNGGP diperluas dengan area hutan di sekitarnya menjadi 22,851 hektare. Di awal tahun 2007, tanggal 1 Februari, melalui SK menteri kehutanan UPT Balai TNGGP ditingkatkan dari eselon III jadi eselon II dengan nama Balai Besar TNGGP. Pada tanggal 21 Maret 2016 luas kawasan TNGGP menjadi 24.278,85 hektar. Wilayah TNGGP mencakup dua puncak Gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya. Pada tahun 1979 Pemerintah Indonesia melalui keputusan Menteri Pertanian menunjuk kawasan hutan Gunung Gede Pangrango seluas 14.000 ha, yang melingkup kedua puncak gunung beserta tutupan hutan di lereng-lerengnya, sebagai kawasan Suaka Alam/Cagar Alam (CA). Kemudian 6 Maret 1980 cagar alam ini ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pada tahun 2009 dilakukan serah terima pengelolaan kawasan hutan dari Perum Perhutani III Jawa Barat dan Banten kepada Balai Besar TNGGP, dengan total area yang dialihkan pengelolaannya seluas 7.655,03 ha, sehingga total luasan TNGGP lalu menjadi 22.851,03 ha. Kondisi aksesibilitas menuju kawasan ada enam pintu wisata menuju kawasan TNGGP yaitu: Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana, dan Situgunung. Terdapat beberapa pembangunan di beberapa titik lokasi yang bertujuan memudahkan dan membuat pengunjung semakin nyaman berada di kawasan TNGGP. Contohnya ada beberapa jalan di kawasan TNGGP sedang diperbaharui dan dibuat lebih nyaman. Berdasarkan data statistik Balai Besar Gunung Gede Pangrango 2016, maka jumlah pengunjung pada tahun 2016 secara keseluruhan adalah 162.184 orang. Jumlah tersebut sudah mencakup jumlah pengunjung dari rekreasi (Mandalawangi), pendakian, penelitian, widyawisata/pendidikan, berkemah. Jumlah tersebut sudah mencakup pengunjung dalam dan luar negeri.

Pada tahun 2016 jumlah pengunjung Mandalawangi secara keseluruhan dari dalam negeri adalah 70.161 orang, sementara pengunjung dari luar negeri 589 orang. Sejak bulan Januari hingga Desember, pengunjung wisata terbanyak adalah pada bulan Juli dengan jumlah 10.902 (dalam negri) dan 176 orang (luar negeri). Tingginya pengunjung yang datang pada bulan Juli dikarenakan bertepatan dengan libur sekolah. Sementara jumlah pengunjung yang paling sedikit pada tahun 2016 terdapat pada bulan Juni dengan jumlah 1700 pengunjung dalam negeri, tidak terdapat pengunjung luar negeri. Pada tahun 2016 jumlah pengunjung TNGGP untuk pendakian secara keseluruhan dari dalam negeri adalah 68.242 orang, sementara pengunjung dari luar negeri 441 orang. Sejak bulan Januari hingga Desember, pengunjung wisata terbanyak adalah pada bulan April dengan jumlah 13.195 orang (dalam negri) dan 84 orang (luar negri). Sementara jumlah pengunjung yang paling sedikit pada tahun 2016 terdapat pada bulan Januari, Februari, Maret dan Agustus dimana tidak terdapat pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Bumi Perkemahan Mandalawangi Cibodas atau Mandalawangi Cibodas Camping Ground adalah sebuah bumi perkemahan yang berada di kawasan Wisata Cibodas. Letaknya berdampingan atau tepatnya di pintu keluar Kebun Raya Cibodas dan berada di kompleks Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Karena letaknya di bawah kaki Gunung Gede Pangrango, Bumi Perkemahan Mandalawangi Cibodas memiliki nuansa alam yang masih segar, sejuk dan indah sehingga menjadi salah satu favorit wisata berkemah bagi para petualang dan penyuka kegiatan luar ruangan lainya (Outdoor Activities). Bumi Perkemahan Mandalawangi Cibodas memiliki kondisi geografisnya terdiri dari sungai, danau, tanah kerikil yang mudah menyerap air, tanah rerumputan, semak, pepohonan, hutan dan keadaan suhu yang relatif dingin. Hal ini menjadi medan yang baik dan juga ideal untuk dijadikan tempat camping atau perkemahan. Selain itu areal perkemahan yang luas dan beragam sehingga Anda bisa memilih sendiri lokasi perkemahan yang ideal sesuai kebutuhan dan selera. Begitu kita memasuki arealMandalawangi Camping Ground, kita akan dihadapkan pada patung komodo yang mulutnya terbuka dan berfungsi sebagai jalan atau terowongan. Karena itulah, sebagai masyarakat menyebut Taman Mandalawangi ini sebagai Taman Komodo. Selain sebagai bumi perkemahan, di sini juga terdapat beberapa objek wisata yang tak kalah menarik untuk dinikmati. Diantaranya adalah Danau Mandalawangi Cibodas, sungai Cikundul, jungle track, air terjun Rawa Gede, perahu dayung, patung Dinosaurus, dan juga fasilitas high rope seperti flying fox, lintas danau, lintas tali pohon, dan spidet net. Jalur pendakian merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Terdapat tiga jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yaitu jalur pendakian Cibodas, Jalur Pendakian Gunung Putri, dan Jalur Pendakian Selabintana. Tiap-tiap jalur memiliki kuota maksimum pendaki perhari. Yaitu 300 untuk jalur pendakian cibodas, 200 untuk jalur pendakian

Gunung putri, dan jalur pendakian selabintana 100 pendaki. Penbatasaam kuota tersebut berkenaan dengan tingkat kesulitan jalur yang dihadapi dalam pendakian. Jalur yang memiliki tingkat risiko yang paling tinggi ada pada jalur Selabintana sehingga kuotanya paling sedikit untuk masalah keamanan. Selain itu alasan lain adalah agar jumlah pengunjung tidak melebihi batas carrying capacity untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan keindahan untuk menjaga keasrian jalur pendakian tersebut. 2. Tujuan Program Program interpretasi ada dengan tujuan mengembangkan interpretasi untuk meningkatkan pemahaman pengunjung mengenai sumberdaya yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Interpretasi lingkungan merupakan media komunikasi untuk menghubungkan pengunjung dengan sumberdaya yang ada pada kawasan. Interpretasi ini berperan agar membantu pengunjung mengetahui dan memahami potensi kawasan serta meningkatkan kepuasan pengunjung. 3. Faktor yang Memengaruhi Interpretasi 3.1 Lingkungan dan Sumberdaya Interpretasi Untuk saat ini pihak TNGGP sudah melaksanakan program interpretasi seperti pengenalan sumber air, flora, dan potensi wisata lainnya. Pihak TNGGP juga menyesuaikan request dari pengunjung yang membutuhkan interpreter untuk menjadi pengarah wisata. Misalnya saja rombongan pengunjung SD, pihak TNGGP mengadakan program interpretasi seperti pengenalan sumber-sumber air. Tidak hanya itu ada juga pengunjung TNI atau POLRI yang biasanya datang untuk mengadakan acara gathering atau outbound, sampai saat ini pihak TNGGP masih menerima request pengunjung karena belum adanya program interpretasi secara tetap. a.

Letak Geografis Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango secara geografis Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak antara 106º51`107º02`BT dan 6º41`-6º51` LS. Sedangkan secara administrastif Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) termasuk salah satu Taman Nasional yang berada dalam wilayah tiga Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur dengan total luasan 24.270,80 Ha dengan Batasan wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Barat Sebelah Selatan Sebelah Timur

: Wilayah Kabupaten Cianjur dan Bogor : Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor : Wilayah Kabupaten Sukabumi : Wilayah Kabupaten Cianjur

Wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mencakup dua puncak gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terbagi menjadi 22 resort dengan 6 resort utama Resort Mandalawangi (Cibodas), Gunung Putri, Cisarua, Bodogol, Selabintana dan Situgunung sebagai pintu masuk. b.

Cuaca dan Iklim Berdasarkan klasifikasi iklim Schmid-Ferguson, TNGGP termasuk ke dalam tipe iklim A curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu TNGGP merupakan salah satu daerah terbasah di Pulau Jawa. Suhu udara rata-rata di puncak gunung antara 10° - 18° C pada siang hari dan pada malam hari 50° C. Musim hujan berlangsung pada bulan Oktober s/d Mei. Curah hujan tahunan berkisar antara 3000 - 4.000 mm per tahun dengan curah hujan rata-rata per bulan 200 mm dan meningkat sampai 400 mm pada bulan Desember s/d Maret. Kelembaban udara berkisar 80% - 90% (Trimarsito, 2010) . c.

Sejarah alam Berdasarkan Besliut van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie, 17 Mei 1889 No. 50 tentang Kebun Raya Cibodas dan areal hutan di atasnya ditetapkan sebagai contoh flora pegunungan Pulau Jawa dan merupakan cagar alam dengan luas 240 Ha. Selanjutnya dengan Besluit van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie, 11 Juni 1919 No. 33 staatsblad No. 329-15 memperluas areal dengan hutan di sekitar Air Terjun Cibeureum. Tahun 1919 dengan Besliut van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie, 11 Juli 1919 No. 83 staatsblad No. 392-11 menetapkan areal hutan lindung di lereng Gunung Pangrango dekat desa Caringin sebagai Cagar Alam Cimungkad, seluas 56 ha. Sejak tahun 1925 dengan Besliut van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie, 15 Januari 1925 No. 17 staatsblad 15 menarik kembali berlakunya peraturan tahun 1889, menetapkan daerah puncak Gunung Gede, Gunung Gumuruh, Gunung Pangrango, dan DAS Ciwalen Cibodas sebagai Cagar Alam Cibodas dengan luas 1040 Ha. Daerah Situgunung lereng Selatan Gunung Gede dan bagian Timur Cimungkad ditetapkan sebagai taman wisata seluas 100 Ha, melalui SK Menteri Pertanian No. 461/Kpts/Um/31/75 tanggal 27 November 1975. Unesco pada tahun 1977 menetapkan, kompleks Gunung Gede Pangrango dan wilayah di sekitarnya yang dibatasi jalan raya Ciawi – Sukabumi – Cianjur sebagai Cagar Biosfer Cibodas, dengan kawasan konservasi sebagai zona inti Cagar Biosfer Cibodas. Pada tahun 1978, bagian-bagian lainnya, seperti kompleks hutan Gunung Gede, Gunung Pangrango Utara, Cikopo, Geger Bentang, Gunung Gede Timur, Gunung Gede Tengah, Gunung Gede Barat, dan Cisarua Selatan ditetapkan sebagai Cagar Alam Gunung Gede Pangrango dengan luas 14.000 Ha. Dengan

diumumkannya lima buah taman nasional pertama di Indonesia oleh Menteri Pertanian pada tanggal 6 Maret 1980, maka kawasan Cagar Alam Cibodas, Cagar Alam Cimungkat, Cagar Alam Gunung Gede Pangrango, Taman Wisata Situgunung, dan hutan alam di lereng Gunung Gede Pangrango, berstatus sebagai TNGGP, dengan luas 15.196 Ha. Melalui SK Menteri Kehutanan No. 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 kawasan TNGGP diperluas dengan areal hutan di sekitarnya menjadi 22.851 Ha. Di awal tahun 2007, melalui SK Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 tanggal 01 Februari 2007, UPT Balai TNGGP ditingkatkan dari eselon III menjadi eselon II dengan nama Balai Besar TNGGP. e.

Nilai sejarah Adanya kepercayaan bahwa di kawasan Cibeureum, ada suatu batu besar di air terjun Cikundul. Menurut legenda setempat, tempat formasi batu tersebut berada dahulu merupakan tempat dimana seorang yang dipercayai sangat sakti sedang bersila dan melakukan meditasi, saking lamanya bersila dan meditasi, akhirnya orang sakti tersebut berubah menjadi batu. Pada hari kiamat, dipercayai bahwa dia akan berubah wujud menjadi manusia kembali. Dalam cerita ini, kejadian alam dan spritual tidak dapat dipisahkan. Selain itu, pada tahun 1957, jauh sebelum istilah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango muncul, terdapat operasi Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) di Gunung Gede Pangrango dengan mengerahkan masyarakat menggunakan sistem Pagar Betis untuk mengepung kelompok DI/TII. Sistem Pagar Betis ini merupakan sistem dengan pelaksanaan isolasi total dengan tujuan agar kelompok tersebut menyerah. Sistem tersebut berhasil dibuktikan dengan menyerahnya seorang tokoh DI/TII yang bernama Zaenal Abidin alias Heru Cokro. Selain itu, pada tahun 1728, Kawasan sekitar Gunung Gede Pangrango diperuntukkan bagi penanaman beberapa jenis teh oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian pada tahun 1830 pemerintah kolonial membuat Taman Botani di wilayah Cibodas yang pada akhirnya menjadi cikal bakal Kebun Raya Cibodas. Kebun Raya Cibodas ini kemudian hari menjadi cikal bakal berdirinya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. f.

g.

Arkeologi Tidak terdapat obyek arkeologi di kawasan Taman Nasonal Gunung Gede.

Nilai-nilai tertentu Nilai yang masih dianut oleh sebagian masyarakat di Kawasan Gunung Gede Pangrango adalah kentalnya adat istiadat untuk berziarah. Meskipun modernisasi terus berjalan, masih saja ada orang-orang yang berziarah dan meletakan sesaji di spot-spot tertentu seperti di lokasi (patok) hilangnya Prabu

Siliwangi di Gunung Gemuruh dengan tujuan tertentu seperti untuk mendapatkan kesaktian dan kekayaan. h.

Keberadaan area biologis Flora

Keanekaragaman Flora Jalur Mandalawangi – Jalur Cibereum Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan hutan hujan tropis di Indonesia yang memiliki kekayaan keanekaragaman flora yang sangat tinggi.Berdasarkan situs resmi Taman Nasional Gunung Gede Pangrangojenis-jenis tumbuhan yang terdapat di kawasan tercatat lebih dari 1.000 jenis. Jenis-jenis flora ini di antaranya adalah Altingia excelsa (rasamala), Anaphalis javanica (Edelweis), Calamus sp. (Rotan Buluh), Castanopsis argentea (Saninten), Dendrobium hasseltii (Anggrek), Ficus variegata (Kondang), Nepenthes gymnamphora (Kantong Semar), dan Schima wallichii (Puspa).Sementara itu, tumbuhan endemik Pulau Jawa yang terdapat di kawasan ini adalah Edelweis (Anaphalis javanica), Lumut Merah (Sphagnum gedeanum), Dioscorea blumei, Dioacorea platycarpa, Amomum pseudofoetens, dan beberapa jenis Anggrek, seperti Corybas praetermissus, Malaxis sagitta, Stigmatodactylus javanicus, dan Liparis mucronatus.Dari hasil pengamatan prospektus dua kawasan yaitu pada jalur Mandalawangi dan jalur Cibereum ditemukan sebanyak 29 spesies tumbuhan yang memiliki daya tarik tersendiri. 1. Jalur Mandalawangi Data flora pada jalur mandalawangi sebagai berikut : a. Cemara Kipas (Platycladus orientalis) Cemara Kipas (Platycladus orientalis) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Cupressaceae Genus : Platycladus Spach Spesies : Platycladus orientalis (L) Franco Tanaman ini memiliki ciri morfologi sistem perakaran tunggang dan warna akarnya putih kekuningan, mempunyai tinggi mencapai sekitar 3-5 meter. Tamanan cemara kipas mempunyai bentuk keseluruhan yang mengerucut.Tanaman cemara kipas memiliki batang yang berdiri tegak dan berbentuk bulat.Batang cemara kipasmempunyai permukaan yang kasar, dan berwarna cokelat serta percabangan banyak.Tanaman cemara kipas mempunyai daun yang majemuk dan berwarna hijau. Cemara kipas memiliki cabang daun yang mengerucut ke samping membentuk layaknya kipas dan

bersisik.Daun cemara kipas ini berbentuk pipih seperti jarum-jarum yang tumpul.Tanaman cemara kipas memiliki bunga yang termasuk ke dalam golongan bunga tunggal dan berumah satu.Bunga bertina cemara kipas berbentuk seperti cawan bercangap dua dan terletak di bagian ujung cabang serta berwarna hijau.Selain itu, tanaman cemara kipas memiliki buah kotak yang berbentuk bulat dan keras.Diameter buah cemara kipas sekitar 5-8 mm, berwarna cokelat dan biji yang berbentuk bulat dan pipih serta berwarna cokelat. Keunikan dan kekhasannya adalah sebagai produksi oksigen, sering dijadikan sebagai pohon perayaan natal. Pemanfaatan pada bagian daun digunakan sebagai peneduh, memproduksi oksigen dengan cara kayunya dibentuk sesuai bentuk perabotan yang diinginkan. Selain itu, memanfaatkan segala bagian yang ada pada pohon cemara sebagai bumbu masakan, makanan, dan penghias rumah.Penyebaran pada jalur Mandalawangi terdapat di sepanjang jalan jalur satu HM 0. b. Pinus (Pinus merkusii) Pinus (Pinus merkusii)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Pinaceae Genus : Pinus L. Spesies : Pinus merkusii Jungh & Vnese ex Vriese Tanaman ini memiliki ciri morfologi akar tunggang, struktur perakarannya kuat mencengkram tanah, bercabang-cabang dan umumnya berwarna cokelat. Akar lembaga akan terus tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang dan menjadi akar yang lebih kecil, menyebabkan daerah perakaran menjadi luas dan jangkauan penyerapan air dan unsur hara lebih luas juga. Morfologi batang pohon pinus mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke atas semakin mengecil, sehingga jika dilihat dari kejauhan membentuk seperti mengecil, kerucut atau limas yang memanjang.Bentuk batangnya membuat tajuk pohon muda berbentuk menyerupaipiramid, setelah tua menjadi menyebar dan rata.Arah tumbuh batang pinus yaitu tegak lurus ke atas.Permukaan batang pinus retak-retak dan berwarna kecokelatan.Percabangan batangnya monopodial, yaitu batang pokok tampak lebih jelas dan lebih cepat pertumbuhannya dari pada cabang-cabang.Morfologi daun tanaman pinus merupakan daun majemuk. Tidak ada bagian yang lebar dari bentuk daun pinus dari pangkal sampai ujung daun hampir sama

lebarnya. Panjang daun sekitar 10-20 cm, bagian-bagian tepi daun merata.Rantingnya berukuran pendek berbentuk seperti jarum. Morfologi bunga dan biji tanaman pinus mempunyai buah yang berbentuk kerucut, silindris dengan panjang 5-10 cm serta lebar kirakira 2-4 cm. Bijinya berbentuk pipih atau bulat oval, dilengkapi dengan sayap yang dihasilkan pada setiap dasar bunga atau sisik buah. Setiap sisik menghasilkan dua biji.Warna biji umumnya putih keuningan. Keunikan dan kekhasannya yaitu bentuk daunnya yang memipih seperti jarum dan berkelompok dan coraknya istimewa. Pemanfaatan pada bagian kayu pinus digunakan untuk berbagai keperluan seperti konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit sementara pada bagian hasil non kayunya berupa getah (resin) menghasilkan produk gondorukem dan terpenting yang bernilai jual tinggi. Kegunaan gondorukem adalah untuk bahan baku industri kertas, keramik, plastik, cat, batik, sabun, tinta cetak, politur, farmasi, kosmetik dll. Selain itu, pada bagian kulit digunakan untuk antioksidan dengan cara diekstraksi. Penyebarannya pada jalur Mandalawangi hanya pada beberapa tempat saja jalur satu HM 0. c. Pandan hutan (Pandanus Tectorius) Pandan hutan (Pandanus Tectorius) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Ordo : Pandanales Famili : Pandanaceae Genus : Pandanus Spesies : P.tectorius Tanaman ini disebut juga pohon pandan tikar yang memiliki tinggi rata-rata bisa mencapai 10 meter, ketika ukurannya mencapai empat meter, batangnya tumbuh tunggal, setelah itu tumbuh cabangcabang. Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya matahari penuh di tanah gambut, tanah berkapur dan tanah pesisir dengan kadar garam tinggi, serta tahan terhadap hembusan angin kencang. Pandan Tikar termasuk tumbuhan berumah dua. Bunga jantan berupa tongkol berukuran antara 25 – 60 cm, menggantung terselubung dalam seludang berwarna putih-kuning dan wangi, sedangkan bunga betinanya berbentuk bulat bergaris tengah sekitar 5 cm. Daunnya berbentuk pita dengan ukuran panjang 80 - 180 cm dan lebar 4 - 8 cm berwarna hijau kebiruan dan berlilin, bertulang daun sejajar, dengan duri yang menempel pada tepi daun dan sisi bawah ibu tulang daun, berujung meruncing. Buahnya berbentuk bulat telur dan berbentuk bola dengan ukuran garis tengah antara 4 –

20 cm, kulit buah berwarna hijau, kuning cenderung jingga dan menjadi merah bila masak. Keunikan dan kekhasanya adalah ukurannya yang besar. Pemanfaatan pada bagian daun digunakan untuk bahan anyaman halus dengan cara diambil bagian daunnya. Di Hawaii, tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat, ujung akar gantungnya di jus untuk mengatasi scrofula (infeksi tuberkulosis kulit leher yang disebabkan oleh mikroba (Mycobacterium tuberculosis), sedangkan jus akar yang dicampur dengan bunga jantan yang sudah ditumbuk dan diberi minyak kelapa dapat digunakan sebagai pencahar, tidak hanya itu, kulit buahnya yang telah masak dapat digunakan juga untuk menyembuhkan masalah saluran kemih. Sementara di Fiji, teh yang terbuat dari daun pandan tikar diminum sebagai obat diare dan saringan cairan pada akar gantung dapat diminum untuk menyembuhkan asma dan sakit pinggang . Minuman dari cairan akar gantung yang tumbuh di pangkal batang dicampur dengan kulit kayu bagian dalam dapat menyembuhkan serangan jantung.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya berada di satu tempat jalur satu HM 5. d. Bunga kecubung/terompet (Callamanda carthartica) Bunga kecubung/terompet(Callamanda carthartica)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Allamanda Spesies : Allamanda cathartica L. Tanaman ini merupakan tumbuhan perdu, perlu memanjat, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai 3-8 meter, mengandung getah, akar tunggang.Batang berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus, percabangan monopodial, arah cabang terkulai. Daun tunggal, berkarang, berbilangan 3-4 , tersusun berhadapan (folia oposita), bertangkai pendek warna hijau, bentuk jorong/bulat telur terbalik bentuk lanset, panjang 5-15 cm, lebar 2-5 cm, helaian daun tebal, tepi rata, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), permukaan atas dan bawah halus. Daun penumpu berada di ketiak, memiliki bentuk kelenjar. Bunga majemuk, berbentuk tandan (racemus) lepas di ujung, muncul di ketiak daun dan ujung batang. Kelopak terbagi dalam, taju tidak sama, bentuk lanset. Mahkota berbentuk corong (infundibuliformis) berwarna kuning, pada

pangkal agak melebar, sebagiannya ada yang melebar membentuk lonceng, panjang mahkota kurang lebih 8 cm sampai 7 cm, leher penuh dengan sisik yang terbelah dalam umbai, daun mahkota berlekatan (gamopetalus) taju mahkota luas bulat telur, menutup ke kiri. Tonjolan dasar bunga berbentuk cincin, berlekuk lima lemah. Bakal buah rata, beruang satu, papan biji dua, melekat di dinding, bakal biji banyak.Kepala sari tebal, silindris, di sebelah bawah dengan selaput mengarah ke bawah, pada ujung bertaju dua pendek, runcing. Keunikan dan kekhasan padabentuk bunganya yang menarik seperti terompet menghadap ke bawah.Warna bunga alamanda pada umumnya adalah kuning, namun terdapat juga bunga alamanda warna ungu, merah dan putih.Hal tersebut adalah variasi dikarenakan faktor genetik.Pemanfaatan Bunga alamanda memiliki manfaat sebagai tanaman hias.Meskipun tanaman ini memiliki potensi sebagai antibakteri, namun tanaman ini tidak bisadigunakan sebagai obat herbal karena seluruh kandungan tanaman bersifat racun allamandin yang dapat menyebabkan iritasi.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya berada di satu tempat jalur satu HM 5. e. Kalatea(Chalatea) Kalatea (Chalatea) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Ordo : Zingiberales Famili : Marantaceae Genus : Maranta Genus : M. lietzei Kalatea (Chalatea) memiliki ciri morfologi ukuran besar, tingginya dapat mencapai 1,5 m, ukuran daun yang mencapai panjang 60 cm dan lebar 26 cm, berwarna hijau tua dibagian atasnya dan warna coklat keunguan dibagian bawahnya dengan tangkai panjang dari warna hijau tua keperak-perakan sampai coklat keunguan. Keunikan dan kekhasannya pada daunnya bercorak dekoratif. Pemanfaatan pada bagian daun jika Chalatea besar sering dipergunakan sebagai pembungkus makanan, kue-kue dengan cara daun yang lebar dan besa dipotong dari dahannya, dijemur sebentar, dan dibersihkan. Penyebaranpada jalur Mandalawangi jalur dua HM 7. f. Sambang colok (Aaerva sanguinolenta L BI) Sambang colok (Aaerva sanguinolenta) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales

Famili Genus Spesies

: Amaranthaceae : Aerva : Aerva sanguinolenta L Bl

Tanaman sambang colok ini termasuk tanaman semak tahunan (perennial) tumbuh tegak dengan ukuran tanaman yang dapat mencapai sekitar 0,5-2 m. Batang tanaman sambang colok berbentuk bulat dengan pangkal berkayu, batang tanaman sambang colok beruas, berwarna merah keunguan dan memiliki banyak cabang. Akar tanaman sambang colok berakar tunggang berwarna merah keunguan. Daun tanaman sambang colok tunggal berwarna merah memiliki tangkai. Daun tanaman sambang colok letaknya saling berhadapan, dengan helaian daun tanaman sambang colok yang berbentuk bulat, dengan ujung daun tanaman sambang colok yang terbelah, tepi daun tanaman sambang colok rata, pangkal daun yang meruncing, pertulangan daun tanaman sambang colok menyirip. Pada bagian atas daun tanaman sambang colok berkilat, memiliki bulu pendek, dengan ukuran panjang daun sekitar 2-8 cm, dengan lebar 1-5 cm dan tangkai daun tanaman sambang colok memiliki ukuran panjang sekitar 1-6 cm. Bunga tanaman sambang colok ini majemuk berbentuk bulir muncul pada ketiak daun, dengan ukuuran panjang bunga sekitar 0,75-10 cm. Biji tanaman sambang colok ini berukuran kecil dengan warna hitam mengkilat. Budidaya tanaman sambang colok ini berkembangbiaknya menggunakan biji.Habitat tanaman sambang colok pada tanah yang subur pada daerah yang memiliki curah yang cukup dengan sinar matahari yang penuh dengan syarat hidup pada dataran rendah hingga 2000 m dari permukaan air laut. Keunikan dan kekhasannya adalah bentuk daun dan corak istimewa.Pemanfaatan pada bagian daun digunakan sebagai obat haid jika kurang teratur, obat untuk menghilangkan rasa nyeri haid, obat kencing jika kurang lancar, obat kurang darah, obat keputihan, obat cacing, dan obat radang rahim.Selain itu, tanaman sambang colok ini biasanya ditanam di depan rumah, dipot, pekarangan rumah. Penyebaran pada jalur Mandalawangi jalur dua HM 7. g. Bugenvil (Bougainvillea spectabilis) Bugenvil (Bougainvillea spectabilis)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllanae Famili : Nytaginaceae Genus : Bougainvillea

Spesies

: Bougainvillea glabra, Bougainvillea spinosa, Bougainvillea spectabilis, Bougainvillea peruviana, dan Bougainvillea buttiana Tanaman ini memiliki ciri morfologi akar tunggang, tumbuh vertikal, berserabut, dan melebar. Perakaran pada bunga ini akan menembus media tanah mencapai kedalaman 50-80 cm bahkan lebih tergantung varietesnya. Pada bagian batang bunga tegak lurus mencapai ketinggin 2-3 m bahkan lebih dengan permukaan halus hingga kasar dan berwarna kecoklatan.Selain itu, batang juga berkayu, berbentuk bulat memanjang dan berduri kecil serta memilii percabangan banyak. Daun bunga berbentuk oval memanjang dengan panjang 1-4 cm, bagian tepi permukaan daun rata, pertulangan menyirip antara 3-5 bahkan lebih, dan juga daun berwarna kehijauan muda hingga tua. Daun tanaman ini juga memiliki pertangkaian pendek dengan panjang 0,5-1 cm berwarna kecoklatan muda. Bagian bunga berbentuk majemuk atau paying yang tersusun dalam anakan paying yang bertangkai dengan jumah 1-7 anakan, masing-masing anakan memiliki tiga bunga. Keunikan dan kekhasan bunga ini merupakan jenis tanaman hias yang populer, tanaman ini memiliki bentuk kecil yang sukar tumbuh dengan tegak dan memiliki warna yang sangat beragam mulai dari putih, merah muda, dan tua, jingga, unggu.Pemanfaatan pada bunga kertas banyak ditemukan di perkarangan rumahan digunakan untuk tanaman hias dengan cara diletakkan di dalam pot, dapat digantung atau di dalam ruangan. Penyebaran pada jalur Mandalawangi jalur dua HM 9. h. Flamboyan (Delonix regia) Flamboyan(Delonix regia) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Delonix Raf. Spesies : Delonix regia (Bojer) Raf. Tanaman ini memiliki ciri morfologi pohon flamboyan tumbuh melebar membentuk seperti kanopi atau paying.Ketinggian tanaman ini yaitu sekitar 9-15 meter. Apabila tanaman ini tumbuh di daerah yang memiliki dua musim, maka akan gugur saat musim kemarau, tetapi akan tepi hijau pada musim semi dan dingin pada daerah dengan empat musim. Batang flamboyan sedikit bengkok dan kulitnya agak

kasar serta berwarna abu-abu.Morfologi daun flamboyan mempunyai bulu-bulu di bagian permukaannya.Sistem pertulangan daun flamboyan yaitu berbentuk menyirip dengan panjang daun kira-kira 30-80 cm dan lebar 11-25 cm. Daun flamboyan memiliki bulu dibagian permukaannya.Daun pohon 6-8 m tinggi dengan mahkota berbentuk parasol dan batang sangat sedikit bengkok dengan kulit abuabu, dan kasar.Morfologi bunga flamboyan mekar secara musiman, dan umumnya mekar saat pertengahan musim panas. Bunga flamboyan berwarna merah, mempunyai diameter kira-kira 8-15 cm. Bunga ini memiliki mahkota dengan empat kelopak berbulu yang berwarna merah atau oranye merah, panjangnya sekitar 4-7 cm. Bentuk kelopak bunga sedikit lebih besar yang ditandai dengan warna kuning dan putih.Bunga muncul saat pohon tidak memiliki daun.Benang sari berjumlah sepuluh, ramping dan berwarna merah. Keunikan dan kekhasannya adalah pohon besar dan bunga-bunga berwarna merah cerah. Selain itu, saat daun flamboyan berguguran, bunganya akan tumbuh berkembang dengan benarng sari setiap bunganya berjumlah sekitar sepuluh batang berwarna merah. Pemanfaatan pada bagian bunga, kayu atau batang dapat meningkatkan mood, menghias ruangan, membuat perhiasan, obat malaria, peneduh, dan bahan bangunan. Saat digunakan untuk bahan bangunancara penggunaanya yaitu kayu dari tanaman flamboyan dipisahkan dari bunganya. Penyebaran pada jalur Mandalawangi jalur dua HM 14. i. Agave biru(Agave tequila) Agave biru (Agave tequila) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Order : Asparagales Famili : Asparagaceae Genus : Agave Species : A. tequilana Tanaman ini tumbuh di tempat yang tingginya lebih dari 1.500 meter dan tumbuh di tanah gembur dan berpasir.Tanaman agave biru tumbuh menjadi tanaman sukulen besar, dengan daun berdaging dan berduri yang bisa mencapai lebih dari dua meter. Agave akan tumbuh menjadi tangkai tinggi ketika berusia sekitar lima tahun dan bertambah setinggi lima meter dengan bunga kuning dipuncaknya. Tangkai ini akan dipotong dari tanaman komersial sehingga tanaman akan menempatkan lebih banyak energi ke jantungnya. Ciri morfologi lainnya yaitu berbentuk duri, daun tersusun serat, bentuk oval dengan ujung melancip, dan warna hijau.

Keunikan dan kekhasannya adalah bentuk daun dan corak istimewa. Pemanfaatannya pada serat dapat digunakan untuk pembuatan tali, industri kerajinan dengan cara agave dipotong kemudian dikeringkan, setelah itu dimasukkan kepada alat pemisah sehingga tersisa serat halus sebagai output.Selain itu, tanaman ini menghasilkan gula dalam jumlah tinggi, sebagian besar dalam bentuk fruktosa dan memiliki sifat yang cocok untuk membuat minuman beralkohol.Penyebaran jalur Mandalawangi jalur dua HM 15. j. Harendong bulu(Clidemia hirta) Harendong bulu (Clidemia hirta)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Order : Myrtales Famili : Melastomataceae Genus : Clidemia Species : Clidemia hirta (L.) D. Don Tanaman ini merupakan habitus perdu yang tegak dan naik dengan tinggi 0,5-2 m. morfologi pada batang harendong bulu yaitu berkayu, bulat, berbulu rapat atau bersisik, percabangan simpodial, coklat. Selanjutnya pada bagian daun yang tunggal, bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau.Bunga majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung meruncing, daun pelindung bersisik, ungu kemerahan, benang sari 8-12, panjang kurang lebih3 cm, merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu dan putih.Buahnya berbentuk buni, bulat telur dan warnanya ungu seperti biji harendong bulu yang berbentuk kecil.Harendong bulu tumbuh di dataran rendah hingga kurang lebih 1.500 m dpl. Keunikan dan kekhasannya adalah bentuk bunga yang unik, kelopak berlekatan, dan berbulu. Pemanfaatan pada daunnya bisa digunakan sebagai pencuci luka bernanah dengan cara mengambil beberapa lembar daun, kemudian diremas-remas dan diusap-usapkan sambil mandi atau dicuci pada luka. Ulangi beberapa kali dalam seminggu.Daun ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan lendir ikan saat membersihkan atau penghilang rasa pahit pada daun pepaya atau pepaya muda sebelum dimakan. Saat dalam keadaan darutat, pada bagian buah Harendong bulu yang sudah masak berwarna ungu merupakan makanan ringan di perjalanan yang berasa manis. Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya berada di sepanjang jalur tiga HM 17.

k. Paku andam(Dicranopteris linearis) Paku andam (Dicranopteris linearis) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Polypodiopsida Ordo : Gleicheniales Famili : Gleicheniaceae Genus : Dicranopteis Bernh Spesies : Dicranopteris linearis (Burm f) Underw Tanaman ini memiliki ciri morfologi akar rimpang yang tumbuh di dekat permukaan tanah dan mengeluarkan batang yang keras serta tumbuhnya kearah atas.Tumbuhan berjenis paku-pakuan ini tumbuh melilit dan mempunyai cabang yang seperti garpu.Paku ini bisa tumbuh mencapai sekitar 1-3 m. Daun menyirip berjajar dua, tangkai bercabang. Daun tanaman paku ini memiliki stomata di bagian bawah daunnya yang berupa bintil-bintil, warna daun hijau dan mempunyai ukuran panjang sekitar 3-7 cm. Tanaman ini menyukai tempat yang teduh dan lembab, biasanya di tebing, dan ketinggian 200-1500 m di atas permukaan laut. Keunikan dan kekhasannya adalah tanaman yang termasuk ke dalam golongan paku-pakuan yang berukuran besar dan sering ditemui tumbuh di tebing tepi jalan atau pegunungan. Pemanfaatan tanaman paku ini ternyata sebagai bahanbaku kerajinan anyaman yang memiliki nilai ekonomis. Penyebaran pada jalur Mandalawangi berada di sepanjang jalur tiga HM 17. l. Rasamala (Altingia excelsa) Rasamala (Altingia excelsa) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Saxifragales Famili : Altingiaceae Genus : Altingia Spesies : Altingia excelsaNoronha Tanaman ini tumbuh di hutan rimba dan tumbuh optimal sampai ketinggian 1.700 m dpl. Tingginya dapat mencapai 45 meter lebih.Kayunya berwarna kuning keras dan padat.Batang dan dahannya banyak mengeluarkan getah damar.Kulit kayu Rasamala bertekstur halus dan berwarna abu-abu Keunikan dan kekhasannya adalah pada kayunya yang kuat dan menghasilkan damar yang berbau harum dan menjadi bahan campuran

pengharum ruangan, Pohon Rasamala yang masih muda memiliki tajuk rapat dan berbentuk seperti piramid. Pemanfaatannya pada bagian kayu digunakan sebagai bahan untuk jembatan, bantalan relkereta api, tonikum dengan cara benih diekstraksi dengan melakukan penjemuran selama dua hari atau bisa juga dengan menggunakan pengering benih dengan suhu 38-42 C selama 20 jam.Daun yang masih muda berwarna merah dan dapat disayur, dilalap, atau menjadi obat batuk.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya di tempat-tempat tertentu jalur tiga HM 17. m. Congkok(Curculigo cavitulata) Congkok (Curculigo cavitulata) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Liliopsida Ordo : Liliales Famili : Amaryllidaceae Genus : Curculigo Spesies : Curculigo cavitulata Tanaman ini merupakan herba tahunan, berambut atau gundul, dengan rhizome tebal.Daun radikal, biasanya bertangkai, menggaris sampai mendekati ellips.Buah berdaging, seperti berry, indehiscent atau secara tak teratur dehiscent, biji sedikit.Biji berwarna hitam, agak membulat.Panjang tangkai daun mencapai 1 m. Buah bulat telur, panjang 10-25 mm, berjanggut panjang, putih sampai hijau, manis. Keunikan dan kekhasan tanaman ini adalah menyukai keteduhan atau kondisi tanpa sinar matahari, dengan kandungan air yang banyak.Pemanfaatan pada tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman hias, termasuk tumbuhan survival dan pada bagian daunnya bisa digunakan untuk membersihkan tubuh.Di Kalimantan dan Semenanjung Malaysia serat daunnya dibuat menjadi jaring ikan.Sementara pada bagian buah enak dimakan karena rasanya seperti ketimun manis dan menambah nafsu makan. Selain itu, pada bagian ujung batang dan akar digunakan untuk mengobati demam.Adapula, rebusan bunga dan akar sebagai obat sakit perut dan diuretic, sementara itu rebusan rhizome digunakan untuk mengobati menorrhagia dan diaplikasikan sebagai lotion untuk obat ophthalmia.Umbutnya dapat digunakan untuk bahan makanan baik dimakan langsung, disayur, ditumis atau dikukus.Penyebaran pada jalur Mandalawangi terdapat di sepanjang jalan jalur tiga HM 17. n. Honje (Etlingera elatior) Honje (Etlingera elatior) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae

Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Magnoliophyta : Liliopsida : Zingibeales : Zingibeaceae : Etlingera : E. elatior

Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisangpisangan.Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 m.Batang-batang semu bulat gilig, membesar di pangkalnya, tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah.Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerahjambuan ketika masih muda.Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di batang semu dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda. Bunga dalam karangan berbentuk gasing.Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm. Buah berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10-20 cm masing-masing butir 2-2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Berbiji banyak, coklat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau kemerahan yang berasa masam. Keunikan dan kekhasannya adalah bunga dan buahnya masam dan berbau harus khas. Peamnfaatannya Honje juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua caramenggosokkan langsung batang semu honje ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun honje hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk campak.Dari rimpangnya, orang-orang Sunda memperoleh bahan pewarna kuning.Pelepah daun yang menyatu menjadi batang semu, pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyamanyaitu setelah diolah melalui pengeringan dan perendaman beberapa kali selama beberapa hari.Batang semu juga merupakan bahan dasar kertas yang cukup baik.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya dapat ditemukan di tempat jalur tiga HM 18. o. Puspa(Schima wallichii) Puspa (Schima wallichii)termasuk kedalam kasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliophyta

Ordo Famili Genus Spesies

: Ericales : Theaceae : Schima : S. Wallichii

Tanaman ini memilki ciri morfologi pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi 47 m.Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cm namun biasanya jauh kurang dari itu, batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3 mm, helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting dengan dua daun pelindung, berbilangan lima, kelopak menetap hingga menjadi buah, mahkota putih, saling melekat di pangkalnya, benangsari banyak.Buah kotak hampir bulat, diameter 2–3 cm, membuka dengan limakatup, biji dikitari oleh sayap. Keunikan dan kekhasan pada pohon yang selalu hijau berukuran sedang hingga besar.Pemanfaatan puspa terutama dihargai karena kayunya yang bermutu baik sebagai bahan ramuan rumah.Kayu ini lebih cocok dipakai sebagai balok dan tiang-tiang rumah dan jembatan daripada dibuat menjadi papan, karena papan kayu puspa cenderung bengkok atau melenting.Kayu puspa sebaiknya digunakan dibawah atap, misalnya sebagai tiang dan balok penyangga, kusen-kusen pintu atau jendela, panil kayu, lantai rumah, perkakas dan perabotan rumah, peralatan pertanian, ramuan perahu (di bagian dalam dan terlindung), kotak dan peti pengemas. Kayu puspa juga baik untuk membuat kayu lapis, papan serat, dan –setelah diawetkan– untuk bantalan relkereta api. Penyebarannya pada jalur Mandalawangi terdapat di tempat tertentu jalur tiga HM 18. p. Begonia(Begonia sp.) Begonia (Begonia sp.) termasuk ke dalam klasifikasi Kingdom Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Plantae : Magnoliopsida : Cucurbitales : Begoniaceae : Begonia L. : Begonia cucullata wild, Begonia coccinea hook, Begonia ulmifolia wild, Begonia heacleifolia cham & schltdl, Begonia convolvulacea, Begonia decandra Pav. Ex A. DC

Tanaman begonia adalah tanaman menahun berupa terna tegak yang bersemak atau menjalar. Batang begonia mengandung air dengan letak daun yang tersebar.Batang begonia berbentuk silindris, berambut, beruas-ruas, bercabang-cabang dan melata di atas tanah, serta warnanya hijau kemerahan.Akar begonia yaitu akar serabut dan berwarna putih kotor.Bentuk daun begonia bervariasi, ada yang berbentuk oval, menjari, seperto daun palem, seperti terompet atau berumbai-umbai, tergantung dari spesiesnya.Daun begonia juga beragam ada yang tipis seperti keas, agak tebal hingga tebal, serta berair dan agak rapuh.Bunga begonia majemuk, bunga ini muncul di bagian ketiak daun atau di ujung batang.Bunga jantan memilki 2-4 tenda bunga dan benang sari yang banyak.Sementara bunga betina memiliki 2-5 tenda bunga.Bunga begonia berbentuk menyerupai paying dengan panjang tangkai sekitar 5-10 cm dan tanpa kelopak.Mahkotanya berbentuk kuku, duduk di atas bakal buah, berwarna putih kemeahan.Buah tanaman begonia bersayap berongga atau bertanduk. Keunikan dan kekhasan adalah bentuk daunnya yang asimetris sehingga jika dilipat bentuk dan ukuran daun tidak sama, merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika.Warna bunga begonia bevariasi, adayang berwarna kuning, putih, atau merah muda.Pemanfaatannya pada bagian batang digunakan untuk dikonsumsi saat keadaan darurat di hutan dengan cara langsung dimakan. Penyebaran pada jalur Mandalawangi terdapat di beberapa tempat jalur tiga HM 24. q. Rotan badak (Plectacomia) Rotan badak (Plectacomia)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Ordo : Arecales Famili : Arecaceae Genus : Plectocomia Spesies : P. elongate Tanaman inimemiliki ciri morfologi rotan berukuran besar, daun hijau berduri horizontal.Keunikan dan kekhasannya pada bunga yang indah, dan rotan kertas.Pemanfaatan pada bagian rotan untuk mebel dan buah untuk pakan lutung.Penyebaran pada Jalur Mandalawangi hanya dapat ditemukan di tempat jalur tiga HM 18. r. Kecubung(Datura metel) Kecubung(Datura metel)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida

Ordo Famili Genus Spesies

: Solanales : Solanaceae : Datura : Datura seaveolens Humb.

Kecubung (Datura metel) biasanya disebut juga dengan kecubung kasihan.Tanaman ini memiliki tinggi tidak lebih dari diameter dan mempunyai batang kayu yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri.Ciri daun kecubung berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pda bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan.Bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip.Ciri bunga kecubung menyerupai terompet dengan warna putih atau ungu.Namun pada kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beraneka ragam.Mahkota bunga berwarna ungu, panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam. Ciri buah kecubung berbentuk bulat berwarna hijau dengan sala satu ujungnya bertangkai pendek dan melekat kuat berukruan diameter 4-5 cm. Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri, bila dikupas akan ditemukan biji-biji di dalamnya sebesar biji kopi berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk gepeng. Kecubung berbunga putih dianggap paling beracun dibandingkann dengan jenis lain yang juga mengandung zat alkaloid yang berada disemua bagian tumbuhan kecuubung, mulai dari akar, tingkai, daun, bunga, buah, hingga bijinya. Namun kandungan terbesar pada akar dan biji. Keunikan dan kekhasan tanaman yang berbentuk terompet ini kerap di salah gunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius karena daun kecubung bekhasiat anestesi. Hampir seluruh bagian bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti obat bius dengan cara bagian biji kecubung tersebut digoreng tanpa minyak atau disangrai seperti menggoreng kopi. Bunga kecubung yang berbentuk terompet, dirajang menjadi kecil seperti merajang daun tembakau, dijemur, setelah kering di campur dengan tembakau, diisap menjadi rokok, dan efeknya hampir seperti menghisap ganja.Daunnya yang berkhasiat mengobati asma dengan cara mengeringkan dua lembar daun kecubung atau satu bunga kecubung lalu dilinting, dibakar, dan dihisap lebih dari satu batang dalam waktu enam jam. Sampai saat ini digunakan pula oleh industri farmasi sebagai sumber utama yang bekhasiat untuk memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya sedikit keberadannya di jalur tiga HM 24.

2.

Jalur Cibereum a. Pohon Induk Rasamala (Altingia excelsa) Pohon induk rasamala (Altingia excelsa) termasuk ke dalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Saxifragales Famili : Altingiaceae Genus : Altingia Spesies : Altingia excelsaNoronha

b.

Tanaman ini tumbuh di hutan rimba dan tumbuh optimal sampai ketinggian 1.700 m dpl. Tingginya dapat mencapai 45 meter lebih.Kayunya berwarna kuning keras dan padat.Batang dan dahannya banyak mengeluarkan getah damar. Keunikan dan kekhasannya adalah pada kayunya yang kuat dan menghasilkan damar yang berbau harum dan menjadi bahan campuran pengharum ruangan, Pohon rasamala yang masih muda memiliki tajuk rapat dan berbentuk seperti piramid. Pemanfaatannya pada bagian kayu digunakan sebagai bahan untuk jembatan, bantalan relkereta api, tonikum dengan cara benih diekstraksi dengan melakukan penjemuran selama dua hari atau bisa juga dengan menggunakan pengering benih dengan suhu 38-42 C selama 20 jam. Kulit kayu rasamala bertekstur halus dan berwarna abu-abu sementara kayunya berwarna merah.Daun yang masih muda berwarna merah dan dapat disayur, dilalap, atau menjadi obat batuk.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hampir di sepanjang jalur satu HM 0. Pisang Kole(Musa Acuminata) Pisang Kole(Musa Acuminata)termasuk ke dalam klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas :Liliopsida Ordo : Musales Famili : Musaceae Spesies : M. acuminate, M. Balbisiana Tanaman ini memiliki ciri daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan batang bukan berbentuk pohon, melainkan dikenal dengan istilah pseudostemyang terbuat dari lapisan daun yang padat yang muncul dari umbi. Daun besar dan lebar, dan buah tersusun dalam bentuk tandan.

c.

d.

Keunikan dan kekhasan buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompok- kelompok menjari yang disebut sisirbuah lebih ramping, dalam setiap buah mengandung 15-62 biji, jumlah biji tergantung ukuran masing-masing buah. Pemanfaatan daun pisangdapat dimanfaatkan untuk pembungkus makanan. Bagian daun langsung dimanfaatkan diambil serat upihnya, buah diolah sesuai keinginan, tangkai daun dan serat upih buahdapat dijadikan sebagai perekatjarang untuk konsumsi karena rasanyayang kesat dilidah.Penyebaran pada jalur Cibereum hampir di sepanjang jalur dua HM 8. (Euonymus sp.) Tanaman ini memilki ciri morfologi daunnya menyirip, batangnya tipis, buahnya menggantung.Keunikan dan kekhasan terdapat pada semua bagian tanaman.Pemanfaatan pada semua bagian tanaman sebagai hiasan di taman. Penyebaran pada jalur Cibereum di satu tempat khusus pada jalur tigaHM 18. Bunga Terompet Putih (Brugmansia Suaveolens) Bunga Terompet Putih (Brugmansia Suaveolens)termasuk kedalamklasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Datura Spesies : Datura seaveolens Humb. Tanaman ini memiliki tinggi tidak lebih dari diameter dan mempunyai batang kayu yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri.Ciri daun kecubung berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pda bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan etaknya berhadap-hadapan.Bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip.Ciri bunga kecubung menyerupai terompet dengan warna putih atau ungu.Namun pada kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beranekaragam.Mahkota bunga berwarna ungu, panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam. Ciri buah kecubung berbentuk bulat berwarna hijau dengan sala satu ujungnya bertangkai pendek dan melekat kuat berukruan diameter 4-5 cm. Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri, bila dikupas akan ditemukan biji-biji di dalamnya sebesar biji kopi berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk gepeng. Kecubung berbunga putih dianggap paling beracun dibandingkann dengan jenis lain yang juga

mengandung zat alkaloid yang berada disemua bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tingkai, daun, bunga, buah, hingga bijinya. Namun kandungan terbesar pada akar dan biji. Keunikan dan kekhasan tanaman yang berbentuk terompet ini kerap di salah gunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius karena daun kecubung bekhasiat anestesi. Hampir seluruh bagian bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti obat bius dengan cara bagian biji kecubung tersebut digoreng tanpa minyak atau disangrai seperti menggoreng kopi. Bunga kecubung yang berbentuk terompet, dirajang menjadi kecil seperti merajang daun tembakau, dijemur, setelah kering di campur dengan tembakau, diisap menjadi rokok, dan efeknya hampir seperti menghisap ganja. Daunnya yang berkhasiat mengobati asma dengan cara mengeringkan dua lembar daun kecubung atau satu bunga kecubung lalu dilinting, dibakar, dan dihisap lebih dari satu batang dalam waktu enam jam. Sampai saat ini digunakan pula oleh industri farmasi sebagai sumber utama yang bekhasiat untuk memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut.Penyebaran pada jalur Cibereum di beberapa tempat pada jalur tiga HM 21. e.

f.

Flying Spider Monkey Tree Fern (Cyathea Lepifera) Flying Spider Monkey Tree Fern (Cyathea Lepifera)termasuk kedalam klasifikasi Famili : Cyatheaceae Genus : Cyathea Species: Lepifera Tanaman ini memiliki ciri morfologi pada akarnya serabut, daun majemuk menyirip dapat tumbuh hingga tiga meter.Keunikan dan kekhasan adalah satu spesies dengan bamboo.Pada bagian pucuknya terdapat batang yang ujungnya menggulung, seperti buntut monyet.Penyebaran pada jalur Cibereum terdapat di satu tempat pada jalur tiga HM 21. Lumut kerak (Lichen)

Lumut kerak (Litchen) merupakan organisem majemuk yang merupakan gabungan antara alga dan cendawan (jamur).Lichen tergolong tumbuhan proinir/vegetai perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim. Kerja sama ini mengakibatkan struktur morfologi pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Lumut kerak sangat peka terhadap kuaitas udara.Oleh karena itu, lumut kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusidan penunjuk adanya polusi udara.Lichen tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama karena panas yang terik lichen yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, lichen dapat hidup kembali. Beberapa lumut kerak juga digunakan sebagai pewarna, bahan parfum, serta bahan pengobatan.Penyebarannya pada jalur Cibereum di sepanjang jalur empat tepatnya jembatan HM 24. g.

Ki Leho (Saurauia cauliflora) Ki Leho (Saurauia cauliflora) termasuk ke dalam klasifikasi Kingdom : Plantae Ordo : Ericales Kelas : Angiosperms Famili :Actinidiaceae Genus : Saurauia Species : S.cauliflora

h.

Tanaman ini merupakan tanaman endemik. Keunikan dan kekhasan yaitu Ki Leho termasuk status kelangkaan yang tinggi dalam waktu dekat yang terancam punah karena menurunnya kemampuan adaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuh yang tidak sesuai, erupsi, serta hilagnya habitat karena ekspoitasi lahan oleh manusia turut mempengaruhi menipisnya keberadaan Ki Leho. Keunikan dan kekhasannya adalah bentuknya seperti jambu.Penyebaran pada jalur Cibereum di sepanjang jalur empat tepatnya jembatan HM 24. Bunga pacar (Impatiens sp.) Bunga pacar (Impatiens sp.) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom Kelas Famili Genus Spesies

: Plantae : magnoliopsida : Balsaminaceae : Impatiens : i. balsamina

Tanaman ini memilki ciri morfologi akar atau peakaran yang serabut yang menyebar disekelilingi tanaman dengan langsung menuju ke batang.Batang dari tanaman bunga pacar air mampu tumbuh setinggi 50-100 cm, mempunyai ciri batang yang tebal, tegak dan berair, atang dari tanaman tidak berkayu.Bentuk daun menyirip panjang dengan panjang 5-12 cm dengan urat daun yang lateral 5-9 pasang, ditiap sisi pada daun tanaman ini bergerigi dan berujung runcing dengan lebar daun 1-3 cm dan bewarna hijau.Tanaman ini mempunyai bunga tunggal dengan panjang tangkai pada bunga 1-2 cm, warna dari bunga ini bermacam-macam daiantaranya berwarna putih, meah, merah jambu, dan ungu tergantung jenisnya. Keunikan dan kekhasan tanaman ini bentuk dari buah sepeti kapsul bulat lonjong dengan runcing/lancip pada ujungnya sedangkan biji dari tanaman ini berwarna hitam dan berbentuk bulat dengan ukuran sekitar kurang dari satu mm. Pemanfaatan tanaman bunga pacar biasanya digunakan untuk tanaman hias, pada bagian daun digunakan untuk pengobatan penyakit di bagian luar tubuh (bisul, rematik, gatal) dalam tubuh (nyeri haid, kaku, rematik). Penyebaran jalur Cibereum pada jalur empat tepatnyadekat air terjun ke dua HM 28.

i.

Bunga kecubung gunung/ bunga terompet (Brugmansia suaveolens) Bunga kecubung (Brugmansia suaveolens) termasuk kedalam klasifikasi

Kingdom Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Plantae : Magnoliopsida : Solanales : Solanaceae : Datura : Datura seaveolens

Humb.

Tanaman ini biasanya disebut juga dengan kecubung kasihan. Tanaman ini memiliki tinggi tidak lebih dari diameter dan mempunyai batang kayu yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri.Ciri daun kecubung berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pda bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan etaknya berhadaphadapan.Bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip.Ciri bunga kecubung menyerupai terompet dengan warna putih atau ungu.Namun pada kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beraneka ragam.Mahkota bunga berwarna ungu, panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam. Ciri buah kecubung berbentuk bulat berwarna hijau dengan sala satu ujungnya bertangkai pendek dan melekat kuat berukruan diameter 4-5 cm. Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri, bila dikupas akan ditemukan biji-biji di dalamnya sebesar biji kopi berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk gepeng. Kecubung berbunga putih dianggap paling beracun dibandingkann dengan jenis lain yang juga mengandung zat alkaloid yang berada disemua bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tingkai, daun, bunga, buah, hingga bijinya. Namun kandungan terbesar pada akar dan biji. Keunikan dan kekhasan tanaman yang berbentuk terompet ini kerap di salah gunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius karena daun kecubung bekhasiat anestesi. Hampir seluruh bagian bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat

j.

k.

l.

seperti obat bius dengan cara bagian biji kecubung tersebut digoreng tanpa minyak atau disangrai seperti menggoreng kopi. Bunga kecubung yang berbentuk terompet, dirajang menjadi kecil seperti merajang daun tembakau, dijemur, setelah kering di campur dengan tembakau, diisap menjadi rokok, dan efeknya hampir seperti menghisap ganja. Daunnya yang berkhasiat mengobati asma dengan cara mengeringkan dua lembar daun kecubung atau satu bunga kecubung lalu dilinting, dibakar, dan dihisap lebih dari satu batang dalam waktu enam jam. Sampai saat ini digunakan pula oleh industri farmasi sebagai sumber utama yang bekhasiat untuk memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut.Penyebaran pada jalur Cibereum di sepanjang jalur empat HM 28. Cangkuang (Fandanus furcatus Farm Pandanaceae) Daun panjang berduri, batang berdiameter sekitar 5 cm. Keunikan dan kekhasan Daun tumbuh berkumpul di beberapa titik batang. Pemanfaatan daun tikar bersihkan duri pada daun, belah daun menjadi beberapa bagian sesuai kebutuhan, keringkan dan luruskan, anyam daun tersebut menjadi tikar. Peyebarannya padajalur Cibereum tersebar cukup luas di jalur limatepatnya kearah Curug Ciwalen HM 1. Babakoan (Eupathorium Sordidum) Bunga berwarna ungu, daun lebar berbulu, menyirip batang lunak (tidak memiliki cambium) dan berbulu.Tumbuhan termasuk ke dalam IAS adalah jenis-jenis tumbuhan maupun hewan asing yang berkembang dan menyebar di luar habitat aslinya yang menginvasi ekosistem. Penyebaranjalur Cibereum di sepanjang jalur lima dari HM 3,6- HM 4. Picus (Ficus) Picus (Ficus) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rosales Famili : Moraceae Genus : Ficus L Spesies : Ficus elastic Roxb, ex Hornem Tanaman ini merupakan tanaman dengan sistem perakaran akar tunggang.Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi.Sistem perakaran tanaman karet kebo ini menyebar cukup luas sehingga tanaman masih bisa tumbuh meskipun dalam kondisi tidak menguntungkan.Tanaman yang berbentuk pohon berumur panjang. Tinggi tanaman ini bisa mencapai 20-30 m. Batangnya berkayu

m.

dengan bentuk silindris, berwarna cokelat tua, permukaan batang halus, pecabangan menyebar tidak beraturan sehingga membuat pohon menjadi rindang dan akan keluar dari akar-akar menggantung dari batang atau cabang yang sudah bear. Daun Ficus adalah daun tunggal, betangkai, dan tesusun secara selang seling.Bentuk daun tanaman ini adalah lonjong dengan bagian ujung dan pangkal daun meruncing.Bagian tepi daunnya merata dan mengkilat pada bagian permukaan daunya.Tumbuh tinggi menjalar di pohon besar.Buahnya berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih satu cm dan berwarna kuning kehijauan dengan diameter 1-2 cm. Bijinya berbentuk bulat, berwarna putih dan terdapat dalam setiap ruang buah.Jumlah biji umumnya tidak dan kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Keunikan dan kekhasan adalah buah berduri dan jatuh disekitar jalur.Pemanfaatan pada bagian buah dapat dikonsumsi satwa yang hidup dihutan lindung secara lagsung. Penyebaran pada jalur Cibereum di satu titik saja pada jalur enam HM 1,6. Anggrek kayu (Spathoglottis Plicata Blume) Anggrek kayu (Spathoglottis Plicata Blume)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Monocotiledonae11 Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Spathoglottis Spesies : Spathoglottis plicata Blume Anggrek kayu merupakan salah satu jenis tanaman hias yangmemiliki umbi semu dibawah permukaan tanah yang dilapisi oleh sarung daun berjumlah 3–9 helai. Daun-daun tanaman ini berwarna hijau tua yang tumbuh pada pangkal umbi semu. Warna bunga anggrek tanah bervariasi yaitu ungu tua,ungu muda, merah keunguan, pink, oranye, kuning, coklat,putih, dan campuran.Beberapa jenis anggrek ini memiliki panjangtangkai melebihi tinggi tanaman, sedangkan jenis anggrek tanah yang lain memilikibungatersembunyi dibawah kanopi tanaman karena tangkaibunganya pendek.Bunga inimekar tidak serempak dalam saturangkaian bunga,setelah 2–3 hari bunga layu dan digantidengan bunga yang lain secara berurutan. Jumlah bungamekar pada saat yang sama bervariasi dan jumlah bunga tiaptangkai bervariasi antara 6–30 bunga. Tanaman ini memiliki batang tanaman berbentuk bulat, bertekstur lunak, berbulu, daun tanaman lojong 5-8cm. Bunga majemuk berwarna ungu, buah

n.

tanaman berwarna kuning pucat dengan biji bulat kecil berwarna kehitaman, berakar serabut. Keunikan dan kekhasan pada bentuk dan warna bunganya yang menarik.Tanaman anggrek tanah dapat dijadikan sebagai bunga pot, ataupun sebagai border.Pemanfaatan pada bunga digunakan untuk mengobati obat telinga, bisul, dan keseleo serta sebagai tanaman hias diolah menjadi obat herbal dan dirawat menjadi tanaman hias.Penyebaran jalur Cibereum di satu titik pada jalur enam HM 2.1. Begonia (Begonia sp) Begonia (Begonia sp.) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Cucurbitales Famili : Begoniaceae Genus : Begonia L. Spesies : Begonia cucullata wild, Begonia coccinea hook, Begonia ulmifolia wild, Begonia heacleifolia cham & schltdl, Begonia convolvulacea, Begonia decandra Pav. Ex A. DC Tanaman begonia adalah tanaman menahun berupa terna tegak yang bersemak atau menjalar. Batang begonia mengandung air dengan letak daun yang tersebar.Batang begonia berbentuk silindris, berambut, beruas-ruas, bercabang-cabang dan melata di atas tanah, serta warnanya hijau kemerahan.Akar begonia yaitu akar serabut dan berwarna putih kotor.Bentuk daun begonia bervariasi, ada yang berbentuk oval, menjari, seperti daun palem, seperti terompet atau berumbai-umbai, tergantung dari spesiesnya.Daun begonia juga beragam ada yang tipis seperti keas, agak tebal hingga tebal, serta berair dan agak rapuh, bunga begonia majemuk.Bunga ini muncul di bagian ketiak daun atau di ujung batang.Warna bunga begonia bevariasi, adayang berwarna kuning, putih, atau meah muda.Bunga begonia berbentuk menyerupai paying dengan panjang tangkai sekitar 5-10 cm dan tanpa kelopak.Mahkotanya berbentuk kuku, duduk di atas bakal buah, berwarna putih kemerahan.Buah tanaman begonia bersayap berongga atau bertanduk.Warna buah begonia beragam mulai dari putih kemerahan.Buah tanaman begonia bersayap, berongga atau bertanduk. Keunikan dan kekhasan adalah bentuk daunnya yang asimetris sehingga jika dilipat bentuk dan ukuran daun tidak sama, merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika.Warna buah begonia beragam mulai dari putih, merah muda, kuning, oranye, meah, hijau sampai cokelat. Pemanfaatannya pada

bagian batang digunakan untuk dikonsumsi saat keadaan darurat di hutan dengan cara langsung dimakan.Penyebaran pada jalur Cibereum jalur tujuh HM 0. Fauna Keanekaragaman Fauna Jalur Mandalawangi – Jalur Cibereum Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan kawasan yang terkenal dengan berbagai jenis burung. Berdasarkan laman website TNGGP, dijelaskan bahwa tercatat lebih dari 250 jenis burung ada di kawasan TNGGP. Beberapa fauna di TNGGP sudah termasuk ke dalam jenis kategori langka dan perlu mendapat perlindungan. Salah satunya adalah burung elang Jawa dan sudah masuk kategori Endangered (E) dalam daftar IUCN (International Union for the Conservation of Nature). Selain elang Jawa, salah satu fauna lainnya yang masuk dalam daftar IUCN yaitu Owa Jawa. Owa Jawa sudah dilindungi melalui Peraturan Perundang-Undangan RI sejak tahun 1931. Jenis hewan ini dilindungi karena sering dipelihara sebagai hewan peliharaan dan dijual di pasar hewan. Saat ini, aturan tersebut dibuat cukup ketat dan perdagangan Owa Jawa sudah tidak dilakukan secara terang-terangan. Fauna pada kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur Mandalawangi dan jalur Cibeureum. 1. Jalur Mandalawangi `Fauna unik yang terdapat di jalur Mandalawangi yaitu burung tekukur dan burung wiwik kelabu. Data mengenai spesies fauna di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango jalur Mandalawangi yang paling sering ditemukan antara lain: A. Mamalia Jenis mamalia yang sering dijumpai pada jalur Mandalawangi sebagai berikut:  Babi hutan Babi hutan atau babi celeng (Sus scrofa) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: babi berukuran besar dengan beratnya dapat mencapai 200 kg atau 400 pound untuk ukuran jantan dewasa, serta panjangnya dapat mencapai 1,8 m (6 kaki). Panjang tubuh babi hutan berukuran hingga 1.500 mm, panjang telinga 200-300 mm, serta tinggi bahunya berukuran 600-750 mm. Hewan ini ditemukan melalui bekas kaki babi hutan di sekitar jalur kiri HM 16.2 di kiri jalan, HM 20.4 pada pukul 10.36 WIB, dan pada jalur kanan HM 29 pada siang hari pukul 14.32 WIB . B. Burung

Jenis – jenis burung yang sering dijumpai pada jalur Mandalawangi sebagai berikut :  Burung madu polos Burung madu polos (Anthreptes Simplex Kesit Rimba) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun, memiliki tenggorokan berwarna abu-abu, serta memiliki perut berwarna hijau kekuningan. Burung ini dapat ditemukan secara langsung pada pukul 10.35 WIB dengan aktivitasnya sedang bertengger. Burung ini ditemukan pada tumbuhan kaliandra dan tersebar pada satu tempat jalur kanan di titik HM 0,2.  Burung walet Burung walet (Collocalia vestita) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki bulu berwarna cokelat atau sedikit hitam dengan bulu ekornya berwarna cokelat kelabu, bagian bulu ekor bercelah sedikit, serta kakinya berwarna hitam. Burung walet dapat ditemukan secara langsung dengan aktivitasnya terbang berputar di sekitar kawasan danau Mandalawangi pada pukul 11.53 WIB. Burung walet ini tersebar pada HM 9 hingga HM 11.  Burung tekukur Burung tekukur (Spilopelia chinensis) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran sedang sekitar 30 cm, berwarna cokelat kemerah jambuan, memiliki ekor burung tampak panjang, memiliki bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal, memiliki bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh, bagian leher terdapat ada bercak-bercak hitam putih khas, serta beriris jingga, paruh hitam dan kaki merah. Burung tekukur diketahui keberadaannya melalui suara di antara pepohonan pada jalur kanan HM 16-18 saat cuaca terik pada pukul 10.52 WIB.  Burung Wiwik Kelabu Burung wiwik kelabu atau sit uncuing (Cacomantis merulinus) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 21 cm, burung kedasih dewasa berwarna abu-abu di bagian kepala, leher dan dada sebelah atas. Memiliki punggung berwarna merah kecoklatan dan perutnya berwarna kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujung-ujung bulu yang kehitaman. Burung muda berwarna burik kecokelatan dengan garis-garis hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus. Burung ini diketahui keberadaannya melalui suara dan tersebar di beberapa titik yaitu HM 20.6 di sisi kiri, HM 21.8 di sisi kanan, HM 25.4 di sisi kanan, dan HM 27.1 di sisi kanan pada pukul 11.58 WIB. C. Serangga

Jenis serangga yang sering dijumpai pada jalur Mandalawangi sebagai berikut:  Tonggeret Tonggeret (Tibicen linnei) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: matanya kecil terpisah jauh dari kepalanya, memiliki sepasang sayap dengan motif yang terukir berlubang-lubang, memiliki empat pasang kaki, bersuara merdu, serta bagian tubuhnya gemuk dan keras. Tonggeret dapat diketahui keberadaannya melalui suara khasnya pada pukul 11.04 WIB. Tonggeret tersebar pada HM 7 di pepohonan yang tinggi dan udara sejuk. 2. Jalur Cibeureum Fauna unik yang terdapat di jalur Cibereum adalah hewan Owa Jawa dan burung Elang Jawa. Data mengenai spesies hewan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango jalur Cibeureum yang paling sering ditemukan antara lain: A. Mamalia Jenis mamalia yang sering dijumpai pada jalur Cibereum sebagai berikut:  Jelarang Jelarang (Ratufa bicolor) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki panjang tubuh antar 35-60 cm, bila ditambah dengan panjang ekor bisa mencapai 120 cm. Memiliki bulu berwarna cokelat tua hingga hitam. Bagian bawah perut dan dada berwarna putih. Jenis fauna ini bisa ditemukan secara langsung di jalur kanan dengan aktivitasnya bergerak melompat dari satu dahan ke dahan lainnya pada pukul 12.45 WIB. Jelarang tersebar pada HM 5.  Bajing kelapa Bajing Kelapa (Calloscirius notatus) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran kecil, memiliki ekor yang panjang serta berbulu. Bajing kepala dapat ditemukan secara langsung dengan melihat sedang melompat-lompat dari pohon ke pohon lain dan sesekali berada di jalan setapak pada pukul 12.20 WIB. Bajing kelapa tersebar pada jalur HM 20,1 hingga jalur HM 20,3.  Tupai akar Tupai akar (Tupaia glis) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran sedang, memiliki punggung berwarna cokelat serta memiliki ekor berwarna hitam. Tupai akar dapat ditemukan secara langsung sedang berdiam diri di pohon pada pukul 12.16 WIB. Tupai akar berkeliaran di pohon jalur kiri dan tersebar pada jalur HM 23,5.  Lutung hitam Lutung hitam (Trachypithecus cristatus) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki wajah dan tubuh berwarna hitam serta memiliki

buntut yang panjang. Lutung hitam dapat ditemukan secara langsung dengan berpindah dari pohon ke pohon lainnya di jalur kanan pada pukul 11.21 WIB. Aktivitas yang dilakukan oleh hewan ini adalah bergelantung dan menggendong anaknya. Lutung hitam tersebar di beberapa titik kawasan seperti di sekitar jalur HM 2.1, di air terjun Ciwalen, dan di atas rumah maupun di pos-pos.  Owa Jawa Owa Jawa (Hylobates moloch) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki ekor yang panjang, memiliki tubuh berukuran besar berwarna hitam keabu-abuan. Owa Jawa dapat ditemukan secara langsung pada satu titik di jalur kanan sedang berkumpul dengan keluarga di sarangnya. Aktivitas yang dilakukannya adalah berayun-ayun dan berpindah di antara dahan dan ranting. Owa Jawa dapat ditemukan pada siang hari pukul 11.50 WIB. Persebaran Owa Jawa pada kawasan terdapat pada satu titik di HM 0,5.  Babi hutan Babi hutan (Sus Scrofa) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: mempunyai rambut berwarna hitam kemerah-merahan. Pada masingmasing sudut mulutnya memiliki rambut yang lebih tebal, ekornya tidak berambut dan lurus. Babi hutan dapat ditemukan sedang berjalan mencari makan dan melihat ke arah bawah untuk mencari makan. Aktivitas yang dilakukan babi hutan di dalam kawasan yaitu berjalan di lintasan jalur kiri. Babi hutan dapat ditemukan secara langsung pada siang hari pukul 11.55 WIB. Persebaran babi hutan pada kawasan terdapat di satu titik pada HM 0,7. B. Burung Jenis burung yang sering dijumpai pada jalur Cibereum sebagai berikut:  Ciungmungkal Ciungmungkal (Cochoa azurea) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: berwarna biru tua berkilau, memiliki ukuran tubuh sedang sebesar 23 cm, pada hewan jantan bagian atas berwarna biru tua bersinar dengan mahkota, di pinggir penutup sayap dan bulu terbang berwarna biru bersinar lebih pucat. Pada hewan betina memiliki warna cokelat yang terdapat pada bagian dahi dan sisi bulu terbang berwarna biru. Ciungmungkal cokelat bisa ditemukan secara langsung di jalur kanan sedang bertengger di ranting pada pukul 11.29 WIB. Ciungmungkal cokelat tersebar di pada HM 3.  Cingcoat cokelat Cingcoat cokelat (Brachypteryx leucophrys) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: berukuran tidak terlalu besar, memiliki paruh berwarna

hitam dan berwarna cokelat. Jenis fauna ini dapat ditemukan secara langsung pada pukul 13.25 WIB. Hewan ini melakukan aktivitasnya dengan berdiam diri diatas batang pohon. Cingcoat cokelat dapat ditemukan di kawasan tersebar pada HM 12.  Burung Robin Burung Robin (Eritachus rubecula) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran kecil. Burung Robin diketahui keberadaannya melalui suaranya yang nyaring dan terus mengeluarkan suara. Burung Robin ditemukan di ranting pepohonan pada pukul 11.35 WIB. Penyebaran burung Robin terdapat pada HM 17 hingga titik HM 17,2.  Burung Katik Burung Katik atau burung Punai (Chalchophaps indica) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran besar. Burung Katik diketahui keberadaannya melalui suaranya yang nyaring dan menghentak. Burung Katik ditemukan di kawasan terbang dari pohon ke pohon pada pukul 11.45 WIB. Penyebaran burung Katik terdapat pada HM 17,3 sampai HM 17,5.  Burung Perenjak Burung Perenjak (Prinia familiaris) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran kecil dan berwarna terang. Burung perenjak dapat ditemukan secara langsung dengan melihat sedang bertengger di ranting pohon pada pukul 12.00 WIB. Burung perenjak dapat ditemukan di ranting pohon dan tersebar pada HM 17,9.  Burung walet gunung Burung walet gunung (Collocalia vulcanorum) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran sedang, memiliki sayap runcing, bergerak aktif, serta terbang dengan lincah. Burung walet dapat ditemukan secara langsung beterbangan di langit jalur kiri pada pukul 13.35 WIB dan tersebar pada HM 28.  Burung takur toh-tor Burung takur toh-tor (Megalaima armillaris) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki panjang badan sekitar 20 cm, memiliki bulu berwarna hijau tua yang hampir menutup seluruh tubuhnya, serta memiliki warna jingga telihat hanya ada di bagian mahkota sampai tengkung dan lehernya. Burung takur dapat diketahui keberadaannya melalui suaranya yang bersiul pada pukul 11.34 WIB. Burung takur tersebar pada jalur kanan HM 2,4.  Burung anis merah Burung anis merah (Geokhicla citrina) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran sedang sekitar 20-23 cm dengan berat tubuh antara (47-67 g), serta memiliki kepala berwarna jingga. Pada

burung dewasa memiliki kepala tengkuk, dan tubuh bagian bawah berwarna jingga terang, tungging berwarna putih, memiliki bagian tubuh atas berwarna abu-abu kebiruan dengan bercak putih di sayap atas. Pada burung muda memiliki punggung bersisik dan bercoret. Burung anis merah diketahui keberadaannya melalui suaranya bersiul pada pukul 11.40 WIB. Penyebaran burung ini dalam kawasan terdapat pada jalur kanan HM 3.  Burung elang Jawa Burung elang Jawa (Nisaetus bartelsi) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berwarna kecokelatan dengan panjang 60-70 cm. Burung elang Jawa diketahui keberadaannya melalui sarangnya. Burung elang Jawa tersebar di satu titik jalur kiri pada HM 1,9 dan ditemukan pada pukul 11.55 WIB. C. Herpetofauna Jenis herpetofauna yang sering dijumpai pada jalur Cibereum sebagai berikut:  Bunglon Bunglon atau nama lainnya adalah londok, lunduk (Bronchocela jubata) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki mata yang menonjol dimana hampir seluruhnya tertutup oleh kelopak mata, sehingga menyisakan sedikit bagian yang terbuka. Tubuh bunglon berbentuk panjang dan agak pipih serta ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan. Berwarna agak kecokelatan karena mengikuti warna sekitarnya. Bunglon dapat ditemukan secara langsung sedang berdiam diri di atas kayu pada pukul 13.45 WIB. Bunglon dapat ditemukan di kawasan tersebar pada jalur HM 8, HM 11, HM 12, dan HM 14. D. Serangga Jenis serangga yang sering dijumpai pada jalur Cibereum sebagai berikut:  Kupu-Kupu Kupu-kupu (Graphium sarpedon) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki sayap atas berwarna biru muda dan sayap bawah berwarna hitam. Kupu-kupu ini dapat ditemukan secara langsung di jalur kanan pada pukul 12.40 WIB. Aktivitas yang dilakukan kupu-kupu di dalam kawasan ini adalah terbang dan hinggap di bebatuan. Persebaran kupu-kupu ini terdapat di sekitar HM 6 sampai curug Ciwalen. i.

Sumberdaya Budaya

Sumberdaya budaya adalah sumberdaya yang berasal dari hasil ciptaan atau karya manusia, baik berupa benda maupun bukan berupa benda yang bertujuan untuk kepentingan ideologi, (menetapkan identitas bangsa), kepentingan akademik ( penelitian, studin kajian), dan kepentingan ekonomi (melahirkan income untuk masyarakat). Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki berbagai macam sumberdaya budaya yang menarik untuk ditelusuri, Hasil sumberdaya budaya dapat berupa benda dan non-benda. Potensi sumberdaya budaya yang terdapat di jalur Mandalawangi berupa Rumah Korea. Rumah Korea merupakan bentuk kerjasama Indonesia dan Korea dalam mengembangkan wisata alam khususnya di Taman Nasional. Kerjasama ini akan merangsang wisatawan dari kedua negara untuk saling berkunjung dan menikmati indahnya wisata di taman nasional dan keanekaragaman budaya masyarakatnya. Pembangunan Rumah Tradisional merupakan terobosan baru yang mampu mensinergikan eksotiknya pemandangan dan kekayaan alam dengan khazanah kebudayaan asli masyarakat setempat. Sedangkan sumberdaya budaya yang ada di lingkungan masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berfokus pada sektor nonpertanian. Pertanian dulu merupakan matapencaharian utama masyarakat Desa Cimacan yang berada di Kawasan Wisata Cibodas, namun kini proporsi lahan untuk pertanian berkurang akibat konversi lahan pertanian menjadi villa. Masyarakat merubah fokus mata pencahariannya dari pertanian menjadi pedagang, guide, peternak, dan lainnya. Potensi sumberdaya lain yang belum tergali potensinya adalah kepercayaan masyarakat terhadap mitos, legenda, dan adat istiadat masyarakat sekitar. Legenda yang berkembang di masyarakat sekitar Kawasan Gunung Gede Pangrango adalah kepercayaan masyarakat bahwa Surya Kencana merupakan pemilik Gunung Gede Pangrango dan memiliki singgasana disana. Surya Kencana memiliki istri dari bangsa jin dan beraktifitas bersama bangsa jin di Kawasan Gunung Gede Pangrango. Ada pula cerita bahwa lokasi Gunung Gede Pangrango merupakan lokasi persembunyian Prabu Siliwangi dari kejaran anaknya yang bernama Kyai Santang. Mitos yang tersebar di masyarakat sekitar Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai pun beragam. Mulai dari himbauan untuk tidak menanyakan arah ketika sedang mendaki Gunung Gede Pangrango, warna air Curug Cibereum yang mulanya berwarna merah, hingga mitos keberadaan Gua Lalay. Untuk adat istiadat, sebagian masyarakat sekitar kawasan Gunung Gede Pangrango masih kental dengan adat peletakan sesaji, berziarah dan bertapa di spot-spot tertentu yang dianggap memiliki kekuatan magis seperti di lokasi (patok) hilangnya Prabu Siliwangi di Gunung Gemuruh. j.

Sumberdaya Geologis Sumberdaya geologi adalah segala sumberdaya non-hayati yang terbentuk melalui proses geologi meliputi sumberdaya mineral, sumberdaya energi, dan

sumberdaya air. Pada jalur Mandalawangi sumberdaya geologis yang ditemukan berupa bebatuan besar, sungai Cikundul dan air terjun Rawa Gede. Sedangkan pada jalur Cibereum TNGGP sumberdaya geologis yang ditemukan berupa bebatuan yang luas dan halus, aliran-aliran air yang mengalir di pinggir jalur, air terjun Cibereum, serta telaga biru. k.

Sumberdaya Sensory Sumberdaya sensory adalah obyek yang ditemukan pada lokasi interpretasi yang dapat menarik dah menggugah perhatian pengunjung melalui panca inderanya, seperti pemandangan alam,air terjun, dan lain sebagainya. Pada jalur Mandalawangi sumberdaya sensory yang ditemukan melalui panca indera pendengaran berupa suara-suara burung, jangkrik, dan gemericik air, karena di sepanjang jalur banyak terdapat aliran anak sungai. Adapun yang ditemukan lewat indera penglihatan seperti pemandangan yang indah di sekitar jembatan, pemandangan air terjun, serta Danau Mandalawangi. Selain itu sumberdaya sensory yang dapat ditemukan dapat berupa tumbuhan-tumuhan yang menarik seperti bunga terompet, pohon cemara, dan pohon pinus. Sedangkan pada jalur Cibereum TNGGP sumberdaya sensory yang ditemukan melalui panca indera pendengaran berupa suara-suara burung, jangkrik, dan gemericik-gemericik air dari aliran anak sungai yang ada di sepanjang jalur pendakian TNGGP. Sumberdaya sensory yang dapat ditemukan melalui panca indera penglihatan berupa pemandangan indah seperti pemandangan gunung, pepohonan di sekitar tebing, air terjun, rawa-rawa (Rawa Goyonggong), dan bebatuan besar.

Gambar 3. Gemericik air l.

Area Orientasi sumberdaya orientasi adalah obyek yang ditemukan dilokasi interpretasi yang memiliki daya tarik bagi pengunjung dan dapat menjadi area orientasi pengunjung, seperti persimpangan jalan, tempat persinggahan, dll.

Pada jalur Mandalawangi sumberdaya orientasi yang dapat ditemukan berupa area camping ground, perkemahan dan area outbond, serta wisma edelwis yang dapat digunakan sebagai tempat peristiharatan untuk para pendakai Gunung Gede Pangrango. Sedangkan pada jalur Cibereum TNGGP sumberdaya orientasi yang dapat ditemukan berupa persimpangan jalan ( jalur interpretasi Cibereum, jalur pengamatan burung), jembatan, pertigaan dan perempatan jalan, spot foto, tempat persinggahan, bebatuan seperti tempat untuk istirahat, dan lahan-lahan kosong. Adapun sumberdaya orientasi lainnya berupa balai sebagai tempat berkumpulnya para pendaki, ruangan yang digunakan untuk rapat, dan terdapat shelter sebagai tempat istirahat.

Gambar 4. Lahan kosong m. Jalur/Trail Menurut Douglas dalam Muntasib et al.(2014) jalur interpretasi adalah “…suatu rute yang dibuat untuk menjarakkan pengunjung ke tempat-tempat obyek interpretasi (geologis, biologis, sejarah, dan budaya) dan dijelaskan kepada pengunjung baik oleh pemandu atau dengan tanda-tanda interpretasi.” Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ini tidak hanya mencakup bagian gunungnya saja melainkan juga kebun raya dan bumi perkemahan. Untuk menuju Hm ke-28 Cibeureum, pengunjung akan melewati Bumi Perkemahan Mandalawangi terlebih dahulu. Oleh karena itu, pada subbab jalur ini akan dijelaskan kondisi jalur mulai dari Bumi Perkemahan Mandalawangi hinga HM ke-28 Cibeureum. 1. Jalur Mandalawangi  Jalur 1 Jalur ini memiliki panjang total 573,84 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1 sampai 2 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 22odan terendah -25o. Tapak pada jalur ini sebagian ditutupi oleh semen dan tanah berbatu. Tidak terdapat baik hazard yang dapat membahayakan maupun masalah pemeliharaan jalur.  Jalur 2

Jalur ini memiliki panjang total 942,87 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1 sampai 2 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi dan terendah. Tapak pada jalur ini sebagian besar berupa jalan berbatu dan jalan setapak bersemen/ jogging track. Terdapat satu hazard yang dapat membahayakan berupa jembatan bambu yang sedikit goyang.  Jalur 3 Jalur ini memiliki panjang total 1.533,7 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 0,5 sampai 1,5 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 30odan terendah -35o. Tapak pada jalur ini sebagian besar berupa tanah berbatu dan tanah bersemak-semak. Terdapat hazard yang dapat membahayakan berupa tanah yang licin. 2. Jalur Cibeureum  Jalur 4 Jalur ini memiliki panjang total 816,7 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1,8 sampai 2,8 meter. Kondisi jalur ini memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 16odan terendah -5o. Tapak pada jalur ini sebagian ditutupi bebatuan. Tidak terdapat hazard yang dapat membahayakan hanya masalah pemeliharaan jalur yang kurang terawat.  Jalur 5 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 800 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1,5 meter sampai 2,8 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki sedikit turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 18odan terendah -6o. Tapak pada jalur ini berupa jalan berbatu. Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan yaitu adanya jurang di sisi kanan jalan yang tidak disertai papan himbauan.  Jalur 6 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 774,35 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1,6 sampai 3,2 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki sedikit turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 24odan terendah -2o. Tapak pada jalur ini sebagian jalan setapak berbatu dan jembatan bersemen. Terdapat hazard yang dapat membahayakan berupa jembatan yang berlubang.  Jalur 7 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 581,69 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1,3 sapai 4 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 26odan terendah -22o. Tapak pada jalur ini sebagian besar berupa jalanan berbatu dan jembatan. Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan berupa jurang di sisi kanan yang tidak disertai papan himbauan hingga jembatan berlubang.  Jalur 8 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 587 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 0,6 sampai 1,2 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan

tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 30odan terendah -40o. Tapak pada jalur ini berbatu. Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan berupa jurang dipinggir jalur dan pohon tumbang serta ranting ranting pohon yang menghalangi jalur.  Jalur 9 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 642,97 meter dan lebar rata-rata berkisar antar 0,9 samapi 1,5 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 30odan terendah -25o. Tapak pada jalur ini jalan berbatu Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan yaitu jalan berbatu yang ditutupi lumut sehingga licin.  Jalur 10 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 754,14 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 0,5 meter sampai 1,4 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 26odan terendah -12o. Tapak pada jalur ini berupa jalanan berbatu. Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan yaitu pohon tumbang yang menghalangi jalan. n. Fasilitas Fasilitas merupakan segala sesuatu yang berupa benda maupun uang yang dapat memudahkan serta memperlancar suatu usaha tertentu. Berdasarkan situs resmi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat sepuluh fasilitas yang disediakan diantaranya kantor balai besar, cek kesehatan untuk pendakian, kebun raya cibodas, camping site, pos pendakian, penunjuk arah, pusat pendidikan konservasi bodogol, MCK, dan Canopy walk. Berikut beberapa fasilitas hasil turun lapang yang ditemui pada jalur Mandalawangi dan jalur Cibereum sebagai berikut: 1. Jalur Mandalawangi Sarana dan prasarana di kawasan Mandalawangi khususnya di jalur satu secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan pemeliharaannya  Pos Jaga Pada jalur satu Mandalawangi HM 0 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu pos jaga yang berfungsi sebagai tempat untuk pembelian tiket dan pusat informasi. Kondisi fasilitas pos jaga saat ini masih dalam proses pembangunan sehingga kurangnya rasa nyaman pengunjung terhadap proses pembangunan.  Gazebo Pada jalur satu Mandalawangi HM 0 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu gazebo yang berfungsi sebagai salah satu tempat yang nyaman untuk beristirahat atau sekedar duduk-duduk santai.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas gazebo masih dapat













digunakan oleh pengunjung walaupun tidak sesuai dengan fungsinya karena masih kotor dan kurang nyaman. Camping ground Pada jalur satu Mandalawangi HM 1 tepatnya di sebelah kanan dan kiri terdapat satu wilayah sarana prasarana yaitu camping ground yang berfungsi sebagai perkemahan bagi pengunjung.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut sangat bersih, nyaman dan adapula pedagang yang berjualan disekitar perkemahan. Selain itu, tenda yang dipersiapkan cukup luas dan nyaman. Jembatan terowongan HM 1 Pada jalur satu Mandalawangi HM 1 terdapat satu sarana prasarana yaitu jembatan terowongan yang berfungsi sebagai jalan melintasi sungai. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih dapat digunakan tetapi terdapat vandalisme di dalam jembatan. Papan peta situasi bumi perkemahan Mandalawangi Pada jalur satu Mandalawangi HM 1 terdapat satu sarana prasarana yaitu papan peta situasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kawasan Mandalawangi. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut sulit untuk terbaca dari jarak jauh karena informasi pada peta terlalu kecil Papan petunjuk musholla Pada jalur satu Mandalawangi HM 1 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu papan petunjuk musholla yang berfungsi untuk memberikan informasi arah lokasi tempat musholla.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut dapat terbaca dengan jelas. Papan petunjuk air terjun Rawa Gede Pada jalur satu Mandalawangi HM 2 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu papan petunjuk air terjun rawa gede yang berfungsi untuk memberikan informasi arah lokasi tempat ke air terjun Rawa Gede.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut dapat terbaca dengan jelas. Toilet Pada jalur satu Mandalawangi HM 2 tepatnya di sebalah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu toilet yang berfungsi sebagai tempat buang air besih/kecil. Berdasarkan hasil turun















lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut kotor dan tidak dapat digunakan lagi. Papan nama air terjun Rawa Gede Pada jalur satu Mandalawangi HM 5 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan nama air terjun Rawa Gede yang berfungsi untuk memberikan informasi nama air terjun tersebut. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut dapat terbaca dengan jelas. Musholla Pada jalur dua Mandalawangi HM 8 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu musholla sebagai tempat untuk beribadah.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih layak digunakan dan strategis. Papan informasi satwa Pada jalur dua Mandalawangi HM 10 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan informasi satwa yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai satwa yang ada di kawasan tersebut. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut kotor dan berdebu Toilet Pada jalur dua Mandalawangi HM 9.5 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu 12 sarana prasarana yaitu toilet yang berfungsi sebagai tempat buang air kecil/besar. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masingmasing toilet menggunakan terpal dan sempit Warung Pada jalur dua Mandalawangi HM 10.3 tepatnya di sebalah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu warung yang berfungsi untuk tempat beristirahat pengunjung.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih layak untun digunakan pengunjung beristirahat sekaligus membeli makanan atau minuman yang tersedia di warung. Toilet Pada jalur dua Mandalawangi HM 10 tepatnya di sebelah kanan terdapat delapan sarana prasarana yaitu toilet yang berfungsi sebagai tempat buang air kecil/besar.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih layak digunakan. Perahu Pada jalur dua Mandalawangi HM 11 tepatnya di sebelah kiri terdapat sarana prasarana yaitu perahu yang berfungsi untuk menikmati keindahan danau.Berdasarkan hasil turun















lapang kondisi fasilitas tersebut tidak sesuai dengan kegunaannya karena fasilitas tersebut kotor dan sudah bocor. Gazebo Pada jalur dua Mandalawangi HM 12 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu gazebo yang berfungsi untuk tempat beristirahat sejenak bagi pengunjung.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut berdebu dan kurang dirawat. Papan informasi blok danau Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan informasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai blok danau. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut baik, dapat terbaca dan berwarna. Tempat sampah Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu tempat sampah yang berfungsi untuk memudahkan para pengunjung membuang sampah.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut ukuran tempat sampahnya besar dan dapat menampung sampah yang banyak. Koperasi pegawai balai besar TNGGP Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu koperasi pegawai balai besar TNGGP yang berfungsi sebagai sarana simpan pinjam pegawai. Berdasarkan hasil turun lapag bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik dan layak digunakan Depo arsip TNGGP Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu depo arsip TNGGP yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih tertata dengan baik. Perpustakaan Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu perpustakaan sebagai tempat ruang membaca.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik untuk digunakan namun tempatnya terpencil. Musholla Pada jalur dua Mandalawangi HM 14 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu musholla sebagai













tempat beribadah.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik dan terdapat alat sholat dan toilet. Kantor balai besar TNGGP Pada jalur dua Mandalawangi HM 14 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu kantor balai besar TNGGP sebagai tempat pusat informasi. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik dengan ukuran yang besar namun sedikit berdebu. Tempat sampah Pada jalur dua Mandalawangi HM 15 tepatnya di sebelah kiri terdapat atu sarana prasarana yaitu tempat sampah yang berfungsi untuk tempat memudahkan pengunjung membuang sampah.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut ukuran tempat sampahnya kecil dan kurang strategis. Gazebo Pada jalur dua Mandalawangi HM 15 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu gazebo sebagai tempat beristirahat sejenak bagi pengunjung.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut berdebu dan kurang strategis. Peta wisata Mandalawangi Pada jalur tiga Mandalawangi HM 17 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu peta wisata Mandalawangi yang berfungsi untuk menggambarkan jalur tracking seperti titik lokasi rumah pohon, rumah tradisional korea, game area, flying fox, wisma selaras, trail bike track. Berdasarkan hasil turun lapang kondisi fasilitas tersebut tulisan pada peta memudar, gambar hanya satu warna, buram, dan tidak terawat. Papan rumah hutan selaras Pada jalur tiga Mandalawangi HM 18 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan rumah hutan selaras yang berfungsi untuk menjelaskan tanda adanya objek wisata rumah hutan selaras.Berdasarkan hasil turun lapang kondisi fasilitas tersebut tidak terawatt. Rumah selaras Pada jalur tiga Mandalawangi HM 18 tepatnya di sebelah kiri terdapat lima sarana prasarana yaitu rumah selaras sebagai tempat menginap, seperti untuk LDKS (tidak untuk pengunjung). Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi















fasilitas tersebut tidak terawatt, ada beberapa kaca jendela yang pecah, dan kotor. Jembatan kayu Pada jalur tiga Mandalawangi HM 18 terdapat satu sarana prasarana yaitu jembatan kayu sebagai jalan penyeberangan.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik namun sedikit tidak terawat. Papan penyebaran babi hutan Pada jalur tiga Mandalawangi HM 20 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana papan penyebaran babi hutan yang berfungsi untuk menjelaskan tentang penyebaran manfaat, ciri-ciri penampakan babi hutan.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut sudah rusak dan hampir roboh. Papan penyebaran owa jawa Pada jalur tiga Mandalawangi HM 23 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan penyebaran owa jawa yang berfungsi untuk menjelaskan tentang penyebaran manfaat, ciri-ciri penampakan owa jawa.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut tidak sesuai dengan kegunaannya karena buram dan tidak terlalu jelas. Papan penyebaran burung tikus Pada jalur tiga Mandalawangi HM 24 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaoti papan penyebaran burung berfungsi untuk menjelaskan tentang penyebaran manfaat, ciri-ciri penampakan burung tikus.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut papan tertutup oleh semak-semak. Gazebo Pada jalur tiga Mandalawangi HM 25 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu gazebo sebagai tempat istirahat dan berkumpul sejenak.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik, terdapat bangku dan meja serta atap. Papan peringatan jurang Pada jalur tiga Mandalawangi HM 26 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yang berfungsi untuk memberikan informasi tanda bahaya.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilits tersebut masih baik namun tulisannya kurang besar. Jembatan kayu

Pada jalur tiga Mandalawangi HM 30 terdapat satu sarana prasarana yaitu jembatan kayu yang berfungsi untuk memudahkan penyeberangan.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik.  Camping ground Pada jalur tiga Mandalawangi HM 31 tepatnya di sebelah kanan terdapat banyaknya tempat sarana prasarana yaitu camping groundsebagai tempat menginap dan berekreasi.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik. 2. Jalur Cibereum  Papan interpretasi dan papan nama Rawa Gayonggong Pada jalur satu Cibereum HM 21,5 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan interpretasi yang befungsi untuk menjelaskan objek interpretasi rawa berupa flora dan fauna apa saja yang terdapat di tempat tesebut.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut kurang baik, tulisan sudah mulai memudar, dan tertutup oleh sticker serta coretan.  Papan petunjuk arah Pada jalur dua Cibereum HM 23,7 tepatnya di sebelah kiri terdapat dua sarana prasarana yaitu papan petunjuk arah untuk membantu pengunjung ke tempat yang diinginkan. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik.  Papan informasiCanopy Trail Pada jalur Cibereum HM 0,13 terdapat satu sarana prasarana yaitu papan informasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kapan dibangunnya canopy trail beserta kegunaannya. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut tulisan pada papan kurang terlihat karena papan ditumbuhi jamur.  Pos penjaga Pada jalur Cibereum HM 1.0 terdapat satu sarana prasarana yaitu pos jaga sebagai tempat untuk mengontrol penjagaan canopy trail.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik.  Papan arah informasi Pada jalur Cibereum HM 4,6 terdapat satu sarana prasarana yaitu papan arah informasi yang berfungsi untuk menujukkan arah informasi ke Curug Ciwalen. Berdasarkan hasil turun lapang tesebut bahwa kondisi fasilitas tersebut cukup baik.













Kolekasi tanaman Pada jalur Cibereum terdapat satu sarana prasarana yaitu koleksi tanam hias sebagai bahan pendidikan.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut baik dan tidak kotor. Pos istirahat 23,5 Pada jalur Cibereum HM 23, 5 tepatnya di sebeah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu pos istirahat sebagai tempat istirahat pengunjung dan digunakan pula tempat berujualan para pedagang. Berdasarkan hasil turun lapang kondisi fasilitas tersebut masih baik Papan informasi Pada jalur Cibereum HM 23,5 tepatnya di sebelah kiri terdapat tiga sarana prasarana yaitu papan informasi berfungsi untuk memberikan informasi singkat kepada pengunjung dan mengingatkan kepada pengunjung saat sedang di Kawasan TNGGP. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik. Jembatan Pada jalur Cibereum HM 24 terdapat satu sarana prasarana yaitu jembatan berfungsi sebagai akses bagi pengunjung untuk mempermudah perjalanan. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik namun sudah ada jembatan yang tidak terawat Musholla Pada jalur Cibereum HM 28 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu mushola sebagai tempat untuk beribadah. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik dan terdapat alat sholat dan wc. WC Pada jalur Cibereum HM 28 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu WC sebagai tempat buang air/besar dan ruang ganti baju bagi pengunjung setelah bermain di area curug.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik.

3.2

Data Pengunjung TNGGP Data pengunjung kami dapatkan untuk meganalisis secara garis besar karakteristik pengunjung di TNGGP.Berikut 34 data pengunjung pada titik pendakian maupun Mandalawangi beserta analisisnya: a. Asal Daerah

Gambar 1 Presentase asal daerah pengunjung Data pengunjung yang sudah kami dapatkan menunjukkan bahwa pengunjung paling banyak dengan presentase 76,5% adalah pengunjung yang berasal dari Jabodetabek hal ini dikarenakan jarak tempuh dari daerah Jabodetabek ke Kota Bogor atau TNGGP terbilang dekat begitu juga Jawa Barat paling banyak kedua dengan presentase 14,7% dikarenakan jarak tempuh termasuk dekat dengan tujuan. Sedangkan, pengunjung yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Internasional merupakan pengunjung yang mempunyai pekerjaan di Jabodetabek dan sedang memanfaatkan waktu libur untuk berkunjung ke TNGGP. b. Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kelomok umur dikategorikan berdasarkan tahunresponden pengujung termuda (15 tahun) kmuian di rentangkan dengan selisih 10 tahun. Pengkategorian ini untuk mengelompokkan umur muda awal, muda intermedia, dan dewasa.

Tabel 1. Kelompok umur dan jenis kelaminpengunjung kawasan TNGGP Umur (tahun) Laki-laki Perempuan 15-25 21 5 26-35 3 1 36-45 4 Jumlah 28 6

Berdasarkan Tabel 1 di atas, pengunjung terbanyak adalah pengunjung laki-laki berusia muda (15-25 tahun).Anak muda memiliki kondisi tubuh yang lebih kuat dan bugar, sehingga mampu berkunjung ke tempat yang bermedan tinggi. Menurut Noviningtyas (2014), umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Umur berkaitan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi).Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah menurut Rosta dalam Noviningtyas (2014). Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni dan Eksanoto (2013), perempuan cenderung menderita hipertensi daripada laki-laki. Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5% perempuan mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki-laki hanya sebesar 5,8%. Dari uraian sebelumnya, dapat diketahui alasan mengapa pengunjung berjenis kelamin laki-laki yang mengunjungi kawasan TNGGP lebih dominan dibandingkan pengunjung perempuan. c. Latar Belakang Sosio-Ekonomi 1) Pendidikan

Gambar 2 Persentase pendidikan terakhir pengunjung TNGGP Dari 34 responden, dapat terlihat bahwa responden yang berpendidikan terakhir SMA/SMK sebesar 38,2%. Selanjutnya disusul oleh pengunjung berpendidikan terakhir S1 yaitu sebesar 29,4%. Berdasarkan data yang di ambil menyatakan bahwa tidak ada pengunjung dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar. Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa rata-rata pengunjung sudah berpendidikan layak dan sudah mampu memahami segala bentuk interpretasi yang akan diberikan oleh pengelola. 2) Pekerjaan

Gambar 3 Persentase pekerjaan pengunjung TNGGP Wawancara selanjutnya adalah mengenai jenis pekerjaan dari para pengunjung, setelah data dimasukkan dan kami olah menjadi suatu persentase, maka dapat terlihat bahwa 52,9 persen adalah pegawai swasta sebagai yang tertinggi. Urutan kedua adalah pelajar/mahasiswa yang memanfaatkan waktu senggangnya untuk bisa berlibur ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Adapun jenis pekerjaan lainseperti pegawai negeri, wirausaha, ibu rumah tangga maupun yang belum bekerja turut masuk kedalam persentase yang tidak terlalu besar. Data tersebut menggambarkan keberagaman pekerjaan dari responden yang hadir ke TNGGP. 3) Anggaran Berlibur

Gambar 4 Persentase angagaran berlibur pengunjung TNGGP Anggaran biaya untuk berlibur di TNGGP sedikit banyak menggambarkan kondisi ekonomi para pengunjung.Penulis yakin bahwa semakin tingkat ekonominya tinggi maka anggaran yang disiapkan untuk liburan juga tinggi. Dari hasil wawancara kami dibuktikan bahwa mayoritas pengunjung menyiapkan anggaran 250 ribu sampai 500 ribu rupiah untuk sekali berlibur yaitu dengan persentasei 76,5 persen. Diurutan kedua yaitu 500 ribu sampai 750 ribu rupiah dengan persentase 11,8 persen. Anggaran tersebut dihitung dari sejak berangkat hingga pulang dari berlibur. 4). Jenis pengunjung (pengunjung umum atau peneliti)

Dari wawancara yang telah dilakukan kepada seluruh responden, bahwa seluruhnya merupakan pengunjung umum yang tidak sedang melakukan penelitian ataupun tujuan khusus lainnya. Adapun penulis menemukan dinas kehutanan yang datang ke Mandalawangi ternyata datang untuk berwisata dan tidak sedang ada pekerjaan dari dinas. Bisa dijelaskan bahwa pengunjung yang datang ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan pengunjung umum yang murni hadir untuk berwisata, bukan untuk hal pekerjaan. Menurut Kusler (1991) menjelaskan bahwa ada 3 tipe ecotourist, yaitudo it yourself tourist, ecotourist on tour dan yang ketiga adalah school groups or scientific group. Berdasarkan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua responden yang kami wawancarai termasuk kedalam tipe do it yourself tourist yang memiliki pengertian tujuan atau pengalaman yang diperoleh sangat fleksibel atau dengan kata lain tidak terikat pada sesuatu apapun dan murni untuk berwisata. d. Pola Kunjungan dan Penggunaan Kawasan Pola Kunjungan dan Penggunaan Kawasan

Gambar 5 Persentase tujuan berkunjung Pengunjung adalah orang-orang yang datang ke suatu kawasan rekreasi dengan maksud dan tujuan tertentu. Pengunjung juga akan mempengaruhi pola kunjungan dari suatu kawasan. Pola Kunjungan dapat dilihat dari tujuan berkunjung, kapan biasanya berkunjung, aktivitas yang dilakukan, dan lainlain.Seperti yang terdapat dalam Gambar 5, sebanyak 50% responden memilih rekreasi sebagai tujuan responden berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan sebanyak 47,1% responden memiliki tujuan untuk pendakian.Hal ini tak terlepas dari objek wisata yang berada di TNGGP dan mengingat TNGGP juga merupakan jalur pendakian.

Gambar 6 Persentase jenis wisata

Dilihat dari gambar 6, jenis wisata yang paling Gambar 7 Persentase jumlah kawan pengunjung TNGGP banyak diminati adalah wisata kelompok yakni sebesar 82,4% dengan rata-rata berjumlah 5 orang (gambar 7). Dalam berwisata kelompok, pengunjung dapat menikmati alam bersama dengan teman-teman dan biasanya biaya yang dikeluarkan menjadi lebih murah.

Waktu Gambar 8 Persentase waktu unungan pengunjung kunjungan pengunjung TNGGP sebesar 85,3 % pada akhir pekan, kemudian 11,8% pada hari libur nasional, dan sisanya pada hari kerja. Akhir pekan menjadi waktu yang dipilih sebagian besar pengunjung untuk berkunjung ke TNGGP. Hal ini dapat dikarenakan pengunjung TNGGP memiliki aktivitas lain di waktu hari kerja.

Gambar 9 Persentase jenis aktivitas pengunjung D ilihat dari gambar 5, sebagian besar pengunjung melakukan aktivitas yaitu berkemah (81,8%). Sebesar 20,8% memilih jungle tracking, 14,7% memilih

Gambar 10 Persentase frekuensi kunjungan pengunjung

Gambar 11 Persentase frekuensi lama kunjungan pengunjung

piknik, dan ada juga berenang. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, TNGGP merupakan jalur pendakian dan sudah dipastikan pengunjung akan melakukan aktivitas yaitu berkemah, mengingat di TNGGP juga memiliki bukit perkemahan bernama Alun-Alun Suryakencana. Frekuensi kunjungan dapat dilihat dari seberapa sering pengunjung mengunjungi TNGGP dan seberapa lama pengunjung menghabiskan waktu di TNGGP. Gambar 6 menunjukkan sebesar 79,4% responden pernah berkunjung sebanyak 1-3 kali dan 20,6% mengunjungi TNGGP lebih dari 5 kali. Jumlah kunjungan yang cukup banyak ini menunjukkan objek wisata yang ada di TNGGP diminati oleh pengunjungnya sehingga pengunjung inginkembali berkunjung ke TNGGP. Dapat dilihat juga Gambar 7, frekuensi lama waktu kunjungan yaitu sebesar 55,9% pengunjung menghabiskan waktu di TNGGP selama lebih dari 12 jam, sebesar 41,2% selama 1-6 jam dan sisanya 7-12 jam. Frekuensi lama waktu kunjungan ini berhubungan dengan aktivitas yang dipilih pengunjung.Pengunjung yang memilih pendakian untuk tujuan kunjungannya menyebabkan perlu menghabiskan waktu lebih lama di TNGGP.

Pola Kunjungan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, Gambar 12 Persentase obek wisata pilihan pengunjung salah satunya adalah objek wisata yang ada di TNGGP itu sendiri. Sebesar 35,3% pengunjung mengunjungi Curug Cibeureum, 29,4% mengunjungi Surya Kencana, 14,7% mengunjungi Mandalawangi, 8,8% ke permandian air panas, dan sisanya

mengunjungi Canopy Trail, Taman Edelweis, dan puncak Gunung Gede.Pengunjung ternyata lebih banyak mengunjungi Curug Cibeureum.Hal ini dikarenakan waktu yang ditempuh untuk sampai ke Curug Cibeureum lebih dekat dan menarik untuk dikunjungi. e. Sarana transportasi yang digunakan pengunjung untuk aktivitas interpretasi

Gambar 13 Persentase transportasi pengunjung Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada pengunjung, sebanyak 85,3 persen pengunjung menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi untuk mengunjungi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dan sebanyak 14,7 persen pengunjung menjawab menggunakan transportasi umum. Berdasarkan hasil kuesioner, tidak ada pengunjung menggunakan sarana transportasi melalui biro perjalanan atau suatu organisasi. f. Persepsi Pengunjung 1) Motivasi Pengunjung Hal yang mendorong pengunjung untuk memilih dan mengikuti suatu program interpretasi dapat berbeda – beda atau yang biasa kita sebut dengan motivasi. Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan.Berbicara tentang motivasi berarti kita berbicara tentang dorongan.Dorongan yang membuat pengungjung datang ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango(TNGGP) ada yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar.

Dari 34 responden pengunjung TNGGP sebanyak 82.4% pengunjung Gambar 14 Persentase jenis wisata

dipengaruhi untuk datang dan melakukan kunjungan bersama kelompoknya, 8.8% didorong oleh kemauan diri sendiri, 8.8% Lainnya didorong oleh keluarga. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung datang ke TNGGP didorong oleh kelompoknya, baik yang berasal dari kampus, kantor, dan lainnya. 2) Manfaat Manfaat apa yang pengunjung dapatkan setelah mengunjungi kawasan TNGGP diyakini dapat mempengaruhi motivasi pengunjung untuk datang mengunjungi kawasan TNGGP.

Gambar 15 Manfaat setelah mengunjungi kawasan TNGGP Jawaban yang kami dapatkan adalah dari 34 responden pengunjung TNGGP sebanyak 76.5% refreshing, 38.2% kesehatan serta melatih fisik, 32.4% menjadi lebih bersyukur dan mencintai alam, 2.9% menikmati kebersamaan dengan teman, 2.9% lebihakrab dengan kelompok, 2.9% dapat mempererat silaturahmi, dan 2.9% lainnya menambanh pengetahuan. Lainnya didorong oleh keluarga. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung datang ke TNGGP dengan peraepsi mendapat manfaat berupa kesehatan serta melatih fisik mereka agar lebih fit. 3) Penilaian/pendapat pengunjung mengenai suatu program interpretasi Tiap pegunjung memiliki keinginan dan kebutuhan yang brbeda-beda tiap individunya. Poin peniliaian ini digunakan untuk menganalisis bentuk program intrepretasi apa yang dibutukan oleh pengunjung.

Gambar 16 Persentase pendapat sarana dan prasarana TNGGP Dari 34 responden pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebanyak 44.1% pengunjung yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana di TNGGP sudah baik, 41.2% cukup, 8.8% sangat baik dan sebagian kecil responden ada yang mengatakan buruk dan sangat buruk. Akan tetapi responden lebih banyak yang mengatakan sarana prasarana di TNGGP baik yaitu 44.1%, Hal ini dikarenakan hampir sebagian responden mengatakan sarana dan prasarana di TNGGP sudah baik akan tetapi masih banyak yang harus diperbaiki atau ditambah misal menambah jumlah toilet di jauhkan dari pemukiman dan lain sebagainya.

Gambar 17 Persentase kebutuhan pengunjung Dari34 responden pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebanyak 29.4% pengunjung yang mengatakan membutuhkan papan interpretasi pada jalur TNGGP agar mempermudah mencari informasi dan sebanyak 28,5% responden mengatakan membutuhkan toilet dan mushola karena letak toilet dan mushola masih jauh dan sedikit perkawasan. Akan tetapi sebagian kecil responden ada yang mengatakan memerlukan shelter, menara pengamat, toilet dijauhkan dari pemukiman, tempat sampah dan tempat permainan anak.

Gambar 18 kebutuhan interpretasi pengujung Dari 34 responden pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrago (TNGGP) sebanyak 76,5% pengunjung mengatakan program interpretasi yang diinginkan adalah rambu interpretasi, 17.6% pengunjung membutuhkan leaflet, 20.6% pengunjung membutuhkan interpreter yang memandu hanya pada tempat pemberhentian, dan sebanyak 11.8% pengunjung membutuhkan interpreter yang memandu sepanjang jalan. Hal ini membuktin bahwa program interpretasi yang paling banyak diinginkan pengunjung yaitu rambu interpretasi yaitu sebanayak 76,5% pengunjung yang bertujuan mempermudah pengunjung memperoleh informasi dalam melakukan perjalan di TNGGP.

Gambar 19 kelengkapan daya tarik pengunjung Berdasarkan 34 responden pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebanyak 52.9% pengunjung mengatakan kelengkapan yang diinginkan dalam menikmati data tarik wisata TNGGP adalah buku panduan/booklet, sebanyak 23.5% menginginkan leafllet, 8.8% menginginkan pemutaran slide film tentang kawasan secara keseluruhan dan sebagin kecil pengunjung mengingikan plang untuk penjelasan gunung, website,HT serta ada beberapa pengunjung yang mengatakan sudah cukup dan tidak ada yang diinginkan 4) Harapan Pengunjung Berdasarkan 34 responden pengunjung harapan dari setiap pengunjung berbeda-beda yaitu ada yang mengatakan cari referensi dari luar negeri, permudah track track, tambahkan toliet dan tempat sampah, adakan buku tamu untuk semua pengunjug, perbaiki jembatan, tambahkan toilet, saranan dan prasarana di pos

kesehatan, perbaiki layanan pemriksaan kesehatan, tambahkan tempat sampah, jaga kebersihan dan dijauhkan dari keramaian jaga kebersihan dan jembatan diperbaiki, sarana dan prasarana lebih diperbanyak seperti toilet mushola, menjaga kebersihan, penambahan toilet, fasilitas dijaga, tutup jalur ilegal, turunkan harga tiket masuk, kebersihan dijaga, tambahkan ada wahana permainan seperti flyng fox, perbanyak tempat sampah, jaga kerbrsihan air, danau dan perbanyak toilet, toilet tidak usah bayar, perbanyak petunjuk interpretasi, shelter , toilet dan tempat sampah, jaga kelestarian tempat sampah diperbanyak disekitar shelter, pasang papan petunjuk jaga kebersihan, jaga kebersihan, jangan coret-coret plan, jaga kebersihan tolet dan lingkungan, bershkan campside dan tambhakan rambu petunjuk arah, kurangi ilegal tracking dan calo, mempermudah track, cukup, perbaiki sarana dan prasarana, ada mushola disetiap track dan toilet dibersihkan, ada alat pengaman seperti tali , ada pos disetiap pos dan mushola dibersihkan,ada papan interpretasi dititik yang strategis. Dari berbagai macam harapan setiap pengunjung hampir setiap pengunjung mengatakan harapannya tentang perbanyak jumlah toilet, mushola,tampat sampah dan jaga kebersihan. g.

Orientasi Kebutuhan Kunjungan Kebutuhan manusia banyak dan beraneka ragam, bahkan tidak hanya beraneka ragam tetapi bertambah terus tidak ada habisnya sejalan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolgi (Rochmawan dalam Gunawijaya, 2017).Seseorang dapat mengorientasikan kebutuhannya sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), orientasi merupakan pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan. Kecenderungan kebutuhan seseorang dapat ditentukan dalam aktivitas yang sedang dilakukan seperti pada saat belajar, bekerja, dan lainnya termasuk dalam melakukan wisata alam. Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan Mandalawangi, orientasi kebutuhan pengunjung dibagi menjadi tiga bagian yaitu pra-kunjungan, kunjungan, dan pasca-kunjungan.Pada pra-kunjungan, pengunjung perlu menentukan tujuan dan mengumpulkan informasi mengenai kawasa wisata TNGGP serta akomodasi atau sarana transportasi untuk menuju ke TNGGP.Dalam melakukan kunjungan, pengunjung membutuhkan fasilitas seperti papan interpretasi dan shelter agar mempermudah selama melakukan aktivitas wisata di kawasan TNGGP.Pada pasca-kunjungan, pengunjung telah melakukan aktivitas wisata di kawasan tersebut dan dapat memberikan penilaian pada seluruh aspek Taman Nasional serta menjadi lebih sehat dan menyegarkan pikiran.Selain itu, pengunjung juga dapat memberi saran atau evaluasi terhadap kawasan Taman Nasional seperti memberikan spot tempat pembuangan sampah dan membetulkan jembatan yang rusak. 4. Program Interpretasi

Saat ini pihak TNGGP sudah melaksanakan program interpretasi seperti pengenalan sumber air, flora, dan potensi wisata lainnya.Pihak TNGGP juga menyesuaikan request dari pengunjung yang membutuhkan interpreter untuk menjadi pengarah wisata. Misalnya saja rombongan pengunjung SD, pihak TNGGP mengadakan program interpretasi seperti pengenalan sumber-sumber air. Tidak hanya itu ada juga pengunjung TNI atau POLRI yang biasanya datang untuk mengadakan acara gathering atau outbound, sampai saat ini pihak TNGGP masih menerima request pengunjung karena belum adanya program interpretasi secara tetap 4. 4.1

Program Interpretasi (Mandalawangi) Sekarang a. Pusat Pengunjung Pusat pengunjung ada dua areayaitu area pusat informasidan area parkir.Pusat informasi menjadi pusat pengunjung karena segala informasi mengenai wilayah Mandalawangi tersedia di area ini.Area ini juga didukung dengan adanya pos (ticketing),warung, tempat parkir dantulisan Mandalawangi.Pengunjung biasanya berhenti di area sekitaran pusat informasi walaupun lokasi tersebut bukan menjadi tempat khusus pemberhentian (lahan parkir). b.

Tempat pemberhentian Pengunjung Mandalawangi biasanya berhenti di area sekitaran pusat informasi yaitu lahan parkir.

c.

Tanda-tanda interpretasi Adanya pengenalan yang dilakukan pihak Mandalawangi seperti papan interpretasi, audio visual (di Balai), dan pemberian nama flora. Terdapat beberapa papan interpretasi contohnya pengenalan nama flora. Biasanya pengunjung yang datang tidak hanya sekedar camping saja melainkan untuk keliling wilayah Mandalawangi.

d.

Peralatan pelayanan sendiri Sementara : Poster tumbuhan, satwa, sumber air Permanen : Papan interpretasi

e.

Pelayanan personal Terdapat kurang lebih 3 orang yang bertugas untuk melayani pengunjung, mereka adalah pegawai lapang yang tugasnya adalah mengawasi dan sebagaiinterpreteryang

menunjukkan track menuju kawasan Mandalawangi.Sebagian dari petugas tersebut adalah warga lokal/masyarakat sekitar kawasan Mandalawangi.Sam Ham (1992) juga mengatakan bahwa interpretasi berarti komunikasi yang dipergunakan dalam kegiatan rekreasi dengan bentuk program pendidikan di taman rekreasi. Pengunjung dapat memulai perjalanannya dari pusat informasi hingga area yang lebih tinggi.Pengunjung dapat berjalan-jalan di sekitar kawasan hutan maupun mendaki ke daerah yang lebih tinggi. Wisata yang ditawarkan oleh pengelola ialah wisata camping ground, curug, rumah korea, f.

Jalan kaki, mendaki, dan wisata Pengunjung dapat memulai perjalanannya dari pusat informasi hingga area yang lebih tinggi. Pengunjung dapat berjalan-jalan menuju camping ground, rumah korea, dan curug.

g.

Penugasan di tempat aslinya Tidak terdapat pengunjung yang mendapat tugas dari tempat aslinya Penugasan diluar tempat aslinya Tidak terdapat pengunjung yang mendapat tugas dari luar tempat aslinya

h.

i.

Demonstrasi Tidak ada demonstrasi yang dilakukan

j.

Panggung terbuka dan program api unggun Tidak disediakan panggung terbuka dan tidak ada pula program api unggun. Namun pengunjung diperbolehkan untuk menyalakan api unggun asalkan tidak mengambil kayu dari wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

k.

Fasilitas audiovisual Adanya fasilitas ini disediakan di Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

l.

Publikasi untuk pengunjung Wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah terdeteksi di Google maps selain itu publikasi juga dilakukan melalui website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, melalui sosial media, serta penyebaran stiker. Terdapat satu petugas khusus yang bertugas menyebarkan informasi kepada calon

pengunjung (sebagai Contact Person) disetiap bahan publikasi yang ada. m.

Perpustakaan Adanya perpustakaan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, masyarakat umum boleh datang ke perpustakaan umum di waktu kerja yaitu Senin-Jum’at.

n.

Taman koleksi Tidak terdapat taman koleksi di kawasan wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

4.2

Perencanaan fasilitas dan aktivitas Adanya rencana fasilitas yang akan dibangun seperti jalur, taman anggrek, lapangan golf, dan jalan setapak untuk terapi dari batu kerikil.Tidak hanya itu, adanya keinginan untuk mengembangkan potensi wisata seperti panahan, enggrang dan galeri anggrek.Fasilitas yang ingin dikembangkan adalah jalur menuju pusat wisata karena selama ini jalan yang digunakan sedikit berbahaya. Untuk pengembangan jalur sedang dalam proses penyelesaian, namun untuk rencana lain masih mengalami kendala dibagian keuangan karena proposal yang diajukan masih menunggu tahap konfirmasi dari dinas yang bersangkutan. Hal tersebut merupakan pengajuan dari petugas lapang yang bersangkutan. 4.3 Manajemen fasilitas dan aktivitas Fasilitas rutin dirawat oleh para petugas dengan cara melakukan kontrol setiap harinya. Petugas sangat memperhatikan kenyamanan pengunjung dengan membersihkan fasilitas secara rutin, mengecek keamanan, dan memberikan informasi seputar cuaca.Namun masih minimnya jumlah petugas yang ada menjadi salah satu kendala dalam perawatan fasilitas yang ada. Program Interpretasi (Pendakian) 4.1 Sekarang a. Pusat Pengunjung Pusat pengunjung ada satu areayaitu area pusat informasi yaitu Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).Pusat informasi menjadi pusat pengunjung karena segala informasi mengenai wilayah TNGGP tersedia di area ini.Area ini juga didukung dengan adanya balai, pos (ticketing), musholla, toilet, tempat parkir dantulisan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Pengunjung biasanya berhenti di area sekitaran pusat informasi walaupun lokasi tersebut bukan menjadi tempat khusus pemberhentian (lahan parkir).

b.

Tempat pemberhentian Pengunjung biasanya berhenti di area sekitaran pusat informasi yaitu lahan parkir.

c.

Tanda-tanda interpretasi Adanya pengenalan yang dilakukanseperti papan interpretasi, audio visual (di Balai), dan pemberian nama flora. Terdapat beberapa papan interpretasi contohnya pengenalan nama flora. Biasanya pengunjung yang datang tidak hanya sekedar mendaki saja melainkan untuk keliling wilayah TNGGP.

d.

Peralatan pelayanan sendiri Sementara : Poster tumbuhan, satwa, sumber air Permanen : Papan interpretasi

e.

Pelayanan personal Terdapat kurang lebih 4 orang yang bertugas untuk melayani pengunjung, mereka adalah pegawai lapang yang tugasnya adalah mengawasi dan sebagai interpreteryang menunjukkan track menuju kawasan Gunung Gede Pangrango.Sebagian dari petugas tersebut adalah warga lokal/masyarakat sekitar kawasanTaman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jumlah petugas dapat berubah mengikuti permintaan pengunjung. Biasanya adanya penambahan petugas saat musim libur dikarenakan banyak yang melakukan pendakian.

f.

Jalan kaki, mendaki, dan wisata Pengunjung dapat memulai perjalanannya dari pusat informasi hingga area yang lebih tinggi. Pengunjung dapat berjalan-jalan menuju camping ground,curug, dan gunung Pangrango. Awalnya para pendaki wajib mengikuti tes kesehatan dari pihak TNGGP.

g.

Fasilitas audiovisual Adanya fasilitas audivisual mengenai sejarah TNGGP yang disediakan di Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

h.

Publikasi untuk pengunjung Wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah terdeteksi di Google maps selain itu publikasi juga dilakukan melalui website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, melalui

sosial media, serta penyebaran stiker. Terdapat satu petugas khusus yang bertugas menyebarkan informasi kepada calon pengunjung (sebagai Contact Person) disetiap bahan publikasi yang ada. i.

Perpustakaan Adanya perpustakaan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, masyarakat umum boleh datang ke perpustakaan umum di waktu kerja yaitu Senin-Jum’at.

4.2

Perencanaan fasilitas dan aktivitas Adanya rencana fasilitas yang akan dibangun seperti perbaikan jalur. Fasilitas yang ingin dikembangkan adalah jalur menuju pusat wisata karena selama ini jalan yang digunakan sedikit berbahaya.

4.3

Manajemen fasilitas dan aktivitas Perawatan rutin fasilitas oleh para petugas dengan cara melakukan kontrol setiap harinya. Petugas sangat memperhatikan kenyamanan pengunjung dengan membersihkan fasilitas secara rutin, mengecek keamanan, dan memberikan informasi seputar cuaca.Namun masih minimnya jumlah petugas yang ada menjadi salah satu kendala dalam perawatan fasilitas yang ada.

5. Isi dan Program Perencanaan Berdasarkan data program yang tersedia, fasilitasdan program yang tersedia di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah medukung kegiatan pengunjung. Pusat layanan pengunjung sudah tersedia, seperti pos jaga, ticketing, dan layanan informasi. Tetapi fasilitas audiovisual di rumah korea perlu ditambahkan karena hanya tersedia di lantai dua. Untuk fasilitas seperti MCK, musholla, arena parkir, dan pusat informasi sudah cukup memadai dan pengelola belum berencana untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas tersebut.Namun, pengelola memiliki rencana dalam pengembangan wisata dengan membangun fasilitasfasilitas baru. Secara lebih jelas, berikut adalah isi dan program perencanaan yang dikembangkan pengelola: 5.1 5.1.2 a)

Resort Mandalawangi

Pelayanan personal Meja informasi pada pusat pengunjung Tidak ada perencanaan yang akan dilakukan oleh pengelola b) Pengadaan sarana untuk jalan kaki

Saat ini sedang ada perbaikan walking track di Resort Mandalawangi.Walking track diperbaiki dan dibuat dengan menambahkan kerikil supaya tidak terlalu licin. c) Pengadaan sarana wisata Fasilitas yang masih dalam tahap pembangunan lapangan golf mini, kantin, dan kolam renang.Pembangunan di kawasan TNGGP ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing wisata Resort Mandalawangi. 5.1.3

Fasilitas audiovisual Saat ini sedang direncanakan pembuatan home theater di Galeri Rumah Korea di Resort Mandalawangi, hal ini bertujuan supaya unsur penguatan budaya Korea yang terdapat disana dapat semakin bagus dan dapat dinikmati pengunjung. 5.1.4 Program-program lain Saat ini pihak pengelola resort Mandalawangi sedang merencanakan program interpretasi berupa taman anggrek. Taman aggrek ini nantinya dijadikan sebagaiobyek interpretasi bagi pengunjung oleh interpreter. Kegiatan Interpretasi dapat dilakukan dengan mengunjungi habitat anggrek, menelusuri persebaran anggrek dan melihat budidaya anggrek(keterkaitan anggrek dengan ekosistem) sembari mendengarkan interpretasi dari intrepeter. Pengunjung juga dapat mengintepretasikan anggrek secara langsung dan merasakan kesan tersendiri setelah melakukan program Interpretasi. 5.2 Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 5.2.2 Pelayanan personal a) Meja informasi pada pusat pengunjung Tidak ada perencanaan yang akan dilakukan oleh pengelola b) Pengadaan sarana untuk jalan kaki Pengelola sedang membangun walking track di kawasan TNGGP c) Pengadaan sarana wisata Pengelola merencanakan untuk memperbaiki sarana dan prasarana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango seperti:  Fasilitas walking track. Pengelola berencana untuk membangun sebuah sarana untuk pejalan kaki dengan material batu kerikil agar pengunjung dapat menikmatinya sebagai sarana untuk terapi kesehatan.  Fasilitas lapangan golf mini. Lapangan tersebut berenncana untuk dibangun agar pengunjung dapat menikmati olahraga golf dan sebagai daya saing wisata. 6. Studi yang Mendukung Program Intepretasi

Sesuai dengan yang dipaparkan oleh pengelola kawasan wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, bahwa program interpretasi yang ada sebenarnya disesuaikan dengan permintaan atau keinginan pengunjung itu sendiri, contohnya : program interpretasi yang diberikan untuk anak SD mengenai berupa program air bersih yang dikemas dengan games-games yang menarik, ada juga program interpretasi untuk para polisi serta TNI berupa jambore. Adanya program tersebut merupakan usaha untuk pengembangan wisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, khususnya di Mandalawangi. Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sendiri belum terdapat studi yang mendukung program interpretasi. Hanya terdapat interpreter yang akan memberikan segala informasi mengenai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango itu sendiri. Salah satu ide yang ditawarkan oleh pengeloal Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sendiri adalah penyebarluasan informasi secara aktif kepada masyarakat lebih luas serta menjalin komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat.Bahkan dapat dikembangkan bukan sekedar informasi tetapi juga “interpretasi”. Dalam program interpretasi, masyarakat tidak hanya diberi informasi mengenai keberadaan Taman Nasional, tujuan serta upaya konservasi yang dilakukan, tetapi lebih jauh mereka diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan konservasi dan kegiatan pengelolaan tersebut, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Para interpreter di TNGGP dilatih terlebih dahulu agar dapat menjelaskan berbagai macam flora maupun fauna serta kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango secara detail dan rinci. Karena dari pihak pengelola TNGGP sendiri yang masih menyesuaikan program interpretasi yang ada dengan keinginan pengunjung yang datang, maka pengelola TNGGP pun masih belum mengoptimalkan program apa yang memang ada di TNGGP itu sendiri. Namun menurut pengelola TNGGP sendiri, akan menambahkan taman anggrek yang ada di Mandalawangi. Hal tersebut bisa menjadi acuan untuk mengembangkan program interpretasi yang ada di kawasan Taman Nasioan Gunung Gede Pangrango yang dibuat dalam bentuk papan informasi mengenai macam-macam bunga anggrek, atau asal mula bunga anggrek. 7. PeningkatanKeahlian Staff 7.1 Saat ini Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki sejumlah staff. Tidak hanya staff yang terdata secara struktur, tetapi memiliki staff yang direkrut secara langsung khususnya dari masyarakat sekitar TNGGP sebagai upaya kerjasama antara TNGGP dengan masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab sosial oleh pihak pengelola. Terdapat dua divisi yang memiliki fungsi yang berbeda, divisi MMP atau Masyarakat Mitra Polhut yang berfungsi sebagai pendukung polisi hutan di TNGGP yang berjumlah 10 orang serta

Montana Volunteer yang bertugas sebagai pemandu wisata, interpreter dan lainnya yang berjumlah 60 orang, tetapiyang aktif hanya sekitar 15 orang. Program peningkatan keahlian staff seperti pelatihan pengelolaan taman nasional, komunikasi dalam interpretasi, analisis ekologi, interpretasi dan etika dalam melakukan pelayanan dilakukan sebagai peningkatan kapasitas diri, khususnya bagi MMPdan Montana Voluteer. Umumnya pelatihan dilakukan secara langsung oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK serta dari Dinas Pariwisata. Program pelatihan dilakukan sebanyak dua sampai empat kali setiap tahun sesuai dengan kebutuhan dan anggaran pada periode tersebut. Menurut Sudrajat (2016) berdasarkan hasil analisisnya menggunakan Strategi Weaknessess – Opportunities (W-O): Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) Pengelola Program Ekowisata di Resort Mandalawangi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di antaranya adalah: a. Melakukan pelatihan kepada SDM Pengelola Program Ekowisata tentang pembentukan watak dan karakter, keterampilan manajemen kawasan, keterampilan pemandu dan interpreter, manajemen risiko, teknik survival. b. Pembuatan dan pelaksanaan SOP tentang pelayanan terhadap pengunjung termasuk SOP penanggulangan kecelakaan dan keselamatan pengunjung. c. Melakukan penilaian kinerja pegawai melalui evaluasi terhadap hasil kerja, pelayanan dan dampak yang terjadi terhadap kelestarian kawasan serta kenyamanandankeamananpengunjung. 7.2 Rencana Peningkatan Keahlian Selanjutnya Untuk rencana peningkatan keahlian staff pada masa yang akan datang belum direncanakan. Hal tersebut disebabkan kapasitas yang dimiliki staff masih mumpuni dan berkompetensi serta masih diperhitungkannya anggaran untuk periode selanjutnya. 8. Perkiraan Harga Untuk Rencana Program Sebagai Suatu Tindak Lanjut Dari Fasilitas Dan Aktivitas Pada perencanaan program diperlukan suatu tindak lanjut dari fasilitas dan aktivitas dengan membuat perkiraan harga atas program tersebut. Perencanaan harga akan lebih fokus untuk pengalokasian dana perbaikan serta pemeliharaan pada fasilitas yang sudah tersedias eperti, tempat sampah, MCK, Mushola, dan area parkir. Walaupun dari pengelola sendiri memiliki alasan atas terbatasnya keempat aspekt ersebut guna menjaga kelestarian dan keasrian Taman Nasional GunungGede Pangrango. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memberikan pelayanan untuk pengunjung berupa jalur pendakian, perkemahan serta rekreasi alam. Harga tiket masuk dibedakan menjadi tiga jenis pengunjung yaitu umum, pelajar dan mancanegara. Perbedaan harga juga terdapat antara hari kerja dan hari libur.

Adapun syarat minimal sebuah kelompok rombongan pelajar yaitu sejumlah sepuluh orang dengan menunjukan kartu pelajarnya. Berdasarkan tindak lanjut dari fasilitas dan aktifitas pada poin 5, maka perencanaan harga akan lebih di alokasikan sebagai dana untuk perbaikan fasilitas yang sudah ada. Tiket dibagi menjadi dua jenis yaitu tiket masuk untuk perorangan, kemah, dan kendaraan. Tiket perorangan untuk hari biasa Rp. 16.000 dan weekend yaitu Rp 18.500. Untuk tiket berkemah, dikenakan biaya Rp 24.000/malam/orang di hari biasa dan Rp. 29.000 untuk weekend. Harga tiket parkir sendiri sebesar Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Biasanya untuk yang berkemah dikenai biaya tambahan untuk parkir tergantung pekerja parkir disana. Adapun biaya untuk pendakian adalah sebagai berikut: 1. Tiket domestik hari biasa Rp 27.500/orang dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam 2. Tiket domestik hari libur Rp 32.500/orang dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam 3. Tiket domestik khusus pelajar Rp 16.000 dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam. Minimal harus 10 orang per kelompok atau group. 4. Tiket mancanegara hari biasa Rp 157.500/orang dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam 5. Tiket mancanegara hari libur Rp 232.500/orang dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam 9. Peta Lokasi

DAFTAR PUSTAKA Berakhirnya TII pada Masa Kartosuwiryo. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia pada:http://eprints.uny.ac.id/22985/6/6..%20BAB%20V.pdf Gunawijaya R. 2017. Kebutuhan manusi dalam pandangan ekonomi kapitalis dan ekonomi islam. Jurnal Almaslahah: Vol. 13 (no. 1). [diakses pada 6 oktober 2018]. Dapat diunduh pada: https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/Almaslahah/article/.../49... [KBBI] Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Pengertian Orientasi. [diakses pada 6 oktober 2018]. Dapat diunduh pada https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/orientasi Muntasib EK, Rachmawati E, Mulyani YA, Sunkar A , Meilani R. 2014. Interpretasi Alam. Bogor (ID): IPB Press. 85 hal. Novitaningtyas T. 2014. Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis kelamin, tingkat pendidikan) dan aktivitas fosok dengan tekanan dadah pada lanska di keluruhan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta Trimarsito BH. 2010. Kinerja PengamananTaman NasionlaBerbasis Resort (Kasus Taman Nasional Betung Kerihun, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Alas Purwo) [tesis]. Bogor(ID): InstitutPertanian Bogor. https://www.gedepangrango.org/ Sipayung LA, Purwanti F, Hutabarat S. 2017. Perencanaan program interpretasi lingkungan dalam pengelolaan wisata di maroon mangrove edu park semarang. Journal of Maquares [Internet]. [Diunduh pada 2018 Okt 6]. Vol 6(3): 255-263 tersedia pada: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/maquares/article/view/20584/193 65. Sudrajat I, Sunarminto T, Nitibaskara TU. 2016. Pengembangan program ekowisata di Resort Mandalawangi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kabupaten Cianjur Jawa Barat [jurnal]. Media Konservasi. 21(3): 295-303. Dapat diunduh di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/konservasi/article/view/16419 http://wisatacibodas.com/bumi-perkemahan-mandalawangi-campingground-cibodas/ Wahyuni., dan Eksanoto, D. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Jagalan di Wilayah

Kerja Puskesmas Pucang Sawit Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia. 1 (1) : 79-85

LAMPIRAN FLORA TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok Tanggal Jalur H M.

Titik HM ke

0

0.2-0.3

:9 : 22 September 2018 : TNGGP 1 (HM 0-8) Jenis (nama lokal dan ilmiah)

Ciri Morfologi

Rasamala (Altingia excelsa)

Tingginya ratarata mencapai 40-60 m. Tinggi bebas cabangnya sekitar 20-35 m. Kulit kayu Rasamala bertekstur halus dan berwarna abu-abu. Sementara kayunya berwarna

Keunikan dan kekhasan

Pohon Rasamala yang masih muda memiliki tajuk rapat dan berbentuk seperti pyramid. Bentuk ini kemudian berangsur membulat seiring bertambahnya

Pemanfaatan bagian

Batang Buah Getah

manfaat

cara pemanfaatan

Biasa dipakai untuk tiang dan balok rumah dan jembaran.

Benih diekstraksi dengan melakukan penjemuran selama 2 hari. Atau bisa juga dengan menggunakan pengering benih dengan suhu 38-42 C selama 20 jam.

konstruksi serta bantalan penyangga rel kereta api. Tonikum

Penyebaran

Hampir ditemukan di sepanjang jalur

1

1.1

Saninten (Castanopsis argentea)

merah.

umur. Rasamala adalah pohon yang selalu hijau. Pohon ini bisa mencapai diameter hingga 80-150 cm.

kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecahpecah dengan permukaan batang tidak rata. Terdapat alur-alur memanjang pada batang yang tak lain adalah garis empulur yang menonjol

Buahnya bertangkai seperti buah rambutan, berkelompok dan kulit

Biji dan batang kayu

Biji biasanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau digunakan sebagai pencampur kue dan coklat

Batang kayu saninten digunakan untuk bangunan perumahan dan

Bijinya direbus atau dibakar, buahnya dimakan,

ditemukan di beberapa HM

keluar.

jembatan, papan, tiang dan rusuk

buah ditutupi oleh duri yang tumbuh berkelompok, ramping, tajam, dan berkayu.

TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur H M.

Titik HM ke

1

1.2

:9 : 22 September 2018 : TNGGP 1 (HM 0-8) Jenis (nama lokal dan ilmiah) Paku Tiang (Cyathea constamman)

Ciri Morfologi

batang yang tumbuh tegak

Keunikan dan kekhasan Bentuknya khusus, hampir menyerupai pohon kelapa sehingga

Pemanfaatan bagian

Batang Daun

manfaat

Bahan patung, tiang-tiang dekorasi rumah mewah atau hotel-hotel, vas bunga, maupun sebagai media

Penyebaran

Cara pemanfaatan

Pengolahan industri, untuk daunnya dapat dimasak

Kadangkadang berkelompok dan banyak dijumpai pada lereng-lereng pegunungan

mudah dibedakan dengan jenis paku yang lainnya

2

2.2

Pandan Duri (Pandanus tectorius)

daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki serabut yang menopang tumbuhan ini

serat

tanam anggrek. Daun yang masih menggulung digunakan sebagai bahan sayur. Daun

yang Batang panjang dan kuat

Daunnya penghasil bahan anyam-anyaman, tikar pandan, tas, atau bahan pembungkus

baik yang terbuka maupun tempat-tempat yang terlindung.

Ditemukan di beberapa HM

2

2

2.4

2.8

Pohon Induk Rasamala (Altingia excelsa)

Batang dan akarnya sangat besar, lebih besar dari pohon rasamala pada umunya.

Bisa mencapai lebih dari 60 meter

Batang

Babadotan (Ageratum conyzoides)

Tanaman dengan bunga kecil berwarna putih keunguan dan banyak

batang gilig dan berambut jarang, sering bercabangcabang, dengan satu atau banyak kuntum bunga majemuk yang terletak di ujung,

Semua bagian

Ditemukan di beberapa HM

Buah Getah

Menghentikan pendarahan luka, maag, panas dalam, sakit tenggorokan, obat maag

Menumbuk bandotan dan dicampur dengan minyak goreng, dan dipergunakan untuk obat luar saja. (luka) Semua bagian Ditumbuk untuk luka luar(obat maag) semua bagian digodog, lalu diminum airnya

Hampir ditemukan disetiap HM

5

5.2

5.3

Bubuay/Rotan Badak (Plectocomia elongata)

Panggang Rante (Braciopsis glomerulata)

Rotan berukuran besar, tunggal atau merumpun. Pelepah daun berwarna hijau, dengan banyak duri horizontal atau tersusun seperti sisir miring (roset). Permukaan atas anak daun hijau dan bagian bawahnya keputihan.

semak besar atau pohon kecil dengan duri pada batang, daun palem dengan 5–7 selebaran, lumut, dan bunga di kepala glomerulus.

Getah, Buah, malai bunga, rotan

Getah untuk mengobati luka dan untuk mengatasi demam.

Getahnya diminum atau digosokkan di badan Pemanfaatan rotan untuk mebel dengan cara pengolahan industri

Ditemukan hanya di beberapa HM saja

Buahnya dapat dimakan Malai bunganya dimanfaatkan untuk menghias gapura Rotannya digunakan untuk mebel Buah

Buahnya untuk obat batuk, disentri, dan demam

Tunggal

6

6.3

Jamur Jengger Ayam

Berwarna orange

warna yang menarik (glowing)

Seluruh bagian jamur

makanan hewan

langsung dikonsumsi

Tunggal dan tidak mengumpul

TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok Tanggal Jalur H M.

Titik HM ke

1

:4 : 22 September 2018 : TNGGP (Ciwalen) Jenis (nama lokal dan ilmiah)

Di meter Cangkuang ke 2 (Fandanus furcatus Farm Jarak 50 Pandanaceae) cm

Ciri Morfologi

Daun panjang berduri, batang berdiameter sekitar 5 cm

Keunikan dan kekhasan

Pemanfaatan bagian

Daun tumbuh Daun berkumpul di beberapa titik batang

manfaat

Tikar

Penyebaran

cara pemanfaatan

Bersihkan duri pada Tersebar daun, belah daun menjadi cukup luas di beberapa bagian sesuai meter ke 2 kebutuhan, keringkan dan luruskan, anyam daun tersebut menjadi tikar

1

Di meter Bingbin ke 5 (Pinanga coronata Fam Jarak 50 Arecaceae) cm

1,3 Di meter Kijiwo ke 1 (Euchresta horsfieldii) Jarak 250cm

2

Di meter Honje ke 5 (Nicolala solaris) Jarak 50 cm

Daun rimbun, Menyerupai tidak pohon bambu bercabang, batang berbuku-buku

Batang

Kayu bakar

Pilih batang yang sudah mati atau kering (jika lembab, keringkan), potong dan belah menjadi berukuran kecil, susun, dan nyalakan api

Batang panjang, daun berwarna hijau, berukuran kecil, melebar dan menyirip, beranting

Akar

Penawar bisa

Biji

Obat TBC

Dikunyah, airnya ditelan Terdapat dan ampasnya dibalurkan beberapa ke luka bekas gigitan pohon di sekitar titik Ditumbuk, seduh dengan lokasi air hangat penemuan

Beranting banyak menyebar sepanjang batang

di

Daun menirip Bentuk daun Batang berukuran yang besar besar dan menyirip, tidak Rimpang bercabang

Sambal

Obat batuk

Terdapat beberapa pohon di sekitar titik lokasi penemuan

Kupas batang, ambil Beberapa bagian lunaknya, masak tersebar di sekitar titik Direbus, minum air lokasi rebusannya penemuan

2

Di meter Hariang ke11 (Begonia robusta) Jarak 40 cm

Pendek, daun Bentuk dan Batang berbulu, warna daun pinggiran daun yang unik sedikit merah berbentuk menyerupai hati dan sedikit meruncing di beberapa bagian

Obat dalam

2,1

Di meter Riung Anak ke 8 (Castanopsis acuminatissim Jarak a) 270 cm

Daun kecil Tumbuh di Daun berbulu sekitar akar menjari, pohon besar berbatang kecil.

Obat

panas Bersihkan, dimakan

Rebus

langsung Tersebar di sekitar titik lokasi penemuan

Zona Pemanfaatan

2,1

Di meter Nona ke 9,8 Leuwung (Polyalthia Jarak Sabcordata) 110 cm

Batang Kurus, memiliki bintik-bintik warna putih, daun sejajar

Di analogikan Daun seperti nona “gadis” yang langsing

Obat

Direbus

Zona Pemanfaatan

3,6

Di meter Riung anak ke 2 jarak 50 (Castanopsis acuminatissim cm a)

Daun kecil Tumbuh di Daun berbulu seitar akar menjari, pohon besar berbatang kecil

Obat

Rebus

Zona pemanfaatan

3,6

Di meter Babakoan ke 14 (Eupathorium Jarak 80 Sordidum) cm

Bunga berwarna ungu, daun lebar berbulu, menyirip batang lunak (tidak memiliki cambium) dan berbulu

Tumbuhan termasuk ke dalam IAS adalah jenisjenis tumbuhan maupun hewan asing yang berkembang dan menyebar di luar habitat aslinya yang

Zona Sub Montana sepanjang jalur ke HM 4 sekian

menginvasi ekosistem

TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur HM.

:4 : 22 September 2018 : TNGGP (Curug Ciwalen)

Titik HM ke

0,3

Jenis (nama lokal dan ilmiah)

Di meter Rasamala ke 2 m (Altingia Jarak 1m excelsa)

Ciri Morfologi

Diameter pohon 80-150 cm Daunnya berbentuk lonjongmemiliki bentuk khas yaitu bergerigi halus. Bunga berkelamin satu. dan berkumpul menyerupai kepala

Keunikan dan kekhasan

Pemanfaatan bagian

yang Daun dapat tumbuh sangat tinggi, mencapai 40 Kayu hingga 60 meter . pohon hutan

manfaat

Penyebaran

cara pemanfaatan

Obat sakit perut, Direbus atau Sepanjang lalapan dimakan mentah Jalur jembatan, Kayu dipotong lantai,hingga per sesuai kebutuhan ahu dan keringkan campuran pengharum

ruangan

Mengahsilkan damar yang berbau harum

2,1

Di meter ke 9,8m, Jarak 160 cm

Nona Leuwung (Polyalthia Sabcordata)

Batang Kurus, memiliki Di analogikan Daun bintik-bintik warna seperti nona putih, daun sejajar “gadis” yang langsing

Obat

Direbus

Zona Pemanfaatan

2,1

Di meter ke 10m , Jarak 68 cm

Riung Anak Daun kecil berbulu Tumbuh di sekitar Daun (Castanopsis menjari, berbatang akar pohon besar acuminatissi kecil. ma)

Obat

Rebus

Zona Pemanfaatan

3,6

Di meter Kondang/Go Daun tersebar, bulat ke 9,8m ndang (Ficus telur,pertulangan Jarak 65 Variegata) menyirip dan hijau. cm Batang bulat, bercabang, permukaan kasar, dan hijau kotor

Anti Racun

Direbus Direbus/dikunyah (rasanya manis) dapat menghentikan murus darah.

Akar , tunggang

Tidak dapat Akar diketahui bahwa pohon tersebut Kulit termasukPohon Kondang atau bukan, sebelum pohon tersebut berbunga dan berbuah dengan deanalisis dari

Obat

Tersebar di Asia tenggara pada ketinggian 100-500 M Dpl. Di Tn. Gede terdapat Buah direbus dan di Zona Dub disaring. Hasil Montama saringan ditambah

beberapa ciri-ciri fisik

Buah

Obat diare

1 sendok madu, dan diminum 2 kali sehari pagi dan sore

-

-

Dapat berumur panjang, lenih dari 80 tahun

3,6

Di meter Babakoan ke 14,69 (Eupathoriu m Jarak m Sordidum) 50 cm

Bunga berwarna ungu, daun lebar berbulu, menyirip , batang lunak (tidak memiliki kambium) dan berbulu

Tumbuhan termasuk kedalam IAS, adalah jenisjenis tumbuhan maupun hewan asing yang berkembang dan menyebar di luar habitat aslinya yang menginvasi ekosistem secara

Zona Sub Montanasepanjang jalur ke HM 4 sekian

relative luas dan cepat berpotensi menghancurkan habitat TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok Tanggal Jalur HM .

Titik HM ke

0.1

167 cm 2.6 m

: 10 : 22-9-2018 : Jenis (nama lokal dan ilmiah)

Ciri Morfologi

Pohon hutan (Rasamala, Altingia excelsa Noronha)

Kulit kayu bertekstur halus berwarna abu-abu, buah berwarna coklat, Daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 6-12

Keunikan dan kekhasan

Pemanfaatan bagian

Tanaman ini Daun, biji, mendominasi batang di sepanjang jalur, biasanya digunakan untuk membantu bertahan hidup

manfaat

Sebagai obat sakit perut dan lalapan, dapat memberi rasa hangat, sebagai obat batuk dan sebagai tanaman survival agar dapat bertahan di hutan.

Penyebaran

cara pemanfaatan

Untuk konsumsi di rebus terlebih dahulu. Sedangkan furniture di Sepanjang modifikasi menjadi alat- jalur alat furniture.

0.2

141 Labu-labuan cm di (Liana) 2M

cm dan lebar 2,5 – 5 cm dengan letak bergiliran. Tepi daun Rasamala memiliki bentuk khas yaitu bergerigi halus.

Batangnya digunakan untuk berbagai furniture dan mengeluarkan bau harum.

batang kecil, Merupakan batang berduri tinggi, tanaman tumbuh berduri yang

Memberikan perlindungan untuk proteksi

Sepanjang jalur

memanjati di melingkari pohon-pohon batang pohon besar berada di besar tanah, merambat dan menggatung 0.2

0.3

152 cm di

terhadap pohon besar, dan penghasil oksigen

7.8 M

Pakis (Kadaka, Berdaun Asplenium sejajar, dan scolopendrium) berbentuk mangkuk seperti sarang burung.

Berbentuk Daun, mangkuk serabut seperti sarang burung, sehingga sering menarik perhatian burung untuk bersarang di dalamnya.

Sarang burung, tanaman hias, dan dapat menyimpan cadangan air

Di taruh di pot sebagai Beberapa titik tanaman hias atau ditempelkan pada tumbuhan inang

65 cm di 2.14 M

(Ki Riung Anak, Castanopsis acuminatissima

Berada di Daun sepanjangan jalur, mendominasi dan pohon abadi

Obat-obatan

Di rebus

Berdaun menjari dan lebar. Berada di bawah jalur

Sepanjang jalur

0.8

0.9

64cm di 6.60 M

Huru-huruan

138.4 di 2.6

Pakis haji Daun termasuk (Cycadaceae). daun majemuk menyirip (paripinnatus), Tanaman berperawakan pohon, serupa palem, termasuk tanaman menahun

M

1.4

(Litsea sp.)

283 Saninten cm di (Castanopsis 3.26 javanica) M

Berdaun besar dan berbatang kecil danpada daun memiliki corak

Berbatang besar

Daun memiliki Daun corak dan warna yang berbeda dari tampak depan dan belakang

Obat-obatan

Di rebus

Dapat Teras dimakan, dapat batang dijadikan tempat berteduh, terdapat di sepanjang jalur

Konsumsi, Di rebus dimakan untuk dapat membantu bertahan hidup, sebagai tanaman hias, sebagai peneduh jika sudah besar, obat yang mengobati dari dalam

Sepanjang jalur

Memiliki buah Buah, seperti batang rambutan dan terkenal dengan bijinya

Buahnya untuk di konsumsi, kayunya dapat dijadikan furniture

Pohon besar ini hanya ada di 1 titik, namun yang keci ada di sepanjang

Buahnya dapat dikonsumsi langsung dan batangnya dapat diolah menjadi furniture

Satu titik

yang manis Kayunya kuat, batang berwarna putih kecoklatan sampai coklat kemerahan

jalur

0.5

164 Pohon pasang Kayu berwarna cm di (Lithocarpus putih 4.97 Spp) kecoklatan, berdaun menjari

1.3

61 cm Jahe hutan di (Zingiber 2.73 officinale) M

Berwarna Jahe berwarna Tunas hijau, beraroma hijau jahe, kelopaknya berbentuk tabung

Obat-obatan dan Di rebus rempah-rempah

Satu titik

0.1

30 cm Teklan 11.47 (Ageratina M riparia)

Berbunga putih, kecil,

Tanaman hias

-

Satu titik

1.6

168 Tepus Begonia cm di (Stachyria 4.97 graniceps) M

Memiliki Berbunga Bunga dan batang yang indah berwarna batang kecil, memiliki ungu duri dan berdaun lebar dan besar

Bunga: keindahan

Dimakan langsung

Satu titik di sepanjang jalur.

Berbunga putih Bunga indah, terdapat di bawah

furniture

Batang: dapat dimakan dan mengeluarkan air untuk

Menjadi mebel furniture lainnya

daan Sepanjang jalur

diminum yang dapat membantu manusia untuk dapat bertahan hidup. 2.1

105 Rotan-rotanan cm di (Calameae) 26.58 m

Batang berduri, Hidup beruas, sekitar berbatang dan besar berdaun kecil.

di Batang pohon dan akar

Batang: Di oleh dengan beberapa Setiap titik di berfungsi untuk tahap. sepanjang furniture dan jalur mebel. Akar: dapat membantu menahan longsor

2.1

223 cm di 60.29 m

Anggrek kayu(Spathoglot tis Plicata Blume)

Batang tanaman berbentuk bulat, bertekstur lunak, berbulu, daun tanaman lojong 5-8cm. bunga

Karna hidup di Bunga tanah dan langka sehingga sulit ditemukan

Mengobati obat Diolah menjadi obat Satu titik telinga, bisul, herbal dan dirawat dan keseleo menjadi tanaman hias serta sebagai tanaman hias

majemuk berwarna ungu, Buah tanaman berwarna kuning pucat dengan biji bulat kecil berwarna kehitaman. Berakar serabut TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur HM .

Titik HM Ke

0.1

167 cm 6.6 M

: 10 : 22-9-2018 : Jenis (nama lokal dan ilmiah)

Ciri Morfologi

Pohon hutan (Rasamala, Altingia excelsa Noronha)

Kulit kayu bertekstur halus berwarna abu-abu, buah

Keunikan dan kekhasan

Pemanfaatan bagian

Tanaman ini Daun, biji, mendominasi batang di sepanjang jalur, biasanya

manfaat

Sebagai obat sakit perut dan lalapan, dapat memberi rasa

Penyebaran

cara pemanfaatan

Untuk konsumsi di rebus terlebih dahulu. Sedangkan furniture di Sepanjang modifikasi menjadi alat- jalur

berwarna coklat, Daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 6-12 cm dan lebar 2,5 – 5 cm dengan letak bergiliran. Tepi daun Rasamala memiliki bentuk khas yaitu bergerigi halus.

digunakan untuk membantu bertahan hidup

hangat, sebagai alat furniture. obat batuk dan sebagai tanaman survival agar dapat bertahan di hutan. Batangnya digunakan untuk berbagai furniture dan mengeluarkan bau harum.

0.2

141 Labu-labuan cm di (Liana) 2M

batang kecil, berduri tinggi, tumbuh memanjati di pohon-pohon besar berada di tanah, merambat dan menggatung

Merupakan batang tanaman berduri yang melingkari batang pohon besar

Memberikan perlindungan untuk proteksi terhadap pohon besar, dan penghasil oksigen

0.10

152 Pakis (Kadaka, Berdaun cm di Asplenium sejajar, dan 7.8 M scolopendrium) berbentuk mangkuk seperti sarang burung.

Berbentuk Daun, mangkuk serabut seperti sarang burung, sehingga sering menarik perhatian burung untuk bersarang di dalamnya.

Sarang burung, tanaman hias, dan dapat menyimpan cadangan air

Di taruh di pot sebagai Beberapa titik tanaman hias atau ditempelkan pada tumbuhan inang

0.6

65 cm Ki Riung Anak, Berdaun di (Castanopsis menjari

Obat-obatan

Di rebus

Berada di Daun dan sepanjangan

Sepanjang jalur

Sepanjang jalur

0.8

0.9

2.14 M

acuminatissima) lebar. Berada jalur, di bawah jalur mendominasi dan pohon abadi

64cm di 6.60 M

Huru-huruan (Litsea sp.)

Berdaun besar dan berbatang kecil danpada daun memiliki corak

Daun memiliki Daun corak dan warna yang berbeda dari tampak depan dan belakang

138.4 Pakis haji Daun termasuk Dapat Teras di 2.6 (Cycadaceae). daun majemuk dimakan, dapat batang M menyirip dijadikan (paripinnatus), tempat Tanaman berteduh, berperawakan terdapat di pohon, serupa sepanjang jalur palem, termasuk tanaman menahun

Obat-obatan

Direbus

Satu Titik

Konsumsi, Di rebus dimakan untuk dapat membantu bertahan hidup, sebagai tanaman hias, sebagai peneduh jika sudah besar, obat yang mengobati dari dalam

Sepanjang jalur

1

129 cm

Tepus Begonia

(Stachyria Di 4M graniceps)

Memiliki batang yang kecil, memiliki duri dan berdaun lebar dan besar

Pada batang Batang bisa dimakan dan memiliki rasa yang asam. Dan terkadang pucuk dun berwana merah

Batangnya bisa Dikonsumsi dikonsumsi langsung

Daun dan Buat batang yang bebulu dan buah yang bisa dimakan

Pada begian Dikonsmsi buah bisa direbus dikonsumsi

secara Disatu titik tertentu di sepanjang jalur

1,2

2,54 Harendong cm di Bulu 9M (Tibouchina Urvilleana)

Memiliki daun yang lear berbatang kecil dan dan tumbuh tidak terlalu besar

dengan

01.6

89,2 Picus (Ficus) cm di 3,2 M

Tumbuh tinggi Buah berduri Buah menjalar di dan jatuh pohon besar disekitar jalur

Dikonsumsi Dikonsumsi satwa yang lagsung hidup dihutan lindung

3.0

236 Pandan Berduri cm di 18,16 (Pandanus tectorius) M

Memiliki daun Menyebar di Daun yang panjang sela sela pohon dan berduri besar

Dijadikan Diolah dengan beberapa Satu titik di kerajinan seperti tahap sepanjang tikar, bakul dan jalur alat alat

secara Satu titik

tradisional lainnya 2.1

184 Rotan Hutan cm di 2,40M Calameae

Memiliki Hidup batang keci dan sekitar daun kecil besar

1.4

283 Saninten cm di Castanopsis 3.26 javanica M

Berbatang besar

1.6

164 Pohon pasang Kayu berwarna cm di (Lithocarpus putih 4.97 Spp) kecoklatan, berdaun menjari

di Batang pohon

Dimanfaatkan untuk kerajinan

Di oleh dengan beberapa Setiap titik di tahap. sepanjang jalur

Memiliki buah Buah, seperti batang rambutan dan terkenal dengan bijinya yang manis

Buahnya untuk di konsumsi, kayunya dapat dijadikan furniture

Buahnya dapat dikonsumsi langsung dan batangnya dapat diolah menjadi furniture

Kayunya kuat, batang berwarna putih kecoklatan sampai coklat kemerahan

furniture

Menjadi mebel furniture lainnya

3.9

TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur

:5 : 22 September 2018 :

Pohon besar ini hanya ada di 1 titik, namun yang keci ada di sepanjang jalur

daan Sepanjang jalur

H M.

Titik HM ke

0

Jenis (nama lokal dan ilmiah)

0,1 (6, Begonia 30 m) Begonis Sp.

0.3 (3, Kirinyuh 40 m) (Chromolaena Odorata)

Ciri Morfologi

Keunikan dan kekhasan

Pemanfaatan bagian

& Daun Hidup subur Akar, berbentuk ditempat yang batang menjari, lembab. terdapat rambut yang menyelimuti daun.

Akar kekuningan, batang berbentuk bulat,daun bertulang melengkung.

Bunganya Daun cantik dan menarik perhatian karena sedikit berbeda dari yang lain.

Penyebaran

manfaat

cara pemanfaatan

Mengobati deman, memjadi bumbu dapur (asam).

Mengambil batang, memisahkan batang dengan rambut yang meyelimuti,

Pengobatan pada

Merebus daunnya, Pada kemudian diperas. ketinggian 1700 dpl

Gatal

4

4.3 (15,2 m)

Puspa (Schima Helai daun Warna dan Batang Wallichii) lonjong, batang bentuk batang besar berwarna yang besar. merah kecoklatan.

Menjadi baahan dasar kayu untuk perabot rumah tangga.

4.4 (10,2 m)

Sambong/ Daun Sembung utan berbentuk (blumea lonjong, balsamifera)

Obat diare, perut, angin

Permukaan Daun dun kasar, dibawah daun halus seperti beludru.

TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok

:5

Memotong batang menjadi kayu yang siap diolah menjadi perabot rumahtangga.

Daerah berawa dan tepian sungai, 3.900 m dpl.

pilek, Memotong daun kecil- Tersebar saakit kecil, kemudian rebus masuk dan perasa airnya untuk diminum.

Tanggal Jalur H M.

Titik HM ke Hm 0,1(4m )

: 22 September 2018 : Jenis (nama Ciri Morfologi lokal dan ilmiah) pakis

Keunikan dan Pemanfaatan kekhasan bagian manfaat

mirip palem, daun tinggi max 4m melingkar saat muda

- hm kadaka menempel pada - seperti tanduk seluruhny 0,1(6m (epifit) pohon, rusa a ) menjuntai daunnya hm 0,1(6m )

egenia densiflora

buah merah

hm0,2 (3m)

suren

buah kapsul kayu berbau batang oval, tinggi max harum

penyebaran Cara pemanfaatan

satu titik

tanaman hias

kecil

epifit di pohon pohon kayu

menyebar titil titik

bahan meubel

satu titik

di

60m hm0,2 (7m)

pandan

daun memanjang, batang menjalar

hm0,3 (3m)

altingia excelsa

pohon tinggi dan harum

hm0,5 (3m)

pandan

daun memanjang, batang menjalar

hm0,5 (5m)

pakis tiang

hm0,6 (2m)

Altingia excelsa

aroma harum

daun

pewangi maskaan

satu titik

daun dan pewangi batang ruangan, obat nyamuk, lalap

menyebar di titik titik jarak kecil

daun

pewangi maskaan

Satu titik

paku berbentuk pohon

batang

Bahan patung dan bangunan

ketinggian 200-1600 mdpl

pohon tinggi dan Aroma harum harum

Daun dan Pewangi batang ruangan, obat nyamuk, lalap

Aroma harum

Menyebar di titik titik jarak kecil

hm0,6 (4m)

jamur putih

tudung mirip seperti tiram cangkang tiram

tubuhnya

makanan

berkoloni menempel di kayu lembab

hm0,6 (5m)

harendong bulu

tanaman perdu

daun

Pencuci luka

di pinggiran jalur

hm0,7 (3m)

begonia

batang berbulu, Batang berbulu daun lebar

Daun dan Dimakan batang untuk luka

hm0,8 (11m)

jamur hygrophorus

tubuh putih kecoklatan

hm0,9 (9m)

Jamur kuping

warna coklat kenyal seperti tubuh dan seperti jelly kuping

hm0,1 0

Pohon pisang

daun lonjong , pohon pendek

Buah, dikonsumsi dan daun dan untuk bungkus jantung makanan

Satu titik

melinjo

batang kokoh, daun oval

batang, biji

Satu titik

(7m)

hm1,4 (5m)

dan

max 1300 mdpl di tempat teduh berkoloni

dikomsumsi

bangunan makanan

berkoloni di kayu lapuk

dan

hm1,6 (1m)

rotan

batang panjang berduri

sangat batang panjang batang dan sekali menjulur kemanamana

furniture mainan, pajangan

dan

TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur H M.

Titik HM ke

8

8.0

(3,4 m)

:7 :22 September 2018 : TNGGP 2 (HM 08-16) Jenis (nama lokal dan ilmiah)

Ciri Morfologi

Keunikan dan kekhasan

Pemanfaatan bagian

Jamur Pelapuk Tekstur kasar, Hidup pada Seluruh kayu ( Trametes beawarna coklat kayu yang bagian Versicolor) gelap, ujung sudah mati jamur bewarna putih

manfaat

Penyebaran

cara pemanfaatan

Penghilang Jamur dibiakkan dalam warna limbah medium, direndam selama tekstil 15 menit kemudian kucurkan limbah tekstil ke medium jamur

Mengumpul pada batang kayu yang telah mati

8.1 (12,4 m)

8.3 (16,2 m)

Pinang Hutan Habitus (Pinanga kuhlii) berbentuk rumpun, daun majemuk, warna daun hijau, susunan daun sejajar

Hidup di buah tempat yang sejuk dan tempat tumbuh di ketinggian 1400 mdpl

dapat dimanfaatkan untuk pembungkus makanan

Dikunyah airnya

Pisang Kole(Musa Acuminata)

Buah tersusun daun dalam satu pisang tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir

dapat dimanfaatkan untuk pembungkus makanan

Daun kangsung dimanfaatkan, diambil serat upihnya , buah diolah sesuai keinginan

Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan batang bukan berbentuk pohon, melainkan dikenal dengan istilah pseudostem yang terbuat dari lapisan daun yang padat

buah lebih ramping, dalam setiap buah mengandung 15 hingga 62 biji, jumlah biji tergantung ukuran masingmasing buah

dapat dijadikan tangkai daun dan sebagai perekat serat upih buah

jarang untuk konsumsi karena rasanya yang yang kesat dilidah

dan

ditelan Tidak mengumpul

Hampir ditemukan di sepanjang jalur

yang muncul dari umbi. Daun besar dan lebar, dan buah tersusun dalam bentuk tandan (5,2 m)

Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)

8.4

Ageratina Riparia

(4 m)

Kayu, getah

Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip

Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan -Peluruh air seni -

dikonsumsi

untuk Ditemukan di bsseberapa HM

Menyebar disepanjang jalan

8.5 (5,5 m)

8.6 (6,1 m)

9

9.2 (2,8 m)

9.7 (12,3 m)

Pisang Kole(Musa Acuminata)

Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan

Antidesma tetradum

Buah kecil-keci dan mengumpul

Conoclinium Coelestinum

Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda

Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)

Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir

Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah

Kayu, getah

Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi

Hampir ditemukan di sepanjang jalur

Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu

Tersebar sepanjang jalan

Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum

di

untuk Ditemukan di beberapa HM

ruangan

10

10.2 (16 m)

10. 4 (1,47,4 m)

11

11.3 (2,2 m)

Puspa (Schima Termasuk Pucuk daun Kayu Wallichi) dalam famili bewarna merah teh, daun bewarna hijau,pucuk daun bewarna merah

Bahan bangunan: Kayu dimanfaatkan Tunggal dan balok kayu, setelah ditebang terlebih tidak jembatan, dahulu mengumpul perabotan rumah

Ageratina Riparia

-Peluruh air seni

Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip

Puspa (Schima Termasuk Pucuk daun Kayu Wallichi) dalam famili bewarna merah teh, daun bewarna hijau,pucuk daun bewarna

-

dikonsumsi

Menyebar disepanjang jalan

Bahan bangunan: Kayu dimanfaatkan Tunggal dan balok kayu, setelah ditebang terlebih tidak jembatan, dahulu mengumpul perabotan rumah

merah

11.3 (3,1 m)

11.4 (2,8 m)

Asplenium Nidus(Paku Sarang Burung)

Epifit, daun Berbentuk daun menyirip seperti sarang panjang, burung entalnya dapat mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm.

Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)

Kayu, getah

Obat bengkak

Daun paku segar Di batangsebanyak 15 gram dicuci, batang kayu ditumbuk halus ditambah sedikit anggur dan diborehkan ke tempat yang sakit

Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan

untuk Ditemukan di beberapa HM

11.7 (8,3 m)

12

12.2 (5-11 m)

13

13.2 911,3 m)

Pisang Kole(Musa Acuminata)

Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan

Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir

Conoclinium Coelestinum

Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda

Paku rane Daun kecil dan Bentuk (Selaginella sp.) sederhana seperti (mikrofil) yang ayam memiliki sisik pipih dan tidak bertangkai serta heterosporik

Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah

paku daun cakar

Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi

Hampir ditemukan di sepanjang jalur

Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu

Tersebar sepanjang jalan

Mengurangi dikonsumsi kanker dan masalah pencernaan

Mengumpul

di

15

15.2 (1,6 m)

16

Ageratina Riparia

Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip

Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)

Kayu, getah

-Peluruh air seni

dikonsumsi

Menyebar disepanjang jalan

-

Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan

untuk Ditemukan di beberapa HM

TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok Tanggal Jalur H M.

Titik HM ke

:7 :22 September 2018 : TNGGP 2 (HM 08-16) Jenis (nama lokal dan ilmiah)

Ciri Morfologi

Keunikan dan kekhasan

Pemanfaatan bagian

manfaat

cara pemanfaatan

Penyebaran

8

8.0

Conoclinium Coelestinum

(7,4 m) 8.2 (6,5 m)

Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda

Paku rane Daun kecil dan Bentuk (Selaginella sp.) sederhana seperti (mikrofil) yang ayam memiliki sisik pipih dan tidak bertangkai serta heterosporik

8.3

Pisang Kole

(9,3m)

(Musa Acuminata)

Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan

paku daun cakar

Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir

Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah

Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu

Tersebar sepanjang jalan

di

Mengurangi dikonsumsi kanker dan masalah pencernaan

Mengumpul

Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi

Hampir ditemukan di sepanjang jalur

8.4 (4 m)

8.5

Ageratina Riparia

Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip

dikonsumsi

-

Menyebar disepanjang jalan

Pelapuk Tekstur kasar, Hidup pada Seluruh beawarna coklat kayu yang bagian gelap, ujung sudah mati jamur (Trametes bewarna putih Versicolor)

Penghilang Jamur dibiakkan dalam warna limbah medium, direndam selama tekstil 15 menit kemudian kucurkan limbah tekstil ke medium jamur

Mengumpul pada batang kayu yang telah mati

8.6

Pisang Kole

(9,5 m)

(Musa Acuminata)

Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi

Hampir ditemukan di sepanjang jalur

(4,4 m)

Jamur kayu

-Peluruh air seni

Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan

Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir

Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah

9

9.2

Conoclinium Coelestinum

Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda

Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu

9.3

Puspa

(0,2 m)

(Schima Wallichi)

Termasuk Pucuk daun Kayu dalam famili bewarna merah teh, daun bewarna hijau,pucuk daun bewarna merah

Bahan bangunan: Kayu dimanfaatkan Tunggal dan balok kayu, setelah ditebang terlebih tidak jembatan, dahulu mengumpul perabotan rumah

10.2

Pohon Rasamala

(6 m)

(Altingia Excelsa Noronho)

Tumbuhan dapat tumbuh hingga 60 m

Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan

(13,9 m)

10

Kayu, getah

Tersebar sepanjang jalan

di

untuk Ditemukan di bsseberapa HM

10. 6 (1,3 m)

11

11.3 (2,2 m)

11.3 (3,1 m)

Ageratina Riparia

Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip

-Peluruh air seni -

dikonsumsi

Menyebar disepanjang jalan

Puspa (Schima Termasuk Pucuk daun Kayu Wallichi) dalam famili bewarna merah teh, daun bewarna hijau,pucuk daun bewarna merah

Bahan bangunan: Kayu dimanfaatkan Tunggal dan balok kayu, setelah ditebang terlebih tidak jembatan, dahulu mengumpul perabotan rumah

Asplenium Nidus

Obat bengkak

Epifit, daun Berbentuk daun menyirip seperti sarang panjang, burung (Paku Sarang entalnya dapat Burung) mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm.

Daun paku segar Di batangsebanyak 15 gram dicuci, batang kayu ditumbuk halus ditambah sedikit anggur dan diborehkan ke tempat yang sakit

11.4

Pohon Rasamala

(2,8 m)

(Altingia Excelsa Noronho)

11.5

Antidesma tetradum

(8,5 m)

11.7

Pisang Kole

(8,3 m)

(Musa Acuminata)

Tumbuhan dapat tumbuh hingga 60 m

Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan

Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir

Kayu, getah

Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan

untuk Ditemukan di beberapa HM

Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah

Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi

Hampir ditemukan di sepanjang jalur

12

12.2 (5-11 m)

13

13.2 911,3 m)

15

15.2 (1,6 m)

16

Conoclinium Coelestinum

Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda

Paku rane Daun kecil dan Bentuk (Selaginella sp.) sederhana seperti (mikrofil) yang ayam memiliki sisik pipih dan tidak bertangkai serta heterosporik Ageratina Riparia

paku daun cakar

Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip

Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)

Kayu, getah

Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu

Tersebar sepanjang jalan

Mengurangi dikonsumsi kanker dan masalah pencernaan

Mengumpul

-Peluruh air seni

Menyebar disepanjang jalan

dikonsumsi

-

Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran

di

untuk Ditemukan di beberapa HM

pengarum ruangan

TALLY SHEET TUMBUHAN KIRI Kelompok Tanggal Jalur

:3 : Sabtu, 22 September 2018 : Cibeureum ( HM 16-24)

HM. Titik Jenis HM (Nama lokal ke dan ilmiah) 16

Ciri Morfologi

Keunikan dan Kekhasan

2

Paku Pakuan Daunnya (Pteridium memanjang, Aquilinum) batangnya kecil

Termasuk salah satu tumbuhan paku sejati yang terbesar

5

Jamur

Berwarna orange,

Berwarna orange,

Pemanfaatan bagian Semua bagian tanaman

manfaat Hiasan

Berperan sebagai

Penyebaran

cara pemanfaatan Sebagai hiasan di ruangan atau di taman

Hampir di sepanjang jalur

Terdapat di

7

(Fungi)

tumbuh di pohon yang sudah mati

Berperan sebagai dekomposer

Paku Sarang Burung / Kadaka (Sunda)

Daun berwarna hijau mengkilap, tepi daunnya memanjang, batangnya kecil

Tumbuhan paku dapat tumbuh di batang pohon lain.

(Asplenium Nidus)

dekomposer

satu tempat

Daun

Obat bengkak dan luka memar

Mencuci daun paku sarang burung Hampir segar dan ditumbuk halus, disepanjang kemudian ditambah sedikit jalur dengan anggur dan direbus denganair 200 ml selama 15 menit. Kemudian ditorehkan kebagian yang luka atau bengkak.

Batang

Digunakan sebagai

Berwarna orange, tumbuh di pohon yang sudah mati

17

7

Pinang Merah atau Pinang

Daun Batang berwarna hijau bagian atas mengkilap, berwarna

Terdapat di satu tempat

Monyet (Areca vestiaria)

tepi bergelombang, tulang daun menonjol

merah, buahnya dapat dikonsumsi

rangka atap

19

2

Pisang Batangnya Hutan (Musa beruas-ruas, balbisiana) berdaun majemuk dan menyirip, buahnya berada di batang

Biasa tumbuh liar di hutan

Buah

Pakan ternak

20

2

Jamblang (Syzygium cumini)

Rasanya masam dan sepat, dapat dikonsumsi serta baik untuk kesehatan

Buah

Pembersih darah alami, baik untuk pencernaan, menyehatkan gigi

batangnya kecil, buahnya berwarna ungu kehitaman

khusus

Batang pohon pinang merah ditebang lalu dapat dijadikan rangka atap.

Terdapat di beberapa tempat

Terdapat di satu tempat

TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur HM.

:3 : Sabtu, 22 September 2018 : Cibeureum ( HM 16-24)

Titik HM ke

Jenis (Nama lokal dan ilmiah)

Ciri Morfologi

Keunikan dan Kekhasan

Pemanfaatan bagian

manfaat

cara pemanfaatan

Penyebaran

16

2

Paku Pakuan (Pteridium Aquilinum)

Daunnya memanjang, batangnya kecil

Termasuk salah satu tumbuhan paku sejati yang terbesar

Semua bagian tanaman

Hiasan

Sebagai hiasan di ruangan

Hampir di sepanjang jalur

17

3

(Ageratina Reparia)

Daunnya menyirip, berbunga kecil berwarna putih

Berbunga warna putih

Semua bagian tanaman

Hiasan

Sebagai hiasan di taman

Terdapat di beberapa tempat tertentu

Ageratum

Daunnya menyirip dan

Berbunga berwarna

Semua bagian

Hiasan

Sebagai hiasan di taman

Terdapat di

houstonianum

majemuk

keungu-unguan

tanaman

beberapa tempat

18

1

(euonymus sp.)

Daunnya menyirip, batangnya tipis, buahnya menggantung

Semua bagian tanaman

Semua bagian tanaman

Hiasan

Sebagai hiasan di taman

Terdapat di satu tempat khusus

19

2

(Cyathea cooperi)

Berdaun majemuk menyirip ganda, Pohon diliputi dengan pola bersisik oval dipangkas, bisa tumbuh hingga 15 kaki

Batang pohonnya berisisik

Semua bagian tanaman

Hiasan

Sebagai hiasan di taman

Terdapat di beberapa tempat

21

1

Bunga

Tangkai

Bunganya

Bunga

Mengurangi

Ditumbuk

Terdapat di

Terompet Putih (Brugmansia Suaveolens)

22

bunga berwarna hijau, daun agak kasar dan bunga berdiameter 5 – 7,5 cm

menggantung di dahan pohon , bunganya berwarna putih cerah

2

Tiger Grass Daunnya (Thysanolaena sejajar, dapat maxima) tumbuh hingga 3meter

Satu spesies dengan bamboo

1

Flying Spider Monkey Tree Fern (Cyathea Lepifera)

Di bagian pucuknya terdapat batang yang ujungnya menggulung, seperti buntut monyet

Akarnya serabut, daun majemuk menyirip dan berspora

rasa sakit gigi, anti-asma, obat sakit kepala, infeksi, obat cacing, obat penenang.

Semua bagian tumbuhan

Hiasan

TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok

:6

beberapa tempat

Sebagai hiasan di taman

Terdapat di satu tempat

Terdapat di satu tempat

Tanggal Jalur HM .

:22 September 2018 : TNGGP 4 (HM 23,5-28) Titik HM ke

23,5 0,2 (10,64 M)

0,2 (10,89 m)

Jenis (nama lokal dan ilmiah) (Ageratina riparia)

Paku biru

Ciri Morfologi

Keunikan dan kekhasan

Tumbuhan bunga kecil bawah, banyak Bunga bewarna putih dan kecil, daun menyirip

rane Ciri pendek, berkayu,me mpunyai (Selaginella pecabangan plana) langsung, memilki daun kecilkecil dan tersusun melingkari

Pemanfaatan bagian

dan daun

Tanaman perdu, epifit, tinggi kurang lebih 20 cm. berakar serabut yang bercabang monopodial Bentuk akar tipis, halus, dan keras Warna cokelat muda

manfaat

-Peluruh seni

Penyebaran

cara pemanfaatan

air dikonsumsi

-

Tanaman hias, lalapan (tunas muda), antioksidan, anti inflamasi, antikarsinogeni k, tonik untuk perawatan pasca persalinan,

Tersebar disepanjang jalan

Hanya dijalur ini saja

batangnya. Susunan daunnya rapat.

kehijauan Batang berkayu dan juga terlihay adanya ramenta yaitu bentukan seperti rambut atau sisik

obat darah, obat ulu hati

Batangnya terletak di permukaan tanah. Warna batang hijau dan bercabang dua dan tiap cabang bercabang dua lagi 24

0,7 Sebelum jembatan (67,64 m)

(Ageratina riparia)

Tumbuhan bunga kecil bawah, banyak Bunga bewarna putih dan kecil, daun menyirip

dan daun

-Peluruh seni

air dikonsumsi

Tersebar disepanjang jalan

0,10 (97,65 m)

Bunga kecubung gunung/ bunga terompet (Brugmansia suaveolens)

Akar tunggang, batang tegak lurus bercabang sympodial

seperti Seluruh bagian tumbuhan Membuat orang ini mabuk dan zat untuk beracun penghilang dengan kesadaran jika biji dan Daun berlebihan dapat daun yang tunggal yang menyebabkan sangat terdiri atas kematian berbahaya petioles dan lamina Bunga tunggal dengan bentuk umum bunga actinomorph Termasuk buah sejati Struktur bunga mempunyai

Bentuknya terompet

Untuk ditumbuk keperluan medis: antikoligenik, narkotik, obat bius, dan anti asma

Jalur jembatan

bentuk bunga dengan ukuran diameter 7.5 cm 26

4,8 (440,10 m)

4,9 (447,31 m)

(Ageratina riparia)

(Ageratina riparia)

5-

Tumbuhan bunga kecil bawah, banyak Bunga bewarna putih dan kecil, daun menyirip

dan daun

Tumbuhan bunga kecil bawah, banyak Bunga bewarna putih dan kecil, daun menyirip

dan daun

-Peluruh seni

air dikonsumsi

Tersebar disepanjang jalan

air dikonsumsi

Tersebar disepanjang jalan

-

-Peluruh seni -

4,11

Conoclinium Coeslestinum

Conoclinium Coeslestinu m

tumbuhan epifit

Menempel Seperti tanduk rusa pada pohon, menjuntai daunnya

5,2

Bunga pacar

(519,48m )

(Impatiens sp.)

Akar atau peakaran yang serabut yang menyebar disekelilingi tanaman dengan langsung menuju ke batang

(452,43 m)

27

4,11 453,45

28

Batang dari tanaman

Daun berbentuk oval, bunga berwarna ungu, batang berwarna hijau muda

Warna bunga sangat menarik

Bunga

Sumber makanan bagi Sepanjang jalur lebah dan kupu-kupu

Hanya ada satu saja

Daun

Untuk pengobatan penyakit di bagian luar tubuh (bisul, rematik, gatal) dalam tubuh (nyeri haid, kaku, rematik)

Di dekat air terjun ke dua

bunga pacar air mampu tumbuh setinggi 50100 cm, ciri batang yang tebal, tegak dan berair Bentuk daun menyirip panjang dengan panjang 5-12 cm dengan urat daun yang lateral 5-9 pasang, ditiap sisi pada daun tanaman ini bergerigi dan berujung runcing dengan lebar

daun 1-3 cm

5,4 (540,48 m)

Bunga kecubung gunung/ bunga terompet (Brugmansia suaveolens)

Akar tunggang, batang tegak lurus bercabang sympodial

seperti Seluruh bagian tumbuhan Membuat orang ini mabuk dan zat untuk beracun penghilang dengan kesadaran jika biji dan Daun berlebihan dapat daun yang tunggal yang menyebabkan sangat terdiri atas kematian berbahaya petioles dan lamina Bunga tunggal dengan bentuk umum bunga actinomorph

Bentuknya terompet

Untuk ditumbuk keperluan medis: antikoligenik, narkotik, obat bius, dan anti asma

Berada di sepanjang jalur air terjun ke dua

Termasuk buah sejati Struktur bunga mempunyai bentuk bunga dengan ukuran diameter 57.5 cm TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur HM.

Titik HM ke

:6 :22 September 2018 : TNGGP 4 (HM 23,5-28) Jenis (nama lokal dan ilmiah)

Ciri Morfologi

Keunikan dan kekhasan

Pemanfaatan bagian

manfaat

cara pemanfaatan

Penyebaran

23,5

0,1 (0 m)

Pohon Saninten Berbatang besar (Castanopsis javanica)

0,1

(pteridophyta)

(0 m)

Tanaman berkormus dan berpembuluh paling sederhana, sistem transport internal, hidup di tempat lembab, akar serabut berupa rizhoma, ujung akar dilindungi kaliptra, sel akar membentuk kotekda silinder pusat, tergolong tumbuhan

Memiliki buah Buah, seperti batang rambutan dan terkenal dengan bijinya yang manis

Buahnya untuk di konsumsi, kayunya dapat dijadikan furniture

Buahnya dapat Hanya ada di dikonsumsi langsung dan titik HM 0,1 batangnya dapat diolah menjadi furniture

Sebagai tanaman hias, obat0oatan karena punya fungsi dieuretik, bahan makanan, pupuk hijau, bahan pembuat petasan, sebagai ampelas

Hanya ada di titik HM 0,1

fotoautotrof

0,5

Selaginella sp

Daun kecil dan Bentuk sederhana seperti (mikrofil) yang ayam memiliki sisik pipih dan tidak bertangkai serta heterosporik

Ageratina riparia

Ageartina riparia

(59,75 m)

0,5 (59,74 m)

24

0,7 (67,64 m)

paku Daun cakar

Mengurangi Dikonsumsi kanker dan masalah pencernaan

Sepanjang jalur

Tumbuhan Bunga kecil Daun bawah, bunga dan banyak berwarna putih dan kecil, daun menyirip

Peluruh air seni

dikonsumsi

Sepanjang jalur sebelum jembatan

Tumbuhan Bunga kecil Daun bawah, bunga dan banyak berwarna putih dan kecil, daun menyirip

Peluruh air seni

dikonsumsi

Sebelum jembatan

0,8

Lumut kerak Terdiri dari dua Warna (Litchen) organisme yang orange bersimbiosis habitat di pohon tanah, batu karang

nya

Memiliki hifa, bentuk tubuh berupa thalus tipis, reproduksi aseksual 0,10

Ki Leho

(97,65 m)

(Saurauia cauliflora)

0,10

Conoclinium Coeslestinum

(97,65 m)

Tanaman endemic

Sebagai tumbuhan perintis untuk membantu proses pelapukan batuan, sebagai bahan pewarna, bahan kosmetik, dan menyerap sulfur oksida

Daftar status kelangkaan untuk spesies yang terancam punah

Daun berbentuk Warna bunga Bunga oval, bunga sangat menarik berwarna ungu, batang berwarna hijau muda

Sepanjang jalur jembatan

Sepanjang jalur jembatan

Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu

Hampir sepanjang jalur

1,3 (125,7 0 m)

25

2,2 (215, 08 m)

26

4,8 (440,1 0 m)

Pisang Kole(Musa Acuminata)

Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan

Conoclinium Coeslestinum

Ageartina riparia

Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir

Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah

Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi

Hampir ditemukan di sepanjang jalur jembatan

Daun berbentuk Warna bunga Bunga oval, bunga sangat menarik berwarna ungu, batang berwarna hijau muda

Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu

Hampir sepanjang jalur

Tumbuhan Bunga kecil Daun bawah, bunga dan banyak berwarna putih dan kecil, daun menyirip

Peluruh air seni

dikonsumsi

Sepanjang jalur

28

5,1 (513,3 0 m)

Ageartina riparia

Tumbuhan Bunga kecil Daun bawah, bunga dan banyak berwarna putih dan kecil, daun menyirip

Peluruh air seni

dikonsumsi

FAUNA TALLY SHEET SATWA LIAR JALUR MANDALAWANGI Kelompok Tanggal Jalur

: 1, 2, dan 8 : 22 September 2018 : Mandalawangi

HM Titik HM ke

Jenis (nama lokal & ilmiah)

0

0.2

Burung madu polos (Anthreptes Simplex Kesit Rimba)

Ciri morfologi

-

Tubuh bagian atas hijau zaitun tenggorokan abu-abu perut hijau kekuningan

Cara Perjumapaan langsu ng v

Waktu perjumpaan

Perilaku/aktivitas Substrat satwa

penyebaran

Bertengger

Pada satu tempat

Tidak langsung 10.35

Tumbuhan kaliandra

2

2.1

Burung wallet (Collocalia Vulcanociu m)

-

Ukuran sedang bulu berwarna coklat.

v

11.57

Terbang

Langit

Pada satu tempat

4

4.9

Tupai (Scandentia Kekes)

-

Ekor panjang Bulu abu-abu

v

12.33

Bertengger

Pohon

Pada satu tempat

5

5.3

-

Coklat polos Bintik/lobang kecil pada sayap.

v

12.40

Terbang

Pohon

Pada satu tempat

7

7.1

Kupu-kupu coklat (Melanitis Leda) Tonggeret (Tibicen linnei)

-

Matanya kecil terpisah jauh dari kepalanya Memiliki sepasang sayap dengan motif yang terukir berlubang-lubang Memiliki 4 pasang kaki Bersuara merdu Bagian tubuhnya gemuk dan keras Sayap depan

11.04

Mengeluarkan suara

Di atas pohon

Pada HM 7 di pepohonan yang tinggi dan udara sejuk

11.15

Hinggap

Di atas dedauan

Pada HM 8

-

8

8.5

Kupu-kupu

-

V

v

(Troides hypolitus)

-

9

9.1

Kupu-kupu (Troides hypolitu)

-

-

9

9.2

Walet (Collocalia

-

berwarna gelaphitam dengan pembuluh yang dikelilingi gradasi putih Tubuhnya dilapisi bulu-bulu kecil Kepala memiliki sepasang antena yang panjang dan di ujung ada benjolan. Sayap depan berwarna gelaphitam dengan pembuluh yang dikelilingi gradasi putih Tubuhnya dilapisi bulubulu kecil Kepala memiliki sepasang antena yang panjang dan di ujung ada benjolan. Warna bulu coklat atau sedikit hitam

hingga HM 9

v

11.52

Hinggap

Di atas dedaunan

Pada HM 8 hingga HM 9

V

11.53

Terbang

Di sekitar kawasan danau

Terbang berputar

vestita)

16

16

16.1 (1,1 m)

Kupu-kupu (Common Rumput Kuning & Eurema hecabe)

16.2 (11 m)

Babi hutan / Babi Celeng & Sus scrofa)

-

dengan bulu ekornya berwarna coklat kelabu. Bagian bulu ekor bercelah sedikit Kaki berwarna hitam Sayap atas berwarna kuning dengan tepi hitam. Bagian bawah ditandai dengan titik-titik merah yang tidak beraturan. Babi yang berukuran besar; beratnya dapat mencapai 200 kg (400 pound) untuk jantan dewasa, serta panjangnya dapat mencapai 1,8 m (6 kaki) Panjang tubuhnya hingga 1.500 mm,

mengitari kawasan danau pada HM 9 hingga 11

V

10.05 pagi. Cuaca terik

v 10.36 (Ditemu kan bekas kaki babi hutan)

Terbang

Di antara pohon/dedaun an

HM 16

Ada di sekitaran HM 16.2 di kiri jalan dan HM 20.4

16

16.8 (14 m)

Kupu – kupu coklat malam biasa / Melanitis leda -

16

16.8 (16 m)

Kupu – kupu chocolate pansy / junonia iphita

-

Panjang telinga 200–300 mm Tinggi bahunya 600–750 mm Berwarna coklat, Bagian bawah pucat, tertutup rapat dengan stripe coklat gelap melintang sebuah band sempit berwarna coklat gelap melengkung pada garis depan; sebuah band oblik yang mirip postdiscal, diikuti oleh serangkaian ocelli. Berwarna coklat, lebih besar Punya corak yang mirip dengan tumpahan coklat/kopi yang menguap dan sudah kering

v

10.39

Hinggap

Daun

Ditemukan pada HM 16.8

v

10.41

Terbang

Udara

Ditemukan di HM 16

-

17

17.3 (3,9 m)

Kupu-kupu (Spotted black crow & Euploea Crameri)

17

17.5 (3 m)

Burung (Burung Tekukur & Spilopelia chinensis) -

-

Lebar sayap sekitar 5-6 cm (2,0 – 2,4 inci) garis bergelombang pada bagian bawah sayap bervariasi. Lebar sayap sekitar 70–90 mm Berwarna coklat gelap dengan bintik-bintik putik kecil pada sayap Tubuh berukuran sedang (30 cm). Warnanya coklat kemerahjambua n. Ekor burung ini tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibanding

v

v

10.42 pagi. Cuaca terik

Diam

Di daun Kaliandra

HM 16-17

10.52 pagi. Cuaca terik

Bersuara

Di antara pepohonan

HM 16-18

tubuh. Ada bercakbercak hitam putih khas pada leher. - Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. Kupu – - Kupu – kupu kupu kuning kuning / Eurema - Ukuran tidak batrix terlalu besar - Ada bercak coklat sedikit di sayap. Kupu-kupu - Lebar sayap (Spotted sekitar 70–90 mm black crow - Berwarna coklat & Euploea gelap dengan Crameri) bintik-bintik putih kecil pada sayap Kupu-kupu - Lebar sayap (Spotted sekitar 70–90 mm black crow - Berwarna coklat & Euploea gelap dengan Crameri) bintik-bintik putih kecil pada sayap -

17

17.7 (3,2 m)

17

17.8 (8,5 m)

18

18.2 (2,9 m)

v

11.00

Terbang

Udara

Ditemukan pada HM 1 dan 19.3

v

11.02 pagi. Cuaca terik

Terbang

Dari batang pohon ke celah-celah daun

HM 16-17

v

11.08 pagi. Cuaca terik

Terbang

Dari batang pohon ke celah-celah daun

HM 16-17

18

18.2 (8,5 m)

18

18.3 (12,8 m)

Kupu – kupu coklat malam biasa / Melanitis leda

Berwarna coklat Bagian bawah pucat, tertutup rapat dengan striae coklat gelap melintang - Sebuah band sempit berwarna coklat gelap melengkung pada garis depan - Sebuah band oblik yang mirip post-discal, diikuti oleh serangkaian ocelli. Kupu-kupu - Lebar sayap 7 – 8 (Kupucm. kupu - Tampilan sayap Gagak & dan warnanya Euploea dominan hitam core kecoklatan. Terkadang ditemukan juga warna sayap yang memutih|kusam. - Warna pola pada

v

11.13

Terbang

Udara

Ditemukan di HM 17.5, 18.2 dan 24.1

v

11.08 pagi. Cuaca terik

Terbang

Dari batang pohon ke celah-celah daun

HM 17-26

18

18.3 (12,8 m)

Kupu-kupu (Cabbage White Butterfly & Pieres rapae -

18

18.6 (2m)

Kupu-kupu (Fish Tail Palm & Faunis canens)

-

-

19

19.6 (6,7 m)

Burung (Burung Wiwik Kelabu/Sit Uncuing & Cacomantis merulinus

-

-

-

sayap semua putih. Berwarna putih dengan dua bintik hitam pada masingmasing sayap Lebar sayap antara 32– 47 mm Warna coklat muda dengan bintik-bintik kecil berwarna putih pada sayap Lebar sayap sekitar 55– 65 mm. Berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 21 cm. Burung kedasih dewasa berwarna abu-abu di bagian kepala, leher dan dada sebelah atas. Punggungnya

v

11.10 pagi. Cuaca terik

Terbang

Di celah-celah daun

HM 18-20

v

11.19

Hinggap

Rerumputan

Ditemukan pada HM 19.6 di sisi kiri dan 18.10 di sisi kanan

v (Suara)

11.58

Ditemukan pada hm 20.6 di sisi kiri, hm 21.8 di sisi kanan, dan 25.4 di sisi kanan dan 27.1 di sisi kanan

-

-

19

19.7 (2,4 m)

Burung anis/ Geokichila citrina

-

merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujungujung bulu yang kehitaman. Burung muda berwarna burik; kecoklatan dengan garis-garis hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus Berukuran sedang (20–23 cm) dengan berat tubuh antara (47– 67 g), berkepala jingga. Burung dewasa : kepala, tengkuk, dan tubuh bawah jingga terang, tungging putih,

v (Suara)

12.08

Ditemukan di HM 19

-

-

20

20.3 (4,3 m)

Kupu-kupu Gagak / Euploea core

-

-

-

20

20.7 (4,3 m)

Kupu-kupu (Kupukupu -

tubuh atas abuabu kebiruan dengan bercak putih di sayap atas. Burung muda bercoret dan bersisik di punggung. Iris coklat, paruh hitam, kaki coklat. Lebar sayap 7 – 8 cm. Tampilan sayap dan warnanya dominan hitam kecoklatan. Terkadang ditemukan juga warna sayap yang memutih Warna pola pada sayap semua putih. Lebar sayap 7 – 8 cm. Tampilan sayap

v

12.13

Hinggap

Tanah

Ditemukan di HM 19

v

12.20 siang. Cuaca terik

Terbang

Di atas tanah dengan genangan air

HM 19-27

Gagak & Euploea core

-

21

21.2 (7,4 m)

Kupu – kupu naga putih / Pieris naganum

-

21

21.4 (4,8 m)

Burung Bentet Kelabu / Lanius schach

-

dan warnanya dominan hitam kecoklatan. Terkadang ditemukan juga warna sayap yang memutih|kusam. Warna pola pada sayap semua putih. Berwarna putih Antena hitam, berbintik-bintik putih; kepala, dada dan perut di atas hitam dan di bawah putih. Lebar sayap sekitar 54 mm.

Tubuh berukuran agak besar (25 cm) Warna hitam, coklat, putih. Ekor panjang. Sayap hitam berbintik putih

v

12.40

Terbang

Udara

Terdapat di HM 25.3 sisi kiri juga

v

12.45

Terbang dan suara

Udara

Ditemukan di HM 21

21

21.7 ( 19 m)

Burung (Burung Tekukur & Spilopelia chinensis)

Tubuh berukuran sedang (30 cm). Warnanya coklat kemerahjambua n. - Ekor burung ini tampak panjang. - Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. - Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. - Ada bercakbercak hitam putih khas pada leher. - Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. - Tubuh berukuran sedang (20 cm) - Seluruh bulu hijau - Garis kuningjingga melintang

v

12.50 siang Cuaca terik

Bersuara

Di antara pepohonan

HM 20-21

21

21.8 (7 m)

Burung (Burung Tahur Tohtor & megalaima armillaris)

v

12.52 siang. Cuaca terik

Bersuara

Di ranting pohon

HM 21

-

22

22.2 (13,1 m)

23

23.2 (7,1 m)

24

24.4 (14,5 m)

Kupu-kupu (White Banded Awl/ Hasora taminatus malayana) Kupu-kupu (Kupukupu Belerang Cokelat & Eurema sari sodalis Burung kacamata/zo stiropidae

-

-

-

-

di dada Dahi kuningjingga Mahkota bagian belakang biru Iris coklat, paruh hitam, kaki biru Berwarna biru tua pada pinggir sayap, warna biru muda pada tengah sayap, dan pola bintik putih Lebar sayap 3642 mm Berwarna kuning dengan pinggiran sayap bergaris cokelat Matanya seperti memakai kacamata Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau

v

12.56 siang (cuaca terik)

Terbang

v

13.12 siang Terbang (Cuaca Mendung)

Di antara HM 23 pepohonan

v

13.32

Udara dan Ranting

Suara dan bertengger

Di antara dedaunan

HM 22

Hanya ada di HM 24.2 bertengger di atas pohon.

-

24

24.4 (14,5 m)

Burung (Burung Wiwik Kelabu/Sit Uncuing & Cacomantis merulinus

-

-

-

-

-

hijau kekuningan. Panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 10– 11 cm. Berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 21 cm. Burung kedasih dewasa berwarna abu-abu di bagian kepala, leher dan dada sebelah atas. Punggungnya merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujungujung bulu yang kehitaman. Burung muda berwarna burik; kecoklatan dengan garis-garis

v

13.32

Terbang

Udara

HM 25

24

24.4 (17,7 m)

27

27.1 (10 m)

hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus Burung - Tubuh berukuran tikus / Tesia sangat kecil (7 superciliaris cm), warna abuabu kehijauan, ekor sangat pendek, alis mata abu-abu pucat menonjol, memanjang sampai belakang, kepala kehitaman. Kupu-kupu - Lebar sayap 7 – 8 (Kupucm. kupu - Tampilan sayap Gagak & dan warnanya Euploea dominan hitam core kecoklatan. Terkadang ditemukan juga warna sayap yang memutih|kusam. - Warna pola pada sayap semua

v

13.38

Hinggap

Ranting

Ditemukan di HM 25 saja

v

14.07 siang (Cuaca mendung)

Hinggap/diam

Di atas tanah

HM 19-27

putih. 29

29.4 (8 m)

Babi Hutan (Babi Celeng & Sus scrofa)

-

Babi yang berukuran besar; beratnya dapat mencapai 200 kg (400 pound) untuk jantan dewasa, serta panjangnya dapat mencapai 1,8 m (6 kaki). Panjang tubuhnya hingga 1.500 mm, panjang telinga 200–300 mm, dan tinggi bahunya 600– 750 mm

Keterangan : bold (fauna kanan)

v

14.32 siang (Cuaca cerah)

Menggali

Terdapat jejak di tanah

HM 29

TALLY SHEET SATWA LIAR JALUR CIBEUREUM Kelompok : 4 Tanggal : 22 September 2018 Jalur : Balai TNGGP sampai Curug Ciwalen (HM 0 – HM 6,2) HM Titik HM ke 0

6

Jenis (Nama lokal & ilmiah)

Burung Toh-Tor (Megalaima armillaris)

Ciri morfologi

- Panjang badan sekitar 20cm - Warna bulunya hijautua yang hampir menutupi seluruh tubuhnya - Warna jingga terlihat hanya ada di bagian mahkota sampai tengkung dan lehernya

Cara Perjumpaan Tidak Langsung Langsung

v

Waktu perjumpaan

Perilaku/aktivitas satwa

substrat

Penyebaran

(WIB)

10.15

Bersuara

Diantara pepohonan

Pohon yang sangat tinggi Sekitar HM 0-1

2

1

Lutung Hitam (Trachypithecus cristatus) [kanan]

4

4

Katak (Polypedates leucomystax)

Muka dan tubuh berwana hitam Buntut panjang

- hitam keabu abuan - kecil

V

11:21

Bergelantung dan menggendong anaknya

V

12.00

Meloncat

Pohon ke pohon lainnya

Sungai

Sekitar HM 2.1 Air terjun ciwalen Keatas rumah dan pos-pos

Sekitar sungai pada HM 4

[kanan] 5

1

Musang Luwak - Sisi atas tubuh abu( Paradoxurus abu kecoklatan hermaphrodites) - ekor hitamcoklat - Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam - Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga

v

12.38

Tidak terlihat (meninggakan kotoran)

Jejak kotoran musang ditengah jalur

 Musang menyebar di dekat pohonpohon yang berbiji kecil.  Terdapat di sekitar HM 5 dan 6 (dekat curug Ciwalen)

6

2

Kupu-kupu (Graphium sarpedon) [kanan]

berwarna keputihputihan - Sayap atas berwarna biru muda - Sayap bawah berwarna hitam

V

12.40

Terbang

Terbang dan hinggap di bebatuan

Terdapat di sekitar HM 6 sampai Curug Ciwalen

TALLY SHEET SATWA LIAR KANAN JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur HM

Titik HM ke

0

2

0.1 (1.40 m)

2.2 (2.4 m)

:5 : 22 September 2018 : TNGGP (HM 6,5 – HM 5,7) Jenis (nama lokal & ilmiah)

Ciri morfologi

Cara Perjumapaan

langsung

Cacing Sonari

Mirip seperti ulat sagu

Burung Takur Tohtor (Megalaima armillaris)

- Panjang badan sekitar 20cm - Warna bulunya hijautua yang hampir menutupi seluruh tubuhnya - Warna

Waktu perjumpaan

Perilaku/aktivitas satwa

Substrat

Penyebaran

Tidak langsung



09 : 45 WIB



Bergerak seperti ulet biasa

11:34 WIB Bersiul

Tersebar pada HM 0,1 dan 3.

Tersebar pada HM 2, 4.

3

3.4 (3.2m)

Burung Anis merah (Geokhicla citrina)

jingga terlihat hanya ada di bagian mahkota sampai tengkung dan lehernya -Berukuran sedang (20– 23 cm) dengan berat tubuh antara (47–67 g), berkepala jingga. -Burung dewasa : kepala, tengkuk, dan tubuh bawah jingga terang, tungging putih, tubuh atas abu-abu kebiruan dengan bercak putih di sayap atas. -Burung muda



11: 40 WIB

Bersiul

Tersebar pada HM 3

4

4.3 (10.5 m)

Burung kendasih/sirit uncuing (Cacomantis merulinus)

bercoret dan bersisik di punggung. -Berukuran kecil sekitar 21 cm. -Burung kedasih dewasa berwarna abuabu di bagian kepala, leher dan dada sebelah atas. -Punggungnya merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. -Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujung-ujung bulu yang kehitaman. -Burung muda berwarna burik; kecoklatan



12:10 WIB

Bersiul

Tersebar pada HM 4

dengan garisgaris hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garisgaris hitam yang lebih halus

TALLY SHEET SATWA LIAR KIRI JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur

:5 : 22 September 2018 : TNGGP (HM 6,5 – HM 5,7)

HM

Titik HM ke

Jenis (nama lokal & ilmiah)

Ciri morfologi

hm0, 1 (5m)

luwak

warna abu atau hitam, panjang max 100cm

Cara Perjumapaan langsung

Tidak langsung jejak dipohon

Waktu perjumpaan

10.34

-

-

hm1, 9

elang jawa

tubuh kecoklatan,

Ada sarang

11.55

Perilaku/aktivit as satwa

Substrat

penyebara n

(7m) hm2, 8 (9m)

burung anis gunung

panjang 60-70 cm tubuh 17-25 cm , warna hitam abu dan coklat tergantung ras

Ada suara

12.22

gerombola n

- hm2,9 (5m)

- kupu-kupu

Sayap bercorak indah, terbang



10.45

- terbang

- hm3,4 (8m)

- pacet

- tubuh bulat memanjang seperti cacing, hitam, bergaris-garis kecil



11.02

Melata

- hm3,5 (9m)

- Kukang jawa

- warna badan cokelat putih, mata besar, bentuk seperti tupai



- 11.30

Terbang tak berkoloni Pohon

- sarangnya berada di pohon alcingia excelca

Tersebar di kawasan hutan

TALLY SHEET SATWA LIAR KANAN JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur

: 10 : 22 September 2018 : HM 0 – HM 7,3

HM

Jenis (nama lokal & ilmiah)

Titik HM ke

Ciri morfologi

Cara Perjumapaan langsung

0.3

172 Burung Elang cm di jawa (Nisaetus 1.2 bartelsi) M

Berwarna coklat kemerahan dengan jambul yang tinggi dan menonjol. Tengkuk berwarna coklat kekuningan dan tampak keemasan. Memiliki jambul hitam degan ujung putih dan iris mata kuning dan kecoklatan

0.5

164 Kupu-kupu cm di cyllo Helena 4.97

Memiliki warna coklat terbakar, sayap yang

Langsung

Tidak langsung Tidak langsung

Waktu perjumpaan

Perilaku/aktivitas Substrat satwa

Penyebara n

Pagi hari pkl. 10.15

Hanya melihat sarangnya

Burung elang tidak sedang berada di sarang

Satu titik

Siang hari pukul 11.35 WIB

Hinggap di dedauan dan terbang

Sedang mengisap sari bunga

Satu titik

0.5

0.5

M 2.62 Owa Jawa cm di (Hylobates 5M moloch)

1,46 Burung tor-tor cm di (Megalaima 7m armillaris)

relative kecil Memiliki ekor yang panjang, tubuh besar berwarna hitam ke abu-abuan Ukuran tubuh sedang, corak warna bulu tampak indah, ukuran paruh burung yang tidak terlalu panjang, mata kehitaman dan ekor kehijauan

Langsung

Tidak langsung

Siang hari 11.50 WIB

Berayun-ayun dan berpindah diantara dahan dan ranting.

Siang hari pukul 12.00 WIB

Sedang megeluarkan suara

Sedang berkumpul dengan keluarganya di sarangnya Terbang dari satu pohon ke pohon yang lain

Satu titik

Satu titik

TALLY SHEET SATWA LIAR KIRI JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur

: 10 : 22 September 2018 : HM 0 – HM 7,3

HM

Jenis (nama Ciri morfologi lokal & ilmiah)

0.7

0.5

Titik HM ke

Cara Perjumapaan langsung

Mempunyai langsung rambut berwarna hitam kemerahanmerahan. Pada masingmasing sudut mulutnya memiliki ramut yang lebih tebal, ekornya tidak berambut dan lurus 1,46 Burung tor- Ukuran tubuh cm di tor sedang, corak 7m (Megalaima warna bulu armillaris) tampak indah, ukuran paruh burung yang tidak terlalu panjang, mata

Waktu perjumpaan

Perilaku/aktivitas Substrat satwa

Penyebaran

Tidak langsung

3 m Babi Hutan di (Sus scrofa) 20.86 m

Tidak langsung

Siang hari, pukul Berjalan 11.55 WIB lintasan jalur

di Berjalan Satu titik mencari makan dan melihat kea rah bawah untuk mencari makan

Siang hari pukul Sedang 12.00 WIB megeluarkan suara

Terbang dari Satu titik satu pohon ke pohon yang lain

kehitaman dan ekor kehijauan

TALLY SHEET SATWA LIAR KANAN JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur HM

:9 : 22 September 2018 : TNGGP 1 ( HM 0 – HM 8)

Titik HM ke

3

3

Jenis (nama lokal & ilmiah)

Ciri morfologi

langsung

Burung Ciung Batu Siul (Myophonus caeruleus)

-

4

Cara Perjumapaan

Ciungmungk al (Cochoa azurea)

-

Berwarna biru tua berkilau Ukuran sedang (23 cm) Jantan: tubuh bagian atas biru tua bersinar dengan mahkota,



Perilaku/akti vitas satwa

Substrat

Penyebaran

Tidak langsung √

Ukuran tubuh 32cm Bulu hitam seluruhnya Bulu kepala dan leher berbitik kecil Sayap dna ekor tersapu keunguan bersinar

Waktu perjumpaan

11.26

11.29

Berkicau lalu Terbang terbang antar pohon

Bertengger

Asia Tenggara, Semenanjun g Malaysia, India, cina, Turkestan

Di ranting Jawa

-

7

Kadal Kebun (Eutropis multifasciata)

-

2

Bunglon Hutan (Gonocephal

-

pinggir penutup sayap dan bulu terbang biru bersinar lebih pucat. Betina: Coklat dengan dahi dan sisi bulu terbang biru

Kepala seolaholah menyatu dengan leher Penampang tubuh tampak bersegi empat tumpul Panjangnya sekitar 22 cm Warna coklat tembaga, sisi lateral tubuh warna gelap kehitaman

Panjang tubuh sekitar 22-25 cm

11.45

Diam di pohon

Di ranting pohon bawah

Beberapa pepohonan, bebatuan

Dari satu

Bagian



Bergerak cepat

4

us chamaeleonti nus)

4 5

-

Betina: berwarna hijau

-

Jantan: berwarna biru dan sedikit berwarna kuning

-

Panjang tubuh antara 35-60 cm, ditambah panjang ekor bisa mencapai 120cm

-

Bulunya berwarna coklat tua hingga hitam

Jelarang (Ratufa bicolor)

-

Bagian bawah perut dan dada berwarna putih





12.15

12.45

Bergerak di pohon

ranting ke ranting lain

tengah pulau Jawa

Melompat dari satu dahan ke dahan lainnya

Di kawasan Asia

TALLY SHEET SATWA LIAR KIRI JALUR CIBEURUEM Kelompok Tanggal Jalur

:9 : 22 September 2018 : TNGGP 1 (HM 0 - HM 8)

HM

Titik HM ke

Jenis (nama lokal & ilmiah)

3

Kadal Pohon Hijau (Dasia olivacea)

6

Ciri morfologi

Cara Perjumapaan langsun g

-

Panjang total hingga ekor 292 mm

-

Punggung berwarna coklat zaitun dengan belang belang samar

-

Pelupuk mata berwarna kuning terang



Waktu perjumpaan

Perilaku/aktivit as satwa

Substrat

Penyebaran

Tidak langsun g 13.10

Merayap di batang pohon

Merayap cepat di batang pohon

Jawa, Papua, Kalimantan, daan kawasan Asia

TALLY SHEET SATWA LIAR JALUR CIBEUREUM Kelompok : 7 Tanggal : 22 September 2018 Jalur : TNGGP 2 (HM 8 – HM 16) HM

Titik HM ke

Jenis (nama lokal dan ilmiah)

8

8.0 (1,1)

(Bronchocel a jubata) Bunglon,lon dok,lunduk

8

8.0 (1,2)

(Mooreana trichoneura ) Kupu-kupu kuning

Ciri Morfologi

Cara Perjumpaan langsung Tidak langs ung yang 

- Mata menonjol hampir tertutup seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian yang terbuka. - tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan - berwarna hijau - Seperti kupu-  kupu yang lain dalam subfamili ini, ia terbang dengan cepat

Waktu perjumpaan

Perilaku/aktivitas satwa

Substrat

Penyebaran

10.15

Berdiam diri

Berdiam diri HM 8, HM di atas batu 11, HM 12, HM 14

10.16

Terbang

Terbang antar HM 8 pohon

datar

8 8

9 10

11 11

dan biasanya hinggap di bahagian bawah daun dengan posisi sayap terbuka rata. - Warna sayap didominasi warna kuning -

8.2(12 Burung m) 8.4 (Gryllidae) (5m) Jangkik,cen gkerik 9.1 Laba-laba (25) 10.1 Kupu-kupu (2.1) (Neptis ida) 11.6 (15.1) 11.5 (2,4)

Burung

Warna tubuh cokelat kehitaman



10.45

suara



11.00

suara



11.25

Hanya jaring

12.00

terbang

Terbang antar Hanya dedaunan HM 10

12.55

suara

12.50

Berdiam diri

Suara yang nyaring Berdiam diri HM 8, HM di atas 11, HM 12, ranting HM 14

Sayap yang  berwarna hitam dan putih

-

(Bronchocel - Mata yang  a jubata) menonjol Bunglon,lon hampir tertutup dok,lunduk seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian yang terbuka. - tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang



Suara yang nyaring Suara yang nyaring

di

11

11.8 (7)

12

12.2 (8,5)

dapat digunakan untuk berpegangan di dahan - berwarna hijau (Anathana - Mamalia kecil  ellioti) yang mirip Tupai, bajing. Secara cerurut ilmiah, tupai pohon tidak sama dan jauh kekerabatannya dengan keluarga bajing. Perbedaannya dengan bajing yaitu, tupai tidak mempunyai kumis yang panjang. Moncongnya pun lebih panjang dan meruncing serta tidak mempunyai sepasang gigi seri yang besar berbentuk pahat (Bronchocel - Mata yang  a jubata) menonjol

13.02

Berlari

Berlari di HM 11 atas pohon

13.07

Berdiam diri

Berdiam diri HM 8, HM di atas 11, HM 12,

Bunglon,lon dok,lunduk

-

12

12.4 (7.5)

12

12,4 (11,8)

13

13.4 (7.2)

14

14.6

(Coleoptera ) Kumbang (Brachypter yx leucophrys) Cingcoang cokelat Burung berwarma hitam (Bronchocel a jubata) Bunglon,lon dok,lunduk

-

-

-

hampir tertutup seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian yang terbuka. tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan berwarna hijau berukuran kecil  dan berwarna hitam ukurannya tidak  terlalu besar paruh hitam dan berwarna cokelat. berwarna hitam 

- Mata yang  menonjol hampir tertutup seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian

ranting

HM 14

13.17

Berdiam diri

Berdiam diri Hanya diatas bunga ekor

1

13.25

Berdiam diri

Berdiam diri HM 12 diatas batang pohon

13.30

Berdiam diri

Berdiam diri Hanya diatas kayu ekor

13.45

Berdiam diri

Berdiam diri HM 8, HM di atas kayu 11, HM 12, HM 14

1

yang terbuka. - tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan - berwarna agak kecokelatan

TALLY SHEET SATWA LIAR JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur

:3 : 22 September 2018 : Cibereum (HM 16 – HM 23,5) Cara Perjumapaan

HM

Titik HM ke

Jenis (nama lokal & ilmiah)

Ciri morfologi

16

16,0

Jangkrik (Gryllus assimilis)

Kecil, berwarna gelap

Kucing (Felis catus)

Berbulu oranye

Burung Robin (Eritachus rubecula)

Kecil

16,2

17

17,0

langsung

Tidak langsung V

Waktu perjumpaan

Perilaku/aktivitas satwa

11.00 WIB

Bersembunyi, bersuara nyaring

11.05 WIB

Sedang makan di jalan setapak

11.35 WIB

Suaranya Di ranting nyaring dan terus pepohonan bersuara

(mendengar)

V (melihat)

V (mendengar)

Substrat

penyebaran

Tersebar dari HM Diantara 16,0 sampai pepohonan 16,1 di dan daerah dedaunan kering, kebun banyak tumbuhan atau semak belukar Di jalan setapak

Hanya satu

Terdengar di HM 17 hingga titik

17,2 17,3

17,8

17,9

20,1

Burung Katik atau Burung Punai (Chalchophaps indica)

Besar

Lebah (Anthophilia)

Kecil, berwarna hitaporanye

Burung Perenjak (Prinia familiaris)

Kecil dan berwarna terang

Bajing Kelapa (Calloscirius

Kecil, ekor panjang,

V

11.45 WIB

Suaranya nyaring dan menghentak

Terbang dari pohon ke pohon

Terdengar di HM 17,3 sampai 17,5 daerah Tropik, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggu, hutan musim, dll.

11.50 WIB

Terbang mengelilingi bunga

Diantara bungabunga

Tersebar dan terlihat di sekitar HM 17

12.00 WIB

Bertengger di ranting pohon

Di ranting pohon

Tidak berkoloni dan ada di HM 17,9

12.20 WIB

Melompatlompat di

Dari pohon ke

Tidak berkoloni

(mendengar)

V (melihat)

V (melihat)

V

20,2

21

21,0

21,1

notatus)

berbulu

(melihat)

Burung Madu Sriganti (Cinnyris jugularis)

Kecil, berwarna terang

V

Walet Linchi (Collocalia linchi)

Berwarna hitam kebiruan mengkilat dan perutnya berwarna putih

Kupu-kupu Putih (Pieris brassicae)

Kecil dan berwarna putih

pepohonan dan sesekali berada di jalan setapak

pohon

dan ada di HM 20,1 hingga HM 20,3

12.22 WIB

Terbang di sekeliling pepohonan

Terbang di pepohonan

Terbang tidak berkoloni di HM 20,2 hingga HM 20,5

12.28 WIB

Terbang

Terbang di udara

Umumnya tersebar di Sumatera Pegunungan Tinggi, Jawa, dan Timor. Untuk hal ini tersebar di HM 21

12.30 WIB

Terbang mengelilingi bunga

Terbang di sekitar bunga

Tersebar pada HM 21 hingga HM 22

(melihat)

V (melihat)

V (melihat)

TALLY SHEET SATWA LIAR KANAN DAN KIRI JALUR CIBEUREUM Kelompok : 6 Tanggal

: 22 September 2018

Jalur

: HM 23.5- HM 28

HM

0

Titik HM ke

Meter ke

0.4

Panjang Jenis (m) (nama lokal & Ilmiah) 42,34 lalat (Diptera)

0.4

42,34

0.5

55,74

0.5

55,74

Ciri morfologi

Memiliki dua sayap pada bagian belakang, mempunyai sepasang antena, mata besar Capung Berwarna (Odonata) hijau, bersayap, kecil, berkaki panjang Jangkrik Umumnya (Gryllidae berwarna ) hitam, memiliki suara yang unik Ulat bulu Di sekitar (Macroth tubuh bulu, ylacia berwarna rubi) cokelat,

Cara Perjumpaan langsung Tidak langsung 







Waktu perjumpaan (WIB)

Perilaku/akti vitas satwa

substrat

Penyebara n

12.46

Hinggap dan beterbangan

Di daun (jalur kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 23,5

12.53

Hinggap dan beterbangan

Di papan jalan (jalur kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 23,5

Suara

Terdapat di sekitar HM 23,5

Di daun (jalur kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar

12.57

Merayap di batang daun

0.5

55,74

0.5

55,74

0.10

94,14

0.10

94,14

menyengat, berbahaya KupuBerwarna kupu putih, putih mempunyai (Pieris) antena, sayapnya bersisik, mempunyai dua sayap berwarna putih KupuWarna sayap  kupu dominan hitam hitam, (Papilio memiliki memmnon antena, pola ) sayap bervariasi  Tupai Bertubuh akar sedang, (Tupaia punggung glis) berwarna cokelat, ekor berwarna hitam  KupuMempunyai kupu dua sayap, (Ideopsis sayapnya juventa) memiliki sisik, memiliki sepasang antena, memiliki kaki

HM 23,5 Beterbangan

Jalur kanan

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 23,5

12.00

Beterbangan cepat

Di langit (jalur kanan)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 23,5

12.16

Berdiam diri di pohon

Berkeliaran di pohon (jalur kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 23,5

12.16

Beterbangan

Jalur kanan

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 23,5

1

3

1.2

118,92

Kupukupu kuning (E. hecabe)

1.2

118,92

Kupukupu (Papilio helanus)

1.5

164,72

Kupukupu putih (leptosia nina)

4.4

433,05

Semut hitam (Dolichod

panjang Berukuran kecil, berwarna kuning menyerupai warna belerang, mempunyai antena Memiliki pola warna sayap dominan indah, berukuran besar, memiliki antena, memiliki dua sayap Berukuran kecil, warna sayap dominan putih, terbang pelan, berpindahpindah dekat dengan permukaan tanah Berukuran kecil, dominan



12.31

Beterbangan

Di langit (jalur kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 24



12.35

Beterbangan

Di langit (jalur kanan dan kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 24



12.38

beterbangan

Di langit (jalur kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 25

Jalan sambil berbaris

Tengah jalan

 Berkelo mpok



4.10

459,29

5.5

577,69

berwarna hitam, berpindah tempat secara berkelompok  Burung Sayapnya Meninting berwarna Kecil hitam, (Enicurus badannya velatus) berwarna putih, berkaki pendek, paruh berwarna hitam Burung Ukuran tubuh  walet sedang, gunung bersayap (Collocali runcing, a aktif, serta vulcanoru 0,terbang m) dengan lincah

 Terdapat di sekitar HM 27

erus thoracicu s)

JALUR TALLY SHEET JALUR Mandalawangi Kelompok

:2

Tanggal

: 22 September 2018

Jalur

: Mandalawangi

13.35

Beterbangan

Di langit (jalur kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 27

13.35

Beterbangan

Di langit (jalur kiri)

 Sendiri  Terdapat di sekitar HM 28

Waktu Meter

Panjang

Lebar

Sudut

Elevasi

o

o

HM

Tempuh ke

(m)

(m)

()

Permasalahan Kondisi Jalur

Pemeliharaan

( ) (s)

0

Hazard

0.1

8,84

0,97

311

10+

9,66

0.2

4,61

1,33

236

22+

4,78

0.3

12,55

2,27

265

15+

12,36

0.4

24,32

1,90

296

15+

28,5

0.5

7,70

1,83

270

0

7,61

0.6

9,02

1,60

346

10-

8,02

0.7

5,82

1,37

292

15-

8,63

0.8

6,84

1,44

345

20-

7,85

0.9

3,57

1,44

43

25-

6,94

0.10

6,45

1,44

5

20-

11,39

0.11

10,28

1,44

27

20-

12

1.1

1,70

1,44

5

20-

3

1.2

12,85

1,44

296

15-

15,03

1.3

11,30

1

357

10-

11,70

Jalur

Tangga Bersemen

1

2

1.4

6,53

1,75

325

5-

8

1.5

9,10

2,4

38

5-

8,10

1.6

16,35

1,45

7

10-

14,3

1.7

15,8

1,65

10

0

12

1.8

8,85

2,15

33

15+

10

1.9

17,52

1,45

254

10+

18

2.1

1,38

1,45

254

10+

2

3

2.2

32,7

1

298

10+

33

2.3

10,9

1,5

302

0

11,15

2.4

16,7

1,5

300

20-

27,61

2.5

33

1,5

290

10-

25

2.6

5,32

1,5

280

0

7

3.1

26,85

1,5

275

5+

21,85

3.2

21,2

1,5

285

10-

18

3.3

14,9

1,2

275

20-

34

Tangga Berbatu

3.4

26,75

1,5

260

5-

52

Tanah

3.5

10,3

1,5

255

0

15,5

Tangga Berbatu

4.1

22,65

1,5

285

0

23

Tanah

4.2

20,7

1,5

275

0

15

4.3

11,1

1,1

265

0

12

4.4

9,32

1,5

293

15-

11

4.5

20,15

2

265

0

19

4.6

16,08

2

270

0

18

5.1

11,56

1,35

270

5+

14

5.2

24,83

1,35

262

10-

22,35

Jalan Berbatu

4

Tanah Berbatu

5

5.3

14,72

1,4

295

20-

27,58

5.4

12,57

1,4

257

5-

13

5.5

11,15

1,5

20-

12

Tangga Berbatu

Titik Temu dengan Kelompok 8

2-3

0.1

9,96

1,4

230

15+

24

0.2

14,62

1,4

263

5+

13

0.3

28,37

1,4

220

5+

30,77

Tangga Semen

Jalan Semen 0.4

23,46

1,4

222

5+

7,23

0.5

8,6

1,4

240

10-

12

Kelompok

:8

Tanggal

: 22 September 2018

Jalur

: Mandalawangi

Permasalahan Panjang

Lebar

Waktu Sudut

HM

Elevasi

Kondisi Jalur

Hazard

Pemeliharaan

HM ke (m)

(m)

Tempuh (s) Jalur

6

6.1

20,75

1

280

5

28,8

Berbatu dan Berpasir

-

Baik

6.2

2,80

1,51

280

19

6,2

Tangga

-

Baik

6.3

6,55

1,45

280

0

12

Jembatan

-

Baik

6.4

14

1,20

16,7

Tangga-tangga berbatu

-

Baik

230

7 43,7

Tangga-tangga berbatu

-

Baik

9

Batu-batu besar

-

Baik

14,5

Tangga berbatu

-

Baik

6.5

17,06

1,31 250

6.6

3,95

0,90 220

6.7

12,5

13 7

1,21 300

7

6.8

5,75

1,55 240

6.9

3,34

6.10

11,68

6.11

1,62

Baik

10,1

Tangga-tangga naik

-

Baik

16

Tangga-tangga naik

-

Baik

3

Jalan lurus

-

Baik

13

1,70 205

-

11

1,58 250

Lurus berpasir

0

1,58 220

9,1

0

7

7.1

2,18

1,50

200

6

3

Tangga naik

-

Baik

7.2

2,28

1,09

88

16

5

Tangga naik

-

Baik

7.3

13,03

1,30

335

2

20

Jalan lurus

-

Baik

7.4

2,16

1,30

5

Tangga turun

-

Baik

42

Jogging Track

-

Baik

40

Jogging Track

-

Baik

330 7.5

34,60

1,53 248

7.6

8

45,75

1

1,53 182

2

8.1

15,47

1,53

245

2

25

Jogging Track

-

Baik

8.2

10,60

1,53

200

3

20

Jogging Track

-

Baik

8.3

22,10

1,53

200

1

26

Jogging Track

-

Baik

8.4

21,80

1,53

18

Jogging Track

-

Baik

11

Jogging Track

-

Baik

7,3

Jogging Track

-

Baik

29

Jogging Track

-

Baik

26,57

Jogging Track

-

Baik

180 8.5

10,10

8.6

5,78

9.1

14,15

26

0

1,53 190

8.7

0

1,53 220

9

-8

0

1,53

1,53

170

0

165

0

9.2

9

1,53

145

0

23,5

Jogging Track

-

Baik

9.3

18,97

1,53

125

4

21,44

Jogging Track

-

Baik

9.4

13,2

1,53

12,37

Jogging Track

-

Baik

24

Jogging Track

-

Baik

23,20

Jogging Track

-

Baik

9.5 9.6

13,85 18,98

90

-5

67

-4

1,53 1,53 32

0

10

10.1

21,60

1,53

45

2

30

Jogging Track

-

Baik

10.2

18,50

1,53

45

1

17

Jogging Track

-

Baik

10.3

14,60

1,53

5

2

28

Jogging Track

-

Baik

10.4

12,63

1,53

13

Jogging Track

-

Baik

16,50

Jogging Track

-

Baik

13

Jogging Track

-

Baik

23 10.5

24,20

1,53 55

10.6

11

12

8,47

0 0

1,53 340

0

11.1

5,05

1,53

345o

0o

5

Jembatan batu

-

Baik

11.2

20,77

1,53

345o

0o

15

Jogging Track

-

Baik

11.3

30

1,53

355 o

0o

25

Jogging Track

-

Baik

11.4

31,4

1,53

273 o

0o

27

Jogging Track

-

Baik

11.5

20,75

1,53

42 o

0o

17

Jogging Track

-

Baik

12.1

22,40

1,97

86o

5o

22

Pasir dan berbatu

-

Baik

12.2

27,47

1,18

78o

-9o

44,03

Tangga turun berbatu

-

Baik

12.3

6,45

0,93

76o

0o

10,10

Jembatan Bambu

Jembatan

SarPras

12.4

7,30

1,02

88o

0o

10,72

Jalanan berbatu dan terjal

Goyang

Kurang Baik

12.5

12.6

12.7

12.8

12,75

9,37

6,65

7,61

1,50

2,75

2,25

1,39

o

58

o

14

o

14

o

o

65

40

185

o

o

8

2

o

15

10,73

11,07

9

-

Baik

-

Baik

-

Baik

-

Baik

-

Baik

Jalanan berbatu dan terjal

Jalanan berbatu dan terjal

Jalanan berbatu dan terjal

Jalanan berbatu dan terjal

13

14

15

13.1

26,70

1,42

127o

3o

24,48

Lurus Menanjak

-

Baik

13.2

26,45

4,30

45o

3o

25,79

Aspal

-

Baik

13.3

20,15

1,07

90o

-3o

18

Turun Berbatu

-

Baik

13.4

18,70

1,07

99o

-6o

17,81

Tangga Turun Berbatu

-

Baik

13.5

6,15

1,07

132o

-4o

9

Tangga Turun Berbatu

-

Baik

13.6

1,85

1,07

72o

-1o

9

Jalan Batu-Batu

-

Baik

14.1

4,45

1,07

80o

-3o

5

Aspal dan Jalan Berbatu

-

Baik

14.2

25,20

1,07

83o

1o

8,64

Aspal dan Jalan Berbatu

-

Baik

14.3

17,60

1,07

153o

1o

10,71

Aspal dan Jalan Berbatu

-

Baik

14.4

43,17

1,07

66o

-3o

36,57

Aspal dan Jalan Berbatu

-

Baik

14.5

17,58

1,07

47o

-3o

10

Aspal dan Jalan Berbatu

-

Baik

15.1

26,30

1,07

59o

-1o

15

Aspal dan Jalan Berbatu

-

Baik

Kelompok

: 1 (Satu)

Tanggal

: 22 September 2018

Jalur

: Mandalawangi

Permasalahan Meter HM

Waktu Panjang

Lebar

Sudut

Elevasi

ke

Kondisi Jalur

Hazard

Pemeliharaan

Tempuh Jalur

16.1

10

150

320

6

10

16

Menanjak bebatuan tertata rapi 16.2

20.5

150

270

12

19

16.3

5.6

150

280

6

5

16.4

6.55

150

240

30

8

16.5

9.2

15

265

7

10

16.6

6

150

286

12

6

16.7

6.4

150

265

13

9

16.8

20.8

150

235

13

25

16.9

14.95

150

250

15

12

17.1

17

150

267

10

16

17.2

7.5

150

325

10

6

17.3

7

150

350

8

8

17.4

10.2

150

280

12

13

17.5

17.9

150

280

7

14

17.6

5.8

150

271

-3

5

17.7

9

150

245

-10

6

17.8

9.6

150

303

5

8

17.9

9.1

150

270

13

8

17.10

6.9

150

285

1

8

17

18

18.1

8

150

288

8

18.2

9.3

150

270

-14

18.3

17.6

150

245

-22

Menanjak bebatuan tertata rapi

Datar bebatuan tertata rapi

Menurun bebatuan tertata rapi

Menurun bebatuan tertata rapi

18.4

6.6

150

306

-6

6

Menurun bertanah

18.5

4.7

170

273

-5

4

Datar bertanah

18.6

3.3

170

290

-15

3

Menanjak bertanah

18.7

13.7

170

248

-10

12

18.8

10

128

273

0

9 Datar bertanah

18.9

1.3

140

270

30

1

18.10

25

370

285

0

15

19.1

15.6

145

275

24

17 Menanjak bertanah

19.2

17

135

258

15

16

Menurun semak-semak 19.3

16.3

230

224

10

12

19.4

12.4

97

245

-4

11

19.5

9.8

105

265

0

9

Datar semak-semak 19

19.6

18.7

120

265

5

18

19.7

10.2

75

235

10

11

20.1

5

75

233

0

5

20.2

7.4

120

253

0

10

Menanjak semak-semak

Datar semak-semak

20

20.3

7.2

143

240

0

7

20.4

17.3

150

240

0

16 Datar licin air mengalir

20.5

13.8

150

246

0

9 Menanjak licin air mengalir

20.6

12.7

115

260

0

14 Datar licin air mengalir

20.7

9.6

105

238

0

10

20.8

22.5

95

262

20

31

20.9

4.5

80

235

0

5

21.1

14.5

110

205

10

14

21.2

9.6

100

175

20

10

Menanjak bertanah

Datar bertanah 21.3

12.8

140

240

0

14 Menanjak bertanah

21.4

11.6

135

240

10

11

21.5

11.4

135

249

10

7

21.6

9.3

124

244

3

6

21.7

23

130

235

0

18

21.8

7.8

150

229

20

5

22.1

14.4

95

210

0

15

Datar Bertanah

22.2

19.4

143

205

15

18

Menanjak bertanah

21 Datar bertanah

Menanjak bertanah

22.3

5.3

106

155

13

6

22.4

4.8

150

170

0

5 Menurun bertanah

22

22.5

9.9

150

163

20

12 Menanjak bertanah

22.6

10.3

123

145

-20

10 Datar Bertanah

22.7

8.4

150

125

15

8

22.8

16

103

130

0

10 Menurun bertanah

23

22.9

11.5

145

110

-25

9

23.1

10.7

130

135

0

11

Datar Bertanah

23.2

11.2

110

179

5

9 Menanjak bertanah

23.3

6.4

100

165

8

10

23.4

36.8

95

170

30

40

23.5

4.7

80

160

0

5

23.6

9.8

80

143

0

5

Datar bertanah

Menanjak bertanah

24

23.7

17.4

50

158

13

8

23.8

3

50

130

10

3

24.1

8

50

141

0

9

Datar semak-semak

24.2

6

50

165

10

5

Menanjak semak-semak

24.3

31.9

50

155

5

28

24.4

25.7

50

160

5

29

24.5

3.8

43

175

7

8

Menanjak semak belukar

24.6

6.9

40

160

0

10

Datar semak belukar

24.7

17.7

120

105

0

10

Datar semak-semak 25.1

18

80

100

0

13

25.2

25.9

80

110

25

19

25.3

11.5

100

80

0

7

Menanjak semak-semak

Datar semak-semak 25

25.4

4.3

90

10

0

4

25.5

15

75

35

0

20

25.6

8.4

55

30

-30

9

25.7

7.7

90

40

-35

10

Menurun semak-semak

25.8

9.2

100

63

-25

7

26.1

27.3

200

67

-18

22

26.2

16.8

120

40

8

13

26.3

50

120

60

-5

44

26.4

5.9

120

65

-2

5

Menanjak berbatu

26

Menurun berbatu 27.1

17.6

120

78

-6

14

27.2

26

90

100

-10

22

27.3

21.7

125

103

-4

18

27.4

23

150

53

-15

17

27

Datar berbatu 27.5

8

150

50

0

10

27.6

3.7

150

65

0

2

28.1

21.7

150

56

0

20

28

29

28.2

9.3

150

40

0

6

28.3

50

150

60

0

50

28.4

14

150

52

0

13

28.5

5

120

85

0

5

29.1

33

120

87

0

18

29.2

13.7

150

40

-15

11

29.3

16

150

35

-35

13

Menurun berbatu

30

29.4

17

150

51

-17

16

29.5

8.7

150

5

0

8

29.6

7.6

150

347

15

8

29.7

4

150

10

-10

3

30.1

5.5

100

15

0

4

30.2

5.3

125

10

15

5

30.3

20

125

34

-22

18

Menurun berbatu

30.4

13.5

150

70

30

13

Menanjak berbatu + bertanah

30.5

25.5

50

8

-27

22

30.6

2.5

50

135

-18

25

Menurun berbatu

Menurun berbatu + bertanah 30.7

27.7

31.1

12

127

80

-16

10

65

-15

10 Menanjak melintas aliran sungai

31.2

3

31

20

20

3

130

Menanjak

31.3

13

10

10

11

rerumputan

31.4

6.2

0

-20

5

Menurun rerumputan

Area berkumpul

TALLY SHEET JALUR Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kelompok

:9

Jalur

: TNGGP 1

Hari tanggal

: Sabtu, 22 September 2018

Meter Panjang

Lebar

Sudut

Waktu

Permasalahan

Tempuh

pemeliharaan

Elevasi

ke HM

Kondisi Jalur (m)

(cm)

(0 )

(0) (s)

0

1

23,37

192

132

Hazard

12

25,9

Jalur

Berbatu, Tanjakan dan

Kondisi pagar

bertangga

pembatas bengkok

2

27,50

190

122

12

39,88

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

Pagar Bengkok

3

15,45

220

149

9

21,81

Berbatu, Tanjakan dan

Pohon tumbang,

bertangga

Ranting menjulur

4

16,40

122

166

9

19,55

Berbatu, Tanjakan dan

Pohon tumbang,

bertangga

adanya sisa pohon tumbang berserakan

5

23,63

245

226

8

30,54

Berbatu, Tanjakan dan

bertangga

6

4,79

196

239

6

6,25

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

1

1

31,95

208

246

10

50,80

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

2

3

8,98

15,28

226

200

277

241

5

9

11,30

18,85

Berbatu, Tanjakan dan

Bank sampah

bertangga

tak terurus

Berbatu, Tanjakan dan

Sampah pohon

bertangga

tumbag tidak diangkat dan tanahnya rusak

4

30,53

190

214

10

48,38

Berbatu, Tanjakan dan

Banyaknya

bertangga serta batu tidak

ranting yang

kokoh

mengganggu kondisi jalur

5

7,88

183

198

12

10,07

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

2

1

19,85

198

207

7

30,68

Berbatu, Tanjakan dan

banyaknya

bertangga

sampah ranting pohon

2

9,82

206

187

8

15,10

Berbatu, Tanjakan dan

Flora unik tak

bertangga

terawat dan sampah ranting pohon berserakan

3

7,35

211

264

2

10,62

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

4

11,08

199

203

12

17,70

Berbatu, Tanjakan dan

Flora tak terawat

bertangga

5

6

7

7,75

21,1

7,77

230

206

182

236

208

243

12

5

5

11,96

36,47

09,50

Berbatu, Tanjakan dan

Pohon tumbang

bertangga

tak terurus

Berbatu, Tanjakan dan

Sampah ranting

bertangga

tak terurus

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

8

22.73

214

212

6

35,04

Berbatu, Tanjakan dan

Ranting tak

bertangga

dipotong dengan posisi sudah mengenai jalur

9

4,64

194

245

12

06,06

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

3

1

13,85

209

238

5

17,05

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

2

14,68

202

194

7

23,40

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

3

16,35

196

211

2

24,19

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

4

20,45

189

144

4

27,98

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

5

15,82

230

162

10

18,20

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

6

7,53

238

128

16

11,48

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

7

9,95

181

183

8

12,01

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

4

1

31,45

253

219

9

41,28

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

2

25,81

206

202

7

50,62

Berbatu, Tanjakan dan

Sampah

bertangga

penebangan pohon tidak dibersihkan

3

13

222

218

10

19,21

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

4

12,43

183

270

10

16,63

Berbatu, Tanjakan dan

bertangga

5

5

1

21

20,4

221

257

228

223

10

16

26,05

25,80

Berbatu, Tanjakan dan

Kondisi jalur tak

bertangga

terurus

Berbatu, Tanjakan dan

Batang pohon

bertangga

menghalangi jalur

2

45,4

277

221

5

51,77

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

3

19,5

232

233

10

25,65

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

4

6

1

11,6

14,35

198

236

251

242

12

10

15,87

20,25

Berbatu, Tanjakan dan

Sampah ranting

bertangga

tak dibersihkan

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

2

22,8

206

199

10

37,07

Berbatu, Tanjakan dan

Adanya ranting

bertangga

pohon yang mengganggu koeadaan jalur

3

4

21,43

6,6

196

178

244

223

11

10

30,85

10,23

Berbatu, Tanjakan dan

Adanya pohon

bertangga

tumbang

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

5

35,9

266

249

-4

57,16

Berbatu, Tanjakan dan

Kondisi Jalur tak

bertangga

terurus

7

1

2

42,7

17,1

257

153

258

231

-5

3

56,17

23,55

Berbatu, Tanjakan dan

Kondisi Jalur tak

bertangga

terurus

Berbatu, Tanjakan dan bertangga

3

38,75

228

203

11

52,87

Berbatu, Tanjakan dan

Flora sekitar tak

bertangga

terurus

Kelompok

:7

Tanggal

: 22 September 2018

Jalur

: TNGGP 2 HM 8-HM 16

Panjan Meter HM

Waktu Lebar

Sudut

Elevasi

o

o

g ke

Kondisi Jalur Tempuh

(m)

()

Hazard

Pemeliharaan

( )

(m)

8

Permasalahan

(s)

Jalur

8.1

13,4

2,31

189

15

41,4

8.2

5,8

2,79

177

18

10,4

8.3

14,7

2,34

247

6

45

Tangga

8.4

16,5

2,15

229

14

25

dan

Jalur

Tidak

8.5

7,8

2,49

277

14

10,4

tanjakan

curam

ada

8.6

10,1

2,46

224

10

9,5

berbatu

Di sisi

peringatan

8.7

13,7

2,36

183

14

14

kanan

tanda

8.8

12,1

2,43

274

7

26,2

8.9

5,9

2,03

258

12

16,6

1.1

15,3

2,24

195

14

21,1

9.2

14,5

2,11

241

3

16,4

bahaya

Tangga

Di sisi

dan 9.3

7,8

2,31

236

14

10,3

Tidak ada tanda

kanan peringatan

9.4

15,7

1,98

239

9

20,8

tanjakan

ada

berbatu

jurang

bahaya, hanya

9 9.5

11,6

2,08

238

10

17,1

ditandai dengan yang

10

9.6

10,4

2,01

209

13

12,3

9.7

11,4

1,80

247

14

15,1

9.8

13,3

1,88

252

7

13,2

10.1

4

2,41

210

0

7,7

dalam

Jalan

kayu besar

11

10.2

18,4

2,23

239

4

16,8

berbatu

10.3

18,3

2,46

222

6

22,4

10.4

8,6

2,16

233

7

10,6

10.5

9

2,29

211

7

12,4

10.6

4,7

2,03

238

8

8,9

Tanjakan

10.7

10,6

2,39

254

9

25,7

berbatu

10.8

9,5

2,11

250

11

15,8

10.9

9,7

2,41

238

7

18,3

10.10

7,2

2,03

227

12

24,3

11.1

10

2,29

231

9

11,7

11.2

6

2,16

179

11

9,7

Tangga

11.3

5

1,93

218

12

12,6

berbatu

11.4

9,1

1,78

254

12

9,6

11.5

12,4

2,00

204

13

15,2

11.6

11,3

2,29

223

14

17,2

Tanjakan

11.7

13,6

2,08

254

17

14,9

berbatu

11.8

18,5

1,91

217

16

25,6

11.9

14,1

1,98

192

13

20,1

12.1

12,1

1,98

195

12

15,7

tanjakan

12.2

20,3

1,52

224

7

23,1

berbatu

12

13

12.3

8,5

1,98

235

7

14,1

12.4

20,4

1,88

214

0

23,6

Jalan

12.5

17,4

1,96

215

0

18,4

berbatu

12.6

14,2

2,16

241

14

14,7

Tanjakan

12.7

7,1

2,08

275

10

8,7

berbatu

13.1

14,2

2,03

246

12

21,8

13.2

5,3

1,91

267

10

6,6

13.3

15,6

1,83

241

11

13.4

19,2

2,06

265

13.5

12,3

2,16

13.6

9,5

15.7

4,3

Jalur

Tidak

Tanjakan

curam

ada tanda

17,6

dan

di sisi

peringatan

11

23,1

tangga

kiri

260

13

14,6

berbatu

2,29

247

13

11,3

1,98

250

15

5

14

15

13.8

13,8

1,88

220

9

13,8

13.9

5,8

1,85

271

7

6,3

14.1

11,3

1,88

289

12

11,3

Tangga

14.2

8,5

2,11

262

15

14,9

berbatu

14.3

10,6

2,52

280

6

12,7

14.4

11,1

1,98

298

4-

12,4

Turunan

14.5

17,3

1,98

258

6-

20,3

berbatu

14.6

16,5

2,16

218

4

14

14.7

9,7

2,24

192

11

13,5

Tangga

14.8

15

2,16

215

10

15,4

berbatu

15.1

18,3

2,24

167

12

21

15.2

29

2,13

217

3

30

Jalan

15.3

11,6

1,60

228

0

13,1

setapak

15.4

19,4

1,80

253

3

17,8

berbatu

15.5

21,7

1,98

259

0

22,3

Kelompok

:3

Tanggal

: 22 September 2018

Jalur

: Curug Cibeureum

Permasalahan Waktu HM

No

Panjang

Lebar

Sudut

Elevasi

Kondisi Jalur

Hazard

Pemeliharaan

Tempuh Jalur

16

0

18,23

220

255

0

29

berbatu

1

12,85

201

275

5

10

berbatu

2

13,37

192

257

5

30

berbatu

3

13,48

190

297

5

22

berbatu

17

4

16,98

272

274

6

28

berbatu

5

10,28

169

261

0

18

berbatu

6

11,04

222

285

10

11

berbatu

7

7,13

207

299

18

6

berbatu

0

11,93

172

318

5

15

berbatu

1

12,31

185

274

8

11

berbatu

2

7

215

208

13

8

berbatu

3

18,96

215

276

11

23

berbatu

4

9,03

219

258

5

8

berbatu

18

5

3,32

203

274

2

4

berbatu

6

7,88

214

240

4

7

berbatu

7

12,82

224

258

3

11

berbatu

8

23,90

213

237

10

24

berbatu

0

11,90

217

232

4

10

berbatu

1

10,40

186

268

2

8

berbatu

2

14,80

190

287

8

11

berbatu

3

16,40

216

288

2-

15

berbatu

4

15,20

215

263

2

14

berbatu

5

15,35

195

258

4-

13

berbatu

6

19,05

198

272

1-

17

berbatu

19

20

0

15

201

239

2

14

berbatu

1

41,77

300

248

2

35

2

11,20

300

227

0

8

Jembatan berlubang

3

20,10

300

205

2

16

Jembatan berlubang

4

13,80

300

221

0

8

Jembatan berlubang

0

17,45

293

226

0

12

Jembatan berlubang

1

20,25

298

257

0

15

Jembatan berlubang

2

14,90

306

268

0

13

Jembatan berlubang

21

22

22

3

39,40

300

218

2

30

Jembatan berlubang

4

9,84

300

205

0

6

Jembatan berlubang

0

11,25

293

200

0

9

Jembatan berlubang

1

50,03

303

222

0

40

Jembatan berlubang

2

8,10

291

163

20

8

Jembatan berlubang

3

27

295

212

5

29

Jembatan berlubang

4

5,20

296

220

0

4

0

31,85

296

230

0

24

1

28,50

300

181

20

27

2

19

177

155

20

18

berbatu

3

21,90

210

196

20

10

berbatu

23

4

4,80

164

153

24

3

berbatu

0

33,25

210

212

12

28

berbatu

1

16,15

210

222

20

15

berbatu

2

247

Kelompok

:6

Tanggal

: 22 September 2018

Jalur

:Hm 23-28

Waktu Permasalahan Panjang

Lebar

Sudut

Elevasi

Meter Tempuh HM

Kondisi Jalur

Hazard

Pemeliharaan

ke (m)

(m)

(º)

(º) Jalur (s)

23

23.1

6

1,94

215

+2

12,13

Berbatu, mendatar

0.2

16,64

2,20

210

-14

29,15

Menurun

0.3

30,42

1,95

190

-15

49,65

Jurang

Akhir jurang

24

0.4

42,34

1,67

200

-9

1.01,23

Mendatar

24.1

52,54

1,67

200

-9

1.09.00

24.2

55,74

1,86

200

+2

1.14,34

24.3

64,14

1,49

195

-9,8

1.25,76

Tangga menurun

24.4

69,84

2,10

215

-4

1.33,15

Mendatar

24.5

71,14

2,60

250

+26,5

1.35,96

Tangga 2 step

24.6

86,74

2,60

250

-3,5

1.51,70

Jembatan

24.7

94,14

2,60

235

-2

2.00,98

24.8

106,72

2,60

245

-1,5

2.17,54

25

24.9

118,92

2,60

235

-1

2.30,00

24.10

139,02

2,60

250

+1,5

2.52,00

25.

155,62

2,60

210

+2

3.09,87

Jembatan

Ditambal

berlubang

menggunakan balok-balok kayu

25.2

164,72

2,70

255

+2

3.21,33

25.3

165,95

2,70

240

+26,5

3.24,46

25.4

183,15

2,70

240

+2

3.38,00

25.5

195,30

2,70

240

+1,5

3.52,89

25.6

196,10

2,70

220

-24

3.54,00

25.7

210,08

2,70

240

+4

4.07,82

25.8

219,08

2,00

230

+3

4.18,23

Step tangga

26

27

25.9

227,31

1,85

210

+3

4.27,74

Step tangga

26.1

251,31

2,00

205

+4

4.56,38

26.2

262,83

2,15

275

-25

5.07,89

Ada jembatan 4m

26.3

289,83

1,90

240

+13

5.39,72

Menanjak

26.4

310,48

1,81

240

+7

5.59,77

27.1

361,48

1,73

205

+18

6.56,58

27.2

366,48

1,95

140

+2

7.01,00

27.3

387,48

2,00

185

+9

7.26,60

27.4

398,68

2,20

225

+22

7.37,26

27.5

402,45

4,20

220

+19

7.42,49

27.6

407,65

2,48

210

+3

7.48,00

27.8

424,65

2,10

240

+17

8.10,18

27.9

433,05

2,20

210

+32

8.24,07

27.10

438,12

2,65

170

+8

8.32,71

27.11

440,12

2,65

185

+26

8.36,78

27.12

447,62

2,65

210

0

8.45,44

Jembatan

27.13

449,12

2,65

220

+21

8.50,06

Tangga

27.14

454,29

2,75

230

+14,5

8.56,20

27.15

459,29

1,30

170

+9,5

9.05,00

Awal jembatan

28

28.1

467,69

1,60

220

+14

9.16,17

28.2

481,69

2,00

205

+3,5

9.31,83

28.3

495,69

1,55

280

+10,5

10.04,18

28.4

518,69

3,30

280

+4

10.31,00

Berbatu, menanjak

28.5

529,69

1,75

265

-12

11.28,00

Menurun

Batuan licin

28.6

537,69

1,20

285

-7

11.44,86

Batuan licin

28.7

550,69

1,50

295

-22

12.03,02

Batuan licin

28.8

577,69

5,00

300

-12,5

14.16,44

Turunan curam, air semata kaki

28.9

581,69

5,00

280

-2

Kelompok

:5

Tanggal

: 22 September 2018

Jalur

: HM0 (Pertemuan dengan Jalur Kelompok 9)

14.20,00

Permasalahan Waktu Meter HM

Panjang

Lebar

Sudut

Elevasi

ke

Kondisi Jalur

Hazard

Pemeliharaan

Tempuh Jalur

0.1

9,2 m

3m

150°



26 s

Jalur dipenuhi bebatuan besar. Terdapat pohon yang miring

0.2

7,8 m

1,5 m

140°

20°

14 s sehingga menghalangi jalan

0.3

5,1 m

0,8 m

120°

-10°

8s

dan terdapat jurang disamping

0.4

8,5 m

1,2 m

150°

-10°

20 s

jalur.

0.5

7,9 m

0,76 m

120°



19 s

0.6

9,2 m

0,76 m

140°



31 s Terdapat jurang dipinggir jalur

0.7

12,1 m

0,6 m

180°



30 s yang dipenuhi bebatuan besar.

0.8

18,4 m

0,7 m

175°



40 s

Terdapat pohong tumbang yang menghalangi jalan.

0.9

11,3 m

0,7 m

144°



27 s

0.10

10,5 m

0,8 m

190°



15 s Terdapat kayu melintang di

1.1

13,4 m

0,7 m

200°



30 s

1.2

3,6 m

1,5 m

250°

25°

6s

1.3

17,2 m

1,1 m

160°



31 s

1.4

9m

1,2 m

115°

-15°

20 s

1.5

4,5 m

0,7 m

115°



15 s

1.6

18,3 m

0,6 m

140°

30°

37 s

1.7

12,2 m

0,9 m

105°



17 s

1.8

8,8 m

0,8 m

70°



18 s

1.9

13 m

0,6 m

103°



17 s

2.1

20,6 m

1m

80°



38 s

2.2

14,6 m

0,9 m

135°



29 s

2.3

14,5 m

0,9 m

135°



27 s

2.4

16 m

1,1 m

115°

-15°

30 s

2.5

9,8 m

0,9 m

80°

-20°

20 s

2.6

3m

1,2 m

50°



5s

2.7

6,1 m

0,8 m

340°



10 s

2.8

10 m

0,9 m

60°



46 s

2.9

5,4 m

0,6 m

93°

-20°

10 s

tengah jalur.

Terdapat jurang dipinggir jalur. Terdapat pohong tumbang yang menghalangi jalan.

Jalur bebatuan dan agak gelap karena cahaya matahari tertutupi pohon.

Terdapat jurang dipinggir jalur

dan pohon tumbang dan ranting ranting pohon yang menghalangi jalur.

3.1

23,5 m

0,7 m

82°

-20°

50 s

3.2

14,5 m

0,9 m

70°

-10°

28 s

3.3

9,5 m

2m

45°



18 s

3.4

9,3 m

0,8 m

92°

-15°

15 s

3.5

33,7 m

0,9 m

43°



56 s

3.6

9,5 m

0,9 m

35°



20 s

4.1

7,7 m

1m

34°



20 s

4.2

22 m

0,8 m

16°



42 s

4.3

33,3 m

0,9 m





59 s

4.4

17,1 m

1,2 m





34 s

4.5

8,5 m

0,9 m





18 s

4.6

11,4 m

0,9 m





23 s

5.1

24,5 m

0,5 m



-20°

48 s

5.2

9,7 m

1m

25°

-15°

23 s

5.3

22 m

1m

336°

-40°

52 s

5.4

19 m

1,2 m

356°



36 s

5.5

15 m

0,9 m

60°



13 s

5.6

6,2 m

1,1 m

24°



3s

5.7

Kelompok

19,4 m

1,2 m

354°

-10°

17 s

: 4 (Pertemuan dengan Jalur Kelompok 9)

Permasalahan Meter

Panjang

Lebar

Waktu Pemeliharaan

HM

Sudut ke

(m)

Elevasi

(cm)

Kondisi jalur

Hazard

Tempuh Jalur

0

0

16,83

131

140

0

Berbatuan

1

4,10

110

145

30

Tangga berbatuan

2

9,61

98

160

10

Berbatuan dan sedang ada perbaikan batu pecah

3

13,43

110

230

17

Bebabtuan dan jalan berundak,

Terdapat

bebatuan besar

gedung

sukarelawan Montana yang tidak terawatt disebelah kiri jalur(Kaca pecah, pintu rusak)

4

23,77

101

215

10

Jalan bebatuan ada tugu selamat datang

5

14,43

110

165

30

Tangga batuan dan agak

berlumut

1

6

17,83

99

175

0

Jalan lurus berbatu

0

22,7

99

175

0

Bebatuan berlumut

1

12,48

114

160

0

Bebatuan da nada aliran air

2

16,32

95

175

30

Tangga berundak berlumut

3

13,20

135

150

0

Bebatuan berlumut

4

9,03

93

145

0

Bebatuan

5

10,80

119

173

-18

Bebatuan tangga menurun

6

7,21

110

130

-15

Tangga turun, berlumut, aliran

38 menit

air

7

8,26

130

75

-15

Tangga batu

30 menit

2

0

18,5

110

75

-10

Tangga batu berundak

Ada papan nama yang tidak begitu jelas tulisannya

3

1

30,03

110

90

0

Jalan bebatuan

2

15,75

110

70

0

Bebatuan berlumut

3

18,62

95

65

0

Bebatuan berundak

4

17,1

95

65

-17

Tangga berlumut

0

15,23

101

70

-15

Berundak, tangga, turunan batuan

15 menit

1

8,70

110

120

0

Jalan tertutup daun-daun kering

2

6,02

110

95

-20

Tangga 6 undak

3

18,73

110

145

-25

Turunan berundak

4

19,84

98

205

0

Jalan setapak rumput liar

5

7,59

88

220

0

Jalan setapak bebatuan

6

15,09

80

180

0

Jembatan (2M), aliran air

Jembatan tidak terawatt, pembatas jembatan rusak

7

8,8

102

200

0

Tumbuhan babakoan disepanjang jalan

4

0

34,11

76

210

0

Jalan setapak disepanjang jalan ada babakoan dan bebatuan

30 menit

licin

1

11,28

100

180

0

Jalan bebatuan, lumut

2

11,43

140

93

30

Tidak rata, tangga naik da nada pohon tumbang

3

20,67

91

205

20

Tangga naik, teduh

4

12

95

215

10

Bebatuan teduh

Terdapat atap (plastik) yang jatuh di pinggir jalur

5

5

10,51

100

205

18

0

43,27

95

215

15

1

34,3

100

235

0

Bebatuan agak naik

25 menit

Turunan bebatuan, tidak rata, ada tangga

6

2

22,4

100

200

0

Jalan bebatuan berlumut

0

3,9

111

185

0

1

12,8

147

260

-10

Jalan bebatuan berlumut

2

26,3

110

235

0

Bebatuan berundak

20 menit

Kelompok Tanggal Jalur

HM

: 10 : 22 September 2018 :1

Meter

Panjang

Lebar

Sudut

Elevasi

Waktu

Ke/ M

/M

/Cm

/◦

/◦

T/Detik

Kondisi Jalur

Hazard

Permasalahan Pemeliharaan Jalur

0.0

0

4.2

61.5

132

16

0.98

nanjak, berbatu

0.1

4,2

3.31

57.5

115

16

4.26

nanjak, berbatu

0.2

7,51

5.7

64

91

21

7.87

nanjak, berbatu

0.3

13,21

3.87

68

95

24

7.99

nanjak, berbatu

0.4

17,0 8

3.42

77

90

24

3.69

nanjak, banyak akar

0.5

20.5

4.53

58

156

25

7.90

nanjak

0.6

25.03

7.11

59

135

26

9.9

nanjak

0.7

32.14

3.38

138

125

20

4.34

PEREMPATAN

0.8

35.52

6.68

102

56

-11

6.66

penurunan, berbatu

0.9

42.2

18.1

138

71

-9.5

15.50

penurunan, berbatu

0.10

60.3

7.32

138

85

-7

7.36

baik, ada track

0.11

0.12

67.62

74.16

6.54

2.51

138

138

50

18

17.5

11.5

7.85

4.33

baik, ada track

baik, ada track

0.13

76.67

2.73

138

350

-9

6.3

baik, ada track

0.14

79.4

10.8

138

350

-7.5

9.29

Penurunan, ada track

0.15

90.2

6.37

138

19

-9

6.80

Penurunan, ada track

0.16

96.57

16.97

138

52

-12

15.56

Penurunan, ada track

1.0

113.54

12.11

165

210

17.5

11.91

PEREMPATAN

1.1

125.65

15.71

87

219

21

15.58

Tanjakan, ada track, berbatu

1.2

141.36

4.91

89

254

18

6.40

Tanjakan, ada track, berbatu

pohon

menghalangi

tumbang

jalan

pohon

menghalangi

tumbang

jalan

pohon

menghalangi

tumbang

jalan

Permasalahan Meter Ke/

Waktu Panjang/M Lebar/Cm Sudut/◦ Elevasi/◦

HM M

Pemeliharaan Kondisi Jalur

Hazard

T/Detik

Jalur

Tanjakan, ada 1.3

146.27

9.81

106

210

9

13.58 track, berbatu Tanjakan, ada

1.4

156.08

18.27

209

219

14

16.22 track, berbatu Tanjakan, ada

1.5

174.35

21.23

165

254

10

19.59 track, berbatu Menghalangi

1.6

195.58

13.72

92

277

11.5

18.12

Track Berbatu

Pohon Tumbang jalan

2.0

209.3

17.82

89

255

7

15.95

Track Berbatu Ada Track dan

2.1

227.12

8.46

71

213

14

8.19 semak

2.2

235.58

21.46

133

229

2

24.2

Ada track

Menghalangi 2.3

257.04

26.58

89

246

6.5

28.5

Tanjakan, ada track

Pohon Tumbang jalan

2.4

283.62

2.32

94

236

10

4.62

Berbatu

2.5

285.94

3.6

96

269

7

5.32

Berbatu Banyak akar

2.6

289.54

18.22

89

230

3.5

20.5 pohon, parit kecil Berbatu, jalan

3.0

307.76

17.94

64

255

9

17.61 sempit Menghalangi

3.1

325.7

5.14

79

300

11.5

6.67

Semak, berbatu

Pohon tumbang jalan

3.2

330.84

9.3

89

323

2.5

8.12

Semak, berbatu

3.3

340.14

4.10

58

224

10.5

6.70

Semak, berbatu

3.4

344.24

4.81

81

237

4.5

5.80

Semak, berbatu

3.5

349.05

8.55

72

235

10

8.64

Semak, berbatu

3.6

357.6

5.37

57

210

9

11.45

Tanjakan, Berbatu

Pohon berduri

Menghalangi

jalan, dapat ditusuk 3.7

362.97

5.47

63

238

10

8.10

Tanjakan berbatu Akar phon, berbatu

3.8

368.44

5.88

75

196

17.5

8.50

Tanjakan berbatu

terpeleset licin

Hm

Meter Ke/

Panjang/M Lebar/Cm Sudut/◦ Elevasi/◦

M

Waktu

Kondisi Jalur

Hazard

T/Detik

Permasalahan Pemeliharaan Jalur

3.9

374.32

6.56

87

220

13.5

8.65

Tanjakan berbatu

3.10

380.88

5.2

60

266

15.5

7.56

Tanjakan berbatu Pohon tumbang

3.11

386.08

1.86

80

254

3.5

4.72

berbatu

3.14

387.94

5.58

110

332

3

7.40

berbatu

3.15

393.52

13.83

97

290

5

13.08

berbatu

4.0

407.35

7.88

149

334

5

5.76

berbatu

4.1

415.23

10.55

125

259

10

8.84

baik Pohon tumbang

4.2

425.78

24.32

122

282

7.5

24

baik

4.3

450.1

11.70

166

292

17.5

15.10

tanjakan

4.4

461.8

19.47

172

303

10.5

22.40

baik Pohon

Menghalangi jalan

Menghalangi jalan

Menghalangi

tumbang 4.5

481.27

8.46

105

169

15.5

14

PEREMPATAN

4.6

489.73

10.52

105

190

10

10.99

Track, tanjakan, tangga

5.0

500.25

7.64

105

219

12.5

9.5

Track, tanjakan, tangga

5.1

507.89

1.47

105

215

12

3.4

Track, tanjakan, tangga

5.2

509.36

4.8

60

165

0

7

Track, tanjakan, tangga

5.3

514.16

5.97

60

165

0

7

Track, tanjakan, tangga

5.4

520.13

166.9

60

170

0

7

Jembatan Kanopi

6.0

687.03

7.67

60

160

0

7

Jembatan Kanopi

6.1

694.7

7.73

60

135

0

7

Jembatan Kanopi

7.0

702.43

23.35

60

155

0

19.18

Jembatan Kanopi

jalan

Hm

Meter Ke/

Panjang/M

Lebar/Cm

Sudut/◦

Elevasi/◦

M

Waktu

Kondisi Jalur

T/Detik

Hazard

Permasalahan Pemeliharaan Jalur

7.1

725.78

14.66

92

127

19

10.31

Track

7.2

740.44

13.7

92

110

18.5

9.5

Track

7.3

754.14

13.67

140

70

23

8

Track

Related Documents


More Documents from ""