LAPORAN PROSPEKTUS KAWASAN UNTUK PERENCANAAN INTERPRETASI JALUR MANDALAWANGI-CIBEUREUM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO (TNGGP)
Oleh : KELOMPOK 6 Aldino Sastra Wijaya Nurul Qayyimah Tsania Akmala Naila Humaira Nabila Aileen FP Hermalinda Yara Falmira Bella Oktavianita Irza Farabi Yuniati Fadilah Flamora Gresafira C Indah Pratiwi
(I34160001) (I34160002) (I34160020) (I34160040) (I34160139) (I34160054) (I34160061) (I34160064) (I34150100) (I34160110) (I34160148) (I34160152)
Dosen Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib MS Tri Rahayu Ningsih S.Hut, M.Si Asisten Praktikum Yoga Rudianto (E34140061)
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor 2018
PENDAHULUAN Latar Belakang Prospektus merupakan suatu ringkasan atau data dasar yang menggambarkan perkembangan semua program interpretasi pada suatu wilayah/kawasan dan merupakan suatu garis besar kondisi kawasan, bukan suatu perencanaan akhir tentang apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh penginterpretasi. Prospektus bisa panjang ataupun pendek, namun yang penting adalah mudah dimengerti dan merupakan data dasar untuk pengembangan interpretasi. Sebelum menyusun perencanaan program interpretasi disusun dulu suatu prospektus yang merupakan suatu perencanaan akhir tentang apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh interpreter. Jadi, prospektus kawasan sangat berkaitan dengan interpretasi karena prospektus sebagai dasar untuk perkembangan interpretasi. Data yang dibutuhkan untuk penyusunan prospektus antara lain meliputi keseluruhan kondisi kawasan termasuk sumberdaya, program interpretasi dan sarana prasarana/fasilitas interpretasi, karakteristik dan penilaian pengunjung terhadap sumberdaya, serta pengetahuan masyarakat tentang sumberdaya dan interaksinya dengan sumberdaya. Data tersebut dapat dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara dan observasi lapang. Kegiatan interpretasi diadakan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang meliputi kawasan Mandalawangi dan Cibereum. Tujuan program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah sebagai suatu proses untuk meningkatkan pemahaman pengunjung terhadap sumber daya dan potensi yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tersebut. Sebagaimana maksud dari interpretasi lingkungan menurut (Sipayung et al. 2017) bahwa interpertasi lingkungan dapat berperan penting dalam ekowisata dengan memberikan edukasi kepada pengunjung tentang potensi kawasan, informasi tentang konsekuensi pada setiap tindakan dan mengubah perilaku pengunjung untuk melestarikan lingkungan. Sedangkan (Muntasib 2003 dalam Sipayung et al. 2017) menjelaskan bahwa interpretasi lingkungan memiliki tujuan untuk memberikan pengertian kepada seseorang tentang pengetahuan baru, wawasan baru, antusiasme baru, dan daya tarik baru. Interpretasi lingkungan juga sebagai media komunikatif dalam penyampaian informasi antara sumberdaya dan pengunjung. Dasar pemilihan lokasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango karena letak yang strategis dan merupakan salah satu taman nasional tertua dan menarik di Jawa Barat. Selain itu, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat dijadikan lokasi untuk rekreasi (Mandalawangi), pendakian, penelitian, widyawisata/pendidikan, maupun berkemah. Tujuan 1. Mengidentifikasi kondisi umum Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang meliputi kawasan Mandalawangi dan Cibereum
2. Mengidentifikasi tujuan program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 4. Menganalisis program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 5. Menganalisis isi dan program perencanaan interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 6. Menganalisis studi yang mendukung program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 7. Mengidentifikasi sejauh mana peningkatan keahlian staff di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 8. Mengidentifikasi perkiraan harga untuk rencana program interpretasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 9. Mengidentifikasi peta lokasi secara keseluruhan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango METODELOGI Lokasi dan Waktu Praktikum dilaksanakan di lokasi praktikum yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Mandalawangi dan Cibereum) pada tanggal 22 September 2018. Pengumpulan data awal dilaksanakan selama 2 minggu pada minggu ke 3 dan 4 praktikum. Penyusunan prospektus dilaksanakan pada minggu ke 5. Minggu ke 2 digunakan untuk persiapan, yang meliputi survey awal, penyusunan panduan wawancara dan kuesioner, serta persiapan perlengkapan lainnya. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat tulis, kamera handphone, busur, jam, kompas, protaktor, klinometer, pita ukur, tambang (tali), dan tepung terigu. Selain itu, digunakan pula kuisioner untuk pengunjung, panduan wawancara untuk pengelola, serta panduan wawancara untuk masyarakat. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi studi pustaka, wawancara kepada pengelola, wawancara kepada masyarakat, wawancara kepada pengunjung, serta pengamatan/observasi lapang. Data yang dikumpulkan meliputi kondisi kawasan, sumberdaya yang ada di dalam kawasan, program dan layanan interpretasi yang sudah ada dan direncanakan, aksesibilitas dan fasilitas yang telah ada dan direncanakan, permasalahan terkait interpretasi, sejarah/mitos/legenda
terkait sumberdaya, interaksi masyarakat dengan sumberdaya, karakteristik pengunjung, dan persepsi pengunjung terhadap kawasan dan program interpretasi di kawasan. E. Isi Laporan Prospektus 1.
Kondisi Umum Kondisi Umum Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak di wilayah tiga Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Ditetapkan pada tahun 1980, taman nasional ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terutama didirikan untuk melindungi dan mengkonservasi ekosistem dan flora pegunungan yang cantik di Jawa Barat. Pada tanggal 10 Juni 2003 kawasan TNGGP diperluas dengan area hutan di sekitarnya menjadi 22,851 hektare. Di awal tahun 2007, tanggal 1 Februari, melalui SK menteri kehutanan UPT Balai TNGGP ditingkatkan dari eselon III jadi eselon II dengan nama Balai Besar TNGGP. Pada tanggal 21 Maret 2016 luas kawasan TNGGP menjadi 24.278,85 hektar. Wilayah TNGGP mencakup dua puncak Gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya. Pada tahun 1979 Pemerintah Indonesia melalui keputusan Menteri Pertanian menunjuk kawasan hutan Gunung Gede Pangrango seluas 14.000 ha, yang melingkup kedua puncak gunung beserta tutupan hutan di lereng-lerengnya, sebagai kawasan Suaka Alam/Cagar Alam (CA). Kemudian 6 Maret 1980 cagar alam ini ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pada tahun 2009 dilakukan serah terima pengelolaan kawasan hutan dari Perum Perhutani III Jawa Barat dan Banten kepada Balai Besar TNGGP, dengan total area yang dialihkan pengelolaannya seluas 7.655,03 ha, sehingga total luasan TNGGP lalu menjadi 22.851,03 ha. Kondisi aksesibilitas menuju kawasan ada enam pintu wisata menuju kawasan TNGGP yaitu: Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana, dan Situgunung. Terdapat beberapa pembangunan di beberapa titik lokasi yang bertujuan memudahkan dan membuat pengunjung semakin nyaman berada di kawasan TNGGP. Contohnya ada beberapa jalan di kawasan TNGGP sedang diperbaharui dan dibuat lebih nyaman. Berdasarkan data statistik Balai Besar Gunung Gede Pangrango 2016, maka jumlah pengunjung pada tahun 2016 secara keseluruhan adalah 162.184 orang. Jumlah tersebut sudah mencakup jumlah pengunjung dari rekreasi (Mandalawangi), pendakian, penelitian, widyawisata/pendidikan, berkemah. Jumlah tersebut sudah mencakup pengunjung dalam dan luar negeri.
Pada tahun 2016 jumlah pengunjung Mandalawangi secara keseluruhan dari dalam negeri adalah 70.161 orang, sementara pengunjung dari luar negeri 589 orang. Sejak bulan Januari hingga Desember, pengunjung wisata terbanyak adalah pada bulan Juli dengan jumlah 10.902 (dalam negri) dan 176 orang (luar negeri). Tingginya pengunjung yang datang pada bulan Juli dikarenakan bertepatan dengan libur sekolah. Sementara jumlah pengunjung yang paling sedikit pada tahun 2016 terdapat pada bulan Juni dengan jumlah 1700 pengunjung dalam negeri, tidak terdapat pengunjung luar negeri. Pada tahun 2016 jumlah pengunjung TNGGP untuk pendakian secara keseluruhan dari dalam negeri adalah 68.242 orang, sementara pengunjung dari luar negeri 441 orang. Sejak bulan Januari hingga Desember, pengunjung wisata terbanyak adalah pada bulan April dengan jumlah 13.195 orang (dalam negri) dan 84 orang (luar negri). Sementara jumlah pengunjung yang paling sedikit pada tahun 2016 terdapat pada bulan Januari, Februari, Maret dan Agustus dimana tidak terdapat pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Bumi Perkemahan Mandalawangi Cibodas atau Mandalawangi Cibodas Camping Ground adalah sebuah bumi perkemahan yang berada di kawasan Wisata Cibodas. Letaknya berdampingan atau tepatnya di pintu keluar Kebun Raya Cibodas dan berada di kompleks Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Karena letaknya di bawah kaki Gunung Gede Pangrango, Bumi Perkemahan Mandalawangi Cibodas memiliki nuansa alam yang masih segar, sejuk dan indah sehingga menjadi salah satu favorit wisata berkemah bagi para petualang dan penyuka kegiatan luar ruangan lainya (Outdoor Activities). Bumi Perkemahan Mandalawangi Cibodas memiliki kondisi geografisnya terdiri dari sungai, danau, tanah kerikil yang mudah menyerap air, tanah rerumputan, semak, pepohonan, hutan dan keadaan suhu yang relatif dingin. Hal ini menjadi medan yang baik dan juga ideal untuk dijadikan tempat camping atau perkemahan. Selain itu areal perkemahan yang luas dan beragam sehingga Anda bisa memilih sendiri lokasi perkemahan yang ideal sesuai kebutuhan dan selera. Begitu kita memasuki arealMandalawangi Camping Ground, kita akan dihadapkan pada patung komodo yang mulutnya terbuka dan berfungsi sebagai jalan atau terowongan. Karena itulah, sebagai masyarakat menyebut Taman Mandalawangi ini sebagai Taman Komodo. Selain sebagai bumi perkemahan, di sini juga terdapat beberapa objek wisata yang tak kalah menarik untuk dinikmati. Diantaranya adalah Danau Mandalawangi Cibodas, sungai Cikundul, jungle track, air terjun Rawa Gede, perahu dayung, patung Dinosaurus, dan juga fasilitas high rope seperti flying fox, lintas danau, lintas tali pohon, dan spidet net. Jalur pendakian merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Terdapat tiga jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yaitu jalur pendakian Cibodas, Jalur Pendakian Gunung Putri, dan Jalur Pendakian Selabintana. Tiap-tiap jalur memiliki kuota maksimum pendaki perhari. Yaitu 300 untuk jalur pendakian cibodas, 200 untuk jalur pendakian
Gunung putri, dan jalur pendakian selabintana 100 pendaki. Penbatasaam kuota tersebut berkenaan dengan tingkat kesulitan jalur yang dihadapi dalam pendakian. Jalur yang memiliki tingkat risiko yang paling tinggi ada pada jalur Selabintana sehingga kuotanya paling sedikit untuk masalah keamanan. Selain itu alasan lain adalah agar jumlah pengunjung tidak melebihi batas carrying capacity untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan keindahan untuk menjaga keasrian jalur pendakian tersebut. 2. Tujuan Program Program interpretasi ada dengan tujuan mengembangkan interpretasi untuk meningkatkan pemahaman pengunjung mengenai sumberdaya yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Interpretasi lingkungan merupakan media komunikasi untuk menghubungkan pengunjung dengan sumberdaya yang ada pada kawasan. Interpretasi ini berperan agar membantu pengunjung mengetahui dan memahami potensi kawasan serta meningkatkan kepuasan pengunjung. 3. Faktor yang Memengaruhi Interpretasi 3.1 Lingkungan dan Sumberdaya Interpretasi Untuk saat ini pihak TNGGP sudah melaksanakan program interpretasi seperti pengenalan sumber air, flora, dan potensi wisata lainnya. Pihak TNGGP juga menyesuaikan request dari pengunjung yang membutuhkan interpreter untuk menjadi pengarah wisata. Misalnya saja rombongan pengunjung SD, pihak TNGGP mengadakan program interpretasi seperti pengenalan sumber-sumber air. Tidak hanya itu ada juga pengunjung TNI atau POLRI yang biasanya datang untuk mengadakan acara gathering atau outbound, sampai saat ini pihak TNGGP masih menerima request pengunjung karena belum adanya program interpretasi secara tetap. a.
Letak Geografis Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango secara geografis Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak antara 106º51`107º02`BT dan 6º41`-6º51` LS. Sedangkan secara administrastif Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) termasuk salah satu Taman Nasional yang berada dalam wilayah tiga Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur dengan total luasan 24.270,80 Ha dengan Batasan wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Barat Sebelah Selatan Sebelah Timur
: Wilayah Kabupaten Cianjur dan Bogor : Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor : Wilayah Kabupaten Sukabumi : Wilayah Kabupaten Cianjur
Wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mencakup dua puncak gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terbagi menjadi 22 resort dengan 6 resort utama Resort Mandalawangi (Cibodas), Gunung Putri, Cisarua, Bodogol, Selabintana dan Situgunung sebagai pintu masuk. b.
Cuaca dan Iklim Berdasarkan klasifikasi iklim Schmid-Ferguson, TNGGP termasuk ke dalam tipe iklim A curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu TNGGP merupakan salah satu daerah terbasah di Pulau Jawa. Suhu udara rata-rata di puncak gunung antara 10° - 18° C pada siang hari dan pada malam hari 50° C. Musim hujan berlangsung pada bulan Oktober s/d Mei. Curah hujan tahunan berkisar antara 3000 - 4.000 mm per tahun dengan curah hujan rata-rata per bulan 200 mm dan meningkat sampai 400 mm pada bulan Desember s/d Maret. Kelembaban udara berkisar 80% - 90% (Trimarsito, 2010) . c.
Sejarah alam Berdasarkan Besliut van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie, 17 Mei 1889 No. 50 tentang Kebun Raya Cibodas dan areal hutan di atasnya ditetapkan sebagai contoh flora pegunungan Pulau Jawa dan merupakan cagar alam dengan luas 240 Ha. Selanjutnya dengan Besluit van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie, 11 Juni 1919 No. 33 staatsblad No. 329-15 memperluas areal dengan hutan di sekitar Air Terjun Cibeureum. Tahun 1919 dengan Besliut van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie, 11 Juli 1919 No. 83 staatsblad No. 392-11 menetapkan areal hutan lindung di lereng Gunung Pangrango dekat desa Caringin sebagai Cagar Alam Cimungkad, seluas 56 ha. Sejak tahun 1925 dengan Besliut van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie, 15 Januari 1925 No. 17 staatsblad 15 menarik kembali berlakunya peraturan tahun 1889, menetapkan daerah puncak Gunung Gede, Gunung Gumuruh, Gunung Pangrango, dan DAS Ciwalen Cibodas sebagai Cagar Alam Cibodas dengan luas 1040 Ha. Daerah Situgunung lereng Selatan Gunung Gede dan bagian Timur Cimungkad ditetapkan sebagai taman wisata seluas 100 Ha, melalui SK Menteri Pertanian No. 461/Kpts/Um/31/75 tanggal 27 November 1975. Unesco pada tahun 1977 menetapkan, kompleks Gunung Gede Pangrango dan wilayah di sekitarnya yang dibatasi jalan raya Ciawi – Sukabumi – Cianjur sebagai Cagar Biosfer Cibodas, dengan kawasan konservasi sebagai zona inti Cagar Biosfer Cibodas. Pada tahun 1978, bagian-bagian lainnya, seperti kompleks hutan Gunung Gede, Gunung Pangrango Utara, Cikopo, Geger Bentang, Gunung Gede Timur, Gunung Gede Tengah, Gunung Gede Barat, dan Cisarua Selatan ditetapkan sebagai Cagar Alam Gunung Gede Pangrango dengan luas 14.000 Ha. Dengan
diumumkannya lima buah taman nasional pertama di Indonesia oleh Menteri Pertanian pada tanggal 6 Maret 1980, maka kawasan Cagar Alam Cibodas, Cagar Alam Cimungkat, Cagar Alam Gunung Gede Pangrango, Taman Wisata Situgunung, dan hutan alam di lereng Gunung Gede Pangrango, berstatus sebagai TNGGP, dengan luas 15.196 Ha. Melalui SK Menteri Kehutanan No. 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 kawasan TNGGP diperluas dengan areal hutan di sekitarnya menjadi 22.851 Ha. Di awal tahun 2007, melalui SK Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 tanggal 01 Februari 2007, UPT Balai TNGGP ditingkatkan dari eselon III menjadi eselon II dengan nama Balai Besar TNGGP. e.
Nilai sejarah Adanya kepercayaan bahwa di kawasan Cibeureum, ada suatu batu besar di air terjun Cikundul. Menurut legenda setempat, tempat formasi batu tersebut berada dahulu merupakan tempat dimana seorang yang dipercayai sangat sakti sedang bersila dan melakukan meditasi, saking lamanya bersila dan meditasi, akhirnya orang sakti tersebut berubah menjadi batu. Pada hari kiamat, dipercayai bahwa dia akan berubah wujud menjadi manusia kembali. Dalam cerita ini, kejadian alam dan spritual tidak dapat dipisahkan. Selain itu, pada tahun 1957, jauh sebelum istilah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango muncul, terdapat operasi Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) di Gunung Gede Pangrango dengan mengerahkan masyarakat menggunakan sistem Pagar Betis untuk mengepung kelompok DI/TII. Sistem Pagar Betis ini merupakan sistem dengan pelaksanaan isolasi total dengan tujuan agar kelompok tersebut menyerah. Sistem tersebut berhasil dibuktikan dengan menyerahnya seorang tokoh DI/TII yang bernama Zaenal Abidin alias Heru Cokro. Selain itu, pada tahun 1728, Kawasan sekitar Gunung Gede Pangrango diperuntukkan bagi penanaman beberapa jenis teh oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian pada tahun 1830 pemerintah kolonial membuat Taman Botani di wilayah Cibodas yang pada akhirnya menjadi cikal bakal Kebun Raya Cibodas. Kebun Raya Cibodas ini kemudian hari menjadi cikal bakal berdirinya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. f.
g.
Arkeologi Tidak terdapat obyek arkeologi di kawasan Taman Nasonal Gunung Gede.
Nilai-nilai tertentu Nilai yang masih dianut oleh sebagian masyarakat di Kawasan Gunung Gede Pangrango adalah kentalnya adat istiadat untuk berziarah. Meskipun modernisasi terus berjalan, masih saja ada orang-orang yang berziarah dan meletakan sesaji di spot-spot tertentu seperti di lokasi (patok) hilangnya Prabu
Siliwangi di Gunung Gemuruh dengan tujuan tertentu seperti untuk mendapatkan kesaktian dan kekayaan. h.
Keberadaan area biologis Flora
Keanekaragaman Flora Jalur Mandalawangi – Jalur Cibereum Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan hutan hujan tropis di Indonesia yang memiliki kekayaan keanekaragaman flora yang sangat tinggi.Berdasarkan situs resmi Taman Nasional Gunung Gede Pangrangojenis-jenis tumbuhan yang terdapat di kawasan tercatat lebih dari 1.000 jenis. Jenis-jenis flora ini di antaranya adalah Altingia excelsa (rasamala), Anaphalis javanica (Edelweis), Calamus sp. (Rotan Buluh), Castanopsis argentea (Saninten), Dendrobium hasseltii (Anggrek), Ficus variegata (Kondang), Nepenthes gymnamphora (Kantong Semar), dan Schima wallichii (Puspa).Sementara itu, tumbuhan endemik Pulau Jawa yang terdapat di kawasan ini adalah Edelweis (Anaphalis javanica), Lumut Merah (Sphagnum gedeanum), Dioscorea blumei, Dioacorea platycarpa, Amomum pseudofoetens, dan beberapa jenis Anggrek, seperti Corybas praetermissus, Malaxis sagitta, Stigmatodactylus javanicus, dan Liparis mucronatus.Dari hasil pengamatan prospektus dua kawasan yaitu pada jalur Mandalawangi dan jalur Cibereum ditemukan sebanyak 29 spesies tumbuhan yang memiliki daya tarik tersendiri. 1. Jalur Mandalawangi Data flora pada jalur mandalawangi sebagai berikut : a. Cemara Kipas (Platycladus orientalis) Cemara Kipas (Platycladus orientalis) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Cupressaceae Genus : Platycladus Spach Spesies : Platycladus orientalis (L) Franco Tanaman ini memiliki ciri morfologi sistem perakaran tunggang dan warna akarnya putih kekuningan, mempunyai tinggi mencapai sekitar 3-5 meter. Tamanan cemara kipas mempunyai bentuk keseluruhan yang mengerucut.Tanaman cemara kipas memiliki batang yang berdiri tegak dan berbentuk bulat.Batang cemara kipasmempunyai permukaan yang kasar, dan berwarna cokelat serta percabangan banyak.Tanaman cemara kipas mempunyai daun yang majemuk dan berwarna hijau. Cemara kipas memiliki cabang daun yang mengerucut ke samping membentuk layaknya kipas dan
bersisik.Daun cemara kipas ini berbentuk pipih seperti jarum-jarum yang tumpul.Tanaman cemara kipas memiliki bunga yang termasuk ke dalam golongan bunga tunggal dan berumah satu.Bunga bertina cemara kipas berbentuk seperti cawan bercangap dua dan terletak di bagian ujung cabang serta berwarna hijau.Selain itu, tanaman cemara kipas memiliki buah kotak yang berbentuk bulat dan keras.Diameter buah cemara kipas sekitar 5-8 mm, berwarna cokelat dan biji yang berbentuk bulat dan pipih serta berwarna cokelat. Keunikan dan kekhasannya adalah sebagai produksi oksigen, sering dijadikan sebagai pohon perayaan natal. Pemanfaatan pada bagian daun digunakan sebagai peneduh, memproduksi oksigen dengan cara kayunya dibentuk sesuai bentuk perabotan yang diinginkan. Selain itu, memanfaatkan segala bagian yang ada pada pohon cemara sebagai bumbu masakan, makanan, dan penghias rumah.Penyebaran pada jalur Mandalawangi terdapat di sepanjang jalan jalur satu HM 0. b. Pinus (Pinus merkusii) Pinus (Pinus merkusii)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Pinaceae Genus : Pinus L. Spesies : Pinus merkusii Jungh & Vnese ex Vriese Tanaman ini memiliki ciri morfologi akar tunggang, struktur perakarannya kuat mencengkram tanah, bercabang-cabang dan umumnya berwarna cokelat. Akar lembaga akan terus tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang dan menjadi akar yang lebih kecil, menyebabkan daerah perakaran menjadi luas dan jangkauan penyerapan air dan unsur hara lebih luas juga. Morfologi batang pohon pinus mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke atas semakin mengecil, sehingga jika dilihat dari kejauhan membentuk seperti mengecil, kerucut atau limas yang memanjang.Bentuk batangnya membuat tajuk pohon muda berbentuk menyerupaipiramid, setelah tua menjadi menyebar dan rata.Arah tumbuh batang pinus yaitu tegak lurus ke atas.Permukaan batang pinus retak-retak dan berwarna kecokelatan.Percabangan batangnya monopodial, yaitu batang pokok tampak lebih jelas dan lebih cepat pertumbuhannya dari pada cabang-cabang.Morfologi daun tanaman pinus merupakan daun majemuk. Tidak ada bagian yang lebar dari bentuk daun pinus dari pangkal sampai ujung daun hampir sama
lebarnya. Panjang daun sekitar 10-20 cm, bagian-bagian tepi daun merata.Rantingnya berukuran pendek berbentuk seperti jarum. Morfologi bunga dan biji tanaman pinus mempunyai buah yang berbentuk kerucut, silindris dengan panjang 5-10 cm serta lebar kirakira 2-4 cm. Bijinya berbentuk pipih atau bulat oval, dilengkapi dengan sayap yang dihasilkan pada setiap dasar bunga atau sisik buah. Setiap sisik menghasilkan dua biji.Warna biji umumnya putih keuningan. Keunikan dan kekhasannya yaitu bentuk daunnya yang memipih seperti jarum dan berkelompok dan coraknya istimewa. Pemanfaatan pada bagian kayu pinus digunakan untuk berbagai keperluan seperti konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit sementara pada bagian hasil non kayunya berupa getah (resin) menghasilkan produk gondorukem dan terpenting yang bernilai jual tinggi. Kegunaan gondorukem adalah untuk bahan baku industri kertas, keramik, plastik, cat, batik, sabun, tinta cetak, politur, farmasi, kosmetik dll. Selain itu, pada bagian kulit digunakan untuk antioksidan dengan cara diekstraksi. Penyebarannya pada jalur Mandalawangi hanya pada beberapa tempat saja jalur satu HM 0. c. Pandan hutan (Pandanus Tectorius) Pandan hutan (Pandanus Tectorius) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Ordo : Pandanales Famili : Pandanaceae Genus : Pandanus Spesies : P.tectorius Tanaman ini disebut juga pohon pandan tikar yang memiliki tinggi rata-rata bisa mencapai 10 meter, ketika ukurannya mencapai empat meter, batangnya tumbuh tunggal, setelah itu tumbuh cabangcabang. Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya matahari penuh di tanah gambut, tanah berkapur dan tanah pesisir dengan kadar garam tinggi, serta tahan terhadap hembusan angin kencang. Pandan Tikar termasuk tumbuhan berumah dua. Bunga jantan berupa tongkol berukuran antara 25 – 60 cm, menggantung terselubung dalam seludang berwarna putih-kuning dan wangi, sedangkan bunga betinanya berbentuk bulat bergaris tengah sekitar 5 cm. Daunnya berbentuk pita dengan ukuran panjang 80 - 180 cm dan lebar 4 - 8 cm berwarna hijau kebiruan dan berlilin, bertulang daun sejajar, dengan duri yang menempel pada tepi daun dan sisi bawah ibu tulang daun, berujung meruncing. Buahnya berbentuk bulat telur dan berbentuk bola dengan ukuran garis tengah antara 4 –
20 cm, kulit buah berwarna hijau, kuning cenderung jingga dan menjadi merah bila masak. Keunikan dan kekhasanya adalah ukurannya yang besar. Pemanfaatan pada bagian daun digunakan untuk bahan anyaman halus dengan cara diambil bagian daunnya. Di Hawaii, tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat, ujung akar gantungnya di jus untuk mengatasi scrofula (infeksi tuberkulosis kulit leher yang disebabkan oleh mikroba (Mycobacterium tuberculosis), sedangkan jus akar yang dicampur dengan bunga jantan yang sudah ditumbuk dan diberi minyak kelapa dapat digunakan sebagai pencahar, tidak hanya itu, kulit buahnya yang telah masak dapat digunakan juga untuk menyembuhkan masalah saluran kemih. Sementara di Fiji, teh yang terbuat dari daun pandan tikar diminum sebagai obat diare dan saringan cairan pada akar gantung dapat diminum untuk menyembuhkan asma dan sakit pinggang . Minuman dari cairan akar gantung yang tumbuh di pangkal batang dicampur dengan kulit kayu bagian dalam dapat menyembuhkan serangan jantung.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya berada di satu tempat jalur satu HM 5. d. Bunga kecubung/terompet (Callamanda carthartica) Bunga kecubung/terompet(Callamanda carthartica)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Allamanda Spesies : Allamanda cathartica L. Tanaman ini merupakan tumbuhan perdu, perlu memanjat, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai 3-8 meter, mengandung getah, akar tunggang.Batang berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus, percabangan monopodial, arah cabang terkulai. Daun tunggal, berkarang, berbilangan 3-4 , tersusun berhadapan (folia oposita), bertangkai pendek warna hijau, bentuk jorong/bulat telur terbalik bentuk lanset, panjang 5-15 cm, lebar 2-5 cm, helaian daun tebal, tepi rata, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), permukaan atas dan bawah halus. Daun penumpu berada di ketiak, memiliki bentuk kelenjar. Bunga majemuk, berbentuk tandan (racemus) lepas di ujung, muncul di ketiak daun dan ujung batang. Kelopak terbagi dalam, taju tidak sama, bentuk lanset. Mahkota berbentuk corong (infundibuliformis) berwarna kuning, pada
pangkal agak melebar, sebagiannya ada yang melebar membentuk lonceng, panjang mahkota kurang lebih 8 cm sampai 7 cm, leher penuh dengan sisik yang terbelah dalam umbai, daun mahkota berlekatan (gamopetalus) taju mahkota luas bulat telur, menutup ke kiri. Tonjolan dasar bunga berbentuk cincin, berlekuk lima lemah. Bakal buah rata, beruang satu, papan biji dua, melekat di dinding, bakal biji banyak.Kepala sari tebal, silindris, di sebelah bawah dengan selaput mengarah ke bawah, pada ujung bertaju dua pendek, runcing. Keunikan dan kekhasan padabentuk bunganya yang menarik seperti terompet menghadap ke bawah.Warna bunga alamanda pada umumnya adalah kuning, namun terdapat juga bunga alamanda warna ungu, merah dan putih.Hal tersebut adalah variasi dikarenakan faktor genetik.Pemanfaatan Bunga alamanda memiliki manfaat sebagai tanaman hias.Meskipun tanaman ini memiliki potensi sebagai antibakteri, namun tanaman ini tidak bisadigunakan sebagai obat herbal karena seluruh kandungan tanaman bersifat racun allamandin yang dapat menyebabkan iritasi.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya berada di satu tempat jalur satu HM 5. e. Kalatea(Chalatea) Kalatea (Chalatea) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Ordo : Zingiberales Famili : Marantaceae Genus : Maranta Genus : M. lietzei Kalatea (Chalatea) memiliki ciri morfologi ukuran besar, tingginya dapat mencapai 1,5 m, ukuran daun yang mencapai panjang 60 cm dan lebar 26 cm, berwarna hijau tua dibagian atasnya dan warna coklat keunguan dibagian bawahnya dengan tangkai panjang dari warna hijau tua keperak-perakan sampai coklat keunguan. Keunikan dan kekhasannya pada daunnya bercorak dekoratif. Pemanfaatan pada bagian daun jika Chalatea besar sering dipergunakan sebagai pembungkus makanan, kue-kue dengan cara daun yang lebar dan besa dipotong dari dahannya, dijemur sebentar, dan dibersihkan. Penyebaranpada jalur Mandalawangi jalur dua HM 7. f. Sambang colok (Aaerva sanguinolenta L BI) Sambang colok (Aaerva sanguinolenta) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales
Famili Genus Spesies
: Amaranthaceae : Aerva : Aerva sanguinolenta L Bl
Tanaman sambang colok ini termasuk tanaman semak tahunan (perennial) tumbuh tegak dengan ukuran tanaman yang dapat mencapai sekitar 0,5-2 m. Batang tanaman sambang colok berbentuk bulat dengan pangkal berkayu, batang tanaman sambang colok beruas, berwarna merah keunguan dan memiliki banyak cabang. Akar tanaman sambang colok berakar tunggang berwarna merah keunguan. Daun tanaman sambang colok tunggal berwarna merah memiliki tangkai. Daun tanaman sambang colok letaknya saling berhadapan, dengan helaian daun tanaman sambang colok yang berbentuk bulat, dengan ujung daun tanaman sambang colok yang terbelah, tepi daun tanaman sambang colok rata, pangkal daun yang meruncing, pertulangan daun tanaman sambang colok menyirip. Pada bagian atas daun tanaman sambang colok berkilat, memiliki bulu pendek, dengan ukuran panjang daun sekitar 2-8 cm, dengan lebar 1-5 cm dan tangkai daun tanaman sambang colok memiliki ukuran panjang sekitar 1-6 cm. Bunga tanaman sambang colok ini majemuk berbentuk bulir muncul pada ketiak daun, dengan ukuuran panjang bunga sekitar 0,75-10 cm. Biji tanaman sambang colok ini berukuran kecil dengan warna hitam mengkilat. Budidaya tanaman sambang colok ini berkembangbiaknya menggunakan biji.Habitat tanaman sambang colok pada tanah yang subur pada daerah yang memiliki curah yang cukup dengan sinar matahari yang penuh dengan syarat hidup pada dataran rendah hingga 2000 m dari permukaan air laut. Keunikan dan kekhasannya adalah bentuk daun dan corak istimewa.Pemanfaatan pada bagian daun digunakan sebagai obat haid jika kurang teratur, obat untuk menghilangkan rasa nyeri haid, obat kencing jika kurang lancar, obat kurang darah, obat keputihan, obat cacing, dan obat radang rahim.Selain itu, tanaman sambang colok ini biasanya ditanam di depan rumah, dipot, pekarangan rumah. Penyebaran pada jalur Mandalawangi jalur dua HM 7. g. Bugenvil (Bougainvillea spectabilis) Bugenvil (Bougainvillea spectabilis)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllanae Famili : Nytaginaceae Genus : Bougainvillea
Spesies
: Bougainvillea glabra, Bougainvillea spinosa, Bougainvillea spectabilis, Bougainvillea peruviana, dan Bougainvillea buttiana Tanaman ini memiliki ciri morfologi akar tunggang, tumbuh vertikal, berserabut, dan melebar. Perakaran pada bunga ini akan menembus media tanah mencapai kedalaman 50-80 cm bahkan lebih tergantung varietesnya. Pada bagian batang bunga tegak lurus mencapai ketinggin 2-3 m bahkan lebih dengan permukaan halus hingga kasar dan berwarna kecoklatan.Selain itu, batang juga berkayu, berbentuk bulat memanjang dan berduri kecil serta memilii percabangan banyak. Daun bunga berbentuk oval memanjang dengan panjang 1-4 cm, bagian tepi permukaan daun rata, pertulangan menyirip antara 3-5 bahkan lebih, dan juga daun berwarna kehijauan muda hingga tua. Daun tanaman ini juga memiliki pertangkaian pendek dengan panjang 0,5-1 cm berwarna kecoklatan muda. Bagian bunga berbentuk majemuk atau paying yang tersusun dalam anakan paying yang bertangkai dengan jumah 1-7 anakan, masing-masing anakan memiliki tiga bunga. Keunikan dan kekhasan bunga ini merupakan jenis tanaman hias yang populer, tanaman ini memiliki bentuk kecil yang sukar tumbuh dengan tegak dan memiliki warna yang sangat beragam mulai dari putih, merah muda, dan tua, jingga, unggu.Pemanfaatan pada bunga kertas banyak ditemukan di perkarangan rumahan digunakan untuk tanaman hias dengan cara diletakkan di dalam pot, dapat digantung atau di dalam ruangan. Penyebaran pada jalur Mandalawangi jalur dua HM 9. h. Flamboyan (Delonix regia) Flamboyan(Delonix regia) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Delonix Raf. Spesies : Delonix regia (Bojer) Raf. Tanaman ini memiliki ciri morfologi pohon flamboyan tumbuh melebar membentuk seperti kanopi atau paying.Ketinggian tanaman ini yaitu sekitar 9-15 meter. Apabila tanaman ini tumbuh di daerah yang memiliki dua musim, maka akan gugur saat musim kemarau, tetapi akan tepi hijau pada musim semi dan dingin pada daerah dengan empat musim. Batang flamboyan sedikit bengkok dan kulitnya agak
kasar serta berwarna abu-abu.Morfologi daun flamboyan mempunyai bulu-bulu di bagian permukaannya.Sistem pertulangan daun flamboyan yaitu berbentuk menyirip dengan panjang daun kira-kira 30-80 cm dan lebar 11-25 cm. Daun flamboyan memiliki bulu dibagian permukaannya.Daun pohon 6-8 m tinggi dengan mahkota berbentuk parasol dan batang sangat sedikit bengkok dengan kulit abuabu, dan kasar.Morfologi bunga flamboyan mekar secara musiman, dan umumnya mekar saat pertengahan musim panas. Bunga flamboyan berwarna merah, mempunyai diameter kira-kira 8-15 cm. Bunga ini memiliki mahkota dengan empat kelopak berbulu yang berwarna merah atau oranye merah, panjangnya sekitar 4-7 cm. Bentuk kelopak bunga sedikit lebih besar yang ditandai dengan warna kuning dan putih.Bunga muncul saat pohon tidak memiliki daun.Benang sari berjumlah sepuluh, ramping dan berwarna merah. Keunikan dan kekhasannya adalah pohon besar dan bunga-bunga berwarna merah cerah. Selain itu, saat daun flamboyan berguguran, bunganya akan tumbuh berkembang dengan benarng sari setiap bunganya berjumlah sekitar sepuluh batang berwarna merah. Pemanfaatan pada bagian bunga, kayu atau batang dapat meningkatkan mood, menghias ruangan, membuat perhiasan, obat malaria, peneduh, dan bahan bangunan. Saat digunakan untuk bahan bangunancara penggunaanya yaitu kayu dari tanaman flamboyan dipisahkan dari bunganya. Penyebaran pada jalur Mandalawangi jalur dua HM 14. i. Agave biru(Agave tequila) Agave biru (Agave tequila) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Order : Asparagales Famili : Asparagaceae Genus : Agave Species : A. tequilana Tanaman ini tumbuh di tempat yang tingginya lebih dari 1.500 meter dan tumbuh di tanah gembur dan berpasir.Tanaman agave biru tumbuh menjadi tanaman sukulen besar, dengan daun berdaging dan berduri yang bisa mencapai lebih dari dua meter. Agave akan tumbuh menjadi tangkai tinggi ketika berusia sekitar lima tahun dan bertambah setinggi lima meter dengan bunga kuning dipuncaknya. Tangkai ini akan dipotong dari tanaman komersial sehingga tanaman akan menempatkan lebih banyak energi ke jantungnya. Ciri morfologi lainnya yaitu berbentuk duri, daun tersusun serat, bentuk oval dengan ujung melancip, dan warna hijau.
Keunikan dan kekhasannya adalah bentuk daun dan corak istimewa. Pemanfaatannya pada serat dapat digunakan untuk pembuatan tali, industri kerajinan dengan cara agave dipotong kemudian dikeringkan, setelah itu dimasukkan kepada alat pemisah sehingga tersisa serat halus sebagai output.Selain itu, tanaman ini menghasilkan gula dalam jumlah tinggi, sebagian besar dalam bentuk fruktosa dan memiliki sifat yang cocok untuk membuat minuman beralkohol.Penyebaran jalur Mandalawangi jalur dua HM 15. j. Harendong bulu(Clidemia hirta) Harendong bulu (Clidemia hirta)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Order : Myrtales Famili : Melastomataceae Genus : Clidemia Species : Clidemia hirta (L.) D. Don Tanaman ini merupakan habitus perdu yang tegak dan naik dengan tinggi 0,5-2 m. morfologi pada batang harendong bulu yaitu berkayu, bulat, berbulu rapat atau bersisik, percabangan simpodial, coklat. Selanjutnya pada bagian daun yang tunggal, bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau.Bunga majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung meruncing, daun pelindung bersisik, ungu kemerahan, benang sari 8-12, panjang kurang lebih3 cm, merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu dan putih.Buahnya berbentuk buni, bulat telur dan warnanya ungu seperti biji harendong bulu yang berbentuk kecil.Harendong bulu tumbuh di dataran rendah hingga kurang lebih 1.500 m dpl. Keunikan dan kekhasannya adalah bentuk bunga yang unik, kelopak berlekatan, dan berbulu. Pemanfaatan pada daunnya bisa digunakan sebagai pencuci luka bernanah dengan cara mengambil beberapa lembar daun, kemudian diremas-remas dan diusap-usapkan sambil mandi atau dicuci pada luka. Ulangi beberapa kali dalam seminggu.Daun ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan lendir ikan saat membersihkan atau penghilang rasa pahit pada daun pepaya atau pepaya muda sebelum dimakan. Saat dalam keadaan darutat, pada bagian buah Harendong bulu yang sudah masak berwarna ungu merupakan makanan ringan di perjalanan yang berasa manis. Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya berada di sepanjang jalur tiga HM 17.
k. Paku andam(Dicranopteris linearis) Paku andam (Dicranopteris linearis) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Polypodiopsida Ordo : Gleicheniales Famili : Gleicheniaceae Genus : Dicranopteis Bernh Spesies : Dicranopteris linearis (Burm f) Underw Tanaman ini memiliki ciri morfologi akar rimpang yang tumbuh di dekat permukaan tanah dan mengeluarkan batang yang keras serta tumbuhnya kearah atas.Tumbuhan berjenis paku-pakuan ini tumbuh melilit dan mempunyai cabang yang seperti garpu.Paku ini bisa tumbuh mencapai sekitar 1-3 m. Daun menyirip berjajar dua, tangkai bercabang. Daun tanaman paku ini memiliki stomata di bagian bawah daunnya yang berupa bintil-bintil, warna daun hijau dan mempunyai ukuran panjang sekitar 3-7 cm. Tanaman ini menyukai tempat yang teduh dan lembab, biasanya di tebing, dan ketinggian 200-1500 m di atas permukaan laut. Keunikan dan kekhasannya adalah tanaman yang termasuk ke dalam golongan paku-pakuan yang berukuran besar dan sering ditemui tumbuh di tebing tepi jalan atau pegunungan. Pemanfaatan tanaman paku ini ternyata sebagai bahanbaku kerajinan anyaman yang memiliki nilai ekonomis. Penyebaran pada jalur Mandalawangi berada di sepanjang jalur tiga HM 17. l. Rasamala (Altingia excelsa) Rasamala (Altingia excelsa) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Saxifragales Famili : Altingiaceae Genus : Altingia Spesies : Altingia excelsaNoronha Tanaman ini tumbuh di hutan rimba dan tumbuh optimal sampai ketinggian 1.700 m dpl. Tingginya dapat mencapai 45 meter lebih.Kayunya berwarna kuning keras dan padat.Batang dan dahannya banyak mengeluarkan getah damar.Kulit kayu Rasamala bertekstur halus dan berwarna abu-abu Keunikan dan kekhasannya adalah pada kayunya yang kuat dan menghasilkan damar yang berbau harum dan menjadi bahan campuran
pengharum ruangan, Pohon Rasamala yang masih muda memiliki tajuk rapat dan berbentuk seperti piramid. Pemanfaatannya pada bagian kayu digunakan sebagai bahan untuk jembatan, bantalan relkereta api, tonikum dengan cara benih diekstraksi dengan melakukan penjemuran selama dua hari atau bisa juga dengan menggunakan pengering benih dengan suhu 38-42 C selama 20 jam.Daun yang masih muda berwarna merah dan dapat disayur, dilalap, atau menjadi obat batuk.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya di tempat-tempat tertentu jalur tiga HM 17. m. Congkok(Curculigo cavitulata) Congkok (Curculigo cavitulata) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Liliopsida Ordo : Liliales Famili : Amaryllidaceae Genus : Curculigo Spesies : Curculigo cavitulata Tanaman ini merupakan herba tahunan, berambut atau gundul, dengan rhizome tebal.Daun radikal, biasanya bertangkai, menggaris sampai mendekati ellips.Buah berdaging, seperti berry, indehiscent atau secara tak teratur dehiscent, biji sedikit.Biji berwarna hitam, agak membulat.Panjang tangkai daun mencapai 1 m. Buah bulat telur, panjang 10-25 mm, berjanggut panjang, putih sampai hijau, manis. Keunikan dan kekhasan tanaman ini adalah menyukai keteduhan atau kondisi tanpa sinar matahari, dengan kandungan air yang banyak.Pemanfaatan pada tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman hias, termasuk tumbuhan survival dan pada bagian daunnya bisa digunakan untuk membersihkan tubuh.Di Kalimantan dan Semenanjung Malaysia serat daunnya dibuat menjadi jaring ikan.Sementara pada bagian buah enak dimakan karena rasanya seperti ketimun manis dan menambah nafsu makan. Selain itu, pada bagian ujung batang dan akar digunakan untuk mengobati demam.Adapula, rebusan bunga dan akar sebagai obat sakit perut dan diuretic, sementara itu rebusan rhizome digunakan untuk mengobati menorrhagia dan diaplikasikan sebagai lotion untuk obat ophthalmia.Umbutnya dapat digunakan untuk bahan makanan baik dimakan langsung, disayur, ditumis atau dikukus.Penyebaran pada jalur Mandalawangi terdapat di sepanjang jalan jalur tiga HM 17. n. Honje (Etlingera elatior) Honje (Etlingera elatior) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae
Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Magnoliophyta : Liliopsida : Zingibeales : Zingibeaceae : Etlingera : E. elatior
Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisangpisangan.Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 m.Batang-batang semu bulat gilig, membesar di pangkalnya, tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah.Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerahjambuan ketika masih muda.Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di batang semu dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda. Bunga dalam karangan berbentuk gasing.Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm. Buah berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10-20 cm masing-masing butir 2-2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Berbiji banyak, coklat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau kemerahan yang berasa masam. Keunikan dan kekhasannya adalah bunga dan buahnya masam dan berbau harus khas. Peamnfaatannya Honje juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua caramenggosokkan langsung batang semu honje ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun honje hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk campak.Dari rimpangnya, orang-orang Sunda memperoleh bahan pewarna kuning.Pelepah daun yang menyatu menjadi batang semu, pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyamanyaitu setelah diolah melalui pengeringan dan perendaman beberapa kali selama beberapa hari.Batang semu juga merupakan bahan dasar kertas yang cukup baik.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya dapat ditemukan di tempat jalur tiga HM 18. o. Puspa(Schima wallichii) Puspa (Schima wallichii)termasuk kedalam kasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliophyta
Ordo Famili Genus Spesies
: Ericales : Theaceae : Schima : S. Wallichii
Tanaman ini memilki ciri morfologi pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi 47 m.Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cm namun biasanya jauh kurang dari itu, batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3 mm, helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting dengan dua daun pelindung, berbilangan lima, kelopak menetap hingga menjadi buah, mahkota putih, saling melekat di pangkalnya, benangsari banyak.Buah kotak hampir bulat, diameter 2–3 cm, membuka dengan limakatup, biji dikitari oleh sayap. Keunikan dan kekhasan pada pohon yang selalu hijau berukuran sedang hingga besar.Pemanfaatan puspa terutama dihargai karena kayunya yang bermutu baik sebagai bahan ramuan rumah.Kayu ini lebih cocok dipakai sebagai balok dan tiang-tiang rumah dan jembatan daripada dibuat menjadi papan, karena papan kayu puspa cenderung bengkok atau melenting.Kayu puspa sebaiknya digunakan dibawah atap, misalnya sebagai tiang dan balok penyangga, kusen-kusen pintu atau jendela, panil kayu, lantai rumah, perkakas dan perabotan rumah, peralatan pertanian, ramuan perahu (di bagian dalam dan terlindung), kotak dan peti pengemas. Kayu puspa juga baik untuk membuat kayu lapis, papan serat, dan –setelah diawetkan– untuk bantalan relkereta api. Penyebarannya pada jalur Mandalawangi terdapat di tempat tertentu jalur tiga HM 18. p. Begonia(Begonia sp.) Begonia (Begonia sp.) termasuk ke dalam klasifikasi Kingdom Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Plantae : Magnoliopsida : Cucurbitales : Begoniaceae : Begonia L. : Begonia cucullata wild, Begonia coccinea hook, Begonia ulmifolia wild, Begonia heacleifolia cham & schltdl, Begonia convolvulacea, Begonia decandra Pav. Ex A. DC
Tanaman begonia adalah tanaman menahun berupa terna tegak yang bersemak atau menjalar. Batang begonia mengandung air dengan letak daun yang tersebar.Batang begonia berbentuk silindris, berambut, beruas-ruas, bercabang-cabang dan melata di atas tanah, serta warnanya hijau kemerahan.Akar begonia yaitu akar serabut dan berwarna putih kotor.Bentuk daun begonia bervariasi, ada yang berbentuk oval, menjari, seperto daun palem, seperti terompet atau berumbai-umbai, tergantung dari spesiesnya.Daun begonia juga beragam ada yang tipis seperti keas, agak tebal hingga tebal, serta berair dan agak rapuh.Bunga begonia majemuk, bunga ini muncul di bagian ketiak daun atau di ujung batang.Bunga jantan memilki 2-4 tenda bunga dan benang sari yang banyak.Sementara bunga betina memiliki 2-5 tenda bunga.Bunga begonia berbentuk menyerupai paying dengan panjang tangkai sekitar 5-10 cm dan tanpa kelopak.Mahkotanya berbentuk kuku, duduk di atas bakal buah, berwarna putih kemeahan.Buah tanaman begonia bersayap berongga atau bertanduk. Keunikan dan kekhasan adalah bentuk daunnya yang asimetris sehingga jika dilipat bentuk dan ukuran daun tidak sama, merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika.Warna bunga begonia bevariasi, adayang berwarna kuning, putih, atau merah muda.Pemanfaatannya pada bagian batang digunakan untuk dikonsumsi saat keadaan darurat di hutan dengan cara langsung dimakan. Penyebaran pada jalur Mandalawangi terdapat di beberapa tempat jalur tiga HM 24. q. Rotan badak (Plectacomia) Rotan badak (Plectacomia)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Ordo : Arecales Famili : Arecaceae Genus : Plectocomia Spesies : P. elongate Tanaman inimemiliki ciri morfologi rotan berukuran besar, daun hijau berduri horizontal.Keunikan dan kekhasannya pada bunga yang indah, dan rotan kertas.Pemanfaatan pada bagian rotan untuk mebel dan buah untuk pakan lutung.Penyebaran pada Jalur Mandalawangi hanya dapat ditemukan di tempat jalur tiga HM 18. r. Kecubung(Datura metel) Kecubung(Datura metel)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida
Ordo Famili Genus Spesies
: Solanales : Solanaceae : Datura : Datura seaveolens Humb.
Kecubung (Datura metel) biasanya disebut juga dengan kecubung kasihan.Tanaman ini memiliki tinggi tidak lebih dari diameter dan mempunyai batang kayu yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri.Ciri daun kecubung berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pda bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan.Bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip.Ciri bunga kecubung menyerupai terompet dengan warna putih atau ungu.Namun pada kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beraneka ragam.Mahkota bunga berwarna ungu, panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam. Ciri buah kecubung berbentuk bulat berwarna hijau dengan sala satu ujungnya bertangkai pendek dan melekat kuat berukruan diameter 4-5 cm. Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri, bila dikupas akan ditemukan biji-biji di dalamnya sebesar biji kopi berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk gepeng. Kecubung berbunga putih dianggap paling beracun dibandingkann dengan jenis lain yang juga mengandung zat alkaloid yang berada disemua bagian tumbuhan kecuubung, mulai dari akar, tingkai, daun, bunga, buah, hingga bijinya. Namun kandungan terbesar pada akar dan biji. Keunikan dan kekhasan tanaman yang berbentuk terompet ini kerap di salah gunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius karena daun kecubung bekhasiat anestesi. Hampir seluruh bagian bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti obat bius dengan cara bagian biji kecubung tersebut digoreng tanpa minyak atau disangrai seperti menggoreng kopi. Bunga kecubung yang berbentuk terompet, dirajang menjadi kecil seperti merajang daun tembakau, dijemur, setelah kering di campur dengan tembakau, diisap menjadi rokok, dan efeknya hampir seperti menghisap ganja.Daunnya yang berkhasiat mengobati asma dengan cara mengeringkan dua lembar daun kecubung atau satu bunga kecubung lalu dilinting, dibakar, dan dihisap lebih dari satu batang dalam waktu enam jam. Sampai saat ini digunakan pula oleh industri farmasi sebagai sumber utama yang bekhasiat untuk memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hanya sedikit keberadannya di jalur tiga HM 24.
2.
Jalur Cibereum a. Pohon Induk Rasamala (Altingia excelsa) Pohon induk rasamala (Altingia excelsa) termasuk ke dalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Saxifragales Famili : Altingiaceae Genus : Altingia Spesies : Altingia excelsaNoronha
b.
Tanaman ini tumbuh di hutan rimba dan tumbuh optimal sampai ketinggian 1.700 m dpl. Tingginya dapat mencapai 45 meter lebih.Kayunya berwarna kuning keras dan padat.Batang dan dahannya banyak mengeluarkan getah damar. Keunikan dan kekhasannya adalah pada kayunya yang kuat dan menghasilkan damar yang berbau harum dan menjadi bahan campuran pengharum ruangan, Pohon rasamala yang masih muda memiliki tajuk rapat dan berbentuk seperti piramid. Pemanfaatannya pada bagian kayu digunakan sebagai bahan untuk jembatan, bantalan relkereta api, tonikum dengan cara benih diekstraksi dengan melakukan penjemuran selama dua hari atau bisa juga dengan menggunakan pengering benih dengan suhu 38-42 C selama 20 jam. Kulit kayu rasamala bertekstur halus dan berwarna abu-abu sementara kayunya berwarna merah.Daun yang masih muda berwarna merah dan dapat disayur, dilalap, atau menjadi obat batuk.Penyebaran pada jalur Mandalawangi hampir di sepanjang jalur satu HM 0. Pisang Kole(Musa Acuminata) Pisang Kole(Musa Acuminata)termasuk ke dalam klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas :Liliopsida Ordo : Musales Famili : Musaceae Spesies : M. acuminate, M. Balbisiana Tanaman ini memiliki ciri daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan batang bukan berbentuk pohon, melainkan dikenal dengan istilah pseudostemyang terbuat dari lapisan daun yang padat yang muncul dari umbi. Daun besar dan lebar, dan buah tersusun dalam bentuk tandan.
c.
d.
Keunikan dan kekhasan buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompok- kelompok menjari yang disebut sisirbuah lebih ramping, dalam setiap buah mengandung 15-62 biji, jumlah biji tergantung ukuran masing-masing buah. Pemanfaatan daun pisangdapat dimanfaatkan untuk pembungkus makanan. Bagian daun langsung dimanfaatkan diambil serat upihnya, buah diolah sesuai keinginan, tangkai daun dan serat upih buahdapat dijadikan sebagai perekatjarang untuk konsumsi karena rasanyayang kesat dilidah.Penyebaran pada jalur Cibereum hampir di sepanjang jalur dua HM 8. (Euonymus sp.) Tanaman ini memilki ciri morfologi daunnya menyirip, batangnya tipis, buahnya menggantung.Keunikan dan kekhasan terdapat pada semua bagian tanaman.Pemanfaatan pada semua bagian tanaman sebagai hiasan di taman. Penyebaran pada jalur Cibereum di satu tempat khusus pada jalur tigaHM 18. Bunga Terompet Putih (Brugmansia Suaveolens) Bunga Terompet Putih (Brugmansia Suaveolens)termasuk kedalamklasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Datura Spesies : Datura seaveolens Humb. Tanaman ini memiliki tinggi tidak lebih dari diameter dan mempunyai batang kayu yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri.Ciri daun kecubung berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pda bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan etaknya berhadap-hadapan.Bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip.Ciri bunga kecubung menyerupai terompet dengan warna putih atau ungu.Namun pada kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beranekaragam.Mahkota bunga berwarna ungu, panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam. Ciri buah kecubung berbentuk bulat berwarna hijau dengan sala satu ujungnya bertangkai pendek dan melekat kuat berukruan diameter 4-5 cm. Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri, bila dikupas akan ditemukan biji-biji di dalamnya sebesar biji kopi berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk gepeng. Kecubung berbunga putih dianggap paling beracun dibandingkann dengan jenis lain yang juga
mengandung zat alkaloid yang berada disemua bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tingkai, daun, bunga, buah, hingga bijinya. Namun kandungan terbesar pada akar dan biji. Keunikan dan kekhasan tanaman yang berbentuk terompet ini kerap di salah gunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius karena daun kecubung bekhasiat anestesi. Hampir seluruh bagian bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti obat bius dengan cara bagian biji kecubung tersebut digoreng tanpa minyak atau disangrai seperti menggoreng kopi. Bunga kecubung yang berbentuk terompet, dirajang menjadi kecil seperti merajang daun tembakau, dijemur, setelah kering di campur dengan tembakau, diisap menjadi rokok, dan efeknya hampir seperti menghisap ganja. Daunnya yang berkhasiat mengobati asma dengan cara mengeringkan dua lembar daun kecubung atau satu bunga kecubung lalu dilinting, dibakar, dan dihisap lebih dari satu batang dalam waktu enam jam. Sampai saat ini digunakan pula oleh industri farmasi sebagai sumber utama yang bekhasiat untuk memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut.Penyebaran pada jalur Cibereum di beberapa tempat pada jalur tiga HM 21. e.
f.
Flying Spider Monkey Tree Fern (Cyathea Lepifera) Flying Spider Monkey Tree Fern (Cyathea Lepifera)termasuk kedalam klasifikasi Famili : Cyatheaceae Genus : Cyathea Species: Lepifera Tanaman ini memiliki ciri morfologi pada akarnya serabut, daun majemuk menyirip dapat tumbuh hingga tiga meter.Keunikan dan kekhasan adalah satu spesies dengan bamboo.Pada bagian pucuknya terdapat batang yang ujungnya menggulung, seperti buntut monyet.Penyebaran pada jalur Cibereum terdapat di satu tempat pada jalur tiga HM 21. Lumut kerak (Lichen)
Lumut kerak (Litchen) merupakan organisem majemuk yang merupakan gabungan antara alga dan cendawan (jamur).Lichen tergolong tumbuhan proinir/vegetai perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim. Kerja sama ini mengakibatkan struktur morfologi pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Lumut kerak sangat peka terhadap kuaitas udara.Oleh karena itu, lumut kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusidan penunjuk adanya polusi udara.Lichen tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama karena panas yang terik lichen yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, lichen dapat hidup kembali. Beberapa lumut kerak juga digunakan sebagai pewarna, bahan parfum, serta bahan pengobatan.Penyebarannya pada jalur Cibereum di sepanjang jalur empat tepatnya jembatan HM 24. g.
Ki Leho (Saurauia cauliflora) Ki Leho (Saurauia cauliflora) termasuk ke dalam klasifikasi Kingdom : Plantae Ordo : Ericales Kelas : Angiosperms Famili :Actinidiaceae Genus : Saurauia Species : S.cauliflora
h.
Tanaman ini merupakan tanaman endemik. Keunikan dan kekhasan yaitu Ki Leho termasuk status kelangkaan yang tinggi dalam waktu dekat yang terancam punah karena menurunnya kemampuan adaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuh yang tidak sesuai, erupsi, serta hilagnya habitat karena ekspoitasi lahan oleh manusia turut mempengaruhi menipisnya keberadaan Ki Leho. Keunikan dan kekhasannya adalah bentuknya seperti jambu.Penyebaran pada jalur Cibereum di sepanjang jalur empat tepatnya jembatan HM 24. Bunga pacar (Impatiens sp.) Bunga pacar (Impatiens sp.) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom Kelas Famili Genus Spesies
: Plantae : magnoliopsida : Balsaminaceae : Impatiens : i. balsamina
Tanaman ini memilki ciri morfologi akar atau peakaran yang serabut yang menyebar disekelilingi tanaman dengan langsung menuju ke batang.Batang dari tanaman bunga pacar air mampu tumbuh setinggi 50-100 cm, mempunyai ciri batang yang tebal, tegak dan berair, atang dari tanaman tidak berkayu.Bentuk daun menyirip panjang dengan panjang 5-12 cm dengan urat daun yang lateral 5-9 pasang, ditiap sisi pada daun tanaman ini bergerigi dan berujung runcing dengan lebar daun 1-3 cm dan bewarna hijau.Tanaman ini mempunyai bunga tunggal dengan panjang tangkai pada bunga 1-2 cm, warna dari bunga ini bermacam-macam daiantaranya berwarna putih, meah, merah jambu, dan ungu tergantung jenisnya. Keunikan dan kekhasan tanaman ini bentuk dari buah sepeti kapsul bulat lonjong dengan runcing/lancip pada ujungnya sedangkan biji dari tanaman ini berwarna hitam dan berbentuk bulat dengan ukuran sekitar kurang dari satu mm. Pemanfaatan tanaman bunga pacar biasanya digunakan untuk tanaman hias, pada bagian daun digunakan untuk pengobatan penyakit di bagian luar tubuh (bisul, rematik, gatal) dalam tubuh (nyeri haid, kaku, rematik). Penyebaran jalur Cibereum pada jalur empat tepatnyadekat air terjun ke dua HM 28.
i.
Bunga kecubung gunung/ bunga terompet (Brugmansia suaveolens) Bunga kecubung (Brugmansia suaveolens) termasuk kedalam klasifikasi
Kingdom Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Plantae : Magnoliopsida : Solanales : Solanaceae : Datura : Datura seaveolens
Humb.
Tanaman ini biasanya disebut juga dengan kecubung kasihan. Tanaman ini memiliki tinggi tidak lebih dari diameter dan mempunyai batang kayu yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri.Ciri daun kecubung berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pda bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan etaknya berhadaphadapan.Bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip.Ciri bunga kecubung menyerupai terompet dengan warna putih atau ungu.Namun pada kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beraneka ragam.Mahkota bunga berwarna ungu, panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam. Ciri buah kecubung berbentuk bulat berwarna hijau dengan sala satu ujungnya bertangkai pendek dan melekat kuat berukruan diameter 4-5 cm. Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri, bila dikupas akan ditemukan biji-biji di dalamnya sebesar biji kopi berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk gepeng. Kecubung berbunga putih dianggap paling beracun dibandingkann dengan jenis lain yang juga mengandung zat alkaloid yang berada disemua bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tingkai, daun, bunga, buah, hingga bijinya. Namun kandungan terbesar pada akar dan biji. Keunikan dan kekhasan tanaman yang berbentuk terompet ini kerap di salah gunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius karena daun kecubung bekhasiat anestesi. Hampir seluruh bagian bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat
j.
k.
l.
seperti obat bius dengan cara bagian biji kecubung tersebut digoreng tanpa minyak atau disangrai seperti menggoreng kopi. Bunga kecubung yang berbentuk terompet, dirajang menjadi kecil seperti merajang daun tembakau, dijemur, setelah kering di campur dengan tembakau, diisap menjadi rokok, dan efeknya hampir seperti menghisap ganja. Daunnya yang berkhasiat mengobati asma dengan cara mengeringkan dua lembar daun kecubung atau satu bunga kecubung lalu dilinting, dibakar, dan dihisap lebih dari satu batang dalam waktu enam jam. Sampai saat ini digunakan pula oleh industri farmasi sebagai sumber utama yang bekhasiat untuk memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut.Penyebaran pada jalur Cibereum di sepanjang jalur empat HM 28. Cangkuang (Fandanus furcatus Farm Pandanaceae) Daun panjang berduri, batang berdiameter sekitar 5 cm. Keunikan dan kekhasan Daun tumbuh berkumpul di beberapa titik batang. Pemanfaatan daun tikar bersihkan duri pada daun, belah daun menjadi beberapa bagian sesuai kebutuhan, keringkan dan luruskan, anyam daun tersebut menjadi tikar. Peyebarannya padajalur Cibereum tersebar cukup luas di jalur limatepatnya kearah Curug Ciwalen HM 1. Babakoan (Eupathorium Sordidum) Bunga berwarna ungu, daun lebar berbulu, menyirip batang lunak (tidak memiliki cambium) dan berbulu.Tumbuhan termasuk ke dalam IAS adalah jenis-jenis tumbuhan maupun hewan asing yang berkembang dan menyebar di luar habitat aslinya yang menginvasi ekosistem. Penyebaranjalur Cibereum di sepanjang jalur lima dari HM 3,6- HM 4. Picus (Ficus) Picus (Ficus) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rosales Famili : Moraceae Genus : Ficus L Spesies : Ficus elastic Roxb, ex Hornem Tanaman ini merupakan tanaman dengan sistem perakaran akar tunggang.Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi.Sistem perakaran tanaman karet kebo ini menyebar cukup luas sehingga tanaman masih bisa tumbuh meskipun dalam kondisi tidak menguntungkan.Tanaman yang berbentuk pohon berumur panjang. Tinggi tanaman ini bisa mencapai 20-30 m. Batangnya berkayu
m.
dengan bentuk silindris, berwarna cokelat tua, permukaan batang halus, pecabangan menyebar tidak beraturan sehingga membuat pohon menjadi rindang dan akan keluar dari akar-akar menggantung dari batang atau cabang yang sudah bear. Daun Ficus adalah daun tunggal, betangkai, dan tesusun secara selang seling.Bentuk daun tanaman ini adalah lonjong dengan bagian ujung dan pangkal daun meruncing.Bagian tepi daunnya merata dan mengkilat pada bagian permukaan daunya.Tumbuh tinggi menjalar di pohon besar.Buahnya berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih satu cm dan berwarna kuning kehijauan dengan diameter 1-2 cm. Bijinya berbentuk bulat, berwarna putih dan terdapat dalam setiap ruang buah.Jumlah biji umumnya tidak dan kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Keunikan dan kekhasan adalah buah berduri dan jatuh disekitar jalur.Pemanfaatan pada bagian buah dapat dikonsumsi satwa yang hidup dihutan lindung secara lagsung. Penyebaran pada jalur Cibereum di satu titik saja pada jalur enam HM 1,6. Anggrek kayu (Spathoglottis Plicata Blume) Anggrek kayu (Spathoglottis Plicata Blume)termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Monocotiledonae11 Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Spathoglottis Spesies : Spathoglottis plicata Blume Anggrek kayu merupakan salah satu jenis tanaman hias yangmemiliki umbi semu dibawah permukaan tanah yang dilapisi oleh sarung daun berjumlah 3–9 helai. Daun-daun tanaman ini berwarna hijau tua yang tumbuh pada pangkal umbi semu. Warna bunga anggrek tanah bervariasi yaitu ungu tua,ungu muda, merah keunguan, pink, oranye, kuning, coklat,putih, dan campuran.Beberapa jenis anggrek ini memiliki panjangtangkai melebihi tinggi tanaman, sedangkan jenis anggrek tanah yang lain memilikibungatersembunyi dibawah kanopi tanaman karena tangkaibunganya pendek.Bunga inimekar tidak serempak dalam saturangkaian bunga,setelah 2–3 hari bunga layu dan digantidengan bunga yang lain secara berurutan. Jumlah bungamekar pada saat yang sama bervariasi dan jumlah bunga tiaptangkai bervariasi antara 6–30 bunga. Tanaman ini memiliki batang tanaman berbentuk bulat, bertekstur lunak, berbulu, daun tanaman lojong 5-8cm. Bunga majemuk berwarna ungu, buah
n.
tanaman berwarna kuning pucat dengan biji bulat kecil berwarna kehitaman, berakar serabut. Keunikan dan kekhasan pada bentuk dan warna bunganya yang menarik.Tanaman anggrek tanah dapat dijadikan sebagai bunga pot, ataupun sebagai border.Pemanfaatan pada bunga digunakan untuk mengobati obat telinga, bisul, dan keseleo serta sebagai tanaman hias diolah menjadi obat herbal dan dirawat menjadi tanaman hias.Penyebaran jalur Cibereum di satu titik pada jalur enam HM 2.1. Begonia (Begonia sp) Begonia (Begonia sp.) termasuk kedalam klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Cucurbitales Famili : Begoniaceae Genus : Begonia L. Spesies : Begonia cucullata wild, Begonia coccinea hook, Begonia ulmifolia wild, Begonia heacleifolia cham & schltdl, Begonia convolvulacea, Begonia decandra Pav. Ex A. DC Tanaman begonia adalah tanaman menahun berupa terna tegak yang bersemak atau menjalar. Batang begonia mengandung air dengan letak daun yang tersebar.Batang begonia berbentuk silindris, berambut, beruas-ruas, bercabang-cabang dan melata di atas tanah, serta warnanya hijau kemerahan.Akar begonia yaitu akar serabut dan berwarna putih kotor.Bentuk daun begonia bervariasi, ada yang berbentuk oval, menjari, seperti daun palem, seperti terompet atau berumbai-umbai, tergantung dari spesiesnya.Daun begonia juga beragam ada yang tipis seperti keas, agak tebal hingga tebal, serta berair dan agak rapuh, bunga begonia majemuk.Bunga ini muncul di bagian ketiak daun atau di ujung batang.Warna bunga begonia bevariasi, adayang berwarna kuning, putih, atau meah muda.Bunga begonia berbentuk menyerupai paying dengan panjang tangkai sekitar 5-10 cm dan tanpa kelopak.Mahkotanya berbentuk kuku, duduk di atas bakal buah, berwarna putih kemerahan.Buah tanaman begonia bersayap berongga atau bertanduk.Warna buah begonia beragam mulai dari putih kemerahan.Buah tanaman begonia bersayap, berongga atau bertanduk. Keunikan dan kekhasan adalah bentuk daunnya yang asimetris sehingga jika dilipat bentuk dan ukuran daun tidak sama, merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika.Warna buah begonia beragam mulai dari putih, merah muda, kuning, oranye, meah, hijau sampai cokelat. Pemanfaatannya pada
bagian batang digunakan untuk dikonsumsi saat keadaan darurat di hutan dengan cara langsung dimakan.Penyebaran pada jalur Cibereum jalur tujuh HM 0. Fauna Keanekaragaman Fauna Jalur Mandalawangi – Jalur Cibereum Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan kawasan yang terkenal dengan berbagai jenis burung. Berdasarkan laman website TNGGP, dijelaskan bahwa tercatat lebih dari 250 jenis burung ada di kawasan TNGGP. Beberapa fauna di TNGGP sudah termasuk ke dalam jenis kategori langka dan perlu mendapat perlindungan. Salah satunya adalah burung elang Jawa dan sudah masuk kategori Endangered (E) dalam daftar IUCN (International Union for the Conservation of Nature). Selain elang Jawa, salah satu fauna lainnya yang masuk dalam daftar IUCN yaitu Owa Jawa. Owa Jawa sudah dilindungi melalui Peraturan Perundang-Undangan RI sejak tahun 1931. Jenis hewan ini dilindungi karena sering dipelihara sebagai hewan peliharaan dan dijual di pasar hewan. Saat ini, aturan tersebut dibuat cukup ketat dan perdagangan Owa Jawa sudah tidak dilakukan secara terang-terangan. Fauna pada kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur Mandalawangi dan jalur Cibeureum. 1. Jalur Mandalawangi `Fauna unik yang terdapat di jalur Mandalawangi yaitu burung tekukur dan burung wiwik kelabu. Data mengenai spesies fauna di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango jalur Mandalawangi yang paling sering ditemukan antara lain: A. Mamalia Jenis mamalia yang sering dijumpai pada jalur Mandalawangi sebagai berikut: Babi hutan Babi hutan atau babi celeng (Sus scrofa) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: babi berukuran besar dengan beratnya dapat mencapai 200 kg atau 400 pound untuk ukuran jantan dewasa, serta panjangnya dapat mencapai 1,8 m (6 kaki). Panjang tubuh babi hutan berukuran hingga 1.500 mm, panjang telinga 200-300 mm, serta tinggi bahunya berukuran 600-750 mm. Hewan ini ditemukan melalui bekas kaki babi hutan di sekitar jalur kiri HM 16.2 di kiri jalan, HM 20.4 pada pukul 10.36 WIB, dan pada jalur kanan HM 29 pada siang hari pukul 14.32 WIB . B. Burung
Jenis – jenis burung yang sering dijumpai pada jalur Mandalawangi sebagai berikut : Burung madu polos Burung madu polos (Anthreptes Simplex Kesit Rimba) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun, memiliki tenggorokan berwarna abu-abu, serta memiliki perut berwarna hijau kekuningan. Burung ini dapat ditemukan secara langsung pada pukul 10.35 WIB dengan aktivitasnya sedang bertengger. Burung ini ditemukan pada tumbuhan kaliandra dan tersebar pada satu tempat jalur kanan di titik HM 0,2. Burung walet Burung walet (Collocalia vestita) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki bulu berwarna cokelat atau sedikit hitam dengan bulu ekornya berwarna cokelat kelabu, bagian bulu ekor bercelah sedikit, serta kakinya berwarna hitam. Burung walet dapat ditemukan secara langsung dengan aktivitasnya terbang berputar di sekitar kawasan danau Mandalawangi pada pukul 11.53 WIB. Burung walet ini tersebar pada HM 9 hingga HM 11. Burung tekukur Burung tekukur (Spilopelia chinensis) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran sedang sekitar 30 cm, berwarna cokelat kemerah jambuan, memiliki ekor burung tampak panjang, memiliki bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal, memiliki bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh, bagian leher terdapat ada bercak-bercak hitam putih khas, serta beriris jingga, paruh hitam dan kaki merah. Burung tekukur diketahui keberadaannya melalui suara di antara pepohonan pada jalur kanan HM 16-18 saat cuaca terik pada pukul 10.52 WIB. Burung Wiwik Kelabu Burung wiwik kelabu atau sit uncuing (Cacomantis merulinus) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 21 cm, burung kedasih dewasa berwarna abu-abu di bagian kepala, leher dan dada sebelah atas. Memiliki punggung berwarna merah kecoklatan dan perutnya berwarna kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujung-ujung bulu yang kehitaman. Burung muda berwarna burik kecokelatan dengan garis-garis hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus. Burung ini diketahui keberadaannya melalui suara dan tersebar di beberapa titik yaitu HM 20.6 di sisi kiri, HM 21.8 di sisi kanan, HM 25.4 di sisi kanan, dan HM 27.1 di sisi kanan pada pukul 11.58 WIB. C. Serangga
Jenis serangga yang sering dijumpai pada jalur Mandalawangi sebagai berikut: Tonggeret Tonggeret (Tibicen linnei) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: matanya kecil terpisah jauh dari kepalanya, memiliki sepasang sayap dengan motif yang terukir berlubang-lubang, memiliki empat pasang kaki, bersuara merdu, serta bagian tubuhnya gemuk dan keras. Tonggeret dapat diketahui keberadaannya melalui suara khasnya pada pukul 11.04 WIB. Tonggeret tersebar pada HM 7 di pepohonan yang tinggi dan udara sejuk. 2. Jalur Cibeureum Fauna unik yang terdapat di jalur Cibereum adalah hewan Owa Jawa dan burung Elang Jawa. Data mengenai spesies hewan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango jalur Cibeureum yang paling sering ditemukan antara lain: A. Mamalia Jenis mamalia yang sering dijumpai pada jalur Cibereum sebagai berikut: Jelarang Jelarang (Ratufa bicolor) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki panjang tubuh antar 35-60 cm, bila ditambah dengan panjang ekor bisa mencapai 120 cm. Memiliki bulu berwarna cokelat tua hingga hitam. Bagian bawah perut dan dada berwarna putih. Jenis fauna ini bisa ditemukan secara langsung di jalur kanan dengan aktivitasnya bergerak melompat dari satu dahan ke dahan lainnya pada pukul 12.45 WIB. Jelarang tersebar pada HM 5. Bajing kelapa Bajing Kelapa (Calloscirius notatus) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran kecil, memiliki ekor yang panjang serta berbulu. Bajing kepala dapat ditemukan secara langsung dengan melihat sedang melompat-lompat dari pohon ke pohon lain dan sesekali berada di jalan setapak pada pukul 12.20 WIB. Bajing kelapa tersebar pada jalur HM 20,1 hingga jalur HM 20,3. Tupai akar Tupai akar (Tupaia glis) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran sedang, memiliki punggung berwarna cokelat serta memiliki ekor berwarna hitam. Tupai akar dapat ditemukan secara langsung sedang berdiam diri di pohon pada pukul 12.16 WIB. Tupai akar berkeliaran di pohon jalur kiri dan tersebar pada jalur HM 23,5. Lutung hitam Lutung hitam (Trachypithecus cristatus) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki wajah dan tubuh berwarna hitam serta memiliki
buntut yang panjang. Lutung hitam dapat ditemukan secara langsung dengan berpindah dari pohon ke pohon lainnya di jalur kanan pada pukul 11.21 WIB. Aktivitas yang dilakukan oleh hewan ini adalah bergelantung dan menggendong anaknya. Lutung hitam tersebar di beberapa titik kawasan seperti di sekitar jalur HM 2.1, di air terjun Ciwalen, dan di atas rumah maupun di pos-pos. Owa Jawa Owa Jawa (Hylobates moloch) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki ekor yang panjang, memiliki tubuh berukuran besar berwarna hitam keabu-abuan. Owa Jawa dapat ditemukan secara langsung pada satu titik di jalur kanan sedang berkumpul dengan keluarga di sarangnya. Aktivitas yang dilakukannya adalah berayun-ayun dan berpindah di antara dahan dan ranting. Owa Jawa dapat ditemukan pada siang hari pukul 11.50 WIB. Persebaran Owa Jawa pada kawasan terdapat pada satu titik di HM 0,5. Babi hutan Babi hutan (Sus Scrofa) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: mempunyai rambut berwarna hitam kemerah-merahan. Pada masingmasing sudut mulutnya memiliki rambut yang lebih tebal, ekornya tidak berambut dan lurus. Babi hutan dapat ditemukan sedang berjalan mencari makan dan melihat ke arah bawah untuk mencari makan. Aktivitas yang dilakukan babi hutan di dalam kawasan yaitu berjalan di lintasan jalur kiri. Babi hutan dapat ditemukan secara langsung pada siang hari pukul 11.55 WIB. Persebaran babi hutan pada kawasan terdapat di satu titik pada HM 0,7. B. Burung Jenis burung yang sering dijumpai pada jalur Cibereum sebagai berikut: Ciungmungkal Ciungmungkal (Cochoa azurea) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: berwarna biru tua berkilau, memiliki ukuran tubuh sedang sebesar 23 cm, pada hewan jantan bagian atas berwarna biru tua bersinar dengan mahkota, di pinggir penutup sayap dan bulu terbang berwarna biru bersinar lebih pucat. Pada hewan betina memiliki warna cokelat yang terdapat pada bagian dahi dan sisi bulu terbang berwarna biru. Ciungmungkal cokelat bisa ditemukan secara langsung di jalur kanan sedang bertengger di ranting pada pukul 11.29 WIB. Ciungmungkal cokelat tersebar di pada HM 3. Cingcoat cokelat Cingcoat cokelat (Brachypteryx leucophrys) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: berukuran tidak terlalu besar, memiliki paruh berwarna
hitam dan berwarna cokelat. Jenis fauna ini dapat ditemukan secara langsung pada pukul 13.25 WIB. Hewan ini melakukan aktivitasnya dengan berdiam diri diatas batang pohon. Cingcoat cokelat dapat ditemukan di kawasan tersebar pada HM 12. Burung Robin Burung Robin (Eritachus rubecula) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran kecil. Burung Robin diketahui keberadaannya melalui suaranya yang nyaring dan terus mengeluarkan suara. Burung Robin ditemukan di ranting pepohonan pada pukul 11.35 WIB. Penyebaran burung Robin terdapat pada HM 17 hingga titik HM 17,2. Burung Katik Burung Katik atau burung Punai (Chalchophaps indica) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran besar. Burung Katik diketahui keberadaannya melalui suaranya yang nyaring dan menghentak. Burung Katik ditemukan di kawasan terbang dari pohon ke pohon pada pukul 11.45 WIB. Penyebaran burung Katik terdapat pada HM 17,3 sampai HM 17,5. Burung Perenjak Burung Perenjak (Prinia familiaris) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran kecil dan berwarna terang. Burung perenjak dapat ditemukan secara langsung dengan melihat sedang bertengger di ranting pohon pada pukul 12.00 WIB. Burung perenjak dapat ditemukan di ranting pohon dan tersebar pada HM 17,9. Burung walet gunung Burung walet gunung (Collocalia vulcanorum) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran sedang, memiliki sayap runcing, bergerak aktif, serta terbang dengan lincah. Burung walet dapat ditemukan secara langsung beterbangan di langit jalur kiri pada pukul 13.35 WIB dan tersebar pada HM 28. Burung takur toh-tor Burung takur toh-tor (Megalaima armillaris) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki panjang badan sekitar 20 cm, memiliki bulu berwarna hijau tua yang hampir menutup seluruh tubuhnya, serta memiliki warna jingga telihat hanya ada di bagian mahkota sampai tengkung dan lehernya. Burung takur dapat diketahui keberadaannya melalui suaranya yang bersiul pada pukul 11.34 WIB. Burung takur tersebar pada jalur kanan HM 2,4. Burung anis merah Burung anis merah (Geokhicla citrina) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berukuran sedang sekitar 20-23 cm dengan berat tubuh antara (47-67 g), serta memiliki kepala berwarna jingga. Pada
burung dewasa memiliki kepala tengkuk, dan tubuh bagian bawah berwarna jingga terang, tungging berwarna putih, memiliki bagian tubuh atas berwarna abu-abu kebiruan dengan bercak putih di sayap atas. Pada burung muda memiliki punggung bersisik dan bercoret. Burung anis merah diketahui keberadaannya melalui suaranya bersiul pada pukul 11.40 WIB. Penyebaran burung ini dalam kawasan terdapat pada jalur kanan HM 3. Burung elang Jawa Burung elang Jawa (Nisaetus bartelsi) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki tubuh berwarna kecokelatan dengan panjang 60-70 cm. Burung elang Jawa diketahui keberadaannya melalui sarangnya. Burung elang Jawa tersebar di satu titik jalur kiri pada HM 1,9 dan ditemukan pada pukul 11.55 WIB. C. Herpetofauna Jenis herpetofauna yang sering dijumpai pada jalur Cibereum sebagai berikut: Bunglon Bunglon atau nama lainnya adalah londok, lunduk (Bronchocela jubata) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki mata yang menonjol dimana hampir seluruhnya tertutup oleh kelopak mata, sehingga menyisakan sedikit bagian yang terbuka. Tubuh bunglon berbentuk panjang dan agak pipih serta ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan. Berwarna agak kecokelatan karena mengikuti warna sekitarnya. Bunglon dapat ditemukan secara langsung sedang berdiam diri di atas kayu pada pukul 13.45 WIB. Bunglon dapat ditemukan di kawasan tersebar pada jalur HM 8, HM 11, HM 12, dan HM 14. D. Serangga Jenis serangga yang sering dijumpai pada jalur Cibereum sebagai berikut: Kupu-Kupu Kupu-kupu (Graphium sarpedon) memiliki ciri morfologi sebagai berikut: memiliki sayap atas berwarna biru muda dan sayap bawah berwarna hitam. Kupu-kupu ini dapat ditemukan secara langsung di jalur kanan pada pukul 12.40 WIB. Aktivitas yang dilakukan kupu-kupu di dalam kawasan ini adalah terbang dan hinggap di bebatuan. Persebaran kupu-kupu ini terdapat di sekitar HM 6 sampai curug Ciwalen. i.
Sumberdaya Budaya
Sumberdaya budaya adalah sumberdaya yang berasal dari hasil ciptaan atau karya manusia, baik berupa benda maupun bukan berupa benda yang bertujuan untuk kepentingan ideologi, (menetapkan identitas bangsa), kepentingan akademik ( penelitian, studin kajian), dan kepentingan ekonomi (melahirkan income untuk masyarakat). Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki berbagai macam sumberdaya budaya yang menarik untuk ditelusuri, Hasil sumberdaya budaya dapat berupa benda dan non-benda. Potensi sumberdaya budaya yang terdapat di jalur Mandalawangi berupa Rumah Korea. Rumah Korea merupakan bentuk kerjasama Indonesia dan Korea dalam mengembangkan wisata alam khususnya di Taman Nasional. Kerjasama ini akan merangsang wisatawan dari kedua negara untuk saling berkunjung dan menikmati indahnya wisata di taman nasional dan keanekaragaman budaya masyarakatnya. Pembangunan Rumah Tradisional merupakan terobosan baru yang mampu mensinergikan eksotiknya pemandangan dan kekayaan alam dengan khazanah kebudayaan asli masyarakat setempat. Sedangkan sumberdaya budaya yang ada di lingkungan masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berfokus pada sektor nonpertanian. Pertanian dulu merupakan matapencaharian utama masyarakat Desa Cimacan yang berada di Kawasan Wisata Cibodas, namun kini proporsi lahan untuk pertanian berkurang akibat konversi lahan pertanian menjadi villa. Masyarakat merubah fokus mata pencahariannya dari pertanian menjadi pedagang, guide, peternak, dan lainnya. Potensi sumberdaya lain yang belum tergali potensinya adalah kepercayaan masyarakat terhadap mitos, legenda, dan adat istiadat masyarakat sekitar. Legenda yang berkembang di masyarakat sekitar Kawasan Gunung Gede Pangrango adalah kepercayaan masyarakat bahwa Surya Kencana merupakan pemilik Gunung Gede Pangrango dan memiliki singgasana disana. Surya Kencana memiliki istri dari bangsa jin dan beraktifitas bersama bangsa jin di Kawasan Gunung Gede Pangrango. Ada pula cerita bahwa lokasi Gunung Gede Pangrango merupakan lokasi persembunyian Prabu Siliwangi dari kejaran anaknya yang bernama Kyai Santang. Mitos yang tersebar di masyarakat sekitar Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai pun beragam. Mulai dari himbauan untuk tidak menanyakan arah ketika sedang mendaki Gunung Gede Pangrango, warna air Curug Cibereum yang mulanya berwarna merah, hingga mitos keberadaan Gua Lalay. Untuk adat istiadat, sebagian masyarakat sekitar kawasan Gunung Gede Pangrango masih kental dengan adat peletakan sesaji, berziarah dan bertapa di spot-spot tertentu yang dianggap memiliki kekuatan magis seperti di lokasi (patok) hilangnya Prabu Siliwangi di Gunung Gemuruh. j.
Sumberdaya Geologis Sumberdaya geologi adalah segala sumberdaya non-hayati yang terbentuk melalui proses geologi meliputi sumberdaya mineral, sumberdaya energi, dan
sumberdaya air. Pada jalur Mandalawangi sumberdaya geologis yang ditemukan berupa bebatuan besar, sungai Cikundul dan air terjun Rawa Gede. Sedangkan pada jalur Cibereum TNGGP sumberdaya geologis yang ditemukan berupa bebatuan yang luas dan halus, aliran-aliran air yang mengalir di pinggir jalur, air terjun Cibereum, serta telaga biru. k.
Sumberdaya Sensory Sumberdaya sensory adalah obyek yang ditemukan pada lokasi interpretasi yang dapat menarik dah menggugah perhatian pengunjung melalui panca inderanya, seperti pemandangan alam,air terjun, dan lain sebagainya. Pada jalur Mandalawangi sumberdaya sensory yang ditemukan melalui panca indera pendengaran berupa suara-suara burung, jangkrik, dan gemericik air, karena di sepanjang jalur banyak terdapat aliran anak sungai. Adapun yang ditemukan lewat indera penglihatan seperti pemandangan yang indah di sekitar jembatan, pemandangan air terjun, serta Danau Mandalawangi. Selain itu sumberdaya sensory yang dapat ditemukan dapat berupa tumbuhan-tumuhan yang menarik seperti bunga terompet, pohon cemara, dan pohon pinus. Sedangkan pada jalur Cibereum TNGGP sumberdaya sensory yang ditemukan melalui panca indera pendengaran berupa suara-suara burung, jangkrik, dan gemericik-gemericik air dari aliran anak sungai yang ada di sepanjang jalur pendakian TNGGP. Sumberdaya sensory yang dapat ditemukan melalui panca indera penglihatan berupa pemandangan indah seperti pemandangan gunung, pepohonan di sekitar tebing, air terjun, rawa-rawa (Rawa Goyonggong), dan bebatuan besar.
Gambar 3. Gemericik air l.
Area Orientasi sumberdaya orientasi adalah obyek yang ditemukan dilokasi interpretasi yang memiliki daya tarik bagi pengunjung dan dapat menjadi area orientasi pengunjung, seperti persimpangan jalan, tempat persinggahan, dll.
Pada jalur Mandalawangi sumberdaya orientasi yang dapat ditemukan berupa area camping ground, perkemahan dan area outbond, serta wisma edelwis yang dapat digunakan sebagai tempat peristiharatan untuk para pendakai Gunung Gede Pangrango. Sedangkan pada jalur Cibereum TNGGP sumberdaya orientasi yang dapat ditemukan berupa persimpangan jalan ( jalur interpretasi Cibereum, jalur pengamatan burung), jembatan, pertigaan dan perempatan jalan, spot foto, tempat persinggahan, bebatuan seperti tempat untuk istirahat, dan lahan-lahan kosong. Adapun sumberdaya orientasi lainnya berupa balai sebagai tempat berkumpulnya para pendaki, ruangan yang digunakan untuk rapat, dan terdapat shelter sebagai tempat istirahat.
Gambar 4. Lahan kosong m. Jalur/Trail Menurut Douglas dalam Muntasib et al.(2014) jalur interpretasi adalah “…suatu rute yang dibuat untuk menjarakkan pengunjung ke tempat-tempat obyek interpretasi (geologis, biologis, sejarah, dan budaya) dan dijelaskan kepada pengunjung baik oleh pemandu atau dengan tanda-tanda interpretasi.” Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ini tidak hanya mencakup bagian gunungnya saja melainkan juga kebun raya dan bumi perkemahan. Untuk menuju Hm ke-28 Cibeureum, pengunjung akan melewati Bumi Perkemahan Mandalawangi terlebih dahulu. Oleh karena itu, pada subbab jalur ini akan dijelaskan kondisi jalur mulai dari Bumi Perkemahan Mandalawangi hinga HM ke-28 Cibeureum. 1. Jalur Mandalawangi Jalur 1 Jalur ini memiliki panjang total 573,84 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1 sampai 2 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 22odan terendah -25o. Tapak pada jalur ini sebagian ditutupi oleh semen dan tanah berbatu. Tidak terdapat baik hazard yang dapat membahayakan maupun masalah pemeliharaan jalur. Jalur 2
Jalur ini memiliki panjang total 942,87 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1 sampai 2 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi dan terendah. Tapak pada jalur ini sebagian besar berupa jalan berbatu dan jalan setapak bersemen/ jogging track. Terdapat satu hazard yang dapat membahayakan berupa jembatan bambu yang sedikit goyang. Jalur 3 Jalur ini memiliki panjang total 1.533,7 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 0,5 sampai 1,5 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 30odan terendah -35o. Tapak pada jalur ini sebagian besar berupa tanah berbatu dan tanah bersemak-semak. Terdapat hazard yang dapat membahayakan berupa tanah yang licin. 2. Jalur Cibeureum Jalur 4 Jalur ini memiliki panjang total 816,7 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1,8 sampai 2,8 meter. Kondisi jalur ini memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 16odan terendah -5o. Tapak pada jalur ini sebagian ditutupi bebatuan. Tidak terdapat hazard yang dapat membahayakan hanya masalah pemeliharaan jalur yang kurang terawat. Jalur 5 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 800 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1,5 meter sampai 2,8 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki sedikit turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 18odan terendah -6o. Tapak pada jalur ini berupa jalan berbatu. Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan yaitu adanya jurang di sisi kanan jalan yang tidak disertai papan himbauan. Jalur 6 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 774,35 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1,6 sampai 3,2 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki sedikit turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 24odan terendah -2o. Tapak pada jalur ini sebagian jalan setapak berbatu dan jembatan bersemen. Terdapat hazard yang dapat membahayakan berupa jembatan yang berlubang. Jalur 7 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 581,69 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 1,3 sapai 4 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 26odan terendah -22o. Tapak pada jalur ini sebagian besar berupa jalanan berbatu dan jembatan. Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan berupa jurang di sisi kanan yang tidak disertai papan himbauan hingga jembatan berlubang. Jalur 8 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 587 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 0,6 sampai 1,2 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan
tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 30odan terendah -40o. Tapak pada jalur ini berbatu. Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan berupa jurang dipinggir jalur dan pohon tumbang serta ranting ranting pohon yang menghalangi jalur. Jalur 9 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 642,97 meter dan lebar rata-rata berkisar antar 0,9 samapi 1,5 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 30odan terendah -25o. Tapak pada jalur ini jalan berbatu Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan yaitu jalan berbatu yang ditutupi lumut sehingga licin. Jalur 10 – Cibeureum Jalur ini memiliki panjang total 754,14 meter dan lebar rata-rata berkisar antara 0,5 meter sampai 1,4 meter. Kondisi jalur ini berkelok-kelok, memiliki turunan dan tanjakan dengan sudut elevasi tertinggi 26odan terendah -12o. Tapak pada jalur ini berupa jalanan berbatu. Terdapat beberapa hazard yang dapat membahayakan yaitu pohon tumbang yang menghalangi jalan. n. Fasilitas Fasilitas merupakan segala sesuatu yang berupa benda maupun uang yang dapat memudahkan serta memperlancar suatu usaha tertentu. Berdasarkan situs resmi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat sepuluh fasilitas yang disediakan diantaranya kantor balai besar, cek kesehatan untuk pendakian, kebun raya cibodas, camping site, pos pendakian, penunjuk arah, pusat pendidikan konservasi bodogol, MCK, dan Canopy walk. Berikut beberapa fasilitas hasil turun lapang yang ditemui pada jalur Mandalawangi dan jalur Cibereum sebagai berikut: 1. Jalur Mandalawangi Sarana dan prasarana di kawasan Mandalawangi khususnya di jalur satu secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan pemeliharaannya Pos Jaga Pada jalur satu Mandalawangi HM 0 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu pos jaga yang berfungsi sebagai tempat untuk pembelian tiket dan pusat informasi. Kondisi fasilitas pos jaga saat ini masih dalam proses pembangunan sehingga kurangnya rasa nyaman pengunjung terhadap proses pembangunan. Gazebo Pada jalur satu Mandalawangi HM 0 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu gazebo yang berfungsi sebagai salah satu tempat yang nyaman untuk beristirahat atau sekedar duduk-duduk santai.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas gazebo masih dapat
digunakan oleh pengunjung walaupun tidak sesuai dengan fungsinya karena masih kotor dan kurang nyaman. Camping ground Pada jalur satu Mandalawangi HM 1 tepatnya di sebelah kanan dan kiri terdapat satu wilayah sarana prasarana yaitu camping ground yang berfungsi sebagai perkemahan bagi pengunjung.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut sangat bersih, nyaman dan adapula pedagang yang berjualan disekitar perkemahan. Selain itu, tenda yang dipersiapkan cukup luas dan nyaman. Jembatan terowongan HM 1 Pada jalur satu Mandalawangi HM 1 terdapat satu sarana prasarana yaitu jembatan terowongan yang berfungsi sebagai jalan melintasi sungai. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih dapat digunakan tetapi terdapat vandalisme di dalam jembatan. Papan peta situasi bumi perkemahan Mandalawangi Pada jalur satu Mandalawangi HM 1 terdapat satu sarana prasarana yaitu papan peta situasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kawasan Mandalawangi. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut sulit untuk terbaca dari jarak jauh karena informasi pada peta terlalu kecil Papan petunjuk musholla Pada jalur satu Mandalawangi HM 1 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu papan petunjuk musholla yang berfungsi untuk memberikan informasi arah lokasi tempat musholla.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut dapat terbaca dengan jelas. Papan petunjuk air terjun Rawa Gede Pada jalur satu Mandalawangi HM 2 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu papan petunjuk air terjun rawa gede yang berfungsi untuk memberikan informasi arah lokasi tempat ke air terjun Rawa Gede.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut dapat terbaca dengan jelas. Toilet Pada jalur satu Mandalawangi HM 2 tepatnya di sebalah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu toilet yang berfungsi sebagai tempat buang air besih/kecil. Berdasarkan hasil turun
lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut kotor dan tidak dapat digunakan lagi. Papan nama air terjun Rawa Gede Pada jalur satu Mandalawangi HM 5 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan nama air terjun Rawa Gede yang berfungsi untuk memberikan informasi nama air terjun tersebut. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut dapat terbaca dengan jelas. Musholla Pada jalur dua Mandalawangi HM 8 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu musholla sebagai tempat untuk beribadah.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih layak digunakan dan strategis. Papan informasi satwa Pada jalur dua Mandalawangi HM 10 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan informasi satwa yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai satwa yang ada di kawasan tersebut. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut kotor dan berdebu Toilet Pada jalur dua Mandalawangi HM 9.5 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu 12 sarana prasarana yaitu toilet yang berfungsi sebagai tempat buang air kecil/besar. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masingmasing toilet menggunakan terpal dan sempit Warung Pada jalur dua Mandalawangi HM 10.3 tepatnya di sebalah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu warung yang berfungsi untuk tempat beristirahat pengunjung.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih layak untun digunakan pengunjung beristirahat sekaligus membeli makanan atau minuman yang tersedia di warung. Toilet Pada jalur dua Mandalawangi HM 10 tepatnya di sebelah kanan terdapat delapan sarana prasarana yaitu toilet yang berfungsi sebagai tempat buang air kecil/besar.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih layak digunakan. Perahu Pada jalur dua Mandalawangi HM 11 tepatnya di sebelah kiri terdapat sarana prasarana yaitu perahu yang berfungsi untuk menikmati keindahan danau.Berdasarkan hasil turun
lapang kondisi fasilitas tersebut tidak sesuai dengan kegunaannya karena fasilitas tersebut kotor dan sudah bocor. Gazebo Pada jalur dua Mandalawangi HM 12 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu gazebo yang berfungsi untuk tempat beristirahat sejenak bagi pengunjung.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut berdebu dan kurang dirawat. Papan informasi blok danau Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan informasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai blok danau. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut baik, dapat terbaca dan berwarna. Tempat sampah Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu tempat sampah yang berfungsi untuk memudahkan para pengunjung membuang sampah.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut ukuran tempat sampahnya besar dan dapat menampung sampah yang banyak. Koperasi pegawai balai besar TNGGP Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu koperasi pegawai balai besar TNGGP yang berfungsi sebagai sarana simpan pinjam pegawai. Berdasarkan hasil turun lapag bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik dan layak digunakan Depo arsip TNGGP Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu depo arsip TNGGP yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih tertata dengan baik. Perpustakaan Pada jalur dua Mandalawangi HM 13 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu perpustakaan sebagai tempat ruang membaca.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik untuk digunakan namun tempatnya terpencil. Musholla Pada jalur dua Mandalawangi HM 14 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu musholla sebagai
tempat beribadah.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik dan terdapat alat sholat dan toilet. Kantor balai besar TNGGP Pada jalur dua Mandalawangi HM 14 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu kantor balai besar TNGGP sebagai tempat pusat informasi. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik dengan ukuran yang besar namun sedikit berdebu. Tempat sampah Pada jalur dua Mandalawangi HM 15 tepatnya di sebelah kiri terdapat atu sarana prasarana yaitu tempat sampah yang berfungsi untuk tempat memudahkan pengunjung membuang sampah.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut ukuran tempat sampahnya kecil dan kurang strategis. Gazebo Pada jalur dua Mandalawangi HM 15 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu gazebo sebagai tempat beristirahat sejenak bagi pengunjung.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut berdebu dan kurang strategis. Peta wisata Mandalawangi Pada jalur tiga Mandalawangi HM 17 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu peta wisata Mandalawangi yang berfungsi untuk menggambarkan jalur tracking seperti titik lokasi rumah pohon, rumah tradisional korea, game area, flying fox, wisma selaras, trail bike track. Berdasarkan hasil turun lapang kondisi fasilitas tersebut tulisan pada peta memudar, gambar hanya satu warna, buram, dan tidak terawat. Papan rumah hutan selaras Pada jalur tiga Mandalawangi HM 18 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan rumah hutan selaras yang berfungsi untuk menjelaskan tanda adanya objek wisata rumah hutan selaras.Berdasarkan hasil turun lapang kondisi fasilitas tersebut tidak terawatt. Rumah selaras Pada jalur tiga Mandalawangi HM 18 tepatnya di sebelah kiri terdapat lima sarana prasarana yaitu rumah selaras sebagai tempat menginap, seperti untuk LDKS (tidak untuk pengunjung). Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi
fasilitas tersebut tidak terawatt, ada beberapa kaca jendela yang pecah, dan kotor. Jembatan kayu Pada jalur tiga Mandalawangi HM 18 terdapat satu sarana prasarana yaitu jembatan kayu sebagai jalan penyeberangan.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik namun sedikit tidak terawat. Papan penyebaran babi hutan Pada jalur tiga Mandalawangi HM 20 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana papan penyebaran babi hutan yang berfungsi untuk menjelaskan tentang penyebaran manfaat, ciri-ciri penampakan babi hutan.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut sudah rusak dan hampir roboh. Papan penyebaran owa jawa Pada jalur tiga Mandalawangi HM 23 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan penyebaran owa jawa yang berfungsi untuk menjelaskan tentang penyebaran manfaat, ciri-ciri penampakan owa jawa.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut tidak sesuai dengan kegunaannya karena buram dan tidak terlalu jelas. Papan penyebaran burung tikus Pada jalur tiga Mandalawangi HM 24 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaoti papan penyebaran burung berfungsi untuk menjelaskan tentang penyebaran manfaat, ciri-ciri penampakan burung tikus.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut papan tertutup oleh semak-semak. Gazebo Pada jalur tiga Mandalawangi HM 25 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu gazebo sebagai tempat istirahat dan berkumpul sejenak.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik, terdapat bangku dan meja serta atap. Papan peringatan jurang Pada jalur tiga Mandalawangi HM 26 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yang berfungsi untuk memberikan informasi tanda bahaya.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilits tersebut masih baik namun tulisannya kurang besar. Jembatan kayu
Pada jalur tiga Mandalawangi HM 30 terdapat satu sarana prasarana yaitu jembatan kayu yang berfungsi untuk memudahkan penyeberangan.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik. Camping ground Pada jalur tiga Mandalawangi HM 31 tepatnya di sebelah kanan terdapat banyaknya tempat sarana prasarana yaitu camping groundsebagai tempat menginap dan berekreasi.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik. 2. Jalur Cibereum Papan interpretasi dan papan nama Rawa Gayonggong Pada jalur satu Cibereum HM 21,5 tepatnya di sebelah kanan terdapat satu sarana prasarana yaitu papan interpretasi yang befungsi untuk menjelaskan objek interpretasi rawa berupa flora dan fauna apa saja yang terdapat di tempat tesebut.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut kurang baik, tulisan sudah mulai memudar, dan tertutup oleh sticker serta coretan. Papan petunjuk arah Pada jalur dua Cibereum HM 23,7 tepatnya di sebelah kiri terdapat dua sarana prasarana yaitu papan petunjuk arah untuk membantu pengunjung ke tempat yang diinginkan. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik. Papan informasiCanopy Trail Pada jalur Cibereum HM 0,13 terdapat satu sarana prasarana yaitu papan informasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kapan dibangunnya canopy trail beserta kegunaannya. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut tulisan pada papan kurang terlihat karena papan ditumbuhi jamur. Pos penjaga Pada jalur Cibereum HM 1.0 terdapat satu sarana prasarana yaitu pos jaga sebagai tempat untuk mengontrol penjagaan canopy trail.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik. Papan arah informasi Pada jalur Cibereum HM 4,6 terdapat satu sarana prasarana yaitu papan arah informasi yang berfungsi untuk menujukkan arah informasi ke Curug Ciwalen. Berdasarkan hasil turun lapang tesebut bahwa kondisi fasilitas tersebut cukup baik.
Kolekasi tanaman Pada jalur Cibereum terdapat satu sarana prasarana yaitu koleksi tanam hias sebagai bahan pendidikan.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut baik dan tidak kotor. Pos istirahat 23,5 Pada jalur Cibereum HM 23, 5 tepatnya di sebeah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu pos istirahat sebagai tempat istirahat pengunjung dan digunakan pula tempat berujualan para pedagang. Berdasarkan hasil turun lapang kondisi fasilitas tersebut masih baik Papan informasi Pada jalur Cibereum HM 23,5 tepatnya di sebelah kiri terdapat tiga sarana prasarana yaitu papan informasi berfungsi untuk memberikan informasi singkat kepada pengunjung dan mengingatkan kepada pengunjung saat sedang di Kawasan TNGGP. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik. Jembatan Pada jalur Cibereum HM 24 terdapat satu sarana prasarana yaitu jembatan berfungsi sebagai akses bagi pengunjung untuk mempermudah perjalanan. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik namun sudah ada jembatan yang tidak terawat Musholla Pada jalur Cibereum HM 28 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu mushola sebagai tempat untuk beribadah. Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik dan terdapat alat sholat dan wc. WC Pada jalur Cibereum HM 28 tepatnya di sebelah kiri terdapat satu sarana prasarana yaitu WC sebagai tempat buang air/besar dan ruang ganti baju bagi pengunjung setelah bermain di area curug.Berdasarkan hasil turun lapang bahwa kondisi fasilitas tersebut masih baik.
3.2
Data Pengunjung TNGGP Data pengunjung kami dapatkan untuk meganalisis secara garis besar karakteristik pengunjung di TNGGP.Berikut 34 data pengunjung pada titik pendakian maupun Mandalawangi beserta analisisnya: a. Asal Daerah
Gambar 1 Presentase asal daerah pengunjung Data pengunjung yang sudah kami dapatkan menunjukkan bahwa pengunjung paling banyak dengan presentase 76,5% adalah pengunjung yang berasal dari Jabodetabek hal ini dikarenakan jarak tempuh dari daerah Jabodetabek ke Kota Bogor atau TNGGP terbilang dekat begitu juga Jawa Barat paling banyak kedua dengan presentase 14,7% dikarenakan jarak tempuh termasuk dekat dengan tujuan. Sedangkan, pengunjung yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Internasional merupakan pengunjung yang mempunyai pekerjaan di Jabodetabek dan sedang memanfaatkan waktu libur untuk berkunjung ke TNGGP. b. Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kelomok umur dikategorikan berdasarkan tahunresponden pengujung termuda (15 tahun) kmuian di rentangkan dengan selisih 10 tahun. Pengkategorian ini untuk mengelompokkan umur muda awal, muda intermedia, dan dewasa.
Tabel 1. Kelompok umur dan jenis kelaminpengunjung kawasan TNGGP Umur (tahun) Laki-laki Perempuan 15-25 21 5 26-35 3 1 36-45 4 Jumlah 28 6
Berdasarkan Tabel 1 di atas, pengunjung terbanyak adalah pengunjung laki-laki berusia muda (15-25 tahun).Anak muda memiliki kondisi tubuh yang lebih kuat dan bugar, sehingga mampu berkunjung ke tempat yang bermedan tinggi. Menurut Noviningtyas (2014), umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Umur berkaitan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi).Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah menurut Rosta dalam Noviningtyas (2014). Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni dan Eksanoto (2013), perempuan cenderung menderita hipertensi daripada laki-laki. Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5% perempuan mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki-laki hanya sebesar 5,8%. Dari uraian sebelumnya, dapat diketahui alasan mengapa pengunjung berjenis kelamin laki-laki yang mengunjungi kawasan TNGGP lebih dominan dibandingkan pengunjung perempuan. c. Latar Belakang Sosio-Ekonomi 1) Pendidikan
Gambar 2 Persentase pendidikan terakhir pengunjung TNGGP Dari 34 responden, dapat terlihat bahwa responden yang berpendidikan terakhir SMA/SMK sebesar 38,2%. Selanjutnya disusul oleh pengunjung berpendidikan terakhir S1 yaitu sebesar 29,4%. Berdasarkan data yang di ambil menyatakan bahwa tidak ada pengunjung dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar. Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa rata-rata pengunjung sudah berpendidikan layak dan sudah mampu memahami segala bentuk interpretasi yang akan diberikan oleh pengelola. 2) Pekerjaan
Gambar 3 Persentase pekerjaan pengunjung TNGGP Wawancara selanjutnya adalah mengenai jenis pekerjaan dari para pengunjung, setelah data dimasukkan dan kami olah menjadi suatu persentase, maka dapat terlihat bahwa 52,9 persen adalah pegawai swasta sebagai yang tertinggi. Urutan kedua adalah pelajar/mahasiswa yang memanfaatkan waktu senggangnya untuk bisa berlibur ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Adapun jenis pekerjaan lainseperti pegawai negeri, wirausaha, ibu rumah tangga maupun yang belum bekerja turut masuk kedalam persentase yang tidak terlalu besar. Data tersebut menggambarkan keberagaman pekerjaan dari responden yang hadir ke TNGGP. 3) Anggaran Berlibur
Gambar 4 Persentase angagaran berlibur pengunjung TNGGP Anggaran biaya untuk berlibur di TNGGP sedikit banyak menggambarkan kondisi ekonomi para pengunjung.Penulis yakin bahwa semakin tingkat ekonominya tinggi maka anggaran yang disiapkan untuk liburan juga tinggi. Dari hasil wawancara kami dibuktikan bahwa mayoritas pengunjung menyiapkan anggaran 250 ribu sampai 500 ribu rupiah untuk sekali berlibur yaitu dengan persentasei 76,5 persen. Diurutan kedua yaitu 500 ribu sampai 750 ribu rupiah dengan persentase 11,8 persen. Anggaran tersebut dihitung dari sejak berangkat hingga pulang dari berlibur. 4). Jenis pengunjung (pengunjung umum atau peneliti)
Dari wawancara yang telah dilakukan kepada seluruh responden, bahwa seluruhnya merupakan pengunjung umum yang tidak sedang melakukan penelitian ataupun tujuan khusus lainnya. Adapun penulis menemukan dinas kehutanan yang datang ke Mandalawangi ternyata datang untuk berwisata dan tidak sedang ada pekerjaan dari dinas. Bisa dijelaskan bahwa pengunjung yang datang ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan pengunjung umum yang murni hadir untuk berwisata, bukan untuk hal pekerjaan. Menurut Kusler (1991) menjelaskan bahwa ada 3 tipe ecotourist, yaitudo it yourself tourist, ecotourist on tour dan yang ketiga adalah school groups or scientific group. Berdasarkan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua responden yang kami wawancarai termasuk kedalam tipe do it yourself tourist yang memiliki pengertian tujuan atau pengalaman yang diperoleh sangat fleksibel atau dengan kata lain tidak terikat pada sesuatu apapun dan murni untuk berwisata. d. Pola Kunjungan dan Penggunaan Kawasan Pola Kunjungan dan Penggunaan Kawasan
Gambar 5 Persentase tujuan berkunjung Pengunjung adalah orang-orang yang datang ke suatu kawasan rekreasi dengan maksud dan tujuan tertentu. Pengunjung juga akan mempengaruhi pola kunjungan dari suatu kawasan. Pola Kunjungan dapat dilihat dari tujuan berkunjung, kapan biasanya berkunjung, aktivitas yang dilakukan, dan lainlain.Seperti yang terdapat dalam Gambar 5, sebanyak 50% responden memilih rekreasi sebagai tujuan responden berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan sebanyak 47,1% responden memiliki tujuan untuk pendakian.Hal ini tak terlepas dari objek wisata yang berada di TNGGP dan mengingat TNGGP juga merupakan jalur pendakian.
Gambar 6 Persentase jenis wisata
Dilihat dari gambar 6, jenis wisata yang paling Gambar 7 Persentase jumlah kawan pengunjung TNGGP banyak diminati adalah wisata kelompok yakni sebesar 82,4% dengan rata-rata berjumlah 5 orang (gambar 7). Dalam berwisata kelompok, pengunjung dapat menikmati alam bersama dengan teman-teman dan biasanya biaya yang dikeluarkan menjadi lebih murah.
Waktu Gambar 8 Persentase waktu unungan pengunjung kunjungan pengunjung TNGGP sebesar 85,3 % pada akhir pekan, kemudian 11,8% pada hari libur nasional, dan sisanya pada hari kerja. Akhir pekan menjadi waktu yang dipilih sebagian besar pengunjung untuk berkunjung ke TNGGP. Hal ini dapat dikarenakan pengunjung TNGGP memiliki aktivitas lain di waktu hari kerja.
Gambar 9 Persentase jenis aktivitas pengunjung D ilihat dari gambar 5, sebagian besar pengunjung melakukan aktivitas yaitu berkemah (81,8%). Sebesar 20,8% memilih jungle tracking, 14,7% memilih
Gambar 10 Persentase frekuensi kunjungan pengunjung
Gambar 11 Persentase frekuensi lama kunjungan pengunjung
piknik, dan ada juga berenang. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, TNGGP merupakan jalur pendakian dan sudah dipastikan pengunjung akan melakukan aktivitas yaitu berkemah, mengingat di TNGGP juga memiliki bukit perkemahan bernama Alun-Alun Suryakencana. Frekuensi kunjungan dapat dilihat dari seberapa sering pengunjung mengunjungi TNGGP dan seberapa lama pengunjung menghabiskan waktu di TNGGP. Gambar 6 menunjukkan sebesar 79,4% responden pernah berkunjung sebanyak 1-3 kali dan 20,6% mengunjungi TNGGP lebih dari 5 kali. Jumlah kunjungan yang cukup banyak ini menunjukkan objek wisata yang ada di TNGGP diminati oleh pengunjungnya sehingga pengunjung inginkembali berkunjung ke TNGGP. Dapat dilihat juga Gambar 7, frekuensi lama waktu kunjungan yaitu sebesar 55,9% pengunjung menghabiskan waktu di TNGGP selama lebih dari 12 jam, sebesar 41,2% selama 1-6 jam dan sisanya 7-12 jam. Frekuensi lama waktu kunjungan ini berhubungan dengan aktivitas yang dipilih pengunjung.Pengunjung yang memilih pendakian untuk tujuan kunjungannya menyebabkan perlu menghabiskan waktu lebih lama di TNGGP.
Pola Kunjungan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, Gambar 12 Persentase obek wisata pilihan pengunjung salah satunya adalah objek wisata yang ada di TNGGP itu sendiri. Sebesar 35,3% pengunjung mengunjungi Curug Cibeureum, 29,4% mengunjungi Surya Kencana, 14,7% mengunjungi Mandalawangi, 8,8% ke permandian air panas, dan sisanya
mengunjungi Canopy Trail, Taman Edelweis, dan puncak Gunung Gede.Pengunjung ternyata lebih banyak mengunjungi Curug Cibeureum.Hal ini dikarenakan waktu yang ditempuh untuk sampai ke Curug Cibeureum lebih dekat dan menarik untuk dikunjungi. e. Sarana transportasi yang digunakan pengunjung untuk aktivitas interpretasi
Gambar 13 Persentase transportasi pengunjung Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada pengunjung, sebanyak 85,3 persen pengunjung menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi untuk mengunjungi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dan sebanyak 14,7 persen pengunjung menjawab menggunakan transportasi umum. Berdasarkan hasil kuesioner, tidak ada pengunjung menggunakan sarana transportasi melalui biro perjalanan atau suatu organisasi. f. Persepsi Pengunjung 1) Motivasi Pengunjung Hal yang mendorong pengunjung untuk memilih dan mengikuti suatu program interpretasi dapat berbeda – beda atau yang biasa kita sebut dengan motivasi. Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan.Berbicara tentang motivasi berarti kita berbicara tentang dorongan.Dorongan yang membuat pengungjung datang ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango(TNGGP) ada yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar.
Dari 34 responden pengunjung TNGGP sebanyak 82.4% pengunjung Gambar 14 Persentase jenis wisata
dipengaruhi untuk datang dan melakukan kunjungan bersama kelompoknya, 8.8% didorong oleh kemauan diri sendiri, 8.8% Lainnya didorong oleh keluarga. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung datang ke TNGGP didorong oleh kelompoknya, baik yang berasal dari kampus, kantor, dan lainnya. 2) Manfaat Manfaat apa yang pengunjung dapatkan setelah mengunjungi kawasan TNGGP diyakini dapat mempengaruhi motivasi pengunjung untuk datang mengunjungi kawasan TNGGP.
Gambar 15 Manfaat setelah mengunjungi kawasan TNGGP Jawaban yang kami dapatkan adalah dari 34 responden pengunjung TNGGP sebanyak 76.5% refreshing, 38.2% kesehatan serta melatih fisik, 32.4% menjadi lebih bersyukur dan mencintai alam, 2.9% menikmati kebersamaan dengan teman, 2.9% lebihakrab dengan kelompok, 2.9% dapat mempererat silaturahmi, dan 2.9% lainnya menambanh pengetahuan. Lainnya didorong oleh keluarga. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung datang ke TNGGP dengan peraepsi mendapat manfaat berupa kesehatan serta melatih fisik mereka agar lebih fit. 3) Penilaian/pendapat pengunjung mengenai suatu program interpretasi Tiap pegunjung memiliki keinginan dan kebutuhan yang brbeda-beda tiap individunya. Poin peniliaian ini digunakan untuk menganalisis bentuk program intrepretasi apa yang dibutukan oleh pengunjung.
Gambar 16 Persentase pendapat sarana dan prasarana TNGGP Dari 34 responden pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebanyak 44.1% pengunjung yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana di TNGGP sudah baik, 41.2% cukup, 8.8% sangat baik dan sebagian kecil responden ada yang mengatakan buruk dan sangat buruk. Akan tetapi responden lebih banyak yang mengatakan sarana prasarana di TNGGP baik yaitu 44.1%, Hal ini dikarenakan hampir sebagian responden mengatakan sarana dan prasarana di TNGGP sudah baik akan tetapi masih banyak yang harus diperbaiki atau ditambah misal menambah jumlah toilet di jauhkan dari pemukiman dan lain sebagainya.
Gambar 17 Persentase kebutuhan pengunjung Dari34 responden pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebanyak 29.4% pengunjung yang mengatakan membutuhkan papan interpretasi pada jalur TNGGP agar mempermudah mencari informasi dan sebanyak 28,5% responden mengatakan membutuhkan toilet dan mushola karena letak toilet dan mushola masih jauh dan sedikit perkawasan. Akan tetapi sebagian kecil responden ada yang mengatakan memerlukan shelter, menara pengamat, toilet dijauhkan dari pemukiman, tempat sampah dan tempat permainan anak.
Gambar 18 kebutuhan interpretasi pengujung Dari 34 responden pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrago (TNGGP) sebanyak 76,5% pengunjung mengatakan program interpretasi yang diinginkan adalah rambu interpretasi, 17.6% pengunjung membutuhkan leaflet, 20.6% pengunjung membutuhkan interpreter yang memandu hanya pada tempat pemberhentian, dan sebanyak 11.8% pengunjung membutuhkan interpreter yang memandu sepanjang jalan. Hal ini membuktin bahwa program interpretasi yang paling banyak diinginkan pengunjung yaitu rambu interpretasi yaitu sebanayak 76,5% pengunjung yang bertujuan mempermudah pengunjung memperoleh informasi dalam melakukan perjalan di TNGGP.
Gambar 19 kelengkapan daya tarik pengunjung Berdasarkan 34 responden pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebanyak 52.9% pengunjung mengatakan kelengkapan yang diinginkan dalam menikmati data tarik wisata TNGGP adalah buku panduan/booklet, sebanyak 23.5% menginginkan leafllet, 8.8% menginginkan pemutaran slide film tentang kawasan secara keseluruhan dan sebagin kecil pengunjung mengingikan plang untuk penjelasan gunung, website,HT serta ada beberapa pengunjung yang mengatakan sudah cukup dan tidak ada yang diinginkan 4) Harapan Pengunjung Berdasarkan 34 responden pengunjung harapan dari setiap pengunjung berbeda-beda yaitu ada yang mengatakan cari referensi dari luar negeri, permudah track track, tambahkan toliet dan tempat sampah, adakan buku tamu untuk semua pengunjug, perbaiki jembatan, tambahkan toilet, saranan dan prasarana di pos
kesehatan, perbaiki layanan pemriksaan kesehatan, tambahkan tempat sampah, jaga kebersihan dan dijauhkan dari keramaian jaga kebersihan dan jembatan diperbaiki, sarana dan prasarana lebih diperbanyak seperti toilet mushola, menjaga kebersihan, penambahan toilet, fasilitas dijaga, tutup jalur ilegal, turunkan harga tiket masuk, kebersihan dijaga, tambahkan ada wahana permainan seperti flyng fox, perbanyak tempat sampah, jaga kerbrsihan air, danau dan perbanyak toilet, toilet tidak usah bayar, perbanyak petunjuk interpretasi, shelter , toilet dan tempat sampah, jaga kelestarian tempat sampah diperbanyak disekitar shelter, pasang papan petunjuk jaga kebersihan, jaga kebersihan, jangan coret-coret plan, jaga kebersihan tolet dan lingkungan, bershkan campside dan tambhakan rambu petunjuk arah, kurangi ilegal tracking dan calo, mempermudah track, cukup, perbaiki sarana dan prasarana, ada mushola disetiap track dan toilet dibersihkan, ada alat pengaman seperti tali , ada pos disetiap pos dan mushola dibersihkan,ada papan interpretasi dititik yang strategis. Dari berbagai macam harapan setiap pengunjung hampir setiap pengunjung mengatakan harapannya tentang perbanyak jumlah toilet, mushola,tampat sampah dan jaga kebersihan. g.
Orientasi Kebutuhan Kunjungan Kebutuhan manusia banyak dan beraneka ragam, bahkan tidak hanya beraneka ragam tetapi bertambah terus tidak ada habisnya sejalan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolgi (Rochmawan dalam Gunawijaya, 2017).Seseorang dapat mengorientasikan kebutuhannya sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), orientasi merupakan pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan. Kecenderungan kebutuhan seseorang dapat ditentukan dalam aktivitas yang sedang dilakukan seperti pada saat belajar, bekerja, dan lainnya termasuk dalam melakukan wisata alam. Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan Mandalawangi, orientasi kebutuhan pengunjung dibagi menjadi tiga bagian yaitu pra-kunjungan, kunjungan, dan pasca-kunjungan.Pada pra-kunjungan, pengunjung perlu menentukan tujuan dan mengumpulkan informasi mengenai kawasa wisata TNGGP serta akomodasi atau sarana transportasi untuk menuju ke TNGGP.Dalam melakukan kunjungan, pengunjung membutuhkan fasilitas seperti papan interpretasi dan shelter agar mempermudah selama melakukan aktivitas wisata di kawasan TNGGP.Pada pasca-kunjungan, pengunjung telah melakukan aktivitas wisata di kawasan tersebut dan dapat memberikan penilaian pada seluruh aspek Taman Nasional serta menjadi lebih sehat dan menyegarkan pikiran.Selain itu, pengunjung juga dapat memberi saran atau evaluasi terhadap kawasan Taman Nasional seperti memberikan spot tempat pembuangan sampah dan membetulkan jembatan yang rusak. 4. Program Interpretasi
Saat ini pihak TNGGP sudah melaksanakan program interpretasi seperti pengenalan sumber air, flora, dan potensi wisata lainnya.Pihak TNGGP juga menyesuaikan request dari pengunjung yang membutuhkan interpreter untuk menjadi pengarah wisata. Misalnya saja rombongan pengunjung SD, pihak TNGGP mengadakan program interpretasi seperti pengenalan sumber-sumber air. Tidak hanya itu ada juga pengunjung TNI atau POLRI yang biasanya datang untuk mengadakan acara gathering atau outbound, sampai saat ini pihak TNGGP masih menerima request pengunjung karena belum adanya program interpretasi secara tetap 4. 4.1
Program Interpretasi (Mandalawangi) Sekarang a. Pusat Pengunjung Pusat pengunjung ada dua areayaitu area pusat informasidan area parkir.Pusat informasi menjadi pusat pengunjung karena segala informasi mengenai wilayah Mandalawangi tersedia di area ini.Area ini juga didukung dengan adanya pos (ticketing),warung, tempat parkir dantulisan Mandalawangi.Pengunjung biasanya berhenti di area sekitaran pusat informasi walaupun lokasi tersebut bukan menjadi tempat khusus pemberhentian (lahan parkir). b.
Tempat pemberhentian Pengunjung Mandalawangi biasanya berhenti di area sekitaran pusat informasi yaitu lahan parkir.
c.
Tanda-tanda interpretasi Adanya pengenalan yang dilakukan pihak Mandalawangi seperti papan interpretasi, audio visual (di Balai), dan pemberian nama flora. Terdapat beberapa papan interpretasi contohnya pengenalan nama flora. Biasanya pengunjung yang datang tidak hanya sekedar camping saja melainkan untuk keliling wilayah Mandalawangi.
d.
Peralatan pelayanan sendiri Sementara : Poster tumbuhan, satwa, sumber air Permanen : Papan interpretasi
e.
Pelayanan personal Terdapat kurang lebih 3 orang yang bertugas untuk melayani pengunjung, mereka adalah pegawai lapang yang tugasnya adalah mengawasi dan sebagaiinterpreteryang
menunjukkan track menuju kawasan Mandalawangi.Sebagian dari petugas tersebut adalah warga lokal/masyarakat sekitar kawasan Mandalawangi.Sam Ham (1992) juga mengatakan bahwa interpretasi berarti komunikasi yang dipergunakan dalam kegiatan rekreasi dengan bentuk program pendidikan di taman rekreasi. Pengunjung dapat memulai perjalanannya dari pusat informasi hingga area yang lebih tinggi.Pengunjung dapat berjalan-jalan di sekitar kawasan hutan maupun mendaki ke daerah yang lebih tinggi. Wisata yang ditawarkan oleh pengelola ialah wisata camping ground, curug, rumah korea, f.
Jalan kaki, mendaki, dan wisata Pengunjung dapat memulai perjalanannya dari pusat informasi hingga area yang lebih tinggi. Pengunjung dapat berjalan-jalan menuju camping ground, rumah korea, dan curug.
g.
Penugasan di tempat aslinya Tidak terdapat pengunjung yang mendapat tugas dari tempat aslinya Penugasan diluar tempat aslinya Tidak terdapat pengunjung yang mendapat tugas dari luar tempat aslinya
h.
i.
Demonstrasi Tidak ada demonstrasi yang dilakukan
j.
Panggung terbuka dan program api unggun Tidak disediakan panggung terbuka dan tidak ada pula program api unggun. Namun pengunjung diperbolehkan untuk menyalakan api unggun asalkan tidak mengambil kayu dari wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
k.
Fasilitas audiovisual Adanya fasilitas ini disediakan di Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
l.
Publikasi untuk pengunjung Wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah terdeteksi di Google maps selain itu publikasi juga dilakukan melalui website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, melalui sosial media, serta penyebaran stiker. Terdapat satu petugas khusus yang bertugas menyebarkan informasi kepada calon
pengunjung (sebagai Contact Person) disetiap bahan publikasi yang ada. m.
Perpustakaan Adanya perpustakaan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, masyarakat umum boleh datang ke perpustakaan umum di waktu kerja yaitu Senin-Jum’at.
n.
Taman koleksi Tidak terdapat taman koleksi di kawasan wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
4.2
Perencanaan fasilitas dan aktivitas Adanya rencana fasilitas yang akan dibangun seperti jalur, taman anggrek, lapangan golf, dan jalan setapak untuk terapi dari batu kerikil.Tidak hanya itu, adanya keinginan untuk mengembangkan potensi wisata seperti panahan, enggrang dan galeri anggrek.Fasilitas yang ingin dikembangkan adalah jalur menuju pusat wisata karena selama ini jalan yang digunakan sedikit berbahaya. Untuk pengembangan jalur sedang dalam proses penyelesaian, namun untuk rencana lain masih mengalami kendala dibagian keuangan karena proposal yang diajukan masih menunggu tahap konfirmasi dari dinas yang bersangkutan. Hal tersebut merupakan pengajuan dari petugas lapang yang bersangkutan. 4.3 Manajemen fasilitas dan aktivitas Fasilitas rutin dirawat oleh para petugas dengan cara melakukan kontrol setiap harinya. Petugas sangat memperhatikan kenyamanan pengunjung dengan membersihkan fasilitas secara rutin, mengecek keamanan, dan memberikan informasi seputar cuaca.Namun masih minimnya jumlah petugas yang ada menjadi salah satu kendala dalam perawatan fasilitas yang ada. Program Interpretasi (Pendakian) 4.1 Sekarang a. Pusat Pengunjung Pusat pengunjung ada satu areayaitu area pusat informasi yaitu Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).Pusat informasi menjadi pusat pengunjung karena segala informasi mengenai wilayah TNGGP tersedia di area ini.Area ini juga didukung dengan adanya balai, pos (ticketing), musholla, toilet, tempat parkir dantulisan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Pengunjung biasanya berhenti di area sekitaran pusat informasi walaupun lokasi tersebut bukan menjadi tempat khusus pemberhentian (lahan parkir).
b.
Tempat pemberhentian Pengunjung biasanya berhenti di area sekitaran pusat informasi yaitu lahan parkir.
c.
Tanda-tanda interpretasi Adanya pengenalan yang dilakukanseperti papan interpretasi, audio visual (di Balai), dan pemberian nama flora. Terdapat beberapa papan interpretasi contohnya pengenalan nama flora. Biasanya pengunjung yang datang tidak hanya sekedar mendaki saja melainkan untuk keliling wilayah TNGGP.
d.
Peralatan pelayanan sendiri Sementara : Poster tumbuhan, satwa, sumber air Permanen : Papan interpretasi
e.
Pelayanan personal Terdapat kurang lebih 4 orang yang bertugas untuk melayani pengunjung, mereka adalah pegawai lapang yang tugasnya adalah mengawasi dan sebagai interpreteryang menunjukkan track menuju kawasan Gunung Gede Pangrango.Sebagian dari petugas tersebut adalah warga lokal/masyarakat sekitar kawasanTaman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jumlah petugas dapat berubah mengikuti permintaan pengunjung. Biasanya adanya penambahan petugas saat musim libur dikarenakan banyak yang melakukan pendakian.
f.
Jalan kaki, mendaki, dan wisata Pengunjung dapat memulai perjalanannya dari pusat informasi hingga area yang lebih tinggi. Pengunjung dapat berjalan-jalan menuju camping ground,curug, dan gunung Pangrango. Awalnya para pendaki wajib mengikuti tes kesehatan dari pihak TNGGP.
g.
Fasilitas audiovisual Adanya fasilitas audivisual mengenai sejarah TNGGP yang disediakan di Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
h.
Publikasi untuk pengunjung Wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah terdeteksi di Google maps selain itu publikasi juga dilakukan melalui website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, melalui
sosial media, serta penyebaran stiker. Terdapat satu petugas khusus yang bertugas menyebarkan informasi kepada calon pengunjung (sebagai Contact Person) disetiap bahan publikasi yang ada. i.
Perpustakaan Adanya perpustakaan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, masyarakat umum boleh datang ke perpustakaan umum di waktu kerja yaitu Senin-Jum’at.
4.2
Perencanaan fasilitas dan aktivitas Adanya rencana fasilitas yang akan dibangun seperti perbaikan jalur. Fasilitas yang ingin dikembangkan adalah jalur menuju pusat wisata karena selama ini jalan yang digunakan sedikit berbahaya.
4.3
Manajemen fasilitas dan aktivitas Perawatan rutin fasilitas oleh para petugas dengan cara melakukan kontrol setiap harinya. Petugas sangat memperhatikan kenyamanan pengunjung dengan membersihkan fasilitas secara rutin, mengecek keamanan, dan memberikan informasi seputar cuaca.Namun masih minimnya jumlah petugas yang ada menjadi salah satu kendala dalam perawatan fasilitas yang ada.
5. Isi dan Program Perencanaan Berdasarkan data program yang tersedia, fasilitasdan program yang tersedia di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah medukung kegiatan pengunjung. Pusat layanan pengunjung sudah tersedia, seperti pos jaga, ticketing, dan layanan informasi. Tetapi fasilitas audiovisual di rumah korea perlu ditambahkan karena hanya tersedia di lantai dua. Untuk fasilitas seperti MCK, musholla, arena parkir, dan pusat informasi sudah cukup memadai dan pengelola belum berencana untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas tersebut.Namun, pengelola memiliki rencana dalam pengembangan wisata dengan membangun fasilitasfasilitas baru. Secara lebih jelas, berikut adalah isi dan program perencanaan yang dikembangkan pengelola: 5.1 5.1.2 a)
Resort Mandalawangi
Pelayanan personal Meja informasi pada pusat pengunjung Tidak ada perencanaan yang akan dilakukan oleh pengelola b) Pengadaan sarana untuk jalan kaki
Saat ini sedang ada perbaikan walking track di Resort Mandalawangi.Walking track diperbaiki dan dibuat dengan menambahkan kerikil supaya tidak terlalu licin. c) Pengadaan sarana wisata Fasilitas yang masih dalam tahap pembangunan lapangan golf mini, kantin, dan kolam renang.Pembangunan di kawasan TNGGP ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing wisata Resort Mandalawangi. 5.1.3
Fasilitas audiovisual Saat ini sedang direncanakan pembuatan home theater di Galeri Rumah Korea di Resort Mandalawangi, hal ini bertujuan supaya unsur penguatan budaya Korea yang terdapat disana dapat semakin bagus dan dapat dinikmati pengunjung. 5.1.4 Program-program lain Saat ini pihak pengelola resort Mandalawangi sedang merencanakan program interpretasi berupa taman anggrek. Taman aggrek ini nantinya dijadikan sebagaiobyek interpretasi bagi pengunjung oleh interpreter. Kegiatan Interpretasi dapat dilakukan dengan mengunjungi habitat anggrek, menelusuri persebaran anggrek dan melihat budidaya anggrek(keterkaitan anggrek dengan ekosistem) sembari mendengarkan interpretasi dari intrepeter. Pengunjung juga dapat mengintepretasikan anggrek secara langsung dan merasakan kesan tersendiri setelah melakukan program Interpretasi. 5.2 Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 5.2.2 Pelayanan personal a) Meja informasi pada pusat pengunjung Tidak ada perencanaan yang akan dilakukan oleh pengelola b) Pengadaan sarana untuk jalan kaki Pengelola sedang membangun walking track di kawasan TNGGP c) Pengadaan sarana wisata Pengelola merencanakan untuk memperbaiki sarana dan prasarana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango seperti: Fasilitas walking track. Pengelola berencana untuk membangun sebuah sarana untuk pejalan kaki dengan material batu kerikil agar pengunjung dapat menikmatinya sebagai sarana untuk terapi kesehatan. Fasilitas lapangan golf mini. Lapangan tersebut berenncana untuk dibangun agar pengunjung dapat menikmati olahraga golf dan sebagai daya saing wisata. 6. Studi yang Mendukung Program Intepretasi
Sesuai dengan yang dipaparkan oleh pengelola kawasan wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, bahwa program interpretasi yang ada sebenarnya disesuaikan dengan permintaan atau keinginan pengunjung itu sendiri, contohnya : program interpretasi yang diberikan untuk anak SD mengenai berupa program air bersih yang dikemas dengan games-games yang menarik, ada juga program interpretasi untuk para polisi serta TNI berupa jambore. Adanya program tersebut merupakan usaha untuk pengembangan wisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, khususnya di Mandalawangi. Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sendiri belum terdapat studi yang mendukung program interpretasi. Hanya terdapat interpreter yang akan memberikan segala informasi mengenai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango itu sendiri. Salah satu ide yang ditawarkan oleh pengeloal Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sendiri adalah penyebarluasan informasi secara aktif kepada masyarakat lebih luas serta menjalin komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat.Bahkan dapat dikembangkan bukan sekedar informasi tetapi juga “interpretasi”. Dalam program interpretasi, masyarakat tidak hanya diberi informasi mengenai keberadaan Taman Nasional, tujuan serta upaya konservasi yang dilakukan, tetapi lebih jauh mereka diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan konservasi dan kegiatan pengelolaan tersebut, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Para interpreter di TNGGP dilatih terlebih dahulu agar dapat menjelaskan berbagai macam flora maupun fauna serta kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango secara detail dan rinci. Karena dari pihak pengelola TNGGP sendiri yang masih menyesuaikan program interpretasi yang ada dengan keinginan pengunjung yang datang, maka pengelola TNGGP pun masih belum mengoptimalkan program apa yang memang ada di TNGGP itu sendiri. Namun menurut pengelola TNGGP sendiri, akan menambahkan taman anggrek yang ada di Mandalawangi. Hal tersebut bisa menjadi acuan untuk mengembangkan program interpretasi yang ada di kawasan Taman Nasioan Gunung Gede Pangrango yang dibuat dalam bentuk papan informasi mengenai macam-macam bunga anggrek, atau asal mula bunga anggrek. 7. PeningkatanKeahlian Staff 7.1 Saat ini Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki sejumlah staff. Tidak hanya staff yang terdata secara struktur, tetapi memiliki staff yang direkrut secara langsung khususnya dari masyarakat sekitar TNGGP sebagai upaya kerjasama antara TNGGP dengan masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab sosial oleh pihak pengelola. Terdapat dua divisi yang memiliki fungsi yang berbeda, divisi MMP atau Masyarakat Mitra Polhut yang berfungsi sebagai pendukung polisi hutan di TNGGP yang berjumlah 10 orang serta
Montana Volunteer yang bertugas sebagai pemandu wisata, interpreter dan lainnya yang berjumlah 60 orang, tetapiyang aktif hanya sekitar 15 orang. Program peningkatan keahlian staff seperti pelatihan pengelolaan taman nasional, komunikasi dalam interpretasi, analisis ekologi, interpretasi dan etika dalam melakukan pelayanan dilakukan sebagai peningkatan kapasitas diri, khususnya bagi MMPdan Montana Voluteer. Umumnya pelatihan dilakukan secara langsung oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK serta dari Dinas Pariwisata. Program pelatihan dilakukan sebanyak dua sampai empat kali setiap tahun sesuai dengan kebutuhan dan anggaran pada periode tersebut. Menurut Sudrajat (2016) berdasarkan hasil analisisnya menggunakan Strategi Weaknessess – Opportunities (W-O): Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) Pengelola Program Ekowisata di Resort Mandalawangi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di antaranya adalah: a. Melakukan pelatihan kepada SDM Pengelola Program Ekowisata tentang pembentukan watak dan karakter, keterampilan manajemen kawasan, keterampilan pemandu dan interpreter, manajemen risiko, teknik survival. b. Pembuatan dan pelaksanaan SOP tentang pelayanan terhadap pengunjung termasuk SOP penanggulangan kecelakaan dan keselamatan pengunjung. c. Melakukan penilaian kinerja pegawai melalui evaluasi terhadap hasil kerja, pelayanan dan dampak yang terjadi terhadap kelestarian kawasan serta kenyamanandankeamananpengunjung. 7.2 Rencana Peningkatan Keahlian Selanjutnya Untuk rencana peningkatan keahlian staff pada masa yang akan datang belum direncanakan. Hal tersebut disebabkan kapasitas yang dimiliki staff masih mumpuni dan berkompetensi serta masih diperhitungkannya anggaran untuk periode selanjutnya. 8. Perkiraan Harga Untuk Rencana Program Sebagai Suatu Tindak Lanjut Dari Fasilitas Dan Aktivitas Pada perencanaan program diperlukan suatu tindak lanjut dari fasilitas dan aktivitas dengan membuat perkiraan harga atas program tersebut. Perencanaan harga akan lebih fokus untuk pengalokasian dana perbaikan serta pemeliharaan pada fasilitas yang sudah tersedias eperti, tempat sampah, MCK, Mushola, dan area parkir. Walaupun dari pengelola sendiri memiliki alasan atas terbatasnya keempat aspekt ersebut guna menjaga kelestarian dan keasrian Taman Nasional GunungGede Pangrango. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memberikan pelayanan untuk pengunjung berupa jalur pendakian, perkemahan serta rekreasi alam. Harga tiket masuk dibedakan menjadi tiga jenis pengunjung yaitu umum, pelajar dan mancanegara. Perbedaan harga juga terdapat antara hari kerja dan hari libur.
Adapun syarat minimal sebuah kelompok rombongan pelajar yaitu sejumlah sepuluh orang dengan menunjukan kartu pelajarnya. Berdasarkan tindak lanjut dari fasilitas dan aktifitas pada poin 5, maka perencanaan harga akan lebih di alokasikan sebagai dana untuk perbaikan fasilitas yang sudah ada. Tiket dibagi menjadi dua jenis yaitu tiket masuk untuk perorangan, kemah, dan kendaraan. Tiket perorangan untuk hari biasa Rp. 16.000 dan weekend yaitu Rp 18.500. Untuk tiket berkemah, dikenakan biaya Rp 24.000/malam/orang di hari biasa dan Rp. 29.000 untuk weekend. Harga tiket parkir sendiri sebesar Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Biasanya untuk yang berkemah dikenai biaya tambahan untuk parkir tergantung pekerja parkir disana. Adapun biaya untuk pendakian adalah sebagai berikut: 1. Tiket domestik hari biasa Rp 27.500/orang dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam 2. Tiket domestik hari libur Rp 32.500/orang dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam 3. Tiket domestik khusus pelajar Rp 16.000 dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam. Minimal harus 10 orang per kelompok atau group. 4. Tiket mancanegara hari biasa Rp 157.500/orang dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam 5. Tiket mancanegara hari libur Rp 232.500/orang dengan lama waktu pendakian 2 hari 1 malam 9. Peta Lokasi
DAFTAR PUSTAKA Berakhirnya TII pada Masa Kartosuwiryo. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia pada:http://eprints.uny.ac.id/22985/6/6..%20BAB%20V.pdf Gunawijaya R. 2017. Kebutuhan manusi dalam pandangan ekonomi kapitalis dan ekonomi islam. Jurnal Almaslahah: Vol. 13 (no. 1). [diakses pada 6 oktober 2018]. Dapat diunduh pada: https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/Almaslahah/article/.../49... [KBBI] Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Pengertian Orientasi. [diakses pada 6 oktober 2018]. Dapat diunduh pada https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/orientasi Muntasib EK, Rachmawati E, Mulyani YA, Sunkar A , Meilani R. 2014. Interpretasi Alam. Bogor (ID): IPB Press. 85 hal. Novitaningtyas T. 2014. Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis kelamin, tingkat pendidikan) dan aktivitas fosok dengan tekanan dadah pada lanska di keluruhan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta Trimarsito BH. 2010. Kinerja PengamananTaman NasionlaBerbasis Resort (Kasus Taman Nasional Betung Kerihun, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Alas Purwo) [tesis]. Bogor(ID): InstitutPertanian Bogor. https://www.gedepangrango.org/ Sipayung LA, Purwanti F, Hutabarat S. 2017. Perencanaan program interpretasi lingkungan dalam pengelolaan wisata di maroon mangrove edu park semarang. Journal of Maquares [Internet]. [Diunduh pada 2018 Okt 6]. Vol 6(3): 255-263 tersedia pada: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/maquares/article/view/20584/193 65. Sudrajat I, Sunarminto T, Nitibaskara TU. 2016. Pengembangan program ekowisata di Resort Mandalawangi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kabupaten Cianjur Jawa Barat [jurnal]. Media Konservasi. 21(3): 295-303. Dapat diunduh di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/konservasi/article/view/16419 http://wisatacibodas.com/bumi-perkemahan-mandalawangi-campingground-cibodas/ Wahyuni., dan Eksanoto, D. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Jagalan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pucang Sawit Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia. 1 (1) : 79-85
LAMPIRAN FLORA TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok Tanggal Jalur H M.
Titik HM ke
0
0.2-0.3
:9 : 22 September 2018 : TNGGP 1 (HM 0-8) Jenis (nama lokal dan ilmiah)
Ciri Morfologi
Rasamala (Altingia excelsa)
Tingginya ratarata mencapai 40-60 m. Tinggi bebas cabangnya sekitar 20-35 m. Kulit kayu Rasamala bertekstur halus dan berwarna abu-abu. Sementara kayunya berwarna
Keunikan dan kekhasan
Pohon Rasamala yang masih muda memiliki tajuk rapat dan berbentuk seperti pyramid. Bentuk ini kemudian berangsur membulat seiring bertambahnya
Pemanfaatan bagian
Batang Buah Getah
manfaat
cara pemanfaatan
Biasa dipakai untuk tiang dan balok rumah dan jembaran.
Benih diekstraksi dengan melakukan penjemuran selama 2 hari. Atau bisa juga dengan menggunakan pengering benih dengan suhu 38-42 C selama 20 jam.
konstruksi serta bantalan penyangga rel kereta api. Tonikum
Penyebaran
Hampir ditemukan di sepanjang jalur
1
1.1
Saninten (Castanopsis argentea)
merah.
umur. Rasamala adalah pohon yang selalu hijau. Pohon ini bisa mencapai diameter hingga 80-150 cm.
kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecahpecah dengan permukaan batang tidak rata. Terdapat alur-alur memanjang pada batang yang tak lain adalah garis empulur yang menonjol
Buahnya bertangkai seperti buah rambutan, berkelompok dan kulit
Biji dan batang kayu
Biji biasanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau digunakan sebagai pencampur kue dan coklat
Batang kayu saninten digunakan untuk bangunan perumahan dan
Bijinya direbus atau dibakar, buahnya dimakan,
ditemukan di beberapa HM
keluar.
jembatan, papan, tiang dan rusuk
buah ditutupi oleh duri yang tumbuh berkelompok, ramping, tajam, dan berkayu.
TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur H M.
Titik HM ke
1
1.2
:9 : 22 September 2018 : TNGGP 1 (HM 0-8) Jenis (nama lokal dan ilmiah) Paku Tiang (Cyathea constamman)
Ciri Morfologi
batang yang tumbuh tegak
Keunikan dan kekhasan Bentuknya khusus, hampir menyerupai pohon kelapa sehingga
Pemanfaatan bagian
Batang Daun
manfaat
Bahan patung, tiang-tiang dekorasi rumah mewah atau hotel-hotel, vas bunga, maupun sebagai media
Penyebaran
Cara pemanfaatan
Pengolahan industri, untuk daunnya dapat dimasak
Kadangkadang berkelompok dan banyak dijumpai pada lereng-lereng pegunungan
mudah dibedakan dengan jenis paku yang lainnya
2
2.2
Pandan Duri (Pandanus tectorius)
daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki serabut yang menopang tumbuhan ini
serat
tanam anggrek. Daun yang masih menggulung digunakan sebagai bahan sayur. Daun
yang Batang panjang dan kuat
Daunnya penghasil bahan anyam-anyaman, tikar pandan, tas, atau bahan pembungkus
baik yang terbuka maupun tempat-tempat yang terlindung.
Ditemukan di beberapa HM
2
2
2.4
2.8
Pohon Induk Rasamala (Altingia excelsa)
Batang dan akarnya sangat besar, lebih besar dari pohon rasamala pada umunya.
Bisa mencapai lebih dari 60 meter
Batang
Babadotan (Ageratum conyzoides)
Tanaman dengan bunga kecil berwarna putih keunguan dan banyak
batang gilig dan berambut jarang, sering bercabangcabang, dengan satu atau banyak kuntum bunga majemuk yang terletak di ujung,
Semua bagian
Ditemukan di beberapa HM
Buah Getah
Menghentikan pendarahan luka, maag, panas dalam, sakit tenggorokan, obat maag
Menumbuk bandotan dan dicampur dengan minyak goreng, dan dipergunakan untuk obat luar saja. (luka) Semua bagian Ditumbuk untuk luka luar(obat maag) semua bagian digodog, lalu diminum airnya
Hampir ditemukan disetiap HM
5
5.2
5.3
Bubuay/Rotan Badak (Plectocomia elongata)
Panggang Rante (Braciopsis glomerulata)
Rotan berukuran besar, tunggal atau merumpun. Pelepah daun berwarna hijau, dengan banyak duri horizontal atau tersusun seperti sisir miring (roset). Permukaan atas anak daun hijau dan bagian bawahnya keputihan.
semak besar atau pohon kecil dengan duri pada batang, daun palem dengan 5–7 selebaran, lumut, dan bunga di kepala glomerulus.
Getah, Buah, malai bunga, rotan
Getah untuk mengobati luka dan untuk mengatasi demam.
Getahnya diminum atau digosokkan di badan Pemanfaatan rotan untuk mebel dengan cara pengolahan industri
Ditemukan hanya di beberapa HM saja
Buahnya dapat dimakan Malai bunganya dimanfaatkan untuk menghias gapura Rotannya digunakan untuk mebel Buah
Buahnya untuk obat batuk, disentri, dan demam
Tunggal
6
6.3
Jamur Jengger Ayam
Berwarna orange
warna yang menarik (glowing)
Seluruh bagian jamur
makanan hewan
langsung dikonsumsi
Tunggal dan tidak mengumpul
TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok Tanggal Jalur H M.
Titik HM ke
1
:4 : 22 September 2018 : TNGGP (Ciwalen) Jenis (nama lokal dan ilmiah)
Di meter Cangkuang ke 2 (Fandanus furcatus Farm Jarak 50 Pandanaceae) cm
Ciri Morfologi
Daun panjang berduri, batang berdiameter sekitar 5 cm
Keunikan dan kekhasan
Pemanfaatan bagian
Daun tumbuh Daun berkumpul di beberapa titik batang
manfaat
Tikar
Penyebaran
cara pemanfaatan
Bersihkan duri pada Tersebar daun, belah daun menjadi cukup luas di beberapa bagian sesuai meter ke 2 kebutuhan, keringkan dan luruskan, anyam daun tersebut menjadi tikar
1
Di meter Bingbin ke 5 (Pinanga coronata Fam Jarak 50 Arecaceae) cm
1,3 Di meter Kijiwo ke 1 (Euchresta horsfieldii) Jarak 250cm
2
Di meter Honje ke 5 (Nicolala solaris) Jarak 50 cm
Daun rimbun, Menyerupai tidak pohon bambu bercabang, batang berbuku-buku
Batang
Kayu bakar
Pilih batang yang sudah mati atau kering (jika lembab, keringkan), potong dan belah menjadi berukuran kecil, susun, dan nyalakan api
Batang panjang, daun berwarna hijau, berukuran kecil, melebar dan menyirip, beranting
Akar
Penawar bisa
Biji
Obat TBC
Dikunyah, airnya ditelan Terdapat dan ampasnya dibalurkan beberapa ke luka bekas gigitan pohon di sekitar titik Ditumbuk, seduh dengan lokasi air hangat penemuan
Beranting banyak menyebar sepanjang batang
di
Daun menirip Bentuk daun Batang berukuran yang besar besar dan menyirip, tidak Rimpang bercabang
Sambal
Obat batuk
Terdapat beberapa pohon di sekitar titik lokasi penemuan
Kupas batang, ambil Beberapa bagian lunaknya, masak tersebar di sekitar titik Direbus, minum air lokasi rebusannya penemuan
2
Di meter Hariang ke11 (Begonia robusta) Jarak 40 cm
Pendek, daun Bentuk dan Batang berbulu, warna daun pinggiran daun yang unik sedikit merah berbentuk menyerupai hati dan sedikit meruncing di beberapa bagian
Obat dalam
2,1
Di meter Riung Anak ke 8 (Castanopsis acuminatissim Jarak a) 270 cm
Daun kecil Tumbuh di Daun berbulu sekitar akar menjari, pohon besar berbatang kecil.
Obat
panas Bersihkan, dimakan
Rebus
langsung Tersebar di sekitar titik lokasi penemuan
Zona Pemanfaatan
2,1
Di meter Nona ke 9,8 Leuwung (Polyalthia Jarak Sabcordata) 110 cm
Batang Kurus, memiliki bintik-bintik warna putih, daun sejajar
Di analogikan Daun seperti nona “gadis” yang langsing
Obat
Direbus
Zona Pemanfaatan
3,6
Di meter Riung anak ke 2 jarak 50 (Castanopsis acuminatissim cm a)
Daun kecil Tumbuh di Daun berbulu seitar akar menjari, pohon besar berbatang kecil
Obat
Rebus
Zona pemanfaatan
3,6
Di meter Babakoan ke 14 (Eupathorium Jarak 80 Sordidum) cm
Bunga berwarna ungu, daun lebar berbulu, menyirip batang lunak (tidak memiliki cambium) dan berbulu
Tumbuhan termasuk ke dalam IAS adalah jenisjenis tumbuhan maupun hewan asing yang berkembang dan menyebar di luar habitat aslinya yang
Zona Sub Montana sepanjang jalur ke HM 4 sekian
menginvasi ekosistem
TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur HM.
:4 : 22 September 2018 : TNGGP (Curug Ciwalen)
Titik HM ke
0,3
Jenis (nama lokal dan ilmiah)
Di meter Rasamala ke 2 m (Altingia Jarak 1m excelsa)
Ciri Morfologi
Diameter pohon 80-150 cm Daunnya berbentuk lonjongmemiliki bentuk khas yaitu bergerigi halus. Bunga berkelamin satu. dan berkumpul menyerupai kepala
Keunikan dan kekhasan
Pemanfaatan bagian
yang Daun dapat tumbuh sangat tinggi, mencapai 40 Kayu hingga 60 meter . pohon hutan
manfaat
Penyebaran
cara pemanfaatan
Obat sakit perut, Direbus atau Sepanjang lalapan dimakan mentah Jalur jembatan, Kayu dipotong lantai,hingga per sesuai kebutuhan ahu dan keringkan campuran pengharum
ruangan
Mengahsilkan damar yang berbau harum
2,1
Di meter ke 9,8m, Jarak 160 cm
Nona Leuwung (Polyalthia Sabcordata)
Batang Kurus, memiliki Di analogikan Daun bintik-bintik warna seperti nona putih, daun sejajar “gadis” yang langsing
Obat
Direbus
Zona Pemanfaatan
2,1
Di meter ke 10m , Jarak 68 cm
Riung Anak Daun kecil berbulu Tumbuh di sekitar Daun (Castanopsis menjari, berbatang akar pohon besar acuminatissi kecil. ma)
Obat
Rebus
Zona Pemanfaatan
3,6
Di meter Kondang/Go Daun tersebar, bulat ke 9,8m ndang (Ficus telur,pertulangan Jarak 65 Variegata) menyirip dan hijau. cm Batang bulat, bercabang, permukaan kasar, dan hijau kotor
Anti Racun
Direbus Direbus/dikunyah (rasanya manis) dapat menghentikan murus darah.
Akar , tunggang
Tidak dapat Akar diketahui bahwa pohon tersebut Kulit termasukPohon Kondang atau bukan, sebelum pohon tersebut berbunga dan berbuah dengan deanalisis dari
Obat
Tersebar di Asia tenggara pada ketinggian 100-500 M Dpl. Di Tn. Gede terdapat Buah direbus dan di Zona Dub disaring. Hasil Montama saringan ditambah
beberapa ciri-ciri fisik
Buah
Obat diare
1 sendok madu, dan diminum 2 kali sehari pagi dan sore
-
-
Dapat berumur panjang, lenih dari 80 tahun
3,6
Di meter Babakoan ke 14,69 (Eupathoriu m Jarak m Sordidum) 50 cm
Bunga berwarna ungu, daun lebar berbulu, menyirip , batang lunak (tidak memiliki kambium) dan berbulu
Tumbuhan termasuk kedalam IAS, adalah jenisjenis tumbuhan maupun hewan asing yang berkembang dan menyebar di luar habitat aslinya yang menginvasi ekosistem secara
Zona Sub Montanasepanjang jalur ke HM 4 sekian
relative luas dan cepat berpotensi menghancurkan habitat TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok Tanggal Jalur HM .
Titik HM ke
0.1
167 cm 2.6 m
: 10 : 22-9-2018 : Jenis (nama lokal dan ilmiah)
Ciri Morfologi
Pohon hutan (Rasamala, Altingia excelsa Noronha)
Kulit kayu bertekstur halus berwarna abu-abu, buah berwarna coklat, Daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 6-12
Keunikan dan kekhasan
Pemanfaatan bagian
Tanaman ini Daun, biji, mendominasi batang di sepanjang jalur, biasanya digunakan untuk membantu bertahan hidup
manfaat
Sebagai obat sakit perut dan lalapan, dapat memberi rasa hangat, sebagai obat batuk dan sebagai tanaman survival agar dapat bertahan di hutan.
Penyebaran
cara pemanfaatan
Untuk konsumsi di rebus terlebih dahulu. Sedangkan furniture di Sepanjang modifikasi menjadi alat- jalur alat furniture.
0.2
141 Labu-labuan cm di (Liana) 2M
cm dan lebar 2,5 – 5 cm dengan letak bergiliran. Tepi daun Rasamala memiliki bentuk khas yaitu bergerigi halus.
Batangnya digunakan untuk berbagai furniture dan mengeluarkan bau harum.
batang kecil, Merupakan batang berduri tinggi, tanaman tumbuh berduri yang
Memberikan perlindungan untuk proteksi
Sepanjang jalur
memanjati di melingkari pohon-pohon batang pohon besar berada di besar tanah, merambat dan menggatung 0.2
0.3
152 cm di
terhadap pohon besar, dan penghasil oksigen
7.8 M
Pakis (Kadaka, Berdaun Asplenium sejajar, dan scolopendrium) berbentuk mangkuk seperti sarang burung.
Berbentuk Daun, mangkuk serabut seperti sarang burung, sehingga sering menarik perhatian burung untuk bersarang di dalamnya.
Sarang burung, tanaman hias, dan dapat menyimpan cadangan air
Di taruh di pot sebagai Beberapa titik tanaman hias atau ditempelkan pada tumbuhan inang
65 cm di 2.14 M
(Ki Riung Anak, Castanopsis acuminatissima
Berada di Daun sepanjangan jalur, mendominasi dan pohon abadi
Obat-obatan
Di rebus
Berdaun menjari dan lebar. Berada di bawah jalur
Sepanjang jalur
0.8
0.9
64cm di 6.60 M
Huru-huruan
138.4 di 2.6
Pakis haji Daun termasuk (Cycadaceae). daun majemuk menyirip (paripinnatus), Tanaman berperawakan pohon, serupa palem, termasuk tanaman menahun
M
1.4
(Litsea sp.)
283 Saninten cm di (Castanopsis 3.26 javanica) M
Berdaun besar dan berbatang kecil danpada daun memiliki corak
Berbatang besar
Daun memiliki Daun corak dan warna yang berbeda dari tampak depan dan belakang
Obat-obatan
Di rebus
Dapat Teras dimakan, dapat batang dijadikan tempat berteduh, terdapat di sepanjang jalur
Konsumsi, Di rebus dimakan untuk dapat membantu bertahan hidup, sebagai tanaman hias, sebagai peneduh jika sudah besar, obat yang mengobati dari dalam
Sepanjang jalur
Memiliki buah Buah, seperti batang rambutan dan terkenal dengan bijinya
Buahnya untuk di konsumsi, kayunya dapat dijadikan furniture
Pohon besar ini hanya ada di 1 titik, namun yang keci ada di sepanjang
Buahnya dapat dikonsumsi langsung dan batangnya dapat diolah menjadi furniture
Satu titik
yang manis Kayunya kuat, batang berwarna putih kecoklatan sampai coklat kemerahan
jalur
0.5
164 Pohon pasang Kayu berwarna cm di (Lithocarpus putih 4.97 Spp) kecoklatan, berdaun menjari
1.3
61 cm Jahe hutan di (Zingiber 2.73 officinale) M
Berwarna Jahe berwarna Tunas hijau, beraroma hijau jahe, kelopaknya berbentuk tabung
Obat-obatan dan Di rebus rempah-rempah
Satu titik
0.1
30 cm Teklan 11.47 (Ageratina M riparia)
Berbunga putih, kecil,
Tanaman hias
-
Satu titik
1.6
168 Tepus Begonia cm di (Stachyria 4.97 graniceps) M
Memiliki Berbunga Bunga dan batang yang indah berwarna batang kecil, memiliki ungu duri dan berdaun lebar dan besar
Bunga: keindahan
Dimakan langsung
Satu titik di sepanjang jalur.
Berbunga putih Bunga indah, terdapat di bawah
furniture
Batang: dapat dimakan dan mengeluarkan air untuk
Menjadi mebel furniture lainnya
daan Sepanjang jalur
diminum yang dapat membantu manusia untuk dapat bertahan hidup. 2.1
105 Rotan-rotanan cm di (Calameae) 26.58 m
Batang berduri, Hidup beruas, sekitar berbatang dan besar berdaun kecil.
di Batang pohon dan akar
Batang: Di oleh dengan beberapa Setiap titik di berfungsi untuk tahap. sepanjang furniture dan jalur mebel. Akar: dapat membantu menahan longsor
2.1
223 cm di 60.29 m
Anggrek kayu(Spathoglot tis Plicata Blume)
Batang tanaman berbentuk bulat, bertekstur lunak, berbulu, daun tanaman lojong 5-8cm. bunga
Karna hidup di Bunga tanah dan langka sehingga sulit ditemukan
Mengobati obat Diolah menjadi obat Satu titik telinga, bisul, herbal dan dirawat dan keseleo menjadi tanaman hias serta sebagai tanaman hias
majemuk berwarna ungu, Buah tanaman berwarna kuning pucat dengan biji bulat kecil berwarna kehitaman. Berakar serabut TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur HM .
Titik HM Ke
0.1
167 cm 6.6 M
: 10 : 22-9-2018 : Jenis (nama lokal dan ilmiah)
Ciri Morfologi
Pohon hutan (Rasamala, Altingia excelsa Noronha)
Kulit kayu bertekstur halus berwarna abu-abu, buah
Keunikan dan kekhasan
Pemanfaatan bagian
Tanaman ini Daun, biji, mendominasi batang di sepanjang jalur, biasanya
manfaat
Sebagai obat sakit perut dan lalapan, dapat memberi rasa
Penyebaran
cara pemanfaatan
Untuk konsumsi di rebus terlebih dahulu. Sedangkan furniture di Sepanjang modifikasi menjadi alat- jalur
berwarna coklat, Daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 6-12 cm dan lebar 2,5 – 5 cm dengan letak bergiliran. Tepi daun Rasamala memiliki bentuk khas yaitu bergerigi halus.
digunakan untuk membantu bertahan hidup
hangat, sebagai alat furniture. obat batuk dan sebagai tanaman survival agar dapat bertahan di hutan. Batangnya digunakan untuk berbagai furniture dan mengeluarkan bau harum.
0.2
141 Labu-labuan cm di (Liana) 2M
batang kecil, berduri tinggi, tumbuh memanjati di pohon-pohon besar berada di tanah, merambat dan menggatung
Merupakan batang tanaman berduri yang melingkari batang pohon besar
Memberikan perlindungan untuk proteksi terhadap pohon besar, dan penghasil oksigen
0.10
152 Pakis (Kadaka, Berdaun cm di Asplenium sejajar, dan 7.8 M scolopendrium) berbentuk mangkuk seperti sarang burung.
Berbentuk Daun, mangkuk serabut seperti sarang burung, sehingga sering menarik perhatian burung untuk bersarang di dalamnya.
Sarang burung, tanaman hias, dan dapat menyimpan cadangan air
Di taruh di pot sebagai Beberapa titik tanaman hias atau ditempelkan pada tumbuhan inang
0.6
65 cm Ki Riung Anak, Berdaun di (Castanopsis menjari
Obat-obatan
Di rebus
Berada di Daun dan sepanjangan
Sepanjang jalur
Sepanjang jalur
0.8
0.9
2.14 M
acuminatissima) lebar. Berada jalur, di bawah jalur mendominasi dan pohon abadi
64cm di 6.60 M
Huru-huruan (Litsea sp.)
Berdaun besar dan berbatang kecil danpada daun memiliki corak
Daun memiliki Daun corak dan warna yang berbeda dari tampak depan dan belakang
138.4 Pakis haji Daun termasuk Dapat Teras di 2.6 (Cycadaceae). daun majemuk dimakan, dapat batang M menyirip dijadikan (paripinnatus), tempat Tanaman berteduh, berperawakan terdapat di pohon, serupa sepanjang jalur palem, termasuk tanaman menahun
Obat-obatan
Direbus
Satu Titik
Konsumsi, Di rebus dimakan untuk dapat membantu bertahan hidup, sebagai tanaman hias, sebagai peneduh jika sudah besar, obat yang mengobati dari dalam
Sepanjang jalur
1
129 cm
Tepus Begonia
(Stachyria Di 4M graniceps)
Memiliki batang yang kecil, memiliki duri dan berdaun lebar dan besar
Pada batang Batang bisa dimakan dan memiliki rasa yang asam. Dan terkadang pucuk dun berwana merah
Batangnya bisa Dikonsumsi dikonsumsi langsung
Daun dan Buat batang yang bebulu dan buah yang bisa dimakan
Pada begian Dikonsmsi buah bisa direbus dikonsumsi
secara Disatu titik tertentu di sepanjang jalur
1,2
2,54 Harendong cm di Bulu 9M (Tibouchina Urvilleana)
Memiliki daun yang lear berbatang kecil dan dan tumbuh tidak terlalu besar
dengan
01.6
89,2 Picus (Ficus) cm di 3,2 M
Tumbuh tinggi Buah berduri Buah menjalar di dan jatuh pohon besar disekitar jalur
Dikonsumsi Dikonsumsi satwa yang lagsung hidup dihutan lindung
3.0
236 Pandan Berduri cm di 18,16 (Pandanus tectorius) M
Memiliki daun Menyebar di Daun yang panjang sela sela pohon dan berduri besar
Dijadikan Diolah dengan beberapa Satu titik di kerajinan seperti tahap sepanjang tikar, bakul dan jalur alat alat
secara Satu titik
tradisional lainnya 2.1
184 Rotan Hutan cm di 2,40M Calameae
Memiliki Hidup batang keci dan sekitar daun kecil besar
1.4
283 Saninten cm di Castanopsis 3.26 javanica M
Berbatang besar
1.6
164 Pohon pasang Kayu berwarna cm di (Lithocarpus putih 4.97 Spp) kecoklatan, berdaun menjari
di Batang pohon
Dimanfaatkan untuk kerajinan
Di oleh dengan beberapa Setiap titik di tahap. sepanjang jalur
Memiliki buah Buah, seperti batang rambutan dan terkenal dengan bijinya yang manis
Buahnya untuk di konsumsi, kayunya dapat dijadikan furniture
Buahnya dapat dikonsumsi langsung dan batangnya dapat diolah menjadi furniture
Kayunya kuat, batang berwarna putih kecoklatan sampai coklat kemerahan
furniture
Menjadi mebel furniture lainnya
3.9
TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur
:5 : 22 September 2018 :
Pohon besar ini hanya ada di 1 titik, namun yang keci ada di sepanjang jalur
daan Sepanjang jalur
H M.
Titik HM ke
0
Jenis (nama lokal dan ilmiah)
0,1 (6, Begonia 30 m) Begonis Sp.
0.3 (3, Kirinyuh 40 m) (Chromolaena Odorata)
Ciri Morfologi
Keunikan dan kekhasan
Pemanfaatan bagian
& Daun Hidup subur Akar, berbentuk ditempat yang batang menjari, lembab. terdapat rambut yang menyelimuti daun.
Akar kekuningan, batang berbentuk bulat,daun bertulang melengkung.
Bunganya Daun cantik dan menarik perhatian karena sedikit berbeda dari yang lain.
Penyebaran
manfaat
cara pemanfaatan
Mengobati deman, memjadi bumbu dapur (asam).
Mengambil batang, memisahkan batang dengan rambut yang meyelimuti,
Pengobatan pada
Merebus daunnya, Pada kemudian diperas. ketinggian 1700 dpl
Gatal
4
4.3 (15,2 m)
Puspa (Schima Helai daun Warna dan Batang Wallichii) lonjong, batang bentuk batang besar berwarna yang besar. merah kecoklatan.
Menjadi baahan dasar kayu untuk perabot rumah tangga.
4.4 (10,2 m)
Sambong/ Daun Sembung utan berbentuk (blumea lonjong, balsamifera)
Obat diare, perut, angin
Permukaan Daun dun kasar, dibawah daun halus seperti beludru.
TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok
:5
Memotong batang menjadi kayu yang siap diolah menjadi perabot rumahtangga.
Daerah berawa dan tepian sungai, 3.900 m dpl.
pilek, Memotong daun kecil- Tersebar saakit kecil, kemudian rebus masuk dan perasa airnya untuk diminum.
Tanggal Jalur H M.
Titik HM ke Hm 0,1(4m )
: 22 September 2018 : Jenis (nama Ciri Morfologi lokal dan ilmiah) pakis
Keunikan dan Pemanfaatan kekhasan bagian manfaat
mirip palem, daun tinggi max 4m melingkar saat muda
- hm kadaka menempel pada - seperti tanduk seluruhny 0,1(6m (epifit) pohon, rusa a ) menjuntai daunnya hm 0,1(6m )
egenia densiflora
buah merah
hm0,2 (3m)
suren
buah kapsul kayu berbau batang oval, tinggi max harum
penyebaran Cara pemanfaatan
satu titik
tanaman hias
kecil
epifit di pohon pohon kayu
menyebar titil titik
bahan meubel
satu titik
di
60m hm0,2 (7m)
pandan
daun memanjang, batang menjalar
hm0,3 (3m)
altingia excelsa
pohon tinggi dan harum
hm0,5 (3m)
pandan
daun memanjang, batang menjalar
hm0,5 (5m)
pakis tiang
hm0,6 (2m)
Altingia excelsa
aroma harum
daun
pewangi maskaan
satu titik
daun dan pewangi batang ruangan, obat nyamuk, lalap
menyebar di titik titik jarak kecil
daun
pewangi maskaan
Satu titik
paku berbentuk pohon
batang
Bahan patung dan bangunan
ketinggian 200-1600 mdpl
pohon tinggi dan Aroma harum harum
Daun dan Pewangi batang ruangan, obat nyamuk, lalap
Aroma harum
Menyebar di titik titik jarak kecil
hm0,6 (4m)
jamur putih
tudung mirip seperti tiram cangkang tiram
tubuhnya
makanan
berkoloni menempel di kayu lembab
hm0,6 (5m)
harendong bulu
tanaman perdu
daun
Pencuci luka
di pinggiran jalur
hm0,7 (3m)
begonia
batang berbulu, Batang berbulu daun lebar
Daun dan Dimakan batang untuk luka
hm0,8 (11m)
jamur hygrophorus
tubuh putih kecoklatan
hm0,9 (9m)
Jamur kuping
warna coklat kenyal seperti tubuh dan seperti jelly kuping
hm0,1 0
Pohon pisang
daun lonjong , pohon pendek
Buah, dikonsumsi dan daun dan untuk bungkus jantung makanan
Satu titik
melinjo
batang kokoh, daun oval
batang, biji
Satu titik
(7m)
hm1,4 (5m)
dan
max 1300 mdpl di tempat teduh berkoloni
dikomsumsi
bangunan makanan
berkoloni di kayu lapuk
dan
hm1,6 (1m)
rotan
batang panjang berduri
sangat batang panjang batang dan sekali menjulur kemanamana
furniture mainan, pajangan
dan
TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur H M.
Titik HM ke
8
8.0
(3,4 m)
:7 :22 September 2018 : TNGGP 2 (HM 08-16) Jenis (nama lokal dan ilmiah)
Ciri Morfologi
Keunikan dan kekhasan
Pemanfaatan bagian
Jamur Pelapuk Tekstur kasar, Hidup pada Seluruh kayu ( Trametes beawarna coklat kayu yang bagian Versicolor) gelap, ujung sudah mati jamur bewarna putih
manfaat
Penyebaran
cara pemanfaatan
Penghilang Jamur dibiakkan dalam warna limbah medium, direndam selama tekstil 15 menit kemudian kucurkan limbah tekstil ke medium jamur
Mengumpul pada batang kayu yang telah mati
8.1 (12,4 m)
8.3 (16,2 m)
Pinang Hutan Habitus (Pinanga kuhlii) berbentuk rumpun, daun majemuk, warna daun hijau, susunan daun sejajar
Hidup di buah tempat yang sejuk dan tempat tumbuh di ketinggian 1400 mdpl
dapat dimanfaatkan untuk pembungkus makanan
Dikunyah airnya
Pisang Kole(Musa Acuminata)
Buah tersusun daun dalam satu pisang tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir
dapat dimanfaatkan untuk pembungkus makanan
Daun kangsung dimanfaatkan, diambil serat upihnya , buah diolah sesuai keinginan
Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan batang bukan berbentuk pohon, melainkan dikenal dengan istilah pseudostem yang terbuat dari lapisan daun yang padat
buah lebih ramping, dalam setiap buah mengandung 15 hingga 62 biji, jumlah biji tergantung ukuran masingmasing buah
dapat dijadikan tangkai daun dan sebagai perekat serat upih buah
jarang untuk konsumsi karena rasanya yang yang kesat dilidah
dan
ditelan Tidak mengumpul
Hampir ditemukan di sepanjang jalur
yang muncul dari umbi. Daun besar dan lebar, dan buah tersusun dalam bentuk tandan (5,2 m)
Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)
8.4
Ageratina Riparia
(4 m)
Kayu, getah
Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip
Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan -Peluruh air seni -
dikonsumsi
untuk Ditemukan di bsseberapa HM
Menyebar disepanjang jalan
8.5 (5,5 m)
8.6 (6,1 m)
9
9.2 (2,8 m)
9.7 (12,3 m)
Pisang Kole(Musa Acuminata)
Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan
Antidesma tetradum
Buah kecil-keci dan mengumpul
Conoclinium Coelestinum
Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda
Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)
Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir
Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah
Kayu, getah
Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi
Hampir ditemukan di sepanjang jalur
Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu
Tersebar sepanjang jalan
Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum
di
untuk Ditemukan di beberapa HM
ruangan
10
10.2 (16 m)
10. 4 (1,47,4 m)
11
11.3 (2,2 m)
Puspa (Schima Termasuk Pucuk daun Kayu Wallichi) dalam famili bewarna merah teh, daun bewarna hijau,pucuk daun bewarna merah
Bahan bangunan: Kayu dimanfaatkan Tunggal dan balok kayu, setelah ditebang terlebih tidak jembatan, dahulu mengumpul perabotan rumah
Ageratina Riparia
-Peluruh air seni
Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip
Puspa (Schima Termasuk Pucuk daun Kayu Wallichi) dalam famili bewarna merah teh, daun bewarna hijau,pucuk daun bewarna
-
dikonsumsi
Menyebar disepanjang jalan
Bahan bangunan: Kayu dimanfaatkan Tunggal dan balok kayu, setelah ditebang terlebih tidak jembatan, dahulu mengumpul perabotan rumah
merah
11.3 (3,1 m)
11.4 (2,8 m)
Asplenium Nidus(Paku Sarang Burung)
Epifit, daun Berbentuk daun menyirip seperti sarang panjang, burung entalnya dapat mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm.
Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)
Kayu, getah
Obat bengkak
Daun paku segar Di batangsebanyak 15 gram dicuci, batang kayu ditumbuk halus ditambah sedikit anggur dan diborehkan ke tempat yang sakit
Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan
untuk Ditemukan di beberapa HM
11.7 (8,3 m)
12
12.2 (5-11 m)
13
13.2 911,3 m)
Pisang Kole(Musa Acuminata)
Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan
Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir
Conoclinium Coelestinum
Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda
Paku rane Daun kecil dan Bentuk (Selaginella sp.) sederhana seperti (mikrofil) yang ayam memiliki sisik pipih dan tidak bertangkai serta heterosporik
Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah
paku daun cakar
Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi
Hampir ditemukan di sepanjang jalur
Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu
Tersebar sepanjang jalan
Mengurangi dikonsumsi kanker dan masalah pencernaan
Mengumpul
di
15
15.2 (1,6 m)
16
Ageratina Riparia
Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip
Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)
Kayu, getah
-Peluruh air seni
dikonsumsi
Menyebar disepanjang jalan
-
Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan
untuk Ditemukan di beberapa HM
TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok Tanggal Jalur H M.
Titik HM ke
:7 :22 September 2018 : TNGGP 2 (HM 08-16) Jenis (nama lokal dan ilmiah)
Ciri Morfologi
Keunikan dan kekhasan
Pemanfaatan bagian
manfaat
cara pemanfaatan
Penyebaran
8
8.0
Conoclinium Coelestinum
(7,4 m) 8.2 (6,5 m)
Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda
Paku rane Daun kecil dan Bentuk (Selaginella sp.) sederhana seperti (mikrofil) yang ayam memiliki sisik pipih dan tidak bertangkai serta heterosporik
8.3
Pisang Kole
(9,3m)
(Musa Acuminata)
Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan
paku daun cakar
Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir
Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah
Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu
Tersebar sepanjang jalan
di
Mengurangi dikonsumsi kanker dan masalah pencernaan
Mengumpul
Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi
Hampir ditemukan di sepanjang jalur
8.4 (4 m)
8.5
Ageratina Riparia
Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip
dikonsumsi
-
Menyebar disepanjang jalan
Pelapuk Tekstur kasar, Hidup pada Seluruh beawarna coklat kayu yang bagian gelap, ujung sudah mati jamur (Trametes bewarna putih Versicolor)
Penghilang Jamur dibiakkan dalam warna limbah medium, direndam selama tekstil 15 menit kemudian kucurkan limbah tekstil ke medium jamur
Mengumpul pada batang kayu yang telah mati
8.6
Pisang Kole
(9,5 m)
(Musa Acuminata)
Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi
Hampir ditemukan di sepanjang jalur
(4,4 m)
Jamur kayu
-Peluruh air seni
Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan
Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir
Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah
9
9.2
Conoclinium Coelestinum
Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda
Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu
9.3
Puspa
(0,2 m)
(Schima Wallichi)
Termasuk Pucuk daun Kayu dalam famili bewarna merah teh, daun bewarna hijau,pucuk daun bewarna merah
Bahan bangunan: Kayu dimanfaatkan Tunggal dan balok kayu, setelah ditebang terlebih tidak jembatan, dahulu mengumpul perabotan rumah
10.2
Pohon Rasamala
(6 m)
(Altingia Excelsa Noronho)
Tumbuhan dapat tumbuh hingga 60 m
Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan
(13,9 m)
10
Kayu, getah
Tersebar sepanjang jalan
di
untuk Ditemukan di bsseberapa HM
10. 6 (1,3 m)
11
11.3 (2,2 m)
11.3 (3,1 m)
Ageratina Riparia
Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip
-Peluruh air seni -
dikonsumsi
Menyebar disepanjang jalan
Puspa (Schima Termasuk Pucuk daun Kayu Wallichi) dalam famili bewarna merah teh, daun bewarna hijau,pucuk daun bewarna merah
Bahan bangunan: Kayu dimanfaatkan Tunggal dan balok kayu, setelah ditebang terlebih tidak jembatan, dahulu mengumpul perabotan rumah
Asplenium Nidus
Obat bengkak
Epifit, daun Berbentuk daun menyirip seperti sarang panjang, burung (Paku Sarang entalnya dapat Burung) mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm.
Daun paku segar Di batangsebanyak 15 gram dicuci, batang kayu ditumbuk halus ditambah sedikit anggur dan diborehkan ke tempat yang sakit
11.4
Pohon Rasamala
(2,8 m)
(Altingia Excelsa Noronho)
11.5
Antidesma tetradum
(8,5 m)
11.7
Pisang Kole
(8,3 m)
(Musa Acuminata)
Tumbuhan dapat tumbuh hingga 60 m
Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan
Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir
Kayu, getah
Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran pengarum ruangan
untuk Ditemukan di beberapa HM
Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah
Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi
Hampir ditemukan di sepanjang jalur
12
12.2 (5-11 m)
13
13.2 911,3 m)
15
15.2 (1,6 m)
16
Conoclinium Coelestinum
Daun berbentuk Warna bunga bunga oval, bunga sangat menarik bewarna ungu, batang bewarna hijau muda
Paku rane Daun kecil dan Bentuk (Selaginella sp.) sederhana seperti (mikrofil) yang ayam memiliki sisik pipih dan tidak bertangkai serta heterosporik Ageratina Riparia
paku daun cakar
Tumbuhan bunga kecil dan daun bawah, Bunga banyak bewarna putih dan kecil, daun menyirip
Pohon Tumbuhan Rasamala(Alting dapat tumbuh ia Excelsa hingga 60 m Noronho)
Kayu, getah
Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu
Tersebar sepanjang jalan
Mengurangi dikonsumsi kanker dan masalah pencernaan
Mengumpul
-Peluruh air seni
Menyebar disepanjang jalan
dikonsumsi
-
Bahan jembatan, Batang ditebang tiang dan dapat digunakan konstuksi serta getah sebagai bahan campuran
di
untuk Ditemukan di beberapa HM
pengarum ruangan
TALLY SHEET TUMBUHAN KIRI Kelompok Tanggal Jalur
:3 : Sabtu, 22 September 2018 : Cibeureum ( HM 16-24)
HM. Titik Jenis HM (Nama lokal ke dan ilmiah) 16
Ciri Morfologi
Keunikan dan Kekhasan
2
Paku Pakuan Daunnya (Pteridium memanjang, Aquilinum) batangnya kecil
Termasuk salah satu tumbuhan paku sejati yang terbesar
5
Jamur
Berwarna orange,
Berwarna orange,
Pemanfaatan bagian Semua bagian tanaman
manfaat Hiasan
Berperan sebagai
Penyebaran
cara pemanfaatan Sebagai hiasan di ruangan atau di taman
Hampir di sepanjang jalur
Terdapat di
7
(Fungi)
tumbuh di pohon yang sudah mati
Berperan sebagai dekomposer
Paku Sarang Burung / Kadaka (Sunda)
Daun berwarna hijau mengkilap, tepi daunnya memanjang, batangnya kecil
Tumbuhan paku dapat tumbuh di batang pohon lain.
(Asplenium Nidus)
dekomposer
satu tempat
Daun
Obat bengkak dan luka memar
Mencuci daun paku sarang burung Hampir segar dan ditumbuk halus, disepanjang kemudian ditambah sedikit jalur dengan anggur dan direbus denganair 200 ml selama 15 menit. Kemudian ditorehkan kebagian yang luka atau bengkak.
Batang
Digunakan sebagai
Berwarna orange, tumbuh di pohon yang sudah mati
17
7
Pinang Merah atau Pinang
Daun Batang berwarna hijau bagian atas mengkilap, berwarna
Terdapat di satu tempat
Monyet (Areca vestiaria)
tepi bergelombang, tulang daun menonjol
merah, buahnya dapat dikonsumsi
rangka atap
19
2
Pisang Batangnya Hutan (Musa beruas-ruas, balbisiana) berdaun majemuk dan menyirip, buahnya berada di batang
Biasa tumbuh liar di hutan
Buah
Pakan ternak
20
2
Jamblang (Syzygium cumini)
Rasanya masam dan sepat, dapat dikonsumsi serta baik untuk kesehatan
Buah
Pembersih darah alami, baik untuk pencernaan, menyehatkan gigi
batangnya kecil, buahnya berwarna ungu kehitaman
khusus
Batang pohon pinang merah ditebang lalu dapat dijadikan rangka atap.
Terdapat di beberapa tempat
Terdapat di satu tempat
TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur HM.
:3 : Sabtu, 22 September 2018 : Cibeureum ( HM 16-24)
Titik HM ke
Jenis (Nama lokal dan ilmiah)
Ciri Morfologi
Keunikan dan Kekhasan
Pemanfaatan bagian
manfaat
cara pemanfaatan
Penyebaran
16
2
Paku Pakuan (Pteridium Aquilinum)
Daunnya memanjang, batangnya kecil
Termasuk salah satu tumbuhan paku sejati yang terbesar
Semua bagian tanaman
Hiasan
Sebagai hiasan di ruangan
Hampir di sepanjang jalur
17
3
(Ageratina Reparia)
Daunnya menyirip, berbunga kecil berwarna putih
Berbunga warna putih
Semua bagian tanaman
Hiasan
Sebagai hiasan di taman
Terdapat di beberapa tempat tertentu
Ageratum
Daunnya menyirip dan
Berbunga berwarna
Semua bagian
Hiasan
Sebagai hiasan di taman
Terdapat di
houstonianum
majemuk
keungu-unguan
tanaman
beberapa tempat
18
1
(euonymus sp.)
Daunnya menyirip, batangnya tipis, buahnya menggantung
Semua bagian tanaman
Semua bagian tanaman
Hiasan
Sebagai hiasan di taman
Terdapat di satu tempat khusus
19
2
(Cyathea cooperi)
Berdaun majemuk menyirip ganda, Pohon diliputi dengan pola bersisik oval dipangkas, bisa tumbuh hingga 15 kaki
Batang pohonnya berisisik
Semua bagian tanaman
Hiasan
Sebagai hiasan di taman
Terdapat di beberapa tempat
21
1
Bunga
Tangkai
Bunganya
Bunga
Mengurangi
Ditumbuk
Terdapat di
Terompet Putih (Brugmansia Suaveolens)
22
bunga berwarna hijau, daun agak kasar dan bunga berdiameter 5 – 7,5 cm
menggantung di dahan pohon , bunganya berwarna putih cerah
2
Tiger Grass Daunnya (Thysanolaena sejajar, dapat maxima) tumbuh hingga 3meter
Satu spesies dengan bamboo
1
Flying Spider Monkey Tree Fern (Cyathea Lepifera)
Di bagian pucuknya terdapat batang yang ujungnya menggulung, seperti buntut monyet
Akarnya serabut, daun majemuk menyirip dan berspora
rasa sakit gigi, anti-asma, obat sakit kepala, infeksi, obat cacing, obat penenang.
Semua bagian tumbuhan
Hiasan
TALLY SHEET TUMBUHAN (KIRI) Kelompok
:6
beberapa tempat
Sebagai hiasan di taman
Terdapat di satu tempat
Terdapat di satu tempat
Tanggal Jalur HM .
:22 September 2018 : TNGGP 4 (HM 23,5-28) Titik HM ke
23,5 0,2 (10,64 M)
0,2 (10,89 m)
Jenis (nama lokal dan ilmiah) (Ageratina riparia)
Paku biru
Ciri Morfologi
Keunikan dan kekhasan
Tumbuhan bunga kecil bawah, banyak Bunga bewarna putih dan kecil, daun menyirip
rane Ciri pendek, berkayu,me mpunyai (Selaginella pecabangan plana) langsung, memilki daun kecilkecil dan tersusun melingkari
Pemanfaatan bagian
dan daun
Tanaman perdu, epifit, tinggi kurang lebih 20 cm. berakar serabut yang bercabang monopodial Bentuk akar tipis, halus, dan keras Warna cokelat muda
manfaat
-Peluruh seni
Penyebaran
cara pemanfaatan
air dikonsumsi
-
Tanaman hias, lalapan (tunas muda), antioksidan, anti inflamasi, antikarsinogeni k, tonik untuk perawatan pasca persalinan,
Tersebar disepanjang jalan
Hanya dijalur ini saja
batangnya. Susunan daunnya rapat.
kehijauan Batang berkayu dan juga terlihay adanya ramenta yaitu bentukan seperti rambut atau sisik
obat darah, obat ulu hati
Batangnya terletak di permukaan tanah. Warna batang hijau dan bercabang dua dan tiap cabang bercabang dua lagi 24
0,7 Sebelum jembatan (67,64 m)
(Ageratina riparia)
Tumbuhan bunga kecil bawah, banyak Bunga bewarna putih dan kecil, daun menyirip
dan daun
-Peluruh seni
air dikonsumsi
Tersebar disepanjang jalan
0,10 (97,65 m)
Bunga kecubung gunung/ bunga terompet (Brugmansia suaveolens)
Akar tunggang, batang tegak lurus bercabang sympodial
seperti Seluruh bagian tumbuhan Membuat orang ini mabuk dan zat untuk beracun penghilang dengan kesadaran jika biji dan Daun berlebihan dapat daun yang tunggal yang menyebabkan sangat terdiri atas kematian berbahaya petioles dan lamina Bunga tunggal dengan bentuk umum bunga actinomorph Termasuk buah sejati Struktur bunga mempunyai
Bentuknya terompet
Untuk ditumbuk keperluan medis: antikoligenik, narkotik, obat bius, dan anti asma
Jalur jembatan
bentuk bunga dengan ukuran diameter 7.5 cm 26
4,8 (440,10 m)
4,9 (447,31 m)
(Ageratina riparia)
(Ageratina riparia)
5-
Tumbuhan bunga kecil bawah, banyak Bunga bewarna putih dan kecil, daun menyirip
dan daun
Tumbuhan bunga kecil bawah, banyak Bunga bewarna putih dan kecil, daun menyirip
dan daun
-Peluruh seni
air dikonsumsi
Tersebar disepanjang jalan
air dikonsumsi
Tersebar disepanjang jalan
-
-Peluruh seni -
4,11
Conoclinium Coeslestinum
Conoclinium Coeslestinu m
tumbuhan epifit
Menempel Seperti tanduk rusa pada pohon, menjuntai daunnya
5,2
Bunga pacar
(519,48m )
(Impatiens sp.)
Akar atau peakaran yang serabut yang menyebar disekelilingi tanaman dengan langsung menuju ke batang
(452,43 m)
27
4,11 453,45
28
Batang dari tanaman
Daun berbentuk oval, bunga berwarna ungu, batang berwarna hijau muda
Warna bunga sangat menarik
Bunga
Sumber makanan bagi Sepanjang jalur lebah dan kupu-kupu
Hanya ada satu saja
Daun
Untuk pengobatan penyakit di bagian luar tubuh (bisul, rematik, gatal) dalam tubuh (nyeri haid, kaku, rematik)
Di dekat air terjun ke dua
bunga pacar air mampu tumbuh setinggi 50100 cm, ciri batang yang tebal, tegak dan berair Bentuk daun menyirip panjang dengan panjang 5-12 cm dengan urat daun yang lateral 5-9 pasang, ditiap sisi pada daun tanaman ini bergerigi dan berujung runcing dengan lebar
daun 1-3 cm
5,4 (540,48 m)
Bunga kecubung gunung/ bunga terompet (Brugmansia suaveolens)
Akar tunggang, batang tegak lurus bercabang sympodial
seperti Seluruh bagian tumbuhan Membuat orang ini mabuk dan zat untuk beracun penghilang dengan kesadaran jika biji dan Daun berlebihan dapat daun yang tunggal yang menyebabkan sangat terdiri atas kematian berbahaya petioles dan lamina Bunga tunggal dengan bentuk umum bunga actinomorph
Bentuknya terompet
Untuk ditumbuk keperluan medis: antikoligenik, narkotik, obat bius, dan anti asma
Berada di sepanjang jalur air terjun ke dua
Termasuk buah sejati Struktur bunga mempunyai bentuk bunga dengan ukuran diameter 57.5 cm TALLY SHEET TUMBUHAN (KANAN) Kelompok Tanggal Jalur HM.
Titik HM ke
:6 :22 September 2018 : TNGGP 4 (HM 23,5-28) Jenis (nama lokal dan ilmiah)
Ciri Morfologi
Keunikan dan kekhasan
Pemanfaatan bagian
manfaat
cara pemanfaatan
Penyebaran
23,5
0,1 (0 m)
Pohon Saninten Berbatang besar (Castanopsis javanica)
0,1
(pteridophyta)
(0 m)
Tanaman berkormus dan berpembuluh paling sederhana, sistem transport internal, hidup di tempat lembab, akar serabut berupa rizhoma, ujung akar dilindungi kaliptra, sel akar membentuk kotekda silinder pusat, tergolong tumbuhan
Memiliki buah Buah, seperti batang rambutan dan terkenal dengan bijinya yang manis
Buahnya untuk di konsumsi, kayunya dapat dijadikan furniture
Buahnya dapat Hanya ada di dikonsumsi langsung dan titik HM 0,1 batangnya dapat diolah menjadi furniture
Sebagai tanaman hias, obat0oatan karena punya fungsi dieuretik, bahan makanan, pupuk hijau, bahan pembuat petasan, sebagai ampelas
Hanya ada di titik HM 0,1
fotoautotrof
0,5
Selaginella sp
Daun kecil dan Bentuk sederhana seperti (mikrofil) yang ayam memiliki sisik pipih dan tidak bertangkai serta heterosporik
Ageratina riparia
Ageartina riparia
(59,75 m)
0,5 (59,74 m)
24
0,7 (67,64 m)
paku Daun cakar
Mengurangi Dikonsumsi kanker dan masalah pencernaan
Sepanjang jalur
Tumbuhan Bunga kecil Daun bawah, bunga dan banyak berwarna putih dan kecil, daun menyirip
Peluruh air seni
dikonsumsi
Sepanjang jalur sebelum jembatan
Tumbuhan Bunga kecil Daun bawah, bunga dan banyak berwarna putih dan kecil, daun menyirip
Peluruh air seni
dikonsumsi
Sebelum jembatan
0,8
Lumut kerak Terdiri dari dua Warna (Litchen) organisme yang orange bersimbiosis habitat di pohon tanah, batu karang
nya
Memiliki hifa, bentuk tubuh berupa thalus tipis, reproduksi aseksual 0,10
Ki Leho
(97,65 m)
(Saurauia cauliflora)
0,10
Conoclinium Coeslestinum
(97,65 m)
Tanaman endemic
Sebagai tumbuhan perintis untuk membantu proses pelapukan batuan, sebagai bahan pewarna, bahan kosmetik, dan menyerap sulfur oksida
Daftar status kelangkaan untuk spesies yang terancam punah
Daun berbentuk Warna bunga Bunga oval, bunga sangat menarik berwarna ungu, batang berwarna hijau muda
Sepanjang jalur jembatan
Sepanjang jalur jembatan
Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu
Hampir sepanjang jalur
1,3 (125,7 0 m)
25
2,2 (215, 08 m)
26
4,8 (440,1 0 m)
Pisang Kole(Musa Acuminata)
Daun besar dan memanjang, pohon lunak , buah tersusun dalam bentuk tandan
Conoclinium Coeslestinum
Ageartina riparia
Buah tersusun dalam satu tandan dengan kelompokkelompok menjari yang disebut sisir
Daun, g, tangkai daun dan serat upih dan buah
Pembungkus Daun kangsung makanan, dimanfaatkan, diambil perekat dan serat upihnya , buah untuk diolah sesuai keinginan dikonsumsi
Hampir ditemukan di sepanjang jalur jembatan
Daun berbentuk Warna bunga Bunga oval, bunga sangat menarik berwarna ungu, batang berwarna hijau muda
Sumber makanan bagi lebah dan kupu-kupu
Hampir sepanjang jalur
Tumbuhan Bunga kecil Daun bawah, bunga dan banyak berwarna putih dan kecil, daun menyirip
Peluruh air seni
dikonsumsi
Sepanjang jalur
28
5,1 (513,3 0 m)
Ageartina riparia
Tumbuhan Bunga kecil Daun bawah, bunga dan banyak berwarna putih dan kecil, daun menyirip
Peluruh air seni
dikonsumsi
FAUNA TALLY SHEET SATWA LIAR JALUR MANDALAWANGI Kelompok Tanggal Jalur
: 1, 2, dan 8 : 22 September 2018 : Mandalawangi
HM Titik HM ke
Jenis (nama lokal & ilmiah)
0
0.2
Burung madu polos (Anthreptes Simplex Kesit Rimba)
Ciri morfologi
-
Tubuh bagian atas hijau zaitun tenggorokan abu-abu perut hijau kekuningan
Cara Perjumapaan langsu ng v
Waktu perjumpaan
Perilaku/aktivitas Substrat satwa
penyebaran
Bertengger
Pada satu tempat
Tidak langsung 10.35
Tumbuhan kaliandra
2
2.1
Burung wallet (Collocalia Vulcanociu m)
-
Ukuran sedang bulu berwarna coklat.
v
11.57
Terbang
Langit
Pada satu tempat
4
4.9
Tupai (Scandentia Kekes)
-
Ekor panjang Bulu abu-abu
v
12.33
Bertengger
Pohon
Pada satu tempat
5
5.3
-
Coklat polos Bintik/lobang kecil pada sayap.
v
12.40
Terbang
Pohon
Pada satu tempat
7
7.1
Kupu-kupu coklat (Melanitis Leda) Tonggeret (Tibicen linnei)
-
Matanya kecil terpisah jauh dari kepalanya Memiliki sepasang sayap dengan motif yang terukir berlubang-lubang Memiliki 4 pasang kaki Bersuara merdu Bagian tubuhnya gemuk dan keras Sayap depan
11.04
Mengeluarkan suara
Di atas pohon
Pada HM 7 di pepohonan yang tinggi dan udara sejuk
11.15
Hinggap
Di atas dedauan
Pada HM 8
-
8
8.5
Kupu-kupu
-
V
v
(Troides hypolitus)
-
9
9.1
Kupu-kupu (Troides hypolitu)
-
-
9
9.2
Walet (Collocalia
-
berwarna gelaphitam dengan pembuluh yang dikelilingi gradasi putih Tubuhnya dilapisi bulu-bulu kecil Kepala memiliki sepasang antena yang panjang dan di ujung ada benjolan. Sayap depan berwarna gelaphitam dengan pembuluh yang dikelilingi gradasi putih Tubuhnya dilapisi bulubulu kecil Kepala memiliki sepasang antena yang panjang dan di ujung ada benjolan. Warna bulu coklat atau sedikit hitam
hingga HM 9
v
11.52
Hinggap
Di atas dedaunan
Pada HM 8 hingga HM 9
V
11.53
Terbang
Di sekitar kawasan danau
Terbang berputar
vestita)
16
16
16.1 (1,1 m)
Kupu-kupu (Common Rumput Kuning & Eurema hecabe)
16.2 (11 m)
Babi hutan / Babi Celeng & Sus scrofa)
-
dengan bulu ekornya berwarna coklat kelabu. Bagian bulu ekor bercelah sedikit Kaki berwarna hitam Sayap atas berwarna kuning dengan tepi hitam. Bagian bawah ditandai dengan titik-titik merah yang tidak beraturan. Babi yang berukuran besar; beratnya dapat mencapai 200 kg (400 pound) untuk jantan dewasa, serta panjangnya dapat mencapai 1,8 m (6 kaki) Panjang tubuhnya hingga 1.500 mm,
mengitari kawasan danau pada HM 9 hingga 11
V
10.05 pagi. Cuaca terik
v 10.36 (Ditemu kan bekas kaki babi hutan)
Terbang
Di antara pohon/dedaun an
HM 16
Ada di sekitaran HM 16.2 di kiri jalan dan HM 20.4
16
16.8 (14 m)
Kupu – kupu coklat malam biasa / Melanitis leda -
16
16.8 (16 m)
Kupu – kupu chocolate pansy / junonia iphita
-
Panjang telinga 200–300 mm Tinggi bahunya 600–750 mm Berwarna coklat, Bagian bawah pucat, tertutup rapat dengan stripe coklat gelap melintang sebuah band sempit berwarna coklat gelap melengkung pada garis depan; sebuah band oblik yang mirip postdiscal, diikuti oleh serangkaian ocelli. Berwarna coklat, lebih besar Punya corak yang mirip dengan tumpahan coklat/kopi yang menguap dan sudah kering
v
10.39
Hinggap
Daun
Ditemukan pada HM 16.8
v
10.41
Terbang
Udara
Ditemukan di HM 16
-
17
17.3 (3,9 m)
Kupu-kupu (Spotted black crow & Euploea Crameri)
17
17.5 (3 m)
Burung (Burung Tekukur & Spilopelia chinensis) -
-
Lebar sayap sekitar 5-6 cm (2,0 – 2,4 inci) garis bergelombang pada bagian bawah sayap bervariasi. Lebar sayap sekitar 70–90 mm Berwarna coklat gelap dengan bintik-bintik putik kecil pada sayap Tubuh berukuran sedang (30 cm). Warnanya coklat kemerahjambua n. Ekor burung ini tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibanding
v
v
10.42 pagi. Cuaca terik
Diam
Di daun Kaliandra
HM 16-17
10.52 pagi. Cuaca terik
Bersuara
Di antara pepohonan
HM 16-18
tubuh. Ada bercakbercak hitam putih khas pada leher. - Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. Kupu – - Kupu – kupu kupu kuning kuning / Eurema - Ukuran tidak batrix terlalu besar - Ada bercak coklat sedikit di sayap. Kupu-kupu - Lebar sayap (Spotted sekitar 70–90 mm black crow - Berwarna coklat & Euploea gelap dengan Crameri) bintik-bintik putih kecil pada sayap Kupu-kupu - Lebar sayap (Spotted sekitar 70–90 mm black crow - Berwarna coklat & Euploea gelap dengan Crameri) bintik-bintik putih kecil pada sayap -
17
17.7 (3,2 m)
17
17.8 (8,5 m)
18
18.2 (2,9 m)
v
11.00
Terbang
Udara
Ditemukan pada HM 1 dan 19.3
v
11.02 pagi. Cuaca terik
Terbang
Dari batang pohon ke celah-celah daun
HM 16-17
v
11.08 pagi. Cuaca terik
Terbang
Dari batang pohon ke celah-celah daun
HM 16-17
18
18.2 (8,5 m)
18
18.3 (12,8 m)
Kupu – kupu coklat malam biasa / Melanitis leda
Berwarna coklat Bagian bawah pucat, tertutup rapat dengan striae coklat gelap melintang - Sebuah band sempit berwarna coklat gelap melengkung pada garis depan - Sebuah band oblik yang mirip post-discal, diikuti oleh serangkaian ocelli. Kupu-kupu - Lebar sayap 7 – 8 (Kupucm. kupu - Tampilan sayap Gagak & dan warnanya Euploea dominan hitam core kecoklatan. Terkadang ditemukan juga warna sayap yang memutih|kusam. - Warna pola pada
v
11.13
Terbang
Udara
Ditemukan di HM 17.5, 18.2 dan 24.1
v
11.08 pagi. Cuaca terik
Terbang
Dari batang pohon ke celah-celah daun
HM 17-26
18
18.3 (12,8 m)
Kupu-kupu (Cabbage White Butterfly & Pieres rapae -
18
18.6 (2m)
Kupu-kupu (Fish Tail Palm & Faunis canens)
-
-
19
19.6 (6,7 m)
Burung (Burung Wiwik Kelabu/Sit Uncuing & Cacomantis merulinus
-
-
-
sayap semua putih. Berwarna putih dengan dua bintik hitam pada masingmasing sayap Lebar sayap antara 32– 47 mm Warna coklat muda dengan bintik-bintik kecil berwarna putih pada sayap Lebar sayap sekitar 55– 65 mm. Berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 21 cm. Burung kedasih dewasa berwarna abu-abu di bagian kepala, leher dan dada sebelah atas. Punggungnya
v
11.10 pagi. Cuaca terik
Terbang
Di celah-celah daun
HM 18-20
v
11.19
Hinggap
Rerumputan
Ditemukan pada HM 19.6 di sisi kiri dan 18.10 di sisi kanan
v (Suara)
11.58
Ditemukan pada hm 20.6 di sisi kiri, hm 21.8 di sisi kanan, dan 25.4 di sisi kanan dan 27.1 di sisi kanan
-
-
19
19.7 (2,4 m)
Burung anis/ Geokichila citrina
-
merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujungujung bulu yang kehitaman. Burung muda berwarna burik; kecoklatan dengan garis-garis hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus Berukuran sedang (20–23 cm) dengan berat tubuh antara (47– 67 g), berkepala jingga. Burung dewasa : kepala, tengkuk, dan tubuh bawah jingga terang, tungging putih,
v (Suara)
12.08
Ditemukan di HM 19
-
-
20
20.3 (4,3 m)
Kupu-kupu Gagak / Euploea core
-
-
-
20
20.7 (4,3 m)
Kupu-kupu (Kupukupu -
tubuh atas abuabu kebiruan dengan bercak putih di sayap atas. Burung muda bercoret dan bersisik di punggung. Iris coklat, paruh hitam, kaki coklat. Lebar sayap 7 – 8 cm. Tampilan sayap dan warnanya dominan hitam kecoklatan. Terkadang ditemukan juga warna sayap yang memutih Warna pola pada sayap semua putih. Lebar sayap 7 – 8 cm. Tampilan sayap
v
12.13
Hinggap
Tanah
Ditemukan di HM 19
v
12.20 siang. Cuaca terik
Terbang
Di atas tanah dengan genangan air
HM 19-27
Gagak & Euploea core
-
21
21.2 (7,4 m)
Kupu – kupu naga putih / Pieris naganum
-
21
21.4 (4,8 m)
Burung Bentet Kelabu / Lanius schach
-
dan warnanya dominan hitam kecoklatan. Terkadang ditemukan juga warna sayap yang memutih|kusam. Warna pola pada sayap semua putih. Berwarna putih Antena hitam, berbintik-bintik putih; kepala, dada dan perut di atas hitam dan di bawah putih. Lebar sayap sekitar 54 mm.
Tubuh berukuran agak besar (25 cm) Warna hitam, coklat, putih. Ekor panjang. Sayap hitam berbintik putih
v
12.40
Terbang
Udara
Terdapat di HM 25.3 sisi kiri juga
v
12.45
Terbang dan suara
Udara
Ditemukan di HM 21
21
21.7 ( 19 m)
Burung (Burung Tekukur & Spilopelia chinensis)
Tubuh berukuran sedang (30 cm). Warnanya coklat kemerahjambua n. - Ekor burung ini tampak panjang. - Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. - Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. - Ada bercakbercak hitam putih khas pada leher. - Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. - Tubuh berukuran sedang (20 cm) - Seluruh bulu hijau - Garis kuningjingga melintang
v
12.50 siang Cuaca terik
Bersuara
Di antara pepohonan
HM 20-21
21
21.8 (7 m)
Burung (Burung Tahur Tohtor & megalaima armillaris)
v
12.52 siang. Cuaca terik
Bersuara
Di ranting pohon
HM 21
-
22
22.2 (13,1 m)
23
23.2 (7,1 m)
24
24.4 (14,5 m)
Kupu-kupu (White Banded Awl/ Hasora taminatus malayana) Kupu-kupu (Kupukupu Belerang Cokelat & Eurema sari sodalis Burung kacamata/zo stiropidae
-
-
-
-
di dada Dahi kuningjingga Mahkota bagian belakang biru Iris coklat, paruh hitam, kaki biru Berwarna biru tua pada pinggir sayap, warna biru muda pada tengah sayap, dan pola bintik putih Lebar sayap 3642 mm Berwarna kuning dengan pinggiran sayap bergaris cokelat Matanya seperti memakai kacamata Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau
v
12.56 siang (cuaca terik)
Terbang
v
13.12 siang Terbang (Cuaca Mendung)
Di antara HM 23 pepohonan
v
13.32
Udara dan Ranting
Suara dan bertengger
Di antara dedaunan
HM 22
Hanya ada di HM 24.2 bertengger di atas pohon.
-
24
24.4 (14,5 m)
Burung (Burung Wiwik Kelabu/Sit Uncuing & Cacomantis merulinus
-
-
-
-
-
hijau kekuningan. Panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 10– 11 cm. Berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 21 cm. Burung kedasih dewasa berwarna abu-abu di bagian kepala, leher dan dada sebelah atas. Punggungnya merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujungujung bulu yang kehitaman. Burung muda berwarna burik; kecoklatan dengan garis-garis
v
13.32
Terbang
Udara
HM 25
24
24.4 (17,7 m)
27
27.1 (10 m)
hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus Burung - Tubuh berukuran tikus / Tesia sangat kecil (7 superciliaris cm), warna abuabu kehijauan, ekor sangat pendek, alis mata abu-abu pucat menonjol, memanjang sampai belakang, kepala kehitaman. Kupu-kupu - Lebar sayap 7 – 8 (Kupucm. kupu - Tampilan sayap Gagak & dan warnanya Euploea dominan hitam core kecoklatan. Terkadang ditemukan juga warna sayap yang memutih|kusam. - Warna pola pada sayap semua
v
13.38
Hinggap
Ranting
Ditemukan di HM 25 saja
v
14.07 siang (Cuaca mendung)
Hinggap/diam
Di atas tanah
HM 19-27
putih. 29
29.4 (8 m)
Babi Hutan (Babi Celeng & Sus scrofa)
-
Babi yang berukuran besar; beratnya dapat mencapai 200 kg (400 pound) untuk jantan dewasa, serta panjangnya dapat mencapai 1,8 m (6 kaki). Panjang tubuhnya hingga 1.500 mm, panjang telinga 200–300 mm, dan tinggi bahunya 600– 750 mm
Keterangan : bold (fauna kanan)
v
14.32 siang (Cuaca cerah)
Menggali
Terdapat jejak di tanah
HM 29
TALLY SHEET SATWA LIAR JALUR CIBEUREUM Kelompok : 4 Tanggal : 22 September 2018 Jalur : Balai TNGGP sampai Curug Ciwalen (HM 0 – HM 6,2) HM Titik HM ke 0
6
Jenis (Nama lokal & ilmiah)
Burung Toh-Tor (Megalaima armillaris)
Ciri morfologi
- Panjang badan sekitar 20cm - Warna bulunya hijautua yang hampir menutupi seluruh tubuhnya - Warna jingga terlihat hanya ada di bagian mahkota sampai tengkung dan lehernya
Cara Perjumpaan Tidak Langsung Langsung
v
Waktu perjumpaan
Perilaku/aktivitas satwa
substrat
Penyebaran
(WIB)
10.15
Bersuara
Diantara pepohonan
Pohon yang sangat tinggi Sekitar HM 0-1
2
1
Lutung Hitam (Trachypithecus cristatus) [kanan]
4
4
Katak (Polypedates leucomystax)
Muka dan tubuh berwana hitam Buntut panjang
- hitam keabu abuan - kecil
V
11:21
Bergelantung dan menggendong anaknya
V
12.00
Meloncat
Pohon ke pohon lainnya
Sungai
Sekitar HM 2.1 Air terjun ciwalen Keatas rumah dan pos-pos
Sekitar sungai pada HM 4
[kanan] 5
1
Musang Luwak - Sisi atas tubuh abu( Paradoxurus abu kecoklatan hermaphrodites) - ekor hitamcoklat - Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam - Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga
v
12.38
Tidak terlihat (meninggakan kotoran)
Jejak kotoran musang ditengah jalur
Musang menyebar di dekat pohonpohon yang berbiji kecil. Terdapat di sekitar HM 5 dan 6 (dekat curug Ciwalen)
6
2
Kupu-kupu (Graphium sarpedon) [kanan]
berwarna keputihputihan - Sayap atas berwarna biru muda - Sayap bawah berwarna hitam
V
12.40
Terbang
Terbang dan hinggap di bebatuan
Terdapat di sekitar HM 6 sampai Curug Ciwalen
TALLY SHEET SATWA LIAR KANAN JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur HM
Titik HM ke
0
2
0.1 (1.40 m)
2.2 (2.4 m)
:5 : 22 September 2018 : TNGGP (HM 6,5 – HM 5,7) Jenis (nama lokal & ilmiah)
Ciri morfologi
Cara Perjumapaan
langsung
Cacing Sonari
Mirip seperti ulat sagu
Burung Takur Tohtor (Megalaima armillaris)
- Panjang badan sekitar 20cm - Warna bulunya hijautua yang hampir menutupi seluruh tubuhnya - Warna
Waktu perjumpaan
Perilaku/aktivitas satwa
Substrat
Penyebaran
Tidak langsung
✔
09 : 45 WIB
✔
Bergerak seperti ulet biasa
11:34 WIB Bersiul
Tersebar pada HM 0,1 dan 3.
Tersebar pada HM 2, 4.
3
3.4 (3.2m)
Burung Anis merah (Geokhicla citrina)
jingga terlihat hanya ada di bagian mahkota sampai tengkung dan lehernya -Berukuran sedang (20– 23 cm) dengan berat tubuh antara (47–67 g), berkepala jingga. -Burung dewasa : kepala, tengkuk, dan tubuh bawah jingga terang, tungging putih, tubuh atas abu-abu kebiruan dengan bercak putih di sayap atas. -Burung muda
✔
11: 40 WIB
Bersiul
Tersebar pada HM 3
4
4.3 (10.5 m)
Burung kendasih/sirit uncuing (Cacomantis merulinus)
bercoret dan bersisik di punggung. -Berukuran kecil sekitar 21 cm. -Burung kedasih dewasa berwarna abuabu di bagian kepala, leher dan dada sebelah atas. -Punggungnya merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. -Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujung-ujung bulu yang kehitaman. -Burung muda berwarna burik; kecoklatan
✔
12:10 WIB
Bersiul
Tersebar pada HM 4
dengan garisgaris hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garisgaris hitam yang lebih halus
TALLY SHEET SATWA LIAR KIRI JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur
:5 : 22 September 2018 : TNGGP (HM 6,5 – HM 5,7)
HM
Titik HM ke
Jenis (nama lokal & ilmiah)
Ciri morfologi
hm0, 1 (5m)
luwak
warna abu atau hitam, panjang max 100cm
Cara Perjumapaan langsung
Tidak langsung jejak dipohon
Waktu perjumpaan
10.34
-
-
hm1, 9
elang jawa
tubuh kecoklatan,
Ada sarang
11.55
Perilaku/aktivit as satwa
Substrat
penyebara n
(7m) hm2, 8 (9m)
burung anis gunung
panjang 60-70 cm tubuh 17-25 cm , warna hitam abu dan coklat tergantung ras
Ada suara
12.22
gerombola n
- hm2,9 (5m)
- kupu-kupu
Sayap bercorak indah, terbang
√
10.45
- terbang
- hm3,4 (8m)
- pacet
- tubuh bulat memanjang seperti cacing, hitam, bergaris-garis kecil
√
11.02
Melata
- hm3,5 (9m)
- Kukang jawa
- warna badan cokelat putih, mata besar, bentuk seperti tupai
√
- 11.30
Terbang tak berkoloni Pohon
- sarangnya berada di pohon alcingia excelca
Tersebar di kawasan hutan
TALLY SHEET SATWA LIAR KANAN JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur
: 10 : 22 September 2018 : HM 0 – HM 7,3
HM
Jenis (nama lokal & ilmiah)
Titik HM ke
Ciri morfologi
Cara Perjumapaan langsung
0.3
172 Burung Elang cm di jawa (Nisaetus 1.2 bartelsi) M
Berwarna coklat kemerahan dengan jambul yang tinggi dan menonjol. Tengkuk berwarna coklat kekuningan dan tampak keemasan. Memiliki jambul hitam degan ujung putih dan iris mata kuning dan kecoklatan
0.5
164 Kupu-kupu cm di cyllo Helena 4.97
Memiliki warna coklat terbakar, sayap yang
Langsung
Tidak langsung Tidak langsung
Waktu perjumpaan
Perilaku/aktivitas Substrat satwa
Penyebara n
Pagi hari pkl. 10.15
Hanya melihat sarangnya
Burung elang tidak sedang berada di sarang
Satu titik
Siang hari pukul 11.35 WIB
Hinggap di dedauan dan terbang
Sedang mengisap sari bunga
Satu titik
0.5
0.5
M 2.62 Owa Jawa cm di (Hylobates 5M moloch)
1,46 Burung tor-tor cm di (Megalaima 7m armillaris)
relative kecil Memiliki ekor yang panjang, tubuh besar berwarna hitam ke abu-abuan Ukuran tubuh sedang, corak warna bulu tampak indah, ukuran paruh burung yang tidak terlalu panjang, mata kehitaman dan ekor kehijauan
Langsung
Tidak langsung
Siang hari 11.50 WIB
Berayun-ayun dan berpindah diantara dahan dan ranting.
Siang hari pukul 12.00 WIB
Sedang megeluarkan suara
Sedang berkumpul dengan keluarganya di sarangnya Terbang dari satu pohon ke pohon yang lain
Satu titik
Satu titik
TALLY SHEET SATWA LIAR KIRI JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur
: 10 : 22 September 2018 : HM 0 – HM 7,3
HM
Jenis (nama Ciri morfologi lokal & ilmiah)
0.7
0.5
Titik HM ke
Cara Perjumapaan langsung
Mempunyai langsung rambut berwarna hitam kemerahanmerahan. Pada masingmasing sudut mulutnya memiliki ramut yang lebih tebal, ekornya tidak berambut dan lurus 1,46 Burung tor- Ukuran tubuh cm di tor sedang, corak 7m (Megalaima warna bulu armillaris) tampak indah, ukuran paruh burung yang tidak terlalu panjang, mata
Waktu perjumpaan
Perilaku/aktivitas Substrat satwa
Penyebaran
Tidak langsung
3 m Babi Hutan di (Sus scrofa) 20.86 m
Tidak langsung
Siang hari, pukul Berjalan 11.55 WIB lintasan jalur
di Berjalan Satu titik mencari makan dan melihat kea rah bawah untuk mencari makan
Siang hari pukul Sedang 12.00 WIB megeluarkan suara
Terbang dari Satu titik satu pohon ke pohon yang lain
kehitaman dan ekor kehijauan
TALLY SHEET SATWA LIAR KANAN JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur HM
:9 : 22 September 2018 : TNGGP 1 ( HM 0 – HM 8)
Titik HM ke
3
3
Jenis (nama lokal & ilmiah)
Ciri morfologi
langsung
Burung Ciung Batu Siul (Myophonus caeruleus)
-
4
Cara Perjumapaan
Ciungmungk al (Cochoa azurea)
-
Berwarna biru tua berkilau Ukuran sedang (23 cm) Jantan: tubuh bagian atas biru tua bersinar dengan mahkota,
√
Perilaku/akti vitas satwa
Substrat
Penyebaran
Tidak langsung √
Ukuran tubuh 32cm Bulu hitam seluruhnya Bulu kepala dan leher berbitik kecil Sayap dna ekor tersapu keunguan bersinar
Waktu perjumpaan
11.26
11.29
Berkicau lalu Terbang terbang antar pohon
Bertengger
Asia Tenggara, Semenanjun g Malaysia, India, cina, Turkestan
Di ranting Jawa
-
7
Kadal Kebun (Eutropis multifasciata)
-
2
Bunglon Hutan (Gonocephal
-
pinggir penutup sayap dan bulu terbang biru bersinar lebih pucat. Betina: Coklat dengan dahi dan sisi bulu terbang biru
Kepala seolaholah menyatu dengan leher Penampang tubuh tampak bersegi empat tumpul Panjangnya sekitar 22 cm Warna coklat tembaga, sisi lateral tubuh warna gelap kehitaman
Panjang tubuh sekitar 22-25 cm
11.45
Diam di pohon
Di ranting pohon bawah
Beberapa pepohonan, bebatuan
Dari satu
Bagian
√
Bergerak cepat
4
us chamaeleonti nus)
4 5
-
Betina: berwarna hijau
-
Jantan: berwarna biru dan sedikit berwarna kuning
-
Panjang tubuh antara 35-60 cm, ditambah panjang ekor bisa mencapai 120cm
-
Bulunya berwarna coklat tua hingga hitam
Jelarang (Ratufa bicolor)
-
Bagian bawah perut dan dada berwarna putih
√
√
12.15
12.45
Bergerak di pohon
ranting ke ranting lain
tengah pulau Jawa
Melompat dari satu dahan ke dahan lainnya
Di kawasan Asia
TALLY SHEET SATWA LIAR KIRI JALUR CIBEURUEM Kelompok Tanggal Jalur
:9 : 22 September 2018 : TNGGP 1 (HM 0 - HM 8)
HM
Titik HM ke
Jenis (nama lokal & ilmiah)
3
Kadal Pohon Hijau (Dasia olivacea)
6
Ciri morfologi
Cara Perjumapaan langsun g
-
Panjang total hingga ekor 292 mm
-
Punggung berwarna coklat zaitun dengan belang belang samar
-
Pelupuk mata berwarna kuning terang
√
Waktu perjumpaan
Perilaku/aktivit as satwa
Substrat
Penyebaran
Tidak langsun g 13.10
Merayap di batang pohon
Merayap cepat di batang pohon
Jawa, Papua, Kalimantan, daan kawasan Asia
TALLY SHEET SATWA LIAR JALUR CIBEUREUM Kelompok : 7 Tanggal : 22 September 2018 Jalur : TNGGP 2 (HM 8 – HM 16) HM
Titik HM ke
Jenis (nama lokal dan ilmiah)
8
8.0 (1,1)
(Bronchocel a jubata) Bunglon,lon dok,lunduk
8
8.0 (1,2)
(Mooreana trichoneura ) Kupu-kupu kuning
Ciri Morfologi
Cara Perjumpaan langsung Tidak langs ung yang
- Mata menonjol hampir tertutup seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian yang terbuka. - tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan - berwarna hijau - Seperti kupu- kupu yang lain dalam subfamili ini, ia terbang dengan cepat
Waktu perjumpaan
Perilaku/aktivitas satwa
Substrat
Penyebaran
10.15
Berdiam diri
Berdiam diri HM 8, HM di atas batu 11, HM 12, HM 14
10.16
Terbang
Terbang antar HM 8 pohon
datar
8 8
9 10
11 11
dan biasanya hinggap di bahagian bawah daun dengan posisi sayap terbuka rata. - Warna sayap didominasi warna kuning -
8.2(12 Burung m) 8.4 (Gryllidae) (5m) Jangkik,cen gkerik 9.1 Laba-laba (25) 10.1 Kupu-kupu (2.1) (Neptis ida) 11.6 (15.1) 11.5 (2,4)
Burung
Warna tubuh cokelat kehitaman
10.45
suara
11.00
suara
11.25
Hanya jaring
12.00
terbang
Terbang antar Hanya dedaunan HM 10
12.55
suara
12.50
Berdiam diri
Suara yang nyaring Berdiam diri HM 8, HM di atas 11, HM 12, ranting HM 14
Sayap yang berwarna hitam dan putih
-
(Bronchocel - Mata yang a jubata) menonjol Bunglon,lon hampir tertutup dok,lunduk seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian yang terbuka. - tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang
Suara yang nyaring Suara yang nyaring
di
11
11.8 (7)
12
12.2 (8,5)
dapat digunakan untuk berpegangan di dahan - berwarna hijau (Anathana - Mamalia kecil ellioti) yang mirip Tupai, bajing. Secara cerurut ilmiah, tupai pohon tidak sama dan jauh kekerabatannya dengan keluarga bajing. Perbedaannya dengan bajing yaitu, tupai tidak mempunyai kumis yang panjang. Moncongnya pun lebih panjang dan meruncing serta tidak mempunyai sepasang gigi seri yang besar berbentuk pahat (Bronchocel - Mata yang a jubata) menonjol
13.02
Berlari
Berlari di HM 11 atas pohon
13.07
Berdiam diri
Berdiam diri HM 8, HM di atas 11, HM 12,
Bunglon,lon dok,lunduk
-
12
12.4 (7.5)
12
12,4 (11,8)
13
13.4 (7.2)
14
14.6
(Coleoptera ) Kumbang (Brachypter yx leucophrys) Cingcoang cokelat Burung berwarma hitam (Bronchocel a jubata) Bunglon,lon dok,lunduk
-
-
-
hampir tertutup seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian yang terbuka. tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan berwarna hijau berukuran kecil dan berwarna hitam ukurannya tidak terlalu besar paruh hitam dan berwarna cokelat. berwarna hitam
- Mata yang menonjol hampir tertutup seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian
ranting
HM 14
13.17
Berdiam diri
Berdiam diri Hanya diatas bunga ekor
1
13.25
Berdiam diri
Berdiam diri HM 12 diatas batang pohon
13.30
Berdiam diri
Berdiam diri Hanya diatas kayu ekor
13.45
Berdiam diri
Berdiam diri HM 8, HM di atas kayu 11, HM 12, HM 14
1
yang terbuka. - tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan - berwarna agak kecokelatan
TALLY SHEET SATWA LIAR JALUR CIBEUREUM Kelompok Tanggal Jalur
:3 : 22 September 2018 : Cibereum (HM 16 – HM 23,5) Cara Perjumapaan
HM
Titik HM ke
Jenis (nama lokal & ilmiah)
Ciri morfologi
16
16,0
Jangkrik (Gryllus assimilis)
Kecil, berwarna gelap
Kucing (Felis catus)
Berbulu oranye
Burung Robin (Eritachus rubecula)
Kecil
16,2
17
17,0
langsung
Tidak langsung V
Waktu perjumpaan
Perilaku/aktivitas satwa
11.00 WIB
Bersembunyi, bersuara nyaring
11.05 WIB
Sedang makan di jalan setapak
11.35 WIB
Suaranya Di ranting nyaring dan terus pepohonan bersuara
(mendengar)
V (melihat)
V (mendengar)
Substrat
penyebaran
Tersebar dari HM Diantara 16,0 sampai pepohonan 16,1 di dan daerah dedaunan kering, kebun banyak tumbuhan atau semak belukar Di jalan setapak
Hanya satu
Terdengar di HM 17 hingga titik
17,2 17,3
17,8
17,9
20,1
Burung Katik atau Burung Punai (Chalchophaps indica)
Besar
Lebah (Anthophilia)
Kecil, berwarna hitaporanye
Burung Perenjak (Prinia familiaris)
Kecil dan berwarna terang
Bajing Kelapa (Calloscirius
Kecil, ekor panjang,
V
11.45 WIB
Suaranya nyaring dan menghentak
Terbang dari pohon ke pohon
Terdengar di HM 17,3 sampai 17,5 daerah Tropik, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggu, hutan musim, dll.
11.50 WIB
Terbang mengelilingi bunga
Diantara bungabunga
Tersebar dan terlihat di sekitar HM 17
12.00 WIB
Bertengger di ranting pohon
Di ranting pohon
Tidak berkoloni dan ada di HM 17,9
12.20 WIB
Melompatlompat di
Dari pohon ke
Tidak berkoloni
(mendengar)
V (melihat)
V (melihat)
V
20,2
21
21,0
21,1
notatus)
berbulu
(melihat)
Burung Madu Sriganti (Cinnyris jugularis)
Kecil, berwarna terang
V
Walet Linchi (Collocalia linchi)
Berwarna hitam kebiruan mengkilat dan perutnya berwarna putih
Kupu-kupu Putih (Pieris brassicae)
Kecil dan berwarna putih
pepohonan dan sesekali berada di jalan setapak
pohon
dan ada di HM 20,1 hingga HM 20,3
12.22 WIB
Terbang di sekeliling pepohonan
Terbang di pepohonan
Terbang tidak berkoloni di HM 20,2 hingga HM 20,5
12.28 WIB
Terbang
Terbang di udara
Umumnya tersebar di Sumatera Pegunungan Tinggi, Jawa, dan Timor. Untuk hal ini tersebar di HM 21
12.30 WIB
Terbang mengelilingi bunga
Terbang di sekitar bunga
Tersebar pada HM 21 hingga HM 22
(melihat)
V (melihat)
V (melihat)
TALLY SHEET SATWA LIAR KANAN DAN KIRI JALUR CIBEUREUM Kelompok : 6 Tanggal
: 22 September 2018
Jalur
: HM 23.5- HM 28
HM
0
Titik HM ke
Meter ke
0.4
Panjang Jenis (m) (nama lokal & Ilmiah) 42,34 lalat (Diptera)
0.4
42,34
0.5
55,74
0.5
55,74
Ciri morfologi
Memiliki dua sayap pada bagian belakang, mempunyai sepasang antena, mata besar Capung Berwarna (Odonata) hijau, bersayap, kecil, berkaki panjang Jangkrik Umumnya (Gryllidae berwarna ) hitam, memiliki suara yang unik Ulat bulu Di sekitar (Macroth tubuh bulu, ylacia berwarna rubi) cokelat,
Cara Perjumpaan langsung Tidak langsung
Waktu perjumpaan (WIB)
Perilaku/akti vitas satwa
substrat
Penyebara n
12.46
Hinggap dan beterbangan
Di daun (jalur kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 23,5
12.53
Hinggap dan beterbangan
Di papan jalan (jalur kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 23,5
Suara
Terdapat di sekitar HM 23,5
Di daun (jalur kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar
12.57
Merayap di batang daun
0.5
55,74
0.5
55,74
0.10
94,14
0.10
94,14
menyengat, berbahaya KupuBerwarna kupu putih, putih mempunyai (Pieris) antena, sayapnya bersisik, mempunyai dua sayap berwarna putih KupuWarna sayap kupu dominan hitam hitam, (Papilio memiliki memmnon antena, pola ) sayap bervariasi Tupai Bertubuh akar sedang, (Tupaia punggung glis) berwarna cokelat, ekor berwarna hitam KupuMempunyai kupu dua sayap, (Ideopsis sayapnya juventa) memiliki sisik, memiliki sepasang antena, memiliki kaki
HM 23,5 Beterbangan
Jalur kanan
Sendiri Terdapat di sekitar HM 23,5
12.00
Beterbangan cepat
Di langit (jalur kanan)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 23,5
12.16
Berdiam diri di pohon
Berkeliaran di pohon (jalur kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 23,5
12.16
Beterbangan
Jalur kanan
Sendiri Terdapat di sekitar HM 23,5
1
3
1.2
118,92
Kupukupu kuning (E. hecabe)
1.2
118,92
Kupukupu (Papilio helanus)
1.5
164,72
Kupukupu putih (leptosia nina)
4.4
433,05
Semut hitam (Dolichod
panjang Berukuran kecil, berwarna kuning menyerupai warna belerang, mempunyai antena Memiliki pola warna sayap dominan indah, berukuran besar, memiliki antena, memiliki dua sayap Berukuran kecil, warna sayap dominan putih, terbang pelan, berpindahpindah dekat dengan permukaan tanah Berukuran kecil, dominan
12.31
Beterbangan
Di langit (jalur kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 24
12.35
Beterbangan
Di langit (jalur kanan dan kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 24
12.38
beterbangan
Di langit (jalur kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 25
Jalan sambil berbaris
Tengah jalan
Berkelo mpok
4.10
459,29
5.5
577,69
berwarna hitam, berpindah tempat secara berkelompok Burung Sayapnya Meninting berwarna Kecil hitam, (Enicurus badannya velatus) berwarna putih, berkaki pendek, paruh berwarna hitam Burung Ukuran tubuh walet sedang, gunung bersayap (Collocali runcing, a aktif, serta vulcanoru 0,terbang m) dengan lincah
Terdapat di sekitar HM 27
erus thoracicu s)
JALUR TALLY SHEET JALUR Mandalawangi Kelompok
:2
Tanggal
: 22 September 2018
Jalur
: Mandalawangi
13.35
Beterbangan
Di langit (jalur kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 27
13.35
Beterbangan
Di langit (jalur kiri)
Sendiri Terdapat di sekitar HM 28
Waktu Meter
Panjang
Lebar
Sudut
Elevasi
o
o
HM
Tempuh ke
(m)
(m)
()
Permasalahan Kondisi Jalur
Pemeliharaan
( ) (s)
0
Hazard
0.1
8,84
0,97
311
10+
9,66
0.2
4,61
1,33
236
22+
4,78
0.3
12,55
2,27
265
15+
12,36
0.4
24,32
1,90
296
15+
28,5
0.5
7,70
1,83
270
0
7,61
0.6
9,02
1,60
346
10-
8,02
0.7
5,82
1,37
292
15-
8,63
0.8
6,84
1,44
345
20-
7,85
0.9
3,57
1,44
43
25-
6,94
0.10
6,45
1,44
5
20-
11,39
0.11
10,28
1,44
27
20-
12
1.1
1,70
1,44
5
20-
3
1.2
12,85
1,44
296
15-
15,03
1.3
11,30
1
357
10-
11,70
Jalur
Tangga Bersemen
1
2
1.4
6,53
1,75
325
5-
8
1.5
9,10
2,4
38
5-
8,10
1.6
16,35
1,45
7
10-
14,3
1.7
15,8
1,65
10
0
12
1.8
8,85
2,15
33
15+
10
1.9
17,52
1,45
254
10+
18
2.1
1,38
1,45
254
10+
2
3
2.2
32,7
1
298
10+
33
2.3
10,9
1,5
302
0
11,15
2.4
16,7
1,5
300
20-
27,61
2.5
33
1,5
290
10-
25
2.6
5,32
1,5
280
0
7
3.1
26,85
1,5
275
5+
21,85
3.2
21,2
1,5
285
10-
18
3.3
14,9
1,2
275
20-
34
Tangga Berbatu
3.4
26,75
1,5
260
5-
52
Tanah
3.5
10,3
1,5
255
0
15,5
Tangga Berbatu
4.1
22,65
1,5
285
0
23
Tanah
4.2
20,7
1,5
275
0
15
4.3
11,1
1,1
265
0
12
4.4
9,32
1,5
293
15-
11
4.5
20,15
2
265
0
19
4.6
16,08
2
270
0
18
5.1
11,56
1,35
270
5+
14
5.2
24,83
1,35
262
10-
22,35
Jalan Berbatu
4
Tanah Berbatu
5
5.3
14,72
1,4
295
20-
27,58
5.4
12,57
1,4
257
5-
13
5.5
11,15
1,5
20-
12
Tangga Berbatu
Titik Temu dengan Kelompok 8
2-3
0.1
9,96
1,4
230
15+
24
0.2
14,62
1,4
263
5+
13
0.3
28,37
1,4
220
5+
30,77
Tangga Semen
Jalan Semen 0.4
23,46
1,4
222
5+
7,23
0.5
8,6
1,4
240
10-
12
Kelompok
:8
Tanggal
: 22 September 2018
Jalur
: Mandalawangi
Permasalahan Panjang
Lebar
Waktu Sudut
HM
Elevasi
Kondisi Jalur
Hazard
Pemeliharaan
HM ke (m)
(m)
Tempuh (s) Jalur
6
6.1
20,75
1
280
5
28,8
Berbatu dan Berpasir
-
Baik
6.2
2,80
1,51
280
19
6,2
Tangga
-
Baik
6.3
6,55
1,45
280
0
12
Jembatan
-
Baik
6.4
14
1,20
16,7
Tangga-tangga berbatu
-
Baik
230
7 43,7
Tangga-tangga berbatu
-
Baik
9
Batu-batu besar
-
Baik
14,5
Tangga berbatu
-
Baik
6.5
17,06
1,31 250
6.6
3,95
0,90 220
6.7
12,5
13 7
1,21 300
7
6.8
5,75
1,55 240
6.9
3,34
6.10
11,68
6.11
1,62
Baik
10,1
Tangga-tangga naik
-
Baik
16
Tangga-tangga naik
-
Baik
3
Jalan lurus
-
Baik
13
1,70 205
-
11
1,58 250
Lurus berpasir
0
1,58 220
9,1
0
7
7.1
2,18
1,50
200
6
3
Tangga naik
-
Baik
7.2
2,28
1,09
88
16
5
Tangga naik
-
Baik
7.3
13,03
1,30
335
2
20
Jalan lurus
-
Baik
7.4
2,16
1,30
5
Tangga turun
-
Baik
42
Jogging Track
-
Baik
40
Jogging Track
-
Baik
330 7.5
34,60
1,53 248
7.6
8
45,75
1
1,53 182
2
8.1
15,47
1,53
245
2
25
Jogging Track
-
Baik
8.2
10,60
1,53
200
3
20
Jogging Track
-
Baik
8.3
22,10
1,53
200
1
26
Jogging Track
-
Baik
8.4
21,80
1,53
18
Jogging Track
-
Baik
11
Jogging Track
-
Baik
7,3
Jogging Track
-
Baik
29
Jogging Track
-
Baik
26,57
Jogging Track
-
Baik
180 8.5
10,10
8.6
5,78
9.1
14,15
26
0
1,53 190
8.7
0
1,53 220
9
-8
0
1,53
1,53
170
0
165
0
9.2
9
1,53
145
0
23,5
Jogging Track
-
Baik
9.3
18,97
1,53
125
4
21,44
Jogging Track
-
Baik
9.4
13,2
1,53
12,37
Jogging Track
-
Baik
24
Jogging Track
-
Baik
23,20
Jogging Track
-
Baik
9.5 9.6
13,85 18,98
90
-5
67
-4
1,53 1,53 32
0
10
10.1
21,60
1,53
45
2
30
Jogging Track
-
Baik
10.2
18,50
1,53
45
1
17
Jogging Track
-
Baik
10.3
14,60
1,53
5
2
28
Jogging Track
-
Baik
10.4
12,63
1,53
13
Jogging Track
-
Baik
16,50
Jogging Track
-
Baik
13
Jogging Track
-
Baik
23 10.5
24,20
1,53 55
10.6
11
12
8,47
0 0
1,53 340
0
11.1
5,05
1,53
345o
0o
5
Jembatan batu
-
Baik
11.2
20,77
1,53
345o
0o
15
Jogging Track
-
Baik
11.3
30
1,53
355 o
0o
25
Jogging Track
-
Baik
11.4
31,4
1,53
273 o
0o
27
Jogging Track
-
Baik
11.5
20,75
1,53
42 o
0o
17
Jogging Track
-
Baik
12.1
22,40
1,97
86o
5o
22
Pasir dan berbatu
-
Baik
12.2
27,47
1,18
78o
-9o
44,03
Tangga turun berbatu
-
Baik
12.3
6,45
0,93
76o
0o
10,10
Jembatan Bambu
Jembatan
SarPras
12.4
7,30
1,02
88o
0o
10,72
Jalanan berbatu dan terjal
Goyang
Kurang Baik
12.5
12.6
12.7
12.8
12,75
9,37
6,65
7,61
1,50
2,75
2,25
1,39
o
58
o
14
o
14
o
o
65
40
185
o
o
8
2
o
15
10,73
11,07
9
-
Baik
-
Baik
-
Baik
-
Baik
-
Baik
Jalanan berbatu dan terjal
Jalanan berbatu dan terjal
Jalanan berbatu dan terjal
Jalanan berbatu dan terjal
13
14
15
13.1
26,70
1,42
127o
3o
24,48
Lurus Menanjak
-
Baik
13.2
26,45
4,30
45o
3o
25,79
Aspal
-
Baik
13.3
20,15
1,07
90o
-3o
18
Turun Berbatu
-
Baik
13.4
18,70
1,07
99o
-6o
17,81
Tangga Turun Berbatu
-
Baik
13.5
6,15
1,07
132o
-4o
9
Tangga Turun Berbatu
-
Baik
13.6
1,85
1,07
72o
-1o
9
Jalan Batu-Batu
-
Baik
14.1
4,45
1,07
80o
-3o
5
Aspal dan Jalan Berbatu
-
Baik
14.2
25,20
1,07
83o
1o
8,64
Aspal dan Jalan Berbatu
-
Baik
14.3
17,60
1,07
153o
1o
10,71
Aspal dan Jalan Berbatu
-
Baik
14.4
43,17
1,07
66o
-3o
36,57
Aspal dan Jalan Berbatu
-
Baik
14.5
17,58
1,07
47o
-3o
10
Aspal dan Jalan Berbatu
-
Baik
15.1
26,30
1,07
59o
-1o
15
Aspal dan Jalan Berbatu
-
Baik
Kelompok
: 1 (Satu)
Tanggal
: 22 September 2018
Jalur
: Mandalawangi
Permasalahan Meter HM
Waktu Panjang
Lebar
Sudut
Elevasi
ke
Kondisi Jalur
Hazard
Pemeliharaan
Tempuh Jalur
16.1
10
150
320
6
10
16
Menanjak bebatuan tertata rapi 16.2
20.5
150
270
12
19
16.3
5.6
150
280
6
5
16.4
6.55
150
240
30
8
16.5
9.2
15
265
7
10
16.6
6
150
286
12
6
16.7
6.4
150
265
13
9
16.8
20.8
150
235
13
25
16.9
14.95
150
250
15
12
17.1
17
150
267
10
16
17.2
7.5
150
325
10
6
17.3
7
150
350
8
8
17.4
10.2
150
280
12
13
17.5
17.9
150
280
7
14
17.6
5.8
150
271
-3
5
17.7
9
150
245
-10
6
17.8
9.6
150
303
5
8
17.9
9.1
150
270
13
8
17.10
6.9
150
285
1
8
17
18
18.1
8
150
288
8
18.2
9.3
150
270
-14
18.3
17.6
150
245
-22
Menanjak bebatuan tertata rapi
Datar bebatuan tertata rapi
Menurun bebatuan tertata rapi
Menurun bebatuan tertata rapi
18.4
6.6
150
306
-6
6
Menurun bertanah
18.5
4.7
170
273
-5
4
Datar bertanah
18.6
3.3
170
290
-15
3
Menanjak bertanah
18.7
13.7
170
248
-10
12
18.8
10
128
273
0
9 Datar bertanah
18.9
1.3
140
270
30
1
18.10
25
370
285
0
15
19.1
15.6
145
275
24
17 Menanjak bertanah
19.2
17
135
258
15
16
Menurun semak-semak 19.3
16.3
230
224
10
12
19.4
12.4
97
245
-4
11
19.5
9.8
105
265
0
9
Datar semak-semak 19
19.6
18.7
120
265
5
18
19.7
10.2
75
235
10
11
20.1
5
75
233
0
5
20.2
7.4
120
253
0
10
Menanjak semak-semak
Datar semak-semak
20
20.3
7.2
143
240
0
7
20.4
17.3
150
240
0
16 Datar licin air mengalir
20.5
13.8
150
246
0
9 Menanjak licin air mengalir
20.6
12.7
115
260
0
14 Datar licin air mengalir
20.7
9.6
105
238
0
10
20.8
22.5
95
262
20
31
20.9
4.5
80
235
0
5
21.1
14.5
110
205
10
14
21.2
9.6
100
175
20
10
Menanjak bertanah
Datar bertanah 21.3
12.8
140
240
0
14 Menanjak bertanah
21.4
11.6
135
240
10
11
21.5
11.4
135
249
10
7
21.6
9.3
124
244
3
6
21.7
23
130
235
0
18
21.8
7.8
150
229
20
5
22.1
14.4
95
210
0
15
Datar Bertanah
22.2
19.4
143
205
15
18
Menanjak bertanah
21 Datar bertanah
Menanjak bertanah
22.3
5.3
106
155
13
6
22.4
4.8
150
170
0
5 Menurun bertanah
22
22.5
9.9
150
163
20
12 Menanjak bertanah
22.6
10.3
123
145
-20
10 Datar Bertanah
22.7
8.4
150
125
15
8
22.8
16
103
130
0
10 Menurun bertanah
23
22.9
11.5
145
110
-25
9
23.1
10.7
130
135
0
11
Datar Bertanah
23.2
11.2
110
179
5
9 Menanjak bertanah
23.3
6.4
100
165
8
10
23.4
36.8
95
170
30
40
23.5
4.7
80
160
0
5
23.6
9.8
80
143
0
5
Datar bertanah
Menanjak bertanah
24
23.7
17.4
50
158
13
8
23.8
3
50
130
10
3
24.1
8
50
141
0
9
Datar semak-semak
24.2
6
50
165
10
5
Menanjak semak-semak
24.3
31.9
50
155
5
28
24.4
25.7
50
160
5
29
24.5
3.8
43
175
7
8
Menanjak semak belukar
24.6
6.9
40
160
0
10
Datar semak belukar
24.7
17.7
120
105
0
10
Datar semak-semak 25.1
18
80
100
0
13
25.2
25.9
80
110
25
19
25.3
11.5
100
80
0
7
Menanjak semak-semak
Datar semak-semak 25
25.4
4.3
90
10
0
4
25.5
15
75
35
0
20
25.6
8.4
55
30
-30
9
25.7
7.7
90
40
-35
10
Menurun semak-semak
25.8
9.2
100
63
-25
7
26.1
27.3
200
67
-18
22
26.2
16.8
120
40
8
13
26.3
50
120
60
-5
44
26.4
5.9
120
65
-2
5
Menanjak berbatu
26
Menurun berbatu 27.1
17.6
120
78
-6
14
27.2
26
90
100
-10
22
27.3
21.7
125
103
-4
18
27.4
23
150
53
-15
17
27
Datar berbatu 27.5
8
150
50
0
10
27.6
3.7
150
65
0
2
28.1
21.7
150
56
0
20
28
29
28.2
9.3
150
40
0
6
28.3
50
150
60
0
50
28.4
14
150
52
0
13
28.5
5
120
85
0
5
29.1
33
120
87
0
18
29.2
13.7
150
40
-15
11
29.3
16
150
35
-35
13
Menurun berbatu
30
29.4
17
150
51
-17
16
29.5
8.7
150
5
0
8
29.6
7.6
150
347
15
8
29.7
4
150
10
-10
3
30.1
5.5
100
15
0
4
30.2
5.3
125
10
15
5
30.3
20
125
34
-22
18
Menurun berbatu
30.4
13.5
150
70
30
13
Menanjak berbatu + bertanah
30.5
25.5
50
8
-27
22
30.6
2.5
50
135
-18
25
Menurun berbatu
Menurun berbatu + bertanah 30.7
27.7
31.1
12
127
80
-16
10
65
-15
10 Menanjak melintas aliran sungai
31.2
3
31
20
20
3
130
Menanjak
31.3
13
10
10
11
rerumputan
31.4
6.2
0
-20
5
Menurun rerumputan
Area berkumpul
TALLY SHEET JALUR Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kelompok
:9
Jalur
: TNGGP 1
Hari tanggal
: Sabtu, 22 September 2018
Meter Panjang
Lebar
Sudut
Waktu
Permasalahan
Tempuh
pemeliharaan
Elevasi
ke HM
Kondisi Jalur (m)
(cm)
(0 )
(0) (s)
0
1
23,37
192
132
Hazard
12
25,9
Jalur
Berbatu, Tanjakan dan
Kondisi pagar
bertangga
pembatas bengkok
2
27,50
190
122
12
39,88
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
Pagar Bengkok
3
15,45
220
149
9
21,81
Berbatu, Tanjakan dan
Pohon tumbang,
bertangga
Ranting menjulur
4
16,40
122
166
9
19,55
Berbatu, Tanjakan dan
Pohon tumbang,
bertangga
adanya sisa pohon tumbang berserakan
5
23,63
245
226
8
30,54
Berbatu, Tanjakan dan
bertangga
6
4,79
196
239
6
6,25
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
1
1
31,95
208
246
10
50,80
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
2
3
8,98
15,28
226
200
277
241
5
9
11,30
18,85
Berbatu, Tanjakan dan
Bank sampah
bertangga
tak terurus
Berbatu, Tanjakan dan
Sampah pohon
bertangga
tumbag tidak diangkat dan tanahnya rusak
4
30,53
190
214
10
48,38
Berbatu, Tanjakan dan
Banyaknya
bertangga serta batu tidak
ranting yang
kokoh
mengganggu kondisi jalur
5
7,88
183
198
12
10,07
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
2
1
19,85
198
207
7
30,68
Berbatu, Tanjakan dan
banyaknya
bertangga
sampah ranting pohon
2
9,82
206
187
8
15,10
Berbatu, Tanjakan dan
Flora unik tak
bertangga
terawat dan sampah ranting pohon berserakan
3
7,35
211
264
2
10,62
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
4
11,08
199
203
12
17,70
Berbatu, Tanjakan dan
Flora tak terawat
bertangga
5
6
7
7,75
21,1
7,77
230
206
182
236
208
243
12
5
5
11,96
36,47
09,50
Berbatu, Tanjakan dan
Pohon tumbang
bertangga
tak terurus
Berbatu, Tanjakan dan
Sampah ranting
bertangga
tak terurus
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
8
22.73
214
212
6
35,04
Berbatu, Tanjakan dan
Ranting tak
bertangga
dipotong dengan posisi sudah mengenai jalur
9
4,64
194
245
12
06,06
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
3
1
13,85
209
238
5
17,05
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
2
14,68
202
194
7
23,40
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
3
16,35
196
211
2
24,19
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
4
20,45
189
144
4
27,98
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
5
15,82
230
162
10
18,20
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
6
7,53
238
128
16
11,48
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
7
9,95
181
183
8
12,01
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
4
1
31,45
253
219
9
41,28
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
2
25,81
206
202
7
50,62
Berbatu, Tanjakan dan
Sampah
bertangga
penebangan pohon tidak dibersihkan
3
13
222
218
10
19,21
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
4
12,43
183
270
10
16,63
Berbatu, Tanjakan dan
bertangga
5
5
1
21
20,4
221
257
228
223
10
16
26,05
25,80
Berbatu, Tanjakan dan
Kondisi jalur tak
bertangga
terurus
Berbatu, Tanjakan dan
Batang pohon
bertangga
menghalangi jalur
2
45,4
277
221
5
51,77
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
3
19,5
232
233
10
25,65
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
4
6
1
11,6
14,35
198
236
251
242
12
10
15,87
20,25
Berbatu, Tanjakan dan
Sampah ranting
bertangga
tak dibersihkan
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
2
22,8
206
199
10
37,07
Berbatu, Tanjakan dan
Adanya ranting
bertangga
pohon yang mengganggu koeadaan jalur
3
4
21,43
6,6
196
178
244
223
11
10
30,85
10,23
Berbatu, Tanjakan dan
Adanya pohon
bertangga
tumbang
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
5
35,9
266
249
-4
57,16
Berbatu, Tanjakan dan
Kondisi Jalur tak
bertangga
terurus
7
1
2
42,7
17,1
257
153
258
231
-5
3
56,17
23,55
Berbatu, Tanjakan dan
Kondisi Jalur tak
bertangga
terurus
Berbatu, Tanjakan dan bertangga
3
38,75
228
203
11
52,87
Berbatu, Tanjakan dan
Flora sekitar tak
bertangga
terurus
Kelompok
:7
Tanggal
: 22 September 2018
Jalur
: TNGGP 2 HM 8-HM 16
Panjan Meter HM
Waktu Lebar
Sudut
Elevasi
o
o
g ke
Kondisi Jalur Tempuh
(m)
()
Hazard
Pemeliharaan
( )
(m)
8
Permasalahan
(s)
Jalur
8.1
13,4
2,31
189
15
41,4
8.2
5,8
2,79
177
18
10,4
8.3
14,7
2,34
247
6
45
Tangga
8.4
16,5
2,15
229
14
25
dan
Jalur
Tidak
8.5
7,8
2,49
277
14
10,4
tanjakan
curam
ada
8.6
10,1
2,46
224
10
9,5
berbatu
Di sisi
peringatan
8.7
13,7
2,36
183
14
14
kanan
tanda
8.8
12,1
2,43
274
7
26,2
8.9
5,9
2,03
258
12
16,6
1.1
15,3
2,24
195
14
21,1
9.2
14,5
2,11
241
3
16,4
bahaya
Tangga
Di sisi
dan 9.3
7,8
2,31
236
14
10,3
Tidak ada tanda
kanan peringatan
9.4
15,7
1,98
239
9
20,8
tanjakan
ada
berbatu
jurang
bahaya, hanya
9 9.5
11,6
2,08
238
10
17,1
ditandai dengan yang
10
9.6
10,4
2,01
209
13
12,3
9.7
11,4
1,80
247
14
15,1
9.8
13,3
1,88
252
7
13,2
10.1
4
2,41
210
0
7,7
dalam
Jalan
kayu besar
11
10.2
18,4
2,23
239
4
16,8
berbatu
10.3
18,3
2,46
222
6
22,4
10.4
8,6
2,16
233
7
10,6
10.5
9
2,29
211
7
12,4
10.6
4,7
2,03
238
8
8,9
Tanjakan
10.7
10,6
2,39
254
9
25,7
berbatu
10.8
9,5
2,11
250
11
15,8
10.9
9,7
2,41
238
7
18,3
10.10
7,2
2,03
227
12
24,3
11.1
10
2,29
231
9
11,7
11.2
6
2,16
179
11
9,7
Tangga
11.3
5
1,93
218
12
12,6
berbatu
11.4
9,1
1,78
254
12
9,6
11.5
12,4
2,00
204
13
15,2
11.6
11,3
2,29
223
14
17,2
Tanjakan
11.7
13,6
2,08
254
17
14,9
berbatu
11.8
18,5
1,91
217
16
25,6
11.9
14,1
1,98
192
13
20,1
12.1
12,1
1,98
195
12
15,7
tanjakan
12.2
20,3
1,52
224
7
23,1
berbatu
12
13
12.3
8,5
1,98
235
7
14,1
12.4
20,4
1,88
214
0
23,6
Jalan
12.5
17,4
1,96
215
0
18,4
berbatu
12.6
14,2
2,16
241
14
14,7
Tanjakan
12.7
7,1
2,08
275
10
8,7
berbatu
13.1
14,2
2,03
246
12
21,8
13.2
5,3
1,91
267
10
6,6
13.3
15,6
1,83
241
11
13.4
19,2
2,06
265
13.5
12,3
2,16
13.6
9,5
15.7
4,3
Jalur
Tidak
Tanjakan
curam
ada tanda
17,6
dan
di sisi
peringatan
11
23,1
tangga
kiri
260
13
14,6
berbatu
2,29
247
13
11,3
1,98
250
15
5
14
15
13.8
13,8
1,88
220
9
13,8
13.9
5,8
1,85
271
7
6,3
14.1
11,3
1,88
289
12
11,3
Tangga
14.2
8,5
2,11
262
15
14,9
berbatu
14.3
10,6
2,52
280
6
12,7
14.4
11,1
1,98
298
4-
12,4
Turunan
14.5
17,3
1,98
258
6-
20,3
berbatu
14.6
16,5
2,16
218
4
14
14.7
9,7
2,24
192
11
13,5
Tangga
14.8
15
2,16
215
10
15,4
berbatu
15.1
18,3
2,24
167
12
21
15.2
29
2,13
217
3
30
Jalan
15.3
11,6
1,60
228
0
13,1
setapak
15.4
19,4
1,80
253
3
17,8
berbatu
15.5
21,7
1,98
259
0
22,3
Kelompok
:3
Tanggal
: 22 September 2018
Jalur
: Curug Cibeureum
Permasalahan Waktu HM
No
Panjang
Lebar
Sudut
Elevasi
Kondisi Jalur
Hazard
Pemeliharaan
Tempuh Jalur
16
0
18,23
220
255
0
29
berbatu
1
12,85
201
275
5
10
berbatu
2
13,37
192
257
5
30
berbatu
3
13,48
190
297
5
22
berbatu
17
4
16,98
272
274
6
28
berbatu
5
10,28
169
261
0
18
berbatu
6
11,04
222
285
10
11
berbatu
7
7,13
207
299
18
6
berbatu
0
11,93
172
318
5
15
berbatu
1
12,31
185
274
8
11
berbatu
2
7
215
208
13
8
berbatu
3
18,96
215
276
11
23
berbatu
4
9,03
219
258
5
8
berbatu
18
5
3,32
203
274
2
4
berbatu
6
7,88
214
240
4
7
berbatu
7
12,82
224
258
3
11
berbatu
8
23,90
213
237
10
24
berbatu
0
11,90
217
232
4
10
berbatu
1
10,40
186
268
2
8
berbatu
2
14,80
190
287
8
11
berbatu
3
16,40
216
288
2-
15
berbatu
4
15,20
215
263
2
14
berbatu
5
15,35
195
258
4-
13
berbatu
6
19,05
198
272
1-
17
berbatu
19
20
0
15
201
239
2
14
berbatu
1
41,77
300
248
2
35
2
11,20
300
227
0
8
Jembatan berlubang
3
20,10
300
205
2
16
Jembatan berlubang
4
13,80
300
221
0
8
Jembatan berlubang
0
17,45
293
226
0
12
Jembatan berlubang
1
20,25
298
257
0
15
Jembatan berlubang
2
14,90
306
268
0
13
Jembatan berlubang
21
22
22
3
39,40
300
218
2
30
Jembatan berlubang
4
9,84
300
205
0
6
Jembatan berlubang
0
11,25
293
200
0
9
Jembatan berlubang
1
50,03
303
222
0
40
Jembatan berlubang
2
8,10
291
163
20
8
Jembatan berlubang
3
27
295
212
5
29
Jembatan berlubang
4
5,20
296
220
0
4
0
31,85
296
230
0
24
1
28,50
300
181
20
27
2
19
177
155
20
18
berbatu
3
21,90
210
196
20
10
berbatu
23
4
4,80
164
153
24
3
berbatu
0
33,25
210
212
12
28
berbatu
1
16,15
210
222
20
15
berbatu
2
247
Kelompok
:6
Tanggal
: 22 September 2018
Jalur
:Hm 23-28
Waktu Permasalahan Panjang
Lebar
Sudut
Elevasi
Meter Tempuh HM
Kondisi Jalur
Hazard
Pemeliharaan
ke (m)
(m)
(º)
(º) Jalur (s)
23
23.1
6
1,94
215
+2
12,13
Berbatu, mendatar
0.2
16,64
2,20
210
-14
29,15
Menurun
0.3
30,42
1,95
190
-15
49,65
Jurang
Akhir jurang
24
0.4
42,34
1,67
200
-9
1.01,23
Mendatar
24.1
52,54
1,67
200
-9
1.09.00
24.2
55,74
1,86
200
+2
1.14,34
24.3
64,14
1,49
195
-9,8
1.25,76
Tangga menurun
24.4
69,84
2,10
215
-4
1.33,15
Mendatar
24.5
71,14
2,60
250
+26,5
1.35,96
Tangga 2 step
24.6
86,74
2,60
250
-3,5
1.51,70
Jembatan
24.7
94,14
2,60
235
-2
2.00,98
24.8
106,72
2,60
245
-1,5
2.17,54
25
24.9
118,92
2,60
235
-1
2.30,00
24.10
139,02
2,60
250
+1,5
2.52,00
25.
155,62
2,60
210
+2
3.09,87
Jembatan
Ditambal
berlubang
menggunakan balok-balok kayu
25.2
164,72
2,70
255
+2
3.21,33
25.3
165,95
2,70
240
+26,5
3.24,46
25.4
183,15
2,70
240
+2
3.38,00
25.5
195,30
2,70
240
+1,5
3.52,89
25.6
196,10
2,70
220
-24
3.54,00
25.7
210,08
2,70
240
+4
4.07,82
25.8
219,08
2,00
230
+3
4.18,23
Step tangga
26
27
25.9
227,31
1,85
210
+3
4.27,74
Step tangga
26.1
251,31
2,00
205
+4
4.56,38
26.2
262,83
2,15
275
-25
5.07,89
Ada jembatan 4m
26.3
289,83
1,90
240
+13
5.39,72
Menanjak
26.4
310,48
1,81
240
+7
5.59,77
27.1
361,48
1,73
205
+18
6.56,58
27.2
366,48
1,95
140
+2
7.01,00
27.3
387,48
2,00
185
+9
7.26,60
27.4
398,68
2,20
225
+22
7.37,26
27.5
402,45
4,20
220
+19
7.42,49
27.6
407,65
2,48
210
+3
7.48,00
27.8
424,65
2,10
240
+17
8.10,18
27.9
433,05
2,20
210
+32
8.24,07
27.10
438,12
2,65
170
+8
8.32,71
27.11
440,12
2,65
185
+26
8.36,78
27.12
447,62
2,65
210
0
8.45,44
Jembatan
27.13
449,12
2,65
220
+21
8.50,06
Tangga
27.14
454,29
2,75
230
+14,5
8.56,20
27.15
459,29
1,30
170
+9,5
9.05,00
Awal jembatan
28
28.1
467,69
1,60
220
+14
9.16,17
28.2
481,69
2,00
205
+3,5
9.31,83
28.3
495,69
1,55
280
+10,5
10.04,18
28.4
518,69
3,30
280
+4
10.31,00
Berbatu, menanjak
28.5
529,69
1,75
265
-12
11.28,00
Menurun
Batuan licin
28.6
537,69
1,20
285
-7
11.44,86
Batuan licin
28.7
550,69
1,50
295
-22
12.03,02
Batuan licin
28.8
577,69
5,00
300
-12,5
14.16,44
Turunan curam, air semata kaki
28.9
581,69
5,00
280
-2
Kelompok
:5
Tanggal
: 22 September 2018
Jalur
: HM0 (Pertemuan dengan Jalur Kelompok 9)
14.20,00
Permasalahan Waktu Meter HM
Panjang
Lebar
Sudut
Elevasi
ke
Kondisi Jalur
Hazard
Pemeliharaan
Tempuh Jalur
0.1
9,2 m
3m
150°
0°
26 s
Jalur dipenuhi bebatuan besar. Terdapat pohon yang miring
0.2
7,8 m
1,5 m
140°
20°
14 s sehingga menghalangi jalan
0.3
5,1 m
0,8 m
120°
-10°
8s
dan terdapat jurang disamping
0.4
8,5 m
1,2 m
150°
-10°
20 s
jalur.
0.5
7,9 m
0,76 m
120°
0°
19 s
0.6
9,2 m
0,76 m
140°
5°
31 s Terdapat jurang dipinggir jalur
0.7
12,1 m
0,6 m
180°
0°
30 s yang dipenuhi bebatuan besar.
0.8
18,4 m
0,7 m
175°
0°
40 s
Terdapat pohong tumbang yang menghalangi jalan.
0.9
11,3 m
0,7 m
144°
0°
27 s
0.10
10,5 m
0,8 m
190°
0°
15 s Terdapat kayu melintang di
1.1
13,4 m
0,7 m
200°
0°
30 s
1.2
3,6 m
1,5 m
250°
25°
6s
1.3
17,2 m
1,1 m
160°
0°
31 s
1.4
9m
1,2 m
115°
-15°
20 s
1.5
4,5 m
0,7 m
115°
0°
15 s
1.6
18,3 m
0,6 m
140°
30°
37 s
1.7
12,2 m
0,9 m
105°
0°
17 s
1.8
8,8 m
0,8 m
70°
0°
18 s
1.9
13 m
0,6 m
103°
0°
17 s
2.1
20,6 m
1m
80°
0°
38 s
2.2
14,6 m
0,9 m
135°
0°
29 s
2.3
14,5 m
0,9 m
135°
0°
27 s
2.4
16 m
1,1 m
115°
-15°
30 s
2.5
9,8 m
0,9 m
80°
-20°
20 s
2.6
3m
1,2 m
50°
0°
5s
2.7
6,1 m
0,8 m
340°
0°
10 s
2.8
10 m
0,9 m
60°
0°
46 s
2.9
5,4 m
0,6 m
93°
-20°
10 s
tengah jalur.
Terdapat jurang dipinggir jalur. Terdapat pohong tumbang yang menghalangi jalan.
Jalur bebatuan dan agak gelap karena cahaya matahari tertutupi pohon.
Terdapat jurang dipinggir jalur
dan pohon tumbang dan ranting ranting pohon yang menghalangi jalur.
3.1
23,5 m
0,7 m
82°
-20°
50 s
3.2
14,5 m
0,9 m
70°
-10°
28 s
3.3
9,5 m
2m
45°
0°
18 s
3.4
9,3 m
0,8 m
92°
-15°
15 s
3.5
33,7 m
0,9 m
43°
0°
56 s
3.6
9,5 m
0,9 m
35°
0°
20 s
4.1
7,7 m
1m
34°
0°
20 s
4.2
22 m
0,8 m
16°
0°
42 s
4.3
33,3 m
0,9 m
3°
0°
59 s
4.4
17,1 m
1,2 m
3°
0°
34 s
4.5
8,5 m
0,9 m
1°
0°
18 s
4.6
11,4 m
0,9 m
0°
0°
23 s
5.1
24,5 m
0,5 m
1°
-20°
48 s
5.2
9,7 m
1m
25°
-15°
23 s
5.3
22 m
1m
336°
-40°
52 s
5.4
19 m
1,2 m
356°
0°
36 s
5.5
15 m
0,9 m
60°
0°
13 s
5.6
6,2 m
1,1 m
24°
0°
3s
5.7
Kelompok
19,4 m
1,2 m
354°
-10°
17 s
: 4 (Pertemuan dengan Jalur Kelompok 9)
Permasalahan Meter
Panjang
Lebar
Waktu Pemeliharaan
HM
Sudut ke
(m)
Elevasi
(cm)
Kondisi jalur
Hazard
Tempuh Jalur
0
0
16,83
131
140
0
Berbatuan
1
4,10
110
145
30
Tangga berbatuan
2
9,61
98
160
10
Berbatuan dan sedang ada perbaikan batu pecah
3
13,43
110
230
17
Bebabtuan dan jalan berundak,
Terdapat
bebatuan besar
gedung
sukarelawan Montana yang tidak terawatt disebelah kiri jalur(Kaca pecah, pintu rusak)
4
23,77
101
215
10
Jalan bebatuan ada tugu selamat datang
5
14,43
110
165
30
Tangga batuan dan agak
berlumut
1
6
17,83
99
175
0
Jalan lurus berbatu
0
22,7
99
175
0
Bebatuan berlumut
1
12,48
114
160
0
Bebatuan da nada aliran air
2
16,32
95
175
30
Tangga berundak berlumut
3
13,20
135
150
0
Bebatuan berlumut
4
9,03
93
145
0
Bebatuan
5
10,80
119
173
-18
Bebatuan tangga menurun
6
7,21
110
130
-15
Tangga turun, berlumut, aliran
38 menit
air
7
8,26
130
75
-15
Tangga batu
30 menit
2
0
18,5
110
75
-10
Tangga batu berundak
Ada papan nama yang tidak begitu jelas tulisannya
3
1
30,03
110
90
0
Jalan bebatuan
2
15,75
110
70
0
Bebatuan berlumut
3
18,62
95
65
0
Bebatuan berundak
4
17,1
95
65
-17
Tangga berlumut
0
15,23
101
70
-15
Berundak, tangga, turunan batuan
15 menit
1
8,70
110
120
0
Jalan tertutup daun-daun kering
2
6,02
110
95
-20
Tangga 6 undak
3
18,73
110
145
-25
Turunan berundak
4
19,84
98
205
0
Jalan setapak rumput liar
5
7,59
88
220
0
Jalan setapak bebatuan
6
15,09
80
180
0
Jembatan (2M), aliran air
Jembatan tidak terawatt, pembatas jembatan rusak
7
8,8
102
200
0
Tumbuhan babakoan disepanjang jalan
4
0
34,11
76
210
0
Jalan setapak disepanjang jalan ada babakoan dan bebatuan
30 menit
licin
1
11,28
100
180
0
Jalan bebatuan, lumut
2
11,43
140
93
30
Tidak rata, tangga naik da nada pohon tumbang
3
20,67
91
205
20
Tangga naik, teduh
4
12
95
215
10
Bebatuan teduh
Terdapat atap (plastik) yang jatuh di pinggir jalur
5
5
10,51
100
205
18
0
43,27
95
215
15
1
34,3
100
235
0
Bebatuan agak naik
25 menit
Turunan bebatuan, tidak rata, ada tangga
6
2
22,4
100
200
0
Jalan bebatuan berlumut
0
3,9
111
185
0
1
12,8
147
260
-10
Jalan bebatuan berlumut
2
26,3
110
235
0
Bebatuan berundak
20 menit
Kelompok Tanggal Jalur
HM
: 10 : 22 September 2018 :1
Meter
Panjang
Lebar
Sudut
Elevasi
Waktu
Ke/ M
/M
/Cm
/◦
/◦
T/Detik
Kondisi Jalur
Hazard
Permasalahan Pemeliharaan Jalur
0.0
0
4.2
61.5
132
16
0.98
nanjak, berbatu
0.1
4,2
3.31
57.5
115
16
4.26
nanjak, berbatu
0.2
7,51
5.7
64
91
21
7.87
nanjak, berbatu
0.3
13,21
3.87
68
95
24
7.99
nanjak, berbatu
0.4
17,0 8
3.42
77
90
24
3.69
nanjak, banyak akar
0.5
20.5
4.53
58
156
25
7.90
nanjak
0.6
25.03
7.11
59
135
26
9.9
nanjak
0.7
32.14
3.38
138
125
20
4.34
PEREMPATAN
0.8
35.52
6.68
102
56
-11
6.66
penurunan, berbatu
0.9
42.2
18.1
138
71
-9.5
15.50
penurunan, berbatu
0.10
60.3
7.32
138
85
-7
7.36
baik, ada track
0.11
0.12
67.62
74.16
6.54
2.51
138
138
50
18
17.5
11.5
7.85
4.33
baik, ada track
baik, ada track
0.13
76.67
2.73
138
350
-9
6.3
baik, ada track
0.14
79.4
10.8
138
350
-7.5
9.29
Penurunan, ada track
0.15
90.2
6.37
138
19
-9
6.80
Penurunan, ada track
0.16
96.57
16.97
138
52
-12
15.56
Penurunan, ada track
1.0
113.54
12.11
165
210
17.5
11.91
PEREMPATAN
1.1
125.65
15.71
87
219
21
15.58
Tanjakan, ada track, berbatu
1.2
141.36
4.91
89
254
18
6.40
Tanjakan, ada track, berbatu
pohon
menghalangi
tumbang
jalan
pohon
menghalangi
tumbang
jalan
pohon
menghalangi
tumbang
jalan
Permasalahan Meter Ke/
Waktu Panjang/M Lebar/Cm Sudut/◦ Elevasi/◦
HM M
Pemeliharaan Kondisi Jalur
Hazard
T/Detik
Jalur
Tanjakan, ada 1.3
146.27
9.81
106
210
9
13.58 track, berbatu Tanjakan, ada
1.4
156.08
18.27
209
219
14
16.22 track, berbatu Tanjakan, ada
1.5
174.35
21.23
165
254
10
19.59 track, berbatu Menghalangi
1.6
195.58
13.72
92
277
11.5
18.12
Track Berbatu
Pohon Tumbang jalan
2.0
209.3
17.82
89
255
7
15.95
Track Berbatu Ada Track dan
2.1
227.12
8.46
71
213
14
8.19 semak
2.2
235.58
21.46
133
229
2
24.2
Ada track
Menghalangi 2.3
257.04
26.58
89
246
6.5
28.5
Tanjakan, ada track
Pohon Tumbang jalan
2.4
283.62
2.32
94
236
10
4.62
Berbatu
2.5
285.94
3.6
96
269
7
5.32
Berbatu Banyak akar
2.6
289.54
18.22
89
230
3.5
20.5 pohon, parit kecil Berbatu, jalan
3.0
307.76
17.94
64
255
9
17.61 sempit Menghalangi
3.1
325.7
5.14
79
300
11.5
6.67
Semak, berbatu
Pohon tumbang jalan
3.2
330.84
9.3
89
323
2.5
8.12
Semak, berbatu
3.3
340.14
4.10
58
224
10.5
6.70
Semak, berbatu
3.4
344.24
4.81
81
237
4.5
5.80
Semak, berbatu
3.5
349.05
8.55
72
235
10
8.64
Semak, berbatu
3.6
357.6
5.37
57
210
9
11.45
Tanjakan, Berbatu
Pohon berduri
Menghalangi
jalan, dapat ditusuk 3.7
362.97
5.47
63
238
10
8.10
Tanjakan berbatu Akar phon, berbatu
3.8
368.44
5.88
75
196
17.5
8.50
Tanjakan berbatu
terpeleset licin
Hm
Meter Ke/
Panjang/M Lebar/Cm Sudut/◦ Elevasi/◦
M
Waktu
Kondisi Jalur
Hazard
T/Detik
Permasalahan Pemeliharaan Jalur
3.9
374.32
6.56
87
220
13.5
8.65
Tanjakan berbatu
3.10
380.88
5.2
60
266
15.5
7.56
Tanjakan berbatu Pohon tumbang
3.11
386.08
1.86
80
254
3.5
4.72
berbatu
3.14
387.94
5.58
110
332
3
7.40
berbatu
3.15
393.52
13.83
97
290
5
13.08
berbatu
4.0
407.35
7.88
149
334
5
5.76
berbatu
4.1
415.23
10.55
125
259
10
8.84
baik Pohon tumbang
4.2
425.78
24.32
122
282
7.5
24
baik
4.3
450.1
11.70
166
292
17.5
15.10
tanjakan
4.4
461.8
19.47
172
303
10.5
22.40
baik Pohon
Menghalangi jalan
Menghalangi jalan
Menghalangi
tumbang 4.5
481.27
8.46
105
169
15.5
14
PEREMPATAN
4.6
489.73
10.52
105
190
10
10.99
Track, tanjakan, tangga
5.0
500.25
7.64
105
219
12.5
9.5
Track, tanjakan, tangga
5.1
507.89
1.47
105
215
12
3.4
Track, tanjakan, tangga
5.2
509.36
4.8
60
165
0
7
Track, tanjakan, tangga
5.3
514.16
5.97
60
165
0
7
Track, tanjakan, tangga
5.4
520.13
166.9
60
170
0
7
Jembatan Kanopi
6.0
687.03
7.67
60
160
0
7
Jembatan Kanopi
6.1
694.7
7.73
60
135
0
7
Jembatan Kanopi
7.0
702.43
23.35
60
155
0
19.18
Jembatan Kanopi
jalan
Hm
Meter Ke/
Panjang/M
Lebar/Cm
Sudut/◦
Elevasi/◦
M
Waktu
Kondisi Jalur
T/Detik
Hazard
Permasalahan Pemeliharaan Jalur
7.1
725.78
14.66
92
127
19
10.31
Track
7.2
740.44
13.7
92
110
18.5
9.5
Track
7.3
754.14
13.67
140
70
23
8
Track