LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA NY. F DENGAN KASUS ASAM URAT DI WISMA FLAMBOYAN PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA
Di Susun Oleh:
HANDOYO 201510201167
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2019 1
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Dengan menyebut nama Allah Yang Mahapengasih lagi Maha penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kedahirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Keperawatan Gerontik dengan lansia asam urat pada Ny. F di Wisma B Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kasongan Bantul Tidak lupa juga, kami haturkan sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi besar, nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta. Kami
sebagai penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas
keperawatan gerontik untuk memenuhi tugas. Laporan ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyelesaian laporan ini. Maka dari itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Terlepas dari semua itu, kami sebagai penyusun laporan menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan senang hati dan tangan terbuka, kami menerima kritik dan saran yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah dikemudian harinya, sehingga kami dapat memperbaiki menjadi laporan yang sempurna. Semoga laporan ini tidak hanya untuk memenuhi tugas, namun dapat bermanfaat pula bagi setiap pembacanya. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Penulis
2
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA NY. F DENGAN KASUS ASAM URAT DI WISMA B PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA
Laporan Disusun Guna Memenuhi Penugasan dalam Pelaksanaan ECE Keperawatan Gerontik Semester VII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Imu Kesehatan Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Yogyakarta, 16 Januari 2019
Menyetujui Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Ns. Suratini, M.Kep.,Sp,Kep.Kom
Koordinator Gerontik
Mengetahui Mata Ajar
Keperawatan
Ns. Suratini, M.Kep.,Sp,Kep.Kom
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan Gerontik merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosiospritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Nugroho, Wahyudi., 2008). Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus – menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. (Nugroho, Wahyudi., 2008). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit (Nugroho, Wahyudi., 2008). Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah 4
dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya daya tahan tubuh merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai (Nugroho, Wahyudi., 2008). Asam urat merupakan substansi hasil akhir dari metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penyelidikan, 90% dari asam urat merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guanase dan xantin oksidase. Asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan termetabolisme seluruhnya oleh tubuh, maka akan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah yang disebut sebagai hiperurisemia (Efendi, Makhfudli, 2009). Asam urat merupakan hasil samping dari pemecahan sel yang terdapat didalam darah, karena tubuh secara berkesinambungan memecah dan membentuk sel yang baru. Kadar asam urat meningkat ketika ginjal tidak mampu mengeluarkannya melalui feces (Efendi, Makhfudli, 2009). Umumnya yang terserang asam urat adalah pria yang telah lanjut usia, sedangkan pada perempuan didapati hingga memasuki menopause. Perjalanan penyakit biasanya mulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah memeriksakan kadar asam uratnya yang nilai kadar asam urat darahnya lebih dari 7 mg/dl,
dan
makin
lama
makin
tinggi
(Tamher,
Noorkasiani,
2009).
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. 5
Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal - kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen (Almsyah, 2009). Konsumsi purin tinggi merupakan salah satu faktor penyebab dari hiperurisemia. Sejauh ini kebiasaan makan masyarakat desa sidodadi faktanya sering dari sumber makanan tinggi purin seperti kacang – kacangan.
B. Rumusan Masalah Bagaimana asuhan keperawatan gerontik dengan lansia asam urat pada ny. F di wisma B Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kasongan Bantul? C. Tujuan
6
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan gerontik dengan lansia asam urat pada ny. F di wisma B Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kasongan Bantul. D. Manfaat Laporan Mamahsiswa mempu melakukan
asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian dan melakukan intervensi serta evaluasi asuhan keperawatan pada lansia.
7
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teoritis 1. Lanjut Usia (Lansia) a. Definisi Lansia Menurut WHO (2016), lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya
sebagian
besar
cadangan
sistem
fisiologis
dan
meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati, 2009). b. Batasan Umur lansia Menurut Effendi (2009), batasan-batasan umur lansia sebagai berikut: 1) Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. 2) Menurut WHO, usia lanjut dibagi menjadi empat yaitu: usia pertengengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah diatas 90 tahun. c. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia Menurut Nugroho (2012) perubahan-perubahan yag terjadi pada lansia adalah: 8
1) Perubahan Pada Sistem Gastrointestinal 2) Perubahan Pada Sistem Muskuloskeletal 3) Perubahan Sistem Skeletal 4) Perubahan Sistem Muskular 5) Perubahan Sistem Persendian 2. Asam Urat (Gout Artritis) a. Definisi Asam Urat (Gout Artritis) Gout artritis (asam urat) merupakan salah satu penyakit rematik yang menduduki urutan ketiga setelah artrosis dan rematoid artritis, penderita penyakit rematik di Indonesia di perkirakan hampir 80 % penduduk yang berusia 40 tahun atau lebih (Junaidi, 2013). Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein makanan yang mengandung purin seperti (daging, ikan, hati, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang-kacangan, dan buncis) atau dari penguraian purin (sel tubuh yang rusak), yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat. Senyawa ini sukar larut dalam air, tapi dalam plasma darah beredar sebagai natrium senyawa urat, bentuk garamnya terlarut pada kondisi pH atau keasaman diatas tujuh (Sychowicz, 2010). b. Jenis Asam Urat Menurut Ahmad (2011) jenis asam urat dibagi menjadi sebagai berikut: 1) Gout Primer
9
Gout primer, 99 % penyebabnya belum diketahui (idiopatik), diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. 2) Gout Sekunder Gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk asam amino, unsur pembentuk protein. c. Penyebab Asam Urat Menurut Ahmad (2011), penyebab asam urat sebagai berikut: 1) Faktor dari luar Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. 2) Faktor dari dalam Faktor
dari
dalam
adalah
terjadinya
proses
penyimpangan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia di atas 40 tahun atau manula berisiko besar terkena asam urat. d. Tanda dan Gejala Asam Urat
10
Penyebab
utama
penyakit
asam
urat
atau
gout
adalah
meningkatnya kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia. Serangan gout pertama biasanya hanya mengenai satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya (Bangun, 2008). Beberapa gejala dan tanda dari penyakit asam urat yaitu: 1) Bengkak, merah dan kaku di bagian tertentu. 2) Terasa nyeri hebat pada sendi yang terkena penyakit dan terasa panas saat bagian yang bengkak disentuh. Rasa nyeri ini terjadi karena kristal-kristal purin yang bergesekan saat sendi bergerak. 3) Serangannya dapat terjadi sewaktu-waktu akibat mengkonsumsi makanan yang kaya purin. Terkadang serangannya terjadi secara berulang-ulang. Jika 11 hanya pegal linu pada otot dan sendi tanpa nyeri hebat maka dapat dipastikan bukan radang sendi. 4) Gejala asam urat menyebabkan bagian yang terserang berubah bentuk. Gejala ini dapat terjadi di tempurung lutut, punggung lengan, tendon belakang, pergelangan kaki, dan daun telinga. Gejala ini lebih banyak dialami oleh para pria yang berusia lebih dari 30 tahun sekitar 90% dan pada wanita umumnya terjadi saat mengalami masa menopause 10% (Rifiani dkk., 2016). 3. Diet Asam Urat a. Definisi Diet Asam Urat
11
Diet adalah kondisi seseorang harus mengurangi konsumsi jenis makanan tertentu. Diet pada penderita asam urat yaitu harus mengonsumsi makanan yang rendah purin. b. Tujuan Diet Asam Urat Diet rendah purin bertujuan untuk mengurangi makanan yang kaya akan kandungan purin seperti sarden, kangkung, jeroan, dan bayam. Jika pada kadar normal makanan sehari – hari ambang kandungan purin yang bisa ditoleransi adalah 600 – 1000 mg, maka pada program diet ini dibatasi berkisar pada 120 – 150 mg, selain itu diet dari asam urat juga bertujuan untuk mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin untuk selalu dalam keadaan normal (Ahmad, 2011). c. Syarat Diet Asam Urat Menurut Krianatuti & Rina (2009) syarat diet bagi penderita gout yaitu sebagai berikut : 1) Pembatasan purin Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat serum lebih dari 10 mg/dl, penderita harus diberikan diet rendah purin. Namun, karena hampir semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotin maka pada penderita gout harus dikurangi kandungan purinnya hingga kira-kira hanya mengonsumsi sekitar 100- 150 mg purin/hari. 2) Kalori sesuai kebutuhan
12
Bagi penderita gout
yang kelebihan berat badan harus
menurunkan berat badannya dengan memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Dalam hal ini jumlah kalori disesuaikan dengan kebutuhan dan dijaga 17 agar berat badan tidak dibawah normal atau kurang gizi. Pada penderita gout yang gemuk, konsumsi kalori perlu di kurangi 10-15% dari total konsumsi kalori yang normal setiap harinya. Untuk mengatasi rasa lapar akibat konsumsi kalori, penderita dapat mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan. 3) Tinggi karbohidrat Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori. Ada dua jenis karbohidrat yang biasa dikonsumsi, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks, seperti nasi, singkong, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout karena dapat meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Oleh karena itu, konsumsi karbohidrat kompleks disarankan tidak kurang dari 100 g/hari.
Namun,
penderita
gout
harus
mengurangi
konsumsi
karbohidrat sederhana jenis fruktosa. Karena, konsumsi fruktosa tersebut dapat meningkatkan kadar asam urat serum. 4) Rendah protein Penderita gout diberikan diet rendah protein karena protein dapat meningkatkan produksi asam urat, terutama protein yang berasal dari bahan makanan hewani. Menurut Krause (1984), penderita gout dapat diberikan protein sebesar 50-70 g/hari atau 0,8-1,0 g/kg berat badan/hari. 13
4. Lanjut Usia dan Asam Urat Lanjut usia didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap berbagai macam penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia (Maryam, 2013). Seiring bertambahnya usia seseorang maka terjadi kecenderungan menurunnya berbagai kapasitas fungsional baik pada tingkat seluler maupun pada tingkat organ. Proses menua dapat berpengaruh pada perubahan fisiologi pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit seperti peningkatan kadar asam urat (Sustrani, 2009)
14
BAB III PEMBAHASAN
A. Kasus Seorang mahasiwi sedang melakukan praktik di PSTW Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta di wisma B dan melakukan pengkajian pada lansia ny. F yang berusia 73 tahun yang sudah tinggal di PSTW Budi Luhur sejak 6 November 2012. Ny. F adalah seorang janda yang tidak memiliki anak. Lansia tidak mau merepotkan keluarganya, sehingga lansia memutuskan untuk tinggal di PSTW. Keluarga lansia juga sering mengok lansia sebulan sekali. Selama di PSTW lansia merasa senang karena memiliki banyak teman. Wisma tempat tinggal lansia terlihat bersih, rapi dan terawat. Kegiatan lansia setiap harinya adalah bangun jam 3 kemudian bersih-bersih diri, solat, mandi, membersihkan kamar, nyuci, senam, sarapan, melakukan aktivitas ketrampilan jika hari selasa, dan kerja bakti setiap hari jumat. Lansia mengeluh jika sering merasa pegal-pegal pada bagian lutut kaki, maag saat telat makan dan batuk jika kecapekan. Lansia merasa terganggu dengan keluhan yang dialaminya. Jika keluhan muncul lansia beristirahat dikamar, lansia tidak mengetahui penyebab pegel-pegel dan cara menanganinya. Lansia juga mengatakan kalau pasrah kepada Allah apapun yang terjadi pada dirinya agar tidak ada beban hidup. Hasil pengkajian fisik lansia mengalami skoliosis, RR: 15 x/menit, TD: 110/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 36ºC
15
B. FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN INDIVIDU FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK 1. Identitas Klien Nama
Ny. F
Jenis kelamin
Perempuan
Umur
73 thn
Suku
Jawa
Alamat
Suronatan, Ngampilan, Agama
Islam
Yogyakarta Pendidikan
SMA
Status
Janda
perkawinan Tanggal masuk
06 November 2012
panti wredha
Tanggal
14 Januari 2019
pengkajian
2. Status Kesehatan saat ini Keluhan-keluahan utama yang dirasakan oleh lansia saat ini : -
Sakit kepala
-
Maag
-
Asam urat
-
Batuk
-
Pegel-pegel dibagian kaki
P : Provocative/Paliative : apa penyebabnya keluhan, apa yang membuatnya bertambah baik/ringan dan apa yang membuatnya bertambah berat. 16
-
Klien mengatakan karena usia
Q : Quality/Quantity : bagaimana keluahan dirasakan, dilihat, didengar. Sejauh mana sakit dirasakan -
Klien mengatakan “keluhan dirasakan biasa karena faktor usia”
R : Region/Radiation: dimana letak sakitnya, area penyebabnya -
Letak sakit berada dikaki, sering merasa pegal-pegal, mudah capek, dan tidak bisa beraktivitas terlalu lama karena kaki sering pegalpegal
S : Severity Scale : Apakah mempengaruhi/mempengaruhi aktivitas. Seberapa jauh sekala ringan – berat ( 1-10) -
Klien mengatakan “tidak terlalu mengganggu, karena jika sudah merasa pegal saya lebih memilih untuk beristirahat”
-
Skala 3
T : Timing: kapan mulai terjadi, berapa sering terjadi dan apakah terjadinya mendadak atau perlahan-lahank -
Batuk terjadi jika setiap malam hari
-
Asam urat terjadi jika lansia kecapekan dan kaki merasa pegalpegal
17
3. Riwayat Kesehatan Dahulu - Penyakit : masa kanank-kanak, penyakit yang terjadi berulang-ulang dan operasi yang pernah dijalani 1. Pernah operasi ginjal sebelah kiri karena ginjal turun pada tahun 2007 2. Penyakit berulang-ulang yang sering dialami lansia adalah asam urat, batuk dan pusing. - Alergi 1. Gatel-gatel jika makan telur bebek, kuning telur ayam dan ikan bandeng. - Kebiasaan : merokok, minum kopi, minum alcohol, makan obat tidur 1. Minum obat tidur/ctm kalau alergi kambuh 4. Riwayat Kesehatan keluarga Orang tua, saudara kandung, anggota keluarga yang lain, faktor resiko terhadap kesehatan; kanker, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, epilepsi, TBC dan lain-lain. -
Tidak ada
5. Tinjauan Sistem ( jelaskan kondisi system-sistem dibawah ini yang terdapat pada klien ) Keadaan umum
: baik
18
Integumen
: kulit terlihat bersih dan terawatt, tidak ada
luka, benjolan dan berwarna sawo matang Sistem hemopietik
: baik
Kepala
: terlihat baik dan tidak ada luka atau benjolan,
rambut berwarna hitam putih, tidak ada nyeri tekan Mata
: mata kanan kiri simetris, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, bersih, tidak ada kotoran, tidak ada nyeri tekan Telinga
: telingan simetris, klien dapat mendengar
dengan baik Mulut dan tenggorok
: bersih, tidak ada luka, tidak ada benjolan,
tidak kemerahan, tidak ada kotoran dan tidak bau. Tenggorokan ada tonsil tapi tidak mengalami tonsilitis Leher
: tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan maupun pembesaran kelenjar Payudara
: baik tidak nyeri tekan dan tidak ada benjolan
atau luka Sistem pernafasan
: RR normal, dapat ekspirasi dan inspirasi
dengan normal Sistem Kardiovaskuler
: nadi normal
Sistem gastrointestinal
: normal
Sistem perkemihan, meliputi pengkajian inkontinensia urine baik akut maupun persisten.
: normal
19
Pengkajian inkotinensia urine akut sebagai beriut : Jika ngompol merupakan suatu kejadian yang baru dialami dalam waktu beberapa hari dan atau berhubungan dengan penyakit akut, maka perlu dikaji hal-hal sebagai berikut : -
ISK
-
Konstipasi
-
Gangguan mental
-
Immobilisasi
-
Pengaruh otot
-
Sindroem metabolik (DM, hiperkalemi, dll)
Pengkajian inkotinensia urine persisten sebagai beriut : -
Riwayat kesehatan, meliputi pertanyaan : apakah pernah mengeluarkan urime padahal tidak ingin kencing ? apakah pernah memiliki masalah untuk ke kamar mandi tepat pada waktunya sehingga tidak buang air di celana atau di tempat tidur ? apakah pernah menggunakan bantalan/pempers untuk melindungi dari ngompol ? tidak pernah ngompol
-
Sudah berapa lama anda memiliki masalah ngompol ini ? (kurang dari 1 minggu/1-4 minggu/1-3 bulan/1-5 tahun/lebih dari 5 tahun)
-
Seberapa sering ada ngompol ? (jarang/lebih 1x dlm seminggu/lebih 1 x dlm sehari/terus menerus/tidak tentu)
20
-
Kapan anda biasanya ngompol ? (terutama siang hari/ terutama malam hari/siang dan malam )
-
Ketika anda ngompol, seberapa banyak urine yang dikeluarkan ? (hanya beberapa tetes/lebih dari beberapa tetes sampai secangkir/lebih dari secangkir(baju dan sprei basah)/tidka tentu/tidak tahu)
-
Apa yang menyebabkan anda ngompol ? (batuk atau tertawa/tidak dapat mencari kamar mandi tepat pada waktunya)
-
Seberapa sering biasanya anda secara normal buang air kecil ? (6-8 jam/3-5 jam/1-2 jam/tiap jam bahkan lebih sering/tidak tentu/tidak tahu)
-
Apakah anda bangun pada alam hari untuk buang air kecil ? (jarang atau tidak pernah/ya, 1-3 x/ ya, lebih 3x/ya, tetapi tidak tentu)
-
Ketika anda merasa kandung kencing anda penuh, berapa lama anda dapat menahannya ¿ (selama saya ingin menahan/hanya beberapa menit/kurang dari 1-2 menit/tdk dapat menahan sama sekali/tidak tahu kapan kandung kemih penuh)
-
Apakah anda mengalami hal berikut ketika buang air kecil ¿ (sulit memulai mengeluarkan kencing/urine tidak lancar/mengejan untuk berhenti/sakit/terdapat darah dan sakit)
-
Apakah anda menggunakan salah satu alat berikut ¿ (pengalas tidur/pampers/kain pembalut di celana/obat/pispot/kateter/…………….)
21
-
Apakah anda memerlukan evaluasi atau pengobatan lebih lanjut mengenai masalah ngompol anda? (ya/tidak) tidak
-
Apakah anda pernah tidak bisa mengeluarkan tinja (bebelen) ¿ (ya/tidak)
-
Apakah
anda
lainnya
memiliki
riwayat
sakit
medis
?
(stroke/demensia/parkinson/DM/gagal ginjal/jantung/…….) -
Apakah
menggunakan
obat-obatan sebagai
berikut ? Tidak (diuretik/antihipertensi/obat syarat) -
Riwayat saluran kemih dan kelamin? Tidak memiliki riwayat saluran kemih dan kelamin -
Kesimpulan
berdasarkan
anamnesis
ditetapkan
jenis
inkontinensia : tidak terdapat inkontinensia pada ny. F
Sistem Genetoreproduksi ( pria/wanita )
: normal
Sistem muskuluskeletal
: klien mengalami skoliosis
Sistem Syaraf pusat
: normal
Sistem endokrin
: normal
6. Pengkajian Psikososial dan spiritual 6.1. Psikososial
22
Kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada orang lain, harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi, kepuasan klien dalam sosialisasi, dll. -
Klien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan dengan
baik -
Harapan klien bisa memberikan manfaat pada orang lain
dan berguna bagi orang lain 6.2. Identifikasi masalah Emosional : PERTANYAAN TAHAP 1 •
Apakah klien mengalami sukar tidur ? Tidak
•
Apakah klien sering merasa gelisah ? Tidak
•
Ada gangguan/masalah atau banyak pikiran ? Tidak
•
Apakah klien sering was-was atau kuatir ? Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya” PERTANYAAN TAHAP 2 •
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ? Tidak
•
Ada masalah atau banyak pikiran ? Tidak
•
Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ? tidak
•
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ? Tidak 23
•
Cenderung mengurung diri ? Tidak
Bila lebih dari satu atau sama dengan satu jawaban “Ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (-) 6.3. Spiritual : Agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyakinan klien tentang kematian, harapharapan klien, dll. -
Klien mengatakan “pasrah kepada Allah, tidak menyusahkan
orang lain, pasrah jika diambil sama Allah kapan saja” 7. Pengkajian Fungsional KLien 7.1. KATZ indeks : Termasuk kategori yang manakah klien ? A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi ketoilet, berpindah dan mandi B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet dan satu fungsi yang lain 24
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ketoilet, berpindah dan satu fungsi yang lain G. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas Keteranagan : Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu. 7. 2.Modifikasi dari bartel Indeks Termasuk yang manakan klien ? No
Kriteria
Dengan
Mandiri
Keterangan
bantuan 1.
Makan
5
10
Frekuensi : 3 kali sehari Jumlah : 10 Jenis: makan pagi, siang dan malam
2.
Minum
5
10
Frekuensi : 5-7 gelas sehari Jumlah : 10 Jenis : jika haus
3.
Berpindah
dari
kursi
roda
5-10
25
15
Bisa berjalan sendiri
ketempat tidur, sebaliknya
4.
Personal toilet ( cuci muka,
0
5
menyisir rambut, gosok gigi ) 5.
Keluar masuk toilet ( mencuci pakaian,
menyeka
Frekuensi : 2-5 kali sehari
5
10
tubuh,
2 kali sehari Mandiri
menyiram) 6.
Mandi
5
15
2 kali sehari
7.
Jalan dipermukaan datar
0
5
Frekuensi : sering jika beraktivitas
8.
Naik turun tangga
5
10
Bisa dengan peganggang tangga
9.
Mengenakan pakaian
5
10
Bisa berpakaian sendiri
10.
Kontrol Bowel ( BAB)
5
10
Frekuensi : sekali sehari Konsistensi : padat
11.
Kontrol Bladder (BAK)
5
10
Frekuensi : 3-4 kali sehari Warna: kadang kuning kadang jernih
12.
Olah raga/latihan
5
26
10
Frekuensi : seminggu
sekali Jenis : senam lansia 13.
Rekreasi/pemanfaatan waktu
5
10
luang
Jenis : berlibur kepantai atau tempat wisata Frekuensi : setahun sekali
Keterangan : a. 130
: mandiri
b. 65-125 : ketergantungan sebagian c. 60
: ketergantungan total
8. Pengkajian Status Mental Gerontik 8.1. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunkan Short Postable Status Mental Questioner ( SPSMQ) Instruksi : Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban BENAR SALAH NO ˅
01
PERTANYAAN Tanggal berapa hari ini ?
27
˅
02
Hari apa sekarang ini ?
˅
03
Apa nama tempat ini ?
˅
04
Dimana alamat anda?
˅
05
Berapa umur anda ?
˅
06
Kapan anda lahir ? ( minimal tahun
˅
terakhir)
˅
07
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
˅
08
Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
˅
09
Siapa nama Ibu anda ?
10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3dari
Jumlah
Jumlah
setiap angka baru, semua secara menurun
: 09
Score Total
Intrepresatasi hasil : a. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan c. Salah 6-8 : Kerusakan inteletual sedang d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat 8.2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE ( mini Mental Status Exam) :
28
Orientasi Registrasi Perhatian Kalkulasi Mengingat kembali Bahasa No Aspek
1.
Nilai
Nilai
kognitif
maksimal
klien
Orientasi
5
5
Kriteria
Menyebutkan dengan benar : • Tahun • Musim • Tanggal • Hari • Bulan
Orientasi
5
5
Dimana kita sekarang berada ? • Negara Indonesia • Propinsi DIY • Kota Yogyakarta
• PSTW Budi Luhur • Wisma …………
29
2.
Registrasi
3
3
Sebutkan nama 3 obyek ( oleh pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan masing-masing
obyek.
Kemudian
tanyakan kepada klien ketiga obyek tadi. ( Untuk disebutkan) 3.
Perhatian dan
5
4
kakulasi
Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat. 93 86 79 72 65
4.
Mengingat
3
3
Minta klien untuk mengulangi ketiga obyak pada no 2 ( regietrasi) tadi. Bila benar, 1 point untuk masing-masing obyek
30
5.
Bahasa
9
9
Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan nama pada klien. ( missal jam tangan) ( Misal Pensil ) Minta klien untuk mengulang kata berikut : “tak ada jika, dan, atau, tetapi “. Bila benar nilai satu point. Pertanyaan benar 2 buah : tak ada, tetapi Minta klien untuk mengikuti perintah berikut terdiri dari 3 langkah : “ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan tarush dilantai” •
Ambil kertas ditangan anda
•
Lipat dua
•
Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut ( bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
31
“ tutup mata anda” Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar. Tulis satu kalimat Menyalin gambar Total Nilai
28
Interprestasi Hasil : >23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
Format Analisa Data
No
Hari/Tanggal
1.
Sign and Sympton/ Data
Problem/ Masalah
Ds: lansia mengatakan
Defisiensi pngetahuan.
Senin, 14
sering pegal-pegal pada
Januari 2019
bagian lutut dan mempunyai riwayat asam urat. Lasia juga tidak tau penyebab pegal-pegal pada lutut kakinya dan tidak tau cara menanganinya.
32
Do: lansia mengalami skoliosis, RR: 15 x/menit, TD: 110/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 36ºC 2.
Prioritas Diagnosa keperawatan: 1. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan pad any. F
33
Format Perencanaan Keperawatan
No
Diagnosa
Perencanaan
Keperawatan
1.
NOC
NIC
Rasionalisasi
Defisiensi
Setelah dilakukan asuhan
Pendidikan
- Agar
pengetahuan
keperawatan pada lansia
Kesehatan
menetahui
berhubungan
ny. F selama 1 x 2 jam
- Tentukan
kebutuhan
dengan
diharapkan lansia dapat
pengetahuan
pengetahuan
kurangnya
memenuhi criteria hasil:
kesehatan dan gaya
yang belum
sumber
Pengetahuan: Proses
hidup perilaku saat
diketahui oleh
pengetahuan
Penyakit.
ini pada lansia
lansia
- Bantu lansia untuk
- Agar lansia
ditandai
-
dengan : lansia
penyebab dan faktor
memperjelas
mengetahui
mengatakan
yang berkontribusi (2-
keyakinan dan nilai-
keyakinan dan
sering pegal-
4)
nilai kesehatan
nilai-nilai
pegal pada
-
- Berikan ceramah
kesehatan
bagian lutut
4)
dan
-
mempunyai
asam urat (2-4)
Faktor- faktor
Faktor resiko (2-
untuk menyampaikan - Agar mudah Tanda dan gejala
informasi pada saat
untuk
yang tepat
menyampaikan
riwayat asam
informasi pada
urat. Lasia
lansia
juga tidak tau penyebab 34
pegal-pegal pada lutut kakinya dan tidak tau cara menanganinya. Lansia mengalami skoliosis, RR: 15 x/menit, TD: 110/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 36ºC
35
Format Implementasi dan Evaluasi
No
Diagnosa
Hari/Tgl
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan 1.
Defisiensi
Selasa,
-
pengetahuan
15
pengkajian pada lansia
mengatakan
berhubungan dengan
Januari
-
sudah
kurangnya sumber
2019
informasi tentang asam
memahami dan
pengetahuan ditandai
urat kepada lansia
mengerti
dengan : lansia
-
tentang asam
mengatakan sering
darah, suhu, nadi dan
pegal-pegal pada
RR pada lansia
bagian lutut dan
-
mempunyai riwayat
dalam menyelesaikan
terlihat sudah
asam urat. Lasia juga
masalah kesehatannya.
memahami
Melakukan
Memberikan
Mengukur tekanan
Membantu lansia
S: lansia
urat
O: lansia
tidak tau penyebab
penyakit asam
pegal-pegal pada
urat dengan
lutut kakinya dan
mampu
tidak tau cara
menyebutkan
menanganinya.
kembali, RR:
Lansia mengalami
18 x/menit
skoliosis, RR: 15
TD:
x/menit, TD: 110/80
120/80mmHg
36
mmHg, N:
S: 36ºC
80x/menit, S: 36ºC
N: 77 x/menit
A: masalah defisiensi pengetahuan teratasi
P: hentikan intervensi
37
DAFTAR PUSTAKA Dokumentasi
38