LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PADA NY. M DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG
Disusun Oleh :
Ismail Julianto
(1603040)
Dicky Dwispataru
(1603041)
Kristian Dwi Kurniawan
(1603043)
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2017
LAPORAN PENDAHULUAN 1. Pengertian Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala dan tingkatnya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang di alaminya (Aziz Alimul, 2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang memperngaruhi sesorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Judith M. Wilkinson, 2002). Sensori yang tidak meyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul serta aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat di antisipasi dengan akhir yang dapat di perdiksikan dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Internasional). 2. Penyebab atau Faktor Predisposisi a. Usia Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. b. Jenis kelamin Gill (1990) mengungkapkan laki – laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justruh lebih dipengaruhi faktor budaya (misalnya: tidak pantas jika laki – laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
c. Kultur Orang belajar dari budayanya, bagaimana mereka harus berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah percaya bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan. d. Makna Nyeri Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan bagaimana mengatasinya. e. Perhatian Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. f. Ansietas Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas. g. Pengalaman masa lalu. Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul maka akan lebih mudah mengatasi rasa nyerinya. h. Pola Koping Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri. i. Support keluarga dan sosial. Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan.
3. Klasifikasi Nyeri secara umum dibagi menjadi dua sebagai berikut: a. Nyeri Akut Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai dengan adanya peningkatan tegangan otot. b. Nyeri Kronis Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secra perlahan-lahan, biasnaya berlangsung cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah yeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditijau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi dalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar. 4. Patofisiologi atau Pathway Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kima seperti bradikinin, serotonin, dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui sarat asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain di hantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap resptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
5. Pengkajian Keperawatan Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masingmasing undividu, maka perawat perlu mengkaji semua faktor yang memperngaruhi nyeri seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku, smeosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama yaitu: a. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data klien. b. Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif. Pengkajian nyeri sebagai berikut: P
Provoking atau pemicu timbulnya nyeri
Q
Quality atau kualitas nyeri
R
Region atau daerah nyeri
S
Skala nyeri
T
Time atau waktu yaitu lma nyeri
Skala nyeri: 1–3
: Nyeri ringan
4–6
: Nyeri sedang
7–9
: Nyeri berat
10
: Sangat nyeri
6. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah: a. Diagnosa : nyeri akut Batasan karakteristik: -
Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya rasa tidak nyaman, mual, kram otot)
-
Menyeringai
-
Rentang perhatian terbatas
-
Pucat
-
Menarik diri
Faktor yang berhubungan: -
Biologis
-
Kimia
-
Fisik
-
Psikologis
b. Diagnosa : nyeri kronis Batasan karakteristik: Subjektif -
Depres
-
Keletihan
-
Takut kembali cedera
Objektif -
Perubahan kemampuan unutk meneruskan aktivitas sebelumnya
-
Anoreksia
-
Perubahan pola tidur
-
Wajah topeng
-
Perilaku melindungi
-
Iritabilitas
-
Perilaku protektif yang dapat di amati
-
Peenurunan interaksi dengan orang lain
-
Gelisah
-
Berfokus pada diri sendiri
-
Respon yang di mediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin, perubahan posisi tubuh)
-
Perubahan berat badan
Faktor yang berhubungan : -
Kanker metastasis
-
Cedera
-
Neorologi
-
Arthritis
7. Rencana Tindakan Keperawatan a. Penatalaksaan Keperawatan -
Monitor tanda-tinda vital
-
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
-
Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang)
-
Kompres hangat
-
Ajarkan teknik rileksasi
b. Penatalaksanaan Medis -
Berikan analgesic Analgesic akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat di bandingkn setelah mengeluh nyeri
-
Plasebo Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesic seperti gula, larutan garam / normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurukan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
8. Penatalaksanaan a. Penatalaksaan Keperawatan -
Memonitor tanda-tinda vital
-
Mengkaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
-
Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang)
-
Mengompres hangat
-
Mengajarkan teknik rileksasi
b. Penatalaksanaan Medis -
Pemberian analgesic Analgesic akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat di bandingkn setelah mengeluh nyeri
-
Plasebo Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesic seperti gula, larutan garam / normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurukan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. Aziz. (2006). Nursing Intervention Classsification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate of Elsefer. Herlman, T. H. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC. Herlman, T. H. (2015). NANDA International Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC. Muhammad, W. I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC. Wartonah. (2006). Kebuperawatantuhan Dasar Manusia dan Proses Ke. Jakarta: Salemba Medika.