PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Pahlawan No. 98 Kebumen Telp (0287) 381518, 0287 381489
KONSEP PEMBANGUNAN IPAL (SKALA PERMUKIMAN) YANG DAPAT MENYEHATKAN LINGKUNGAN
KEGIATAN : PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN PEKERJAAN : PENYUSUNAN DED PEMBANGUNAN IPALD SKALA PERMUKIMAN DESA KUTOSARI I DAN KUTOSARI II KECAMATAN KEBUMEN ( KEGIATAN DAK )
TAHUN ANGGARAN 2018
KONSULTAN PERENCANA :
CV. ADHI JAYA CONSULTANT Jl. Pituruh Km. 1,25 Rt. 01 Rw. 01 Pecarikan Prembun Telp. 081328792103 Kebumen
Laporan Konsep ini disusun sebagai kerangka acuan perencanaan desain yang dilaksanakan oleh CV. ADHI JAYA CONSULTANT yang meliputi pemilihan jenis sarana sanitasi dan teknologi, perencanaan IPALD, perencanaan pipa serta perhitungan dimensi bangunan IPALD untuk kegiatan Penanganan
Kawasan Kumuh Perkotaan
pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan IPALD Skala Permukiman Desa Kutosari I dan Kutosari II Kec.Kebumen Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kebumen.
Demikian Laporan Konsep ini buat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Penyusun menyadari banyak kekurangan dan menerima kritik serta saran yang bersifat membangun.
Kebumen,
April 2018
CV. ADHI JAYA CONSULTANT
SUPARDI, ST Direktur
i
CV. Adhi Jaya Consultant
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang cukup pesat mempunyai dampak terhadap berbagai bidang antara lain di bidang fisik lingkungan, sosial, maupun ekonomi yang memerlukan ketersediaan sarana dan prasarana dasar yang secara umum akan bersifat susul menyusul dengan laju pertumbuhan penduduk.
Kurang tersedianya sarana dasar sanitasi ini akan mengakibatkan tumbuhnya beberapa bagian wilayah menjadi kumuh. Dilihat dari sisi pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan sebagai pemukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangungan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Selain pemukiman kumuh, dampak dari kondisi pertumbuhan bangunan dan kepadatan penduduk, ialah kemacetan, meningkatnya volume sampah, limbah cair, tingkat pengangguran yang tinggi serta masih banyak lagi.
Masalah kompleks permukiman kumuh yang kurang menjadi perhatian banyak orang bahkan pemerintah adalah air limbah domestik yang dihasilkan oleh kegiatan penduduk dan perkembangan bangunan. Air limbah domestik yang dihasilkan dari rumah tangga, seperti air bekas buangan kamar mandi serta buangan dapur dan cucian (grey water), serta urine dan tinja (black water) perlu ada pengelolaan. Pada kawasan tersebut banyak rumah yang tidak memiliki fasilitas MCK yang layak dan air limbah domestik di buang langsung ke sungai karena banyak yang tidak memiliki septictank.
Hal ini dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan, sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Air limbah yang melalui penyaluran, pengumpulan, dan pengolahan yang benar diharapkan tidak menimbulkan masalah pencemaran air permukaan, pencemaran sumber air minum, badan air, dan gangguan kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan air limbah,
1
CV. Adhi Jaya Consultant
sehingga diharapkan air limbah domestik dapat di kelola menurut aspek kelembagan, kebijakan/peraturan, sarana prasarana dan persepsi masyarakat.
1.2. SISTEM IPAL (INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH) KOMUNAL A. Pengertian Ipal Komunal Dalam kesehariannya, manusia selalu menghasilkan limbah yang berasal dari aktivitas sehari-hari, seperti mencuci piring, mandi, menyiram tanaman maupun dari kakus. Sehingga diperlukan perencanaan instalasi air limbah untuk suatu kota dengan pertimbangan kebersihan, kesehatan dan keamanan (fisik maupun alam). Pengelolaan air limbah memerlukan sarana dan prasarana penyaluran dan pengolahan. Pengolahan air limbah permukiman dapat ditangani melalui sistem setempat (on site) ataupun melalui sistem terpusat ( off site ). Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal merupakan sistem pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpusat yaitu terdapat bangunan yang digunakan untuk memproses limbah cair domestik yang difungsikan secara komunal (digunakan oleh sekelompok rumah tangga) agar lebih aman pada saat dibuang ke lingkungan, sesuai dengan baku mutu lingkungan. Limbah cair dari rumah penduduk dialirkan ke bangunan bak
tampungan IPAL melalui jaringan pipa.
Sistem ini
dilakukan untuk menangani limbah domestik pada wilayah yang tidak memungkinkan untuk dilayani oleh sistem terpusat ataupun secara individual. Penanganan dilakukan pada sebagian wilayah dari suatu kota, dimana setiap rumah tangga yang
mempunyai fasilitas MCK pribadi menghubungkan saluran
pembuangan ke dalam sistem perpipaan air limbah untuk dialirkan menuju instalasi pengolahan limbah komunal. Untuk sistem yang lebih kecil dapat melayani 2-5 rumah tangga, sedangkan untuk sistem komunal dapat melayani 10-100 rumah tangga atau bahkan dapat lebih. Effluent dari instalasi pengolahan dapat disalurkan menuju sumur resapan atau juga dapat langsung dibuang ke badan air (sungai). Fasilitas sistem komunal dibangun untuk melayani kelompok rumah tangga atau MCK umum. Bangunan pengolahan air limbah ini dapat diterapkan di
perkampungan dimana tidak memungkinkan bagi
warga masyarakatnya untuk membangun septictank individual di rumahya masingmasing (Rhomaidhi, 2008). 2
CV. Adhi Jaya Consultant
B. Karakteristik Air Limbah Domestik Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air buangan yang berasal dari penggunaan untuk kebersihan yaitu gabungan limbah dapur, kamar mandi, toilet, cucian, dan sebagainya. Komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan organic dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun. Sebagian limbah rumah tangga berbentuk suspensi lainnya dalam bentuk bahan terlarut. Limbah cair ini dapat dibagi 2 yaitu limbah cair kakus yang umum disebut black water dan limbah cair dari mandi-cuci yang disebut grey water. Black water oleh sebagian penduduk dibuang melalui septic tank , namun sebagian dibuang langsung ke sungai. Sedangkan grey water hampir seluruhnya dibuang ke sungai melalui saluran. Perkembangan penduduk kota-kota besar semakin meningkat pesat,
seiring
dengan pesatnya laju pembangunan, sehingga jumlah limbah domestik yang dihasilkan juga semakin besar. Sedangkan daya dukung sungai atau badan air penerima limbah domestik yang ada justru cenderung menurun dilihat dari terus menurunnya debit sungai tersebut. Komposisi limbah cair domestik yang berupa padatan dapat terbagi menjadi komposisi organik dan anorganik.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud disusunnya Konsep Pembangunan IPAL (Skala Permukiman) yang dapat Menyehatkan Lingkungan ini adalah untuk memberikan penjelasan dan gambaran umum mengenai perencanaan IPAL secara keseluruhan.
Tujuan diadakannya Konsep Pembangunan IPAL (Skala Permukiman) ini adalah untuk memberikan penjelasan proses perencanaan secara rinci baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga memberikan gambaran yang jelas untuk rencana pembangunan. Disamping itu untuk mendapatkan hasil mutu pekerjaan secara maksimal sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta menghasilkan pekerjaan yang tepat waktu, tepat administrasi, tepat mutu dan tepat fungsi.
3
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
1. PEDOMAN KRITERIA TEKNIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (IPALD) 1.1. KRITERIA LOKASI Kriteria lokasi yang dapat di usulkan untuk pembangunan tangki septic : a. Tersedia akses untuk kendaraan sedot tinja (truk tinja atau motor tinja) yang dimiliki daerah b. Tersedia lahan tangki IPALD dan telah disepakati pemilik lahan sebagai lokasi pembuangan IPALD (komunal) c. Diutamakan calon penerima manfaat pada kawasan yang belum memiliki IPALD atau dengan tangki septic yang belum memenuhi persyaratan teknis.
1.2. KOMPONEN IPAL KOMUNAL Komponen Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terdiri dari : a. Bak Inlet : Berfungsi untuk pengambilan sampel. b. Bak Pengolahan : Terdiri dari banyak pilihan teknologi dan jenis pengolahan. c. Bak outlet : Untuk memonitoring kualitas dan pengambilan sampel air dilengkapi dengan penutup grill.
1.3. PERSYARATAN TEKNIS a. Bahan bangunan harus kuat; b. Tahan terhadap asam dan kedap air; c. Bahan penutup dan pipa penyaluran air limbah adalah batu pecah, bata merah, batako, beton bertulang, beton tanpa tulang, PVC, plat besi, plastic, fiberglass, dan besi; d. Pipa penyalur air limbah dari PVC, keramik atau beton yang berada diluar bangunan harus kedap air, kemiringan minimum 2%, belokan yang lebih besar 4
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
dari 45% dipasang clean out atau pengontrol pipa. Hindari belokan 90º yaitu dengan dua kali belokan atau memakai bak control (cara untuk menghitung kemiringan, misal panjang saluran 4 meter, maka sudut kemiringan saluran 4 m x 2% = 0,08 m atau 8 cm); e. Bentuk dan ukuran tangki septic disesuaikan dengan jumlah pemakai (Q) serta waktu pengurasan (persegi panjang atau bulat). f. Dilengkapi dengan pipa masuk (inlet pipe) dan keluar (outlet pipe) tangki septic dapat berupa pipa T atau sekat dengan ketentuan : Kedudukan pipa keluar 5-10 cm lebih rendah daripada masuk Jarak penempatan pipa masuk dan keluar terhadap dinding tangki septic dianjurkan 0,1 – 0,2 meter g. Adanya pipa ventilasi udara (pelepas gas/udara) dengan diameter 40-50 mm (2 inchi) dengan ketinggian minimal 25 cm; h. Tersedianya lubang pemeriksaan untuk keperluan pengurasan dan keperluan lainnya. Lubang pemeriksaan (access cover) ukuran sesuai dengan selang penguras. i. Tangki dapat dibuat dengan beberapa sekat dengan prinsip makin panjang lintasannya makin baik, makin lama makin baik, makin merata aliran makin baik. j. Pipa aliran keluar harus ditekan (5 – 10) cm lebih rendah dari pipa aliran masuk, kemudian di salurkan ke suatu bidang resapan. 1.4. PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL Prasarana sanitasi dipilih oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan setempat berdasar asas berkelanjutan. Jenis sarana sanitasi terpilih akan menjadi dasar dalam penyusunan DED dan RAB. Dalam memilih opsi teknologi harus berdasarkan pertimbangan : a) Hasil Pemetaan (transect walk), observasi detail bersama masyarakat. b) Hasil pemetaan masyarakat, klarifikasi, kondisi sumber air, existing sanitasi, identifikasi calon pengguna dan akses terhadap sarana sanitasi yang direncanakan. Sarana sanitasi terdiri dari 3 (tiga) pilihan : 5
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal dengan sistem perpipaan, terdiri dari: Bangunan IPAL Sistem Jaringan Perpipaan Jumlah SR minimal 50 SR Opsi teknologi ini dapat diterapkan pada: Permukiman padat penduduk di perkotaan yang kebanyakan sudah memiliki jamban pribadi yang tidak memenuhi persyaratan higienis Kawasan sudah memiliki ketersediaan air bersih Masyarakat mau dan berminat untuk mengelola IPAL tersebut. 2. Kombinasi MCK dan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan. Terdiri dari : MCK maksimum 4 pintu Bangunan IPAL Sistem jaringan perpipaan Jumlah minimum 25 SR Opsi teknologi MCK dan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan diterapkan pada :
Permukiman padat di perkotaan yang sebagian sudah memiliki jamban pribadi yang tidak memiliki persyaratan higienis.
Kawasan sudah memiliki ketersediaan air bersih
Permukiman padat di perkotaan yang sebagian tidak memiliki jamban.
Masyarakat mau dan berminat untuk mengelola MCK tersebut.
3. Pengembangan Jaringan dan Penambahan Sambungan Rumah Pada Lokasi Yang Sebelumnya Sudah dibangun, dengan ketentuan: Jumlah layanan sudah mencapai minimum 50 KK Kapasitas IPAL mampu menampung 125 KK Wajib mendapat rekomendasi Teknologi Pengolahan Limbah Teknologi pengolahan limbah pilihannya adalah : 1. Anaerobic Baffled Reactor (Abr) 2. Anaerobic Up Flow Filter 6
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
1.5. INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) KOMUNAL DENGAN SISTEM PERPIPAAN Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan sistem perpipaan terdiri dari : a. Bangunan IPAL b. Sistem Jaringan Perpipaan
1. Bangunan IPAL Komponen instalasi pengolahan air limbah terdiri dari : -
Bak inlet
-
Bak pengolah (banyak pilihan teknologi)
-
Bak outlet Bangunan IPAL berfungsi untuk menampung air limbah yang dialirkan dari
sistem perpipaan untuk diolah agar menghasilkan air buangan (effluent) yang aman bagi lingkungan. Pada dasarnya telah banyak pilihan teknologi maupun jenis sarana pengolahan air limbah yang umum dipakai , namun dengan beberapa pertimbangan yang dipakai sebagai contoh dalam buku Petunjuk Teknis adalah pengolahan dengan teknologi Anaerobic Baffled Reactor Dan Anaerbik Up Flow Filter. a. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Terdiri dari beberapa bak, dimana bak pertama untuk menguraikan air limbah yang mudah terurai dan bak berikutnya untuk menguraikan air limbah yang sulit,demikian seterusnya. ABR terdiri dari kompartmen pengendap yang diikuti oleh beberapa reactor buffle. Buffle ini digunakan untuk mengarahkan aliran air keatas (upflow) melalui beberapa seri reactor selimut lumpur (sludge blanket). Konfigurasi ini memberikan waktu kontak yang lebih lama antara biomasa anaerobic dengan air limbah sehingga akan meningkatkan kinerja pengolahan. Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffle vertical yang akan memaksa air limbah mengalir keatas melalui media lumpur aktif. Cocok untuk pengolahan air limbah bersama beberapa rumah (komunal). 7
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
Gambar : Tipikal Bangunan Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Kelebihan : Luas lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah tanah. Biaya pembangunan kecil Biaya pengoprasian dan perawatan murah dan mudah Effluent dapat langsung dibuang ke badan air. Kekurangan :
Diperlukan tenaga ahli untuk desain dan pengawsan pembangunan.
Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas tinggi untuk konstruksi beton
Efisiensi pengolahan rendah
Tidak boleh terkena banjir
Memerlukan sumber air yang konstan
Perlu dilakukan pengurasan berkala setiap 2-3 tahun
b. Anaerbik Up Flow Filter (AF) Komponen ini sama seperti Tanki Septik bersusun tetapi pengolahan limbahnya dibantu oleh bakteri anaerobic yang dibiarkan pada media filter. Anaerobic upflow filter, merupakan proses pengolahan air limbah dengan metode pengaliran air limbah ke atas melalui media filter anaerobic.nsistem ini memiliki waktu detensi yang panjang. 8
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
Gambar : Tipikal Bangunan Anaerobic Upflow Filter (AUF)
Anaerobic upflow filter cocok digunakan untuk pengolahan air limbah bersama beberapa rumah (komunal). Bisa mengolah black water dan grey water. Cocok untuk meningkatkan kualitas effluent sebelum dibuang kebadan air penerima. Kelebihan :
Luas lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah tanah
Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah
Efisiensi pengolahan limbah relative lebih tinggi
Material filter dapat menggunakan bahan local atau pabrikan
Efluen dapat langsung dibuang ke badan air penerima
Kekurangan : Biaya konstruksi bisa menjadi besar jika bahan filter tidak ada di daerah sekitarnya. Diperlukan tenaga ahli untuk desain dan pengawasan pembangunan. Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas tinggi. Pori – pori filter mudah tersumbat apabila masih ada padatan terbawa setelah pengolahan primer. Tidak boleh terendam banjir. Perlu dilakukan pembersihan filter secara berkala setiap 2 – 3 tahun.
9
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
2. Sistem Jaringan Perpipaan Sistem jaringan perpipaan terdiri dari pipa sambungan rumah, pipa service (pipa tersier), pipa cabang (pipa sekunder) , pipa induk (pipa utama) yang berfungsi untuk mengumpulkan air limbah dari sumber – sumbernya dan mengalirkannya ke bangunan IPAL untuk diolah agar menghasilkan effluent air buangan yang aman bagi lingkungan.
Gambar : Sistem Jaringan Perpipaan
Sistem saluran ini membutuhkan bak control setiap jarak 20 m atau sesuai kebutuhan kondisi dilapangan untuk saluran lurus, pada titik – titik pertemuan saluran dan pada perubahan arah aliran. Kelebihan : o Lebih hemat dari pada sistem pembuangan limbah konvensioanl o Masyarakat dapat berperan dalam proses perencanaan dan konstruksi o Nyaman untuk pengguna karena air limbah dijauhkan dari area permukiman dan mendekatkan akses ke pengguna. Kekurangan : Proses perencanaan lebih rumit Diperlukan perawatan secara rutin, perawatan yang tidak rutin akan menyebabkan kegagalan sistem secara total.
10
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
1.6 SISTEM PEMBUANGAN A. Hasil Pengolahan Air Limbah Dibuang Ke Badan Air Air limbah dapat dibuang ke badan air jika air tersebut telah memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan diantaranya pengolahan air limbah yang efisien sehingga air limbah yang dibuang tidak mencemari badan air.
Gambar : Pembuangan ke Sungai
Kelebihan : Pilihan pembuangan paling murah Dapat diterapkan oleh masyarakat Tidak memerlukan pengoperasian dan perawatan Kekurangan : Konsumsi dan penggunaan air sungai mentah di bagian muara tidak dianjurkan. Kemungkinan kelebihan beban pada sungai . B. Pengurasan Lumpur Tinja Pengurasan lumpur tinja dilakukan secara periodic setiap 2 atau 3 tahun sekali. Lumpur tinja dikuras dengan bantuan jasa penguras tinja. Jarak penyedotan kurang lebih 50 meter. Penyedotan
lumpur tinja
dihubungkan ke bak pengolah dengan selang dan pompa sedot. Harus diperhatikan bahwa pengurasan hanya mengambil lumpur hitam saja. 11
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN
Penyedotan dilakukan dengan menempatkan selang sedot pada dasar bak IPAL, dengan maksimum kapasitas penyedotan tidak lebih dari 2/3 volume bak.
Gambar : Pengurasan dengan Penyedot Tinja
12
CV. Adhi Jaya Consultant
Demikian Laporan Konsep ini disusun, sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestic (IPALD) yang telah dilakukan pada Pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan IPALD Skala Permukiman Desa Kutosari I dan Kutosari II Kec.Kebumen tahun 2018 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup. Yang mana perhitungan telah mengacu sesuai dengan kriteria perencanaan yang berlaku. Kami yakin masih banyak kekurangan, petunjuk dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan lancaranya pelaksanaan pekerjaan perencanaan.
13