Laporan Kkl Oke Fix.docx

  • Uploaded by: Narulita Widhi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kkl Oke Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,410
  • Pages: 27
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh : Nama

: Muhammad Amri Yahya

NIM

: 161220000090

Program Studi : TEKNIK ELEKTRO Fakultas

: Sains & Teknologi

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA JEPARA 2018 i

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERESITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA PENGAJUAN JUDUL LAPORAN KKL

Nama

: Muhammad Amri Yahya

NIM

: 161220000090

Bidang laporan

: Sistem Tenaga

Judul laporan

: Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Pembimbing

: Dias Prihatmoko, ST, M.Eng

Dilaksanakan

: Semester gasal tahun 2017/2018

Jepara, 27 Agustus 2017 Yang mengusulkan

Nanggara Ricky A.

Menyetujui : Koordinator KKL

Pembimbing

Safrizal, ST, MT

Dias Prihatmoko, ST, M.Eng

ii

RINGKASAN Pada kegitan kuliah kerja industri ini kami mendapat banyak pengetahuan tentang dunia kerja, terutama pada PLTU Tanjung Awar-Awar dan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pada PLTU Tanjung Awar-Awar kami memdapat pengetahuan tentang bagaimana proses pembangkitan energi listrik, sistem proteksi, dan sistem jaringan PLTU Tanjung Awar-Awar. Di PT. Semen Indonesia kami juga diberi penjelasan mengenai PT. Semen Indonesia itu sendiri. Kurang lebihya seperti sejarah singkat tentang perjalanan PT. Semen Indonesia dan perkembangannya hingga saat ini. Setelah itu kami di dibimbing menjelajahi pabrik dan dijelaskan tentang proses produksi teh botol yang di produksi oleh PT. Sosro Indonesia. Setelah itu kami menuju tujuan KKL utama yaitu PLTH Bayu Baru, pada PLTH Bayu Baru kami langsung di ajak berkeliling dan dijelaskan secara rinci tentang peralatan-peralatan yang ada di PLTH Bayu Baru terutama pada turbin angin, bagaimana pengolahan tenaga listrik yang dihasilkan dari turbin angin dan juga pengolahan energi listrik yang dihasilkan dari panel surya yang ada di PLTH Bayu Baru, dan juga sistem proteksi yang ada di PLTH Bayu Baru sebagai pencegahan kendala-kendala yang tidak diinginkan seperi penerapan penangkal petir pada jaringan. Kata Kunci : PT. Sosro Indonesia, PT. Indomie, PLTH Bayu Baru, Bayu Baru, Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid.

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayah-nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penyusunan Laporan KKL ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Elektro S1 pada Fakultas Sains & Teknologi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Atas tersusunnya Laporan KKL ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. 2. Bapak

Ir. Gun Sudiryanto, M.M, selaku Dekan Fakultas Sains &

Teknologi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. 3. Bapak Dias Prihatmoko, ST, M.Eng, selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro S1 yang telah memberikan bimbingan kepada saya. 4. Bapak Safrizal, ST, MT, selaku Pembimbing 1 yang telah telah membimbing saya dalam melaksanakan KKL serta bimbingan dalam pembuatan Laporan. 5. Semua pihak yang telah membantu atas kelancaran pengerjaan laporan ini. Akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam pengerjaan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii RINGKASAN .................................................................................................. iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii BAB I

: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah...................................................................... 2 1.3.Batasan Masalah ............................................................................ 2

BAB II

: LANDASAN TEORI .................................................................. 3

BAB III

: TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 4

BAB IV

: PEMBAHASAN ......................................................................... 6

BAB V

: PENUTUP ................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Grup Pembangkitan Energi Listrik ................................................ 12 Tabel 4.2 : Penyimpanan Energi Listrik .......................................................... 16 Tabel 4.3 : Pemanfaatan Energi Listrik............................................................ 17

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Panel Surya................................................................................. 10 Gambar 4.2 : Turbin Angin .............................................................................. 11

vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Kunjungan industri merupakan kegiatan rutin bagi mahasiswa sebagai tuntutan kurikulum untuk menambah wawasan mahasiswa dengan berbagai pengetahuan mengenai dunia kerja, bisnis dan manajemen sehingga dapat menjadi lulusan yang profesional. Untuk menjadi lulusan yang profesional tentu dibutuhkan banyak keterampilan terutama yang berkaitan dengan dunia bisnis dan menajemen. Sebagai mahasiswa, khususnya dalam bidang Teknik Elektro, mahasiswa sudah sangat banyak mendapat materi kulilah yang bekenaan dengan dunia kelistrikan. Oleh karena itu Teknik Elektro Universitas Islam Nahdlatul Ulama mengadakan kegiatan kunjungan industri. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dengan melakukan pengamatan atau percobaan. Kunjungan industri juga menjadi salah satu kegiatan yang diadakan setiap tahunnya. Maka dari itu mahasiswa wajib mengikuti kegiatan ini. Kunjungan industri hanya sebatas melakukan observasi pada suatu industri saja. Melakukan pengamatan dan tanya jawab kepada narasumber secara langsung.

1

1.2. Perumusan Masalah Sesuai dengan hasil kunjungan dalam Kuliah Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2018 di Tuban Jawa Timur. Adapun permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut : 1. Proses Produksi EnergiListrik di PLTU Tanjung Awar-Awar. 2. Apa saja yang diperlukan dalam produksi tenaga listrik di PLTU TanjungAwar-Awar? 3. Apa saja upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala dalam sistem produksi tenaga listrik di PT. UBJ O&M TanjungAwar-Awar? 4. Proses Produksi Semen di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 5. Apa saja yang diperlukan dalam produksiSemen di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk? 6. Apa saja upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala dalam sistem produksiSemen di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk?

1.3. Batasan Masalah Teknik Elektro memiliki cakupan yang sangat luas, sementara waktu diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian sangat terbatas. Karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan pembatasan masalah dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Masalah berkisar pada Proses Produksi EnergiListrik di PT. UBJ O&M TanjungAwar-Awar. 2. Masalah berkisar pada Proses Produksi Semen di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 3. Masalah berkisar pada pembuatan kincir angin, pemasangan, dan penggunaan kincir angin serta panel surya. 4. Proses produksi tenaga listrik serta pendistribusiannya.

2

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka 2.1.PembangkitListrik Tenaga Uap (PLTU) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Salah satu PLTU terbesar adalah PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu : 

Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.



Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putar.



Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik. PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.

Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut : 

Pertama air diisikan ke boilerhingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Di dalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.



Kedua, uap hasil produksi boiler dengantekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

3



Ketiga, generator yang dikopel langsungdengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.



Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensoruntuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

4

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1.PT. Indofood Berdiri sejak tahun 1990 dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma. Di tahun yang sama juga memulai kegiatan usaha di bidang makanan ringan melalui perusahaan patungan dengan Fritolay Netherlands Holding B.V., perusahaan afliasi PepsiCo Inc. Tahun 1994 mengganti nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur dan mencatat saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Tahun 1995 PT. Indofood Sukses Makmur memulai integrasi bisnis melalui akuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari. Pada Tahun 1997 PT. Indofood

Sukses

Makmur

memperluas

integrasi

bisnisnya

dengan

mengakuisisi grup perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis dan distribusi. 3.2.PT. Sinar Sosro PT. Sinar Sosro bertempat pada Jl. Raya Semarang Bawen Km.28 Bergas, Ungaran, Semarang 50552. PT. Sinar Sosro adalah produsen teh manis dalam kemasan pertama di Indonesia. Semuanya dimulai pada tahun 1940 oleh Bapak Sosrodjojo. Beliau membuka perusahaan kecil teh kering di Slawi, Jawa Tengah dengan merek Teh Cap Botol. Setelah berhasil, pada 1953 beliau memperluas bisnisnya di Jakarta untuk mengenal Teh Cap Botol. Sebelum menjual produknya, beliau mengadakan sampling produkdi pasar pada tahun 1955. Awalnya, beliau memperkenalkan Teh Cap Botol dengan memasask dan menyeduh teh di tempat secara langsung. Setelah minuman sudah siap, teh akan dibagikan kepada orang-orang yang berada di pasar. Namun metode ini tidak berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas sehingga pengunjung tidak sabar untuk mencicipinya. Cara kedua, teh dibawa langsung kepasar dengan memasukkanya ke dalam pot besar. Namun metode ini juga kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan. Hal ini disebabkan oleh jalan-jalan di kota yang berlubang dan 5

tidak sebagus sekarang. Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh, dikemas ke dalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik pengunjung. Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum dalam botol, dan pada tahun 1974 PT. Sosro membangun pabrik teh siap minum dalam botol, pertama di Indonesia dan di dunia. Pada awal berdiri bernama PT.Toba Sosro Kencono, kemudian berganti nama menjadi PT. Reksobudi Adijaya pada tahun 1995. Pada tahun 2000 berubah lagi menjadi PT. Sinar Sosro. 3.3. PLTH Bayu Baru PLTH Pantai Baru Desa Ngentak, Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta mulai beroprasi pada Desember 2010. Menurut Chriswantoro, awalnya PLTH ditujukan untuk membantu nelayan setempat dalam hal penyediaan es kristal. Para nelayan menggunakan es untuk mengawetkan ikannya. Kebutuhan ini pun pada saat itu mampu dipenuhi dengan baik. Selain penyediaan es, PLTH juga digunakan untuk media penerangan jalan di kawasan Pantai Baru. Bahkan menjadi sumber utama penerangan di kawasan tersebut. Dalam perkembangannya, pemanfaatan listrik banyak digunakan untuk keperluan kios kuliner yang berada di sepanjang pantai. Sebagian besar aktivitas masyarakat setempat memang berpusat di Pantai Baru. Selain untuk berjualan, juga menjadi daerah wisata. Dengan adanya 34 turbin angin dan 238 panel surya dengan kapasitas daya yang berbeda-beda, PLTH Pantai Baru mampu menghasilkan daya 90 KW. Daya yang dihasilkan tersebut ternyata mampu memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 50 kios kuliner dan 40 lampu jalan. Bahkan, energi yang dihasilkan mampu melebihi kebutuhan. Tidak heran jika masyarakat sangat mendukung pengelolaan PLTH tersebut.

6

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.Proses Produksi Mie Instan Pada PT. Indofood. Proses pembuatan mie intan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan), dan packing (pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah : a. Mixing (pencampuran) Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan materialmaterial yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35oC. b. Pressing (pengepresan) Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.

7

c. Slitting (pembentukan untaian) Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur. d. Steaming (pengukusan) Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan atau frying. e. Cutting and Folder (pemotongan dan pencetakan) Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar. f. Frying (penggorengan) Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.

8

g. Cooling (pendinginan) Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit. h. Packing (pengemasan) Packing adalah bagian paling akhir dari proses produksi. Packing dilakukan secara manual oleh para pekerja.

4.2.Proses Produksi Teh Botol Sosro. Berikut ini adalah proses produksi salah satu produk PT. Sinar Sosro yaitu produk Teh Botol Sosro : a. Memililh bahan Bahan yang digunakan untuk membuat produk teh botol sosro terdiri dari teh hijau, gula pasir, dan air yang didapat dari kedalaman + 200 meter dan disterilkan melalui proses water treatment agar menjadi air yang berkualitas. Setelah proses water treatment, air dimasak hingga 1000C. b. Membuat teh cair Teh hijau dengan bunga melati dicampurkan. Kemudian, teh yang telah dicampurkan tersebut diseduh dengan air yang sebelumnya telah disaring dan dipanaskan. Setelah itu air panas dialirkan ke tangki yang berisi gula kemudian dilarutkan sampai membentuk sirup gula dan dicampurkan ke tangki pencampuran. Di tangki filtrox antara ekstrak teh dengan ampas teh dipisahkan dan dialirkan juga ke tengki pencampuran.

9

c. Pemisahan botol dan kotak kosong Botol yang terdapat krat harus dibuang dengan roller yang terikat dengan conveyor menuju pencucian botol. Pada pos I botol-botol yang tidak memenuhi kriteria akan terangkat. Pada Pos II, botol-botol yang gumpil akan diambil dan apabila ada yang kusam akan diangkat dan menuju ke filler. Proses selanjutnya adalah proses pemanasan teh manis cair agar dapat membunuh organisme merugikan (Proses Pasteurizer). d. Mengisi botol dan penyegelan Teh di masukkan ke dalam mesin Filler and Crowner agar dimasukkan ke dalam botol secara langsung dan ditutup supaya udara yang datang dari luar tidak masuk. e. Jet printer video (tanggal kedaluarsa) Dengan adanya mesin printer video jet, botol dapat dicetak dengan kode produksi yang sesuai terhadap tanggal kadaluarsa. f. Menempatkan dalam kotak Selanjutnya, botol tersebut dimasukkan lagi ke dalam kotak kosong dengan mesin paletizer (alat pemindah krat) dan diinkubasi selama 3 hari sebelum dipasarkan. g. Uji control Produk

tersebut

dicek terlebih

dahulu

secara

kimia,

fisik,

mikrobiologi, dan organoleptik (Pos III). Secara kimia dicek dari kadar gula dan Ph. Secara fisik dilihat dari kemasan. Secara mikrobiologi dicek dari perkembangan mikroorganisme.

Secara organoleptik dilihat dari

kejernihan produk dan warna. Apabila produk tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku maka produk tersebut akan dibuang dan diolah kembali. h. Penjualan Setelah lulus dari segala proses pembuatan dan juga uji kontrol, produk tersebut dapat dijual dan didistribusikan.

10

4.3.Pembuatan Kincir Angin dan Pemasangannya Kincir angin sendiri terdiri dari baling-baling, ekor kincir, generator, dan tiang untuk mendirikannya. Baling-baling berfungsi sebagai sumber gerak putar generator, baling-baling tersebut terbuat dari fiber glass yang dicampur dengan bahan-bahan kimia lainnya agar tidak mudah patah kemudian dicetak menjadi baling-baling, sedangkan bagian lingkaran tengahnya terbuat dari beton yang dicor sehingga baling-baling kuat dan kokoh. Baling-baling yang sudah jadi dipasangkan dengan generator, generator tersebut berfungsi sebagai penghasil listrik dengan mengkonversi energi gerak putar dari baling-baling menjadi energi listrik. Di bagian belakang generator terdapat ekor kincir yang berfungsi untuk mengarahkan turbin / kincir angin tetap pada posisi arah mata angin sehingga baling-baling dapat berputar secara optimal. 4.4. Penggunaan Kincir Angin dan Panel Surya Pada PLTH Bayu Baru memanfaatkan energi angin dan energi panas matahari sehingga PLTH Bayu Baru dapat beroperasi kapan saja. Panel Surya / Solar Cell itu sendiri hanya dapat beroperasi pada waktu siang sampai sore hari, untuk mengurangi kekurangan ini PLTH Bayu Baru menggunakan turbin angin dapat beroperasi 24 jam. Dengan adanya 34 turbin angin dan 238 panel surya dengan kapasitas daya yang berbeda.

Gambar 4.1 : Panel Surya

11

Oleh karena itu, dari 34 turbin angin yang ada, tidak semuanya dioperasikan meski tidak rusak. Ini dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kelebihan energi yang nantinya dapat terbuang begitu saja. Terutama pada sian hari, energi yang dihasilkan bisa saaja sangat besar. Ini disebabkan karena angin yang terus berhembus dan sinar Matahari yang terik terutama saat musim panas.

Gambar 4.2 : Turbin Angin Untuk turbin yang tidak beroperasi akan dilakukan perawatan, sekaligus menjadi cadangan jika turbin lainnya mengalami masalah. Semua ini dilakukan untuk memastikan turbin angin dapat beroperasi 24 jam.

12

Tabel 4.1 : Grup Pembangkit Energi Listrik Jenis Pembangkit

Jumlah Unit

Jumlah Daya

Grup

Sistem

Turbin angin 1 KW / 48V

Timur

48V

( Tri Angel ) Turbin angin 1 KW / 48V

4 Unit

4 KW

2 Unit

2 KW

2 Unit

5 KW

1 Unit

10 KW

1 Unit

10 KW

1 Unit

5 KW

40 Unit

4 KW

( Lattice ) Sistem

Turbin angin 2,5 KW / 240V

240V

( Lattice ) Turbin angin 10 KW / 420V ( Lattice ) Turbin angin 10 KW / 240V ( Tri Angel ) Turbin angin 5 KW / 240V ( Lattice ) Panel Surya 4 KW / 240V

@100W Sistem

Turbin angin 2 KW / 120V

120V

( Lattice )

Grup

Sistem

Turbin angin 1 KW / 240V

Barat

240V

( Lattice )

Sistem

Panel Surya 15 KW / 120V

120V Grup

Sistem

KKP

48V

2 Unit

4 KW

21 Unit

21 KW

150 Unit

15 KW

@100W/12V Panel Surya 10 KW / 48V

48 Unit @220W/24V

13

10 KW

4.5.Yang Diperlukan Dalam Produksi Tenaga Listrik di PLTH Bayu Baru 1) Angin dan Panas Matahari Angin dan panas matahari adalah sumber energi utama dalam produksi tenaga listrik PLTB-S / PLTH karena kincir angin membutuhkan energi angin untuk memutarkan turbin angin dan juga solar cell membutuhkan energi surya agar dapat menghasilkan energi listrik 2) Solar Cell Solar Cell / Panel surya adalah sebuah alat yang mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal. Sel surya dapat dianalogikan sebagai device dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi sebagai dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan DC sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short- circuit dalam skala mili ampere per cm. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya, dan total menghasilkan tegangan DC sebesar 12 Volt dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1,5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara pararel atau seri untuk memperbesar tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu.

14

3) Controller Solar Cell Pada waktu solar cell mendapatkan energi dari cahaya matahari di siang hari, rangkaian carger controller ini otomatis bekerja dan mengisi (charge) baterai dan menjaga tegangan baterai agar tetap stabil. Controler akan menghentikan pengisian baterai apabila sudah mencapai tegangan yang dibutuhkan baterai, sebaliknya apabila tegangan baterai turun / drop, maka controller akan memutus tegangan sehingga baterai tidak sampai habis. Secara keseluruhan fungsi dari controller yaitu dapat menjaga agar baterai tidak kelebihan (over charge) dan kehabisan (under charge) dengan begitu maka umur dari baterai bertahan lama. 4) Turbin Angin Turbin angin adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghasil energi listrik dengan memanfaatkan energi gerak putar baling-baling hasil dari hembusan angin. Untuk menghasilkan energi listrik turbin angin membutuhkan beberapa komponen utama dan komponen pendukung,

komponen-komponen

tersebut

seebagai

berikut :

a) Blades Kebanyakan turbin angin memiliki dua atau tiga pisau, pada saat

angin

bertiup

di

mengangkat dan berputar.

15

atas

menyebabkan

pisau-pisau

b) Brake Digunakan untuk menjaga putaran pada poros agar bekerja pada titik aman saat tetdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator meiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar dugaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar. c) Generator Berfungsi mengkonversi energi putar menjadi energi listrik. Ada berbagai jenis generator yang dapat digunakan dalam sitem

turbin

(synchronous

angin,

antara

generator),

lain

generator

generator

tak

serempak serempak

(unsynchronous generator), rotor sangkar maupun rotor belitan ataupun generator magnet permanen. d) Controller Pengontrol kerja mesin supaya tidak beroperasi pada saat angin kencang, karena angin kencang dapat merusak mesin. e) Anemometer Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke pengontrol. f) Tower Menara yang terbuat dari baja tabung, beton atau kisi baja. Karena kecepatan angin meningkat dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan turbin untuk menangkap lebih banyak energi dan menghasilkan listrik lebih banyak.

16

5) Penyimpanan Energi (Baterai) Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu ada) dan ketersediaan energi panas matahari (hanya ada pada siang hari), maka ketersediaan listrik juga tidak menentu. Maka dari itu digunakan alat penyimpanan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya masyarakat menurun. Pada

pengaplikasiannya

baterai

yang

digunakan

untuk

menyimpan daya listrik berkapasitas 12 Volt dirangkai dengan sambungan seri pararel sehingga dapat mencapai tegangan yang dibutuhkan yaitu berkisar antara 240 Volt. Tabel 4.2 : Penyimpanan Energi Listrik Battery(ACCU)

Kapasitas

Jumlah

Jumlah (Ah)

Unit Grup Timur

120 Ah / 12V (kering)

40 Unit

240 Ah / 240V

Grup Barat

100 Ah / 12V (basah)

60 Unit

300 Ah / 240V

180 Ah / 12V (basah)

40 Unit

720 Ah / 120V

1000 Ah / 2V (kering)

72 Unit

3000 Ah / 48V

Grup KKP

Total Kapasitas Energi Listrik

17

4260 Ah

6) Inverter dan Konverter Inverter dan Konverter diperlukan untuk mengkonversikan tegangan searah ( DC-Direct Current) menjadi tegangan bolak-balik (AC-Alternating Current) ataupun sebaliknya dari tegangan bolak-balik (AC-Alternating Current) menjadi tegangan searah (DC-Direct Current). Misalnya pada saat penyimpanan energi ke baterai maka arus dari turbin angin harus dikonversi terlebih dahulu menjadi DC karena keluaran / output dari turbin angin berupa tegangan AC. Dan ketika ingin mendistribusikan daya listrik kepada masyarakat maka tegangan listrik dari penyimpanan (baterai) yang berupa tegangan DC harus dirubah dahulu menjadi tegangan AC sesuai kebutuhan masyarakat.

Tabel 4.3 : Pemanfaatan Energi Listrik Inverter 3,5 KW/48V (1Phase)

Beban Grup Timur

Jenis Beban 20 Warung Kuliner 14 Lampu PJU

3,5 KW/48V (1Phase)

Grup Tengah

20 Warung Kuliner 14 Lampu PJU

3,5 KW/48V (1Phase)

Grup Barat

20 Warung Kuliner 14 Lampu PJU

7,5KW/120V (1Phase)

Produksi Es Kristal

2 Unit Mesin Es Kristal

7,5KW/120V (1Phase)

Produksi Es Kristal

1 Unit Mesin Es Kristal 1 Unit Water Sterillizer

5 KW/240V (1Phase)

Kantor

Lampu, TV dan Dispenser

2 KW/48V (1Phase)

Grup Timur

20 Warung Kuliner 14 Lampu PJU

2 KW/48V (1Phase)

Grup Tengah

20 Warung Kuliner 14 Lampu PJU

2 KW/48V (1Phase)

Grup Barat

20 Warung Kuliner 14 Lampu PJU

18

4.6. Upaya Mengatasi Kendala Dalam Sistem Produksi Tenaga Listrik Dalam suatu proyek atau pekerjaan pasti kita tidak ingin terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan maka dari itu ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah atau mengatasi kendala-kendala dalam suatu proyek atau pekerjaan, diantaranya ialah sistem proteksi atau perlindungan berupa penangkal petir. Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir : 1) Batang Penangkal Petir Batang penangkal petir berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan demikian proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak suatu bangunan. 2) Kabel Konduktor Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik ke tanah. Kabel konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan. 3) Tempat Pembumian Tempat Pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis baja dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 – 3 cm.

19

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Seperti yang telah kita ketahui bersama kegiatan Kuliah Kerja Lapangan berujuan untuk memberikan mahasiswa pengalaman serta wawasan dalam dunia kerja yang sesungguhnya, sesuai dengan jurusan perekuliahan yang dipelajari. Berdasarkan pada seluruh kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang telah dilakukan oleh penulis dan berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan

pada

bab-bab

sebelumnya,

maka

penulis

menarik

kesimpulan sebagai berikut : Kuliah Kerja Lapangan yang telah diprogramkan oleh perguruan tinggi ini memang bertujuan memberikan pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai kehidupan di masyarakat maupun dunia kerja. Pengalaman belajar yang diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang didapatkan mahasiswa harapannya dapat memberikan bekal hidup dalam bersosialisasi selepas dari perguruan tinggi nanti. Dari pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan yang dilakukan pada PLTH Bayu Baru, energi yang dihasilkan harus disimpan dan dimanfaatkan sebaik mungkin karena mengingat bahwa ketersedian sumbear energi angin tidak selalu stabil pada kecepatan yang dibutuhkan dan juga karena energi matahari tidak ada pada malam hari (hanya tersedia pada siang hari). B. Saran Pada umumnya pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan merupakan penghubung antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, mahasiswa dapat melihat dan mengetahui kesesuaian antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan praktek di lapangan.

20

Related Documents

Laporan Kkl
November 2019 33
Laporan Kkl Tekim.docx
April 2020 13
Laporan Kkl Feromon.docx
December 2019 24
Sistematika Kkl
June 2020 15

More Documents from ""