KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan pembuatan Laporan yang berjudul “Pengaruh Osmosis Pada Perubahan Wortel” sebagai tugas Kimia dari Ibu Yuniarti Ida Nursanti,S.Pd Dalam penyusunannya, kami mengucapkan terimakasih kepada Guru Kimia kami yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar kepada kami. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan yang telah di buat ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan Ibu guru terutama Tuhan Yang Maha Esa Kami menyadari laporan ini jauh dari sempurna. Banyak kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan.
Ungaran, Agustus 2017
BAB I PENDAHULUAN I.
Latar Belakang Tumbuhan memiliki membran selektif permeabel (semipermeabel) pada akarnya sehingga memungkinkan tumbuhan untuk melakukan
proses osmosis. Membran
semipermeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilalui oleh air dan molekulmolekulnya. Osmosis adalah peristiwa perindahan molekul dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi. Untuk dapat mengamati proses osmosis dengan mudah, kami menggunakan bahan wortel dan larutan garam.
II.
Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati dan memahami proses terjadinya osmosis yang memberikan perubahan pada wortel.
BAB II PEMBAHASAN
I.
Landasan Teori Osmosis merupakan perpindahan ion atau molekul dari larutan hipotonis (konsentrasi pelarut tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) ke hipertonis (konsentrasi pelarut rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi) melalui membran semipermeabel hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi. Membran semipermeabel dapat ditembus oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut. Pada proses osmosis, molekul-molekul pelarut berpindah dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat hingga tercapai keadaan kesetimbangan konsentrasi di antara kedua medium. Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan. Tekanan osmotik dibagi menjadi 3 yaitu: a. Isotonik Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air. Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik. b. Hipotonik Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Contoh : aquades. c. Hipertonik Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Contoh : larutan yang bersifat lengket dan pekat, seperti larutan gula dan garam
BAB III METODE PENELITIAN
I.
Alat dan Bahan
1. Wotel yang telah tidak segar / layu 2. Garam dapur 3. Air 4. Gelas Kimia atau wadah sejenis II. Cara Kerja 1. Carilah wortel yang tidak segar (terlihat keriput dan mengkerut) atau panaskan wortel segar di bawah sinar matahari selama sehari sehingga wortel itu terlihat tidak segar 2. Siapkan gelas kimia 3. Siapkan larutan garam dapur dalam gelas kimia 500 mL atau wadah sejenis, dengan cara memasukkan 120 gram garam dapur, lalu tambahkan air hingga volumenya menjadi 500 mL. 4. Masukkan wortel yang tidak segar kedalam larutan garam 5. Amati perubahan wortel setiap 15 Menit sebanyak 3 kali (45 menit)
III. Hasil Percobaan Hasil Percobaan Tinggi Larutan garam 12 cm dan panjang Wortel 13 cm. Terdapat 15 Menit Pertama
banyak gelembung air di sekitar wortel. Belum terjadi perubahan pada wortel. Tinggi Larutan garam berkurang menjadi 11,8 cm dan panjang wortel
15 Menit Kedua
berkurang menjadi 12,4 cm. Gelembung air pada wortel berkurang. Wortel terlihat semakin layu, agak lembek dan mengkerut. Tinggi Larutan garam berkurang menjadi 11,6 cm dan panjang wortel berkurang menjadi 11,9 cm. Tidak terdapat gelembung air pada
15 Menit Ketiga
wortel. Wortel menjadi sangat layu, lembek dan sangat mengecil dari ukuran awal. Kulit warna wortel menjadi memudar berubah menjadi kecoklatan.
IV. Pembahasan Saat wortel direndam dalam larutan garam akan terjadi perpindahan air secara osmosis dari sel-sel wortel keluar menuju ke larutan garam. Peristiwa perendaman wortel pada larutan garam mengakibatkan tiga hal, yaitu : 1. Sel-sel kekurangan air, akibatnya terjadinya plasmolisis mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya wortel menjadi empuk dan lembek. 2. Terjadi penurunan berat wortel akibat perpindahan air dari sel-sel wortel ke larutan garam. 3. Kelunakan wortel dan pengurangan berat bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin pekat larutan garam, maka semakin lembek wortel dan juga semakin banyak pengurangan berat wortel.
BAB IV PENUTUP
I.
Kesimpulan Osmosis merupakan bergeraknya air dari larutan yang berkonsentasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi. Dalam praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa perendaman wortel layu pada larutan garam membuat wortel menjadi bertambah layu dan mengalami penurunan berat. Hal ini dikarenakan kandungan air pada wortel yang memiliki konsentrasi lebih rendah dari konsentrasi larutan garam, sehingga membuat air pada wortel bergerak keluar dari wortel. Ini membuat wortel semaikn layu dan mengalami penurunan berat.
LAMPIRAN
KONDISI AWAL
15 MENIT PERTAMA
15 MENIT KEDUA
15 MENIT KETIGA
TUGAS KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM “PENGARUH OSMOSIS PADA PERUBAHAN WORTEL”
DI SUSUN OLEH : 1. MELIANA GITA TRI HAPSARI
XII MIPA 2 / 20
2. YUANITA AULYNING TYAS
XII MIPA 2 / 35
SMA NEGERI 1 UNGARAN