BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Gillies, 1986; Nursalam, 2011). Untuk mewujudkan harapan tersebut dapat dilakukan dengan penataan kembali sistem model keperawatan professional (MAKP), mulai dari ketenagaan, penetapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Selain itu sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia maka model sistem asuhan keperawatan harus berubah mengarah pada suatu praktik keperawatan professional sehingga peran dan fungsi perawat sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugatnya. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan mengalami perubahan mendasar mulai memasuki abad ke – 21. Perubahan tersebut sebagai dampak dari perubahan sosial politik, kependudukan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga perubahan tersebut membawa implikasi terhadap perubahan sistem pelayanan keperawatan dan hal ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia untuk menuju proses profesionalisme. Untuk menjawab tantangan tersebut manajemen keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata sehingga konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui pendekatan: pengumpulan
data,
analisis
SWOT
dan
penyusunan
langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan secara operasional,. Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dilakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2011). Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 4 Februari-2 Maret 2019, didapatkan bahwa di ruang Melati menggunakan metode MAKP tim yang terbagi menjadi TIM A dan TIM B. MAKP TIM merupakan suatu metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 1 shift terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien mulai dari pasien masuk sampai dengan keluar rumah sakit. Keuntungan dari MAKP TIM antara lain memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan. Selain itu 1
pembagian tugas yang jelas dan memungkinkan komunikasiantar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan bagi pasien, perawat dan tenaga kesehatan lainnya sehingga tercapai suatu pelayanan yang berkualitas. 10 Kasus terbanyak diruang Melati yaitu Anemia, Dangue High Fever, Diabetes, CHF, CKD, Sepsis, Heart failure, dispepsia sindrom, ADHF, melena. Mengingat pentingnya fungsi menejemen keperawatan perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek guna menjamin efisiensi, efektifitas dan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien.
1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah manajemen atau pengelolaan Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar ?
1.3 Tujuan 1.3.1
Tujuan Umum Mahasiswa dapat menerapkan prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan model asuhan keperawatan professional tim (MAKP tim).
1.3.2
Tujuan Khusus Mahasiswa mampu: 1. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar. 2. Melakukan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT. 3. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah ditetapkan. 4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian model asuhan keperawatan professional : timbang terima, ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru. 5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : timbang terima, ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru. 6. Mengevaluasi rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : timbang terima, 2
ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru.
1.4 Manfaat 1.4.1
Bagi Mahasiswa 1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode penguasaan yang akan dilaksanakan. 2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Tim di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar. 3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar. 4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi. 5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan profesional di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar.
1.4.2
Bagi Perawat Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar 1. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di Ruang Melati yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP. 2. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat melaksanakan MAKP Tim dengan optimal. 3. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal. 4. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat denga tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga. 5. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
1.4.3
Bagi Pasien dan Keluarga Pasien 1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal. 2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.4.4
Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dengan bahan tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan MAKP Tim.
3
BAB 2 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO BLITAR
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Blitar Di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Blitar kondisi saat ini dalam kurun lima tahun terakhir mengalami metamorfosis yang hebat. Hal tersebut tidak berlebihan diungkapkan jika diruntut bagaimana sejarah keberadaaannya mulai tahun 1942. Pada zaman revolusi tersebut, pelayanan hanya untuk pasien yang operasi, yang dilayani dua dokter berkebangsaaan belanda yang datangnya tidak menentu, dr.Shinko dan dr. Karl Boom. Pasca kemerdekaaan 1949, baru memiliki dua dokter tetap, dr.Tedjo sebagai Kepala Rumah Sakit dan dr.Trisula sebagai kepala Dinas Kesehatan. Saat TBC mewabah di Blitar tahun 1958, dr. Trisula sebagai dokter spesialis paru mendirikan pusat pendidikan “Ngrukti Nirmala” bagi pasien TBC. Di lembaga ini, pasien TBC dikumpulkan dan diberi penyuluhan tenyang TBC dan gigi. Tahun 1966, ada tambahan satu dokter, dr.AW Soehapto, yang dalam masamasa pengabdiannya melakukan empat pengembangan pelayanan: pertama, kedua, melakukan operasi kecil dan caesar dengan perlatan seadanya, berhasil baik dan dilaporkan ke kantor inspeksi kesehatan di Jakarta. Laporan itu direspon baik dengan mengirimkan peralatan operasi seperti meja dan lampu operasi ke kota Blitar. Ketiga dan keempat, membuka pelayanan poliklinik umum dan poliklinik gigi. Tahun 1975, menjalin hubungan dengan doker spesialis dari Surabaya dan Malang, yang dua kali seminggu datang ke Blitar memberikan bimbingan kepada dokter-dokter umum hingga tahun 1996, berhasil merangkul empat dokter spesialis tetap di RS Mardi Waluyo yaitu sepesialis anak, dr. Ibnu Susanto, Sp.A, spesialis bedah, dr.Andre Mannari, Sp.B, dan spesialis kandungan dr.Syaifullah, Sp.OG. Dekade 2000-an, pembangunan dan pengembangan di RS mardi Waluyo kota Blitar menggeliat cepat. Pada awal periode pertama pemerintahan masa walikota Blitar Djarot Saiful Hidayat, prihatin dengan kondisi RS mardi Waluyo Blitar 4
lama di jalan dokter Soetomo bangunannya sudah rapuh, kumuh, membuat tidak nyaman petugas, apalagi pasien dan pengunjung. Dari proses diskusi panjang anatara walikota dengan para dokter yang memiliki komitmen tinggi, lahir keputusan fenomenal, pemerintah kota Blitar membangungedung baru untuk RS Mardi Waluyo Blitar diaas lahan seluasn 5 hektar di Jalan Kalimantan. Milyaran rupiah dana negara dikucurkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi warga kota Blitar dan sekitarnya. Proyek multiyears pembangunanRS Mardi Waluyo Blitar, mulai dirasakana warga tahun 2007. Tepatnya setelah pembangunan tahap peratama selesai, sebagai pelayanan per-13 Agustus 2007, boyong dari rumah sakit lama di Jalan dr. Soetomo ke RS baru di Jalan Kalimantan meliputi layanan rawat inap VIP dan VVIP, perkantoran dan administrasi, instalasi gawat darurat (IGD), laboratorium, dan radiologi. Sukses boyongan tahap pertama membuat pemerintah kota Blitar dan RS Mardi Waluyo Blitar semakin commit untuk memberikan pelayanan yang semakin baik kepada masyarakat, sehingga pembangunan tahap kedua pun dikebut. Alhasil per-1 juli 2010 seluruh pelayanan pindah di RS baru di Jalan Kalimantan. Pembangunan fisik menuntut imbangan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. RS Mardi Waluyo Blitar menempatkan pasien atau pengguna layanan sebagai pusat perhatian. Caranya dengan menetapkan Citizen Charter atau CC melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dalam pengambilan kesepakatan tentang pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, yang diselarasakan antara kemaampuan sumber daya yang ada di RS dengan tuntutan masyarakat. Selain CC, juga melakukan berbagai terobosan antara lain DDTK anak yang mendapat
penghargaan
MURI,
pembagunan
instalasi
hemodialisa,
penatalaksanaan keuangan yang profesional dan status RS Mardi Waluyo Blitar sebagai Badan Pelayanaan Umum Daerah (BLUD) hingga menjadikan RS Mardi Waluyo Blitar sebagai rumah sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB). Sebagai RSSIB, prestasi yang diraih membanggakan, terpilih sebagai Rumah sakit sayang ibu dan bayi terbaik kedua tingkat nasional tahun 2010, dan mendapatkan penghargaan langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
5
2.2 Fasilitas Dan Pelayanan Rumah Sakit Mardi Waluyo
Pelayanan Medis • • •
Pelayanan Penunjang
Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis / SubSpesialis o Anak o Bedah o Bedah Syaraf o Bedah Orthopedi o Kebidanan & Kandungan o Penyakit Dalam o Syaraf o THT o Mata o Paru o Kulit & Kelamin o Radiologi o Anaesthesi
2.3 Denah Lokasi
6
o
Laboratorium Patologi Klinik o Radiologi o ECG o Phungsi o Konsultasi Gizi o Farmasi o Echocardiografi Fasilitas o UGD 24 Jam o Rawat Inap o Rawat Jalan o Kamar Bedah o ICU o Ruang Jenazah o Ambulance
2.4 Falsafah Keperawatan Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus berkeyakinan bahwa: 1. Manusia adalah inividu yang memiliki kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual dan kultural yang unik harus di pertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan keperawatan. 2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama/kepercayaan dan status sosial disetiap tempat pelayanan kesehatan. 3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama ari semua anggota tim kesehatan. 4. Dalam memberikan auhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama semua anggota tim kesehatan dan klien/keluarga. 5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan. 6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus pertumbuhan dan perkembangan taf dalam pelayanan keperawatan. 2.5 Visi Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Mardi Blitar Menuju Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo sebagai Rumah Sakit pilihan utama yang terpercaya melalui semua masyarakat pada Tahun 2021.
2.6 Misi Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Blitar 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, berkualitas, dengan mengutamakan keselamatan ,
membangun citra pelayanan kesehatan
partisipatif serta menyelenggarakan pendidikan pelatihan dan penelitian 2. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, akuntabel, dan transparan.
2.7 Motto Ruang Melati Kesehatan dan kepuasan adalah kebahagiaan kami
7
2.8 Tujuan Keperawatan 1. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien dan mengurangi/menghilangkan kesenjangan. 2. Mengembangkan standart asuhan keperawatan yang ada. 3. Memberi
kesempatan
kepada
semua
tenaga
keperawatan
untuk
mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya. 4. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan. 5. Melibatkan klien dalam perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan. 6. Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar dalam kegiatan pendidikan bagi perkembangan kerja keperawatan. 7. Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan perkembangan profesi tenaga keperawatan.
2.9 Tujuan Ruang Perawatan Penyakit Dalam (Ruang Melati) 1. Memberikan asuhan keperawatan bagi klien dengan penyakit dalam sesuai dengan standart asuhan keperawatan yang berlaku. 2. Memberikan pelayanan yang optimal. 3. Mencegah terjadinya penularan
8
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MELATI 3.1
Man(M1)
3.1.1 Pengorganisasian Struktur pengergonisasian tugas di ruang Melati menerapkan model asuhan keperawatan Tim Adapun model asuhan keperawatan adalah sebagai berikut : STRUKTUR ORGANISASI RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO BLITAR Kerangka 3.1.1 Struktur Organisasi Ruang Melati
9
3.1.2 JumlahTenaga a. Tenaga keperawatan Tabel 3.1.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Kualifikasi
Status
Jumlah
Jumlah
Prosentase
Total S1
DIII
PNS
7
Non PNS
0
PNS
7
Non PNS
6
Jumlah
7
35%
13
65%
20
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat di ruang Melati berpendidikan D3 Keperawatan yaitu 13 orang = 65% sedangkan yang berpendidikan S1 Keperawatan yaitu 7 orang = 35%, sedangkan menurut Waesifer (1999) ideal kebutuhan perawat S1 dan D3 memiliki perbandingan 55% : 45% sehingga didapatkan untuk kebutuhan ideal perawat S1 diruang Melati sebanyak 11 orang dan perawat D3 di Melati sebanyak 9 orang. Sehingga hal tersebut menampakan kesenjangan yang cukup jauh karena diruangan Melati ini hanya memiliki perawat S1 sebanyak 7 orang. Berkaitan dengan program rumah sakit yang memfasilitasi studi lanjutan untuk perawat D3 yang ingin melanjutkan ke jenjang S1 maka sangat diharapkan para perawat dapat menggunakan kesempatan tersebut dengan baik mungkin sehingga kebutuhan tenaga perawat S1 di Ruang Melati bisa terpenuhi
b. Tenaga Non Keperawatan Tabel 3.1.2 Tenaga non keperawatan No
Kualifikasi
Jumlah
Prosentase
1
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
3
23%
2
Dokter Spesialis Jantung Paru
3
23%
3
Dokter Umum
1
8%
10
4
Tenaga Gizi
1
8%
5
Administrasi
2
8%
6
POS
2
30%
Total
13
100%
Berdasarkan tabel di atas diinterprestasikan bahwa sebagian besar tenaga non keperawatan di ruang Melati secara kuantitatif sudah mencukupi.
3.1.3 Pasien a. Jumlah Pasien 3 Hari Terakhir Dengan Tingkat Ketergantungan dan Jumlah Jam Perawatannya. Pada hasil pengkajian diruang Melati dalam 3 hari terakhir mulai dari hari Selasa 5 April sampai dengan hari Kamis 7 Februari 2019 disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.1.3 Hasil Rekapitulasi Pasien di Melati Pada 3 Hari Terakhir.
Rata-Rata Tingkat Ketergantungan No. Hari
Pasien Total
Partial
Minimal
Jumlah
1
Selasa
1
34
1
36
2
Rabu
3
31
2
36
3
Kamis
1
27
7
35
Rata-Rata
1,6
30,6
3,3
35,6
11
3.1.4 Kualitas Tenaga Berdasarkan dari data pola ketenagakerjaan diruang Melati didapatkan kualifikasi tenaga perawat sebagai berikut :
Tabel 3.1.4 kualitas tenaga keperawatan ruang Melati No
Nama
Pendidikan Masa Kerja
Jenis
Jenis Pelatihan
Jenjang
Ketena-
yang diikuti
Karir
• MANAJEMENT
PK III
gaan 1
Eko Sugiono,
SI
PNS
31
BANGSAL
Keperawatan tahun
• BLS
S.Kep,Ns
• PPI • PMKP • K3 • CI • DIKLAT PERAWAT AHLI
2
Sri anah Puji L. S.kep,Ns
S1
PNS
25
• BLS
PK III
• PPI
Keperawatan tahun
• PMKP • K3 • PRESEPTOR SHIP • DIKLAT PERAWAT AHLI
3
Siti Asiyah,
S1
PNS
31
• BLS • PPI
Keperawatan tahun
S.Kep,N
• PMKP
s
• K3 • DIKLAT PERAWAT AHLI
12
PK III
4
Widya
Dwi
Pratiwi,
S1
PNS
16
PK III
• PPI
keperawatan tahun
S.kep,Ns
• BLS • PMKP • K3
5
S1
Mahfud Efendi,
keperawatan
PNS
16
• BLS
PK III
• PPI
Tahun
• PMKP
S.kep,Ns
• K3 • ENDOSCOPY
6
Diyah
Aji
Wulandari,
S1 Keperawatan
PNS
16
Fitri
Yuliani,
Amd,Kep
P II
• PPI
Tahun
• PMKP
S.Kep,Ns 7
• BLS
• K3
D3 Keperawatan
PNS
18
• BLS
PK III
• PPI
Tahun
• PMKP • K3
8
Susanto, S.kep,Ns
S1 Keperawatan
PNS
16
• BLS
PK II
• PPI
Tahun
• PMKP •K 3
9
Devy Adidyasari
D3 Keperawatn
Amd.Kep
PNS
16
• BLS
PK II
• PPI
Tahun
• PMKP •K 3
10
Anita Fitriani.
D3 Keperawatan
Amd.Ke
PNS
9
Suparti Setyowati,
PK II
• PPI
Tahun
• PMKP •K 3
p 11
• BLS
D3 Keperawatan
9
PNS
Tahun
• BLS • PPI • PMKP
Amd.Kep
•K 3
13
PK II
12
Yayuk
Dwi
K.Amd.Kep
D3 Keperawatan
9
PNS
• BLS
PK II
• PPI
Tahun
• PMKP •K 3 • KEMOTERAPI
13
Handra
D3
Setiyawan.
Keperawatan
Amd.kep
PNS
9
• BLS
PK II
• PPI
Tahun
• PMKP •K 3 • BTCLS
14
Sari
wuni,
Amd.Kep
D3 Keperawatan
PNS
9
• BLS
PK II
• PPI
Tahun
• PMKP •K 3 • ETIKA PELAYANAN
15
Ulfa
Farida,
Amd.Kep
D3
Non
-
Keperawatan
PNS
• BLS
Pra-PK
• PPI • PMKP •K 3 • ETIKA PELAYANAN
16
Yuyun Puspita
D3
4
Keperawatan Tahun
Non
• BLS
PNS
• PPI
Sari.Amd.Ke
• PMKP
p
•K 3
Pra-PK
• ETIKA PELAYANAN
17
Riezta Aditya H. Amd.Kep
D3
3 Tahun
Keperawatan
Non
• BLS
PNS
• PPI • PMKP •K 3 • ETIKA PELAYANAN
14
Pra-PK
18
Reny Eko P, Amd.Kep
D3
-
Keperawatan
Non
• BLS
PNS
• PPI
Pra-PK
• PMKP •K 3 • ETIKA PELAYANAN
19
Kartika Arum Sari,
D3
-
Non
Keperawatan
PPGD
Pra-PK
PPGD
Pra-PK
PNS
Amd.Kep 20
Anggit
D3
Aprilia.
Keperawatan
-
Non PNS
Amd.Kep Berdasarkan uraian data di atas, telah dapat di ketahui bahwa kualitas perawat yang ada di Ruangan Melati cukup baik dalam penanganan tangap darurat karena hampir semua tenaga keperawatan pernah mengikuti pelatihan BLS . Jenjang karir PK III 1. Tugas pokok Memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien diruang rawat yang menjadi tanggung jawabnya dari pasien datang sampai dengan pasien pulang dengan sesuai standart keselamatan pasien di rumah sakit. 2. Uraian tugas A. Tugas manajerial B. Tugas umum •
Membina hubungan terapeutik dengan pasien / keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
•
Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi pasien / keluarga jika DPJP tidak ada ditempat
•
Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan DPJP
•
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah mendokumentasikannya pada format yang tersedia 15
dilakukan
dan
•
Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak ada ditempat
•
Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan
•
Melaporkan
kepada
DPJP
bila
menemukan
masalah
yang
perludiselesaikan •
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium, pengobatan, dantindakan
•
Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga
•
Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihanruangan
•
Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde keperawatan, klinik dan lain-lain)
C. Uraian tugas spesifik •
Memahami konsep biomedik medikal bedahlanjutan
•
Melakukan pengkajian data keperawatan medical bedah dengan resiko / komplikasi pada 12 sistem tubuh secara mandiri
•
Menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan
•
Menyusun rencana asuhan keperawatan yang menggambarkan intervensi pada klien bedah dengan resiko / komplikasi pada 12 sistem tubuh dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Melakukan observasi 2) melakukan pendidikan kesehatan 3) melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik 4) mengelola
askep
perioperatif
mencangkup
keperawaran pra bedah, intra bedah, dan pasca bedah sedang 5) melakukan tindakan kolaborasi 6) melakukan rujukan keperawatan 7) memberikan konseling 8) melakukan dokumentasi keperawatan •
menggunakan komunikasi terapeutik
•
membimbing PK II dan peserta didik 16
•
mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
Jenjang karir PK II 1. Tugas pokok Memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien diruang rawat yang menjadi tanggung jawabnya dari pasien datang sampai dengan pasien pulang dengan sesuai standart keselamatan pasien di rumah sakit. 2. Uraian tugas A. Tugas manejerial B. Tugas umum •
Membina hubungan terapeutik dengan pasien / keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
•
Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi pasien / keluarga jika DPJP tidak adaditempat
•
Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan DPJP
•
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikannya pada format yang tersedia
•
Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak ada ditempat
•
Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan
•
Melaporkan kepada DPJP bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan
•
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium, pengobatan, dan tindakan
•
Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga
•
Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihan ruangan
•
Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde keperawatan, klinik dan lain-lain)
•
Membimbing PK I
17
C. Uraian tugas spesifik •
Memahami konsep biomedik medikal bedah lanjutan
•
Melakukan pengkajian data keperawatan medical bedah dengan resiko / komplikasi pada 12 sistem tubuh secara mandiri
•
Menganalisa data dan menetapkan diagnosakeperawatan
•
Menyusun rencana asuhan keperawatan yang menggambarkan intervensi pada klien bedah dengan resiko / komplikasi pada 12 sistem tubuh dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Melakukan observasi 2) melakukan pendidikan kesehatan 3) melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik 4) mengelola askep perioperatif mencangkup keperawaran pra bedah, intra bedah, dan pasca bedah sedang 5) melakukan tindakan kolaborasi 6) melakukan rujukan keperawatan 7) memberikan konseling 8) melakukan dokumentasi keperawatan •
Menggunakan komunikasi terapeutik
Jenjang karir PK I 1. Tugas pokok Memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien diruang rawat yang menjadi tanggung jawabnya dari pasien datang sampai dengan pasien pulang dengan sesuai standart keselamatan pasien di rumah sakit. 2. Uraian tugas A. Tugas manejerial B. Tugas umum •
Membina hubungan terapeutik dengan pasien / keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
•
Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi pasien / keluarga jika DPJP tidak adaditempat 18
•
Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan DPJP
•
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikannya pada format yang tersedia
•
Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak ada ditempat
•
Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhankeperawatan
•
Melaporkan kepada DPJP bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan
•
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium, pengobatan, dantindakan
•
Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga
•
Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihan ruangan
•
Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde keperawatan, klinik danlain-lain)
C. Uraian tugas spesifik •
Melakukan pengkajian dasar data keperawatan dasar
•
Melaksanakan tindakan keperawatan dasar meliputi: 1) Pemenuhan kebutuhan bernafas (oksigendasar) 2) Pemenuhan kebutuhan makan minum seimbang 3) Pemenuhan kebutuhan eliminasi urin 4) Pemenuhan kebutuhan eliminasifecal 5) Melakukan komunikasi terapeutik 6) Pemenuhan kebutuhan spiritual 7) Pemenuhan kebutuhan untuk beraktifitas 8) Pemenuhan kebutuhan rekreasi 9) mmMelkukan pendidikan kesehatan / promosi kesehatan 10) Memberikan obat sederhana 11) Melakukan penanggulangan infeksi
19
•
Menggunakan komunikasi terapeutik
•
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
•
Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
•
Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain
3.1.5 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Kebutuhan tenaga perawat di suatu unit RS dapat dihitung menggunakan pedoman rumus dari Gillies (1990) dimana dihitung dengan keadaan rata-rata jumlah jam perawatan pasien selama 3 hari terakhir, yaitu : Tabel 3.1.5 Kebutuhan Tenaga Keperawatan tanggal 5 Februari 2019 Kualisifikasi Pasien
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat
Jumlah
ketergantungan
pasien
Minimal
1
Parsial
Total
Jumlah
34
1
Pagi
Sore
Malam
1 x 0,17 =
1 x 0,14 =
1 x 0,07 =
0,17
0,14
0,07
34 x 0,27 =
34 x 0,15 =
34 x 0,10 =
9,18
5,1
3,4
1 x 0,36 =
1 x 0,3 =
1 x 0,20 =
0,36
0,3
0,20
9,71
5,54
3,67
10
6
4
36
Total tenaga perawat : Pagi
: 10 perawat
Sore
: 6 perawat
Malam : 4 perawat
Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja ddalam 1 tahun, sedangkan 279 adalah jumlahhari kerja efektif dalam 1 tahun
20 perawat Jumlah tenaga lepas dinas perhari 86x20 = 6,16 = 6 perawat 279 Jadi perawat yang dibutuhkan untuk tugas perhari di ruang Melati adalah 20 perawat + 6 perawat lepas dinas + 2 perawat ; kepala ruang dan wakil = 28 orang 20
a. Perawatan langsung Mandiri = 1 x 2 jam = 2 jam Sebagian = 34 x 3 jam = 102 jam Total
= 1 x 6 jam =
Total :
6 jam
110 jam
b. Perawatan tidak langsung : 36 orang pasien x 1 jam = 36 jam c. Penyuluhan kesehatan : 36 orang pasien x 0,25 jam = 9 Total jam secara keseluruhan adalah 155 jam d. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah 155 : 36 = 4 jam e. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan 4 jam/pasien/hari x 36 pasien/hari x 265 hari = 38160 = 19 orang (365 hari – 76) x 7 jam
2023
20% x 36 = 7 orang Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 19 + 7 = 26 orang / hari f. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari 36 orang x 6 jam = 31 orang 7 jam Di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar pada hari selasa 5 februari 2019 terdapat perawat shift pagi sebanyak 10 orang, shift sore sebanyk 6 orang, shift malam sebanyak 4 orang.Sedangkan jumlah ideal yang dibutuhkan adalah 20 orang perawat, 6 orang perawat dinas dan kepala ruang beserta wakil kepala ruang. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat di Ruang Melati pada shift pagi, sore dan malam masih belum memenuhi standar. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga kerja di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar masih belum terpenuhi dalam ketenaga kerjaan.
21
Tabel 3.1.6 Kebutuhan Tenaga Keperawatan tanggal 6 Februari 2019 Kualisifikasi Pasien Tingkat
Jumlah
ketergantungan
pasien
Minimal
2
Jumlah Kebutuhan Tenaga Pagi
Sore
Malam
2 x 0,17 =
2 x 0,14 = 0,28
2x
0,34
0,07 = 0,14
Parsial
31
31 x 0,27 =
31 x 0,15 =
31 x
8,37
4,65
0,10 = 3,1
Total
3
3 x 0,36 =
3 x 0,3 = 0,9
1,08
3x 0,20 = 0,6
Jumlah
36
9,79
5,83
3,84
10
6
4
Total tenaga perawat : Pagi : 10 perawat Sore :
Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja ddalam 1 tahun, sedangkan 279 adalah jumlahhari kerja efektif dalam 1 tahun
6 perawat
Malam : 4 perawat 20 perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari 86x20 = 6,16 = 6 perawat 279 Jadi perawat yang dibutuhkan untuk tugas perhari di ruang Melati adalah 20 perawat + 6 perawat lepas dinas + 2 perawat ; kepala ruang dan wakil = 28 orang a. Perawatan langsung Mandiri = 2 x 2 jam = 4 jam Sebagian = 31 x 3 jam = 93 jam Total Total :
= 3 x 6 jam = 9 jam 106 jam
22
b. Perawatan tidak langsung : 36 orang pasien x 1 jam = 36 jam c. Penyuluhan kesehatan : 36 orang pasien x 0,25 jam = 9 jam d. Total jam secara keseluruhan adalah 151 e. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah 151 : 36 = 4 jam f. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan 4 jam/pasien/hari x 36 pasien/hari x 265 hari = 38160 = 19 orang (365 hari – 76) x 7 jam
2023
20% x 36 = 7 orang Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 19 + 7 = 26 orang / hari g. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari 36 orang x 6 jam = 31 orang 7 jam Di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar pada hari rabu 6 februari 2019 terdapat perawat shift pagi sebanyak 10 orang, shift sore sebanyk 6 orang, shift malam sebanyak 4 orang. sedangkan jumlah kebutuhan perawat yang ideal adalah 26 orang perawat/ hari. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat di Ruang Melati pada shift pagi, sore dan malam masih belum memenuhi standar. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga kerja di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar masih belum terpenuhi dalam ketenaga kerjaan. Tabel 3.1.7 Kebutuhan Tenaga Keperawatan tanggal 7 Februari 2019 Kualisifikasi Pasien Tingkat
Jumlah
ketergantungan
pasien
Minimal
7
Parsial
Jumlah Kebutuhan Tenaga
27
Pagi
Sore
Malam
7 x 0,17 =
7 x 0,14 =
7 x 0,07
1,19
0,14
= 0,49
27 x 0,27 =
27 x 0,15 =
27 x
7,29
5,1
0,10 = 2,7
Total
1
1 x 0,36 = 0,36
23
1 x 0,3 = 0,3
1 x 0,20 = 0,20
Jumlah
35
8,84
5,54
3,39
9
6
3
Total tenaga perawat : Pagi
: 9 perawat
Sore
: 6 perawat
Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja ddalam 1 tahun, sedangkan 279 adalah jumlahhari kerja efektif dalam 1 tahun
Malam : 3 perawat 18 perawat Jumlah tenaga lepas dinas perhari 86x18 = 5,54 = 6 perawat 279 Jadi perawat yang dibutuhkan untuk tugas perhari di ruang Melati adalah 18 perawat + 6 perawat lepas dinas + 2 perawat ; kepala ruang dan wakil = 26 orang a. Perawatan langsung Mandiri = 7 x 2 jam = 14 jam Sebagian = 27 x 3 jam = 81 jam Total
= 1 x 6 jam = 6 jam
Total :
101 jam
b. Perawatan tidak langsung : 35 orang pasien x 1 jam = 35 jam c. Penyuluhan kesehatan : 35 orang pasien x 0,25 jam = 6,25 Total jam secara keseluruhan adalah 142,25 d. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah 142 : 35 = 4 jam e. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan 4 jam/pasien/hari x 35 pasien/hari x 265 hari = 37100 = 18 orang (365 hari – 76) x 7 jam
2023
20% x 35 = 7 orang Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 18 + 7 = 25 orang / hari f. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari 35 orang x 6 jam = 30 orang 7 jam Di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar pada hari kamis 7 februari
24
2019 terdapat perawat shift pagi sebanyak 9 orang, shift sore sebanyak 6 orang, shift malam sebanyak 3 orang.Sedangkan jumlah kebutuhan perawat yang ideal adalah 30 orang perawat/ hari. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat di Ruang Melati pada shift pagi, sore dan malam masih belum memenuhi standar.
3.1.6 Diagnosis Penyakit Terbanyak Data yang didapatkan pada bulan desember 2018, 10 diagnosis terbanyak adalah sebagai berikut : Anemia sebanyak 21 pasien, Dengue Fever (DF) sebanyak 21 pasien, Diabetus Milletus (DM) sebanyak 21 pasien, CHF sebanyak 15 pasien, CKD (Chronic Kidney Disease) sebanyak 15 pasien, sepsis sebanyak 8 pasien, Heart Failure (HF) sebanyak 7 pasien, Dyspepisa Syndrome sebanyak 6 pasien, ADHF sebanyak 5 pasien, dan Melena sebanyak 5 pasien.
3.1.7 Kegiatan Intervensi Bedah Dalam bulan desember 2018 jenis jenis kegiatan keperawatan yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1.8 jenis kegiatan intervensi bedah No
Jenis Kegiatan
Frekuensi
1
Melakukan Cek GDA
1.167
2
Melakukan Pemeriksaan EKG
3
Memberikan Injeksi
4
Memberikan therapy neblizer
156
5
Melakukan pemasangan infus
204
6
Melakukan pemasangan NGT
21
7
Memasang set oksigen
97
8
Melakukan pemasangan shyring pump
223
9
Memberikan perawatan luka
137
10
Melakukan skin test
75
11
Melakukan suction
7
131 6.014
25
3.2 Material & Machine (M2) 3.2.1 Penataan Gedung / Lokasi dan Denah Ruangan Gambar 3.2.1 Denah Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar RUANG MELATI RUANG DISKUSI 3
RUANG SHOLAT
KM
U
GUDANG
SPOEL HOCK KELAS 3
RUANG TINDAKAN KM petugas KM
S
Kamar 3 C KELAS 1
Kamar 1A NURSE STATION
LINEN
KELAS 3
KM Kamar 3 B
KM petugas
KELAS 1 KM Kamar 1B
ADMINISTRASI
R. KARU MELATI
KM KM
KELAS 1
KM
KM
KM KELAS 2
KELAS 2 Kamar 2A
KELAS 3
Kamar 3 A Kamar 2B
Kamar 1C
Ruang perawatan Melati merupakan instalasi rawat inap yang memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus penyakit dalam pada pasien kelas I, II, dan III, dengan kapasitas 34 tempat tidur dengan bed extra 2 TT. Lokasi denah Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar berada di lantai 2 gedung rawat inap RS Mardi 26
Waluyo Blitar. Ruang Melati berbentuk huruf “U”. Terdapat tempat petugas jaga, tempat administrasi, dan tempat kepala ruang di Nurse Station. 3.2.2 Peralatan dan Fasilitas a. Fasilitas Untuk Pasien Berdasarkan hasil observasi dan data di ruang Melati tentang inventaris, fasilitas yang tersedia dengan perincian kapasitas ruang Melati ada 34 tempat tidur, terdiri dari: 1. Kamar kelas 1 Kamar kelas 1 terbagi menjadi 1A, 1B dan 1C. Setiap kamar terdiri dari 2 tempat tidur dan 2 almari pasien serta meja yang menjadi satu, 2 kursi sofa penunggu, 1 kamar mandi, terdapat tv yang terletak di tengah ruangan dan AC. Pada masing-masing kamar mandi terdapat pispot urine. 2. Kamar kelas II Kamar kelas II terbagi menjadi 2A dan 2B. Setiap kamar terdiri dari 4 tempat tidur, 4 almari dan meja yang menjadi satu, 4 kursi penunggu, AC, 1 kamar mandi, pada setiap kamar mandi terdapat pispot urine. 3. Kamar kelas III Kamar kelas III terbagi menjadi 3A, 3B dan 3C. Kamar 3A terdiri dari 8 tempat tidur, 8 almari dan meja yang menjadi satu, serta 8 kursi penunggu, 1 kamar mandi, dan pada setiap kamar mandi terdapat pispot urine. Kamar 3B terdiri dari 7 tempat tidur, 7 almari dan meja yang menjadi satu serta 7 kursi penunggu, 1 kamar mandi, pada setiap kamar mandi terdapat pispot urine. Kamar 3C terdiri dari 7 tempat tidur, 7 almari dan meja yang menjadi satu serta 7 kursi penunggu, 1 kamar mandi, pada setiap kamar mandi terdapat pispot urine. b. Fasilitas untuk Perawat (Nurse Station) 1. Ruang Kepala Ruangan menjadi satu dengan Nurse Station 2. Kamar mandi perawat/WC ada 1 di Nurse Station 3. Nurse Station berada dibagian tengah diantara ruangan kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 untuk mempermudah perawat masuk ke ruangan
27
3.2.3 Fasilitas Alat-alat Keperawatan
Tabel 3.2.1 Alat-alat Pencatatan dan Pelaporan Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar Bulan Desember Tahun 2018 No
Nama Alat
Jumlah
Kondisi Baik
Rusak
Rusak
ringan
berat
Keterangan
1.
Buku dokter visit
1
1
-
-
100 %
2.
Buku kematian
1
1
-
-
100 %
3.
Buku laporan
1
1
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
Buku TTV
1
1
-
-
100 %
10.
Pensil
1
1
-
-
100 %
11.
Perforator
3
3
-
-
100%
12.
Spidol permanent
3
3
-
-
100 %
13.
Spidol white
6
6
-
-
100 %
kehilangan 4.
Buku pasien pulang paksa
5.
Buku permintaan laborat
6.
Buku permintaan resep
7.
Buku register pasien
8.
Buku sensus harian
9.
board 14.
Steples
2
2
-
-
100 %
15.
White board
2
2
-
-
100 %
28
16.
Buku sensus
1
1
-
-
100 %
cairan 17.
Pensil blue - red
0
0
-
-
0
18.
Buku catatan
1
1
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
2
2
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
KTD 19.
Buku komplain pasien
20.
Buku pembayaran ke kasir
21.
Buku setoran status
22.
Buku agenda surat
23.
Buku ekspedisi
1
1
-
-
100 %
24.
Buku timbang
1
1
-
-
100 %
terima alat Berdasarkan tabel 3.2.1 didapatkan bahwa hampir seluruhnya alat-alat pencatatan dan pelaporan memenuhi standart (100%).
3.2.4 Fasilitas Alat-alat Rumah Tangga
Tabel 3.2.2 Alat-alat Rumah Tangga Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar Bulan Desember Tahun 2018 No.
Nama Alat
Jumlah
Kondisi Baik
Rusak
Rusak
ringan
berat
Keterangan
1.
Baki/nampan
2
2
-
-
100 %
2.
Lampu senter
2
2
-
-
100 %
3.
Lemari obat
1
1
-
-
100 %
1
1
-
-
100 %
emergency 4.
Light case
29
5.
Meja
35
35
-
-
100 %
8
8
-
-
100 %
11
11
-
-
100 %
0
0
-
-
0%
26
10
16
-
38 %
14
14
-
-
100 %
pasien/bedside cabinet 6.
Tempat sampah pasien
7.
Tempat sampah tertutup
8.
Tempat tidur 1 crank
9.
Tempat tidur 2 crank
10.
Tempat tidur 3 crank
11.
Printer laser jet
1
1
-
-
100%
12.
Waskom mandi
8
8
-
-
100 %
13.
TV
4
4
-
-
100 %
14.
Kursi penunggu
36
31
5
-
86 %
pasien 15.
Keset karet
1
-
1
0%
16.
Keset kain
10
-
10
0%
17.
Kabel oler
3
2
-
1
67 %
18.
Rak pispot
6
6
-
-
100 %
19.
Kain pel
0
0
-
-
0
20.
Plastik gulung
0
-
-
0
21.
Regulator LPG
1
1
-
-
100 %
22.
Rak handuk
8
8
-
-
100 %
23.
Lemar kaca besar
1
1
-
-
100 %
24.
Tempat handrub
22
22
-
-
100 %
30
25.
Almari status
0
0
-
-
0%
26.
Almari linen
1
1
-
-
100 %
27.
Printer
3
3
-
-
100 %
28.
Komputer (CPU
3
3
-
-
100 %
& Monitor) 29.
Kulkas obat
1
1
-
-
100 %
30.
Kulkas rumah
1
1
-
-
100 %
tangga 31.
Meja
4
4
-
-
100 %
32.
Kursi kayu
2
2
-
-
100 %
33.
AC
7
7
-
-
100 %
34.
Hand towel
5
5
-
-
100 %
35.
Kotak Plastik
2
2
-
-
100%
36.
Handuk Cuci
7
7
-
-
100%
Tangan 37.
Kursi beroda
7
-
-
7
0%
38.
Loker kayu
1
1
-
-
100 %
39.
Instrumen kabinet
1
1
-
-
100 %
Berdasarkan tabel 3.2.2 didapatkan bahwa sebagian besar alat-alat rumah tangga sudah memenuhi standart dan hampir seluruhnya yaitu 100%. Namun masih ada beberapa alat yang kurang dari standart seperti: tempat tidur 2 crank (38%), kursi penunggu pasien (86%), kabel olor (67%), dan keset karet, keset kain, kain pel, plastik gulung, almari status, kursi beroda (0%).
31
3.2.5 Fasilitas Alat-alat Tenun
Tabel 3.2.3 Alat-alat Tenun Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar Bulan Desember Tahun 2018 No.
Nama Alat
Jumlah
Kondisi Baik
Rusak
Rusak
ringan
berat
Keterangan
1.
Bantal
39
16
4
19
41 %
2.
Handuk cuci
25
20
-
5
80 %
tangan 3.
Kasur
34
10
14
10
29 %
4.
Manset dewasa
0
0
-
-
0%
5.
Mitella
10
10
-
-
100 %
6.
Perlak
45
45
-
-
100 %
7.
Sarung bantal
173
158
-
15
91 %
8.
Sarung O2
4
4
-
-
100 %
9.
Selimut lorek
82
77
5
-
94 %
10.
Selimut tebal
32
32
-
-
100 %
11.
Sprei
163
138
20
5
85 %
12.
Steak laken
79
79
-
-
100 %
13.
Tututp alat
5
5
-
-
100 %
14.
Lurup
10
10
-
-
100 %
15.
Celemek plastik
12
10
-
2
83 %
22
22
-
-
100 %
3
3
-
-
100 %
tebal 16.
Baju skort petugas
17.
Baju operasi px anak
32
18.
Baju operasi px
10
10
-
-
100 %
dewasa 19.
Tutup kulkas
1
1
-
-
100 %
20.
Handuk gantung
17
11
-
6
65 %
21.
Handuk kecil 20
4
4
-
-
100 %
cm X 20 cm 22.
Restrain Tangan
20
20
-
-
100 %
23.
Celemek Kain
3
3
-
-
100 %
24.
Sarung Oksigen
5
5
-
-
100 %
25.
Bantal Bungkus
5
5
-
-
100 %
4
4
-
-
100 %
Oscar 26.
Kasur Spon Bungkus Oscar
27.
Taplak
3
3
-
-
100 %
28.
APD tdk tembus
1
1
-
-
100 %
air Berdasarkan tabel 3.2.3 didapatkan bahwa sebagian besar alat-alat tenun sudah memenuhi standart (100%), namun masih ada beberapa alat yang masih kurang seperti: bantal (41%), Handuk cuci tangan (80%), kasur (29%), dan manset dewasa tidak tersedia. Sarung bantal (91%). Selimut lorek (94%), sprei (85%), celemek plastik tebal (83%), handuk gantung (65%).
33
3.2.6 Fasilitas Investaris Medik
Tabel 3.2.4 Investaris Medik Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar Bulan Desember Tahun 2018 Bulan: Desember 2018 Kapasitas Tempat Tidur: 34 No
Nama alat
Jml
Merk
Type/model
No. Seri
Thn Baik
1 2
Suction pump Syringe pump
1 1
Minic-S Arcomed
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Syringe pump Syringe pump Syringe pump Syringe pump Syringe pump Syringe pump Syringe pump Syringe pump Syringe pump ECG ECG ECG Dorong
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TERUMO TERUMO B-BRAUN B-BRAUN B-BRAUN B-BRAUN B-BRAUN B-BRAUN B-BRAUN BIONED BTL BTL
15 16
Monitor Monitor
1 1
MITAR 01 RD MITAR 01 RD
Syramed 45 P 600000 TE 331 TE 331 8713030 8713030 8713030 8713030 8713030 8713030 8713030 BTL-08SD ECG BTL-08 MT PLUS ECG -
34
Kondisi Rusak Rusak ringan berat -
Keterangan
1009109U 817807
2015 -
1 1
-
1110000345 1110000341 268071 268066 221487 221526 362524 268009 268004 EL1200200 071D-B-04294 -
2011 2011 2014 2014 2014 2014 2017 2014 2014 2012 2014 2018
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-
-
-
K14092390 K14092390
2014 2014
1 1
-
-
-
17
Monitor
1
PHILIPS
-
-
2014
1
-
-
18 19 20
Troley obat Tensi beroda Brand car
1 6 1
MAK PUSTER MAK
36602 NOVA -
41 58465 -
2012 2010 -
1 0 1
-
1 -
1 1 1 1
TERUMO TEROMU B.BRAUN MAK
TE-172 TE-112 8713070 36603
910000200 230078 0262.12.11
2016 2010 2014 2011
1 1 1 1 1
-
-
Dipinjam OK Sentral Dipinjam Bougenvil -
1 1 1
VACUMED 390 NO. AP 203000 -
115400003 -
2011 2011 2011
1 1 1
-
-
-
-
-
2007 2009 2015 -
1 1 1 3
-
-
-
21 22 23 24 25 26 27 28
Brand car Infus pump Infus pump Infus pump Troley emergency WSD Kasur Angin Kasur Angin
29 30 31 32
Kursi Roda Kursi Roda Kursi Roda Kursi Roda
1 1 1 3
MEDICAL APEX HICO DECUBIMAT One Med K-SELLA One Med -
33 34 35 36
Troley Injeksi Troley Injeksi Troley Injeksi Medicine Troley Troley Rawat Luka
1 1 2 1
-
-
-
2012 2014 2018 -
0 1 2 1
1 -
-
-
2
-
-
-
2011
2
-
-
-
37
1
35
38 39
Manometer oksigen Flowmeter
26
-
-
-
-
16
0
10
-
39
-
-
-
2014/201 5 2018
37
-
2
Diperbaiki IPS -
40
Troley 1 1 Oksigen 41 Nebulizer and 1 Atom Medical SONICLIZER 2005 1 Diperbaiki stand B IPS 42 Nebulizer and 1 Comfort 2000 1404094 2014 1 Diperbaiki stand B IPS 43 Nebulizer and 1 Comfort 2001 1404093 2014 1 stand B 44 Nebulizer 1 ABN 1 45 Sterilisator 1 MEMMERT 2007 1 kering C76 46 Oksigen 2 2015 2 Transport 47 Oksigen 1 2016 1 Transport 48 Oksigen 1 2007 1 Transport 49 Outlet 36 36 Oksigen 50 Blood Warm 1 2018 1 Berdasarkan tabel 3.2.4 didapatkan bahwa sebagian besar sudah memenuhi standart (100%). Dan untuk manometer oksigen hanya ada 16 yang dalam keadaan baik dari 26 manometer oksigen
36
Tabel 3.2.5 Daftar Inventaris Ruangan Diskusi 3 Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar Bulan Desember Tahun 2018
No
Nama Barang
Jumlah
Satuan
Keadaan Baik
Rusak
1
Kursi Putar
1
Buah
Baik
-
2
Meja
2
Buah
Baik
-
3
Sofa
1
Set
Baik
-
4
Telepon
1
Buah
Baik
-
5
Viewer
1
Buah
Baik
-
6
AC/ Kipas Angin
1
Buah
Baik
-
7
Handrup
1
Buah
Baik
-
8
Tempat Sampah
1
Buah
Baik
-
9
Kursi Hadap
8
Buah
Baik
-
10
Meja Telepon
1
Buah
Baik
-
Ket
Berdasarkan tabel 3.2.5 didapatkan bahwa sebagian besar sudah memenuhi standart (100%).
37
3.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3 Methode) 3.3.1 MAKP Metode yang diterapkan di ruang penyakit dalam RSUD Mardi Waluyo Blitar adalah tim modifikasi. Metode penguasaan yang diterapkan adalah metode tim modifikasi yang terdiri atas perawat yang ada di ruangan yang dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim A (Kamar 1A, 1B, 3B, 3C) TIM B (Kamar 1C, 2A, 2B, 3A ) Untuk struktur organisasi gambarnya adalah sebagaiberikut: Kerangka 3.3.1 Struktur organisasi ruang melati KEPALA RUANGAN Eko Sugiyono, S.Kep., Ns WAKIL KEPALA RUANGAN Sri Anah P.L , S.Kep., Ns
POS
ADMINISTRASI Ika Zulaikah Wisma Wiji S
KETUA TIM
KETUA TIM
Sariyono
Siti Asiyah ,S.Kep.Ns
Widya Dwi P ,S.Kep.Ns
Siswanto
KETUA TIM
KETUA TIM
Diyah Aji W, S.Kep.Ns
Mahfud Efendi S.Kep.Ns
KETUA TIM
KETUA TIM
Anita Fitriani, Amd.Kep
Devy A, Amd.Kep
KETUA TIM
KETUA TIM
Yayuk Dwi K Amd.Kep
Fitri Yuliani Amd.Kep
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
Susanto ,S.Kep.,Ns
Handra S, AMd.Kep
Ulfa F ,Amd.Kep
Reni Eko Amd.Kep
Anggit A K, Amd.Kep
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
Suparti S ,Amd.Kep
Sari Wuni, Amd.Kep
Yuyun P ,Amd.Kep
Riezta ,Amd.Kep
Kartika A. B, Amd.Kep
38
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga keperawatan. 3.3.2 Fungsi Manajemen Keperawatan A. Kepala Ruang Tabel 3.3.1 Uraian Tugas Kepala Ruang Uraian Tugas
D
TD
Melaksanakan fungsi perencanaan (p1) meliputi: Menyusun rencana kerja harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
√
Menunjukkan ketua tim, perawat pelaksana dan tugasnya masing-
√
masing. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu ketua
√
tim dan perawat pelaksana. Mengidentifikasi
jumlah
perawat
yang
di
butuhkan
Berdasarkan aktivitas dan tingkat ketrgantungan pasien di bantu
√
oleh ketua tim dan perawat pelaksana √
Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan Mengikuti
visite
dokter
untuk
mengikuti
kondisi, √
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan terhadap klien Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah
√
Sakit Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi dengan kepala
√
keperawatan atau kepala instalasi Menyusun rencana kebutuhan Fasilitas alat, Dan Dana
√
keperawatan. Menyusun jadwal dinas
√
Menyusun jadwal cuti
√
Menyusun rencana pengembangan staf
√
39
Menyusun rencana kegiatan pengendalian mutu.
√
Melaksanakan fungsi pergerakkan dan pelaksanaan (p2) meliputi:
Merumuskan metode penugasan yang digunakan
√
Merumuskan tujuan metode penugasan
√
Membuat rincian tugas ketua tim dan perawat pelaksaana
√
secara jelas Membuat rentang kendali
√
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan
√
Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan
√
Menyelenggarakan konferens
√
Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang
√
bertugas di ruang rawatnya. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawaatan baru
√
atau tenaga lain yangakan kerja diruang rawat Memberikan orientasi kepada siswaatau mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek
√
Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya meliputi: √
Penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan asuhan
√
keperawatan Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang Rawatnya
√
Memberikan kesempatan atau ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah atau penataran dengan koordinasi kepala instalasi atau kasi perawatan
40
√
Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
√
Kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu
√
dalam keadaan siap di pakai Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatannya infeksi atau non
√
infeksi, untuk kelancaran pemberian askep Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat
√
Meneliti atau memeriksa ulang pada saat penyajian makananpasien √
sesuai dengan program dietnya Menyimpan berkas catatan pasien dalam masa perawatan dalam ruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan
√
berkas tersebut kebagian medical record bila pasien pulang dari rumah sakit tersebut Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan
√
ruang rawatnya sebagai lahan praktek Memberikan penyuluhan kesehatan atau keluarga sesuai
√
kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya Melakukan serah terima pasien pergantian dinas
√
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat
√
daftar , mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan
√
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendaliandan penilaian (p3) meliputi: Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah
√
ditentukan Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
√
di bawah tanggung jawabnya dan mutu pelayanan Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
√
dan perawat pelaksana. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas
41
√
dengan baik Memberikan motivasi dalam peningkatan, keterampilan, dan sikap.
√
Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
√
Berhubungan dengan askep klien. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
√
melaksanakan tugasnya. √
Meningkatkan kolaborasi Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang
√
diberikan kepada klien. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit dokumentasi
√
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
√
rencana keperawatan yang telah disusun bersama Total
33
Presentase
3
91,7% 8,3%
Berdasarkan tabel di atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Ruangan mulai dari P1-P3 sudah baik, dapat dilihat dari prosentasinya yaitu (91,7%), meskipun ada point point tertentu yang tidak dilakukan oleh Kepala Ruangan akan tetapi hal tersebut tidak sampai dalam kategori kurang, dapat dilihat dari prosentasinya 8,3%. Salah satu point yang tidak dilakukan oleh Kepala Ruangan seperti meneliti atau memeriksa ulang pada saat penyajian makan pasien, hal tersebut sudah dijalankan oleh ahli gizi yang melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diit. Hal ini menunjukkan bahwa Kepala Ruangan menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan SPO.
42
B. Ketua Tim Tabel 3.3.2 Uraian Tugas Ketua Tim Uraian Tugas
Katim 1 Katim 2 D TD
Bersama penanggung jawab ruangan atau kepala √
D TD √
Katim 3
Katim 4
Katim 5
Katim 6 Katim 7 Katim 8
D TD
D TD
D TD
D TD
√
√
√
√
D TD
D TD
√
√
√
√
ruangan atau perawat pelaksana atau anggota tim. Mengadakan serah terima tugas setiap pergantian dinas. Melakukan
pembagian
tugas
kepada
√
perawat
√
√
√
√
√
pelaksana dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing anggota. Menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari √
√
√
√
√
√
√
√
pengkajian sampai dengan evaluasi Mengikuti visit dokter
√
√
√
√
√
√
√
√
Menciptakan suasana harmonis
√
√
√
√
√
√
√
√
Membuat laporan pasien
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mengorientasikan pasien baru Membina hubungan saling percaya antara perawat, √
√
√
√
√
√
43
pasien dan Keluarga Memberikan pertolongan segera pada pasien dengan √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
kedauratan Membuat laporan pasien dan mencatat kasus dari √ pasien, kejadian diluar dugaan yang tidak di inginkan. √
Mengatur waktu istirahat
√
Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruang
√
√
√
√
√
√
√
dan perawat Pelaksana Melaporkan
tentang
kondisi
pasien,
asuhan √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
keperawatan yang dilakukan, kesulitan yang dialami Bersama
perawat
melaksanakan, pelayanan
pagi,
sore,
mengawasi,
keperawatan
dan
pasien
dan
malam √
mengevaluasi yang
sudah
diprogramkan dan membuat pembaharuan dengan kebutuhan pasien Mendelegasikan pelaksanaan asuhan keperawatan √
√
pada anggota tim. Membuat perincian tugas anggota tim Menerima
konsultasi
dari
anggota
tim
√
√
√
√
√
√
√
√
dan √
√
√
√
√
√
√
√
44
memberikan instruksi keperawatan. Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
menerima laporan, sistem pengarahan tentang tugas anggota tim, pelaksanaan asuhan keperawatan, serta masalah yang dihadapi. Memelihara komunikasi efektif baik secara vertical √ maupun horizontal √
Melakukan penyuluhan kepada pasien atau keluarga
√
atau kepada anggota tim √
√
√
√
√
√
√
√
Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
yang √
√
√
√
√
√
√
√
peserta √
√
√
√
√
√
√
√
Memberi teguran dan pujian
tim Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan √ perawat pelaksana Mengawasi
proses
asuhan
keperawatan
dilakukan oleh anggota tim Membantu kepala ruangan membimbing didik Total
21
4
23
45
2
22
3
22
3
23
2
23
2
24
1
24
1
Prosentase
84 16% 92 %
8%
%
88 12% 88 12% 92 %
%
8%
%
Rata-rata total pencapaian
92
8%
96
%
4
96
%
4
%
91%
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi katim sudah baik,dapat dilihat dari prosentasi totalnya yaitu 89,3%. C. Perawat Pelaksana Tabel 3.3.3 Uraian Tugas Perawat Pelaksanan Uraian tugas
1
Perawat pelaksana
D
2 T
D
3 T
D
4 T
D
5 T
D
6 T
D
7 T
D
8 T
D
9 T
D
10 T
D
Anggota Tim a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang :
√
√
√
a. Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
46
√
√
√
√
√
√
√
T
b. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana c. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan d. Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien pada catatan perawatan b. Melaksanakan program medik
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
dengan penuh tanggung jawab : a. Pemberian obat b. Pemeriksaan laboratrium c. Persiapan klien yang akan operasi c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual klien : a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
47
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman c. Pendekatan dan komunikasi terapeutik d. Mempersiapkan klien secara fisik
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan, pengobatan dan diagnosis √
e. Melatih klien untuk menolong
√
√
√
√
dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya f.
Memberikan pertolongan segera
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
pada klien gawat atau sakaratul maut g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruang secara administratif :
48
a. Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal b. Sensus harian atau formulir c. Rujukan dan penyuluhan PKRS h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
di ruangan menurut fungsinya supaya siap pakai i.
Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan
j.
Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari libur secara bergantian sesuai dengan jadwal dinas
√
k. Memberikan penyuluhan kesehatan
√
√
√
√
√
√
sehubungan dengan penyakitnya l.
Melaporkan segala sesuatu
√
mengenai keadaan klien baik secara lisan maupun tulisan
49
√
√
√
√
√
√
√
m. Membuat laporan harian klien
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
n. Operan dengan dinas berikutnya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
o. Menerima bantuan bimbingan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12 3
1
katim/ ka shift dan melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan Total
1
14
1
4
1
2
3
1
2
3
1
1
4
9
8
1
8
1
9
7
3
7
3
3
0
20
3
93
7
%
%
% 7%
%
% %
% %
1
4
Presentasi (%) 8
1
7
% % %
1
14
1
14
7
1
3
% 0
0
93
7
93
%
%
% %
0 %
Rata-rata prosentase D : Dilakukan
Dilakukan 91.2%
T : Tidak dilakukan
Tidak dilakukan 8.8 %
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa perawat pelaksana dalam menjalankan tugas dan fungsinya sudah dilakukan dengan baik dengan prosentase 91.2%. Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan sesuai dengan uraian tugasnya.
50
1
5
9
%
0
7 %
3.3.3. Timbang Terima Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun antar perawat dengan tim kesehatan lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektifitasnya adalah saat pergantian shift (Timbang Terima).Timbang Terima merupakan suatu teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan manndiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah ada yang belum dilakukan serta perkembangan pasien tersebut Tabel 3.3.4 Hasil Penilaian Timbang Terima di Ruang Melati Tanggal No.
27 Juni 2018
25 Juni 2018
26 Juni 2018
MP
MP
PS
MP
PS
Langkah PS
Persiapan : 1.
Buku laporan shift sebelumnya
2.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Membaca laporan shift sebelumnya.
3.
√
Shift yang akan mengoperkan, menyiapkan hal-hal yang akan di sampaikan.
4.
Shift yang akan menerima
74
membawa buku catatan operan /catatan harian 5.
Kedua kelompok sudah siap.
6.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
Kepala ruang / Ketua Tim memberi salam (selamat pagi/ assalamu’alaikum) dan menyampaikan akan segera di lakukan operan.
7
Perkenalkan diri dan perawat yang akan bertugas selanjutnya.
8.
Kegiatan di mulai dengan menyebut / mengidentifikasi secara satu persatu (berurutan tempat tidur / kamar) : a. Identifikasi Klien: nama,alamat, no Register b. Jelaskan diagnose medis. c. Jelaskan
75
diagnose keperawatan sesuai data focus 9
Jelaskan kondisi /keadaan umum klien.
10
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Jelaskan tindakan keperawatan yang telah dan belum di lakukan
11
Jelaskan hasil tindakan masalah teratasi sebagian belum atau muncul masalah baru.
12
Jelaskan secara singkat dan jelas rencana kerja dan tindak lanjut asuhan (mandiri atau kolaborasi)
13
Memberikan kesempatan anggota shift yang menerima operan untuk melakukan klarifikasi / bertanya tentang hal-hal atau tindakan yang kurang jelas.
76
14
Perawat yang menerima operan mencatat hal-hal penting pada buku √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Tim.
√
-
√
-
√
-
19
Mengucap salam.
√
-
√
-
√
-
20
Mengucapkan √
√
√
√
catatan harian 15
Lakukan prosedur 1 – 7 untuk pasien berikutnya sampai seluruh pasien di operkan.
16
Perawat yang mengoperkan menyerahkan semua berkas catatan perawatan kepada timyang akan menjalankan tugas beiikutnya
17
Kepala Ruang / ketua tim (yang memimpin) kembali ke Nurse Station
18
Berdoa bersama yang dipimpin oleh kepala ruang/ ketua
selamat istirahat bagi anggota tim/
√
77
√
shift sebelumnya. 21
Mengucapkan selamat bekerja untuk tim / shift berikutnya
Total
√
-
√
-
√
-
19
16
19
16
19
19
Persentase
76 90,5
76,2
90,5
76,2
90,5
,2
%
%
%
%
%
%
Rata-Rata Dari observasi yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut : Keterangan : √
= Dilakukan
-
= Tidak dilakukan
MP
= Operan Malam ke pagi
PS
= Operan Pagi ke sore Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan pada setiap
pergantian shift jaga, cara penyampaian dilakukan secara lisan dengan laporan timbang terima pasien sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah dilaksanakan dapat diketahui. Pelaksanaan timbang terima dilakukan seluruh perawat. Katim shift pagi mengoperkan tugas ke perawat shift siang, yang terlebih dahulu dengan membaca laporan timbang terima. Apabila perawat shift siang sudah memahami pelimpahan tugas yang diberikan maka akan segera dilanjutkan ke pasien, begitu juga dengan shift berikutnya. Untuk pelaporan timbang terima yang disampaikan mengenai jumlah pasien, nama pasien, keadaan pasien, rencana pemeriksaan, terapi yang sudah diberikan dan harus diberikan selanjutnya serta pesan khusus lainnya untuk perawat di shift berikutnya Evaluasi proses operan dan preconference pada Ruang Melati menunjukkan data bahwa 90,5% proses operan dilakukan secara optimal.
78
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah operan dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang telah disepakati, operan dipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah selesai berdinas dan harus validasi ke pasien dan bertemu pasien secara langsung. 3.3.4 Ronde Keperawatan Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengenai masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat primer, dan atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang juga perlu melibatkan seluruh anggota tim kesehatan. Ronde keperawatan di Ruang Melati dilakukan apabila ada Mahasiswa praktek Manajemen Keperawatan dan disesuaikan pula dengan waktu dari tim ronde keperawatan tersebut. 3.3.5 Penerimaan Pasien baru Dari pengkajian selama 3 hari yaitu tanggal 5 Februari 2019 sampai dengan tanggal 7 Februari 2019 didapatkan data tentang tahapan prosedur pelaksanaan orientasi pasien baru adalah sebagai berikut : Tabel 3.3.5 Hasil Penilaian Tindakan Orientasi Pasien Baru di Ruang Melati No 1.
Tahapan Prosedur Pelaksanaan Berikan salam pada pasien dan
P1
P2
P3
P4
P5
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
keluarga 2.
Perawat memperkenalkan diri kepada pasien
3.
Perkenalkan perawat yang bertanggung jawab selama perawatan
79
4.
Perkenalkan dokter yang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
bertanggung jawab selama perawatan 5.
Perawat menjelaskan tentang ruangan / lingkungan (kamar mandi, ruang perawat, ruang sholat, depo obat dan laboratorium).
6.
Perawat menjelaskan cara memanggil perawat
7.
Perawat menjelaskan aturan dan tata tertib rumah sakit
8.
Perawat menjelaskan manajemen keselamatan jalur evakuasi
9
Perawat menjelaskan manajemen keselamatan pencegahan jatuh
10
Perawat menjelaskan manajemen keselamatan penggunaan gelang identitas pasien
11
12
Perawat mengajarkan hand hygiene Perawat menjelaskan pemilahan tempat sampah
13
Perawat menjelaskan penyimpanan barang-barang berharga pasien maupun keluarga pasien
14
Perawat menanyakan kembali kejelasan akan informasi yang telah disampaikan
80
15
√
√
73,3
73,3
73, 73,
73,
%
3% 3%
3%
Perawat mencatat pada
√
√
√
checklist/lembar penerimaaan pasien baru, dan lengkapi tanda tangan oleh kedua belah pihak Persentase
% Prasentase rata rata
69,33%
Evaluasi proses orientasi pasien baru pada Ruang Melati menunjukkan data bahwa 69,33% proses orientasi dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi pasien baru yang dilakukan kurang sesuai dengan checklist yang berlaku di RSUD Mardi Waluyo Blitar. 3.3.6 Discharge Planning Discharge planning merupakan suatu bentuk kegiatan MAKP agar klien dan keluarga yang masuk di ruang Melati, yang sedang dalam perawatan dan yang akan pulang/ keluar RS mengerti tentang perawatan selama pasien dirawat di ruang Melati sehingga klien dan keluarga dapat mengikuti semua proses perawatannya dengan baik. Beberapa hal yang terkandung didalamnya antara lain pemberian materi atau pengetahuan yang umum mengenai penyakit. Menurut pernyataan dari kepala ruang Melati, Discharge Planning dilaksakan oleh kepala ruangan atau perawat yang sedang bertugas, Discharge Planning telah direncanakan pada saat penerimaan pasien baru. Pelaksanaaan Discharge Planning belum optimal diantaranya format Discharge Planning yang tersedia tidak diaplikasikan secara optimal. Penilaian discharge planning meliputi : Tabel 3.3.6 penilaian discharge planning No.
Daftar Pertanyaan
5/2/19
6/2/19
7/2/19
1.
Nomor Register
√
√
√
2.
Nama Pasien
√
√
√
3.
Alamat
√
√
√
4.
Diagnosa Medis
√
√
√
81
5.
Tanggal MRS
√
√
√
6.
Tanggal KRS
√
√
√
7.
Status Pulang
√
√
√
8.
Rencana Kontrol
√
√
√
9.
Rencana Keperawatan selama
√
√
√
dirumah 10.
Aturan diet/nutrisi
√
√
√
11.
Obat-obatan yang diminum
√
√
√
dan jumlahnya 12.
Aktifitas dan istirahat
√
√
√
13.
Hasil pemeriksaan yang
√
√
√
√
√
√
Jumlah
14
14
14
Prosentase
100%
100%%
100%%
dibawa pulang 14.
Lain-Lain
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, pelaksanaan discharge planning 100% sudah dilakukan sesuai dengan juknis yang berlaku, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan discharge planning maksimal dan perlu dipertahankan untuk mencapai pelayanan keperawatan yang berkualitas. 3.3.7 Supervisi Keperawatan Dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas sesuai visi dan misi RSUD Mardi Waluyo Blitar, maka dilakukan supervisi yang berkelanjutan terhadap berbagai kinerja pegawai dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai karyawan untuk melayani konsumen (pasien). Supervisi adalah kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktivas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari hari. Akan tetapi kegiatan supervisi di Ruang Melati tidak pernah dilaksanakan. 3.3.8 Pengelolaan Sentralisasi Obat Sentralisasi obat di ruang Melati dilakukan secara merata dan tidak membedakan antara BPJS dan umum. Alur sentralisasi obat menggunakan
82
pelayanan obat terpadu yaitu obat diresepkan oleh dokter dan diberikan pada perawat kemudian perawat memberikan resep kepada petugas farmasi di apotik. Kemudian petugas farmasi melayani resep yang diberikan oleh perawat. Setelah itu, petugas farmasi menyerahkan barang yang telah diresepkan (obat-obatan, cairan infus, alkes, dll) ke ruangan. Setelah itu perawat di ruangan mengecek kembali barang yang sudah diresepkan. Obatobat injeksi, cairan infus, alkes dan obat oral masing-masing diletakkan di laci obat pasien. Obat syrup langsung diberikan kepada pasien dan diedukasi cara pemakaiannya. Perawat dalam mengelola obat menggunakan prinsip 5 Benar. 3.3.9 Dokumentasi Perawatan Pendokumentasian yang berlaku di Ruang Melati adalah sistem SOR (Sources Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi pada lima komponen (lembar penilaian berisi biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medis atau penyakit, catatan perawat, catatan dan laporan). Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di ruang Melati antara lain: Tabel 3.3.7 Daftar Lembar Dokumentasi di Ruang Melati Tahun 2018 No 1
URAIAN BAGAN Lembar pengkajian awal pasien
Ada √
rawat inap 2
Lembar tindakan dan evaluasi
√
perawat 3
Blanko kelengkapan status pasien
√
4
Pengantar pasien masuk RS/ rawat
√
inap 5
Lembar konsul
√
7
Asuhan Keperawatan
√
8
Pengkajian keperawatan
√
9
Laporan proses keperawatan
√
83
Tidak
10
√
Ringkasan dokumen asuhan keperawatan
11
Tempat hasil pemeriksaan penunjang
√
12
Lembar discharge planning
√
13
Blanko Pasien Pulang
√
14
Rincian pembayaran Perawatan
√
Total
14
Presentase
100%
Berdasarkan tabel di atas evaluasi dokumentasi keperawatan di Ruang Melati 100% lengkap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelengkapan dokumen keperawatan yang ada sesuai dengan juknis yang berlaku. Tabel 3.3.8 Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan No
Aspek Yang Dinilai
A 1
P1
P2
P3
P4
P5
Total
√
-
√
√
√
80%
√
-
√
-
-
40%
√
√
√
-
-
60%
Pengkajian Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian
2
Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang
3
Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan
B 1
Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan berdasarkan
√
√
√
√
√
100%
-
√
√
√
√
80%
masalah yang telah dirumuskan 2
Merumuskan diagnosa keperawatan actual/potensial
C
Rencana tindakan
1
Berdasarkan diagnosa keperawatan
√
√
√
√
√
100%
2
Disusun menurut urutan prioritas
√
√
-
-
√
60%
84
3
Rumusan tujuan mengandung
√
-
√
-
√
60%
√
√
√
√
-
80%
√
√
-
√
-
60%
-
-
-
√
√
40%
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
-
80%
√
√
√
-
-
60%
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
-
√
80%
√
-
√
-
-
40%
komponen pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi pasien dan atau criteria 4
Rencana tindakan mengacu pada tm9ujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5
Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien atau keluarga
6
Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim kesehatan lain
D 1
Tindakan Tindakan dilaksanakan sesuai rencana
2
Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
3
Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
4
Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas
E 1
Evaluasi Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan
2
Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa masalah keperawatan dan rencana tindak lanjut.
85
F
Catatan asuhan keperawatan
1
Menulis pada format yang baku
√
√
√
√
√
100%
2
Pencatatan dilakukan sesuai dengan
-
√
√
√
√
80%
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
100%
19
18
20
16
16
1.600
tindakan yang dilaksanakan 3
Setiap melakukan tindakan perawat mancantumka paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan
4
Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. TOTAL
% RATA-RATA
77, 39%
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien di ruang Melati didapatkan nilai rata-rata 77,39 %. Hal ini termasuk dalam kategori cukup baik, namun tetap harus ditingkatkan lagi khususnya dalam evaluasi respon pasien dan analisa masalah.
86
3.4 Money (M4) 3.4.1 Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di RSUD Mardi Waluyo berasal dari pemerintah dan sumber dana gaji pegawai Non-PNS berasal dari Rumah Sakit itu sendiri yang diatur sesuai dengan peraturan BULD (Badan Layanan Umum Daerah). Sistem jasa pelayanan diberikan kepada pegawai golongan PNS sesuai dengan pangkat atau golongan, jabatan, pendidikan, dan masa kerja. Sedangkan untuk pegawai honorer pemberian jasa pelayanan berdasarkan pendidikan dan masa kerja pegawai.Selain itu, baik pegawai PNS atau non PNS mendapatkan bonus saat hari Raya Idul Fitri. 3.4.2 Sumber Pendapatan Ruang Melati Sumber pendapatan Ruang Melati berasal dari pembayaran pasien umum dan pasien peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) : 1) Pasien Umum Pembayaran yang dilakukan sepenuhnya oleh pasien 2) Pasien peserta JKN Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi: A. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. B. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari: a.
Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya •
Pegawai Negeri Sipil
•
Anggota TNI
•
Anggota POLRI
•
Pejabat negara
•
Pegawai pemerintah non pegawai negeri
•
Pegawai swasta
•
Pekerja yang tidak termasuk pada huruf a sampai dengan
87
f yang menerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan. b.
Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya •
Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri
•
Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia palisingkat 6 (enam) bulan.
c.
Bukan pekerja dan anggota keluarganya •
Investor
•
Pemberi kerja
•
Penerima pensiun, terdiri dari:
•
Pegawai Negri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun
•
Anggota TNI dan anggota POLRI yang berhenti dengan hak pensiun
•
Pejabat negara yang berhenti dengan hak pensiun
•
Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak pensiun
•
Penerima pension lain
•
Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang mendapat hak pension lain
d.
Janda, duda atau anak yatim piatu dari veteran atau dari perintis kemerdekaan.
e.
Bukan pekerja yang tidak termasuk dengan huruf a sampai dengan e yang mampu membayar iuran.
3.4.3 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pembayaran biaya pelayanan diselesaikan pada saat pasien akan meninggalkan rumah sakit di loket pembayaran rumah sakit. Bagi pasien umum yang
tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat waktu maka
dilakukan musyawarah untuk memperoleh kesepakatan pembayaran .
88
Sedangkan untuk pasien BPJS pembayaran dilakukan dengan melengkapi persyaratan BPJS dan apabila sampai pasien pulang keluarga belum dapat melengkapinya maka terpaksa pasien harus membayar seperti pasien umum. Biasanya hal ini terjadi pada pasien BPJS yang mengalami kecelakaan, karena harus melengkapi dengan surat keterangan polisi dan jasa Raharja. Selama bulan Januari 2018 Maret 2018 tidak ada masalah dalam proses pembayaran atau klaim BPJS sehingga pemasukan keuangan ruang Melati lancar.
Tabel 3.4.1 Analisa Pasien Ruang Melati Yang Menggunakan Jaminan Kesehatan Dari Bulan Januari Sampai Bulan Maret 2018 Jenis Jaminan Kesehatan UMUM 1 UMUM 2 UMUM 3 JKN 1 JKN 2 JKN 3 ASKES 1 ASKES 2 JAMKESDA KOTA JAMKEMAS KOTA JAMKESMA S KAB JAMKESMA S LUAR TOTAL
Bulan
Bulan
januari Febuari
Bulan
Total Prosentasi(%)
Maret
Pasien
2
4
2
8
100%
5 11 12 24 44 21 9 11
9 13 11 19 32 14 24 7
4 15 8 17 30 16 12 8
18 39 31 60 106 51 45 26
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
19
29
17
65
100%
22
25
35
82
100%
4
0
0
4
100%
184
187
164
535
( 100% )
89
Di Ruang Melati menerima pasien BPJS kelas 1, 2 dan 3.Untuk pasien pengguna BPJS yang ingin naik kelas, harus mengurus keadministrasi ruangan .Sehingga klaim akan di rubah sesuai dengan kelas BPJS. Untuk pembayaran klaim akan dibebankan di akhir ketika pasien pulang. Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan program jaminan kesehatan bagi masyarakat yaitu program BPJS dimana bertujuan untuk mensejah terakan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih merata. Dari hasi lanalisa banyaknya pasien ruang Melati yang menggunakan jaminan kesehatanya itu BPJS menjadikan keuntungan bagi para tenaga kerja khususnya perawat (PNS) yang mendapatkan tunjangan dari pasien BPJS tersebut, sehingga kesejahteraan perawat di RSUD Mardi Waluyo di Ruang Melati termasuk baik.
3.4.4 Tarif Rawat Inap Tabel 3.4.2 Tarif Rawat Inap di Ruang Melati NO
1
NAMA/ JENIS TINDAKAN
JASA
TARIF
SARANA PELAYANAN
2
3
4
5
I
TARIF AKOMODASI PERAWAT
1
KELAS NON PAVILIUN III
24,000
6,000
30,000
2
KELAS NON PAVILIUN II
32,000
8,000
40,000
3
KELAS NON PAVILIUN I
48,000
12,000
60,000
II
TARIF VISITE DOKTER KELAS NON PAVILIUN
1
DOKTER UMUM
11,000
44,000
55,000
2
DOKTER SEPISIALIS
13,000
52,000
65,000
90
3
Konsultasi antar sepesialis
13,000
52,000
65,000
4
Konsultasi antar sepesialis diluar jam kerja
20,000
80,000
100,000
III
TARIF JASA PERAWATAN
1
KELAS NON PAVILIUN
2,500
10,000
12,500
2
PAVILIUN
9,000
36,000
45,000
NO
NAMA/ JENIS TINDAKAN
1
JASA SARANA PELAYANAN
2
3
4
IV
JENIS TINDAKAN PEMASANGAN O2
1
NASAL
2
MASKER
3
RESPIRATOR
NO
1 V
NAMA/ JENIS TINDAKAN
TARIF
5
3,600
2,400
6,000
10,800
7,200
18,000 30,000
JASA
TARIF
SARANA PELAYANAN
2
3
4
5
TARIF PELAYANAN PEMULASARAAN /PERAWATAN JENAZAH SEWA KAMAR JENAZAH/HARI
1
Pasien dari dalam RS Mardi Waluyo
2
Pasien dari luar RS Mardi Waluyo
91
8,000
2,000
10,000
12,000
3,000
15,000
Tabel 3.4.3 Tarif Pelayanan Rekam Medik,Gizi, Farmasi, Uji Kesehatan
NO
1
NAMA/ JENIS TINDAKAN
JASA
TARIF
SARANA PELAYANAN
2
3
VI
PENGELOLAAN REKAM MEDIK
1
Rawat Inap/Rawat Inap khusus per pasien
VII
ASUHAN GIZI ER HARI
1 2
4
5
7,000
3,000
10,000
NON PAVILIUN
2,000
3,000
5,000
PAVILIUN
4,000
6,000
10,000
4,000
6,000
10,000
VIII KONSULTASI GIZI
IX
PELAYANAN FARMASI KLINIK PER HARI
1
NON PAVILIUN
2,000
3,000
5,000
2
PAVILIUN
4,000
6,000
10,000
X
KONSULTASI FARMASI 4,000
6,000
10,000
1
Tabel 3.4.3 Tarif Tindakan Non Operatif Dan Diagnostik Elektromedik Non Paviliun NO
1
NAMA/ JENIS TINDAKAN
JASA SARANA PELAYANAN
2
1
AMBIL DARAH ARTERI
2
AMBIL DARAH VENA
3 4
TARIF
3
4
5
18,150
14,850
33,000
9,350
7,650
17,000
AMBIL SAMPEL KULTUR
18,150
14,850
33,000
ANGKAT DRAIN
10,450
8,550
19,000
92
5
BALANCE CAIRAN
15,950
13,050
29,000
6
BLADDER TRENING
18,700
15,300
34,000
7
EKG
19,200
28,800
48,000
8
FOWLEY CATETER
15,950
13,050
29,000
9
GANTI CAIRAN INFUS/HARI
10,450
8,550
19,000
10
GDA PAKAI STIK
13,200
10,800
24,000
11
INCISI ABSES (LA)
15,950
13,050
29,000
12
INFUS PUMP/HARI
41,800
34,200
76.000
13
INJECTIVE/HARI
15,950
13,050
29,000
14
INJECTIVE IM
5,500
4,500
10,000
15
INJECTIVE IV
7,700
6,300
14,000
16
INJECTIVE SC/IC
5,500
4,500
10,000
17
IRIGASI TREE WAY/INFUS/FLES
5,500
4,500
10,000
18
KUMBAH LAMBUNG/HARI
39,050
31,950
71,000
19
LEPAS WSD
94,050
76,950
171,000
20
LEPAS CATETER
7,700
6,300
14,000
21
LEPAS FOLLEY CATHETER
9,350
7,650
17,000
22
LEPS INFUS
8,250
6,750
15,000
23
LEPAS NGT
7,700
6,300
14,000
24
MASUKAN OBAT PER DRIP
9,350
7,650
17,000
25
MATRAS ANTI DECUBITUS/HARI
13,200
10,800
24,000
26
NGT
20,350
16,650
37,000
27
NEBULIZER PER KALI
25,300
20,700
46,000
28
NECROTOMI
30,250
24,750
55,000
93
29
ORAL HYGIENE
7,700
6,300
14,000
30
PASANG INFUS DEWASA
14,300
11,700
26,000
31
PASANG LINGKAR ABDOMEN
18,150
14,850
33,000
32
PASANG MAYO
15,950
13,050
29,000
33
PASANG NGT
17,600
14,400
32,000
34
PASANG O2 NASAL/ MASKER
7,700
6,300
14,000
35
PEMBERIAN MAKAN PERSONDE
15,400
12,600
28,000
36
PEMBERIAN SUPERSUPORIA
13,200
10,800
24,000
37
PENGAMBILAN SAMPEL KULTUR
18,700
15,300
34,000
38
PERWATAN LUKA / LUKA JAHIAN
18,700
15,300
34,000
39
PERAWATAN LUKA GANGREN
31,350
25,650
57,000
40
PUNGTIE PLEURAL
141,350
115,650
257,000
41
RAWAT LUKA BIASA
15,950
13,050
29,000
42
RAWAT LUKA DENGAN PENYULIT
30,250
24,750
55,000
43
RAWAT LUKA LUAS
23,650
19,350
43,000
44
RAWAT LUKA WSD PERKALI
18,700
15,300
34,000
45
SIRYNG PUMP/HARI
26,400
21,600
48,000
46
SKIN TEST PERKALI
9,350
7,650
17,000
47
TEST ALERGI
68,750
58,250
125,000
48
TEST GULA DARAH
15,950
13,050
29,000
49
TRANFUSI/HARI
26,950
22,050
49,000
94
3.4.5 Rancangan Anggaran Belanja Rumah Sakit Rancangan anggaran belanja rumah sakit yang meliputi ; 1. operasional (kegiatan pelayanan) 2. Manajemen ( pembayaran pegawai, listrik, air, telepon,dll) 3. Pengembangan RSUD Mardi Waluyo merupakan RS rujukan untuk daerah Kabupaten Blitar yang pendanaan RS dari APBD pemerintah Kota Blitar dan RS sendiri. Untuk pendanaan bahan habis (bahan untuk kebutuhan sehari-hari memakai dana yang diambilkan dari pemasukan RS, melalui bagian pengadaan barang RS.
95
3.5 Market (M5) 3.5.1 Efisiensi Ruang Rawat Inap Indikator Efisiensi ruang (standar yang digunakan di ruang melati RSUD Mardi Waluyo Blitar). Tabel 3.5.1 indikator efisiensi ruang melati No
Indikator
Standar
1
BOR
60-85%
2
ALOS
6-9 hari
3
TOI
1-3 hari
4
BTO
40-50 hari
3.5.2 ALOS (Jumlah lama rawat/ jumlah pasien keluar (Hidup & mati) ALOS menunjukan rata-rata lamanya perawatan setiap klien, lama waktu rawat yang baik maksimul 12 hari. Alos adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Secara umum ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005). Berikut data yang ditampilkan pada tabel waktu keluar dan masuk pasien pada bulan oktober s/d desember 2018. Tabel 3.5.2 tabel waktu keluar dan masuk pasien pada bulan oktober s/d desember 2018 No
Bulan
Lama
Jumlah
pasien
pasien
dirawat
keluar
ALOS
1
Oktober
1.139
185
6.15
2
November
1.056
173
6.10
3
Desember
1.131
229
4.93
Rata-Rata
5,54
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata ALOS dari 3 bulan terakhir 6 hari. Dengan demikian ALOS sesuai dengan standar
96
3.5.3 BTO Menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur digunakan dalam satu waktu tertentu. Idealnya dalam 1 tahun, 1 tempat tidur rata-rata digunakan sebanyak 40-50 kali. Tabel 3.5.3 tabel frekuensi pemakaian tempat tidur pada bulan oktober s/d desember 2018 Ruang Melati No
Tanggal
Jumlah pasien
Jumlah tempat
keluar
tidur
1
Oktober
185
36
2
November
173
36
3
Desember
229
36
587
36
Jumlah
BTO rata-rata selama 3 hari (5-7 januari 2019) BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati) Jumlah tempat tidur
BTO =
587 36
= 16,30 Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata BOR selama 3 bulan terakhir (oktober-desember 2019) adalah sebanyak 16,30. Idealnya dalam 1 tahun adalah 40-50 kali digunakan. 3.5.4 BOR Menurut Depkes RI (2005) BOR adalah presentasi pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemamfaatan tempat tidur rumah sakit. Jumlah tempat tidur adalah 36.
97
Tabel 3.5.4 Tabel pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu pada bulan oktober s/d desember 2018 No
Bulan
Hari perawatan
Hari
BOR
cakupan
perawatan maksimal
1
Oktober 2019
1.065 (31 hari)
38
95,43%
2
November 2019
1.059 (30 hari)
36
98%
3
Desember 2019
1.062 (31 hari)
37
95,16% 96,19%
BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit
x 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam 1 periode Berdasarkan data diatas di dapatkan rata-rata Bor dalam 3 bulan (oktober s/d desember 2018) adalah 96,19% dimana nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (depkes RI, 2005). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa BOR di ruangan melati belum sesuai atau memenuhi standar yang ditetapkan 3.5.5 TOI (Turn Of Interval) TOI menunjukan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai nanti di isi kembali. Standar 1-3 hari untuk rumah sakit dalam satu tahun. Tabel 3.5.5 Tabel waktu rata-rata tempat tidur kosong pada bulan oktober s/d desember 2018 No
1
Bulan
Oktober 2018
Jumlah pasien
Hari
Hari
TOI
keluar (Hidup
perawatan
perawatan
dan mati)
cakupan
maksimal
185 (31 hari)
1.065 (31
38
0,27 hari
36
0,21 hari
hari) 2
November
173 (30 hari)
1.059 (30
2018
hari)
98
3
Desember
229 (31 hari)
1.062 (31
2018
37
0,23 hari
hari) Rata-rata
0,23 hari
TOI = (Jumlah TT x Periode) – Hari perawatan
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata TOI mulai bulan oktober s/d desember 2018 adalah sebesar 0,23. Dengan demikian TOI di ruang melati kurang dari standar
3.5.6 Keselamatan Pasien A. Identifikasi pasien Tabel 3.5.6 tabel identifikasi pasien menggunakan gelang pasien pada bulan oktober s/d desember 2018
PEMASANGAN GELANG PEMAKAIAN NO
GELANG
NO BED
Ya 1
IA
√
2
IA
√
3
IB
√
4
IB
√
5
IC
√
6
IC
√
7
II A
√
8
II A
√
9
II A
√
10
II A
√
99
Tidak
11
II B
√
12
II B
√
13
II B
√
14
II B
√
15
III A
√
16
III A
√
17
III A
√
18
III A
19
III A
√
20
III A
√
21
III A
√
22
III B
√
23
III B
√
24
III B
√
25
III B
√
26
III B
√
27
III B
√
28
III B
√
29
III C
√
30
III C
√
31
III C
√
32
III C
√
33
III C
√
34
III C
√
35
III C
√
√
Jumlah
34
1
Berdasarkan data di atas 97,14 pasien menggunakan gelang.
100
Tabel 3.5.7 Tabel Identifikasi Pasien menggunakan SBAR pada bulan oktober s/d desember 2018 No
S. Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
1
Perawat menyebutkan nama dan umur pasien
Ya
2
Perawat menyebutkan masalah keperawatan pasien
Ya
yang sudah dan belum teratasi 3
Perawat menyebutkan diagnosa medis pasien atau
Ya
masalah yang di alami pasien B. Background (Info penting yang berhubuan dengan kondisi pasien) 4
Perawat menjelaskan tindakan dari setiap masalah
Ya
keperawatan pasien 5
Perawat menyebutkan riwayar alergi dan riwayat
Ya
pembedahan 6
Perawat menyebutkan pemasangan alat invasif (infus,
Ya
kateter, dll), serta pemberian obat dan cairan infus A. Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien terkini) 7
Perawat menjelaskan kondisi klinik yang mendukung
Ya
seperti hasil lab, rongten, dll R. Recommendation 8
Perawat menjelaskan tindakan yang sudah teratasi dan
Ya
belum teratasi serta tindakan yang harus dihentikan, dilanjutkan Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan 100% identifikasi pasien sudah di lakukan petugas kesehatan B. Kewaspadaan Obat Tabel 3.5.8 tabel identifikasi kewaspadaan obat pada bulan oktober s/d desember 2018 No
Jenis Obat
Penempatan Obat
Presentase
1
High Alert
Troly Emergency
100%
2
Lasa
Troly Emergency
100%
101
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyimpanan obat sudah tepat dengan presentasi 100%
C. Resiko Infeksi 1. Kejadian Dekubitus Tabel 3.5.9 tabel kejadian decubitus pasien pada bulan oktober s/d desember 2018 No
Variabel
Tanggal
Total
5/2/19 6/2/19 7/2/19 1
Jumlah Kejadian Dekubitus
2
3
2
7
2
Resiko decubitus
0
0
1
1
(Jumlah kejadian decubitus/ Jumlah hari pengkajian/ Jumlah pasien dirawat x 100%) Angka kejadian dekubitus = 7/ 3/ 35 x 100% = 6,66% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 5-6 Februari 2019 jumlah kejadian dekubitus adalah 6,66% (Jumlah kejadian resiko decubitus/ Jumlah hari pengkajian/ jumlah pasien dirawat x 100%) Angka kejadian resiko dekubitus = 1/ 3/ 35 x 100% = 0,95% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 5-6 januari 2019 jumlah kejadian resiko dekubitus adalah 0,95% 2. Kejadian Plebitis Tabel 3.5.10 tabel kejadian plebitis pasien pada bulan oktober s/d desember 2018 No Variabel
Tanggal
Total
5/2/19 6/2/19 7/2/19 1
Jumlah Kejadian plebitis
5
1
2
8
2
Resiko plebitis
8
0
0
8
102
(Jumlah kejadian phlebitis/ Jumlah hari intervensi/ Jumlah pasien dirawat x 100%) Angka kejadian plebitis = 8/ 3/ 35 x 100% = 7,61% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 5-6 januari 2019 jumlah kejadian plebitis adalah 7,61% (Jumlah kejadian resiko phlebitis/ jumlah hari intervensi/ jumlah pasien dirawat x 100%) Angka kejadian phlebitis = 8/ 3/ 35 x 100% = 7,61% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 5-6 januari 2019 jumlah kejadian resiko plebitis adalah 7,61% 3. Cuci Tangan • Five Moment Hand Hygiene (5/01/2019) Tabel 3.5.11 tabel five moment hand hygiene pada tanggal 5 februari 2019 Pertanyaan
Px1 Ya
Sebelum
tdk
Px 1 ya
Px 3
tdk
ya
√
√
√
√
√
√
tdk
Px 4 ya
tdk
Px 5 ya
√
Prese-
Tdk
ntase
√
40 %
kontak langsung dengan pasien Sebelum tindakan invasif (memberikan injeksi, pasang infus, menyiapkan obat-obatan, menyiapkan makan, memberi makan
103
√
√
100%
pasien, rawat luka, dll) Setelah
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
80%
√
√
√
beresiko dengan cairan tubuh (darah, cairan tubuh, urine, dll) Setelah kontak dengan pasien Setelah kontak
√
√
60%
40
100%
dengan lingkungan pasien Rata-rata
10
0
10
0
0
10
0
0
60
40
60
0
Tabel 3.5.12 tabel five moment hand hygiene pada tanggal 6 februari 2019 Pertanyaan
P1 Ya
Sebelum kontak
P1 tdk
ya
√
√
√
√
tdk
P3 Ya
tdk
Px 4 ya
√
tdk
Px 5 ya
√
Prese-
tdk ntase √
40%
langsung dengan pasien Sebelum tindakan
√
invasif (memberikan injeksi, pasang infus, menyiapkan obatobatan,
104
√
√
100%
menyiapkan makan, memberi makan pasien, rawat luka, dll) Setelah beresiko
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
100%
√
√
20%
40
80
dengan cairan tubuh (darah, cairan tubuh, urine, dll) Setelah kontak dengan pasien Setelah kontak
√
√
√
dengan lingkungan pasien Rata-rata
-
100
0
80
40
60
40
60
40
40%
Rata-rata observasi tgl 5 s/d 6 januari 2019 (100+40) : 2 = 70%
-
Rata-rata perawat di ruang melati telah melakukan cuci tangan lima moment sebelum kontak dengan pasien sebesar : (40+40) : 2 = 40%
-
Setelah kontak langsung dengan pasien sebesar 100%
-
Setelah kontak dengan lingkungan pasien : (60+20) : 2 = 40 Pada kajian situasi yang dilakukan selama 2 hari, tanggal 5-6 januari 2019
sebesar 5 perawat di ruang melati telah melakukan cuci tangan lima moment sebelum kontak langsung dengan pasien sebesar 40% setelah kontak langsung dengan pasien sebesar 100%, setelah kontak dengan lingkungan pasien sebesar 40%. Hasil tersebut belum optimal sehingga perlu adanya peningkatan dalam melakukan cuci tangan 5 moment terkait dengan pencegahan infeksi pada pasien.
105
• Cuci Tangan Menggunakan Hand Rub (5/01/2019) Tabel 3.5.13 tabel cuci tangan menggunakan hand rub pada tanggal 5 februari 2019 Pertanyaan
P1 ya
Cara cuci
P1 Tdk
ya
P3 tdk
ya
Px 4 tdk
ya
√
Px 5 tdk
ya
√
Presetdk
ntase
√
40%
√
√
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
60%
tangan dengan antiseptik berbasis alcohol Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol ke dalam tangan, ratakan keseluruh telapak tangan Gosok kedua telapak tangan dengan merata Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaiknya Gosok kedua telapak tanga
106
√
dengan selasela jari Jari-jari sisi
√
√
√
√
√
√
√
√
80%
√
√
100%
60%
dalam kedua tangan saling menggunci Gosok ibu jari
√
√
berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya Tangan anda
√
√
√
sudah bersih Rata-rata total
10
0
87,5
12,5
62,5
37,5
75
25
75
25
75%
0
(6/01/2019) Tabel 3.5.14 tabel cuci tangan menggunakan hand rub pada tanggal 6 februari 2019 Pertanyaan
P1 Ya
P1 tdk
ya
P3 tdk
ya
Px 4 Td
ya
Px 5 tdk
ya
Pres tdk
enta
k
se Cara cuci tangan
√
√
√
√
√
√
√
40%
dengan antiseptik berbasis alkohol Tuangkan 3-5 cc
√
antiseptik berbasis
√
√
100 %
alkohol ke dalam tangan, ratakan
107
keseluruh telapak tangan Gosok kedua telapak
√
√
√
√
√
100
tangan dengan merata Gosok punggung dan
% √
√
√
√
√
100
sela-sela jari tangan
%
kiri dengan tangan kanan dan sebaiknya Gosok kedua telapak
√
√
√
√
√
√
√
60%
tanga dengan sela-sela jari Jari-jari sisi dalam
√
√
√
80%
√
80%
√
100
kedua tangan saling menggunci Gosok ibu jari
√
√
√
√
berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya Tangan anda sudah
√
√
√
√
bersih
%
Rata-rata total
10 0
0
87,
12,
5
5
75
25
62,
37,
5
5
75
Rata-rata observasi tgl 5 s/d 6 januari 2019 (75+75) : 2 = 75% Setelah dilakukan kajian situasi selama 2 hari dari tanggal 5-6 januari 2019 didapatkan hasil rata-rata sebesar 75%
108
25
75%
•
Cuci Tangan Menggunakan Sabun Dengan Air (5/02/2019) Tabel 3.5.15 tabel cuci tangan menggunakan sabun dengan air pada tanggal 5 februari 2019
Pertanyaan
P1 Ya
P1 tdk
ya
P3 tdk
ya
Px 4 tdk
ya
Px 5 tdk
ya
Prestdk
entas e
Basahi tangan dengan
√
√
√
√
√
air Tuangkan sabun 3-5
100 %
√
√
√
√
√
cc untuk menyabuni
100 %
semua permukaan tangan Gosok kedua telapak
√
√
√
√
√
tangan dengan merata Gosok punggung dan
100 %
√
√
√
√
√
sela-sela jari tangan
100 %
kiri dengan tangan kanan dan sebaiknya Gosok kedua telapak
√
√
√
√
√
tangan dengan sela-
100 %
sela jari Jari-jari sisi dalam
√
√
√
√
√
kedua tangan saling
100 %
menggunci Gosok ibu jari
√
√
√
√
√
berputar dalam
100 %
genggaman tangan kanan dan sebaliknya Gosok dengan
√
√
√
memutar ujung jari-
√
√
100 %
jari tangan kanan
109
ditelapak, tangan kiri dan sebaliknya Bilas kedua tangan
√
√
√
√
√
100
dengan air
%
Keringkan dengan
√
√
√
√
√
100
handuk atau tissue
%
toilet sekali pakai sampai kering Gunakan handuk atau
√
√
√
√
√
0
tissue toilet tersebut untuk menutup keran Tangan anda sudah
√
√
√
√
√
100
bersih
%
Rata-rata total
91,
8,3
91,
8,3
91,
8,3
91,
8,3
91,
8,3
91,6
6%
%
6%
%
6%
%
6%
%
6%
%
%
(6/02/2019) Tabel 3.5.16 tabel cuci tangan menggunakan sabun dengan air pada tanggal 6 februari 2019 Pertanyaan
P1 Ya
P1 tdk
ya
P3 tdk
ya
Px 4 tdk
Ya
Px 5 tdk
ya
Prestdk
entas e
Basahi tangan dengan
√
√
√
√
√
air Tuangkan sabun 3-5
100 %
√
√
√
√
√
cc untuk menyabuni
100 %
semua permukaan tangan Gosok kedua telapak
√
√
√
√
√
tangan dengan merata Gosok punggung dan
100 %
√
√
√
sela-sela jari tangan
√
√
100 %
110
kiri dengan tangan kanan dan sebaiknya Gosok kedua telapak
√
√
√
√
√
100
tangan dengan sela-
%
sela jari Jari-jari sisi dalam
√
√
√
√
√
100
kedua tangan saling
%
menggunci Gosok ibu jari
√
√
√
√
√
100
berputar dalam
%
genggaman tangan kanan dan sebaliknya Gosok dengan
√
√
√
√
√
100
memutar ujung jari-
%
jari tangan kanan ditelapak, tangan kiri dan sebaliknya Bilas kedua tangan
√
√
√
√
√
100
dengan air Keringkan dengan
% √
√
√
√
√
100
handuk atau tissue
%
toilet sekali pakai sampai kering Gunakan handuk atau
√
√
√
√
√
0
tissue toilet tersebut untuk menutup keran Tangan anda sudah
√
√
√
√
√
100
bersih Rata-rata total
% 91,
8,3
91,
8,3
91,
8,3
91,
8,3
91,
8,3
91,6
6%
%
6%
%
6%
%
6%
%
6%
%
%
111
Setelah dilakukan kajian situasi selama 2 hari pada tanggal 5-6 januari 2019 hasil yang didapatkan yaitu sebesar 91,6% perawat di ruangan melati telah melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur yang tepat. D. Resiko Pasien Jatuh Tabel 3.5.17 tabel resiko pasien jatuh pada tanggal 5 sampai 7 februari 2019 No Variabel
Tanggal
Total
5
6
7
1
Jumlah pasien Jatuh
0
0
0
0
2
Jumlah pasien resiko jatuh
15
19
9
43
(Jumlah pasien jatuh/ jumlah hari intervensi/ jumlah pasien yang dirawat x 100%) Angka kejadian Jatuh = 0/ 3/ 35 x 100% = 0 % Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 5-6 februari 2019 jumlah kejadian jatuh adalah 0 % (Jumlah pasien resiko jatuh/ jumlah hari intervensi/ jumlah pasien dirawat x 100%) Angka kejadian resiko Jatuh = 43/ 3/ 35 x 100% = 40,95% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 5-6 februari 2019 jumlah kejadian jatuh adalah 40,95% 1. Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh (Pre) Tabel 3.5.18 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 5 Februari 2019 Nama No
Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
112
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko jatuh
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
7
Tn. A
50%
Resiko rendah jatuh
8
Tn. A
75%
Resiko tinggi jatuh
9
Ny. S
60%
Resiko tinggi jatuh
10
Ny. N
20%
Tidak Beresiko jatuh
11
Ny. F
50%
Resiko rendah jatuh
12
Ny. N
35%
Resiko rendah jatuh
13
Ny. R
35%
Resiko rendah jatuh
14
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
15
Ny. A
60%
Resiko tinggi jatuh
Tabel 3.5.19 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 6 Februari 2019 Nama No
Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko jatuh
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
7
Tn. A
50%
Resiko rendah jatuh
8
Tn. A
75%
Resiko tinggi jatuh
9
Ny. S
60%
Resiko tinggi jatuh
10
Ny. N
20%
Tidak Beresiko jatuh
11
Ny. F
50%
Resiko rendah jatuh
12
Ny. N
35%
Resiko rendah jatuh
13
Ny. R
35%
Resiko rendah jatuh
14
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
113
15
Ny. A
60%
Resiko tinggi jatuh
16
Ny. N
50%
Resiko rendah jatuh
17
Ny. M
35%
Resiko rendah jatuh
18
Tn. B
50%
Resiko rendah jatuh
19
Ny. S
50%
Resiko rendah jatuh
Tabel 3.5.20 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 7 Februari 2019 Nama No
Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko jatuh
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
7
Tn. A
50%
Resiko rendah jatuh
8
Tn. A
75%
Resiko tinggi jatuh
9
Ny. S
60%
Resiko tinggi jatuh
Keterangan Tidak Beresiko Resiko rendah Resiko tinggi
0-24 % 25-50 % >51 %
114
E. Kepuasan pasien dengan pelayanan yang diberikan Tabel 3.5.21 kepuasan pasien dengan pelayanan yang diberikan No A 1
2
3
4
B 5
6
pertanyaan
Px 1 STP Tangibles atau nyata Bangunan rumah sakit terlihat indah dan bersih Rumah sakit memiliki ruang tunggu yang cukup, nyaman, wc dan air Rumah sakit memiliki peralatan yang lengkap Penampilan tenaga medis rapi dan bersih Empati Dokter memberikan waktu pelayanan yang cukup pada pasien Perawat memberikan
TP
CP
P
SP
Px 2 STP
TP
CP
P
SP
Px 3 STP
TP
CP
P
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
SP
Px 4 STP
TP
CP
P
√
Px 5 STP
TP
CP
√
√
√
√
√
√
√
√
P
√
√
115
SP
√
√
√
√
SP
7
8
9
C 10
11
12
pelayanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasien Perawat memperhatikan sungguhsungguh kepada pasien Dokter mendengarkan keluhan penyakit yang diderita serta memberikan solusi dalam konsultasi Perawat bersikap sopan dan ramah Reliability atau keandalan Tenaga memberikan pelayanan teliti dan tepat waktu Tenaga medis dan petugas lainnya membantu jika ada permasalahan pasien Perawat memberitahu
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
116
√
√
√
√
13
14
D
15
16
17
18
E
jenis penyakit secara lengkap, cara perawatan dan cara minum obat Tenaga medis memberikan informasi kepada pasien sebelum pelayanan diberikan Tenaga medis bersedia menanggapi keluhan pasien Responsive atau ketanggapan Perawat tanggap melayani pasien Tenaga medis menerima dan melayani dengan baik Tenaga medis melakukan tindakan secara cepat dan tepat Tenaga medis melakukan tindakan sesuai prosedur Asurance atau kepastian
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
117
19
20
21
22
23
Dokter mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam menentukan diagnosa penyakit dengan cukup baik sehingga mampu menjawab pertanyaan pasien secara menyakinkan Tenaga medis menyediakan obat-obatan atau alat medis yang lengkap Tenaga medis bersifat cekatan serta menghargai pasien Dokter melayani dengan sikap menyakinkan sehingga pasien merasa aman Tenaga medis mempunyai
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
118
√
catatan medis pasien No A 1
2
3
4
B 5
6
pertanyaan
Px 6 STP Tangibles atau nyata Bangunan rumah sakit terlihat indah dan bersih Rumah sakit memiliki ruang tunggu yang cukup, nyaman, wc dan air Rumah sakit memiliki peralatan yang lengkap Penampilan tenaga medis rapi dan bersih Empati Dokter memberikan waktu pelayanan yang cukup pada pasien Perawat memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan dan
TP
CP
P
√
SP
Px 7 STP
TP
CP
P
SP
Px 8 STP
√
√
√
√
√
√
√
CP
√
√
√
TP
√
P
SP
Px 9 STP
TP
CP
P
SP
Px 10 STP TP
CP
P
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
119
SP
7
8
9
C 10
11
12
kebutuhan pasien Perawat memperhatikan sungguhsungguh kepada pasien Dokter mendengarkan keluhan penyakit yang diderita serta memberikan solusi dalam konsultasi Perawat bersikap sopan dan ramah Reliability atau keandalan Tenaga memberikan pelayanan teliti dan tepat waktu Tenaga medis dan petugas lainnya membantu jika ada permasalahan pasien Perawat memberitahu jenis penyakit secara lengkap, cara perawatan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
120
√
13
14
D 15 16
17
18
E 19
dan cara minum obat Tenaga medis memberikan informasi kepada pasien sebelum pelayanan diberikan Tenaga medis bersedia menanggapi keluhan pasien Responsive atau ketanggapan Perawat tanggap melayani pasien Tenaga medis menerima dan melayani dengan baik Tenaga medis melakukan tindakan secara cepat dan tepat Tenaga medis melakukan tindakan sesuai prosedur Asurance atau kepastian Dokter mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam menentukan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
121
20
21
22
23
No A 1
diagnosa penyakit dengan cukup baik sehingga mampu menjawab pertanyaan pasien secara menyakinkan Tenaga medis menyediakan obat-obatan atau alat medis yang lengkap Tenaga medis bersifat cekatan serta menghargai pasien Dokter melayani dengan sikap menyakinkan sehingga pasien merasa aman Tenaga medis mempunyai catatan medis pasien
Px 11 STP TP Tangibles atau nyata Bangunan rumah sakit
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
pertanyaan
CP
P
SP √
Px 12 STP TP
CP
√
P
SP
Px 13 STP TP
√
CP
P √
122
SP
Px 14 STP TP
CP
P √
SP
Px 15 STP TP
CP
P √
SP
2
3
4
B 5
6
7
8
terlihat indah dan bersih Rumah sakit memiliki ruang tunggu yang cukup, nyaman, wc dan air Rumah sakit memiliki peralatan yang lengkap Penampilan tenaga medis rapi dan bersih Empati Dokter memberikan waktu pelayanan yang cukup pada pasien Perawat memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasien Perawat memperhatikan sungguhsungguh kepada pasien Dokter mendengarkan keluhan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
123
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9
C 10
11
12
13
penyakit yang diderita serta memberikan solusi dalam konsultasi Perawat bersikap sopan dan ramah Reliability atau keandalan Tenaga memberikan pelayanan teliti dan tepat waktu Tenaga medis dan petugas lainnya membantu jika ada permasalahan pasien Perawat memberitahu jenis penyakit secara lengkap, cara perawatan dan cara minum obat Tenaga medis memberikan informasi kepada pasien sebelum pelayanan diberikan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
124
√
√
√
√
√
√
√
√
14
D 15 16
17
18
E 19
Tenaga medis bersedia menanggapi keluhan pasien Responsive atau ketanggapan Perawat tanggap melayani pasien Tenaga medis menerima dan melayani dengan baik Tenaga medis melakukan tindakan secara cepat dan tepat Tenaga medis melakukan tindakan sesuai prosedur Asurance atau kepastian Dokter mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam menentukan diagnosa penyakit dengan cukup baik sehingga mampu menjawa pertanyaan pasien secara menyakinkan
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
125
20
21
22
23
No A 1
2
3
Tenaga medis menyediakan obat-obatan atau alat medis yang lengkap Tenaga medis bersifat cekatan serta menghargai pasien Dokter melayani dengan sikap menyakinkan sehingga pasien merasa aman Tenaga medis mempunyai catatan medis pasien Px 16 STP TP Tangibles atau nyata Bangunan rumah sakit terlihat indah dan bersih Rumah sakit memiliki ruang tunggu yang cukup, nyaman, wc dan air Rumah sakit memiliki
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
pertanyaan
CP
P
SP
Px 17 STP TP
CP
P
SP
√
√
Px 18 STP TP
CP
P
√
√
√
√
√
√
√
√
√
126
SP
Px 19 STP TP
CP
P √
√
SP
Px 20 STP TP
CP
P √
√
√
√
SP
4
B 5
6
7
8
9
peralatan yang lengkap Penampilan tenaga medis rapi dan bersih Empati Dokter memberikan waktu pelayanan yang cukup pada pasien Perawat memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasien Perawat memperhatikan sungguhsungguh kepada pasien Dokter mendengarkan keluhan penyakit yang diderita serta memberikan solusi dalam konsultasi Perawat bersikap sopan dan ramah
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
127
C 10
11
12
13
14
D 15 16
Reliability atau keandalan Tenaga memberikan pelayanan teliti dan tepat waktu Tenaga medis dan petugas lainnya membantu jika ada permasalahan pasien Perawat memberitahu jenis penyakit secara lengkap, cara perawatan dan cara minum obat Tenaga medis memberikan informasi kepada pasien sebelum pelayanan diberikan Tenaga medis bersedia menanggapi keluhan pasien Responsive atau ketanggapan Perawat tanggap melayani pasien Tenaga medis menerima dan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
128
17
18
E 19
20
21
melayani dengan baik Tenaga medis melakukan tindakan secara cepat dan tepat Tenaga medis melakukan tindakan sesuai prosedur Asurance atau kepastian Dokter mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam menentukan diagnosa penyakit dengan cukup baik sehingga mampu menjawa pertanyaan pasien secara menyakinkan Tenaga medis menyediakan obat-obatan atau alat medis yang lengkap Tenaga medis bersifat cekatan serta
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
129
√
√
√
22
23
menghargai pasien Dokter melayani dengan sikap menyakinkan sehingga pasien merasa aman Tenaga medis mempunyai catatan medis pasien
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien tanggal 5/01/2019 dapat di simpulkan bahwa sejumlah 20 kuesioner yang di sebar menyatakan bahwa 8 pasien (40%) menyatakan puas dengan pelayanan keperawatan di Ruang melati. Sedangkan sejumlah 12 pasien (60%) menyatakan tidak puas dengan pelayanan yang sudah diberikan.
130
BAB 4 ANALISA SWOT DAN PRIOTITAS MASALAH
4.1 Skor Analisis SWOT Tabel 4.1 Analisa SWOT NO 1
ANALISIS SWOT Sumber Daya Manusia ( Man ) a. Internal Faktor ( IFAS ) Strength 1. Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan dan sebanyak 98% telah mengikuti pelatihan (BLS,PPI,PMKP ,K3,BTCLS) 2. Jenis Ketenagaan: a) S1 Keperawatan : 7 orang b) D3 Keperawatan:13 orang c) Prakarya : 2 orang d) Administrasi : 2 Orang 3. Masa kerja > 15 tahun sebanyak 9 orang, 5 sampai 15 tahun sebanyak 5 orang, sedangkam <5tahun 6 tahun. 4. Adanya Pelatihan perawat
TOTAL
131
BOBOT
RATING
0,3
3
0,9
0,3
3
0,9
0,2
4
0,8
0,2
4
0,8
1
BOBOT X RATING
3,4
S–W 3,4 – 2,42 = 0,98
Weakness 1. Beban kerja perawat diruangan cukup tinggi karena jumlah kebutuhan perawat tidak memenuhi standar. 2. Perawat belum mengikuti pelatihan penanggulangan bencana 3. Pemilahan pasien laki-laki dan perempuan menjadi satu ruang. 4. Latar belakang pendidikan perawat sarjana dengan d3 keperawatan jumlahnya tidak seimbang. 5. Seluruh perawat sudah mengikuti pelatihan PPI namun dalam praktik hand hygine masih belum dilaksanakan secara maksimal. 6. Perawat yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi tidak mendapatkan biaya dari rumah sakit TOTAL
b. Eksternal Faktor ( EFAS ) Opportunity 1. Adanya program pelatihan/seminar khusus tentang penanggulangan bencana. 2. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan difasilitasi dari rumah sakit dan mendapatkan beasiswa dari departemen kesehatan. 3. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa keperawatan dengan perawat klinik. 4. Adanya kebijakan pemerintah mengenai presionalisme keperawatan.
132
0,3
3
0,9
0,12 0,08
3 2
0,36 0,16
0,3
2
0,6
0,1
1
0,1
0,1
3
0,3
1
2,42
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
0,2
3
0,6
0,2
4
0,8
O–T 2,9 – 2,3 = 0,6
5. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana MAKP merupakan salah satu pelayanan. TOTAL Treathened 1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakatuntuk pelayanan yang lebih professional 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat mengenai hukum. 3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 4. Persaingan RS yang semakin meningkat. 5. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan pendidikan tiap tahun. TOTAL 2
Sarana dan Prasarana ( M2 ) a. Internal Faktor ( IFAS ) Strength 1. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien ,tenaga kesehatan, dan keluarga pasien termasuk sarana prasarana universal precaution untuk perawat. 2. Terdapat administrasi penunjang ( missal buku injeksi , buku TTV, Buku visite , SOP, dan lain-lain ) yang memadai. 3. Tersedianya nurses station. 4. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana penunjang kesehatan sudah ada. TOTAL
133
0,3
2
1
0,6
2,9
0,1
3
0,3
0,2
1
0,2
0,2 0,4
2 3
0,4 1,2
0,1
2
0,2
1
0,2
2,3
2
0,4
0,3
4
1,2
0,4
4
1,6
0,1 1
4
0,4 3,6
S–W 3,6 – 1,6 =2
Weakness 1) Sarana dan Prasarana banyak yang rusak dan tidak terawat. 2) Penempatan sarana dan prasarana peralatan steril kurang sesuai. 3) Penataan peralatan kurang memadai dan tidak teratur. TOTAL
b. Eksternal Faktor ( EFAS ) Opportunity 1. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang rusak dari bagian pengadaan barang. 2. Adanya perawatan peralatan secara berkala. 3. Adanya penataan peralatan alat steril dan non steril sesuai standarnya. 4. Adanya penataan peralatan yang teratur. TOTAL Treathened 1. Kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang ada. 2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 3. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan prasarana. TOTAL
134
0,4
2
0,8
0,4 0,2
1 2
0,4 0,4
1
1,6
0,1
1
0,1
0,3 0,4
1 2
0,3 0,8
0,2
2
0,4
1
1,6
0,4
2
0,8
0,4
2
0,8
0,2
4
0,8
1
2,4
O–T 1,6 – 2,4 = -0,8
3
Metode ( M3 ) I. MAKP a. Internal Faktor ( IFAS ) Strength 1. RS memiliki visi,misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan. 2. Sudah ada model MPKP yang digunakan yaitu MPKP Tim 3. Supervisi sudah dilakukan oleh kepala ruang. 4. Mempunyai standar asuhan keperawatan 5. Mempunyai protap setiap tindakan 6. Terlaksananya komunikasi yang adequate : perawat dan tim kesehatan lain. 7. Ketenagaan keperawatan sudah memenuhi syarat untuk MAKP ( s1 keperawatan 7 orang) TOTAL Weakness 1. Pelaksanaan model MPKP sudah dilaksanakan tetapi sosialisasi semua tim masih kurang. 2. Beberapa tindakan tidak sesuai denga protap 3. TOTAL b. Eksternal Faktor ( EFAS ) Opportunity 1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan praktik managemen keperawatan.
135
0,2
4
0,8
0,1 0,05 0,1 0,1 0,35
3 3 3 2 3
0,3 0,15 0,3 0,2 1,05
0,1
2
0,2
1
3
0,3
2
0,6
0,7
1
0,7
1
0,1
1,3
3
0,3
S–W 3 – 1,3 = 1,7
2. Ada kebijakan pemerintah tentang professional perawat. 3. Adanya kebijakan RS tentang pelaksaan MPKP TOTAL Treathened 1. Persaingan dengan rumah sakit swasta yang semkain ketat. 2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih professional 3. Makin tinggi kesadaan masyarakat akan hukum 4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 5. Bebasnya pers yang dapat langsung menyebarkan informasi dengan cepat. TOTAL 4
Sentralisasi obat a. Internal Faktor ( IFAS ) Strength 1. Tersedia sarana dan prasarana untuk pengelolaan sentralisasi obat 2. Kepala ruang mendukung kegaiatan sentralisasi obat 3. Sudah dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat oleh perawat berkolaborasi dengan depo farmasi. 4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan sentralisasi obat 5. Adanya buku injeksi dan obat oral bekerja sama dengan depo farmasi 6. Adanya lembar perdokumentasian obat yang diterima disetiap status pasien.
136
0,4 0,5
2 2
1
0,8 1 2,1
0,3
2
0,6
0,1 0,2 0,2
3 1 2
0,3 0,2 0,4
0,2
3
0,6
1
O–T 2,1 – 2,1 =0
2,1
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
0,1 0,1 0,3
3 3 4
0,3 0,3 1,2
0,2
4
0,8
S–W 3,5 – 2 = 1,5
TOTAL Weakness 1. Pelaksanaan sentralisasi obat diRumah sakit menggunakan system Unit Dose Dispending ( UDD ) nampun pada praktiknya masih menggunakan One Day Dose ( ODD ). 2. Belum ada inform consent kepada pasien tentang sentralisasi obat. 3. Belum ada bukti pemberian obat pada pasien dan keluarga bahwa obat dikelola oleh perawat yang bertugas diruangan. TOTAL b. Eksternal Faktor ( EFAS ) Opportunity 1. Adanya mahasiswa Ners yang praktik management keperawata. 2. Kerjasama yang baik antara institusi dan bidang keperawatan. 3. Program ASKES, BPJS dan umum. TOTAL Threatened 1.Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang professional 2. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang pentingnya system sentralisasi obat. 3. makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum TOTAL
137
1
3,5
0,3
2
0,6
0,3
2
0,6
0,4
2
0,8
1
2
0,1
4
0,4
0,5 0,4
3 4
1,5 1,6
1
3,5
0,3
3
0,9
0,3
3
0,9
0,4
1
0,4
1
2,2
O–T 3,5 – 2,2 = 1,3
5
Supervisi a. Internal Faktor ( IFAS ) Strength. 1. Supervisi telah dilakukan secara rutin 2. Telah ada program pelatihan dan sosialisai tentang supervisi 3. Kepala ruangan mendukung pelaksanaan supervisi 4. Adanya observasi kerja tidap shift pagi oleh karu dan pengamat pada shift sore dan malam. TOTAL Weakness 1. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi. 2. Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaian yang tetap 3. Belum adanya dokumentasi supervise yang jelas. TOTAL
0,2 0,2 0,2 0,4
1 1 2 3
1
0,2 0,2 0,4 1,2
2
0,5
3
1,5
0,2
3
0,6
0,3
1
0,3
1
2,4
b. Eksternal Faktor ( EFAS ) Opporunity 1. Adanya mahasiswa ners yang praktik managemen keperawatan 2. Adanya reward dalam bentuk pelatihan maupun jasa bagi yang melaksanakan pekerjaan dengan baik. 3. Adanaya teguran dari kepala ruangan bagi perawat dan mahasiswa yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
138
0,2
4
0,8
0,2
3
0,6
0,5
4
2
S–W 2 – 2,4 = -0,4
4. Hasil supervise dapat dilakukan sebagai pedoman untuk daftar penilaian prestasi pegawai ( DP3). TOTAL Threatened 1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapat pelayanan yang profesional TOTAL 6
Timbang terima a. Internal Faktor ( IFAS ) Strength 1. Kepala ruang memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi. 2. Adanya laporan jaga setiap shift 3. Timbang terima sudah merupakan kegaiatan rutin yang telah dilaksanakan 4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan timbang terima. 5. Adanya buku khusus untuk melakukan timbang terima. TOTAL Weakness 1. Timbang terima sudah dilakukan dengan baik (PP melaporkan identitas pasien, keluhan utama, DS,DO,MK,dan intervensi) tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan evaluasi tidak lengkap. 2. Format timbang sudah menyangkut nama dan paraf perawat pada kedua shift.
139
0,1
4
1
1
0,4
3,8
1
1
O–T 3,8 – 1 = 2,8
1 1
0,1 0,2 0,2
3 4 4
0,3 0,8 0,8
0,3 0,2
3 4
0,9 0,8
1
3,6
0,6
4
2,4
0,2
3
0,6
S–W 3,6 – 3,4 = 0,2
3. Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal , khsusnya dari shift sore ke malam. TOTAL b. Eksternal Faktor ( EFAS ) Opportunity 1. Adanya mahasiswa ners yang praktik managemen keperawatan. 2. Adanya kerjasama yang baik anatara mahasiswa ners dan perawat ruangan. 3. Kebijakan RS ( Bidang keperawatan ) tentang timbang terima TOTAL Threatened 1. Adanya tuntutan lebih dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggungjawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.
TOTAL
140
0,2
2
1
0,4
3,4
0,1
4
0,4
0,3
3
0,9
0,6
4
2,4
1
3,7
0,4
3
1,2
0,6
2
1,2
1
2,4
O–T 3,7 – 2,4 = 1,3
7
Discharge Planning a. Internal Faktor ( IFAS ) Strength 1. Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning diruangan untuk pasien pulang ( format dan kartu DP ). 2. Adanya kartu kontrol berobat. 3. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara informal kepada pasien dan keluarga selamat dirawat atau pulang. TOTAL Weakness 1. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat. 2. Kurangnya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga 3. Tidak tersedianya leaflet pasien pulang 4. Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi. TOTAL Opportunity 1. Adanya mahasiswa ners yang praktik managemen keperawatan. 2. Adanya kerjasama yang baik anatara mahasiswa ners dan perawat ruangan. TOTAL
141
0,7
4
2,8
0,2 0,1
3 4
0,6 0,4
1
3,8
0,2 0,2
2 2
0,4 0,4
0,3 0,3
1 1
0,3 0,3 1,4
0,3
4
1,2
0,7
3
2,1
S–W 3,8 – 1,4 = 2,4
1
1
3,3
O–T 3,3 – 2,2 = 1,1
Threatened 1. Persaingan RS yang sangat ketat 2. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang professional 3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pemtingnya kesehatan. TOTAL 8
Ronde Keperawatan a. Internal Faktor ( IFAS ) Strength 1. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya ronde keperawatan. 2. Banyaknya kasus yang memerlukan perhatian khusus. 3. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang keperawatan bedah medis. 4. Sertifikasi perawat sesuai dengan keahliannya. TOTAL Weakness 1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan seacar teratur diruang melati 2. Karakteritik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata 3. Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan jumlah tingkat ketergantungan pasien. TOTAL
142
0,3 0,2
2 3
0,6 0,6
0,5
2
1
1
2,2
0,5
2
1
0,3 0,1
2 4
0,6 0,4
0,1
4
0,4
1
2,4
0,4
1
0,4
0,1 0,5
4 2
0,4 1
1
1,8
S–W 2,4 – 1,8 = 0,4
b. Eksternal Faktoe ( EFAS ) Opportunity 1. Adanya pelatihan dan seminar tentang management keperawatan. 2. Adanya kesempatan dari kepala ruangan untuk mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktik TOTAL Threatened 1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat dalam mendapatkan pelayanan professional. 2. Persaingan antara ruang bedah semakin kuat dalam memberi pelayanan. TOTAL 9
Dokumentasi keperawatan. a. Internal Faktor Strength 1. Tersedianya sarana dan prasaran dokumentasi untuk tenaga kesehatan ( sarana administrasi penunjang ) 2. Sudah ada system pendokumentasian SOR 3. Format asuhan keperawatan sudah ada. 4. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat. TOTAL
143
0,6
1
0,6
0,4
4
1,6
1
2,2
0,5
3
1,5
0,5
4
2
1
3,5
0,3
4
1,2
0,2 0,4 0,1
4 4 2
0,8 1,6 0,2
1
O–T 2,2 – 3,5 = -1,3
3,8
S–W 3,8 – 1,8 =2
Weakness 1. Proses dokumentasi tidak maksimal karena beban kerja yang tinggi , padahal pendokumentasian merupakan aspek yang legal. 2. Format pengkajian yang sudah tesedia tidak segera diisi lengkap ketika pasien masuk. 3. SAK tidak segera diperbaharui ketika terjadi perubahan pada diagnose keperawatan/ masala pasien. 4. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian belum dilaksanakan secara maksimal. TOTAL b. Ekternal Faktor ( EFAS ) Opportunity 1. Adanya program pelatihan 2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan ( pengembangan SDM ) 3. Mahasiswa ners praktik management untuk mengembangkan system dokumentasi 4. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa. 5. Sistem MPKP yang diterapkan mahasiswa ners. TOTAL Threatened 1. Tingkat kesadaran masyarakat ( pasien dan keluarga ) akan tanggung jawab dan akan tanggung gugat. 2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan TOTAL
144
0,4
2
0,8
0,2
2
0,4
0,2
1
0,2
0,2
2
0,4
1
1,8
0,2 0,05
1 4
0,2 0,2
0,05
4
0,2
0,5 0,2 1
4 2
2 0,4 2,8
0,5
2
1
0,5
2
1
1
2
O–T 2,8 – 2 = 0,8
10
Keuangan (M4) a. Internal faktor (IFAS) Strength 1. ada pendapatan dari jasa medik, untuk pasien dengan biaya BPJS yang dapat diklaim setelah perawatan 2. ada pendapatan dari jasa pelayanan rumah sakit berupa remunerasi 3. ada pendapatan dari jasa pelayanan IRNA medis 4. tiap perawat memperoleh pendapatan dari rumah sakit berupa LP (lauk pauk) 5. pengelolaan RSUD Mardi Waluyo Blitar dikelola oleh pemerintah daerah 6. pengadaan dana operasional ruangan didapatkan dari RSUD Mardi Waluyo Blitar bekerja sama dengan asuransi (ASTEK,ASKES,BPJS,dll) 7. daftar biaya perawatan dan tarif ruangan diruangan melati sudah tertera TOTAL
Weakness 1. jasa insentif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua perawat 2. system administrasi belum terpusat TOTAL
145
0,1
4
0,4
0,1
3
0,3
0,1 0,2
4 4
0,4 0,8
0,1
4
0,4
0,1
4
0,4
0,3
3
0,9
1
3,6
0,1
3
0,3
0,9
2
1,8
1
2,1
S–W 3,6 – 2,1 = 1,5
b. Eksternal Faktor (EFAS) Opportunity 1. Adanya kerjasama dengan perusahaan asuransi 2. Tersedianya dana untuk operasional ruangan 3. Pengeluaran sebagian besar dibiayai institusi 4. Ada kesempatan untuk menggunakan instrument medis dengan re-use sehingga menghemat pengeluran 5. Ada kesempatan untuk menambah penghasilan ruangan dari usaha koperasi TOTAL Threatened 1. Adanya tuntutan dari pasien tentang administrasi yang terperinci sesuai tindakan yang diberikan oleh perawat dan dokter 2. Adanya tuntutan yang lebih maksimal dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih professional sehingga membutuhkan pendanaan yang lebih besar untuk mendanai sarana dan prasarana TOTAL 11
M5 (Mutu) a. Internal faktor (IFAS) Strengrth 1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit 2. Rata – rata BOR cukup baik 3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (BPJS,Umum,Asuransi suasta)
146
0,3 0,2 0,1 0,1
4 2 4 4
1,2 0,4 0,4 0,4
0,3
1
0,3
1
O–T 2,3 – 3 = -0,7
2,3
0,8
3
2,4
0,2
3
0,6
1
3
0,4
2
0,8
0,2 0,2
2 3
0,4 0,6
S–W 2,6 – 1 = 1,6
4. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D3 dan S1 TOTAL Weakness LOS yang memanjang karena perawatan yang lama
0,2 1 1
TOTAL b. Eksternal faktor (EFAS) Opportunity 1. Mahasiwa S-1 Keperawatan Praktik Manajemen 2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa TOTAL Threated 1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi 2. Adanya persaingan antara rumah sakit mengenai peningkatan mutu pelayanan keperawatan TOTAL
0,3 0,7
0,8 2,6
1
1
1 1
4 3
1
1,2 2,1 3,3
0,6
2
1,2
0,4
2
0,8
1
147
4
2
O–T 3,3 – 2 = 1,3
4.2 Diagram Layang IFAS = S – W (x) EFAS = O – T (y) Gambar 4.1 Diagram Layang Analisa SWOT
Kesimpulan : ➢ Kuadran I Expansion (Menunjukkan adanya kekuatan untuk memanfaatkan peluang). Pada kuadran ini terdapat 7 domain, diantaranya : 1. M1 (Man)
= 0,98 : 0,6
2. M3 (Method)
= 1,7 : 0
3. M5 (Mutu)
= 1,6 : 1,3
4. Sentralisasi Obat = 1,5 : 1,3 5. Dokumen Kep.
= 2 : 0,8
148
6. Dischard Planning = 2,4 : 1,1 7. Timbang Terima = 0,2 : 1,3 ➢ Kuadran II Stability (Menunjukkan memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan). Pada kuadran ini terdapat 1 domain, yaitu Supervisi
= -0,4 :
2,8. ➢ Kuadran III Retrenchment (Menunjukkan adanya kelemahan dalam mengatasi ancaman). Pada kuadran ini tidak terdapat domain didalamnya. ➢ Kuadran IV Combination (Menunjukkan adanya kekuatan untuk mengatasi ancaman). Pada kuadran ini terdapat 3 domain, diantaranya : 1. M2 (Material)
= 2 : 0,8
2. M4 (Money)
= 1,5 : 0,7
3. Ronde Kep.
= 0,4 : 1,3
4.3 Perumusan Masalah a. M1 (Man) 1) Perbandingan jumlah tenaga perawat D3 dan S1 masih belum seuai dengan standar ideal kebutuhan perawat yang dibutuhkan ruangan 2) Beban kerja perawat diruangan cukup tinggi karena jumlah kebutuhan perawat tidak memenuhi standar. b. M2 (Material) 1) Penempatan sarana dan prasarana peralatan steril kurang sesuai. c. M3 (Method) 1) MAKP Pelaksanaan model MPKP sudah dilaksanakan tetapi sosialisasi semua tim masih kurang.’ 2) Ronde Keperawatan Ronde Keperawatan belum dilakukan secara teratur 3) Supervisi Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaiaan yang tetap 4) Dokumentasi Keperawatan Penerapan SBAR belum dilaksanakan secara optimal 5) Penerimaan Pasien Baru Penerimaan pasien baru belum dilakukan secara optimal.
149
6) Operan Operan Timbang terima sudah dilakukan dengan baik (PP melaporkan identitas pasien, keluhan utama, DS,DO,MK,dan intervensi) tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan evaluasi tidak lengkap. d. M5 (Mutu) 1) Five Moment Hand Hygiene belum diterapkan dengan baik 2) Jumlah angka kejadian pasien yang mengalami phlebitis sangat besar 3) Resiko jatuh pada pasien sangat mudah terjadi 4.4 Prioritas Masalah Dalam menentukan prioritas masalah digunakan kriteria penilaian meliputi : a.
Mg / Magnitude (Kecenderungan besar dan seringnya kejadian)
b.
Sv / Severity (besarnya kerugian yang ditimbulkan)
c.
Mn / Managebility (berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur perubahannya)
d.
Nc / Nursing concern (perhatian terhadap bidang keperawatan)
e.
Af / Affordability (ketersediaan sumber daya)
Dengan kriteria nilai : 5 : Sangat Sesuai 4 : Sesuai 3 : Cukup Sesuai 2 : Kurang Sesuai 1 : Sangat Kurang Sesuai
150
Tabel 4.2 Prioritas Masalah No
Masalah
Mg
Sv
Mn
Nc
Af
Total
priotitas
(Mg+S v+Mn+ Nc+A) 1.
Perbandingan jumlah tenaga perawat D3 dan S1
3
3
4
3
3
16
V
3
2
4
3
2
14
III
3
2
4
3
4
16
IV
3
4
5
3
3
18
VI
3
4
4
4
3
18
VI
3
3
4
3
3
16
IV
masih belum seuai dengan standar ideal kebutuhan perawat yang dibutuhkan ruangan 2.
Beban kerja perawat diruangan cukup tinggi karena jumlah kebutuhan perawat tidak memenuhi standar
3
Penempatan sarana dan prasarana peralatan steril kurang sesuai.
4.
MAKP Tim sudah laksanakan tetapi sosialisasi semua tim masih kurang
5
Ronde Keperawatan belum dilakukan secara teratur
6
Supervisi belum terstruktur dan tidak
151
ada formulir penilaiaan yang tetap 7
Penerimaan pasien
4
4
5
4
4
25
VII
4
3
4
3
3
17
V
2
3
2
2
2
11
II
2
3
1
2
2
10
I
2
2
2
2
2
10
I
baru belum dilakukan secara optimal. 8
Operan timbang trima sudah dilakukan dengan baik, tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan evaluasi tidak lengkap
9
Five Moment Hand Hygiene belum diterapkan dengan baik.
10
Jumlah angka kejadian pasein yang mengalami phlebitis sangat besar
11
Resiko jatuh pada pasien sangat mudah terjadi
152
4.5 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan Masalah Prioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek dengan menggunakan metode Reinke: a. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = M) b. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I) c. Sensitifitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V) d. Biaya (Cost = C) Nilai yang diberikan pada aspek 1 sampai 5 yaitu : Nilai 1 = sangat kurang penting Nilai 2 = kurang penting Nilai 3 = cukup penting Nilai 4 = penting Nilai 5 = sangat penting Tabel 4.3 Prioritas Cara Pemecahan Masalah No
Alternatif penyelesaian
Efektivitas M
I
V
Efisiensi
Total
C
MxIxV
masalah 1.
Perbandingan
Prioritas
/C 3
3
3
jumlah tenaga perawat D3 dan S1 masih belum seuai dengan standar ideal kebutuhan perawat yang dibutuhkan ruangan
153
4
6,75
VII
2
Beban kerja
3
3
3
4
6,75
VII
3
3
3
2
13,5
IV
3
3
4
3
12
V
3
3
4
3
12
V
3
4
3
4
9
VI
4
4
3
4
12
V
3
3
3
2
13,5
IV
perawat diruangan cukup tinggi karena jumlah kebutuhan perawat tidak memenuhi standar 3
Penempatan sarana dan prasarana peralatan steril kurang sesuai.
4
MAKP Tim sudah laksanakan tetapi sosialisasi semua tim masih kurang
5
Ronde Keperawatan belum dilakukan secara teratur
6
Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaiaan yang tetap
7
Penerimaan pasien baru belum dilakukan secara optimal.
8
Operan timbang trima sudah dilakukan dengan
154
baik, tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan evaluasi tidak lengkap 9
Five Moment
4
4
5
4
16
III
5
4
5
5
20
II
4
4
4
3
21,3
I
Hand Hygiene belum diterapkan dengan baik. 10
Jumlah angka kejadian pasein yang mengalami phlebitis sangat besar
11
Resiko jatuh pada pasien sangat mudah terjadi
155
4.6 POA (PLAN OF ACTIONS) Tabel 4.4 POA Pelaksanaan Alur Supervisi TUJUAN
URAIAN KEGIATAN
Indikator (Kriteria Hasil)
Pengoptimalan kegiatan supervise dan mempu menerapkan supervise keperawatan dengan benar
1. mngajukan proposal pelaksanaan alur supervisi 2. Melaksanakan supervise keperawatan bersama perawat dan kepala ruangan 3. Mendokumentasikan hasil supervise 4. Membuat format supervise
1.
Supervisi dilakukan dengan optimal dan didokumenta sikan dengan baik dan benar
WAKTU dan Tempat Senin 2019
18-02-
PJ
SASARAN
Seluruh mahasiwa praktekdi ruang melati
1. Kepala ruang 2. pelaksana
Perawat
METODE
Diskusi ceramah
&
3. Keluarga pasien
Tabel 4.5 POA Pelaksanaan Ronde Keperawatan TUJUAN
URAIAN KEGIATAN
Indikator (Kriteria Hasil)
Pengoptimalan kegiatan Ronde keperawatan
1. 2. 3.
4. 5.
mngajukan proposal pelaksanaan alur Ronde Melaksanakan Rondekeperawatan bersama perawat dan kepala ruangan serta tenaga kesehatan lainnya Mendokumentasikan hasil ronde keperawatan Membuat format Ronde
Ronde keperawatab dilakukan dengan optimal dan didokumentasikan dengan baik dan benar
WAKTU dan Tempat Kamis 14-02-2019
PJ
Seluruh mahasiwa praktekdi ruang melati
SASARAN
1. ruang
Kepala
2. Perawat pelaksana 3. Dokter 4. Ahli gizi 5. Keluarga pasien
156
METODE
Diskusi ceramah
&
Tabel 4.6 POA Pelaksanaan Timbang Terima TUJUAN
URAIAN KEGIATAN
Indikator
WAKTU dan Tempat
(Kriteria Hasil) Pengoptimalan kegiatan Timbang terima dan mempu menerapkan Timbang terima dengan benar
1. mngajukan proposal pelaksanaan alur timbang terima 2. Melaksanakan Timbang terima bersama perawat dan kepala ruangan serta preconference 3. Mendokumentasikan hasil timbang terima 4. Membuat format timbang terima
Timbang dilakukan dengan optimal dan didokumentasikan dengan baik dan benar
PJ
Senin 18-02-2019kamis 21-02-2018
Seluruh mahasiwa praktekdi ruang melati
SASARAN
METODE
1. Kepala ruang
Diskusi ceramah
2. Perawat pelaksana 3 Mahasiswa
Tabel 4.7 POA Pelaksanaan Timbang Terima
TUJUAN
URAIAN KEGIATAN
Indikator (Kriteria Hasil)
Pengoptimalan 1. mengajukan proposal kegiatan Penerimaan pelaksanaan alur penerimaan pasien baru dan mempu pasien baru menerapkan 2. Melaksanakan penerimaan penerimaan pasien baru bersama perawat pasienbarudengan dan kepala ruangan benar 3. Mendokumentasikan hasil penerimaan pasien baru 4. Membuat format penerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baru dilakukan dengan optimal dan didokumentasikan dengan baik dan benar
157
WAKTU dan Tempat Sabtu 16-02-2019
PJ
Seluruh mahasiwa praktekdi ruang melati
SASARAN
1. Kepala ruang 2. Perawat pelaksana 3. Keluarga pasien
METODE
Diskusi ceramah
&
&
Tabel 4.8 POA Pelaksanaan Timbang Terima TUJUAN
URAIAN KEGIATAN
Indikator (Kriteria Hasil)
1.
2.
Berkurangnya kejadian phlebitis Perawat mampu mencegah terjadinya phlebitis
1. Melaksanakan tindakan pemasangan infus sesuai dengan SOP 2. Melaksanakan tindakan mengoplosan obat injeksi terutama obat NSAID yang mudah mengiritasi perifer dengan cara di oplos dengan wfi dan tidak dicampur dengan obat lainnya 3. Melakukan perawatan infus sekaligus mengcek secra berkala kondisi infus 4. mengikut sertakan keluarga dalam proses perawatan infus 5. evaluasi target pencapaian
Kejadian phlebitis berkurang angka kejadiannya
WAKTU dan Tempat Senin 18-02-2019kamis tanggal 21-022019
PJ
Seluruh mahasiwa praktekdi ruang melati
SASARAN
1. Kepala ruang 2. Perawat pelaksana 3. Keluarga pasien
158
METODE
Diskusi ceramah
&
Tabel 4.9 POA Pelaksanaan Timbang Terima TUJUAN
URAIAN KEGIATAN
Indikator (Kriteria Hasil)
1.
2.
Berkurangn ya kejadian pasien jatuh Perawat mampu mencegah terjadinya pasien jatug
1. Melaksanakan tindakan KIE keluarga pasien mengenai penggunaan alat pengamanan yang tersedia pada bed dan kondisi pasien yang memungkinkan jatuh 2. Membuat tanda / label pasien risiko jatuh sebagai pengingat dan memberi informasi bahwa pasien beresiko jatuh 3. mengikut sertakan keluarga dalam kegiatan pasien safety 4. mengecek secara berkala kondisi pasien dengan risiko jatuh 5. evaluasi target pencapaian
Kejadian pasien jatuh dan pasien berisiko jatuh berkurang angka kejadiannya
WAKTU dan Tempat Senin 18-02-2019kamis tanggal 21-022019
PJ
Seluruh mahasiwa praktekdi ruang melati
SASARAN
1. Kepala ruang 2. Perawat pelaksana 3. Keluarga pasien
159
METODE
Diskusi ceramah
&
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Implementasi 5.1.1 Masalah 1. Tingginya angka risiko jatuh pada pasien di Ruang Melati •
Implementasi: Pemasangan tanda pasien berisiko jatuh beserta himbauan pencegahan kejadian jatuh pada tanggal 25 februari 2019 sejumlah 10 orang di kelas 3 A,B dan C di ruang melati.
2. Tingginya angka terjadinya phlebisi di Ruang Melati •
Implementasi : Melakukan tindakan pemasangan infus sesuai SOP, melaksanakan pengoplosan obat dengan tepat, dan melakukan pengecekan dan perawatan infus secara berkala di Ruang Melati.
3. Belum optimalkan pelaksanaan Five Moment Hand Hygiene : Perawat belum melakukan cuci tangan pada saat sebelum kontak langsung dengan pasien serta sebelum tindakan invasive. •
Implementasi :Telah dilakukan demonstrasi cuci tangan 6 langkah dan Five Moment Hand Higiene setiap pagi yang diikuti oleh kepala ruang, wakil kepala ruang, katim dan perawat pelaksana di Ruang Melati.
4. Belum optimal pelaksanaan Timbang Terima beserta validasi data ke pasien dimana hal tersebut hanya dilakukan pada shift pagi saja. •
Implementasi : Telah dilakukan roleplay operan timbang terima setiap pergantian shift di kamar 3C Ruang Melati
5. Supervisi di Ruang Melati tidak pernah dilakukan •
Implementasi : Tidak terlaksana dikarenakan penyusunan panduan supervise membutuhkan waktu yang lama melebihi jadwal yang sudah dilakukan.
6. Kurang optimalnya penerimaan pasien baru : pasien dan keluarga diberikan KIE mengenai ruangan dan tentang pengelolaan sampah di RS.
160
•
Implementasi : Telah dilakukan rollplay penerimaan pasien baru pada 25 februari 2019 dan dilakukan penerimaan pasien baru pada seluruh pasien baru di kamar 3C ruang melati.
7. Ronde keperawatan •
Implementasi : telah dilaksanakan ronde keperawatan pada tanggal 14 Februari 2018 pada pasien Ny S dengan diagnosa anemia dan melena.
5.2 Hasil Implementasi 5.2.1 Resiko Infeksi a. Kejadian Plebitis Tabel 5.2.1 Resiko Infeksi Kejadian Plebitis No
Variabel
1 2
Jumlah Pasien Plebitis Jumlah Resiko Plebitis
Tanggal 25/02 26/02 3 1 0 0
27/02 1 0
Total 5 0
(Jumlah kejadian plebitis/ Jumlah hari yang dikaji/ jumlah pasien x 100) 5/ 3/ 35 x 100 = 4,76 = 5% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 25-27 februari2019 jumlah kejadian plebitis adalah 5% (Jumlah kejadian resiko plebitis/ Jumlah hari yang di kaji/ jumlah pasien x100) 0/ 3/ 35 x100 = 0% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 25-27 februari 2019 jumlah kejadian resiko plebitis adalah 0%
161
5.2.2 Five Moment Hand Hygiene pre dan post a. Five Moment Hand Hygiene pre Tabel 5.2.2 Five Moment Hand Hygien pre Pertanyaan Sebelum kontak langsung dengan pasien Sebelum tindakan invasif (memberikan injeksi, pasang infus, menyiapkan obat-obatan, menyiapkan makan, memberi makan pasien, rawat luka, dll) Setelah beresiko dengan cairan tubuh (darah, cairan tubuh, urine, dll) Setelah kontak dengan pasien Setelah kontak dengan lingkungan pasien Rata-rata
Px1 Ya Tdk √
Px 1 Ya Tdk √
Px 3 Ya Tdk √
Px 4 Ya Tdk √
Px 5 Ya Tdk √
Presentase 40 %
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
80%
√
√
√
10 0
0
10 0
0
10 0
162
√
0
60
40
60
√
60%
40
100%
b. Five Moment Hand Hygien post Tabel 5.2.3 Five Moment Hand Hygien post Pertanyaan
Px1 Ya tdk
Px 1 ya tdk
Px 4 ya tdk
Px 5 ya tdk
Presentase
√
Px 3 ya Td k √
Sebelum kontak langsung dengan pasien Sebelum tindakan invasif (memberikan injeksi, pasang infus, menyiapkan obatobatan, menyiapkan makan, memberi makan pasien, rawat luka, dll) Setelah beresiko dengan cairan tubuh (darah, cairan tubuh, urine, dll) Setelah kontak dengan pasien Setelah kontak dengan lingkungan pasien Rata-rata
√
√
√
100 %
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
100%
√
√
√
√
√
√
√
√
10 0
0
10 0
0
10 0
0
√ √
10 0
0
100%
80
20
5.2.3 Kejadian Jatuh 1. Kejadian Jatuh Tabel 5.2.4 Kejadian jatuh pasien dari tanggal 25 sampai 27 februari 2019 No 1 2
Variabel Jumlah Pasien Jatuh Jumlah Resiko Jatuh
Tanggal Total 25/02/2019 26/02/2019 27/02/2019 0 0 0 0 9
8
6
(Jumlah pasien jatuh / jumlah hari pengkajian / jumlah pasien x 100)
163
80%
23
100%
0 / 3 / 35 x 100 = 0% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 2527 februari 2019 jumlah kejadian jatuh adalah 0 % (Jumlah pasien resiko jatuh / jumlah hari pengkajian / jumlah pasien x 100) 23/ 3/ 35 x 100 = 21,9 = 22% Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 25-27 februari 2019 jumlah kejadian resiko jatuh adalah 22% 2. Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh (Pre) Tabel 5.2.5 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 5 Februari 2019 Nama No
Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko jatuh
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
7
Tn. A
50%
Resiko rendah jatuh
8
Tn. A
75%
Resiko tinggi jatuh
9
Ny. S
60%
Resiko tinggi jatuh
10
Ny. N
20%
Tidak Beresiko jatuh
11
Ny. F
50%
Resiko rendah jatuh
12
Ny. N
35%
Resiko rendah jatuh
13
Ny. R
35%
Resiko rendah jatuh
164
14
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
15
Ny. A
60%
Resiko tinggi jatuh
Tabel 5.2.6 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 6 Februari 2019
Nama No
Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko jatuh
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
7
Tn. A
50%
Resiko rendah jatuh
8
Tn. A
75%
Resiko tinggi jatuh
9
Ny. S
60%
Resiko tinggi jatuh
10
Ny. N
20%
Tidak Beresiko jatuh
11
Ny. F
50%
Resiko rendah jatuh
12
Ny. N
35%
Resiko rendah jatuh
13
Ny. R
35%
Resiko rendah jatuh
14
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
15
Ny. A
60%
Resiko tinggi jatuh
16
Ny. N
50%
Resiko rendah jatuh
17
Ny. M
35%
Resiko rendah jatuh
18
Tn. B
50%
Resiko rendah jatuh
19
Ny. S
50%
Resiko rendah jatuh
165
Tabel 5.2.7 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 7 Februari 2019 Nama No
Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko jatuh
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
7
Tn. A
50%
Resiko rendah jatuh
8
Tn. A
75%
Resiko tinggi jatuh
9
Ny. S
60%
Resiko tinggi jatuh
Keterangan Tidak Beresiko Resiko rendah Resiko tinggi
0-24 % 25-50 % >51 %
3. Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh (Post) Tabel 5.2.8 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 25 Februari 2019
No
Nama Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko Jatuh
166
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
7
Tn. A
50%
Resiko rendah jatuh
8
Tn. A
75%
Resiko tinggi jatuh
9
Ny. S
60%
Resiko tinggi jatuh
Tabel 5.2.9 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 26 Februari 2019
No
Nama Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko Jatuh
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
7
Tn. A
50%
Resiko rendah jatuh
8
Tn. A
75%
Resiko tinggi jatuh
Tabel 5.2.10 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh Pada Tanggal 27 Februari 2019
No
Nama Pasien
Skor
Keterangan
1
Tn. B
60%
Resiko tinggi jatuh
2
Tn. M
75%
Resiko tinggi jatuh
3
Tn. R
90%
Resiko tinggi jatuh
4
Ny. N
45%
Resiko rendah jatuh
167
5
Tn. U
20%
Tidak Beresiko Jatuh
6
Ny. S
65%
Resiko tinggi jatuh
Keterangan Tidak Beresiko Resiko rendah Resiko tinggi
0-24 % 25-50 % >51 %
4. Diagram Pre dan Post Kejadian Pasien Jatuh Diagram 5.2.1 Kejadian Pasien Jatuh Pre dan Post 0.18
0.16 0.14 0.12 0.1
RESIKO TINGGI RESIKO RENDAH
0.08
TIDAK BERESIKO 0.06 0.04 0.02 0 PRE
POST
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk monitoring resiko jatuh mengalami penurunan dari pre intervensi dengan nilai rata-rata keseluruhan 42,59% menjadi 22,84% saat post-intervensi. Masing-masing item resiko jatuh mengalami penurunan sebagai berikut yaitu resiko tinggi dengan nilai pre-intervensi 20,95% menjadi 14,28% post-intervensi, resiko rendah jatuh mengalami penurunan dengan nilai pre-intervensi 16,19% menjadi 4,76% post-intervensi, yang tidak beresiko mengalami penurunan
168
dengan nilai pre-intervensi 4,76% menjadi 3,80% post-intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan yang signifikan selama dilakukan evaluasi. 5.2.4 Handover (Timbang Terima) Telah dilakukan timbang terima pada 7 pasien 3C selama 3 minggu yaitu pada shift pagi, sore, malam No
Tabel 5.2.11 Timbang Terima selama 3 minggu Pelaksanaan Pre Post
1
Kedua kelompok dinas sudah siap
100% 100%
2
Shif yang mau mempersiapkan hal-hal yang
100% 100%
akan disampaikan 3
Ketua tim yang mau menyampaikan: kondisi 100% 100% atau keadaan umum klien, tindak lanjut untuk dinas yang menerima laporan, rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4
Penyampian kondisi pasien, tindak lanjut
100% 100%
untuk dinas dan rencana kerja dilakukan dengan jelas, singkat, akurat, dan tidak terburu-buru 5
Ketua tim dan semua anggota tim bersama-
100% 100%
sama langsung melihat keadaan pasien 6
Tim yang mengoperkan tugas diberi
100% 100%
kesempatan kepada tim yang menjalankan tugas untuk bertanya 7
Tim yang mengoper tugas menyerahkan
100% 100%
semua berkas catatan perawatan kepada tim yang akan menjalankan tugas untuk menerima operan Rata-rata
100% 100%
169
Diagram 5.2.2 Timbang Terima Pre dan Post
Timbang terima Pre dan Post 120%
100%
80%
60%
40%
20%
0% Pre
Post
Dari diagram tersebut didapatkan hasil bahwa pelaksanaan timbang terima pre dan post pelaksanaan dengan hasil 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan timbang terima menunjukan dalam kategori baik. 5.2.5 Orientasi Pasien Baru Hasil Penilaian tindakan orientasi pasien baru di ruang melati ;
Tabel 5.2.12 Orientasi Pasien Baru No Tahapan Prosedur Pelaksanaan
P1
P2
P3
P4
P5
1
√
√
√
√
√
-
√
-
√
√
-
√
-
√
√
Berikan salam pada pasien dan keluarga
2
Perawat memperkenalkan diri kepada pasien
3
Perkenalkan perawat yang bertanggung jawab selama perawatan
170
4
Perkenalakan dokter yang
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
√
-
√
-
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
bertanggung jawab selama perawatan 5
Perawat menjelaskan tentang ruangan/ lingkungan (kamar mandi, ruang perawat, ruang sholat, depo obat dan laboratorium)
6
Perawat menjelaskan cara memanggil perawat
7
Perawat menjelaskan aturan dan tata tertib rumah sakit
8
Perawat menjelaskan manajement keselamatan jalur evakuasi
9
Perawat menjelaskan manajeman keselamatan pencegahan jatuh
10
Perawat menjelaskan manajemen keselamatan penggunaan gelang identitas pasien
11
Perawat mengajarkan hand hygiene
-
-
-
-
-
12
Perawat menjelaskan pemilahan
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
√
√
√
√
√
tempat sampah 13
Perawat menjelaskan penyimpanan barang-barang berharga pasien maupun keluarga pasien
14
Perawat menanyakan kembali kejelasan akan informasi yang telah disampaikan
15
Perawat mencatat pada checklist/lembar penerimaan pasien baru dan lengkapi tanda tangan oleh kedua pihak
Presentase
60% 66,6% 53,3% 60% 60%
171
Presentase rata-rata
59,98%
Hasil Evaluasi Tindakan Orientasi Pasien Baru Di Ruang Melati
Tabel 5.2.13 hasil evaluasi tindakan pasien baru di Ruang Melati No Tahapan Prosedur
P1
P2
P3
P4
P5
√
√
√
√
√
-
√
-
√
√
Perkenalkan perawat yang -
√
-
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
√
-
√
-
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
Pelaksanaan 1
Berikan salam pada pasien dan keluarga
2
Perawat memperkenalkan diri kepada pasien
3
bertanggung jawab selama perawatan 4
Perkenalakan dokter yang bertanggung jawab selama perawatan
5
Perawat menjelaskan tentang ruangan/ lingkungan (kamar mandi, ruang perawat, ruang sholat, depo obat dan laboratorium)
6
Perawat menjelaskan cara memanggil perawat
7
Perawat menjelaskan aturan dan tata tertib rumah sakit
8
Perawat menjelaskan manajement keselamatan jalur evakuasi
172
9
Perawat menjelaskan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
√
-
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
√
√
√
√
√
manajeman keselamatan pencegahan jatuh 10
Perawat menjelaskan manajemen keselamatan penggunaan gelang identitas pasien
11
Perawat mengajarkan hand hygiene
12
Perawat menjelaskan pemilahan tempat sampah
13
Perawat menjelaskan penyimpanan barangbarang berharga pasien maupun keluarga pasien
14
Perawat menanyakan kembali kejelasan akan informasi yang telah disampaikan
15
Perawat mencatat pada checklist/lembar penerimaan pasien baru dan lengkapi tanda tangan oleh kedua pihak
Presentase
66,67% 66,67% 60%
Presentase rata-rata
64,02%
173
60% 66,67%
Diagram 5.2.3 Perbandingan pelaksanaan orientasi pada pengkajian dan evaluasi di Ruang Melati.
65% 64% 63% 62% 61% 60% 59% 58% Pre
Post
5.2.6 Supervisi Berdasarkan pengkajian awal selama 1 minggu mulai tanggal 11-21 Februari 2019, hasil dari wawancara kepada kepala ruang bahwa supervise dilakukan
sewaktu-waktu
namun
tidak
terstruktur
karena
belum
adanyapanduan dan jadwal supervise yangjelas. Setelah dilakukan sosialisasi supervise pada hari senin 25 februari 2019 kemudian dilakukan evaluasi oleh mahasiswa dengan waktu yang lama meleihi jadwal yang sudah ditentukan. 5.2.7 Ronde keperawatan Ronde keperawatan Ny S dengan Anemia+Melena di ruang 3C sudah dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2019.
174
5.3 Pembahasan 5.3.1 Risiko Jatuh Pada evaluasi monitoring pasien risiko jatuh terdapat penurunan nilai risiko jatuh yaitu pada pre intervensi 41% dan pada post intervensi 22%.Terdapat penurunan yang signifikan pada nilai risiko jatuh Penurunan ini dapat terjadi dikarenakan pemberian monitoring sosialiasasi risiko jatuh. Monitoring sosialisasi yang dibuat disini ada;ah untuk menghindari risiko jatuh pada pasien dewasa dan geriatric , dengan demikian menghindaridan mengurangi risiko jatuh.(Indah Puji, 2014). Pada kebijakan dan tata tertib yang berada di rumah sakit tentang penurunan skala risiko jatuh. Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cidera perlu dilakukan pengakajian diawal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan pasien ( Depkes RI 2006). 5.3.2 Kejadian phlebitis Pada evaluasi monitoring pasien phlebitis didapatkan hasil pada pre intervensi 7.61 % dan pada post intervensi 4.76%. terdapat penurunan kejadian phlebitis kurang lebih 3% selama 3 hari evaluasi.Angka kejadian phlebitis termasuk infeksi nosocomial yang merupakan salah satu indicator mutu dalam standar pelayanan rumah sakit dimana angka standar yang menjadi acuan adalah ≤1.5% (Kemenkes,2008) angka kejadian phlebitis tidak boleh melebihi 5% (wayunah,2011) Lama pemasangan catheter infus sering dikaitkan dengan insidensi kejadian phlebitis. May dkk ( 2005) melaporkan hasil dimana mengganti tempat ( rotasi ) kanula ke lengan kontralateral setiap hari pada 15 pasien menyebabkan bebas flebitis.namun, dalam uji control acak yang dipublikasi
175
baru-baru ini oleh Webster disimpulkan bahwa kateter bisa dibiarkan aman ditempatnya lebih dari 72jam. Jika tidak ada kontraindikasi.The Centers For Disease Control dan Prevention menganjurkan penggantian kateter setiap 72-96jam untuk membatasi potensi infeksi ( Darmawan 2008 O) 5.3.3 Orientasi Pasien Baru Dari evaluasi didapatkan hasil nilai rata-rata dari 59,98% meningkat menjadi 64,02% yang mana sudah termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat disimpukan bahwa pelaksanaan orientasi pasien baru terjadi peningkatan yagcukup signifikan. Tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak hal-hal yang tidak disampaikan oleh perawat seperti tidak memberikan lembar tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban pasien. Kemudian untuk management keselamatan pasien pun masih ada beberapa yang terlewatkan. Untuk hand hygiene perawat sudah menyampaikan kepada keluarga dan pasien. Menurut Sofyandi (2008), orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap situasi atau lingkungan. Pengenalan atau orientasi perlu diprogramkan karena adanya sejumlah aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan baru,antara lain : berupa kecemasan apakah ia diterima dalam lingkungan yang baru dan harapan yang tidak realistis karena tidak mempunyai gambaran atau informasi yang jelas dan lengkap tentang lingkungan yang baru. Untuk itu diperlukan proses sosialisasi supaya pasien dapat segera menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. seperti dinyatakan oleh Yahya (2009) bahwa seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak-haknya, maka hubungan petugas rumah sakit (termasuk perawat ) dan pasien mengalami perubahan yang sangat berarti dari hubungan yang dulunya lebih menyerupai hubungan prangtua anak (paternalistic) bergeser menjadi hubungan yang bersifat kemitraan (partnership).
176
Tahap kerjasama yang baik antara pasien dengan profesi kesehatan yang ada dirumah sakit, harus ditingkatkan dengan baik.oleh karena itu agar pelayanan dapat memuaskan pasien/ keluarga, maka petugas pelayanan dapat memenuhi persyaratan pokok, pelayanan ini bisa berlaku pula untuk pelayanan keperawatan khususnya dalam tindakan orientasi pasien baru .Perawat harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam menyampaikan informasi yang harus disampaikan kepada keluarga/pasien. Diharapkan untuk tahap-tahap dalam pelaksanaan orientasi baru tidak ada yang terlewatan sehingga mampu didapatkan nilai pencapaian 100% Dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pelayanan
yang
berkesinambungan serta kepuasan pasien,perawat perlu untuk selalu memberikan informasi kepada setiap pasien baru sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat dengan mengacu pada protap yang ditetapkan dari RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. 5.3.4 Handover (Timbang Terima) Dari hasil implementasi yang dilaksanakan, telah dilakukan timbang terima di ruang 3c selama 2 minggu , yaitu dengan cara perawat yang bertugas shift pagi melakukan timbang terima kepada shift sore pada saat pergantian shift begitu pula dengan shift sore ke malam, shift malam ke shift pagi. Dari diagram diatas didapatkan hasil bahwa pelaksanaan timbang terima pre dan post
pelaksanaan dengan hasil yang sama dapat
dipresentasikan 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan timbang terima menunjukkan dalam kategori terbaik. Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien dengan tujuan menyampaikan kondisiatau keadaan pasien secara umum pasien
177
menyampaikan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, tersusun renaca kerja berikutnya. ( Nursalam,2012) Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiaatn yang telah/ belum dilaksanakan. 5.3.5 Five Moment Cuci Tangan Hasil yag didaptkan saat pengkajian situasi awal dirasa belum optimal sehingga perlu adanya peningkatan perilaku perawat untuk melakukan cuci tangan five moment terkait dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial pada pasien. Setelah dilakukan implementasi selama 2 minggu berupa sosialisasi, re-dukasi dan pemberian reward berupa perawat terbaik didapatkan hasil evaluasi rata-rata sebanyak 90% perawat ruang melati melakukan five moment cuci tangan dengan sebanyak 74% perawat di ruang melati telah melakukan cuci tangan five moment sebelum kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan pasien sebesar 80% dan sebesar 100% setelah kontak dengan lingkungan pasien. Setelah itu terdapat peningkatan hasil rata-rata dari nilai 66% menjadi 88%. Implementasi yang dilakukan cukup efektif dengan adanya peningkatan sebesar 22% dengan diberikannya sosialisai, re-dukasi dan pemberian reward, selain itu perawat juga diberikan saran saran sebagai upaya kepatuhan dalam pelaksanaan fife moment cuci tangan. Menurut Payle (1898,, dalam Wardani, 2011) membagi kepatuhan menjadi tiga yaitu kepatuhan penuh, kepatuhan sebagian, dan ketidakpatuhan. Kepatuhan merupakan kondisi dimana perawat secara konsisten dan penuh kesadaran melakukan apa yang disarankan, kepatuhan sebagian adalah kondisi dimana
178
perawat terkadang mengikuti saran dan terkadang tidak dan ketidakpatuhan adalah kondisi dimana perawat meninggalkan saran dan anjuran. Kebersihan tangan ( Hand Hygiene) merupakan suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara ( Perdalin, 2013). Berdasarkan jurnal yang dikutip dalam Fauzia (2014) mengatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam melaksanakan hand hygiene. Faktor individu yang mempengaruhi yaitu pengetahuan, sikap, bebean kerja, dan motivasi. Faktor organisasi meliputi ada tidaknya prosedur tetap, sanksi, penghargaan, dukungan, pelatihan dan ketersediaan fasilitas sara dan prasarana yang menunjang pelaksanaan hand hygiene. Faktor lingkungan meliputi air dan arsitektur bangunan. Penerapan cuci tangan pada perawat juga harus oleh kesadaran perawat itu sendiri dalam melindungi diri dan pasien dari bahan infeksius serta kesadaran dalam menjalankan SOP yang benar. Kebiasaan mencuci tangan perwat di rumah sakit, merupakan perilaku mendasar dalam upaya pencegahan cross infection
(infeksi silang). Pengetahuan merupakan
elemen yang sangat penting untuk terbentuknya tindakn seseorang. Perawat juga harus memiliki pengetahuan tentang cuci tangan dengan benar sebagai upaya pencegahan infeksi nosokomial dirumah sakit sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan ( Fauzia,2014) Salah satu langkah dari pihak untuk meningkatkan pengetahuan perawat adalah dengan mengadakan pelatihan atau sosialisasi secara periodik terhadap pelaksanaan hand hygiene. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pelatihan merupakan upaya untuk melakukan perubahan perilaku efektif yang meliputi perubahan sikap seseorang terhadap sesuatu. Pendapat lain mengatakan bahwa pelatihan dapat
179
memberrikan informasi kepada perawat untuk membentuk sikap positif dan meningkatkan
ketrampilan
dalam
melaksanakan
tugas-tugasnya
(
Fauzia,2014). 5.3.6 Supervisi Berdasarkan hasil evaluasi mahasiswa selama tanggal 4 Febuari sampai 2 Maret 2019 diruang melati yaitu sudah dilakukan sipervisi dari karu ke katim maupun ke perawat pelaksana. Hal ini dikarenakan penyusunan panduan supervisi keperawatan yang alam sehingga membuat waktu implementasi suoervisi keperawatan menjadi singkat, eblum adanya jadwal yang terstruktur, dan tingginya beban kerja perawat ruangan. Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai dengan pemberian bimbingan, penggerakan atau motivasi dan pengarahan ( Depkes, 2008). Supervisi berarti individu yang mempunyai otoritas dalam dalam memperrhatikan pegawai mereka, untuk menyewa, memindahkan,
menangguhkan,
mempromosikan,membebas
memecat,
tugaskan,
memanggil
menandatangani,
kembali,
memberikan
hadiah atau mendisiplinkan pegawai lainnya atau bertaanggung jawab untuk mengarahkan mereka atau mengani keluhan mereka atau secara efektif menganjurkan suatu tindakan. Jika berkaitan dengan diatas, pelaksanaan otoritas semacam itu tidak semat-mata rutinitas atau sifat administrasi tetapi juga penggunaan penilaian yang independen. Menurut (Izzah, 2002) bahwa supervisi dapat optimal ketika dilakukan satu kali dalam satu harinya akan memilih peluang kinerja lebih baik dibandingkan perawat pelaksana yang mendapatkan superrvisi dua kali atau lebih dalam satu hari. Supervisi merupakan bagian yang penting dalam manajemen keperawatan,salah satu fungsi manajemen ialah directing dimana didlamnya terdapat kegiatan supervisi keperawatan. Implementasi supervisi diruang melaati belum terlaksanakan optimal dikarenakan belum adanya jadwal
180
supervisi yang berkala, beban kerja yang lebih serta kurangnyamotivasi baik kpala ruang maupun ketua tim terhadap pelaksana supervisi. 5.3.7 Ronde Keperawatan Ronde keperawatan diruang 3C telah dilaksanakan pada Ny. S dengan diagnosa medis Anemia+Melena. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat katim dan atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota ( Kuntoro, 2010). Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi maslah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan yang diakukan oleh perawat primer, kepala ruang dan perawatan pelaksana serta melibatkan seluruh anggota lain (Kuntono, 2010).
181
BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan bahwa untuk memonitoring resiko jatuh mengalami penurun dari pre intervensi dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 41% menjadi 22% saat post intervensi 2. Dari hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa pelaksanaan orientasi pasien baru pre dan post pelaksanaan orintasi pasien baru dapat dipresentasikan 59.98% menjadi 64.02% 3. Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa pelaksanaan timbang terima pre dan post pelaksanaan dengan hasil sama dapat dipresentasikan 100% 4. Dari hasil pengkajian Five Moment Hard Hygiene didapatkan hasil setelah post intervensi adalah dari 40% menjadi 100% 5. Berdasarkan pengkajian awal selama 1 minggu mulai tgl 2019, hasil dari wawancara kepada kepala ruangan bahwa supervisi dilakukan sewaktuwaktu namun tidak terstruktur karena belum adanya panduan dan jadwal supervisi yang jelas 6. Pada tanggal 14 februari 2019 dilaksanan ronde keperawatan di ruangan melati pada pasien Ny S dengan anemia + melena di ruangan 3C yang dihadiri oleh ahli gizi, kepala ruangan, perawat katim, perawat pelaksana 7. Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan bahwa untuk angka kejadian plebitis mengalami penurunan dari pre intervensi dan pre intevensi dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar7.61% menjadi 4.76% saat post intevensi 6.2 Saran 1. Bagi Mahasiswa Setelah dilakukan manajemen keperawatan diharapkan dapat mengaplikasikan
peran
dan
manajemen keperawatan
182
meningkatkan
kemampuan
terkait
2. Bagi Ruangan Setelah
dilakukan
manajeman
keperawatan
diharapkan
dapat
meningkatkan mutu dan usaha dalm pemberian pelayanan asuhan keperawatan yang profesional dan kemprehensif sehingga dapat memberikan kepuasan pada pasien dan keluarga. Serta pemberian pelayanan terhadap bio, psiko, sosial, spiritual dan kultir pasien dapat terpenuhi dengan baik. Setelah dilakukan implementasi orientasi pasien baru diharapkan perawat dapat meningkatkan pelaksanaan orientasi pasien baru lebih optimal. Setelah
dilakukan
implementasi
pendokumentasian
asuhan
keperawatan diharapkan dapat dilaksanankan secara terus menerus, serta dalam pengisisan dokumentasi asuhan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan yang telah ditetapkan di rumah sakit. Setelah dilakukan implementasi supervisi keperawatan diharapkan untuk kedepannya bisa lebih terjadwal dalam pelaksanaan supervisi dan terdokumentasi pada setiap supervisi yang dilakukan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu di Ruang Melati.
183
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan,I.2008.Flebitis,apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya.Edisi 2 Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Depkes,I.2006.Panduan Nasional Sakit.Depkes.Jakarta.
Keselamatan
Pasien
cara Rumah
Depkes RI.2008.Modul Management dan Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit Ruang Rawat Rumah Sakit.Bandung: Depkes. Fauzia,Ansyori dan Hariyanto.2014.Kepatuhan Standar Prosedur Operasional Hand Hygiene Pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.Bandung. Hartatik, Indah Puji.2014 Buku Pintar Membuat SOP.Flash Books.Yogyakarta. Izzah, Nur.2002. Hubungan Teknik dan Frekuensi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana diRuang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Batang Jawa Tengah.Jawa Tengah. Kuntoro,A.2010. Buku Ajar Managemen Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika. Nursalam, 2011.Managemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Professional. Edisi 3.Jakarta: Salemba Medika. Nursalam.2012.Management Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.3rd edn . Salemba Medika.Jakarta. Sofiyandi,Herman.2008.Management Sumber Daya Manusia . Penerbit L:Graha Ilmu.Yogyakarta. Wadani,S.J.,2011.Hubungan Antara Praktik Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Kelurahan Sugiwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Tebalang Kota Semarang.Semarang. Wahyunah.2011.Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Therapi Infus dengan Kejadian flebitis dan kenyamanan pasien di ruang raawat inap RSUD Indramayu. Thesis.Fakultas keperawatan ,Universitas Indonesia. Yahya, IF.2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas komunitas terapeutik perawat pelaksanaan di ruang rawat inap RS SumberWaras Jakarta. Skripsi.
184
LAMPIRAN
185
PROPOSAL DISCHARGE PLANNING PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2: Laurentina Dos Reis Lopes
1814314901019
Lufi Yetur Romzi
1814314901005
Muhkhammad Agus Sholi
1814314901006
Melinda Fandasari
1814314901023
Nelci Elvina G B
1814314901007
Refi Andi Alamsyah
1814314901008
Ria Rosanti
1814314901009
Safitri
1814314901011
Sifra Parinussa
1814314901025
Siska Putri Utami
1814314901012
Vannessia Prasetya Cia
1814314901016
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG 2019
186
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROPOSAL DISCHARGE PLANNING PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR Telah disetuji Hari : Tanggal :
Blitar,
Maret 2019
Mengetahui, Kepala Ruangan Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Eko Sugiyono S, Kep., Ns NIP. 196702031988031010 Pembimbing Lahan
Pembimbing Intitusi
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns
Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016
NIDN. 0729018101
187
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN Asuhan keperawatan merupakan kegiatan memberikan tindakan keperawatan terhadap klien baik secara mandiri atau kolaboratif melalui pendekatan terminologi keperawatan. Asuhan keperawatan diberikan secara berkesinambungan dan komprehensif, mulai pasien datang, selama perawatan dan menjelang pulang. Untuk menjamin pelayanan keperawatan secara optimal, diperlukan suatu metode atau pendekatan orientasi yang terintegrasi. Setelah mendapatkan orientasi yang cukup tentang pelayanan kesehatan (tempat pelayanan, peraturan rumah sakit, dan administratif), diharapkan klien dapat menjalani perawatan dengan optimal. Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan, klien akan kembali beraktifitas seperti sediakala. Demi menjamin kesehatan klien secara berkesinambungan dirumah, diperlukan adanya suatu perencanaan pulang (discharge planning), yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien dan menurunkan biaya-biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi lanjut, dengan adanya discharge planning klien dapat mempertahankan kesehatannya dan membantu klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri (Jane Erwin 1999). Discharge Planning di ruang Melati sudah dilakukan tetapi belum optimal. Di ruangan belum tersedia sarana discharge planning seperti: leaflet untuk 10 kasus terbanyak. PKMRS dilakukan
namun tidak terjadwal dan dilaksanakan oleh
mahasiswa keperawatan yang berdinas. Apabila tidak ada mahasiswa yang sedang praktik, PKMRS dilakukan oleh perawat ruangan atau petugas kesehatan lain yang berkepentingan Program pendidikan profesi Ners stikes maharani malang diharapkan mampu menjadi role model dalam pelaksanaan discharge planning di ruang melati Rumah SaKIT Mardi Waluyo Blitar secara benar. Oleh karena itu dengan adanya penerapan discharge planning , diharapkan dapat dijalankan secara berkelanjutan,
188
dengan demikian diharapkan tujuan peningkatan kualitas kesehatan pasien dapat tercapai secara optimal. 1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa dan perawat di Ruang Melati mampu menerapkan discharge planning dengan baik dan benar. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi kebutuhan klien terhadap discharge planning. 2. Mengidentifikasi masalah klien dalam discharge planning. 3. Mempersiapkan klien dalam menjaga status kesehatan selama di rumah. 4. Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang perawatan klien di rumah yang meliputi diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat kontrol. 5. Melakukan evaluasi kepada klien atau keluarga selama pelaksanaan discharge planning. 6. Mendokumentasikan pelaksanaan discharge planning.
1.3 MANFAAT 1.3.1 Klien 1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan klien. 2. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarganya dalam kesiapan perawatan di rumah. 3. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarganya dalam melakukan perawatan diri sendiri di rumah.
1.3.2 Bagi Mahasiswa 1. Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dan klien sebagai penerima pelayanan.
189
2. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana dalam discharge planning pada penyembuhan klien. 3. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada klien saat di rumah. 4. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang telah dimiliki serta mengaplikasikannya. 5. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif untuk menentukan perencanaan pulang bagi pasien secara tepat.
190
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENGERTIAN Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi
yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft, 1990). Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistimatis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 1999). Menurut Hurts (1990) yang dikutip Kristina (2007) perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan perawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi di mana perawat profesional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien di mana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya (Swenberg, 2000 dalam Kristina, 2007). 2.2 BAGIAN DARI DISCHARGE PLANNING Menurut Rich O’Boyle (1999) discharge planning terdiri dari : 1.
Memastikan klien berada di lokasi yang aman setelah klien pulang
2.
Memutuskan perawatan klien lanjut yang dibutuhkan, asisten yang dibutuhkan atau peralatan spesial yang diperlukan kemudian.
3.
Mengatur pelayanan keperawatan di rumah (home care).
4.
Memilih tenaga kesehatan atau Puskesmas terdekat yang akan memonitor kesehatan klien dan keperluan medis lainnya setelah tiba di rumah.
191
5.
Memberi pelajaran singkat kepada keluarga yang akan menjaga klien di rumah tentang keterampilan yang diperlukan untuk merawat klien.
6.
Melaksanakan rentang perawatan antara RS dengan masyarakat.
2.3 TUJUAN Menurut Jipp dan Sirass (1998) discharge planning bertujuan untuk : 1.
Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.
2.
Menyiapkan kemandirian klien.
3.
Meningkatkan kemandirian yang berkelanjutan pada klien.
4.
Membantu rujukan klien pada sistem pelayanan yang lain.
5.
Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam mempertahankan status kesehatan klien.
2.4 JENIS PEMULANGAN PASIEN 1. Conditional discharge ( pulang sementara untuk cuti) Keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat. Akan tetapi di ruang Marwah 4 tidak terdapat pemulangan pasien yang cuti. 2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya). Cara ini merupakan akhir dari hubungan klien dengan rumah sakit, namun apabila klien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali 3. Judicial discharge (pulang paksa atau pindah RS lain) Kondisi klien ini diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus tetap dipantau dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat. Pada ruang Marwah 4 jika pasien menginginkan pulang paksa maka pasien atau keluarga harus mengisi informed consent terlebih dahulu, agar pihak rumah sakit tidak disalahkan jika ada risiko setelah di rumah.
192
4. Meneruskan dengan obat jalan (kontrol di poliklinik). 5. Meninggal. 6. Pasien melarikan diri.
2.5 KOMPONEN PERENCANAAN PULANG (KOMPONEN DISCHARGE PLANNING) A. Pada saat pasien masuk ruangan: 1.
Menyambut kedatangan pasien
2.
Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah ruangan
3.
Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain
4.
Melakukan pengkajian keperawatan
5.
Menyampaikan kepada keluarga perkiraan lama masa perawatan.
B. Selama masa perawatan: 1.
Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain
2.
Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang muncul sampai dengan evaluasi perkembangan pasien selama dirawat.
3.
Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrol
C. Persiapan pasien pulang: 1. Perawatan di rumah Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health education) mengenai aturan diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat kontrol. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tingkat pemahaman klien dan keluarga mengenai perawatan selama klien di rumah nanti. 2. Obat-obatan yang masih dikonsumsi klien dan dosisnya Penjelasan mengenai obat-obatan klien yang masih harus diminum, dosis, cara pemberian dan waktu yang tepat untuk minum obat, efek samping yang mungkin muncul.
193
3. Obat-obatan yang dihentikan Pada pasien umum kalau ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh klien, obat-obatan tersebut tetap dibawakan ke klien, tetapi pada pasien JPS atau Askes obat yang tidak diberikan atau diminumkan lagi dikembalikan ke Depo farmasi. 4. Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan foto selama dirawat di RS dibawakan pulang pada klien, tetapi untuk hasil pemeriksaan laboratorium asli menjadi milik RS. 5. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, surat rujukan dll. 2.6 TINDAKAN KEPERAWATAN PADA WAKTU PERENCANAAN PULANG 1.
Pendidikan kesehatan : Diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga, meliputi : a.
Kontrol (waktu yang tepat)
b.
Diet/nutrisi yang harus konssumsi
c.
Aktivitas, istirahat dan kontrol
d.
Perawatan diri (kebersihan dan mandi)
2. Program pulang bertahap : Bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat dan antara lain apa yang harus dilakukan pasien dirumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga. 3. Rujukan : Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawat komunitas atau praktek mandiri perawat dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.
194
2.7
PERAN PERAWAT DALAM DISCHARGE PLANNING 1.
Kepala Ruangan a. Membuka acara discharge planning kepada pasien b. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
2.
Perawat Primer a. Membuat rencana discharge planning b. Membuat leaflet dan kartu discharge planning c. Memberikan konseling d. Memberikan pendidikan kesehatan e. Menyediakan format discharge planning f. Mendokumentasikan discharge planning g. Melaksanakan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai dengan akhir perawatan)
3.
Perawat Associate Ikut membantu
melaksanakan discharge planning yang telah
direncanakan oleh perawat primer
195
2.8
ALUR DISCHARGE PLANNING
Dokter dan tim kesehatan
PP dibantu PA
Keadaan pasien : 1. Klinis dan pemeriksaan penunjang 2. Tingkat ketergantungan pasien
Perencanaan pulang
Penyelesaian administrasi
Program HE : -
Lain-lain
Kontrol dan obat/perawatan Kebutuhan nutrisi/Gizi Aktivitas dan istirahat Perawatan di rumah
Monitoring (sebagai program Service safety ) oleh petugas kesehatan dan keluarga
Keterangan: : Yang diperagakan (di rule play).
Nursalam, 2002
196
BAB 3 RESUME KEGIATAN
3.1 PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Rencana Kegiatan Topik
: Discharge Planning Tahap I
Sasaran
: Klien dan keluarga yang ada di ruang Melati kamar 3c
Hari/tanggal
: Senin, 18 Februari 2019
Waktu
: 09.00 WIB - Selesai
Tempat
: Ruang melati Rumah Sakit Mardi Waluyo Blitar
2 . Presensi : 1. Pembimbing Akademik
: Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
2. Pembimbing Ruangan
: Sri Anah Puji Lestari S,Kep.Ns
3. Supervisor
: Sri Anah Puji Lestari S,Kep.Ns
3. Susunan acara 1. Persiapan anggota dalam kegiatan Dischage Planning terutama yang bertindak sebagai Kepala Ruangan, Perawat Primer 1, Perawat Assosiate 1. 2. Pelaksanaan role play yang diawasi oleh para supervisor. 3. Diskusi jalannya kegiatan DP bersama supervisor. 4. Pengorganisasian Kepala Ruangan
: Sifra Parinussa., S.Kep
PP 1
: Vannessia Prasetya Cia., S.Kep
PA 1
:Siska Putri Utami., S.Kep
(Yang tampil adalah Kepala Ruangan, PP1 dan PA1) 5. Metode Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah demonstrasi dan tanya jawab (diskusi) setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah sakit.
197
6. Media Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning kepada klien dan keluarganya diantaranya: status pasien (Medical Record), leaflet
198
BAB 4 PELAKSANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN KEGIATAN
4.1 Mekanisme Kegiatan Tahap Persipan
Kegiatan 1. PP melaporkan ke karu tentang perencanaan discharge planning. 2. Karu menanyakan bagaimana persiapan PP untuk pelaksanaan discharge planning dan kelengkapan dokumen (status pasien, leaflet). 3. Karu menanyakan kepada PP hal-hal yang akan diajarkan pada klien dan keluarga 5.Karu memeriksa dan menyetujui format discharge planning.
Waktu 10 menit
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara discharge planning 2. PP dan PA mengucapkan salam pada klien dan keluarga dengan ramah 3. PP, PA bersama menyampaikan pendidikan kesehatan tentang : a. Aturan diet yang dibutuhkan, lalu menanyakan kembali aturan diet pasien pada keluarga. b. Kebutuhan keteraturan minum obat, efek samping obat, tanggal dan tempat kontrol (jika pasien yang pulang membutuhkan kontrol dan rawat jalan). Lalu
30 menit
199
Tempat Pelaksana Nurse station PP
Karu
Bed pasien
Karu PP
PP & PA
menanyakan kembali pada pasien dan keluarga. 4. Memberikan reward kepada pasien dan keluarga. 5. PP/ PA dan klien melakukan pendokumentasian kartu discharge planning dan arsip discharge planning
Penutup
6. Karu menutup acara discharge planning atau terminasi dengan pasien dan keluarga Evaluasi pada PP dan PA
Nurse station Karu
4.2 Laporan Kegiatan FORMAT DISCHARGE PLANNING UNTUK RS No Reg.
686838
Alamat
: Jl.Natuna
Nama
Ny.S
Ruang Rawat
: Melati ( Kamar 3C)
Jenis
Perempuan
Tanggal KRS
: 19 Februari 2019
Kelamin Tanggal MRS
: 11-Februari 2019
Diagnosa Keperawatan : Anemia+Melena Aturan Diet Makanan yang mengandung Zat Besi untuk meningkatkan kadar sel darah merah
200
Obat-obatan yang masih diminum, Dosis, Warna dan Efek samping -
Cefadrozil 2x1
-
Captropil 3x1
-
Omeprazol 1-0
-
Nucral 3x1 (1c)
Aktifitas dan Istirahat: sering istirahat dan kurangi aktivitas. Tanggal / Tempat Kontrol: Tidak Ada Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, Ecg) -
USG 1 Lembar
-
Rongten 1 Lembar
Dipulangkan dari RS dengan keadaan
√Sembuh
Pulang Paksa
Meneruskan dengan obat jalan
Lari
Pindah ke RS lain
Meninggal
Lain-lain : (Surat Keterangan Istirahat) Blitar,....................... Pasien/Keluarga
(
Perawat
)
(
201
)
FORMAT DISCHARGE PLANNING untuk Pasien No Reg.
:
686838
Alamat
: Jl.Natuna
Nama
:
Ny.S
Ruang Rawat
: Melati ( Kamar 3C)
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Diagnosa medis : Anemia+Melena
Tanggal MRS
:
11-Februari 2019
Tanggal KRS
: 19 Februari 2019
Kondisi saat dipulangkan: -
Keadaan Umum: Lemah
TD: 140/90
N: 80x/m
S: 36,5 O C
-
Mobilisasi/ Transfer : Berjalan mandiri / kursi roda / Brankar / Tongkat / lain………….
-
Diet / Nutrisi
-
Pembatasan Cairan : Tidak / ya, jmlah……..cc/hr
-
BAK
: Normal / kateter / kondom kateter, tgl. Pasang………..
-
BAK
: Normal / Kolostomi / Inkontinensia
-
Nyeri : Tidak/ Ya, di………….. skala…… Luka / Luka Operasi: Tidak/Ya, di…….kondisi…
: Oral / NGT / Diet Khusus………
Drain………….. Jadwal Pemberian Obat di Rumah Nama obat
Jumlah
Dosis
Cara Pemberian
Jam Pemberian
Petunjuk Khusus -
Cefadrozoil
12 kapsul
2x1
Oral
Pagi dan Malam
Captropil
10 tablet
3x1
Oral
Pagi, Siang, Malam
-
Omeprazol
10 tablet
1-0
Oral
Pagi
-
Nucral
10 tablet
1C 3x1
Sirup
Pagi, Siang Malam
-
Dokumen yang diserahkan: 1. Hasil Laboratorium :……..Lembar
3. ECG
2. Foto Rongent
4. Hasil Patologi Anatomi : Ya / Tidak
:1
Lembar
202
: ………Lembar
CT Scan
:……...Lembar
5. Resume Medis
: Ya / Tidak
MRI
:………Lembar
6. Surat Ket. Sakit
: Ya / Tidak
USG
:1
7. Surat Ket. Kelahiran
: Ya / Tidak
Lain-lain
:……….Lembar
.Lembar
8. Lain-lain………………………………..
Rencana Pemeriksaan / Kontrol Selanjutnya: Tanggal
Hari
Nama Dokter
Poliklinik
No. Telp.
Catatan Khusus Untuk Pasien 1. Selalu menjaga pola makan 2. Tepat waktu dalam meminum obat Dipulangkan dari RS dengan keadaan
√Sembuh
Pulang Paksa
Meneruskan dengan obat jalan
Lari
Pindah ke RS lain
Meninggal Blitar,...................... DiserahkaN Perawat
Diterima
Disetujui
Pasien/Keluarga
Kepala Ruangan
( (
)
(
)
203
)
BAB 5 EVALUASI 5.1 Struktur Persiapan dimulai dengan pembuatan proposal 3 hari sebelum pelaksanaan, konsultasi dan koordinasi dengan pembimbing klinik, setelah disetujui 1 hari sebelum pelaksanaan ditentukan pasien yang akan dilakukan discharge planning yaitu pasien dengan typoid dengan lama masa rawat hari, selanjutnya membuat undangan dan mendistribusikan, berlatih role play dilanjutkan dengan menyusun leaflet 5.2 Proses No. 1.
Waktu 09.00 – 09.10
Kegiatan Discharge Planning dimulai dengan Karu menanyakan tentang program dan kemajuan pasien, dan PP melaporkan bahwa ada pasien yang KRS dengan Dx. Typoid, PP meminta bantuan PA untuk membantu persipan DP, dan PP melaporkan kembali ke Karu bahwa persiapan DP sudah siap. Karu mengecek semua persiapan DP dan mengajak PP dan PA ke bed pasien.
2.
09.10 – 09.30
Karu membuka salam dan memberikan kata pengantar kepada keluaga Px bahwa akan dilakukan DP oleh PP dan PA, kemudian PP dan PA melanjutkan dengan mengevalusi pengetahuan dan informasi anak klien tentang Typoid (pengertian, penyebab, pencegahan dan penaganan pertama), memberikan penjelasan singkat tentang DM (dengan leaflet), diet, aktifitas selama dirumah. PP dan PA mengevaluasi semua informasi yang telah diberikan dengan menanyakan kembali tentang perawatan dirumah. Karu menutup dan mengucapkan terimakasih dan selamat kepada keluarga Px.
3.
09.40 – 09.45
Karu mengevalusi semua pekerjaan PP dan PA (mengecek resume dan DP) dan mengucapkan terima kasih kepada PP dan PA.
5.3
Hasil
204
-
Kegiatan dihadiri undangan sebanyak 2 orang yaitu pembimbing ruangan dan pembimbing akademik.
-
Informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh klien dan keluarga.
-
Keluarga mampu menyebutkan ulang substansi tentang informasi yang telah diberikan bahan tambahan pengetahuan keluarga dan klien
-
Keluarga diberikan leaflet sesuai dengan kasus penyakitnya sebagai
-
Keluarga dan klien nampak puas dan mengucapkan banyak terima kasih atas perawatan dan informasi yang telah diberikan.
-
Keluarga dan klien sangat senang dengan adanya penjelasan tentang persiapan pulang dan perawatan lanjutan di rumah.
5.4
Hambatan 2. Secara umum mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan DP dengan lancar dan sesuai standar. 3. Pembuatan kartu DP butuh sinkronisasi dengan kebutuhan ruangan dan rumah sakit.
5.5
Dukungan 1. Pengorganisasian acara DP yang terstruktur. 2. Proses bimbingan pelaksanaan DP oleh pembimbing akademik. 3. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana. 4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses DP yang baik di ruang melati.
205
DAFTAR PUSTAKA Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah untuk Perawat. Yakarta. Morison (2004). Manajemen Luka. Jakarta: EGC Nickolaus (2007).Hydrocephalus Therapy. USA: Medtronic Neurologic Technologies. Diunduh dari www.medtronic.com tangal akses 17 Mei 2008. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional-edisi 2. Jakarta: Salemba.
206
FORMAT DISCHARGE PLANNING UNTUK RS No Reg.
:
Alamat
: ..........................................
Nama
:
Ruang
: ..........................................
Jenis Kelamin
:
Rawat
Tanggal
: ............................................
Tanggal
MRS
: ...........................................
KRS
Diagnosa Keperawatan
Aturan Diet
Obat-obatan yang masih diminum, Dosis, Warna dan Efek samping
Aktifitas dan Istirahat
Tanggal / Tempat Kontrol
Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, Ecg)
Dipulangkan dari RS dengan keadaan
Sembuh
Pulang Paksa
Meneruskan dengan obat jalan
Lari
Pindah ke RS lain
Meninggal
Lain-lain : (Surat Keterangan Istirahat) Blitar,....................... Pasien/Keluarga
(
Perawat
)
(
207
)
FORMAT DISCHARGE PLANNING UNTUK PASIEN No Reg.
: ...............................................
Alamat
: ..........................................
Nama
: ..............................................
Ruang
: ..........................................
Jenis Kelamin
: ..............................................
Rawat Diagnosa medis :
Tanggal MRS
: ............................................
Tanggal : ........................................... KRS
Kondisi saat dipulangkan: -
Keadaan Umum:………….
TD:
N:
S:
-
Mobilisasi/ Transfer : Berjalan mandiri/kursi roda/Brankar/Tongkat/lain………….
-
Diet / Nutrisi
-
Pembatasan Cairan : Tidak/ya, jmlah……..cc/hr
-
BAK
: Normal/kateter / kondom kateter, tgl. Pasang………..
-
BAK
: Normal/Kolostomi/Inkontinensia
-
Nyeri : Tidak/ Ya, di………….. skala…… Luka/Luka Operasi: Tidak/Ya, di…….kondisi…
: Oral/NGT/Diet Khusus………
Drain………….. Jadwal Pemberian Obat di Rumah Nama obat
jumlah
Dosis
Frekuensi
Cara Pemberian
Jam Pemberian
Petunjuk Khusus
Dokumen yang diserahkan: 1. Hasil Laboratorium :……..Lembar
3. ECG
2. Foto Rongent
:……...Lembar
4. Hasil Patologi Anatomi : Ya / Tidak
CT Scan
:……...Lembar
5. Resume Medis
208
: ………Lembar
: Ya / Tidak
MRI
:………Lembar
6. Surat Ket. Sakit
: Ya / Tidak
USG
:……….Lembar
7. Surat Ket. Kelahiran
: Ya / Tidak
Lain-lain
:……….Lembar
8. Lain-lain………………………………..
Rencana Pemeriksaan / Kontrol Selanjutnya: Tanggal
Hari
Nama Dokter
Poliklinik
No. Telp.
Catatan Khusus Untuk Pasien 1. 2. 3.
Dipulangkan dari RS dengan keadaan
Sembuh
Pulang Paksa
Meneruskan dengan obat jalan
Lari
Pindah ke RS lain
Meninggal Blitar,....................... Diserahkan
Diterima
Disetujui
Pasien/Keluarga
(
Perawat
Kepala Ruangan
)
(
)
209
(
)
DISCHARGE PLANNING PADA KLIEN TYPOID Tahap I
Hari/ Tanggal/ Jam
Mengetahui (nama & ttd)
Pengetahuan Obyektif
Evaluasi
- Pengertian Typoid - Penyebab Typoid
Apa itu penyakit Typoid?
- Tanda & Gejala Typoid
Apa penyebab penyakit Typoid? Apa ada keluarga yang menderita penyakit Typoid? Kapan anda tahu anda menderita penyakit Typoid? Bagaimana penyakit typoid terjadi?
- Penatalak sanaan - Komplikasi - Cara Penularan - Pencegahan - Diagnosis typoid
Apa anda tahu tanda-tanda penyakit Typoid? Apa yang terjadi jika anda tidak rajin kontrol?atau cek gula darah? Apa yang akan terjadi bila anda tidak menuntaskan minum obat? Bagaimana anda bisa terkena penyakit ini ? Apa saja yang dilakukan pda pasien typoid di RS? Apa pertolongan yang harus dilakukan pada penderita typoid? Apa yang anda lakukan agar penyakit ini tidak menjadi lebih parah? Apa penyulit yang bisa timbu lakibat typoid? Apa penyakit Typoid menular? Apa bisa dicegah? Apa anda tahu cara mencegah penyakit typoid?
Bagaimana cara untuk memastikan penyakit typoid?
210
Perawat
Pasien/ Kel Pasien
Cek widal dan kultur darah setelah panas hari ke-5 dan cek Igg Salmonella Tahap II
Hari/ Tanggal/ Jam
Obyektif
Evaluasi
Diet Typoid
Apa anda tahu diet typoid?
Obat
Apa anda tahu obat-obat yang harus diminum? Bila ada keluarga yang sakit apa ada PMOnya?
Tahap III
Hari/
Pengobatan berkelanjutan
Tanggal/ Jam
Mengetahui (nama & ttd)
Tindakan
Obyektif - Nutrisi - Obat - Lingkungan
Evaluasi Makanan apa yang sesuai untuk diet typoid? Apa yang anda lakukan bila lupa minum obat ? Bagaimana upaya anda untuk menciptakan lingkungan yang sehat untuk penderita Typoid
211
Perawat
Pasien/ Kel Pasien
Mengetahui (nama & ttd) Perawat
Pasien/ Kel Pasien
Tahap IV
Hari/
Pertemuan Keluarga
Tanggal/ Jam
Obyektif
Evaluasi
- Pengawasan Obat
Siapa yang akan menjadi PMO pasien?(Bila yang sakit sudah lansia)
- Support system
Mengetahui (nama & ttd) Perawat
Pasien/ Kel Pasien
Apa yang akan PMO lakukan bila pasien malas minum obat? Apa yang keluarga lakukan agar mendapatkan dukungan untuk pengobatan sampai tuntas ? Tahap V
Hari/
Rencana Tindak Lanjut
Tanggal/ Jam
Obyektif
Evaluasi
-
Menentukan sarana pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau
Puskesmas atau rumah sakit ?
-
Menentukan jadwal minum obat
Apa anda tahu kapan anda minum obat?
212
Mengetahui (nama & ttd) Perawat
Pasien/ Kel Pasien
PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2:
Laurentina Dos Reis Lopes
1814314901019
Lufi Yetur Romzi
1814314901005
Muhkhammad Agus Sholi
1814314901006
Melinda Fandasari
1814314901023
Nelci Elvina G B
1814314901007
Refi Andi Alamsyah
1814314901008
Ria Rosanti
1814314901009
Safitri
1814314901011
Sifra Parinussa
1814314901025
Siska Putri Utami
1814314901012
Vannessia Prasetya Cia
1814314901016
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG 2019 213
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
Telah disetuji Hari
:
Tanggal :
Blitar,
Maret 2019
Mengetahui, Kepala Ruangan Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Eko Sugiyono S, Kep., Ns NIP. 196702031988031010 Pembimbing Lahan
Pembimbing Intitusi
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns
Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016
NIDN. 0729018101
214
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan belajar banyak langkah – langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah pada saat penerimaan pasien baru. Di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar, penerapan dalam masalah penerimaan pasien baru sudah dilakukan namun dalam pelaksanaannya belum optimal, misalnya penerimaan pasien baru hanya diterima oleh PP di nurse station setelah itu langsung diantar ke ruang rawat tanpa dijelaskan fasilitas, dokter yang menangani, waktu jam kunjung dan lain-lain. Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan komprehensif yang melibatkan klien dan keluarga dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien dapat dimulai dengan adanya suatu upaya perencanan tentang kebutuhan asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Penerimaan pasien baru yang belum dilakukan sesuai standart maka besar kemungkinan akan menurunkan mutu suatu kualitas pelayanan yang baik, pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan suatu Rumah Sakit. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses penerimaan pasien baru sesuai standart. Dengan harapan adanya faktor kelolaan yang optimal sehingga mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.
1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan umum: Setelah dilakukan penerimaan pasien baru diharapkan pasien baru diruang Melati mampu melakukan adaptasi ruangan dengan lebih baik, sehingga tingkat kecemasan pasien dapat berkurang. 215
1.2.2 Tujuan khusus: ➢ Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik. ➢ Menjelaskan tentang orientasi ruangan . ➢ Menjelaskan tentang perawatan. ➢ Menjelaskan tentang tenaga medis (dokter dan perawat yang menangani serta jadwal visite). ➢ Menjelaskan tentang tata tertib ruangan. ➢ Melakukan dan melengkapi pengkajian pasien baru.
1.3 MANFAAT 1.3.1 Bagi Klien: ➢ Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan. ➢ Lama perawatan menurun sehingga biaya perawatan yang dikeluarkan berkurang. 1.3.2 Bagi Perawat: ➢ Tercapainya kepuasan kerja yang optimal. ➢ Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerja sama dengan baik. ➢ Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat. 1.3.3 Bagi Institusi : Tercapainya model asuhan keperawatan professional.
216
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam, 2002).
2.2 TUJUAN PENERIMAAN PASIEN BARU 1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik. 2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien. 3. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum. 4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS.
2.3 TAHAPAN PENERIMAAN PASIEN BARU 1. Tahap Pra Penerimaan Pasien Baru: a. Menyiapkan kelengkapan administrasi b. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru d. Menyiapkan format pengkajian e. Menyiapkan informed consent sentralisasi obat f. Menyiapkan nursing kit g. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan. 2. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru: a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan, perawat primer, perawat yang diberi delegasi atau perawat asosiate b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya c. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur klien dan mengantar ke tempat yang telah ditetapkan d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman bagi pasien e. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format. 217
f. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar g. Setelah pasien tenang dan situasi sudah
memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite), dan tata tertib ruangan h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani inform concent sentralisasi obat j. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien
2.4 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Pelaksanaan secara efektif dan efisien 2. Dilakukan oleh kepala tim, perawat primer dan prakarya yang telah diberi wewenang / delegasi 3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien 4. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik.
2.5 PERAN PERAWAT DALAM PENERIMAAN PASIEN BARU 1. Kepala Ruangan Menerima pasien baru 2. Kepala TIM a. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru b. Menandatangani lembar penerimaan pasien baru c. Melakukan pengkajian pada pasien baru d. Mengorientasi klien pada ruangan e. Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab f. Mpenjelasan tentang sentralisasi obat pada pasien g. Mendokumentasikan penerimaan pasien baru. 3. Perawat Pelaksana (PP) Membantu Kepala TIM dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru.
218
2.6 ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU Pra Karu memberitahu Katim akan adanya pasien baru
Katim menyiapkan:
Pelaksanaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Menyampaikan PP untuk menyiapkan tempat tidur pasien baru Menyiapkan format penerimaan pasien baru Menyiapkan format pengkajian Menyiapkan informed consent sentralisasi obat Menyiapkan nursing kit Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan Menyiapkan lembar hak dan kewajiban pasien Menyiapkan kartu pengunjung Menyiapkan kuesioner kepuasan pasien
PP menyiapkan: 1. Menyiapkan tempat tidur pasien baru 2. Membantu Katim
Karu, Katim dan PP menyambut pasien baru
Anamnesa pasien baru oleh Katim dan PP
Katim menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru
Post
Terminasi
BABEvaluasi III
219
BAB 3 LAPORAN KEGIATAN
3.1 PELAKSANAAN KEGIATAN Hari/tanggal
: Sabtu, 16 Februari 2016
Pukul
: 13.00
Pelaksana
: Karu, Katim dan Perawat Pelaksana
Topik
: Aplikasi peran, pelaksanaan penerimaan pasien baru
Tempat
: Ruang Melati Kamar 3C RSUD. Mardi Waluyo Blitar
Sasaran
: Pasien baru masuk di Ruang Melati (Ny.N)
3.2 PENGORGANISASIAN Kepala Ruangan : Laurentina Dos Reis Lopes S.Kep Katim
: Siska Putri Utami S.Kep
PP 1
: Lufi Yetur Romzi S.Kep
PP 2
: Refi Andi Alamsyah S.Kep
3.3 METODE 3 Penjelasan 4 Diskusi / Tanya jawab 5 Observasi
3.4 MEDIA 1.
Lembar pasien masuk RS
2.
Lembar pengkajian
3.
Nursing kit
4.
Lembar inform consent sentralisasi obat
5.
Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien
6.
Lembar tingkat kepuasan pasien
220
3.5 MEKANISME PENERIMAAN PASIEN BARU
Tahap Pra penerimaan pasien baru
Kegiatan
Tempat
1. Karu memberitahu Katim
Nurse
akan adanya pasien baru
station
Waktu 5 menit
Pelaksana Karu Katim
2. Katim menyiapkan hal-hal
PP
yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru diantaranya: Lembar pasien masuk RS, Lembar format pengkajian pasien, Nursing kit, Lembar inform consent sentralisasi obat, Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien, Lembar tingkat kepuasan pasien. 3. Katim meminta bantuan PP untuk mempersiapkan tempat tidur pasien baru 4. Karu menanyakan kembali pada Katim tentang kelengkapan untuk penerimaan pasien baru 5. Katim menyebutkan hal – hal yang telah dipersiapkan
Pelaksanaan
1. Karu, Katim dan PP
Kamar
Karu
penerimaan
menyambut pasien dan
pasien baru
keluarga dengan memberi
PP
salam serta
Pasien dan
memperkenalkan diri pada
keluarga
klien/keluarga
221
pasien
20 menit
Katim
2. PP menunjukkan tempat tidur pasien yang akan ditempati 3. Di tempat tidur pasien, Katim dan PP melakukan anamnesa 4. Kemudian Katim mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan mengenai beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru 5. Ditanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang belum dimengerti. 6. Katim, pasien dan keluarga menandatangani persetujuan sentralisasi obat 7. Katim memberikan lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien. 8. Katim dan PP kembali ke nurse station.
Post penerimaan pasien baru
1. Karu memberikan reward pada Katim dan PP
Nurse station
2. PP melaksanakan intervensi keperawatan.
222
5 menit
Karu Katim PP
3.6 EVALUASI 1. Evaluasi Struktur a. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien baru , informed consent, dan format pengkajian, nursing kit, status, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien, dan lembar tata tertib pasien dan pengunjung b. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh Karu, Katim dan PP, sedangkan pada shift sore dan malam dilakukan oleh Katim dan PP. 2. Evaluasi Proses a. Pasien baru disambut oleh Karu, Katim dan PP b. Katim melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PP. c. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan d. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga. 3. Evaluasi Hasil a. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar b. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib ruangan c. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.
223
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh Karu, Katim dan PP. Sedangkan pada shift sore dan malam hanya dilakukan oleh Katim dan PP Saja.
4.2 Saran Penerimaan pasien baru sudah dilaksanakan dengan baik namun kedepan harus ditingkatkan lagi agar pasien tidak merasa kebingungan dikemudian hari tentang alur perawatan.
224
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek keperawatan professional. Jakarta : Salemba Medika. Gillies. (1989). Manajemen keperawatan suatu pendekatan system. Alih Bahasa : Duka Sukmana. Jakarta.
225
FORMAT CHECK LIST OPB Tahap Kegiatan Pra Pelaksana
Pelaksanaan
Post Pelaksanan
Dilakukan dan sudah benar
Kegiatan 1. Persiapan a. Ceklist orientasi pasien baru b. Kartu penunggu pasien c. Lembar tentang tata tertib rumah sakit Total Presentase 2. Prosedur kerja a. Memberi salam pada pasien dan keluarga b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan kepada keluarga/ pasien tentatng semua fasilitas yang tersedia diruang perawatan dan prosedur penggunaanya 3. Menjelaskan tata tertib rumah sakit 4. Menjelaskan hak-hak dan kewajiban pasien 5. Memberikan penjelasan dokter yang merawat dan perawat yang bertanggung jawab 6. Memberikan kartu tunggu 7. Setiap selesai melaksanankan orientasi harus tercatat pada check list dan ditandatangani oleh kedua belah pihak 1. Orientasi diberikan pada klien dan didamping anggota keluarga yang dilakukan di kamar 226
Dilakukan tetapi kurang benar
Tidak dilakukan
klien dengan menggunakan format orientasi 2. Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh ketua tim atau yang mewakili, sekaligus menginformasikan perkembangan, kondisi keperawatan klien dengan mengidentifikasi kebutuhan klien Total Presentasi
227
Nama
:............................................
No RM
:.......................................L/P
Tanggal Lahir :............................................
CHECK LIST ORIENTASI PASIEN BARU Diberikan kepada □ Pasien □ Keluarga □ Lainlain....................................... PETUGAS RUANGAN □ Perkenalan terhadap staf perawat dan staf lainnya FASILITAS FISIK □ Nurse Station □ Penggunaan TV, toilet □ Penggunaan Telepon □ Cara memanggil perawat KEBIJAKAN TATA TERTIB MANAJEMEN KESELAMATAN □ Aktifitas harian bangsal (arahlan pada □ Pencegahan jatuh diagram alur) □ Orang tidak dikenal □ Kebersihan kamar mandi □ Penggunaan gelang identitas pasien □ Pengunjung dan jam kunjungan □ Pintu keluar bila terjadi kebakaran □ Pemakaian pakaian dari rumah □Lokasi bahaya api, dilarang merokok di □ Prosedur mengajukan keluhan lingkungan rumah sakit □ Prosedur pre dan post operasi (Jika □ Bila akan meninggalkan bangsal harus ada) sesuai peraturan rumah sakit □ Pelayanan makan □ Hand Hygiene □ Nomer telepon bangsal □Jangan mengganggu pelayanan obat oleh perawat □Prosedur menggenai cara bertemu dokter untuk menanyakan kondisi medis terbaru BARANG-BARANG BERHARGA/ PROTASE a.Gigi Palsu □ Tidak □ Ya (Atas/Bawah/Disimpan oleh...........) b. Alat bantu dengar □ Tidak □ Ya (Kiri/Kanan/Disimpan oleh..............) c.Barang berharga □ Tidak ada □ Ada (Disimpan oleh pasien/keluarga, sebutkan.............)
228
Pernyataan Bahwa saya (pasien/keluarga) setuju untuk menyimpan barang-barang atau uang selama dirawat, saya tidak akan meminta pertanggung jawaban rumah sakit jika terjadi kerusakan atau kehilangan.
Blitar,............................................2019
Yang Memberikan Orientasi
(.......................................)
Yang Menyatakan/ Menerima Orientasi
(.....................................)
229
Saksi
(....................................)
PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2:
Laurentina Dos Reis Lopes
1814314901019
Lufi Yetur Romzi
1814314901005
Muhkhammad Agus Sholi
1814314901006
Melinda Fandasari
1814314901023
Nelci Elvina G B
1814314901007
Refi Andi Alamsyah
1814314901008
Ria Rosanti
1814314901009
Safitri
1814314901011
Sifra Parinussa
1814314901025
Siska Putri Utami
1814314901012
Vannessia Prasetya Cia
1814314901016
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG 2019 230
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
Telah disetuji Hari
:
Tanggal :
Blitar,
Maret 2019
Mengetahui, Kepala Ruangan Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Eko Sugiyono S, Kep., Ns NIP. 196702031988031010
Pembimbing Lahan
Pembimbing Intitusi
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns
Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016
NIDN. 0729018101
231
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Pengetahuan
masyarakat
yang
meningkat
menyebabkan
semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut mendorong perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem model asuhan keperawatan professional (MAKP) mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat dimulai dengan upaya menggali kebutuhan pasien demi tercapainya keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan melaksanakan ronde keperawatan. Dengan melaksanakan ronde keperawatan diharapkan dapat memecahkan masalah keperawatan pasien melalui cara berpikir kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan. Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas masalah keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan, konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, rehabilitasi medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata. Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis dalam peningkatan perawatan secara professional. Dalam pelaksanaan ronde juga akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien (Nursalam,2007). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Profesi Ners STIKES Maharani Malang akan mengadakan kegiatan ronde keperawatan di Ruang Melati selama Praktik Profesi Manajemen Keperawatan. 232
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis. 1.2.2 Tujuan khusus Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu: 1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis 2) Meningkatkan kemampuan validasi data klien 3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan. 4) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan 5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien. 6) Meningkatkan kemampuan justifikasi. 7) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
1.3
Manfaat 1.
Bagi Pasien 1). Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan. 2). Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien 3). Memenuhi kebutuhan pasien
2.
Bagi Perawat 1). Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat. 2). Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan. 3). Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
3.
Bagi rumah sakit 1). Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. 2). Menurunkan lama hari perawatan pasien.
233
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 RONDE KEPERAWATAN 2.1.1 Pengertian Ronde Keperawatan Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala ruangan, perawat assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011)
2.1.2 Manfaat 1. Masalah pasien dapat teratasi 2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi 3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional 4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan. 5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
2.1.3 Kriteria klien Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1.
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
2.
Klien dengan kasus baru atau langka
2.1.4 Peran masing-masing anggota tim 1.
Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA) a.
Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien
b.
Menjelaskan diagnosis keperawatan
c.
Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d.
Menjelaskan hasil yang didapat
e.
Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f.
Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji 234
2. Perawat Konselor a.
Memberikan justifikasi
b.
Memberikan reinforcement
c.
Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan
d.
Mengarahkan dan koreksi
e.
Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
235
2.1.5 Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan TAHAP PRA RONDE
2
PP
Penetapan Pasien Pasien
Persiapan Pasien : ➢ Informed Concent ➢ Hasil Pengkajian/ Validasi data
3 4 5
TAHAP PELAKSANAAN DI NURSE STATION
Penyajian Masalah
6
7 8
TAHAP RONDE DI BED KLIEN
➢ Apa masalah & diagnosis keperawatan? ➢ Data apa yang mendukung? ➢ Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? ➢ Apa hambatan yang ditemukan? Validasi data
Diskusi PP, Konselor, KARU, Dokter, Gizi,FisioThe
9 10
TAHAP PASCA RONDE
Lanjutan diskusi di Nurse Station
Simpulan dan rekomendasi solusi masalah
Aplikasi Hasil analisis dan diskusi Masalah teratasi
236
2.1.6 Evaluasi 1.
Evaluasi Struktur : a.
Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Melati RSUD. Mardi Waluyo, Blitar persyaratan administratif sudah lengkap (Informed consent, alat, dan lainnya)
b.
Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. 2.
Persiapan dilakukan sebelumnya.
Evaluasi Proses : a.
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b.
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
3.
Evaluasi Hasil : a.
Klien puas dengan hasil kegiatan.
b.
Masalah klien dapat teratasi.
c.
Perawat dapat : 1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis. 2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien. 3) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis 4) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien. 5) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan. 6) Meningkatkan kemampuan justifikasi 7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja. 8) Meningkatkan
kemampuan
keperawatan
237
memodifikasi
rencana
asuhan
2.2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA
DENGAN
MASALAH
KEPERAWATAN
UTAMA
KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER 2.2.1 Anemia 1 Pengertian a. Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya darah terlalu cepatatau kerena terlalu lambatnya produksi sel darah merah (Guyton, 1997:538) b.
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999:569 ).
c.
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006:256).
d.
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar HB atau hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan sutu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. (Smeltzer, 2002:935 ) .
e. Anemia ialah keadaan dimana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. (Bakta, 2003:12) f. Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
2
Epidemiologi Prevalensi anemia aplastik yang tinggi terdapat di bagian tropik yang dapat mencapai hingga 40 % di daerah tertentu. Prevalensi anemia aplastik lebih rendah di dapat juga di daerah Mediteranian, Saudi Arabia dan beberapa bagian di India. Anemia aplastik adalah anemia yang terjadi akibat rusaknya sumsum tulang belakang yang paling banyak didapat. Pembawa sifat diturunkan secara dominan. Insiden diantara orang Amerika berkulit hitam
238
adalah sekitar 8 % sedangkan status homozigot yang diturunkan secara resesif berkisar antara 0,3 – 1,5 %. (Noer Sjaifullah H.M, 1999, hal 535).
3
Penyebab Penyebab dari anemia antara lain : a. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena; •
Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
•
Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
•
Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
•
Inflitrasi sum-sum tulang
b. Kehilangan darah •
Akut karena perdarahan
•
Kronis karena perdarahan
•
Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
c. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena; •
Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
•
Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
d. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
4 Tanda Dan Gejala Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
239
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.(Price ,2000:256-264). Manifestasi klinis Area
Manifestasi klinis
Keadaan umum
Pucat , penurunan kesadaran, keletihan berat , kelemahan, nyeri kepala, demam, dipsnea, vertigo, sensitive terhadap dingin, BB turun.
Kulit
Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit pucat, sianosis, kulit kering, kuku rapuh, koylonychia, clubbing finger, CRT > 2 detik, elastisitas kulit munurun, perdarahan kulit atau mukosa (anemia aplastik)
Mata
Penglihatan kabur, jaundice sclera, konjungtiva pucat.
Telinga
Vertigo, tinnitus
Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis, perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis, lidah merah (anemia deficiency asam folat)
Paru – paru
Dipsneu, takipnea, dan orthopnea
Kardiovaskuler
Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak waktu kerja, angina pectoris dan bunyi jantung murmur, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung
Gastrointestinal
Anoreksia, mual-muntah, hepatospleenomegali (pada anemia hemolitik)
Muskuloskletal
Nyeri pinggang, sendi
System persyarafan
Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata berkunangkunang, kelemahan otot, irritable, lesu perasaan dingin pada ekstremitas.
(Bakta, 2003:15)
240
5 Patofisiologi Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang menyebabkan
destruksi
sel
darah
merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. (Smeltzer & Bare. 2002 : 935 ).
6 Pathway (terlampir)
7 Klasifikasi Klasifikasi anemia menurut faktor morfologi : a.
Anemia hipokromik mikrositer : MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg Sel darah merah memiliki ukuran sel yang kecil dan pewarnaan yang berkurang atau kadar hemoglobin yang kurang (penurunan MCV dan penurunan MCH)
b.
1)
Anemia defisiensi besi
2)
Thalasemia major
3)
Anemia akibat penyakit kronik
4)
Anemia sideroblastik
Anemia normokromik normositer : MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg Sel darah merah memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung jumlah hemoglobin dalam batas normal. 1. Anemia pasca perdarahan akut 241
2. Anemia aplastik 3. Anemia hemolitik didapat 4. Anemia akibat penyakit kronik 5. Anemia pada gagal ginjal kronik 6. Anemia pada sindrom mielodisplastik 7. Anemia leukemia akut c.
Anemia normokromik makrositer : MCV > 95 fl Sel darah merah memiliki ukuran yang ukuran yang lebih besar dari pada normal tetapi tetapi kandungan hemoglobin dalam batas normal (MCH meningkat dan MCV normal). 1. Bentuk megaloblastik
a) Anemia defisiensi asam folat b) Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa 2.
Bentuk non-megaloblastik
a)
Anemia pada penyakit hati kronik
b)
Anemia pada hipotiroidisme
c)
Anemia pada sindrom mielodisplastik
Klasifikasi anemia menurut faktor etiologi : a. Anemia karena produksi eritrosit menurun 1. kekurangan bahan unuk eritrosit (anemia defisiensi besi, dan anemia deisiensi asam folat/ anemia megaloblastik) 2. gangguan utilisasi besi (anemia akibat penyakit kronik, anemia sideroblastik) 3. kerusakan jaringan sumsum tulang (atrofi dengan penggantian oleh jaringan lemak:anemia aplastik/hiplastik, penggantian oleh jaringan fibrotic/tumor:anemia leukoeritoblastik/mielopstik) 4. Fungsi sumsum tulang kurang baik karena tidak diketahui. (anemia diserotropoetik, anemia pada sindrom mielodiplastik) b. Kehilangan eritrosit dari tubuh. 1. Anemia pasca perdarahan akut. 2. Anemia pasca perdarahan kronik c. Peningkatan penghancuran eritrosit dalam tubuh (hemolisis) 1. Faktor ekstrakorpuskuler 242
-
Antibody terhadap eritrosit: (Autoantibodi-AIHA, isoantibodiHDN)
-
Hipersplenisme
-
Pemaparan terhadap bahan kimia
-
Akibat infeksi
-
Kerusakan mekanik
2. FaKtor intrakorpuskuler -
Gangguan membrane (hereditary spherocytosis, hereditary elliptocytosis)
-
Gangguan enzim (defisiensi piruvat kinase, defisiensi G6PD)
-
Gangguan
hemoglobin
(hemoglobinopati
structural,
thalasemia) (Bakta, 2003:15,16)
Anemia yang terjadi akibat menurunnya produksi SDM antara lain : • Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan hipokromik (konsentrasi Hb kurang), mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh. kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan Hb sehingga konsentrasinya dalam SDM berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen keseluruh jaringan tubuh. Pada keadaan normal kebutuhan besi orang dewasa adalah 2- 4 gm. Pada laki-laki kebutuhan besi adalah 50 mg/kgBB dan pada wanita 35 mg/kgBB ( Lawrence M Tierney, 2003) dan hamper 2/3 terdapat dalam Hb. Absorbsi besi terjadi dilambung, duodenum dan jejunum bagian atas adanya erosi esofagitis, gaster, ulser duodenum, kanker dan adenoma kolon akan mempengaruhi absobsi besi. • Anemia megaloblastik Anemia yang disebabkan karena rusaknya sintesis DNA yang mengakibatkan tidak sempurnanya SDM. Keadaan ini disebabkan karena defisiensi vitamin B12 dan asam folat.karakteristik SDM ini adalah adanya megaloblas abnormal, Prematur dengan fungsi yang tidak normal dan dihancurkan
semasa
dalam
sumsum
243
tulang
sehingga
terjadinya
eritropoeisis dengan masa hidup eritrosit yang lebih pendek.yang akan mengakibatkan leucopenia, trombositopenia . • Anemia defisiensi vitamin B12 Merupakan gangguan autoimun karena tidak adanya faktor intrinsik yang diproduksi di sel parietal lambung sehingga terjadi gangguan absobsi vitamin B12 . • Anemia defisiesi asam folat Kebutuhan folat sangat kecil biasanya terjadi pada orang yang kurang makan sayuran dan buah-buahan, gangguan pada pencernaan, alkolik dapat meningkatkan kebutuhan folat, wanita hamil, masa pertumbuhan. Defisiensi asam folat juga dapat mengakibatkan sindrom malabsobsi • Anemia aplastik Terjadi akibat ketidak sanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel – sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan oleh kerusakan primer atau zat yang dapat merusak sumsum tulang (Mielotoksin).
Anemia karena meningkatnya destruksi atau kerusakan SDM dapat terjadi karena hiperaktifnya RES. Meningkatnya destruksi SDM dan tidak adekuatnya produksi SDM biasanya karena faktor-faktor : • Kemampuan respon sumsum tulang terhadap penurunan SDM kurang karena meningkatnya jumlah retikulosit dalam sirkulasi darah • Meningkatnya SDM yang masih muda dalam sumsum tulang dibandingkan yang matur atau matang . • Ada atau tidaknya hasil destruksi SDM dalam sirkulasi (peningkatan kadar bilirubin)
Anemia yang terjadi akibat meningkatnya destruksi/kerusakan SDM antara lain: • Anemia hemolitik Anemia hemolitik terjadi akibat peningkatan hemolisis dari eritrosit sehingga usia SDM lebih pendek yang disebabkan oleh : 5% dari jenis 244
anemia, herediter, Hb abnormal, membran eritrosit rusak, thalasemia, anemia sel sabit, reaksi autoimun, toksik, kimia, pengobatan, infeksi, kerusakan fisik . • Anemia sel sabit Anemia sel sabit adalah anemia hemolitk berat yang ditandai dengan SDM kecil sabit, dan pembesaran limfa akibat kerusakan molekul Hb
8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia menurut (Doenges, 1999 :572) • Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik). Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria • Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun. • Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis). • Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia). • LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi. • Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek. • Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB). • SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik) Nilai normal Leokosit (per mikro lt) : 6000 – 10.000 permokro liter • Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik)
245
Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000 – 400.000 per mikro liter darah Hemoglobin
elektroforesis
:
mengidentifikasi
tipe
struktur
hemoglobin. Nilai normal Hb (gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik). • Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi • Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik) • TBC serum : meningkat (DB) • Feritin serum : meningkat (DB) • Masa perdarahan : memanjang (aplastik) • LDH serum : menurun (DB) • Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP) • Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB). • Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI • Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP). • Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
9. Komplikasi Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batukpilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu 246
perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Anemia berat, gagal jantung kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu dispnea, nafas pendek dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengurangan oksigen (Price &Wilson, 2006)
10. Penatalaksanaan Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan perawatan karena penyebab kehilangan darah,dekstruksi sel darah atau penurunan produksi sel darah merah.pada pasien yang hipovelemik: • pemberian tambahan oksigen, pemberian cairan intravena, • resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal salin. • tranfusi kompenen darah sesuai indikasi (Catherino,2003:416) Evaluasi Airway, Breathing, Circulation dan segera perlakukan setiap kondisi yang mengancam jiwa. Kristaloid adalah cairan awal pilihan. (Daniel, direvisi tanggal 22 Oktober 2009) Acute anemia akibat kehilangan darah: 1. Pantau pulse oksimetri, pemantau jantung, dan Sphygmomanometer. 2. Berikan glukokortikoid serta agen antiplatelet (aspirin) sesuai indikasi. 3. Berikan 2 botol besar cairan intravena dan berikan 1-2 liter cairan kristaloid dan juga pantau tanda-tanda dan gejala gagal jantung kongestif iatrogenik pada pasien.. 4. Berikan plasma beku segar (FFP), faktor-faktor koagulasi dan platelet, jika diindikasikan. 5. Pasien dengan hemofilia harus memiliki sampel terhadap faktor deficiency yang dikirim untuk pengukuran. 6. Pasien hamil dengan trauma yang ada kecurigaan terhadap adanya Feto-transfer darah ibu harus diberikan imunoglobulin Rh-(Rhogam) jika mereka Rh negatif.
247
7. Setelah pasien stabil, mulailah langkah-langkah spesifik untuk mengobati penyebab pendarahan. (Daniel, direvisi tanggal 22 Oktober 2009)
Terapi yang diberikan pada pasien dengan anemia dapat berbeda-beda tergantung dari jenis anemia yang diderita oleh pasien. Berikut ini beberapa terapi yang diberikan pada pasien sesuai dengan jenis anemia yang diderita: d. Anemia Deficiensi Besi Setelah diagnosa ditegakkan maka dibuat rencana pemberian terapi berupa: •
Terapi kausal: tergantung pada penyebab anemia itu sendiri, misalnya pengobatan menoragi, pengobatan hemoroid bila tidak dilakukan terapi kausal anemia akan kambuh kembali.
•
Pemberiian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi di dalam tubuh. Besi per oral (ferrous sulphat dosis 3x200 mg, ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, ferrous suuccinate). Besi parentral, efek sampingnya lebih berbahaya besi parentral diindikasikan untuk intoleransi oral berat, kepatuhan berobat kurang, kolitis ulseratif, dan perlu peningkatan Hb secara cepat seperti pada ibu hamil dan preoperasi. (preparat yang tersedia antara
iron
dextran
complex,
iron
sorbitol
citric
acid
complex)Pengobatan diberikan sampai 6 bulan setelah kadar hemoglobin normal untuk cadangan besi tubuh. •
Pengobatan lain misalnya: diet, vitamin C dan transfusi darah. Indikasi pemberian transfusi darah pada anemia kekurangan besi adalah pada pasien penyakit jantung anermik dengan ancaman payah jantung, anemia yang sangat simtomatik, dan pada penderita yang memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat.dan jenis darah yang diberikan adalah PRC untuk mengurangi bahaya overload. Sebagai premediasi dapat dipertimbangkan pemberian furosemid intravena. (Bakta, 2003:36)
e. Anemia Akibat Penyakit Kronis
248
Dalam terapi anemia akibat penyakit kronik, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah: •
Jika penyakit dasar daat diobati dengan baik, anemia akan sembuh dengan sendirinya.
•
Anemia tidak memberi respon pada pemberian besi, asam folat, atau vitamin B12.
•
Transfusi jarang diperlukan karena derajaat anemia ringan.
•
Sekarang pemberian eritropoetin terbukti dapat menaikkan hemoglobin, tetapi harus diberikan terus menerus.
•
Jika anemia akibat penyakit kronik disertai defisiiensi besi pemberian preparat besi akan meningkatkan hemoglobin, tetapi kenaikan akan berhenti setelah hemoglobin mencapai kadar 9-10 g/dl. (Bakta, 2003:41)
f. Anemia Sideroblastik Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan anemia sideroblastik adalah: •
Terapi untuk anemia sideroblastik herediter bersifat simtomatik dengan transfusi darah.
•
Pemberian vittamin B6 dapat dicoba karena sebagian kecil penderita responsif terhadap piridoxin. (Bakta, 2003:44)
g. Anemia Megaloblastik Terapi utama anemia defisiensi vitamin B12 dan deficiensi asam folat adalah terapi ganti dengan vitamin B12 atau asam folat meskipun demikian terapi kausal dengan perbaikan gizi dan lain-lain tetap harus dilakukan: •
Respon terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2-3 dengan puncak pada hari 7-8. Hb harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu. Neuropati biasanya dapat membaik tetapi kerusakan medula spinalis biasanya irreverrsible. (Bakta, 2003:48)
•
Untuk deficiensi asam folat, berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan.
249
•
Untuk deficiensi vitamin B12: hydroxycobalamin intramuskuler 200 mg/hari, atau 1000 mg diberikan tiap minggu selama 7 minggu. Dosis pemeliharaan 200 mg tiap bulan atau 1000 mg tiap 3 bulan.
h. Anemia Perniciosa Sama dengan terapi anemia megaloblastik pada umumnya maka terapi utama untuk anemia pernisiosa adalah: •
Terapi ganti (replacement) dengan vitamin B12
•
Terapi pemeliharaan
•
Monitor kemungkinan karsinoma gaster. (Bakta, 2003: 49)
i. Anemia Hemolitik Pengibatan anemia hemolitik sangat tergantung keadaan klinik kasus tersebut serta penyebab hemolisisnya karena itu sangat bervariasi dari kasus per kasus. Akan tetapi pada dasarnya terapi anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 3 golongan besar, yaitu: • Terapi gawat darurat Pada hemolisis intravaskuler, dimana terjadi syok dan gagal ginjal akut maka harus diambil tindakan darurat untuk mengatasi syok, mempertahankan
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit,
sertaa
memperbaiki fungsi ginjal. Jika terjadi anemia berat, pertimbangan transfusi darah harus dilakukan secara sangat hati-hati, meskipun dilakukan cross matchng, hemolisis tetap dapat terjadi sehingga memberatkan fungsi organ lebih lanjut. Akan tetapi jika syok berat telah teerjadi maka tidak ada pilihan lain selain transfusi. • Terapi Kausal Terapi kausal tentunya menjadi harapan untuk dapat memberikan kesembuhan total. Tetapi sebagian kasus bersifat idiopatik, atau disebabkan oleh penyebab herediter-familier yang belum dapat dikoreksi. Tetapi bagi kasus yang penyebabnya telah jelas maka terapi kausal dapt dilaksanakan. (Bakta, 2003:69) • Terapi Suportif-Simtomatik Terapi ini diberikan untuk menek proses hemolisis terutama di limpa. Pada anemia hemolitik kronik familier-herediter sering diperlukan transfusi darah teratur untuk mempertahankan kadar 250
hemoglobin.
Bahkan
pada thalasemia mayor dipakai
teknik
supertransfusi atau hipertransfusi untuk mempertahankan keadaan umum dan pertumbuhan pasien. Pada anemia hemolitik kronik dianjurkan pemberian asam folat 0,15-0,3 mg/hari untuk mencegah krisis megaloblastik.
251
PATHWAY
252
BAB 3 KEGIATAN DAN LAPORAN RONDE KEPERAWATAN
3.1 MEKANISME KEGIATAN
a. Topik
: Ronde Keperawatan kelompok 2 di Ruang Melati “Ny. S 53Th Anemia+Melena dengan diagnosa keperawatan Ketidakefektfan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan Hipoksia”
b. Hari/tanggal : Kamis, 14 Februari 2019 c. Waktu
: 09.00 – 11.00
d. Materi
:
1. Pemaparan hasil pengkajian keperawatan Ny. S 2. Analisa diagnosa keperawatan pada Ny. S 3. Intervensi dan implementasi yang telah dilakukan pada Ny. S e. Metode
:
1. Diskusi 2. Tanya jawab f. Media
:
•
SAP Ronde Keperawatan
•
Hasil pengkajian, diagnosa serta laporan intervensi dan implementasi
g. Denah
:
Ahli Gizi Kepala Ruang Wakil Karu (ruang Melati) Pembimbing Institusi Karu (mahasiswa) RUANG DISKUSI
Katim (mahasiswa) PP (mahasiswa)
253
3.2 STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN •
Kepala Ruang
: Melinda Fandasari S.Kep (Mahasiswa Profesi Ners)
•
Katim
: Nelcy Elvina G B. S.Kep (Mahasiswa Profesi Ners)
•
Perawat Pelaksana
:
1. Safitri S.Kep 2. Laurentina Dos Reis Lopes S.Kep •
Kepala Ruang Melati : Eko Sugiyono, S.Kep, Ns
•
Wakil Kepala Ruang Melati: Sri Anah P L Skep. Ns
•
Pembimbing Institusi : Ns.Sih Ageng Lumadi, Skep.MKep.
3.3 PELAKSANAAN KEGIATAN Tahap Pra-Ronde
Kegiatan Pembukaan :
Waktu
Tempat
09:00
Ruang Diskusi di
1. Salam pembuka
Ruang Melati
2. Memperkenalkan diri ronde 3. Menyampaikan identitas dan masalah pasien 4. Menjelaskan tujuan ronde Ronde
Penyajian masalah :
09.10
1. Memberi salam dan
Ruang Diskusi di Ruang Melati)
memperkenalkan pasien dan keluarga kepada tim ronde 2. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien 3. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan
Validasi data
09.25
Ruang Diskusi di Ruang Melati
254
4. Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah disampaikan 5. Diskusikan antar anggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan tersebut 6. Pemberian justifikasi oleh
09.35
perawat primer atau konselor atau
Ruang Diskusi di Ruang Melati
kepala ruang tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang dilakukan 7. Menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan Post-Ronde
1. Evaluasi dan rekomendasi
11.00
intervensi keperawatan
Ruang Diskusi di Ruang Melati
2. Penutup
3.4 EVALUASI
a) Struktur 1. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang diskusi Ruang Melati 2. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan 3. Persiapan (kontrak waktu dengan pasien dan keluarga pasien dilakukan 1 hari sebelumnya) 4. Acara berjalan tepat waktu hanya persiapan kurang matang b) Proses 1. Undangan diberikan kepada ahli gizi, dokter, karu dan wakaru melati, tetapi dokter berhalangan hadir karena ada kepentingan lainnya 2. Persiapan alat dan bahan materi masih kurang 3. Semua peserta aktif berperan, namun masih ada yang tidak sesuai dengan peran masing-masing 4. Saran dan masukan dari hasil pelaksanaan ronde keperawatan : •
Pemahaman terkait proses ronde keperawatan masih kurang sehingga proses ronde keperawatan belum berjalan secara optimal 255
•
Diagnosa prioritas perlu di perbaiki dan disesuaikan dengan kondisi pasien
•
LP dan ASKEP perlu disertakan sebagai laporan dalam ronde keperawatan dan di gandakan sejumlah peserta yang hadir
c) Hambatan Selama pelaksanaan role play, semua kegiatan berjalan sesuai dengan alur yang sudah direncanakan, waktu pelaksanaan tepat sesuai jadwal, undangan yang datang juga sudah sesuai yang diharapkan yaitu ada pembimbing klinik, pembimbing akademik dan juga supervisor, Ruangan sangat mendukung dilakukannya ronde keperawatan, karena sampai saat ini belum bisa dilakukan ronde keperawatan di ruangan. Dukungan diberikan dalam bentuk pemberian fasilitas kepada mahasiswa untuk melakukan praktek ronde keperawatan di ruang Melati. Selain itu dukungan juga diperoleh dari tim kesehatan lain seperti ahli gizi d) Hasil 1. Pasien senang dan antusias dalam kegiatan ronde keperawatan 2. Perawatan dan masalah pasien dapat ditingkatkan 3. Perawat dapat : •
Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis
•
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan, menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorietasi pada masalah pasien
•
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
•
Meningkatkan kemampuan justifikasi
256
BAB 4 RESUME KEPERAWATAN
4.1 Data Umum •
Nama Pasien
: Ny.S
•
Usia
: 50 Tahun
•
No RM
: 546xxx
•
Alamat
: JL. Natuna RT 01 RW 09 Sananwetan
•
Tgl MRS
: 11 Februari 2019
Keluhan Utama
: Panas, Batuk, dan Pusing
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan sering mengalami pusing sejak bulan Desember. Pada tanggal 11 februari 2019 tiba-tiba pasien mengeluh kepalanya sangat pusing dan badan terasa lemas. Pada saat itu juga Pasien langsung dibawa Puskesmas Kecamatan Sananwetan dan dilakukan pemeriksaan darah dan didapatkan Hb 5,2 g/dl pasien langsung dirujuk ke IGD RSUD. Mardi Waluyo, Blitar. Di IGD dilakukan tindakan pemasangan infus dan pemberian tranfusi darah PRC 1 labu setelah itu pasien dibawa keruangan Melati untuk dilakukan tindakan selanjutnya. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga : tidak terdapat penyakit keluarga. Perkembangan vital sign Rata-rata tensi pasien dari tanggal 11 februari 2019 sampai 13 februari 2019, sistole 120 mmHg dan diastole 70 mmHg. Nadi antara 80-85 x/menit. Selama perawatan suhu pasien rata rata (36°-37,5°C), dan respiratory rate rata-rata 20x/menit Pemeriksaan Fisik B1
: Tidak ada keluhan sesak nafas RR 20x/menit, Bentuk dada simetris,
pergerakan dinding dada simetris .Tidak terdapat retraksi otot bantu nafas intercostae. Keluhan batuk kering dan sakit tenggorokan rhonci - -
wheezing - -
- -
- -
perkusi sonor sonor sonor sonor sonor
257
B2
: Irama jantung reguler, CRT <3 detik, S1S2 tunggal, tidak terdapat keluhan
nyeri dada, akral hangat dan basah, terdapat konjungtiva anemia B3
: GCS = 456, kesadaran composmentis, pupil isokor, tidak ada gangguan
penciuman, penglihatan, dan pendengaran. B4
: BAK spontan warna kuning pekat tidak ada gangguan saat berkemih, tidak
terdapat pembesaran kandung kemih. pasien hanya makan pisang dan susu. Belum BAB sudah 2 minggu dan sering pipis lebih dari 3x sehari B5
: Mulut bersih, mukosa lembab, nafsu makan menurun, peristaltik usus
12x/menit nilai laboratorium albumin 2.12 g/dl, Hemoglobin 10,2 mg/dl. B6
:Kemampuan pergerakan sendi bebas, kekuatan otot tidak terdapat kelainan
ekstremitas, pada integumen bersih tidak ada luka maupun bekas luka Endokrin : Sistem endokrin tidak terdapat hiperglikemia, hipoglikemia, pembesaran kelenjar tiroid maupun pembesaran kelenjar getah bening. Pengkajian Psikososial : Ekspresi klien terhadap penyakitnya klien terlihat agak murung. Klien kurang kooperatif ketika diajak berkomunikasi. Personal Hygiene dan kebiasaan : Klien mandi sehari 2x. Klien berganti pakaian setiap hari. Daftar Masalah Keperawatan : 1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer 2. Resiko jatuh Masalah keperawatan yang muncul No 1 2
Tanggal ditemukan Masalah 12 Februari 2019 1. Ketidakefektifan jaringan perifer 12 Februari 2019 Resiko jatuh
Riwayat pemberian terapi TERAPI Ns Transfusi ambumin Drip carbazochrome
PZ 1000 cc 1x1 1x1
258
Tanggal teratasi perfusi Belum Teratasi Belum teratasi
sodium sulfonate Inj ranitidin kalnex Vit k Riwayat Pemeriksaan Lab
2x1 3x1 1x1
HEMATOLOGI
NILAI NORMAL
Leukosit Limfosit Eritrosit
Hb
PVC/ Hematokrit
MCHC Trombosit LED Albumin
TANGGAL 11/2/2019
13/2/2019
4000-10.000 sel/mm
5.500
3.660
L14-62%/3-5%/15-45%
77.5.18
L 4.4-5.6 P 5.8-3.0 jt sel/mm L 13.5-16.5 P 1-15, 1gr L 40-50 P 37-44 35-36%/ 20-34 Pg/ 80-100 pg 150.000-400.000 sel/mm L 1-15 P 1-20 mm/jam
2.28
3.20
5.2
10.2
10.4
32.3
27.23.85
11.4
594.000
481.000
594.000
General 3.8-5.5 g/dl
2.12
Faal Ginjal Urea
17.43 mg/dl
18.75
Kreatinin
0.6-1.3 mg/dl
0.77
259
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, H, et all. (1993), Pengantar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, Surabaya. Carpenito, L inda Jual (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta Doenges et al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta Doengoes, M, et all, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I
Made Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta.
Engram, B, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa Suharyati S, volume 1, EGC, Jakarta Lab/UPF Ilmu Penyakit Paru, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dokter Soetomo, Surabaya Phipps, Wilma. et al, (1991), Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice, 4th edition, Mosby Year Book, Toronto. Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta Soedarsono (2000), Tuberkulosis Paru-Aspek Klinis, Diagnosis dan Terapi, Lab. Ilmu Penyakit Paru FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta. Tucker, M et all (1999), Standar Perawatan Pasient,alih bahasa Yasmin Aih, volume 4, edisi V, EGC, Jakarta. Wilson, S and Thompson, J(1990), Respiratory Disorders, Mosby Year Book, Toronto.
260
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ………………………………….. Umur : ………………………………….. Alamat : ………………………………….. Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU Untuk dilakukan ronde keperawatan terhadap diri saya sendiri/ suami/ istri/ orang tua/ anak/ ayah/ ibu/ nenek/ kakek, dengan : Nama : ………………………………….. Umur : ………………………………….. Jenis Kelamin : ...................................................... Alamat : ………………………………….. Ruang : Melati RSUD Mardi Waluyo, Blitar No. RM. : ………………………………….. Dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam ronde keperawatan 2) Pasien dan keluarga telah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan dilakukan ronde keperawatan 3) Pasien dan keluarga menerima untuk dilakukan ronde keperawatan 4) Pasien dan keluarga memberikan persetujuan untuk dilakukan ronde keperawatan Ketentuan ronde keperawatan tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat dan saya telah mengerti dengan sepenuhnya. Demikianlah persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Blitar, 14 Februari 2019 Yang membuat pernyataan Perawat Primer Pasien
Saksi-saksi : 1. ……………………………..
(……………………)
2. ……………………………..
(..…………………..)
261
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN I. IDENTITAS KLIEN Nama Klien
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Ruangan / Bed
:
Rekam Medis No.
:
Diagnosa Medis
:
II. MASALAH-MASALAH KEPERAWATAN 1.................................................................................................. 2................................................................................................. 3................................................................................................. 4................................................................................................. 5................................................................................................. 6.................................................................................................
III. SARAN ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ............ Blitar, 14 Februari 2019 Kepala Ruangan
(
Perawat Primer
)
(
262
)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG TAHUN 2018/2019
DAFTAR HADIR PEMBIMBING DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN
NO
NAMA PEMBIMBING
1
2
3
4
5
6
7
8
263
TTD
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG TAHUN 2018/2019 DAFTAR HADIR MAHASISWA DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN
NO
NAMA MAHASISWA
1
Laurentina Dos Reis Lopes
2
Lufi Yetur Romzi
3
Muhkhammad Agus Sholi
4
Melinda Fandasari
5
Nelci Elvina G B
6
Refi Andi Alamsyah
7
Ria Rosanti
8
Safitri
9
Sifra Parinussa
10
Siska Putri Utami
11
Vannessia Prasetya Cia
264
TTD
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN
265
PROPOSAL TIMBANG TERIMA PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2:
Laurentina Dos Reis Lopes
1814314901019
Lufi Yetur Romzi
1814314901005
Muhkhammad Agus Sholi
1814314901006
Melinda Fandasari
1814314901023
Nelci Elvina G B
1814314901007
Refi Andi Alamsyah
1814314901008
Ria Rosanti
1814314901009
Safitri
1814314901011
Sifra Parinussa
1814314901025
Siska Putri Utami
1814314901012
Vannessia Prasetya Cia
1814314901016
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG 2019
266
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROPOSAL TIMBANG TERIMA PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
Telah disetuji Hari
:
Tanggal :
Blitar,
Maret 2019
Mengetahui, Kepala Ruangan Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Eko Sugiyono S, Kep., Ns NIP. 196702031988031010
Pembimbing Lahan
Pembimbing Intitusi
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns
Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016
NIDN. 0729018101
267
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Profesionalisme
dalam
pelayanan
keperawatan
dapat
dicapai
dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang fektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien) (Nursalam, 2008: 195). Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Disini dituntut tugas manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu keluarga dan masyarakat (Gillis,1996). Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan dalam pembenahan manejemen keperawatan, karena dengan adanya faktor kelola yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Salah satu upaya yang dapat di gunakan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan klien adalah dengan melakukan timbang terima saat pergantian dinas. Timbang terima merupakan teknik atau cara menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima dilakukan oleh Perawat primer ke perawat asosiate yang bertanggung jawab pada dinas sore atau dinas malam. Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Tujuan dari timbang terima adalah agar semua perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna, meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat dan yang lebih penting adalah agar terjadi suatu hubungan kerjasama
268
antar perawat serta terlaksananya asuhan perawatan terhadap klien yang berkesinambungan . Ruang Melati sebagai satu unit pelayanan keperawatan yang merupakan salah satu ruangan percontohan yang sudah mulai menerapkan sistem/metode SP2KP, yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiat, untuk itu diperlukan ilmu dan kiatnya secara optimal. Untuk itu diperlukan bentuk kerjasama yang berkesinambungan dan saling mempunyai komitmen ynag tinggi demi perkembangan pelayanan keperawatan dalam melaksanakan timbang terima yang benar.
1.2 TUJUAN 1.2.1
Tujuan umum Meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan yang komprehensif
1.1.2 Tujuan khusus 1.
Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2. Meningkatkan hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat serta terlaksana asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan. 1.3 MANFAAT 1.3.1 Bagi Perawat 1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat 2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat. 3. Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang berkesinambungan. 4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. 1.3.2 Bagi Pasien 1. Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.
269
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 DEFINISI TIMBANG TERIMA Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerim sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien dengan tujuan menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum klien menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti olehdinas berikutnya, tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. (Nursalam, 2002). Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
2.2 TUJUAN TIMBANG TERIMA Tujuan timbang terima sebagai berikut; 1. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien 2. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada klien 3. Menyampaikan permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan yang sudah terselesaikan. 4. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya 5. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Timbang teima yang baik bila semua perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara kontinu dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat.
2.3 KETENTUAN DALAM TIMBANG TERIMA Ketentuan timbang terima adalah sebagai berikut : 1. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift 2. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab 270
3. Diikuti perawat, mahasiswa dinas yang telah maupun akan berdinas 4. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab 5. Informasi
yang
disampaikan
harus
akurat,
singkat,
sistematis,menggambarkan keadaan klien saat ini dan tetap menjaga kerahasiaan klien 6. Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan keperawatan, rencana, tindakan dan perkemabangan kesehatan klien.
klien
Diagnosa medis/masalah kolaboratif
Diagnosa keperawatan
Rencana tindakan
Yang telah dilakukan
Yang akan dilakukan
Perkembangan keadaan klien
Perencanaan : teraatasi keseluhan, sebagian, belum teratasi dan terdapat masalah baru
271
Mekanisme Timbang Terima
Kepala Ruangan Membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan masalah/problem solving
Diskusi di nurse station (Karu, PP,PA) kondisi klien bersifat rahasia
Timbang terima disamping klien, Karu, PP,PA
dokumentasi
2.4 TIMBANG TERIMA DENGAN SABR Komunikasi efektif saat timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien.Prinsip komunikasi efektif dalam timbang terima menurut. Komunikasi yang tidak efektif dapat mengancam keselamatan pasien di rumah sakit. Alvarado, et al (2006) mengatakan ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan dampak yang serius pada pasien, hamper 70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi.
Sejalan dengan prinsip
komunikasi efektif di atas, Nursalam (2012)membagi kegiatan timbang terima menjadi beberapa tahapan yaitu tahappersiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap post timbang terima. Menurut
Jefferson
(2012),
dalam
melakukan
timbang
terima
ada
perkembangan alternatif komunikasi efektif yang dapat dilakukan yaitu metode SBAR. Rekomendasi WHO2 pada tahun 2007, mewajibkan untuk anggota Negara WHO dalam memperbaiki pola komunikasi pada saat melakukan operan jaga harus menggunakan suatu standard yang strategis yaitu dengan mengunakan metode komunikasi S-BAR. Proses komunikasi S-BAR terbukti telah menjadi alat komunikasi yang efektif dalam pengaturan perawatan akut untuk tingkatan komunikasi yang urgen, terutama antara dokter dan perawat.
272
2.5 DEFINISI SBAR Komunikasi SBAR merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to face yang terdiri dari 4 komponen yaitu: 1.
S (Situation): merupakan suatugambaran yang terjadi pada saat itu.
2.
B (Background): merupakan sesuatuyang melatar belakangi situasi yang terjadi.
3.
A (Assessment): merupakansuatu pengkajian terhadap suatu masalah.
4. R (Recommendation):merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yangbenar yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut (Jefferson,2012). Penggunaan komunikasi yang tepat dengan read back telah menjadi salah satu sasaran dari program keselamatan pasien yaitu peningkatan komunikasi yang efektif. Selain itu dengan menggunakan komunikasi SBAR dapat menghemat waktu sehingga perawat yang akan dinas dapat melakukan tindakan segera terutama terhadap pasien kritis seperti di ruang intensif (Smith, et al, 2008; Rushton, 2010; JCAHO, 2013). SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
2.6 RUANG LINGKUP SBAR Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri.Diharapkan
dokumentasi
catatan
perkembangan
pasien
terintegrasi dengan baik.sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien. 1. Situation : a. Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan 273
b. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien. c. Diagnosa medis d. Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan 2. Background : a. Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi b. Obat saat ini dan alergi c. Tanda-tanda vital terbaru d. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk perbandingan e. Riwayat medis f. Temuan klinis terbaru 3. Assessment: a. berbagai hasil penilaian klinis perawat b. Apa temuan klinis ? c. Apa analisis dan pertimbangan perawat ? d. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan? 4. Recommendation : a. Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan? b. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah? c. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter ? d. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien? e. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi ? Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan : 1. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini. 2. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan. 3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus dilanjutkan. 4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shift sebelumnya. 5. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian. Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima : 1. Situation (S) : 274
Nama : Ny Sri Ainis umur 26 tahun, tanggal masuk 16 Februari 2019 sudah 3 hari perawatan, diagnosa medis : DBD Masalah keperawatan: a.
Kelebihan Volume cairan
b.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Background (B) : a.
Keadaan umum cukup, kesadaran compos metis, GCS 4,5,6
b.
Albumin: 2,17 g/dl
c.
Pasien terpasang pluq
3. Assessment (A) : a. Kesadaran composmentis, TD 100/80 mmHg, Nadi 85x/menit, suhu 37 0C, RR 20 x/menit, tidak sesak napas, bab lancar, bak lancar b.
Hasil laboratorium terbaru : albumin 2,17 g/dl
4. Recommendation (R) : a.
Observasi tekanan darah
b.
Batasi asupan cairan
c.
Fungsi asites
d.
Observasi albumin
275
BAB 3 PELAKSANAAN DAN LAPORAN KEGIATAN
3.1 PROSEDUR TIMBANG TERIMA TAHAP
Persiapan
KEGIATAN
1. Timbang
WAKTU
terima
dilaksanakan
setiap
pergantian shift/overan 2. Prinsif timbang terima, semua pasien baru masuk dan
pasien
yang
dilakukan timbang terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan
yang belum dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut. 3. PP
menyampaikan
timbang terima pada PP berikutnya, hal yang perlu disampaikan
dalam
timbang terima: • Jumlah pasien • Identitas
klien
dan
diagnose medis • Data (keluhan/subjektif dan objektif) • Masalah
keperawatan
yang masih muncul • Intervensi keperawatan yang sudah dan belum
276
5 menit
TEMPA
PELAKSANAA
T
N
Nurse
PP dan PA
Station
dilaksanakan
(secara
umum) • Intervensi
kolaboratif
dan dependen • Rencana
umum
dan
persiapan yang perlu dilakukan operasi,
(persiapan pemeriksaan
penunjang dan lain-lain. Pelaksanaa 1. Kedua kelompok dinas n
sudah siap (shift jaga) 2. Kelompok
yang
bertugas
akan
menyiapkan
buku catatan 3. Kepala
ruangan
membuka acara timbang terima 4. Perawat yang melakukan timbang
terima
melakukan Tanya
klarifikasi jawab
melakukan terhadap
dapat
dan validasi
hal-hal
telah terimakan menanyakan
yang
ditimbang dan
berhak
mengenai
hal-hal yang kurang jelas 5. Kepala menanyakan
ruangan/PP kebutuhan
dasar pasien 6. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat
277
20 menit
Ners
KARU, PP dan
station
PA
7. Perawat
yang
melaksanakan
Ruang
timbang
perawata
terima mengkaji secara
n
penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan
tindakan
yang
telah/belum dilaksanakan serta
hal-hal
lainnya
penting
selama
masa
perawatan 8. Hal-hal
yang
sifatnya
khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya 9. Lama
timbang
terima
untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit. 1. Diskusi
5 menit
2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung
pada
timbang
terima
format yang
ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang
jaga
diketahui
berikutnya, oleh
kepala
ruangan
278
Ners
KARU, PP dan
Station
PA
3. Ditutup
oleh
kepala
ruangan
3.2 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift 2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP) 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas 4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien 5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien 6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup, sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat klien 7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shjock sebaiknya dibicarakan di ners station.
3.3 RENCANA STRATEGI TIMBANG TERIMA 1. Pelaksanaan Timbang Terima Hari/tanggal
: Rabu, 2O Februari 2O19
Pukul
: 09.00 WIB
Topik
: Penyampaian kondisi dan keadaan klien: -
Penyampaian hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan.
-
Penyampaian permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan sudah terselesaikan.
-
Penyampaian
hal-hal
ditindaklanjuti. Tempat
: Ruang Melati KMR IIIC
2. Metode a. Diskusi b. Tanya Jawab 3. Media a. Status Klien 279
yang
penting
yang
harus
b. Buku timbang terima c. Alat tulis d. Sarana dan prasarana keperawatan 4. Pengorganisasian Kepala Ruangan
: Nelci E.G Benamen S.Kep
Perawat Primer (pagi)
: Siska Putri Utami S.Kep
Perawat Associate (pagi)
: Vannessia Prasetya Cia S.Kep Laurentina Dos Reis Lopes S.Kep
Perawat Associate (sore)
: Refi Andi Alamsyah S.Kep Lufi Yetur S.Kep Sifra Parinussa S.Kep
Perawat Associate (malam)
: Ria Rosanti S.Kep M. Agus Sholi S.Kep
Perawat Associate (libur)
: Saftri S.Kep
Pembimbing/Supervisior
: Sri Anah Puji Lestari., S.Kep.Ns
5. Uraian Kegiatan a. Prolog Pada hari Rabu jan 14.00 seluruh perawat (PP dan PA), shift pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di ners station untuk melakukan timbang terima b. Sesi 1 di ners station Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di ners station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruangan perawatan pasien.
280
c. Sesi 2 si ruang perawatan pasien Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang nemngalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lamanya kunjungan tidak lebih 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapar dilakukan di ners station setelah kunjungan ke pasien. d. Epilog Kembali ke ners station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP mendata laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan e. Evaluasi 1) Struktur (input) Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang yang telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien, dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu. 2) Proses Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di ners station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kemudian lagi ke ners station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan dan intervensi yang belum/sudah dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien. 3) Hasil Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Stiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
281
6. Laporan Kegiatan Nama Pasien : Tn A
Tanggal : 13 februari 2019
Umur
Dx medis : typoid
: 23 tahun
Asuhan Keperawaran
Timbang terima Shif Sore
Data
DS : Pasien mengatakan deman turun naik DO : K/U cukup, kes CM, GCS 456, infusi terpasang asering 20 tpm, TD: 100/90 mmHg, N: 72 x/m, S: 38,9 RR: 20 x/m, bab lancar, bak lancar, akral panas
Masalah keperawatan
Hipertermi
Intervesi yang sudah dilakukan
-
Observasi TTV
-
Ajarkan keluarga berikan kompres hangat
Intervensi
yang
-
Injeksi ceftriaxon 1 g 2x1
-
Inf: paracetamol 3x1
belum
dilakukan Evaluasi
S : pasien mengatakan masih panas O : K/U cukup, GCS 456, Kes CM, akral panas, terpasang asering 20 tpm, TD: 100/70 mmHg, N: 80x/m, S: 38,4, RR: 20 x/m
Hal yang perlu diperhatikan -
Lab DL
(lab, obat, advis medis)
-
Injeksi novaldo 3x1
-
Inf: paracetamol 2x1
282
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2002, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profisional, Selemba Medika, Jakarta. Gilles. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, Edisi Terjemah. Jakarta: Alih Bahasa Dika Sukmana Dkk. PSIK. 2003. BukuPanduan Manajemen Keperawata: Program Pendidikan Ners. Surabaya. Supinganto, Agus, dkk. 2015. Identifikasi Komunikasi Evektif SBAR (Situational,Background, Assessment, Recommendatin) di RSUD Kota Mataram.
283
FORMAT TIMBANG TERIMA Nama Pasien :
Tanggal :
Umur
Dx medis :
:
Asuhan Keperawaran
Timbang terima Shif ...............
Data
DS : ………………. DO : .........................
Masalah keperawatan
Hipertermi
Intervesi yang sudah dilakukan
-
......
-
…..
-
…..
-
…..
Intervensi yang belum dilakukan ……………………… Evaluasi
S : …………… O : ....................
Hal yang perlu diperhatikan (lab, -
…………..
obat, advis medis)
-
…………..
-
…………..
284
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIABETES MILITUS DAN SENAM KAKI DIABETES DI RUANG MELATI RSUD. MARDI WALUYO KOTA BLITAR
OLEH KELOMPOK 2 Laurentina Dos Reis Lopes
1814314901019
Lufi Yetur Romzi
1814314901005
Muhkhammad Agus Sholi
1814314901006
MelindaFandasari
1814314901023
Nelci Elvina G B
1814314901007
Refi Andi Alamsyah
1814314901008
Ria Rosanti
1814314901009
Safitri
1814314901011
Sifra Parinussa
1814314901025
Siska Putri Utami
1814314901012
Vannessia Prasetya Cia
1814314901016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG TAHUN 2019
285
LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIABETES MILITUS DAN SENAM KAKI DIABETES DI RUANG MELATI RSUD. MARDI WALUYO KOTA BLITAR
Disusun Oleh
: Mahasiswa Profesi Ners Stikes Maharani Malang
Prodi
: Profesi Ners
Program Studi
: Profesi Ners
Blitar, 20 Febuari 2019
Mengetahui, Kepala Ruangan Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Eko Sugiyono S, Kep., Ns NIP. 196702031988031010
Pembimbing Lahan
Pembimbing Intitusi
Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep NIDN. 0729018101
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns NIDK. 8812710016
286
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik
: Diabetes Militus dan Senam Dm
Hari/Tanggal
: Kamis, 21 Febuari 2019
Waktu/Jam
: 09.00 - Selesai WIB
Tempat
: Ruang Melati
Peserta
: Keluarga & pasien Ruang Melati Kamar 3C
Alokasi Waktu
: 30 menit
Penyuluh
: Mahasiswa Stikes Maharani Malang
I.Tujuan A. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga klien mampu memahami tentang Penyakit Diabetes Militus dan Cara Senam Diabetes Militus. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga klien mampu mengetahui : a. Pengertian DM b. Penyebab DM c. Klasifikasi DM d. Tanda dan gejala DM e. Pengelolaan DM f. Pemeriksaan penunjang g. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan. II. Manfaat a. Bagi mahasiswa Sebagai penerapan teori yang diperoleh dari kampus atau institusi, menambah pengetahuan dan pengalaman serta merupakan kesempatan untuk mempelajari lebih jauh permasalahan yang ada. b. Bagi masyarakat atau keluarga pasien Sebagai tambahan informasi kepada klien tentang Penyakit Diabetes Militus dan Cara Senam Diabetes Militus.
287
III. Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian DM 2. Penyebab DM 3. Klasifikasi DM 4. Tanda dan gejala DM 5. Pengelolaan DM 6. Pemeriksaan penunjang 7. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan 8. Cara senam DM IV. Setting Tempat
V. Media Leaflet, SAP, dan LCD
VI. Metode Ceramah dan tanya jawab
VII. Pengorganisasian 1. Moderator
: M.agus Sholli
2. Penyaji
: 1) Safitri Suwarno 2) Vannessia Prasetya Cia
3. Fasilitator
: 1) Refi Andi Alamsyah 2) Melinda Fandasari 3) Lufi Yetur Romzi 288
4) Siska Putri Utami 5) Nelci Elvina G B 4. Observer
: 1) Ria Rosanti 2) Sifra Parinussa 3) Laurentina
VIII. Kegiatan Penyuluhan No 1
Tahapan Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
Metode Dan Media
Pembukaan
Memberi salam
a. Menjawab
(5 menit)
Memperkenalkan diri
b. Mendengarkan dan tanya jawab
Kontrak waktu Menjelaskan
Ceramah dan
memperhatikan tujuan c. Menyetujui
pembelajaran
2
Kegiatan Inti
Penyampaian
materi Mendengarkan
(15 menit)
penyuluhan
secara memperhatikan
dan Media
LCD
dan Leaflet
berurutan dan teratur: a. Menjelaskan
tentang
Penyakit DM b. Menjelaskan makanan yang dipantang dan juga diperbolehkan c. Memperagakan Cara Senam DM
3
Tanya Jawab
Memberikan kesempatan Mengajukan
(5 menit)
peserta untuk bertanya
pertanyaan penyaji
289
Tanya jawab pada
4
Penutupan
a. mengevaluasi
(5 menit)
pengetahuan peserta b. kesimpulan
a. menjawab
Ceramah dan
b. mendengarkan
tanya jawab
dari
dan
pembelajaran
memperhatikan
c. salam penutup
c. mendengarkan
IX. Evaluasi 1. Evaluasi struktur a. Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta b. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya c. Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media promosi kesehatan sesuai dengan yan dibutuhkan 2. Evaluasi proses a. Tim promosi kesehatan mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan b. Peserta bisa mendengarkan dan berpatisipasi aktif sampai akhir kegiatan 3. Evaluasi hasil Prosedur: Peserta mampu menjawab pertanyaan secara lisan Butir-butir pertanyaan.
290
Lampiran Materi DIABETES MELITUS
A. PENGERTIAN Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy atau disimpan sebagai cadangan energi.
B. PENYEBAB 1. Keturunan 2. Usia 3. Kegemukan 4. Kurang gerak 5. Kehilangan insulin 6. Alkoholisme 7. Obat-obatan
C. TANDA DAN GEJALA 1. Sering merasa haus 2. Sering kencing terutama malam hari 3. Pandangan menjadi kabur 4. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk 5. Penurunan berat badan 6. Kulit terasa kering 7. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit sembuh 8. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan 9. Mual dan muntah
291
D. PENGELOLAAN DM Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan perawatan DM membutuhkan waktu yang lama. Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan : 1. Minum obat secara teratur sesuai program 2. Diet yang tepat 3. Olahraga yang teratur 4. Kontrol GD teratur 5. Pencegahan komplikasi
E. MAKANAN YANG DIPANTANG DAN DIPERBOLEHKAN Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM : Berdasarkan anjuran dari PERKENI (perkumpulan Endokrinologi Indonesia ) diet harian penderita DM disusun sebagai berikut: a. Karbohidrat : 60-70 % b. Protein
: 10-15%
c. Lemak
: 20-25%
Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita DM diklasifikasikan sebagai berikut : a. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi : 1. Manisan Buah 2. Gula pasir 3. Susu Kental Manis 4. Madu 5. Abon 6. Kecap 7. Sirup 8. Es Krim b. Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI : 1. Nasi 2. Singkong 3. Roti 4. Telur 292
5. Tempe 6. Tahu 7. Kacang Hijau 8. Kacang Tanah 9. Ikan c. Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN : 1. Kol 2. Tomat 3. Kangkung 4. Bayam 5. Kacang Panjang 6. Pepaya 7. Jeruk 8. Pisang 9. Labu Siam
F. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik sehingga gula darah selalu tinggi adalah : 1. Ginjal
: Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung
: Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata
: Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf
: Neuropati, mati rasa
5. Kulit
: Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi 7. Ketoasidosis a. Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah : 1. Diet dengan benar 2. Minum obat teratur 3. Kontrol gula darah teratur 4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb) 5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka cepat MINUM TEH MANIS 293
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin, tangga ( undak-undakan tidak tinggi) 7. Cegah Kegemukan
b. Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada penderita DM : 1. Hindari terlalu sering merendam kaki 2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik 3. Hindari
penggunaan
pisau/silet
untuk
memotong
kuku
atau
menghilangkan kalus 4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit 5. Hindari Rokok
c. Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik 1. Sirkulasi darah kaki kurang baik 2. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka 3. Daya Tahan tubuh terhadap infeksi menurun d. Tindakan yang bisa dilakukan bila kaki terluka: 1. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa steril dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke dokter 2. Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter.
e. Perawatan kaki Diabetik : 1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung / sikat halus 2. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari 3. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna ( pucat,kemerahan), bentuk (pecah-pecah,lepuh,kalus,luka),Suhu (dingin,lebih panas) 4. Bila kaki kering,olesi dengan lotion 5. Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu keras kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C ) selama 5 menit. 6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
294
7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar 8. Lakukan senam kaki 9. Jangan biarkan luka sekcil apapun
f. Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM : 1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar kurang lebih ½ inchi lebih panjang dari kaki 2. Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi 3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut 4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin
295
SENAM KAKI DIABETES MILITUS
A. Pengertian Senam Kaki Diabetes Senam kaki diabetes adalah latihan gerakan-gerakan kaki yang dapat meningkatkan aliran darah ke kaki. Pada area kaki yang kaku, atau area yang ototnya ketat atau kram dapat merasa lebih baik. Latihan kaki merupakan gerakan sederhana pada kedua kaki yang dilaksanakan dengan posisi duduk.
B. Manfaat Senam Kaki Diabetes
Manfaat dari senam kaki diabetes ini yaitu : 1. Memperbaiki sirkulasi darah 2. Memperkuat otot-otot kecil 3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki 4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha 5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi 6. Mengurangi rasa nyeri, kram dan kaku
C. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Senam Kaki Diabetes 1. Senam kaki dapat dilaksanakan bila pasien memiliki gula darah dan tekanan darah yang terkontrol. 2. Senam kaki hanya boleh dilaksanakan oleh pasien diabetes yang tidak memiliki luka di kaki. 3. Pelaksanaan senam dapat dilaksanakan tiga kali sehari, pada pagi, siang, dan sore hari, masing-masing selama 10-20 menit. 4. Latihan dilaksanakan 2 jam setelah makan
D. Cara Melakukan Senam Kaki Diabetes
1. Duduk dengan baik di atas kursi sambil meletakkan kaki ke lantai
296
2. Sambil meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas dan dibengkokkan ke bawah sebanyak 10 kali.
3. Sambil meletakkan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas. Kemudian, jari-jari kaki diletakkan di lantai sambil tumit kaki diangkat ke atas. Langkah ini diulangi sebanyak 10 kali
4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke atas dan putaran 360 º dibuat dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan putaran 360º dibuat dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
297
6. Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Putaran 360º dibuat dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
7. Lutut diluruskan dan dibengkokkan ke bawah sebanyak 10 kali. Ulangi langkah ini untuk kaki yang sebelah lagi
8. Letakkan sehelai kertas koran di lantai. Remas kertas itu menjadi bola dengan kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi kertas yang lebar menggunakan kedua belah kaki. Langkah ini dilakukan sekali saja.
298
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah M. Medikal bedah untuk mahasiswa. Jogjakarta: Diva Press; 2012. Ruben dkk. 2016. Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Enemawira. eJournal Keperawatan (eKp) Volume 4 Nomor 1 Soeparman dkk, 1987, Ilmu Penyakit dalam, Jilid 1, edisi 2. UI Press, Jakarta. Tarwanto, Wartonah, Taufiq I, et al. Keperawatan Gangguan Sistem Endokrin. Ed 1. Jakarta; CV Trans Info Media. Wahyuni A Dan Arisfa N. 2016. Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ipteks Terapan: Research Of Applied Science And Education V9.I2 (155-164)
299
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG TAHUN 2018/2019
DAFTAR HADIR SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Materi Penyuluhan
:
Sasaran
:
Tempat
:
Hari/ Tanggal
:
Pemateri
:
Metode
:
Media
:
NO
NAMA
ALAMAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
300
TTD
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
301
DOKUMENTASI PENYULUHAN
302
LEAFLET PENYULUHAN
303
304
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG TAHUN 2018/2019
DAFTAR HADIR PEMBIMBING SEMINAR DESTIMINASI AWAL
NO
NAMA PEMBIMBING
1
2
3
4
5
6
7
8
305
TTD
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG TAHUN 2018/2019 DAFTAR HADIR MAHASISWA SEMINAR DESTIMINASI AWAL
NO
NAMA MAHASISWA
1
Laurentina Dos Reis Lopes
2
Lufi Yetur Romzi
3
Muhkhammad Agus Sholi
4
Melinda Fandasari
5
Nelci Elvina G B
6
Refi Andi Alamsyah
7
Ria Rosanti
8
Safitri
9
Sifra Parinussa
10
Siska Putri Utami
11
Vannessia Prasetya Cia
306
TTD
DOKUMENTASI DESTIMINASI AWAL
307
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG TAHUN 2018/2019
DAFTAR HADIR PEMBIMBING SEMINAR DESTIMINASI AKHIR
NO
NAMA PEMBIMBING
1
2
3
4
5
6
7
8
308
TTD
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG TAHUN 2018/2019 DAFTAR HADIR MAHASISWA SEMINAR DESTIMINASI AKHIR
NO
NAMA MAHASISWA
1
Laurentina Dos Reis Lopes
2
Lufi Yetur Romzi
3
Muhkhammad Agus Sholi
4
Melinda Fandasari
5
Nelci Elvina G B
6
Refi Andi Alamsyah
7
Ria Rosanti
8
Safitri
9
Sifra Parinussa
10
Siska Putri Utami
11
Vannessia Prasetya Cia
309
TTD
DOKUMENTASI DESTIMINASI AKHIR
310
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI KEGIATAN (POA)
311
TIME TABLE KEGIATAN PRAKTIK MANAGEMEN DI RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO WAKTU NO
KEGIATAN
Minggu 1 4
1.
Pengumpulan data
2. 3.
Pengkajian Desiminasi awal
4. 5. 6.
Revisi Implementasi Role Play
7.
Timbang terima
8.
10.
Discharge Planning Penerimaan pasien baru Penyuluhan
11.
Desiminasi akhir
12.
Revisi
13.
Pengumpulan Laporan
9.
6
7
8
9
Minggu 2 10
11
12
13
14
15
16
Minggu 3 17
18
19
20
21
22
23
: Hari Minggu
Kuning
: Dispensasi Try Out UKNI
25
DISPENSASI TRY OUT UKNI
Keterangan : Merah
Minggu 4 24
Hitam
312
: Pelaksanaan Kegiatan
26
27
28
29
30
1
2
JADWAL DINAS PERAWAT KAMAR 3C RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR
NO 1
3 4 5 6
Laurentina Dos reis L Lufi Yetur Romzi Mukhammad Agus Sholi Melinda Fandasari Nelcy Elvina G Benamen Refi Andi Alamsyah
4Feb
5Feb
6Feb
7Feb
8Feb
9Feb
10Feb
11Feb
12Feb
13Feb
14Feb
15Feb
16Feb
TANGGAL 17- 18- 19Feb Feb Feb
20Feb
21Feb
P
P
P
P
P
P
L
S
S
P
P
M
L
P
P
S
S
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
S
M
L
P
P
S
S
M
L
P
P
P
P
P
L
S
S
S
M
L
P
P
S
S
M
L
P
P
P
P
P
P
P
L
M
M
L
P
P
S
S
M
L
P
P
P
P
P
P
P
L
M
S
L
P
P
S
S
M
L
P
M
L
P
P
P
P
P
P
L
P
S
S
M
L
P
P
S
M
L
P
7
Ria Rosanti
P
P
P
P
P
P
L
P
P
M
L
P
P
S
M
L
P
P
8
Safitri Sifra Parinnussa Siska Putri Utami Vannessia Prasetya Cia
P
P
P
P
P
P
L
M
M
L
P
P
S
M
L
P
P
P
P
P
P
P
P
L
S
P
P
S
S
S
M
L
P
P
S
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
P
S
M
L
P
P
S
S
P
P
P
P
P
P
L
M
S
L
P
S
S
M
L
P
P
P
P
9 10 11
22Feb
23Feb
24Feb
DISPENSASI TRYOUT UKNI
2
NAMA
25Feb
26Feb
27Feb
1Mar
2Mar
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
Keterangan : Kepala Ruang
Perawat Pengganti
Hari Libur
Destiminasi Awal
Ketua Tim
Perawat Pelaksana
Dispensasi
Destiminasi Akhir
313
28Feb